Anda di halaman 1dari 22

Cara Mengatur Layout Peta di ArcGIS

1. Siapkan gambar yang akan dipindahkan ke ArcGIS di AutoCAD. Pada CONTOH ini, gambar
yang digunakan adalah sebagai berikut. Save drawing anda.

2. Jalankan ArcMAP. Pilih Blank Map sebagai template. Saat peta masih kosong, atur system
koordinat peta dengan klik-kanan pada Layers di Table of Content dan pilih Properties.

3. Klik tab Coordinate System, navigasi ke Projected Coordinate Systems > UTM > Indonesia
dan klik pada DGN 1995 UTM Zone 46N.
4. Pindah ke tab General. Pastikan Units yang digunakan adalah Meters.

Klik OK.

5. Masukkan drawing CAD yang telah anda save sebelumnya. Caranya klik tombol Add Data
dna pilih drawing tersebut. Klik Add > OK. Berikut adalah hasilnya.
6. Cek koordinat patok anda, pastikan sesuai dengan koordinat hasil pengukuran di lapangan.
Caranya arahkan kursor ke titik tersebut, lalu lihat koordinat yang terletak di pojok kanan
bawah jendela ArcMap.

7. Perhatikan gambar yang telah diimport tersebut. Kelompokkan fitur-fitur pada gambar
tersebut sesuai dengan legenda yang akan anda buat di peta nanti. Dalam CONTOH ini, fitur
yang akan digolongkan adalah bangunan, jalan, selokan, pohon dan patok. Kelompok fitur ini
akan dibuatkan layer masing-masing di tahap selanjutnya. Sedangkan untuk kontur, dapat
menggunakan gambar yang sudah ada.

8. Buka Catalog, connect ke folder kerja anda. Klik-kanan folder tersebut, pilih New dan klik File
Geodatabase. Beri nama sesuai dengan yang diinginkan (misal Praktikum).
9. Masih di Catalog, klik-kanan pada Praktikum.gdb, klik New dan pilih New Feature Class.

10. Pada jendela New Feature Class, isi nama kelompok fitur tersebut pada Name dan Alias.
Sedangkan pada Type, pilih sesuai dengan bentuk fitur tersebut di peta anda.
Pada CONTOH ini, kelas fitur yang akan dibuat adalah sebagai berikut.
• Pohon  Point
• Jalan  Polygon
• Selokan  Polygon
• Bangunan  Polygon
• Patok  Point
• Polygon terbuka  Line

11. Klik Next, pilih Sistem Koordinat yang sama dengan yang dipilih di awal tadi (DGN 1995 UTM
Zone 46N). Klik Next 3 kali dan klik Finish.
CATATAN: SPASI tidak diperbolehkan pada pengisian Name. Maka jika ada kelas fitur yang
lebih dari dua kata (misal Poligon terbuka), maka gunakan _ (underscore) sebagai pengganti
spasi. Untuk Alias, bisa manggunakan spasi.
Hasilnya adalah sebagai berikut.

Figure 1 Tampilan di CATALOG


Figure 2 Tampilan di Table of Contents

12. Selanjutnya adalah melakukan digitasi terhadap gambar yang ada di peta sesuai dengan
kelas fiturnya masing-masing. Dalam contoh ini, fitur yang didigitasi terlebih dahulu adalah
Jalan. Klik-kanan pada layer Jalan di Table of Contents dan klik Edit Feature > Start Editing >
Continue.

13. Pada Editor toolbar, klik tombol Create Features . Maka akan muncul panel Create
Features di sebelah kanan ArcMap. Klik Jalan dan pada panel Contruction Tools di bagian
bawah, klik Polygon.
14. Pada Editor toolbar, klik Editor > Snapping > Snapping Toolbar.

15. Pada Snapping Toolbar, aktifkan Point Snapping dan Vertex Snapping.
16. Lakukan digitasi pada jalan. Klik pada salah satu ujung jalan, kemudian ikuti garis jalan dan
klik kembali pada vertex/titik/belokan jalan. Lanjutkan langkah tersebut hingga seluruh jalan
terdigitasi. Digitasi dapat diakhiri dengan klik-kanan pada sembarang tempat dan pilih
FINISH Sketch atau tekan F2.

Figure 3 Proses digitasi jalan

Figure 4 Proses digitasi jalan selesai

17. Lakukan hal yang sama pada kelas fitur lainnya. Hanya saja pada layer Pohon dan Patok, pilih
Point sebagai Contruction Toolsnya dan pada layer Poligon Terbuka gunakan Line. Ketika
semua kelas fitur terdigitasi, berikut hasilnya.
18. Pada Editor toolbar, klik Editor > Save Edits.

19. Selanjutnya adalah menghapus semua bagian layer drawing CAD kecuali bagian konturnya.
Caranya non-aktifkan semua layer kecuali drawing CAD anda. Buka layer tersebut (klik pada
tanda + di sebelah nama layer). Klik-kanan dan remove semua layer kecuali layer Polyline.
Berikut hasilnya.

Pastikan konturnya tetap utuh dan tidak ada bagian yang terhapus.

20. Jika masih ada bagian selain kontur yang tersisa, klik-kanan pada layer Polyline dan klik
Convert CAD feature layer.
21. Pada jendela Copy Feature, atur sebagai berikut.

Klik OK. Tunggu hingga proses selesai dan klik OK jika muncul kotak peringatan proses telah
selesai. Proses ini akan mengubah layer yang diimport dari AutoCAD menjadi produk layer
ArcGIS yang bisa diedit di ArcMap.

22. Hapus layer CAD tersebut (klik-kanan > Remove). Kemudian Klik tombol Select Feature
pada Standard toolbar, kemudian sambil menekan dan tahan tombol SHIFT, klik pada semua
bagian kontur di peta. Jangan sampai bagian selain kontur terseleksi.
23. Klik-kanan pada layer Kontur dan klik Open Attribute Table.
24. Pada table atribut, klik tombol Switch Selection . Maka semua bagian selain kontur akan
terseleksi.

25. Pada table atribut, klik Delete sehingga yang tersisa dari layer tersebut hanyalah
konturnya saja.
26. Pada table atribut Kontur, cari kolom Elevation dan perhatikan angka ketinggian mengalami
perubahan Karena penggunakan proyeksi UTM di ArcGIS. Maka perlu diedit angka tersebut
sehingga menjadi angka ketinggian yang benar. Masih menggunakan Select Feature, klik
pada garis kontur di peta dan edit angkanya pada baris yang berwarna biru/baris yang
terseleksi. Isi sesuai ketinggian sebenarnya pada garis kontur tersebut.

Lakukan hingga semua kontur memiliki ketinggian yang benar.


27. Setelah semua kontur diedit, klik Clear Selection jika masih ada garis yang terseleksi.
Kemudian tutup tabel atributnya.

28. Pada Editor toolbar, klik Save Edits dan sekali lagi klik Stop Editing. Aktifkan semua layer.

29. Pada kelas fitur yang memiliki nama, seperti jalan, gedung, toko, patok, dst, (contoh nama
jalan: Jl. Kakak Tua, contoh nama gedung: RKU 5, dst, contoh nama patok: P0, P1, dst), maka
perlu ditambahkan kolom/field baru pada tabel atributnya sehingga nama tersebut bisa
ditampilkan di peta. Caranya buka tabel atribut dari kelas fitur tersebut, misalnya layer Jalan.
30. Pada tabel atribut, klik tombol Table Options dan klik Add Field. Ketika muncul kotak
dialog Add Field, atur sebagai berikut.

Klik OK. Maka hasilnya sebagai berikut.

31. Untuk mengisi nama jalan tersebut, pada Editor toolbar, klik Editor > Star Editing > Continue
(jika muncul jendela peringatan).

32. Klik pada baris yang ingin diisi namanya, dan klik pada kotak di kolom/Field Nama untuk
mengisi nama. Perhatikan pada peta bagian jalan mana yang ter-highlight (menjadi biru
garisnya) untuk mengetahui jalan mana yang akan diisi namanya.
33. Isi semua baris yang tersisa. Setelah satu layer selesai diisi semua namanya, klik Editor Save
Edits dan Stop Editing.

34. Lakukan step 30-33 pada layer lain (yang perlu dinamai saja, tidak perlu semua layer).

35. Selanjutnya, ubah warna isi dan/atau garis dan/atau titik dari layer-layer yang ada. Pemilihan
warna tidak ada standar bakunya, hanya saja untuk hal-hal yang sudah jelas seperti
kenampakan alam (pohon, hutan, sungai, laut) maka warnanya sebaiknya mengikuti warna
aslinya (misal pohon = hijau, danau = biru). Pemilihan warna juga hendaknya mematuhi
unsur estetika/keindahan sehingga peta menjadi bagus dan nyaman untuk dipandang.
Berikut CONTOH warna yang dipilih di tutorial ini.

36. Kemudian adalah memberi label pada kontur dan kelas fitur yang memiliki nama (dalam
contoh ini hanya Jalan dan Patok). Caranya klik-kanan pada layer (misal kontur), klik
Properties.
37. Klik tab Labels dana tur sebagai berikut.

38. Gunakan Halo pada label. (Klik Symbol > Edit Symbol > tab Mask > Halo).

39. Klik Placement Properties dana tur sebagai berikut.


40. Klik OK > OK.
41. Agar label kontur tidak berbenturan dengan layer lain, maka label tersebut perlu
dipindahkan ke lokasi lain. Caranya klik-kanan pada layer Kontur dan klik Convert Label to
Annotation.

42. Pada jendela Convert Labels to Annotation, atur sebagai berikut.

43. Klik Convert.


44. Dengan tombol Select Elements , pindahkan label yang berada di atas layer lain sehingga
tidak bertabrakan lagi. Berikut hasilnya.
45. Aktifkan label untuk kelas fitur/layer yang lain (dalam contoh ini Patok dan Jalan).

46. Sekarang peta siap untuk dibuat layoutnya. Pada Menu bar, klik View > Layout View. Atau
klik tombol Layout View di pojok kiri bawah map.
47. Atur ukuran kertas. Caranya klik File > Page and Print Setup. Atur sebagai berikut.

Klik OK. Berikut hasilnya.


48. Aktifkan Guide (View > Guides). Guide merupakan garis bantu untuk mengatur layout peta.

49. Klik Customize > ArcMap Options. Pada tab Layout View, panel Snap Elements to, centang
Guides. Ini berfungsi agar fitur yang ada di layout dapat dengan mudah diposisikan
mengikuti guides yang dibuat.

50. Klik pada ruler horizontal di angka 3 dan 30.5. Sedangkan untuk ruler vertical, klik di angka
1.5 dan 28. Kemudian atur ukuran muka peta sehingga pas di kotak yang telah dibuat.
Berikut hasilnya setelah menambahkan beberapa guides lainnya.
51. Kemudian tambahkan komponen-komponen lain di layout seperti Judul, orientasi arah
utara, skala (angka dan batang), system koordinat, lokasi, legenda dan grid. Semuanya selain
grid dapat diperoleh melalui Insert di Menu Bar.

52. Sedangkan untuk grid, klik-kanan pada Layers di Table of Contents dan pilih Properties. Klik
tab Grids dan klik New Grid.

53. Pilih Measured Grid.


Klik Next.

54. Pada kotak dialog selanjutnya, atur sebagai berikut.

Klik Next > Next > Finish.

55. Berikut hasil akhirnya


56. Klik File > Export Map untuk mengkonversi peta ke dalam bentuk JPEG atau PDF.

CATATAN:
CONTOH di atas bukan aturan baku mengatur layout peta, tapi hanya menunjukkan elemen-elemen
peta yang harus tersedia. Masalah ukuran tiap kotak dan penempatan elemen-elemen peta tersebut
bisa dimana saja pada pada urutan yang tidak baku. Garis bantu selain yang saya paparkan di step
diatas (step50) bisa di atur sesuai dengan kehendak kalian asalkan bisa menampung seluruh elemen
peta. Pada bagian layout, salah satu yang terpenting adalah estetika/seni sehingga peta mudah dan
nyaman dibaca. Mohon dibuat dengan serius dan rapi (Contoh di atas masih belum rapi).

SARAN: Coba cari contoh-contoh peta di GOOGLE dan lihat bagaimana pewarnaan, ukuran tulisan dan
gambar, dan penempatan elemen-elemen peta (LAYOUT).

Anda mungkin juga menyukai