Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Pil KB Kombinasi dan estrogen dalam

penanganan kasus PUA (Perdarahan Uterus Abnormal)

Muhammad Fidel Ganis Siregar

DIVISI FERTILITAS & ENDOKRINOLOGI REPRODUKSI

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Abstrak

Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik dalam hal
jumlah maupun lamanya. Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan
haid banyak atau heavy menstrual bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus
abnormal yang disebabkan faktor koagulopati, gangguan hemostasis lokal
endometrium, dan gangguan ovulasi merupakan kelainan yang sebelumnya
termasuk dalam perdarahan uterus disfungsional.
Pengobatan PUA akut dapat dilakukan penanganan operatif ataupun
penanganan medikamentosa. Pada sebagian besar pasien dapat diterapi dengan
obat-obatan terutama jika tak disertai dengan kelainan struktural. Pengobatan
medikamentosa mencakup pemberian single estrogen, single progesteron, atau
dapat diberikan pil KB kombinasi. Pil KB kombinasi menekan perkembangan
endometrium, membangun kembali pola perdarahan yang dapat diprediksi,
menurunkan aliran menstruasi, dan menurunkan risiko anemia defisiensi besi. Jenis
pil KB dan faktor pasien yang mendasari mungkin faktor penentu penting dari
kemungkinan risiko komplikasi yang berhubungan dengan pil KB. Penelitian telah
menunjukkan peningkatan risiko kejadian tromboemboli vena nonfatal (bekuan
darah) yang berhubungan dengan kontrasepsi yang mengandung drospirenone
dibandingkan dengan mereka yang mengandung levonorgestrel. Sementara pada
penggunaan single estrogen, dipakai estrogen dosis tinggi, sehingga menyebabkan
endometrium dapat tubuh kembali secara normal. Pada perdarahan akut biasanya
perdarahan akan berhenti dalam 12-24 jam setelah pengobatan.
Pada penelitian oleh Munro, MG (2006) didapatkan pemakaian pil KB
kombinasi yang mengandung 1 mg norenthidrone dan 35 mcg ethinyl E2 dianggap
efektif dalam penanganan kasus PUA terutama penanganan dalam hal stabilisasi
hemodinamik. Namun kepatuhan dalam pemakaian pil KB kombinasi tampaknya
kurang dibanding terapi yang lain, akan tetapi dalam hal efek samping pil KB
kombinasi memberikan efek samping yang rendah, sama halnya dengan pemberian
single progesteron. Pada penelitian ini 88% kasus perdarahan berhenti setelah
pemberian pil KB kombinasi dan 76% kasus perdarahan berhenti setelah pemberian
progesteron, rata-rata perdarahan akan berhenti setelah 3 hari pemberian terapi.
Penelitian yang lebih terbaru dilakukan oleh Altay MM dan Haberal A (2008)
di Turki, pada penelitian ini 31 pasien diberikan pil KB kombinasi yang berisikan 0,03
mg ethinyl estradiol dan 0,15 mg desogestrel, dosis inisial diberikan 3 kali sehari
selama 3 hari dan dilanjutkan 2 kali sehari 3 hari berikutnya, pengobatan ini
kemudian dilanjutkan 1 kali sehari selama 12 hari hingga sampai ke hari 21. Setelah
itu, maka 7 hari bebas dari pemakaian obat hormonal, pengobatan dilanjutkan
kembali untuk siklus selanjutnya, namun dengan dosis 1 kali sehari hingga hari ke
21 dan 7 hari berikutnya kembali bebas dari pemakaian obat hormonal. Pengobatan
dilakukan paling tidak selama 3 siklus. Dalampenelitian ini semua pasien didapatkan
hasil perdarahan berhenti beberapa hari setelah pengobatan dilakukan.
Pada penanganan kasus PUA dengan pemberian estrogen sampai saat ini,
masih sedikit dilakukan penelitian. Salah satu penelitian yang telah dipublikasi oleh
De Vore (1982) didapatkan estrogen merupakan pengobatan efektif dalam
penanganan kasus PUA. Dalam penelitian ini dilakukan dengan placebo control trial
pada 34 pasien, yang kemudian diberikan injeksi intravena estrogen ekuina
konjugasi, terdapat sebanyak 72% kasus perdarahan berhenti 5 jam setelah
pemberian obat dan 38% kasus perdarahan berhenti setelah penggunaan plasebo.
Pada konsensus hiferi sendiri tahun 2011 telah ditetapkan untuk lini awal
pengobatan PUA dapat diberikan estrogen ekuina konjugasi 2,5 mg setiap 6
ditambah dengan prometasin dan obat-obat hematinik hingga perdarahan akut
berhenti, setelah itu dilanjutkan dengan diberikan pil KB kombinasi 4x1 tab (4 hari),
3x1 tab (3 hari), 2x1 tab (2 hari) dan 1x1 tab, 3 minggu dan 1 minggu bebas PKK. Pil
KB kombinasi diberikan siklik selama 3 bulan.

Kata kunci : Perdarahan Uterus Abnormal, Estrogen, Pil KB Kombinasi

Anda mungkin juga menyukai