Anda di halaman 1dari 260

TIM PENYUSUN / EDITORIAL TEAM

Pengarah / Director
H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.KES
Kepala Dinas / Head of Health Office

Ketua / Chairman
H. LUDI HARMAN, S. Sos, MM
Kepala Sekretariat Head of Secretariat

Sekretaris / Secretary
HIDAJATULLAH, ST

Wakil Sekretaris / Vice of Secretary


YERLINA, S. Farm, Apt

Anggota / Members
ABDUL RAUF RAHIM, SKM
FANNI OKAN PERDANA, SE
NOVARITA, SKM
DESI YERI. M, AMK
HAIRUMANNUR, A.Md
FAUZAN HARIKINO

Kontributor / Contributors
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau
Bappeda Provinsi Kepulauan Riau
Kepala Bidang/Seksi/Staf Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Lintas Sektor terkait

Tim Penyusun/Editorial Team | i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan

Kepulauan Riau tahun 2013 dapat diterbitkan, walaupun dalam


penyusunannya ditemukan berbagai kendala yang menyebabkan
penerbitan ini mengalami keterlambatan dari yang diharapkan.

Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat


digunakan untuk memperoleh data dan informasi kesehatan. Data dan
informasi yang ditampilkan menggambarkan tingkat pencapaian Provinsi

Kepulauan Riau dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang


sesuai dengan standar pelayanan minimum bidang kesehatan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam menyusun Profil Kesehatan ini yang tidak dapat


disebutkan satu per satu. Kiranya buku Profil Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2010 dapat menjadi satu sarana informasi untuk

mencapai masyarakat Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan


Berkeadilan.

Tanjungpinang, Juni 2014


KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU

H. TJETJEP YUDIANA, SKM, M.Kes


NIP. 19600603 198303 1 013

Kata Pengantar | ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………........................................................................... ii
DAFTAR ISI…………………………......................................................................... iii
DAFTAR TABEL………………………...................................................................... v

DAFTAR GAMBAR………………………….............................................................. vi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN ……………………………………................................ xix

BAB I : PENDAHULUAN …………………….......................................... 1

1.1 Latar Belakang ………………........…................................ 1


1.2 Tujuan…………....……………........................................... 4
1.3 Sistematika Penulisan ………………………..................... 5

BAB II : GAMBARAN UMUM ………………………………....................... 8


2.1 Geografis ……………………..………………...................... 8

2.2 Keadaan Penduduk….………....……………...................... 11

2.3 Keadaan Ekonomi………………………………................... 14


2.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan………………................. 17

2.5 Keadaan Prilaku Masyarakat………………….................... 23

2.6 Indeks Pembangunan Manusia……………………………… 26

BAB III : DERAJAT KESEHATAN…………..…........................................ 28

3.1 Angka Kematian (Mortalitas)……..................................... 28


3.2 Status Gizi.............................…………............................. 33
3.3 Angka Kesakitan (Morbiditas) ……………........................ 35

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN….............................................. 49

Daftar Isi/List of Content | iii


Halaman
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar.............................................. 51

4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan………………………………. 68


4.3 Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit…………..…..... 70
4.4 Perbaikan Gizi Masyarakat………… ……….……………….. 77

BAB V : SUMBER DAYA KESEHATAN ................................... 81

5.1 Sarana Kesehatan ………………….............……............... 81


5.2 Tenaga Kesehatan…………………………………………... 90

5.3 Pembiayaan Kesehatan ……………………..................... 95

BAB VI : KESIMPULAN………………………………………………………. 98

Daftar Isi/List of Content | iv


DAFTAR TABEL

Halaman

Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun


Tabel 2.1 : 12
2013

Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektor


Table 2.2 : 15
ekonomi/lapangan usaha

Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis 16


Tabel 2.3 :
kegiatan utama, 2012-2014

Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan


Tabel 2.4 : 27
Riau Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012

Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/Kota


Tabel 4.1 : 70
Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi


Tabel 4.2 : 75
Kepulauan Riau tahun 2013

Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota


Tabel 5.1 : 83
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Tabel 5.2 : Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu 87

Daftar Tabel /List of Tables | v


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau 10

Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota


Gambar 2.2 : 14
Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis


18
Gambar 2.3 : Saran Air Bersih yang digunakan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Persentase Jamban Sehat


Gambar 2.4 : 21
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013

Cakupan Persentase Rumah Sehat


Gambar 2.5 : 22
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013

Cakupan Persentase Rumah Sehat


Gambar 2.6 : 23
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Cakupan Persentase Rumah Tangga


Gambar 2.7 : ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 26
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013

Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan


Gambar 3.1 : Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian 30
yang dilaporkan

Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi


Gambar 3.2 : Kepulauan Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan 31
kematian yang dilaporkan

Daftar Gambar / List of Picture | vi


Halaman

Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan


Gambar 3.3 : Riau Tahun 2009-2013 berdasarkan kematian 32
yang dilaporkan

Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun


Gambar 3.4 : 35
2013

Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun


Gambar 3.5 : 36
2009-2013

Angka Kesakitan Malaria (per 1.000)


Gambar 3.6 : 38
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013

Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis


Gambar 3.7 : 40
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Kasus Pneumonia pada Balita


Gambar 3.8 : 42
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Jumlah Penderita Penyakit Kusta


Gambar 3.9 : 44
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau


Gambar 4.1 : 53
Tahun 2009–2013

Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota


Gambar 4.2 : 54
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Gambar 4.3 : 55
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Daftar Gambar / List of Picture | vii


Halaman

Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut


Gambar 4.4 : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 56
2013

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2)


Gambar 4.5 : 57
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut


Gambar 4.6 : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 58
2013

Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)


Gambar 4.7 : 59
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut


Gambar 4.8 : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 59
2013

Cakupan Kunjungan Bayi


Gambar 4.9 : 61
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013

Cakupan Kunjungan Balita Menurut


Gambar 4.10 : Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 62
2013

Cakupan Persentase Siswa SD/MI yang mendapat


Gambar 4.11 : pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi 63
Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2013

Cakupan Persentase KB Aktif menurut Jenis


Gambar 4.12 : 65
Kontrasepsi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Gambar / List of Picture | viii


Halaman

Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kepulauan


Gambar 4.13 : 67
Riau Tahun 2009 – 2013

Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan


Gambar 4.14 : Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau 71
Tahun 2013

Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia


Gambar 4.15 : Balita Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi 73
Kepulauan Riau Tahun 2013

Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun


Gambar 5.1 : 88
2013

Penyebaran Dokter Keluarga Di Provinsi


Gambar 5.2 : 93
Kepulauan Riau Tahun 2011 sampai dengan 2013

Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif Yang


Gambar 5.3 : Di Kunjungi Dokter Keluarga Di Provinsi Kepri 95
tahun 2013

Daftar Gambar / List of Picture | ix


DAFTAR TABEL LAMPIRAN

Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk,


Tabel 1 : Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio


Tabel 2 : Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


Tabel 3 :
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun keatas Yang Melek


Tabel 4 : Huruf Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun


Tabel 5 : Keatas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota


Tabel 6 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kematian Bayi dan Balita Menurut Jenis Kelamin, dan


Tabel 7 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | x


Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur dan
Tabel 8 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus AFP (Non Polio) dan AFP Rate (Non Polio)
Tabel 9 : Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan Kematian Akibat TB Paru


Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan
Tabel 10 :
Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus dan Angka penemuan Kasus TB Pari BTA+


Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan
Tabel 11 :
Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut Jenis


Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 12 :
2013

Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 13 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus Baru HIV, AIDS, dan Infeksi Seksual Lainnya


Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan
Tabel 14 : Riau Tahun 2013

Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis


Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 15 :
2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xi


Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 16 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 17 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis
Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 18 :
2013

Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut


Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 19 :
Tahun 2013

Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis


Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 20 :
2013

Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi
Tabel 21 :
Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi


(PD3I) Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi
Tabel 22 :
Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota


Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
Tabel 23 :

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xii


Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin
Tabel 24
: dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 25 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 26 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Status Gizi Balita Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota


Tabel 27 : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga


Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut
Tabel 28 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut


Tabel 29 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe2


Tabel 30 : Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah dan Persentase Ibu Hamil dan Neonatus Risiko


Tinggi/Kompilkasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 31 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Ibu


Tabel 32 : Nifas Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiii


Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi dan
Tabel 33 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi dan


Tabel 34 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota

Tabel 35 : Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 36 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 37 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Tabel 38 : Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Imunisasi DPT, HB dan Campak Menurut Jenis Kelamin


Tabel 39 : dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis


Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 40 :
2013

Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin dan
Tabel 41 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xiv


Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan
Keluarga Miskin Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
Tabel 42 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 43 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan

Tabel 44 : Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut


Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 45 :
Tahun 2013

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut


Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 46 :
Tahun 2013

Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Menurut


Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau
Tabel 47 :
Tahun 2013

Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis


Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 48 :
2013

Persentase Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Pelayanan


Gawat Darurat (Gadar) Provinsi Kepulauan Riau Tahun
Tabel 49 :
2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xv


Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB
Tabel 50 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Desa/Kelurahan Terkena KLB Yang Ditangani <24 Jam Menurut


Tabel 51 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin dan


Tabel 52 :
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan


Tabel 53 : Setingkat Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau


Tabel 54 :
Tahun 2013

Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Menurut


Tabel 55 : Jenis Jaminan, Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Pelayanan Rawat Jalan Masyarakat Miskin (Dan Hampir


Tabel 56 : Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin, dan
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Cakupan Pelayanan Rawat Inap Masyarakat Miskin (Dan Hampir


Tabel 57 : Miskin) Menurut Strata Sarana Kesehatan, Jenis Kelamin dan
kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvi


Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan
Tabel 58 : Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2013

Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau


Tabel 59 :
Tahun 2013

Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi Kepulauan


Tabel 60 :
Riau Tahun 2013

Persentase Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat


Tabel 61 :
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi


Tabel 62 :
Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes


Tabel 63 :
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih Yang


Tabel 64 :
Digunakan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Keluarga Menurut Sumber Air Minum Yang Digunakan


Tabel 65 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar


Tabel 66 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Persentase Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)


Tabel 67 :
Sehat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xvii


Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya Provinsi
Tabel 68 :
Kepulauan Riau 2013

Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat Provinsi Kepulauan Riau


Tabel 69 :
Tahun 2013

Jumlah Sarana pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan


Tabel 70 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Sarana Pelayanan Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes dan


Tabel 71 :
Memiliki 4 Spesialis Dasar Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Posyandu Menurut Strata Provinsi Kepulauan Riau Tahun


Tabel 72 :
2013

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Provinsi


Tabel 73 :
Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Tenaga Medis Di Sarana Kesehatan Provinsi Kepulauan


Tabel 74 :
Riau Tahun 2013

Jumlah Tenaga Keperawatan Di Sarana Kesehatan Provinsi


Tabel 75 :
Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Tenaga Kefarmasian dan Gizi Di Sarana Kesehatan


Tabel 76 :
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Sanitasi Di sarana


Tabel 77 :
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xviii


Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Sarana
Tabel 78 :
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau


Tabel 79 :
Tahun 2013

Daftar Tabel Lampiran/List of Appendix Tables | xix


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur


kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.


Pembangunan yang dilaksanakan harus dapat menjamin bahwa
mamfaatnya dapat diterima oleh semua pihak, berdampak adil bagi

perempuan dan laki-laki (responsif gender).

Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan


yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, swasta,

maupun pemerintah.

Tujuan pembangunan Indonesia Sehat adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan secara optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dengan perilaku sehat dan dalam lingkungan


yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

1
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah
Indonesia.

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya


pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang
kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian,
pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya


mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara

berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan dan gizi


masyarakat, antara lain, dilihat dari beberapa indikator, seperti angka
kematian bayi, angka kematian ibu, dan umur harapan hidup waktu lahir

(UHH) yang terus mengalami perbaikan. Status gizi pada anak balita
walaupun terus terjadi kecenderungan menurun, sempat terjadi stagnasi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih keras dan intensif.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan


perikemanusiaan, keseimbangan, mamfaat, perlindungan, penghormatan

terhadap hak dan kewajiban, keadilan, gender dan nondiskriminatif dan


norma-norma agama. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai


investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.

2
Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang

terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan


upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting


dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait
langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka
kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6

(memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta
2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi
kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender

dan pemberdayaan perempuan).

Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu

adanya perencanaan kesehatan. Untuk itu perlu didukung oleh


ketersediaan data dan informasi yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan. Data dan informasi yang akurat akan sangat

bermanfaat dalam perencanaan pembangunan yang sesuai dengan


kebutuhan masyarakat.

Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepualauan Riau tahun

2013 adalah kegiatan yang berkala serta merupakan kelanjutan dari profil
kesehatan tahun-tahun sebelumnya. Penyusunan Profil Kesehatan
Provinsi Kepulauan Riau ini menggunakan data yang bersumber dari

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota se-Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013,


3
data program dan juga data pendukung dari lintas sektor.

Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu

sarana yang memuat berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan
tingkat pencapaian Provinsi Kepualauan Riau Sehat dan penyelenggaraan
upaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Standar Pelayanan

Minimum bidang kesehatan secara lengkap. Profil Kesehatan Provinsi


Kepulauan Riau ini juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi
kepada masyarakat untuk menginformasikan derajat kesehatan

masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepada masyarakat.


Ketersediaan data dan informasi yang lengkap akan sangat bermanfaat
untuk terutama dalam penentukan kebijakan dan perencanaan dalam

upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Kepualauan


Riau khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM

Tujuan umum penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan

Riau Tahun 2013 adalah diperolehnya gambaran derajat kesehatan


masyarakat Kepulauan Riau yang merupakan keluaran dari pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau sampai tahun 2013.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS

1. Diperolehnya gambaran umum keadaan geografis, kependudukan,


tingkat pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013.

2. Diketahuinya pencapaian pembangunan kesehatan di Provinsi


Kepulauan Riau tahun 2013.

4
3. Diketahuinya situasi derajat dan upaya kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2013.

4. Diketahuinya situasi sumber daya kesehatan di Provinsi Kepulauan


Riau tahun 2013.
5. Diketahuinya permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 dan


upaya pemecahannya.
6. Terdokumentasikannya data dan informasi derajat kesehatan

masyarakat Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013.

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Tahun 2013 mengacu kepada Buku Pedoman Penyusunan Profil


Kesehatan Kabupaten/Kota yang diterbitkan oleh Pusat Data dan
Informasi Kementarian Kesehatan RI tahun 2013. Adapun susunan

penulisan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 ini terdiri
atas 6 (enam) bab, yaitu :

Bab I – Pendahuluan
Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil
Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 2013, tujuan dan sistematika

penyajiannya.

Bab II – Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Kepulauan

Riau. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi


umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh

5
terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya meliputi kependudukan,
pendidikan, sosial budaya dan keadaan lingkungan.

Bab III – Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai
dengan tahun 2013 yang mencakup angka kematian (mortalitas) dan

angka kesakitan (morbiditas).

Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah

dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013 dalam rangka


tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan dibidang
kesehatan yang telah dilakukan. Program tersebut meliputi pencapaian

pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencapaian


upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta upaya perbaikan
gizi masyarakat.

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang pembangunan sumber daya bidang

kesehatan sampai tahun 2013. Gambaran tentang keadaan sumber daya


mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan
kesehatan.

Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

tahun 2013. Selain ringkasan keberhasilan-keberhasilan yang telah


dipaparkan, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih

6
kurang dalam rangka upaya menuju Provinsi Kepulauan Riau Sehat
Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan.

LAMPIRAN
Lampiran Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
mengacu kepada pada data lampiran yang disusun oleh Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI.

7
BAB II
GAMBARAN UMUM
DAN PERILAKU PENDUDUK

2.1 GEOGRAFIS

Pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi ke-32 di Republik

Indonesia (RI) ditetapkan oleh DPR RI berdasarkan Undang-Undang No.


25 Tahun 2002, tepatnya pada tanggal 24 September 2002. Kepulauan
Riau semulanya merupakan bagian dari Provinsi Riau. Secara

administratif, Provinsi Kepulauan Riau diresmikan pada tanggal 1 Juli


2004 dengan Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.

Provinsi Kepulauan Riau dengan motto Berpancang Amanah,

Bersauh Marwah, bertekad untuk membangun daerahnya menjadi salah


satu pusat pertumbuhan perekonomian nasional dengan tetap

mempertahankan nilai-nilai budaya melayu yang didukung oleh


masyarakat yang sejahtera, cerdas dan berakhlak mulia.

Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, yaitu 1)

Kabupaten Bintan ibukota Bintan Bunyu; 2) Kabupaten Karimun dengan


ibukota Tanjung Balai Karimun; 3) Kabupaten Natuna ibukota Ranai; 4)
Kabupaten Lingga ibukota Daik; 5) Kota Tanjungpinang ibukota

Tanjungpinang; 6) Kota Batam ibukota Batam, dan 7) Kabupaten


Kepulauan Anambas ibukota Tarempa, dimana Kabupaten Kepulauan
Anambas merupakan pemekaran dari Kabupaten Natuna yang terbentuk

pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun


2008.

8
Secara geografis wilayah provinsi Kepulauan Riau terletak pada
07o19’ Lintang Utara dan 0040’ Lintang Selatan serta antara 10303’ Bujur

Timur sampai dengan 110000’ Bujur Timur, yang merupakan daerah


kepulauan terdiri atas pulau besar dan kecil, berjumlah kurang lebih 2.408
pulau, seluruh pulau telah diidentifikasi dan bernama.

Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar wilayah Provinsi


Kepulauan Riau dikelilingi oleh laut dan daratannya terdiri dari banyak
gugusan pulau. Luas wilayah keseluruhan adalah 251.810,71 km2 terdiri

dari lautan 95,79% sebesar 241.251,30 km2 dan sisanya adalah daratan
4,21% sebesar 10.595,41 km2 .

Batas-batas wilayah Provinsi Kepulauan Riau meliputi :

Sebelah utara : Berbatasan dengan Negara Vietnam dan


Kamboja.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung dan
ProvinsiaJambi.
Sebelah barat : Berbatasan dengan negara Singapura, Malaysia
dan ProvinsiaRiau.
Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Malaysia Timur dan
ProvinsiaKalimantanaBarat.

9
Berikut peta wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 2.1
Peta Wilayah Administrasi Provinsi Kepulauan Riau

10
2.2 KEADAAN PENDUDUK

Sasaran upaya pelayanan kesehatan adalah meningkatkan mutu

kesehatan manusia. Manusia sebagai insan individu dan sosial


berkarakter dinamis. Peningkatan pelayananan kesehatan selayaknya
bertumpu pada kondisi kehidupan individu dan masyarakat. Sebagaimana

prinsip pertama pembangunan berkelanjutan: “Manusia (penduduk)


merupakan pusat perhatian pembangunan berkelanjutan, dan dikehendaki
agar memiliki kehidupan yang sehat dan produktif dalam keserasian

dengan alam” (The UN Conference of Environment and Development,


1992).

Kependudukan merupakan aspek penting dalam pembangunan,


sebagai dasar pelaksaan, sekaligus tujuan (sasaran) dan pengguna hasil-
hasil yang dicapai. Sebagai dasar pelaksanaan terkait dengan dasar

kebijakan pembangunan. Dinamika kependudukan berpengaruh pada


hampir seluruh aspek kehidupan manusia.

Peranan penduduk dalam pembangunan akan berhasil apabila

memiliki kemampuan dalam menjawab semua tantangan dalam


pembangunan baik posisinya sebagai pengelola sumber daya alam
maupun sebagai pengguna/konsumen sumber daya alam.

2.2.1 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kepulaun Riau tahun 2013 menurut


Kabupaten/Kota tercatat sebanyak 1.072.717 jiwa laki dan 959.848 jiwa

perempuan (laki-laki 52,7% dan perempuan 47,3%). Berikut rincian jumlah


penduduk menurut Kabupaten/Kota tahun 2013.

11
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total Sex
Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)


[01] Karimun 115,599 110,253 225,861 104.8
[02] Bintan 82,948 77,383 160,331 107.2
[03] Natuna 42,323 39,643 81,966 106.8
[04] Lingga 53,853 49,199 103,052 109.5
[05]Kepulauan Anambas 23,334 21,370 44,704 109.2
[06] Batam 638,404 549,338 1,187,742 103.2
[07] Tanjungpinang 116,256 112,662 228,918 103.6
Jumlah Penduduk 1,072,717 959,848 2,032,574 111.8
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

2.2.2 Rasio Jenis Kelamin

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) merupakan indikator yang


digunakan untuk mengetahui komposisi penduduk menurut jenis kelamin.
Angka ini dinyatakan dengan perbandingan antara jumlah penduduk laki-

laki dengan jumlah penduduk perempuan di suatu daerah pada waktu


tertentu. Rasio jenis kelamin dapat pula dihitung untuk masing-masing
kelompok umur.

Besar kecilnya rasio jenis kelamin dipengaruhi antara lain seks rasio

waktu lahir; pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan; pola
migrasi antara penduduk laki-laki dan perempuan.

Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Provinsi Kepulauan Riau


pada tahun 2013 sebesar 111,8. Rasio ini menunjukkan bahwa penduduk
laki-laki lebih banyak 11 jiwa bila dibandingkan dengan penduduk

perempuan.

12
2.2.3 Rasio Beban Tanggungan

Rasio beban tanggungan adalah angka yang menyatakan

perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak produktif (umur <15


tahun dan umur >65 tahun keatas) dengan banyaknya penduduk yang
termasuk usia produktif (umur 15-65 tahun). Rasio beban tanggungan

tahun 2013 adalah 37,97. Rincian rasio beban tanggungan menurut


Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 2.

Dari data rasio beban tanggungan di atas menunjukkan bahwa

penduduk yang termasuk usia produktif lebih dari banyak dibandingkan


dengan penduduk yang tidak produktif.

2.2.4 Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran


penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut

tersebar merata atau tidak. Secara geografis, penduduk Provinsi


Kepulauan Riau tersebar di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau
kepulauan. Pola persebaran penduduk mengikuti wilayah-wilayah yang

berdekatan dengan sumber lapangan pekerjaan seperti daerah industri,


perkantoran dan perdagangan. Gambaran persebaran penduduk dapat
dilihat pada gambar berikut.

13
Gambar 2.2
Proporsi Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota
Se Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Karimun;
11,11 Anambas, 2.22

Tpi, 11.26
Batam, 58.43
Bintan; 7,88
Natuna; 4,03

Lingga; 5,07

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

2.3 KEADAAN EKONOMI

Kinerja perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan I tahun 2014


bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), yang
digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tumbuh sebesar 0,32
persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor, dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor konstruksi sebesar 1,52 persen.

PDRB triwulan I tahun 2014 dibandingkan dengan triwulan I tahun

2013 (y-on-y), tumbuh sebesar 5,21 persen. Sektor yang menjadi

pendorong (driving force) pertumbuhan adalah sektor konstruksi dan


sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang masing-masing tumbuh
sebesar 15,21 persen dan 6,74 persen. Secara kumulatif PDRB triwulan I

2014 tumbuh sebesar 5,21 persen (c-to-c).

PDRB tanpa migas secara berantai (q-to-q) triwulan I 2014

dibandingkan triwulan IV 2013 tumbuh sebesar 0,32 persen. Sedangkan

14
triwulan I 2014 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y)
tumbuh sebesar 5,38 persen, dan pertumbuhan kumulatif tanpa migas

tumbuh sebesar 5,38 persen (c-to-c).

Tabel 2.2
Laju Pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi/lapangan usaha
Kumulatif Triw
Triw I 2013* Triw I 2014** Triw I 2014** I 2014**
Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha terhadap terhadap terhadap terhadap
Triw IV 2012 Triw IV 2013* Triw I 2013* Kumulatif Triw
I 2013*
1 2 3 4 5
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan
0.05 0.18 2.04 2.04
Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 0.29 0.26 1.36 1.36

3. Industri Pengolahan 0.20 0.30 4.63 4.63

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1.75 0.23 2.76 2.76

5. Kontruksi 0.07 1.52 15.21 15.21

6. Perdangan, Hotel dan Restoran (0.31) 0.12 6.74 6.74

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0.69 0.32 3.16 3.16

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 0.96 0.13 2.68 2.68

9. Jasa-jasa 0.05 0.68 3.17 3.17

PDRB 0.13 0.32 5.21 5.21


PDRB TANPA MIGAS 0.13 0.32 5.38 5.38
*) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014

Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Kepulauan Riau pada


Februari 2014 menunjukkan adanya penurunan jumlah angkatan kerja,

jumlah penduduk bekerja dan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan


kerja pada Februari 2014 berkurang sebanyak 7.286 orang dibanding

keadaan Februari 2013. Penduduk yang bekerja pada Februari 2014

15
berkurang sebanyak 1.342 orang dibanding keadaan setahun yang lalu
(Februari 2013). Sementara jumlah pengangguran pada Februari 2014

mengalami penurunan sebanyak 5.944 orang jika dibanding keadaan


Februari 2013. Dalam setahun terakhir, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) juga mengalami penurunan, TPAK Februari 2013 sebesar 70,46

sedangkan TPAK pada Febuari 2014 sebesar 67,83 .

Tabel 2.3
Penduduk Usia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan utama, 2012-2014
2012*) 2013*) 2014**)
Jenis Kegiatan Utama Satuan
Februari Agustus Februari Agustus Februari
1 2 3 4 5
1. Angkatan Bekerja orang 857,073 844,393 899,321 854,150 892,035

Bekerja orang 810,900 802,795 846,430 806,073 845,088

Penganggur orang 46,173 41,598 52,891 48,077 46,947

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 69.27 67.18 70.46 65.92 67.83

3. Tingkat Pengangguran Terbuka % 5.39 4.93 5.88 5.63 5.26

4. Pekerja tidak Penuh orang 188,250 108,004 159,718 128,722 144,094

Setengah Penganggur orang 79,702 32,136 30,561 24,007 33,019

Paruh Waktu orang 108,548 75,868 129,157 104,715 111,075


*) Feb 2012-Agust 2013 merupakan hasil backcasting dari penimbang Proyeksi Penduduk yang digunakan pada Feb 2014
**) Estimasi ketenagakerjaan Feb 2014 menggunakan penimbang hasil Proyeksi Penduduk

Sumber : BPS Provinsi Kepulauan Riau, 2014

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak

mengalami perubahan. Sektor Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan


Industrisecara berurutan masih menjadi penyumbang terbesar

penyerapan tenaga kerja di Propinsi Kepulauan Riau. Jika dibandingkan


dengan keadaan Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja

mengalami penurunan pada beberapa sektor, terutama di Sektor

pertambangan dan penggalian sebanyak 13.427 orang (32,41 persen),

16
Sektor transportasi, Pergudangan dan Komunikasi sebanyak 12.259
orang (19,22 persen), serta Sektor Jasa kemasyarakatan, sosial dan

perorangan sebanyak 30.124 (13,99 persen). Sedangkan sektor yang


mengalami kenaikan tertinggi adalah Sektor Konstruksi yang mengalami
kenaikan jumlah penduduk bekerja sebanyak 45.035 orang (71,63

persen).

2.4 KEADAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan

adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut

HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan


lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya

untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan


bahagia.

Dalam suatu wilayah, kondisi lingkungan merupakan determinan

utama dan terpenting bagi derajat kesehatan masyarakat. Pencemaran


lingkungan akibat perkembangan teknologi dan pembangunan juga
mempengaruhi ragam dan kualitas pencemarnya, dari masalah sanitasi

dasar, pembuangan limbah rumah tangga, sampah domestik, dan


penyediaan air bersih, bergeser ke berbagai pencemaran partikel debu,
bahan dan buangan kimia, sampai radiasi dan gelombang elektro

magnetic.
Pemanasan Global atau global warming merupakan penyebab
emisi karbon, gas-gas rumah kaca dan bahan pencemar lainnya, yang

17
pada gilirannya mengakibatkan perubahan dan penurunan kualitas
lingkungan serta mempengaruhi kesehatan dan kesinambungan

kehidupan manusia (Diseases accurrences bounded to ecosystem and


culture).

2.4.1 Sarana Air Bersih yang digunakan dan Akses Air Minum Berkualitas

Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital


bagi makhluk hidup diantaranya sebagai air minum atau keperluan rumah
tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari kuman penyakit dan

tidak mengandung bahan beracun.

Pengertian air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih adalah

air yang tidak tercemar sehingga dapat diminum tanpa mengganggu


kesehatan, sedangkan air murni adalah air yang tidak mengandung
garam-garam mineral. Air sumur merupakan air bersih (karena tidak

tercemar), namun bukan air murni (karena mengandung garam-garam


mineral).

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil

air dari air ledeng, Sumur Pompa Tangan (SPT), sumur galian (SGL),
penampungan air hujan, air kemasan dan lainnya.

18
Gambar 2.3
Cakupan Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
digunakan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

PAH; 2,66 Mata Air; 1.15


SPT; 0,12
SGL; 25,94
Kemasan, 2.39
Lainnya; 3,17

Ledeng; 61,73

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar diatas menunjukkan bahwa jenis sarana air bersih yang

paling banyak digunakan adalah ledeng sebesar 61.73%. sarana iar


bersih ledeng biasa juga disebut PDAM. Air dari PDAM merupakan air

yang termasuk dapat dikonsumsi secara langsung untuk kebutuhan


sehari-hari, misalnya untuk masak, mandi, mencuci, serta keperluan
lainnya. Kecuali untuk keperluan lainnya, air PDAM yang akan diminum

harus direbus dahulu. Namun air PDAM ini kadang belum tersedia di

berbagai tempat.

Sarana air bersih yang tidak banyak digunakan adalah SPT sebesar

0,12%. Sumur Pompa Tangan (SPT) adalah sarana untuk mendapatkan


air tanah dengan cara mengebor dan menaikkan airnya menggunakan
pompa dengan bantuan tenaga tangan manusia. Cara ini sudah tidak

banyak digunkan lagi. Cakupan persentase keluarga menurut jenis sarana

19
air bersih yang digunakan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 64.

2.4.2 Fasilitas Tempat Buang air Besar (Jamban Sehat)

Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk


membuang tinja/kotoran manusia/najis bagi keluarga, yang biasa disebut

juga kakus/WC. Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut (Departemen Kesehatan RI, 1996) :

1) Tidak mencemari sumber air minum, sehingga lubang penampungan


kotoran minimal berjarak 10 meter dari sumber air minum (sumur
pompa, sumur gali, dan lain-lain). Untuk tanah berkapur, tanah liat
yang retak-retak pada musim kemarau, atau bila letak jamban di
sebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka
jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter.
2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus (tinja harus tertutup rapat, misalnya dengan menggunakan leher
angsa atau penutup lubang yang rapat).
3) Air seni, air pembersih, dan penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya (lantai jamban minimal berukuran 1 x 1 meter dan dibuat
cukup landai/miring ke arah lubang jongkok).
4) Mudah dibersihkan, aman digunakan (harus dibuat dari bahan-bahan
yang kuat, tahan lama, dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan
bahan-bahan yang ada di daerah setempat).
5) Dilengkapi atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang.
6) Cukup penerangan, ventilasi cukup baik, dan luas ruangan cukup.
7) Lantai kedap air.
8) Tersedia air dan alat pembersih.

20
Cakupan persentase jambat sehat berfluktuatif selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2009 persentase jamban sehat adalah

75,10%, dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 21,24% dan
kembali naik sampai dengan tahun 2013 sebesar 94,61%. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4
Cakupan Persentase Jamban Sehat
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
100,00 94,53

75,10 94,61
80,00
80,65
60,00
persentase

40,00

20,00
21,24
0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2007-2011

Jamban sehat dengan persentase tertinggi menurut Kabupaten/Kota


tahun 2013 adalah Kota Batam sebesar 99,3% dan yang terendah adalah

Kabupaten Kepulauan Anambas sebesar 30,3%. Hal ini di mungkinkan


karena Kota Batam sudah terbilang maju dengan tingkat pengetahuan
penduduk juga sudah baik sehingga memungkinan Kota Batam dengan

persentase jamban sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota. Cakupan


persentase jamban sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 66.

2.4.3 Rumah Sehat


21
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat
penting bagi kehidupan dan penghidupan setiap warga. Rumah tidak

sekedar sebagai tempat untuk melepaskan lelah setelah bekerja seharian,


namun di dalamnya terkandung arti yang lebih penting yaitu sebagai
tempat untuk membangun kehidupan keluarga. Kehidupan keluarga yang

sehat dan sejahtera akan terwujud bila rumah dalam keadaan sehat dan
layak untuk dihuni.

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat dan layak huni bila

tersedia sarana kesehatan lingkungan, keadaan rumah yang memenuhi


syarat, terjaga dari binatang penular penyakit, kondisi pekarangan sehat,

dan keberadaan kandang ternak yang sehat.

Gambar 2.5
Cakupan Persentase Rumah Sehat
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
100,00

80,00 72,02 76,42


88,00
persentase

60,00 66,44
55,43
40,00

20,00

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Gambar diatas menunjukkan bahwa persentase rumah sehat

selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir berfluktuatif. Persentase rumah


sehat menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.6

22
Cakupan Persentase Rumah Sehat
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2013

Provinsi 76,42

Kep. Anambas 70,94

Tanjungpinang 89,20

Batam 84,70

Lingga 57,87

Natuna 28,34

Bintan 81,38

Karimun 74,13

Persentase rumah sehat tertinggi menurut Kabupaten/Kota tahun


2013 adalah Kota Tanjungpinang sebesar 89,20%, berikutnya adalah Kota
Batam sebesar 84,70% dan yang terendah adalah Kabupaten Natuna

sebesra 28,34%. Gambaran lengkap cakupan persentase rumah sehat


dapat dilihat pada lampiran tabel 62.

2.5 KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT

2.5.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang lebih dikenal dengan

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar


kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau
keluarga mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan

berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Jadi PHBS


merupakan wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu

mempraktikkan PHBS.

23
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak
hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma,

melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku,


maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan
strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam

menciptakan perilaku baru.

Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaannya PHBS di


kelompokkan menjadi 5 (lima) tatanan yaitu :

1. PHBS di Rumah Tangga


PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan

anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan


PHBS serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat.

2. PHBS di Sekolah
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas

dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara


mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

3. PHBS di Institusi Kesehatan


PHBS di Institusi Kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan

mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam


mewujudkan Institusi Kesehatan Sehat dan mencegah penularan
penyakit di institusi kesehatan.

24
4. PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para

pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta


berperan aktif dalam mewujudkan Tempat Kerja sehat.

5. PHBS di Tempat–Tempat Umum

PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk


memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-
tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan

PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum


sehat.

Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh


pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi,

sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan


sarana sosial lainnya.

Gambar 2.7
Cakupan Persentase Rumah Tangga
ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
80,00

60,00
60,19
41,83 53,01
persentase

40,00 47,39
36,51
20,00

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

25
Cakupan persentase rumah tangga ber-PHBS selama 5 (lima) tahun
terakhir cenderung berfluktuatif. Persentase rumah tangga ber-PHBS

tahun 2013 adalah 47,39%, persentase ini mengalami penurunan bila


dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 53,01%. Cakupan persentase
rumah tangga ber-PHBS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada

lampiran tabel 61.

2.6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)

IPM merupakan ukuran untuk melihat dampak kinerja pembangunan

wilayah, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu wilayah dalam


hal harapan hidup, intelektualitas dan standar hidup layak. Dalam

perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi dalam memberikan


tuntunan dalam menentukan prioritas dalam merumuskan kebijakan dan
menentukan program.

Berikut IPM Provinsi Kepulauan Riau menurut Kabupaten Kota


tahun 2010 - 2012 .
Tabel 2.4
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kepulauan Riau
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2012
Kabupaten/Kota/Provinsi 2010 2011 2012

(1) Karimun 73,64 73,99 74,45


(2) Bintan 74,44 75,78 75,68
(3) Natuna 70,56 71,26 71,77
(4) Lingga 71,35 71,68 72,09
(5) Kep. Anambas 68,60 69,50 70,11
(6) Batam 77,80 78,03 78,03
(7) Tanjungpinang 74,59 75,25 75,97

Provinsi Kepulauan Riau 75,07 75,78 76,20

Sumber : BPS Kepulauan Riau, 2013

26
Peningkatan angka IPM ini menunjukkan adanya kemajuan dalam
pembangunan manusia di Kepulauan Riau dari aspek kesehatan,

pendidikan dan pendapatan. Ini bermakna bahwa pembangunan yang


telah dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi bersama Kabupaten/ Kota
telah berdampak positip terhadap pengembangan sumber daya manusia

di Kepulauan Riau. Target kita pada 2015 IPM Kepri dapat mencapai 76,0.

27
BAB III
DERAJAT KESEHATAN

Kesehatan merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan


dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang

diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini


maupun masa yang akan datang.

Menurut UU RI No. 23 tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan

sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan


sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan
kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.

Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan


adalah: lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku.

Program pembangunan kesehatan yang selama ini dilaksanakan

dapat dikatakan cukup berhasil sehingga dapat meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai
bebarapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi pelaksanaan

pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat


dari unsur kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang

mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi masyarakat.

Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan


masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi.
Indikator tersebut ditentukan dengan 4 faktor utama yaitu Perilaku
Masyarakat, Lingkungan, Pelayanan Kesehatan dan Faktor Genetika.

28
3.1 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga

komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur


penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas
di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk,

tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat
kesehatan di daerah tersebut.

Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengan

masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan


lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja
pemerintah pusat maupun lokal dalam peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan


petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan
penduduk di suatu wilayah.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)

Salah satu ukuran kematian yang cukup menjadi perhatian adalah

jumlah kematian bayi. Jumlah kematian bayi ini dipublikasikan dengan


sebuah indikator yang disebut angka kematian bayi (AKB).

Angka Kematian Bayi atau AKB adalah banyaknya bayi yang

meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000


kelahiran hidup pada tahun yang sama. Salah satu indikator yang menjadi
kriteria dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDG’s) adalah

menurunnya Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di
tahun 1990 atau menjadi 20 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2015.

29
Gambar 3.1
Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan

10,00

8,00 7,44 8,67


5,74
6,00 6,77
Persentase

4,00 4,68

2,00

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Gambar 3.1. menunjukkan bahwa AKB Provinsi Kepulauan Riau


tahun 2013 adalah 4,68/1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila
dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun sebelumnya. Berdasarkan kematian

yang dilaporkan tahun 2013 jumlah bayi mati adalah 241 dari 55.815
kelahiran hidup. Angka ini sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.

Tiga penyebab utama dari angka kematian bayi baru lahir


diantaranya adalah: kelahiran prematur, infeksi berat, dan komplikasi
selama kelahiran. Ketiga penyebab utama ini yang bisa teridentifikasi

dalam laporan rekam medik. Penyebab-penyebab tersebut merupakan 80


persen faktor utama dari semua angka kematian bayi.

3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang dilahirkan


pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun,

30
dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian
Balita menurun dari 97 pada tahun 1991 menjadi 44 per 1.000 kelahiran

hidup (KH) pada tahun 2007 (SDKI) .

Gambar dibawah menunjukkan bahwa Angka kematian Balita


(AKABA) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 yaitu 8.96/1.000 kelahiran

hidup mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2012 yaitu


6,20/1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kematian yang dilaporkan tahun
2013 jumlah balita mati adalah 461 dari 55.815 kelahiran hidup. Angka ini

sudah melebihi target MDG’s yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Angka kematian balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 7.
Gambar 3.2
Angka Kematian Balita (AKABA)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan
12,00

10,00
9,59
8,00 8,96
6,19 6,20
persentase

6,00 6,93
4,00

2,00

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI)

Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur

taraf program kesehatan di suatu negara khususnya program kesehatan


ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu negara

31
menunjukkan tingginya taraf kesehatan negara tersebut.

Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

masih lambat, dan yang perlu menjadi perhatian utama pemerintah ialah
kesenjangan pencapaian masing-masing daerah. Berdasarkan data SKDI
tahun 2012 rasio kematian maternal di Indonesia sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup. Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan


target MDGs tahun 2015 tidak mudah tercapai, yaitu penurunan AKI
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan gambar 3.3, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan


angka kematian ibu (berdasarkan kematian yang dilaporkan) selama
kurun waktu 2010-2013. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut

Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran Tabel 8.

Gambar 3.3
Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
berdasarkan kematian yang dilaporkan
200,00

183,46
150,00
110,10
persentase

97,01
100,00
109,20
95,00
50,00

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Perihal faktor penyebab kematian ibu berdasarkan hasil berbagai

32
penelitian yang telah dilaksanakan menyebutkan bahwa sekitar 90%
kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, teksemia gravidarum, infeksi,

partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi
pada masa sekitar persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.

Penyebab lainnya adalah adanya perbedaan manajemen tingkat

pelayanan. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan belum diimbangi


dengan peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat. Khususnya penempatan bidan, organisasi lingkungan kerja

bidan dan dukungan material terhadap pelayanan kebidanan dengan


kematian ibu

3.1.4 Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka harapan hidup merupakan salah satu indikator/penilaian


derajat kesehatan suatu negara dan digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan program-program kesehatan. Indikator UHH juga

merupakan salah satu komponen dalam penilaian keberhasilan


pencapaian MDG’s.

Angka Harapan Hidup disebut juga lama hidup manusia didunia.


Didasarkan pada perkiraan CIA World Factbook pada tahun 2011,
Indonesia berada pada nomor urut 108 berdasarkan daftar PBB dari 191

Negara yang dipublikasikan di Wikipedia, dengan angka harapan hidup


70,76 (laki-laki 68,26 dan perempuan 73,38).

Angka Harapan Hidup yang semakin meningkat merupakan

indikator semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat


Indonesia.Derajat kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu faktor Lingkungan, Pelayanan Kesehatan, Keturunan dan Perilaku
33
masyarakat.

Umur harapan hidup ini juga merupakan alat untuk mengevaluasi

kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada


umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka
harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program

pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk


kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.

3.2 STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator


antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi

wanita subur Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat


Kekurangan Yodium (GAKY).

3.2.1. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan


sumberdaya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu, program perbaikan
gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar
terjadi perbaikan status gizi masyarakat. Status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan.

Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk

tiga indikator antropometri, yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita

dikonversikan kedalam bentuk nilai standar (z-score) dengan

34
menggunakan baku antropometri WHO-NCHS tahun 2006.

Gambar 3.4
Status Gizi Balita Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Gizi Buruk,
Gizi Kurang,
0.61
Gizi Lebih ;
2.67
1,11

Gizi Baik;
91,46

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar 3.4 menggambarkan status gizi balita di Provinsi

Kepulauan Riau Tahun 2013. Dapat dilihat bahwa lebih dari 90% balita
memiliki status gizi baik, sedangkan balita dengan status buruk hanya
0,65%. Status gizi balita menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada

lampiran tabel 27.

3.2.2. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan

37-42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram. Bayi baru lahir
disebut juga neonatus, merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan

penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.

Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang

35
dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam
pertama setelah lahir. BBLR merupakan salah satu faktor utama yang

berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.

Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah


1,50%. Persentase ini meningkat bila di bandingkan tahun sebelumnya

yaitu 1.30% pada tahun 2012. Persentase BBLR menurut Kabupaten/Kota


dapat dilihat pada lampiran tabel 26. Berikut gambaran lengkap
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima)

tahun terakhir.

Gambar 3.5
Persentase BBLR Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
3,00

2,50 2,33
2,49
2,00
persentase

1,50 1,30
1,50 1,50
1,00

0,50

0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

3.3 ANGKA KESAKITAN (Morbiditas)

Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau

kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah


angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang
terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka

kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di

36
masyarakat.

3.3.1 Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang dapat ditularkan


oleh nyamuk bernama Anopheles. Nyamuk ini membawa parasit
plasmodium dan menggigit orang sekaligus menyebarkannya melalui

peredaran darah. Malaria merupakan penyakit berbahaya yang dapat


menyebabkan kematian. Malaria merupakan salah satu penyakit menular
yang upaya pengendalian dan penurunan kasusnya merupakan komitmen

internasional dalam MDG’s.

Nyamuk yang menyebarkan parasit ini yaitu nyamuk betina yang


sebelumnya sudah terinfeksi oleh plasmodium. Selain melalui nyamuk,

penyakit malaria juga dapat menyebar melalui beberapa hal seperti


transfusi darah, transplantasi organ, jarum suntuk yang sudah
terkontaminasi. Ibu hamil juga dapat menularkan penyakit ini kepada

bayinya.
Gambar 3.6
Angka Kesakitan Malaria (per 1.000)
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013
8,00

6,00
5,72
4,00
2,29 3,56
2,00 1,24

1,13
0,00
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

37
Gambar diatas menunjukkan kecenderungan penurunan angka
kesakitan malaria (API) Provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 3

(tiga) tahun berturut-turut yaitu tahun 2011 (5.72), 2012 (1.24), dan 2013
(1.13). Hal ini menunjukkan penurunan kasus malaria di kabupaten/kota.

3.3.2. TB Paru

Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih


menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang
bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium

tuberculosis ini pun tinggi.

Bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya


seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan

bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah
menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas
yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh

orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tersebut.

Penyakit TB Paru dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,

perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,


Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TB Paru dan
sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TB Paru.

Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TB


Paru di dunia. Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan
penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk

dihentikan dan dicegah penyebarannya.

Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah


45,64 per 100.000 penduduk, dengan angka insiden TB Paru pada laki-

38
laki 54,2 dan perempuan 36,6. Angka ini mengalami penurunan bila
dibandingkan tahun 2012 yaitu 64,16 per 100.000 penduduk dengan

perbandingan laki-laki 77,2 dan perempuan 50,4. Gambaran lengkap


angka insiden TB Paru menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada
lampiran tabel 10.

Angka Kematian TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013


adalah 1,8 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 1,4 per 100.000 penduduk.

Gambaran lengkap angka kematian TB Paru menurut Kabupaten/Kota


dapat dilihat pada lampiran tabel 10.

Angka penemuan kasus TB Paru BTA+ tahun 2013 adalah 42,78


dengan perbandingan laki-laki 48,96 dan perempuan 36,09. Angka ini
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya
yaitu 40,78 dengan perbandingan laki-laki 49,11 dan perempuan 31,67.
Gambaran lengkap angka penemuan BTA (+) menurut Kabupaten/Kota
dapat dilihat pada lampiran tabel 11. Berikut gambar perbandingan jumlah
kasus Tuberkulosis provinsi Kepulauan Riau selama kurun waktu 5 (lima)
tahun terakhir.

Gambar 3.7
Perbandingan Jumlah Kasus Tuberkulosis
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
8.000
Jumlah kasus

6.000
4.000
2.000
0
2009 2010 2011 2012 2013
Klinis 5.646 5.624 3.184 6763 6231
Positif 676 920 1.033 1265 1430

39
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009–2013

Angka kesuksesan (Success Rate/SR) TB Paru Provinsi Kepulauan


Riau Tahun 2013 adalah 84,02 dengan perbandingan 81,12 laki-laki dan

89,05 perempuan. Gambaran lengkap angka kesuksesan TB Paru


menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 12.

3.3.3. HIV & AIDS

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang


menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan

turunnya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat


virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan.
Namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain bila

melakukan hubungan seks berisiko dan berbagi alat suntik dengan orang
lain.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah

sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan

tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan


tubuh pada seseorang maka orang tersebut sangat mudah terkena

penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru,

saluran pencernaan, otak dan kanker. Stadium AIDS membutuhkan


pengobatan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di

dalam tubuh sehingga bisa sehat kembali.

Infeksi HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh


dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi

HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Jumlah kasus baru HIV tahun 2013 adalah 889 orang dengan
40
jumlah laki-laki 432 orang dan perempuan 457 orang. Jumlah kasus baru
AIDS adalah 364 orang dengan jumlah 172 orang laki-laki dan 192 orang

perempuan. Sedangkan jumlah kematian yang disebabkan oleh AIDS


adalah 108 orang dengan pembagian 57 laki-laki dan 51 perempuan.
Gambaran lengkap kasus HIV dan AIDS dapat dilihat pada lampiran profil

tabel 14.

3.3.4. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi pada semua

kelompok umur, dan merupakan penyebab utama kematian di antara


orang tua dan orang-orang yang kronis dan sakit parah. Selain itu, adalah
penyebab utama kematian pada anak di bawah lima tahun di seluruh

dunia.

Jumlah perkiraan penderita pneumonia Provinsi Kepulauan Riau


tahun 2013 adalah 24.530 balita. Jumlah penderita yang ditemukan dan

ditangani adalah 2593 balita (10,6%) dengan rincian 1396 laki-laki (11%)
dan 2593 perempuan (10,1%). Penemuan kasus Pneumonia pada balita

dapat dilihat pada tabel 13.

41
Gambar 3.8
Kasus Pneumonia pada Balita
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

4000
jumlah penderita (balita)

3000 2876
2593
2000 2037

1000 1.592

596
0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

3.3.5. Kusta

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Morbus


Hansen, adalah sebuah penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari

tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua negara
lainnya adalah India dan Brazil.

Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa

hipotesis telah dikemukakan seperti adanya kontak dekat dan penularan


dari udara. Dan diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui
penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta di keluarga

tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang
berbeda pada setiap individu.

Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di


daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang
tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya

42
penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun.
Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.

Kusta tipe Pausi Bacillary atau disebut juga kusta kering adalah
bilamana ada bercak keputihan seperti panu dan mati rasa atau kurang
merasa, permukaan bercak kering dan kasar serta tidak berkeringat, tidak

tumbuh rambut/bulu, bercak pada kulit antara 1-5 tempat. Ada kerusakan
saraf tepi pada satu tempat, hasil pemeriksaan bakteriologis negatif (-),
Tipe kusta ini tidak menular.

Sedangkan Kusta tipe Multi Bacillary atau disebut juga kusta basah
adalah bilamana bercak putih kemerahan yang tersebar satu-satu atau
merata diseluruh kulit badan, terjadi penebalan dan pembengkakan pada

bercak, bercak pada kulit lebih dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf tepi
dan hasil pemeriksaan bakteriologi positif (+). Tipe seperti ini sangat
mudah menular.

Penanggulangan penyakit kusta telah banyak dilakukan dimana-


mana dengan maksud mengembalikan penderita kusta menjadi manusia

yang berguna, mandiri, produktif dan percaya diri. Metode


penanggulangan ini terdiri dari metode rehabilitasi yang terdiri dari
rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, rehabilitasi karya dan metode

pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari rehabilitasi, dimana


penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok
tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

43
Gambar 3.9
Jumlah Penderita Penyakit Kusta
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

83

43
17 33
32
6 5
5 9
12

2009
2010
2011
PEND PB PEND MB 2012
2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009-2013

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa penderita kusta berfluktuatif


setiap tahunnya. Tahun 2013 jumlah penderita Kusta PB 12 orang dan
penderita kusta MB 32 orang. Sedangkan tahun 2012 jumlah penderita

Kusta PB 33 orang dan penderita kusta MB 43 orang. Penderita kusta


pada tahun 2013 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun
2012.

Kedepannya diharapkan adanya sosialisasi dari tenaga kesehatan


yang berkompeten kepada masyarakat tentang gejala penyakit kusta dan
akibatnya bagi penderita. Dengan demikian di dapatkan deteksi dini

terhadap kasus kusta dan penderita mendapatkan pengobatan tanpa


mengalami cacat fisik.

3.3.6. Frambusia

Frambusia atau patek merupakan jenis penyakit kulit yang mudah


menular, penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintil-bintil kecil pada kulit

yang letaknya berdekatan. Setelah matang, bintil-bintil tersebut merekah

44
dan mengeluarkan nanah. Jika mengering, menimbulkan kerak dan
membekas dan disertai dengan sakit kepala dan nyeri pada sendi.

Penyakit ini terutama menyerang kulit dan tulang serta banyak


didapati pada masyarakat miskin, pedesaan dan marjinal di beberapa
bagian Afrika, Asia dan Amerika Selatan, dimana kepadatan penduduk,

kekurangan persediaan air, dan keadaan sanitasi serta kebersihan yang


buruk terdapat di mana – mana.

3.3.7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

3.3.7.1. Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada


neonatus yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang

mengeluarkan toksin (racun) yang menyerang sistem saraf pusat.

3.3.7.2. Campak

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,

ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput

ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang

anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup


kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena
penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya

tidak akan terkena penyakit ini lagi. Tidak ada pengobatan khusus untuk
campak. Namun untuk pencegahan biasanya diberikan vaksin campak
rutin kepada anak-anak.

3.3.7.3. Difteri

Difteri adalah penyakit saluran pernafasan atas ditandai dengan


45
sakit tenggorokan, demam rendah, dan membran patuh (sebuah
pseudomembran) pada amandel, faring, dan / atau rongga hidung. Suatu

bentuk ringan dari difteri dapat dibatasi pada kulit. Difteri adalah penyakit
menular menyebar melalui kontak fisik langsung atau sekresi pernapasan
aerosol dari individu yang terinfeksi.

3.3.7.4. Polio dan AFP (Acute Flacid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)

Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan


masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau keadaan dimana

persendian tidak dapan digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio.

Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba


tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio.

Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si


penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa
fesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah bibit penyebab polio

di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen

bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati.

3.3.8. Penyakit Potensial KLB/Wabah

3.3.8.1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah termasuk salah satu jenis penyakit yang cukup

berbahaya bagi kehidupan masyarakat. Penyakit demam berdarah


disebabkan oleh salah satu jenis virus yang disebarkan oleh gigitan
nyamuk Aedes Aegypti. Virus penyebab demam berdarah adalah virus

dengue, yang dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit pada

tubuh manusia. Apabila seseorang yang terinfeksi virus dengue tidak

46
segera diobati akan mengakibatkan pecahnya pembuluh kapiler darah
sehingga akan menyebabkan kematian.

Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik


nyamuk demam berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara melakukan PSN
(Pembersihan Sarang Nyamuk). Upaya ini merupakan cara yang terbaik,

ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara
sebagai berikut :
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC,

drum dan lain-lain) sekurang-kurangnya seminggu sekali. Gantilah air


di vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain
sekurang-kurangnya seminggu sekali.

2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air.


3. Kubur dan buanglah pada tempatnya barang-barang bekas yang
dapat menampung air, agar tidak menjadi tempat berkembang biak

nyamuk.
4. Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau

manusia).
5. Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita
yang dirawat atau meninggal.

6. Untuk tempat air yang sulit atau tidak mungkin dikuras, taburkan
bubuk ABATE ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh
jentik-jentik nyamuk. Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali.

3.3.8.2. Diare

Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak
normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer

47
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak


dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga

usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang
mengakibatkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.

3.3.8.3. Filariasis

Filariasis atau yang sering kita sebut dengan Penyakit Kaki Gajah
adalah penyakit infeksi yang bersifat menahun yang disebabkan oleh

cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan, kantung buah zakar,
payudara dan kelamin wanita.

48
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Visi pembangunan kesehatan yang ingin dicapai oleh Dinas


Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau adalah terwujudnya Kepulauan Riau
Sehat yang mengandung makna suatu kondisi yang merupakan

gambaran masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dimasa depan, ditandai


dengan penduduknya yang dapat menjangkau dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan, berperilaku

hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang sehat serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Perumusan visi ini didasarkan pada (1) Dasar-dasar

pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana


Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 dan Rencana
Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009 yaitu : (a) Perikemanusiaan;

(b) Pemberdayaan dan Kemandirian; (c) Adil dan Merata; (d)


Pengutamaan dan Manfaat; (2) Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2010.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi


Kepulauan Riau sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis

(Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan


melaksanakan beberapa misi. Misi yang pertama adalah Meningkatkan
Kinerja dan Mutu Pelayanan Kesehatan. Peningkatan kinerja dan mutu

pelayanan kesehatan dilakukan melalui pengembangan kebijakan


manajerial dan teknis serta pedoman dan prosedur kerja yang dapat

49
dijadikan landasan bertindak. Disamping itu dilakukan pula fasilitasi
pengembangan sarana prasarana dan sumber daya kesehatan baik

tenaga, biaya maupun obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku
pembangunan kesehatan.

Dengan peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan

diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat


dicapai (accesible) dan dapat dijangkau (affordable) oleh segenap
kalangan masyarakat serta terjamin mutunya (quality).

Misi yang kedua adalah dengan melakukan pemberdayaan


diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi aktif dalam
melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advocate), serta

mengkritisi (to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu,


kelompok maupun bersama masyarakat luas. Dinas kesehatan Provinsi
juga memfasilitasi kabupaten/kota dalam rangka pengembangan

kapasitas (capacity building), pengembangan sistem kesehatan daerah


dan dukungan sumber daya kesehatan.

Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan


pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pula
pembangunan kesehatan berskala Provinsi. Dalam misi ketiga ini Provinsi

melaksanakan kegiatan antara lain pelayanan kesehatan bagi penduduk


miskin, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana,
penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi, promosi kesehatan,

kesehatan rujukan dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, tertinggal,


perbatasan dan pendayagunaan tenaga kesehatan.

50
Misi yang terakhir adalah menyelenggarakan manajemen
kesehatan yang efektif. Dengan terciptanya manajemen yang dinamis dan

akuntabel diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat


terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem
informasi serta hukum kesehatan.

Pelaksanaan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau


tersebut untuk tahun 2009 akan dijabarkan dalam uraian ini. Bab ini
menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan

rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan


kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam

situasi bencana.

Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga


mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan, indikator MDG’s kesehatan, serta upaya pelayanan


kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan


perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan

perorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan


memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Selanjutnya
pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan


masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan pelayanan
kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta

51
nondiskriminatif.

4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan disemua jenis fasilitas pelayanan

kesehatan.

4.1.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas

kesehatan kepada ibu hamil untuk memelihara kehamilannya yang


dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah

mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan


memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini
kelainan kehamilan dan dideteksi serta antisipasi dini kelainan janin.

Petunjuk teknis pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota disebutkan bahwa pelayanan

antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur
tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe
(tablet tambah darah), temu wicara dan test laboratorium sederhana. Hasil

pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4.

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan


kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang dilakukan pada

trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu


hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minial 4 kali, yaitu 1 kali

52
pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua
kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga.

Kunjungan ibu hamil (K1) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013


adalah 95,64%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya yaitu 85,57%
pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) di Provinsi Kepulauan Riau

tahun 2013 adalah 91,48%. Angka ini lebih tinggi dari tahun sebelumnya
yaitu 78,76% pada tahun 2012. Kunjungan ibu hamil (K4) sudah melebihi
target nasional berdasarkan SPM yaitu 90%. Berikut ditampilkan

kecenderungan cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau

Gambar 4.1
Cakupan K1 dan K4 Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2009–2013

120
95,18 95,64
100 88,50 88 85,57

80 91,48
85,41
77,96 80,98 78,76
60 K1
K4
40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Sedangkan cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota dapat


dilihat pada gambar berikut.

53
Gambar 4.2
Cakupan K1 dan K4 Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 91,48
95,64
Kep. Anambas 81,87
88,77
Tanjungpinang 83,12
101,73
Batam 93,13
97,38
Lingga 92,41
69,74
Natuna 62,30
81,50
Bintan 92,52
97,64
Karimun 83,90
91,12
K4 K1

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa kabupaten/kota dengan cakupan

K1 tertinggi adalah Kota Tanjungpinang (101.73%) dan yang terendah


adalah Kabupaten Lingga (69,74%). Sedangkan kabupaten/kota dengan

cakupan K4 tertinggi adalah Kota Batam (93,13%) dan dengan cakupan


K4 terendah adalah kabupaten Natuna (62,30%).

4.1.1.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan


Kompetensi Kebidanan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi

kebidanan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang
dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.

54
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91,50% dari sasaran

ibu bersalin, angka ini cenderung menurun dari tahun-tahun sebelumnya


tetapi sudah mencapai target SPM tahun yaitu 90%. Berikut gambaran
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

selama 5 (lima) tahun terakhir 2009-2013.

Gambar 4.3
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

120 111,38
97,75 97,10
91,50
100 85,96

80

60

40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Cakupan Persalinan oleh tenaga kesehatan menurut

Kabupaten/Kota tertinggi adalah kota Tanjungpinang (99,98%) sedangkan

yang terendah adalah kabupaten Kepulauan Anambas (61,08%).


Gambaran persalinan oleh tenaga kesehatan menurut kabupaten/kota
tahun 2013 adalah sebagai berikut.

55
Gambar 4.4
Cakupan Persalinan Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 91,50
Kep. Anambas 61,08
Tanjungpinang 99,98
Batam 91,19
Lingga 99,36
Natuna 76,49
Bintan 98,08
Karimun 87,53

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

4.1.1.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada

ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3

kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas


pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan
nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan

kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan.


Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya
kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi

(KB1)

Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 di Provinsi

56
Kepulauan Riau sebesar 82,09%. Angka cakupan ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan 4 (empat) tahun sebelumnya, nilanya cenderung

berfluktuatif. Gambaran lengkap cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas


selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 4.5
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2)
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013
100
82,09
76,58
80 67,02 69,31
60,74
60

40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

57
Gambar 4.6
Cakupan Kunjungan Ibu Nifas (KF2) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 82,09
Kep. Anambas 64,04
Tanjungpinang 104,96
Batam 77,63
Lingga 99,54
Natuna 48,42
Bintan 96,00
Karimun 90,22

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar diatas menunjukkan Cakupan pelayanan kesehatan ibu

nifas pada tahun 2013 menurut Kabupaten/Kota tahun 2013. Cakupan


pelayanan kesehatan ibu nifas pada tahun 2013 tertinggi adalah Kota

Tanjungpinang (104,96%) dan terendah adalah Kabupaten Natuna


(48,42%).

4.1.1.4 Kunjungan Neonatal

Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur


yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan
yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan


pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0–7 hari
(KN1) dan satu kali pada umur 8–28 hari (KN2).

58
Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah
sebesar 88.84%. Cakupan kunjungan neonatus mengalami peningkatan

bila dibandingkan dengan 2 (dua) tahun terakhir.

Gambar 4.7
Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009–2013

100 88,84
79,42
80 68,90 70,51
63,16

60

40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar 4.8
Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 88,84
Kep. Anambas 58,60
Tanjungpinang 95,68
Batam 89,54
Lingga 98,82
Natuna 59,04
Bintan 94,90
Karimun 81,40

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

59
Pada gambar 4.8 diketahui bahwa kabupaten/kota dengan cakupan
kunjungan neonatus tertinggi adalah kabupaten Lingga (98.82%),

terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (58.60%).

4.1.1.5 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 29

hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,


puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu,
tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan

petugas kesehatan.

Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam


setahun, yaitu 1 kali pada umur 29 hari - 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6

bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), stimulasi deteksi intervensi

dini tumbuh kembang (SDISTK) bayi, dan penyuluhan perawatan


kesehatan bayi. Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program

KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui


penyediaan pelayanan kesehatan.

60
Gambar 4.9
Cakupan Kunjungan Bayi
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 - 2013

80 69,65
61,32 61,90
56,99
60

40
27,88

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Cakupan kunjungan bayi di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013

mengalami penurunan (27.88%) bila dibandingkan dengan capaian 4


(empat) tahun sebelumnya. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015
yang menargetkan cakupan kunjungan bayi sampai dengan 90%.

Untuk tenaga kesehatan harus memperhatikan tentang kesehatan


bayi dengan memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas, sehingga bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian

pada bayi.

Untuk para ibu harus memperhatikan kesehatan bayinya yaitu sebisa


mungkin untuk memberikan ASI ekslusif sampai usia 6 bulan. Dan ibu

memberikan MP-ASI lebih dari 6 bulan. Ibu juga harus rutin untuk
menimbangkan bayinya dan memberikan imunisasi secara rutin. Ibu harus

segera membawa anaknya ke tenaga kesehatan jika bayinya sakit, untuk


mendapatkan penanganan.

61
4.1.1.6 Pelayanan Kesehatan Pada Balita

Pelayanan kesehatan pada balita adalah anak balita (12 – 59 bulan)

yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8


(delapan) kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 (dua) kali
setahun, dan pemberian vitamin A 2 (dua) kali setahun.

Gambar 4.10
Cakupan Kunjungan Balita Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 23,30
Kep. Anambas 9,82
Tanjungpinang 38,98
Batam 7,05
Lingga 71,13
Natuna 62,17
Bintan 79,03
Karimun 28,72

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

4.1.1.7 Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat

Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara

harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang


berkualitas. Upaya kesehatan sekolah diselenggarakan melalui sekolah
formal dan informal atau melalui lembaga pendidikan lain.

Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang selama ini mulai di


62
tinggalkan, perlu di aktifkan kembali mengingat UKS memiliki kontribusi
yang positif dalam peningkatan pelayanan kesehatan di sekolah.

Gambar 4.11
Cakupan Persentase Siswa SD/MI
yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011 – 2013
42 40,70

40

38 36,90

36 34,30
34

32

30
2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011-2013

Cakupan persentase siswa SD/MI yang mendapat pelayanan


kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah

36.90% yang mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya


yaitu 40.70%. Capaian ini masih jauh dari target SPM 2015 yaitu cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah 100%.

Rendahnya capaian cakupan persentase siswa SD/MI yang


mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau
dimungkinkan karena kurang lengkapnya pencatatan dan minimnya

tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan.

Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang mendapat

63
pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
menurut kabupaten/kota adalah Kabupaten Bintan (96,2%) dan yang

terendah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas (1,1%). Gambaran


lengkap Cakupan persentase tertinggi siswa SD/MI yang mendapat
pelayanan kesehatan sesuai standar Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013

menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 47.

4.1.2 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan

yang strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk


menurunkan AKI dan sebagai bagian dari Program KKB. Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal

78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan


untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk
generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung

jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan


obat dalam memberikan Pelayanan KB yang aman, bermutu dan

terjangkau oleh masyarakat.

Keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat diketahui


dengan beberapa indikator yaitu pencapaian target peserta KB baru,
cakupan peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur (PUS),
persentase peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi.

Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan


alat/cara KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
sebanyak 74,90%. Sedangkan jumlah peserta KB baru adalah 5,47% dari

jumlah pasangan usia subur (PUS).

64
Penggunaan alat KB metode suntik masih merupakan cara yang
dominan dipakai oleh peserta KB. Lebih dari separuh (58,5%) peserta KB

Aktif mengggunakan jenis kontrasepsi suntik. Selain itu, sekitar 29,4%


peserta KB Aktif menggunakan Pil. Sisanya menggunakan Implant, kondom,
IUD, dan MOW.

Gambar 4.12
Cakupan Persentase KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Kondom, 3.1%
IUD, 3.1%
Pil, 29.4%

MOW, 0.1%

Implant, 4.8%

Suntik, 58.5 %

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

4.1.3 Pelayanan Imunisasi

Program imunisasi yang ditujukan bagi bayi, anak usia sekolah dasar,
wanita usia subur, ibu hamil, merupakan upaya untuk mencegah penyakit-

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Diptheri,


Pertusis, Hepatitis B, polio, tetanus, dan campak.

Ada dua macam jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi

pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah

65
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
membentuk antibody sendiri. Contoh adalah imunisasi Polio atau

imuniasai Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan


sejumlah antibody, sehingga kadar antibody dalam tubuh meningkat.
Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang

yang mengalami luka kecelakaan.

4.1.3.1 Imunisasi Dasar Pada Bayi

Imunisasi dasar pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4


dosis Polio dan 4 Dosis Hepatitis B dan 1 dosis campak. Diantara penyakit

pada anak yang dapat dicegah dengan vaksin, campak adalah penyakit
yang paling mematikan. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan
faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita.

Pemerintah sangat mendorong meningkatnya cakupan pemberian


imunisasi campak. Bahkan dari beberapa tujuan yang disepakati dalam
pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan

cakupan imunisasi campak sebesar 90%.

Diseluruh Negara ASEAN dan SEARO, imunisasi Campak diberikan

pada bayi umur 9–11 bulan dan merupakan imuniasi terakhir yang
diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya (BCG, DPT, Polio,
Hepatitis dan Campak).

Data tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan imunisasi campak di


Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai target nasional yaitu sebesar
77,46 % dimana terjadi penurunan dari 4 (empat) tahun sebelumnya

seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

66
Gambar 4.13
Cakupan Imunisasi Campak
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009 – 2013

100 90,08 92,13 94,04


81,31
77,46
80

60

40

20

0
2009 2010 2011 2012 2013

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2009 - 2013

4.1.3.2 Imunisasi pada Ibu Hamil

Imunisasi yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan


merupakan tindakan preventif untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu

terhadap infeksi parasit, bakteri, dan virus. Namun dokter tidak akan
merekomendasikan pemberian vaksin dari virus yang hidup. Alasannya,
selama hamil daya tahan tubuh ibu sedikit menurun sehingga pemberian

vaksin hidup dikhawatirkan malah menyebabkan infeksi dan


membahayakan janin. Imunisasi boleh diberikan jika vaksinnya
mengandung virus mati atau tidak aktif. Imunisasi yang diberikan pada ibu

hamil adalah Tetanus Toksoid (TT), Influenza, Hepatitis B, dan


Pneumococcal.
Cakupan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil (TT2)

di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebesar 58,47%.


Berdasarkan data diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

67
pemberian imunisasi TT2 di kabupaten/kota masih sangat rendah.

4.2. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah


peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin, cakupan pelayanan gawat daruratan dan lain-lain.

4.2.1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya


dilihat dari beberapa aspek yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan

tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan


pelayanan kesehatan dirumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari

perawatan (Length Of Stay/LOS, rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn


Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn Of
Interval/TOI), Persentase pasien keluar yang meninggal (Gross Death
Rate/GDR, dan persentase pasien yang meninggal >48 jam perawatan
(Net Death Rate/NDR). Gambaran lengkap indicator pelayan Rumah Sakit
dapat dilihat lampiran tabel 60.

4.2.2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas yaitu untuk meningkatkan

akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarkat miskin


dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal secara evektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu


melahirkan, menurunkan angka kematian bayi dan balita serta penurunan
68
angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus kesehatan
bagi masyarakat miskin secara umum.

Kegiatan pelayanan Jamkesmas merupakan program nasional


dengan Pedoman pelaksanaan yang telah diatur dalam Kepmenkes
Nomor 906/MENKES/PER/V/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Dalam pedoman tersebut


disebutkan mengenai penyelenggaraan, tatalaksana kepesertaan,
tatalaksana pelayanan kesehatan, tatalaksana pendanaan,

pengorganisasian serta pemantauan dan evaluasi program.

Berikut peserta Jamkesmas menurut kabupaten/kota se-Provinsi


Kepulauan Riau tahun 2013.

Tabel 4.1
Jumlah peserta Jamkesda menurut Kabupaten/Kota
Se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013
No. Kabupaten/kota Jumlah Peserta Jumlah Peserta
Jamkesmas Tambahan Total
Tahun 2012
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Karimun 40.024 5.522 45.546
2. Bintan 26.275 2.935 29.037
3. Natuna 7.194 1.418 8.612
4. Lingga 22.003 3.034 25.037
5. Batam 167.850 13.221 181.071
6. Tanjungpinang 36.815 1.657 38.472
7. Kep.Anambas 4.694 991 5.685
Provinsi 304.855 28.778 333.633
Sumber : Seksi Jamkesmas Dinkes Prov. Kepri, 2013

69
4.3 PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

4.3.1 Pengendalian Penyakit Polio

Program Eradikasi Polio secara global (Global Polio Eradication


Inititative) adalah program WHO yang bukan hanya sekedar untuk
mencegah terjadinya polio, melainkan mempunyai arti yang lebih luas lagi

yaitu menghentikan terjadinya transmisi virus Polio liar di seluruh dunia.


Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan virus polio liar
indigenous selama 3 tahun berturut-turut di suatu region yang dibuktikan
dengan surveilanse AFP yang sesuai standar sertifikasi.

Di Indonesia, selama 10 tahun terakhir tidak ditemukan kasus AFP


yang disebabkan oleh virus Polio liar. Surveilans AFP di Indonesia

dilaksanakan pertengahan tahun 1995. Upaya pencegahan dan


pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi
Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans

epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis


(AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk
mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di
masyarakat dengan pemeriksaan specimen tinja dari kasus AFP yang
dijumpai.

4.3.2 Pengendalian TB Paru

Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan


kedaruratan global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah

terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di


masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai
sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru
70
TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia
(WHO, 2009). Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru

seperti ko-infeksi TB/HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya


dengan tingkat kompleksitas yang makin tinggi.

Tujuan utama pengendalian TB Paru adalah menurunkan insidens

TB Paru pada tahun 2015, menurunkan prevalensi TB Paru dan angka


kematian TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015 dibandingkan
rahun 1990. Tujuan utama selanjutnya adalah sedikitnya 70 % kasus TB

Paru BTA+ terdeteksi dan diobati melalui program DOTS (Directly


Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-
Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas menelan Obat (PMO)

dan tujuan yang terkhir adalah sedikitnya 85% tercapai success rate.
Berikut gambaran penanganan TB-Paru berdasarkan kabupaten/kota.

Gambar 4.14
Persentase Kesembuhan TB Paru Berdasarkan Kabupaten/Kota
Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 69,22
Kep. Anambas 52,17
Tanjungpinang 83,70
Batam 58,66
Lingga 55,45
Natuna 66,67
Bintan 86,18
Karimun 73,33

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Gambar diatas menunjukkan angka succes rate provinsi (69,22%).


71
Angka tersebut masih jauh dari target nasional (>85%). Kabupaten/Kota
yang telah mencapai target nasional adalah bintan (86,18%) dan

Kabupaten/Kota yang memerlukan perhatian adalah Kabupaten


Kepulauan Anambas (52,17%).

4.3.3 Pengendalian Penyakit ISPA

ISPA menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi.


Selama beberapa tahun terakhir, ISPA juga menjadi penyakit tertinggi
pada kunjungan puskesmas yang ada di seluruh kabupaten/kota. ISPA

masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.

Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi ISPA dalam 2


golongan yaitu Pneumonia dan yang bukan Pneumonia. Program

pengendalian ISPA menetapkan bahwa semua kasus yang ditemukan


harus ditatalaksanakan sesuai standar, dengan demikian angka
penemuan kasus ISPA juga menggambarkan penata-laksanaan kasus

ISPA.

Data penemuan dan penanganan kasus Pnemonia Balita dihitung

berdasarkan angka penemuan dan penanganan dibandingkan sasaran


jumlah balita yang ada menurut Kabupaten/Kota.
Berikut gambaran penanganan Pneumonia pada balita yang

dilaporkan menurut kabupaten/kota.

72
Gambar 4.15
Penemuan Kasus dan Penanganan Pneumonia Balita
Berdasarkan Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

Provinsi 10,57
Kep. Anambas 2,07
Tanjungpinang 11,78
Batam 6,94
Lingga 0,00
Natuna 8,08
Bintan 3,28
Karimun 37,00

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa angka penemuan dan

penanganan Pnemonia balita di seluruh Kabupaten/Kota yang ada dalam


wilayah Provinsi Kepulauan Riau masih sangat rendah (6,42%).

4.3.4 Pengendalian Penyakit HIV/AIDS dan PMS


Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan HIV dan
AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok beresiko

penderita Penyakit Menular Seks (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks


(WPS), penyalah guna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas
(Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada

kelompok beresiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya.


Kebijakan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian HIV dan
AIDS salah satunya adalah dengan penetapan regulasi tentang

pengendalian HIV dan AIDS si Provinsi Kepulauan Riau, antara lain


Program HIV masuk dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan

73
Riau, diterbitkannya Peraturan daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau No. 15 Tahun 2007 tentang tentang Pencegahan dan

Penanggulangan HIV/AIDS, Diterbitkannya SK Walikota Batam


No.107/HK/V/2008 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pelaksanaan
Kewajiban Memeriksa secara Berkala Bagi WPS dan Pemakaian Kondom

Bagi Pelanggannya, Diterbitkannya SK Walikota Tanjungpinang No. 294


tahun 2010 tentang Tim Pengawas Pelaksanaan Pemeriksaan Berkala
Bagi Pekerja Hiburan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Bagi

Pelanggannya. Diterbitkannya SK Bupati Bintan No. 287/X/2005 tentang


Pemeriksaan Wajib Berkala Bagi WPS dan Penggunaan Kondom 100%.
Tindak lanjut dari kebijakan pemerintah tersebut dijalankan oleh

seluruh sektor antara lain pembentukan layanan HIV dan AIDS, serta
pelaksanaan program pengendalian HIV dan AIDs di lingkungan SKPD
Provinsi Kepulauan Riau.

74
Tabel 4.2
Layanan Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013
No KLINIK LAYANAN JUMLAH KAB/KOTA TEMPAT LAYANAN
LAYANAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1 MMT (Methadone 1 Kota Batam RSUD Batam “EMBUNG FATIMAH”
Maintenance
Treatment)
2 VCT (Voluntary 12 Kota Batam RSBK”CASPER”
Counselling and RSUD BATAM”CITRA”
Testing) RS.ELISABETH “Santa Livina”
Kabupaten Bintan RSUP Tanjung Uban “Edelweys”
PKM Toapaya”SEDAP MALAM”
Kota Tanjungpinang RSUD Tg.Pinang”KEMUNING”
PKM PANCUR “FLAMBOYAN”
PKM Bt. 10
Kabupaten Natuna Puskesmas Ranai “SAHABAT”
Kabupaten Karimun RSUD Karimun”SEHATI”
PKM Kundur
VCT Villa Garden
3 IMS (Infeksi Menular 6 Kota Tanjungpinang PKM Tg.Pinang”IMS FLAMBOYAN”
Sexual)
Kota Batam PKM Batu Aji ”IMS SEDAP MALAM”
PKM Lubuk Baja
Kabupaten Karimun PKM TEBING “IMS Villa Garden”
PKM Kundur
Kabupaten Bintan PKM Toapaya (Batu 24) IMS SRI
INDAH”
4. CST (Care,Support 6 Kota Batam RSBK
& Treatment) RSUD Embung Fatimah
RS.ELISABETH
Kota Tg.Pinang RSUD Tg.Pinang
Kab. Bintan RS. Tanjung Uban
Kab. Karimun RSUD.Karimun
5. PMTCT ( Prevention 3 Kota Batam RSBK
Mother To Child Kota Tg.Pinang RSUD Tg.Pinang
Transmition Kab. Karimun RSUD Karimun
Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit, Bidang P2PL, Dinkes Prov. Kepri, 2013

75
4.3.5 Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan virus dan ditularkan

lewat nyamuk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di


Indonesia, yang cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan
meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.

Seluruh wilayah Indonesia, mempunyai risiko untuk kejangkitan


penyakit Demam Berdarah Dengue karena virus penyebab dan nyamuk
penularnya (Aedes aegypti) tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di

Tempat Umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut.
Untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue diperlukan

pembinaan peranserta masyarakat guna mencegah dan membatasi


penyebaran penyakit. Pembinaan peran serta masyarakat dilaksanakan
dengan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Oleh karena itu

pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan melalui


kerjasama lintas program dan sektoral yang dikoordinasikan oleh kepala

Wilayah/Daerah.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan

kematian dalam waktu singkat. Penyakit ini merupakan penyakit menular


yang sering menimbulkan kejadian luar biasa di Indonesia.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) tahun 2013 menunjukkan

bahwa DBD terjadi di hampir seluruh Kabupaten/Kota kecuali di


Kabupaten Natuna. Kejadian terbesar terjadi di Kota Batam dengan
jumlah kasus 1.007 kasus.

76
4.3.6 Pengendalian Penyakit Malaria

Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di

Provinsi Kepulauan Riau. Penyakit ini endemis di seluruh kabupaten/kota


yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Malaria dapat dicegah dengan
penggunaan kelambu dan penyemprotan dalam ruangan agar terhindar

dari nyamuk pembawa penyakit malaria.

Penderita Malaria yang diobati merupakan persentase penderita


tersangka malaria dan/atau positif Malaria yang datang ke sarana

kesehatan, diobati sesuai pengobatan standar dalam kurun waktu satu


tahun.

4.3.7 Pengendalian Penyakit Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit menahun yang disebabkan oleh


kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut sering menyerang
syaraf tepi dan kulit. Penularan kusta secara pasti belum diketahui.

Sebagian besar ahli berpendapat kusta dapat menular melalui udara dan
dengan adanya kontak kulit dengan kulit penderita yang berlangsung lama.

Kusta yang menular adalah kusta tipe basah yang belum mendapat
pengobatan. Masa inkubasinya berlangsung lama, rata-rata 2-5 tahun
bahkan bisa mencapai 40 tahun.

Penyakit ini merupakan penyakit yang sudah lama ada di dunia.


Rasa takut kusta masyarakat sangat tinggi karena penderita kusta tanpa
pengobatan mengakibatkan cacat yang mengerikan. Penyakit kusta

merupakan salah satu penyakit menular yang mendapat perhatian serius


dari pemerintah. Proses penularannya berlangsung lama, namun penyakit
ini bisa disembuhkan tergantung dari tipe penyakit dan cepatnya

77
penemuan. Ada dua jenis penyakit kusta yaitu Paucibacillary (PB) dan
Multibacillary (MB). Jenis PB memerlukan waktu pengobatan 6 bulan

sedangkan MB memerlukan waktu pengobatan 12 bulan. Bila kasus


ditemukan masih dalam keadaan dini maka pengobatannya mudah dan
sembuh tanpa cacat fisik. Penyakit kusta timbul karena masyarakat

kurang memperhatikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.


Melalui pola hidup sehat, penyakit ini bisa dihindari. Penyakit kusta dapat
disembuhkan setiap tahap penyakit.

Data sarana kesehatan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa


persentase penderita kusta selesai berobat di Provinsi Kepulauan Riau
untuk PB sudah cukup baik (75%) sedangkan untuk MB masih sangat

rendah (31,62%).

4.4 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani

permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa penanganan


masalah gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah

pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian kapsul vitamin
A, cakupan pemberian asi eksklusif dan penimbangan balita di posyandu.

4.4.1 Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A merupakan zat gizi penting bagi manusia terutama untuk


kesehatan mata. Selain itu, vitamin A juga dibutuhkan untuk meningkatkan
daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapatkan vitamin A tidak

mudah terkena penyakit seperti diare, campak atau penyakit infeksi


lainnya.

78
Kurang Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar
diseluruh dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada

semua umur terutama pada masa pertumbuhan. KVA dalam tubuh dapat
menimbulkan berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related
Diseases” yang dapat mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari
organ tubuh seperti menurunkan sistem kekebalan tubuh dan menurunkan
epitelisme sel-sel kulit. Salah satu dampak kurang Vitamin A adalah
kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 4

tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang.

Upaya meningkatkan konsumsi makanan sumber vitamin A melalui


proses Komunikasi-Informasi-Edukasi (KIE) merupakan upaya yang paling

aman dan berkelanjutan. Namun terkadang penyuluhan tidak akan segera


memberikan dampak nyata. Oleh sebab itu penanggulangan kekurangan
vitamin A saat ini masih bertumpu pada pemberian kapsul vitamin A dosis

tinggi.

Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul Vitamin A

adalah bayi yang berumur mulai umur 6-11 bulan dan anak umur 12 – 59
bulan yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul Vitamin A
dosis tinggi terdiri dari kapsul Vitamin A biru dengan dosis 100.000 SI

yang diberikan pada bayi berumur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A
berwarna merah dengan dosis 200.000 SI yang diberikan pada anak umur
12-59 bulan dan diberikan pada bulan Februari dan Agustus setiap

tahunnya.

79
4.4.2 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu

Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas terhadap

penurunan kualitas sumberdaya manusia. Gizi buruk secara langsung


maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan

produktivitas. Gizi buruk secara langsung disebabkan oleh kurangnya


asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung
disebabkan ketersediaan pangan, sanitasi, pelayanan kesehatan,

pendidikan dan pengetahuan.

Upaya yang dilakukan untuk menekan masih banyaknya balita gizi


buruk yang terlambat ditemukan dibeberapa daerah antara lain dengan

berjalannya surveilans gizi secara aktif baik melalui petugas kesehatan


maupun masyarakat dengan pemantauan pertumbuhan balita setiap bulan
di Posyandu. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi secara dini apabila

terjadi gangguan pertumbuhan. Gejala awal dapat dilihat dengan tanda


timbangan berat badan tidak naik 2 kali berturut-turut atau berat badannya

dibawah garis merah.

80
BAB V
SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung


dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang

diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab


ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan

sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.

5.1. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan yang digambarkan dalam bab ini meliputi


Puskesmas, Rumah Sakit, sarana upaya kesehatan bersumber
masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi farmasi, alat

kesehatan serta institusi pendidikan tenaga kesehatan.

5.1.1. Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas


adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan terintegrasi dengan peran dan fungsi

sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat penggerakan


peran serta masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan dasar.

Puskemas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang


disediakan oleh pemerintah. Puskesmas serta unit penunjangnya, seperti
posyandu, pustu, pusling, dan polindes, sangat penting peranannya

karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang dapat menyebar


sampai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relatif dapat dijangkau
81
oleh masyarakat miskin.

Adapun fungsi pokok yang diemban Puskesmas meliputi kesehatan

ibu dan anak kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi,
kesehatan lingkungan, pengawasan termasuk pencegahan dan
pemberantasan penyakit dan imunisasi, penyuluhan kesehatan

masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,


kesehatan di sekolah, perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi
dan mulut, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan manusia lanjut

usia, kesehatan olah raga, pembinaan pengobatan tradisional, kesehatan


dan keselamatan kerja, laboratorium sederhana, pencatatan dan
pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan.

Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang


terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan dan peranan yang besar
dalam menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di lini terdepan.

Komitmen dan kemauan sangat diperlukan untuk meningkatkan,


meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan

melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas


jaringan yang efektif dan efisien di Puskesmas.

Jumlah Puskesmas di Provinsi Kepulauan Riau sampai dengan

tahun 2013 adalah sebanyak 70 Puskesmas dengan rincian 28


Puskesmas perawatan dan 42 Puskesmas non perawatan. Distribusi
Puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut.

82
Tabel 5.1
Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

No. Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Puskesmas Rasio


Desa/ Penduduk Perawatan Non Jumlah (/100.000
Kel Perawatan pdd)

1. Karimun 54 225,861 3 6 9 3.98


2. Bintan 51 160,331 5 7 12 7.48
3. Natuna 76 81,996 8 5 13 15.85
4. Lingga 65 103,052 4 3 7 6.79
5. Batam 64 1,235,651 3 13 16 1.29
6. Tanjungpinang 18 228,918 2 4 6 2.62
7. Kep. Anambas 54 44,704 3 4 7 15.65
TOTAL(PROV. KEPRI) 371 2,080,483 27 41 70 3.36

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Berdasarkan tabel diatas, kabupaten/kota dengan rasio puskesmas


tertinggi adalah kabupaten Natuna yaitu sebesar 15,85 per 100.000
sedangkan rasio terendah adalah kota Batam yaitu sebesar 1,29 per

100.000. Rasio Puskesmas provinsi Kepulauan Riau di tahun 2013 yaitu


3,36 per 100.000.

Berdasarkan rasio Puskesmas tersebut, dapat diketahui bahwa

setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 3,36 puskesmas. Namun


mengingat struktur geografis Provinsi yang berupa kepulauan, angka
tersebut tidak bisa mewakili, karena masih banyak masyarakat di daerah

terpencil, perbatasan dan kepulauan yang belum mampu menjangkau


pelayanan kesehatan secara cepat dan mudah.

83
5.1.2. Rumah Sakit

Rumah sakit yaitu suatu bahagian menyeluruh, (Integrasi) dari

organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan


lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana
output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan,

rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta


untuk penelitian biososial.

Rumah sakit melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta

sarana kedokteran yang parmanen menyelenggarakan pelayanan


kesehatan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

Fungsi Rumah sakit lainnya adalah pusat pelayanan rujukan medik


spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif)

dan pemulihan (rehabilitatisi pasien). Rumah Sakit juga berfungsi sebagai

sarana pelayanan kesehatan rujukan, merupakan tempat rujukan dari

pelayanan dasar yang dilakukan oleh Puskesmas dan praktek dokter


swasta.

Dengan demikian sebuah Rumah Sakit haruslah dilengkapi dengan

tenaga dokter spesialis dan peralatan-peralatan canggih yang dijalankan


oleh tenaga terampil pula, untuk mendukung ketepatan diagnosa penyakit
dan pemberian obat serta tindakan yang tepat. Indikator yang digunakan

untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit antara lain dengan


melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan

jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah

84
penduduk.

Pada tahun 2013, di Provinsi Kepulauan Riau terdapat 28 Rumah

Sakit dengan rincian 2 Rumah Sakit Pemerintah Provinsi, 8 Rumah Sakit


pemerintah Kabupaten/Kota , 2 Rumah Sakit TNI, 15 Rumah Sakit swasta,
dan 1 Rumah Sakit milik BUMN. Data selengkapnya mengenai Rumah

Sakit di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat pada lampiran tabel 70.

5.1.3. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

Konsep pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan

menerapkan berbagai pendekatan termasuk didalamnya melibatkan


potensi masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM). UKBM diantaranya


terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Bersalin Desa
(Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) di Desa Siaga,

Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan Pos Obat Desa (POD).

Tujuan terbentuknya UKBM adalah meningkatkan jumlah dan mutu

UKBM, meningkatkan kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan


mengembangkan UKBM, meningkatkan kemampuan masyarakat dan
organisasi masyarakat dalam penyelenggaraan UKBM, serta

meningkatkan kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam


menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat untuk
menumbuhkembangkan UKBM.

Posyandu merupakan salah satu UKBM yang telah dikembangkan


sejak lama dan telah mengakar di seluruh masyarakat. Posyandu
menjalankan fungsinya dengan melaksanakan 5 prioritas yaitu kesehatan

85
ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare.

Perkembangan dan kinerja posyandu diklasifikasikan dalam 4 strata,


yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan
Posyandu Mandiri. Berdasarkan Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, Posyandu


Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang; Posyandu Madya
adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8
kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau

lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu


kurang dari 50%; Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan,

serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang


dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang
dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu; dan, Posyandu Mandiri adalah

Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per
tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber


pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja

Posyandu.

86
Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, ditetapkan
seperangkat indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu

tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap


peringkat Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 5.2
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1. Frekwensi <8 >8 >8 >8


Penimbangan
2. Rerata Kader Tugas <5 ≥50% ≥50% ≥50%
3. Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
4. Cakupan Kumulatif KIA <50% <50% ≥50% ≥50%
5. Cakupan Kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%
6. Cakupan Kumulatif <50% <50% ≥50% ≥50%
Imunisasi
7. Program Tambahan - - + +
8. Cakupan Dana Sehat <50% <50% <50% ≥50%

Sumber : Kementerian Kesehatan RI

Perbandingan strata posyandu di provinsi Kepulauan Riau terlihat


pada gambar berikut.

87
Gambar 5.1
Strata Posyandu di Provinsi Kepulauan RiauTahun 2013

Mandiri; 8,3 Pratama; 13,02

Purnama; 34,99

Madya; 43,69

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2013

Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) secara mandiri.


Dengan tujuan terwujudnya masyarakat desa yang sehat, serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Dari 382

desa/kelurahan yang ada di provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 terdapat


341 desa/kelurahan yang dengan kategori desa siaga aktif.

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka


mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
desa yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang

bidan), dengan dibantu oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.


Poskesdes dapat dikatakan sebagai sarana kesehatan yang merupakan

pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.

88
Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan

kader atau tenaga sukarela Iainnya.

Poskesdes di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 berjumlah 218


Poskesdes dari 407 desa/kelurahan, yang tersebar di 7 kabupaten/kota,

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran table 73.

5.1.4. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan

Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dilakukan melalui perbaikan

fisik dan penambahan sarana prasarana, penambahan peralatan dan


ketenagaan serta pemberian biaya operasional dan pemeliharaan. Namun
dengan semakin tingginya pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,

tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan semakin meningkat. Untuk itu


dibutuhkan penambahan tenaga kesehatan yang terampil dan siap pakai
sesuai dengan karateristik dan fungsi tenaganya.

Institusi pendidikan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan


peranannya, yang nantinya akan melahirkan tenaga kesehatan yang

berkompetensi dibidangnya. Institusi pendidikan tenaga kesehatan milik


pemerintah yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yaitu Politeknik
Kesehatan (Poltekkes) Tanjung Pinang, yang sampai saat ini masih

menginduk kepada Provinsi Riau. Poltekkes Tanjungpinang terdiri dari 3


program studi yaitu keperawatan, kebidanan, dan kesehatan lingkungan.

Penyelenggaraan pendidikan kesehatan selain tanggung jawab

pemerintah, pihak masyarakat (swasta) juga berperan aktif dengan


mendirikan universitas/akademi yang mempunyai jurusan di bidang
kesehatan. Terdapat 7 (tujuh) universitas/akademi kesehatan se-Provinsi

89
Kepulauan Riau yang pendiriannya masih terfokus pada daerah kota yaitu
Kota Tanjungpinang dan Batam.

Di kota Tanjungpinang terdapat Stikes Hang Tuah dan Akademi


Kebidanan (Akbid) Anugerah Bintan. Di Kota Batam terdapat Universitas
Batam, Stikes Ibnu Sina, Stikes Karimun, Stikes Awal Bros, Stikes Mitra

Bunda, Akbid Putra Jaya Mandiri, dan Akademi Analis Kesehatan Putra
Jaya Mandiri,.

5.2. TENAGA KESEHATAN

Kebijakan pembangunan kesehatan secara nasional, diantaranya


diarahkan pada peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
Sejalan dengan itu, maka dalam Rencana Pembangunan Kesehatan

(Renbangkes) juga memberikan prioritas pada pendayagunaan tenaga


kesehatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di daerah terpencil,
tertinggal, kepulauan, dan daerah perbatasan serta pulau-pulau terluar.

Secara bertahap pemenuhan tenaga kesehatan baik medis maupun


paramedis telah dilakukan. Guna pemenuhan dan pemerataan tenaga

kesehatan di daerah, terutama di daerah terpencil, sangat terpencil, serta


daerah perbatasan dan kepulauan, telah dilakukan penempatan tenaga
kesehatan.

Usulan lain dalam mencukupi kekurangan tenaga juga dilakukan


pengangkatan Dokter Tidak Tetap, Bidan Tidak Tetap yang kedepannya
mengangkat tenaga kesehatan lain sebagai pegawai tidak tetap

disamping sebagai Pegawai Harian Lepas (PHL). Dalam pengangkatan


PTT tersebut dilakukan dengan dana Pemerintah Pusat maupun dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) masing-masing

90
kabupaten/kota.

Selain itu, untuk menarik minat serta mempercepat pemenuhan

tenaga kesehatan untuk ditempatkan didaerah terpencil dan supaya tidak


terjadi kekosongan tenaga kesehatan yang akan berakibat terganggunya
penyelenggaraan pelayanan kesehatan didaerah tersebut, maka sangat

diharapkan peran aktif dan dukungan Pemerintah khususnya Pemerintah


Daerah untuk memberikan insentif tambahan serta fasilitas yang lain.

5.2.1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan

Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan


kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan
kesehatan di masyarakat. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah

dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, tenaga kefarmasian, ahli gizi,
perawat, bidan, dan tenaga teknis kesehatan (analis lab, penata anestesi,
fisioterapi, Tenaga Elektromedis & Penata Rontgen).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan


Kabupaten/Kota Tahun 2013 provinsi Kepulauan Riau memiliki 1.269

tenaga dokter yang terdiri dari 250 dokter spesialis, 1.021 dokter umum.
Selain itu juga memiliki 196 dokter gigi. Tenaga medis ini tersebar di
seluruh pelayanan kesehatan yang ada baik milik pemerintah, militer

maupun swasta, dengan rasio dokter spesialis 12,5 per 100.000 penduduk,
dokter umum 50,4 per 100.000 penduduk dan dokter gigi 9,7 per 100.000
penduduk.

Jumlah tenaga perawat sebanyak 3.238 orang dengan rasio 156,7


per 100.000 penduduk dan bidan sebanyak 1,432 orang dengan rasio
69,40 per 100.000 penduduk. Tenaga kefarmasian berjumlah 468 orang

91
dengan rasio 21,79 per 100.000 penduduk, dan tenaga ahli gizi berjumlah
141 orang dengan rasio 6,76 per 100.000 penduduk.

Ahli kesehatan masyarakat berjumlah 317 orang dengan rasio 10,19


per 100.000 penduduk dan ahli sanitasi berjumlah 137 orang dengan rasio
5,30 per 100.000 penduduk. Sedangkan untuk tenaga teknis medis 154

orang dengan rasio 7,36 per 100.000 dan fisioterapis berjumlah 26 orang
dengan rasio1,31 per 100.000 penduduk.

Data tenaga tersebut diatas adalah yang bekerja secara fungsional

di unit kerja Puskesmas, Rumah Sakit dan sarana kesehatan lainnya.


Data tenaga selengkapnya dapat dilihat pada tabel 74 - 78 pada lampiran
profil.

Distribusi penduduk dan perbedaan tingkat pembangunan wilayah


mengakibatkan distribusi tenaga tidak merata. Selain itu, kondisi geografis
wilayah kepulauan juga tidak memungkinkan untuk menggunakan

indikator rasio sebagai indikator untuk menentukan ketersediaan tenaga.

Rasio tenaga kesehatan secara umum telah mencukupi, namun bila

dilihat dari distribusinya belum mencukupi, mengingat distribusi tenaga


kesehatan lebih dari 50% berada di kota Batam.

5.2.2. Dokter Keluarga

Salah satu kegiatan prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan


Riau di tahun 2013 guna meningkatkan sebaran tenaga kesehatan di
seluruh Kepulauan Riau adalah dengan menempatkan Dokter Keluarga

dan Bidan Desa di Desa Terpencil Kabupaten/Kota se-Provinsi


Kepulauan Riau. Pada tahun 2013 ditempatkan 113 orang dengan
distribusi sebagai berikut :

92
Gambar 5.2
Penyebaran Dokter Keluarga Di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2011 sampai dengan 2013
40
33
30
30 27

19 20 19
18 18
20 16 16
15 15 14
13
9 9 8 8 9 8
10
4

0
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tpi Anambas
2011 2012 2013

Sumber : Seksi Yankes, 2011 - 2013

Tujuan kegiatan pengembangan Dokter Keluarga adalah Tersebarnya


dokter keluarga di daerah sangat terpencil, terpencil dan prioritas

pelayanan kesehatan seluruh Kab/kota di Provinsi Kepulauan Riau,


Terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan kedokteran yang lebih
efektif dan efisien melalui kegiatan home visite dengan mengedepankan

kegiatan promotive, preventif, kuratif dan rehabilitative serta


Memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat secara mandiri

melalui pengembangan desa siaga aktif.


Kewajiban Dokter Keluarga adalah:
1. Melaksanakan tugas pekerjaan yang telah ditugaskan kepadanya
dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab.
2. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan
Negara.
3. Mentaati ketentuan jam kerja.

93
4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
5. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan
sebaik-baiknya.
6. Memberikan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat di tempat kerjanya.
7. Bekerja di Puskesmas Pembantu (Pustu) setiap hari kerja dan
bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
8. Membina dan mengunjungi masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk home visite (100 rumah/bulan).
9. Memiliki buku home visite yang ditandatangani oleh warga yang
dikunjungi.
10. Ikut menjalankan program kesehatan di Puskesmas sebagai
fasilitator/Pembina di daerah binaan,
11. Membuat laporan bulanan yang dikirim ke Dinas Kesehatan paling
lambat tanggal 10 tiap bulannya.
12. Membuat memori akhir tugas sebelum meninggalkan tempat
tugas/selesai masa bakti (1 bulan sebelum mengakhiri tugas).
13. Menjalin kerjasama dengan lintas sektor, lintas program, dan masyarakat
di daerah binaan.
14. Berdomosili di daerah (Kelurahan/Desa) binaan.

94
Gambar 5.3
Data Anggota Rumah Tangga Usia Produktif Yang Di Kunjungi
Dokter Keluarga Di Provinsi Kepri tahun 2013

35 33
30
30 27

25
19 20 19
20 18 18
15 15 16 16
13 14
15
9 9 8 8 9 8
10
4
5

0
Karimun Bintan Natuna Lingga Batam Tpi Anambas
2011 2012 2013

Sumber : Seksi Yankes, 2013

5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan merupakan komponen sumber daya yang


diperlukan dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Pembiayaan
kesehatan bersumber dari pemerintah dan pembiayaan kesehatan yang

bersumber dari masyarakat. Untuk tingkat provinsi, pembiayaan

kesehatan bersumber dari pemerintah dapat berasal dari Anggaran


Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Anggaran Pendapatan dan

Belanja Nasional (APBN).

Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan


kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi,

teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan


berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan

95
agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

Berdasarkan Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan

maka sedianya Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,


kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah di luar gaji. Besaran anggaran kesehatan

sebagaimana dimaksud diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik


yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran
kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran

pendapatan dan belanja daerah. Alokasi pembiayaan kesehatan tersebut


ditujukan untuk pelayanan kesehatan di bidang pelayanan publik,
terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.

5.3.1. Anggaran Kesehatan Bersumber APBD

Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berpedoman pada


Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara

penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana


pembangunan daerah, yang menganut prinsip-prinsip bahwa

perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu kesatuan dalam


system perencanaan pembangunan nasional, dilakukan oleh Pemerintah
Daerah bersama pemangku kepentingan berdasarkan peran dan

kepentingan masing-masing , mengintegrasikan rencana tata ruang


dengan rencana pembangunan daerah, dilaksanakan berdasarkan kondisi
dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, nasional dan global serta

dirumuskan secara transparan, responsive, efisien, efektif, ekuntabel,


partisipasif, terukur, berkeadilan dan berkelanjutan.

96
Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja-SKPD) setiap
tahun dibuat berpedoman pada Rencana Strategis (Renstra) SKPD. Renja

SKPD yang disusun mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah


(RKPD) yang telah diuraikan berdasarkan hasil Musrenbang. RKPD
dimaksud dijabarkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan

Priorita Pagu Anggaran Sementara (PPAS) yang dibahas bersama DPRD


dalam bentuk Nota Kesepakatan Pimpinan DPRD dengan Kepala Daerah
yang dituangkan dalam Pedoman Penyusunan RKA-SKPD.

Hasil akhir Renja SKPD adalah RKA-SKPD dengan panduan


Pedoman Penyusunan Anggaran RKA-SKPD melalui Tim Anggaran
Pemerintah Daerah (TAPD) selanjutnya dibuat Renana Peraturan Daerah

(Ranperda) APBD

Alokasi dana untuk Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau pada


tahun anggaran 2013 Rp. 71.985.113.000,00 dengan realisasi keuangan

sebesar Rp. 63.430.013.612,00. Kegiatan tahun 2013 dilaksanakan


dengan realisasi keuangan sebesar 88.11 % dan realisasi fisik sebesar

98.09 %.

5.3.2. Anggaran Kesehatan Bersumber APBN

Dana Dekonsentrasi selama ini sesuai dengan undang-undang yang

berlaku berada di Provinsi. Anggaran kesehatan provinsi Kepulauan Riau


bersumber APBN tahun 2013 sebesar Rp.23.524.834.000,00 sebelum
efisiensi menjadi Rp. 20.132.776.000,00 setelah efisiensi. Realisasi

anggaran sebesar Rp. 13.064.495.603,00 setara dengan 64,89%.

97
BAB VI
KESIMPULAN

Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dengan visi terwujudnya


Kepulauan Riau Sehat Sejahtera yang Mandiri dan Berkeadilan adalah
sebagai penggerak pembangunan kesehatan di Kepulauan Riau yang

diharapkan mampu membina, mengembangkan serta melaksanakan


pembangunan kesehatan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Secara umum, pencapaian program pembangunan kesehatan di

Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 mengalami peningkatan dan


bahkan ada yang telah mencapai target pencapaian Millenium Development
Goals (MDG’s), walaupun beberapa program/kegiatan ada penurunan
dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Capaian program/kegiatan
tersebut merupakan kontribusi positif dan kerja keras 7 kabupaten/kota se-

Provinsi Kepulauan Riau.

Beberapa indikator yang terkait dengan pencapaian Millenium


Development Goals (MDG’s) bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan


Target :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita

kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015.

 Berat badan lahir rendah (BBLR)


Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir (2011-2013) persentase

BBLR fluktuatif, 1.50% pada tahun 2011, menjadi 1,30% pada tahun
2012, dan 1,50% pada tahun 2013.

98
 Status gizi balita

status gizi balita di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 sudah baik

karena sudah lebih dari 90% (91,46%) balita dengan status gizi baik,
sedangkan untuk gizi buruk hanya 0,61%.

2. Menurunkan kematian anak

Target :
Menurunkan angka kematian balita hingga dua-pertiga dalam kurun waktu
1990-2015.

 Imunisasi campak pada anak 12-23 bulan


Selama kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir 2011-2013 cakupan

imunisasi campak mengalami penurunan. 94,04% pada tahun 2011,


81,31% pada tahun 2012 dan terus menurun menjadi 77,46% pada
tahun 2013.

 Kunjungan neonatus
Cakupan KN2 Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah
sebesar 88,84%. Cakupan Kunjungan Neonatus mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.


 Pemberian ASI eksklusif
Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif tahun 2013 sebesar

28,97%. Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif


diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya
mengenai mamfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya

pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan,


faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang
bekerja dan genjarnya pemasaran susu formula.

99
3. Meningkatkan kesehatan ibu

Target :

Menurunkan 75% kematian ibu dalam kurun waktu 1990-2015.

Indikator untuk mencapai target tersebut, selain angka kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup, terdapat indikator yang dipantau untuk

meningkatkan kesehatan ibu yaitu :

 Proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi

Kepulauan Riau pada tahun 2013 adalah sebanyak 91.50%.

 Angka pemakaian kontrasepsi pada pasangan usia subur

Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat/cara


KB secara aktif di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013 adalah
sebanyak 74.90%, dimana alat kontrasepsi yang paling banyak di pakai

adalah suntik (55,19%).

4. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis

Target :

1. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru


HIV/AIDS hingga tahun 2015.

2. Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru

malaria dan penyakit utama lainnya hingga tahun 2015.

Indikator yang dipantau adalah :

 HIV/AIDS

Jumlah kasus baru HIV Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013


mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Kasus yang
100
sebelumnya (2012) 906 kasus menurun menjadi 889 kasus pada
tahun 2013. Penurunan kasusnya hanya 7 (tujuh) kasus dibandingkan

tahun sebelumnya.
Untuk kasus baru AIDS Kepulauan Riau tahun 2013 juga
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012. Tahun 2012

dengan jumlah 560 kasus menurun menjadi 192 kasus pada tahun
2013.

 Malaria

Malaria 2013 menunjukkan penurunan angka kesakitan


dibandingkan tahun 2012. Dimana API 2013 (1,13) mengalami

penurunan bila dibandingkan tahun 2012 (1,24).

 Tuberkulosis
Angka Insiden TB Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013

adalah 45,64 per 100.000 penduduk. Sedangkan Angka Kematian TB


Paru Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2013 adalah 1,8 per 100.000
penduduk.

Angka penemuan BTA (+) Provinsi Kepulauan Riau tahun 2013


mengalami peningkatan dari tahun 2012. Yang sebelumnya 1.265
kasus pada tahun 2012 meningkat menjadi 1.430 kasus pada tahun

2013, dengan perbandingan 59,44% laki-laki dan 40,55% perempuan.

 Rumah Sehat

Persentase rumah sehat 2013 adalah 76,42% mengalami penurunan

bila dibandingkan tahun sebelumnya (2012) yaitu 88%.

101
Keberhasilan capaian program/kegiatan dan terwujudnya capaian target
Millenium Development Goals (MDG’s) haruslah didukung oleh seluruh
elemen terkait yaitu seluruh jajaran dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas sektor dan stakeholders terkait.

102
RESUME PROFIL KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 9.502 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 382 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1.022.869 959.848 1.982.726 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,7 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 208,7 Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 37,8 Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 106,6 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 89,2 89,5 89,8 % Tabel 4
9 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi
SMP+ 43,5 40,0 42,0 % Tabel 5

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 26.765 25.238 52.003 Bayi Tabel 6
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5,2 3,7 4,5 Tabel 6
12 Jumlah Bayi Mati 165 132 297 Bayi Tabel 7
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 6,2 5,2 5,7 per 1.000 KH Tabel 7
14 Jumlah Balita Mati 181 145 326 Balita Tabel 7
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 6,8 5,7 6,3 per 1.000 KH Tabel 7
16 Jumlah Kematian Ibu 57 Ibu Tabel 8
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 109,6 per 100.000 KH Tabel 8

B.2 Angka Kesakitan


18 AFP Rate (non polio) < 15 th 1,97 per 100.000 pend <15thn Tabel 9
19 Angka Insidens TB Paru 82 53 67,48 per 100.000 penduduk Tabel 10
20 Angka Prevalensi TB Paru 62 38 71,77 per 100.000 penduduk Tabel 10
21 Angka kematian akibat TB Paru 2 1 1,56 per 100.000 penduduk Tabel 10
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) 49,85 31,61 41,19 % Tabel 11
23 Success Rate TB Paru 56,75 56,70 81,54 % Tabel 12
24 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 11,37 10,59 10,99 % Tabel 13
25 Jumlah Kasus Baru HIV 435 491 926 Kasus Tabel 14
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 321 255 576 Kasus Tabel 14
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 195 6.172 6.367 Kasus Tabel 14
28 Jumlah Kematian karena AIDS 56 55 111 Jiwa Tabel 14
29 Donor darah diskrining positif HIV 0,34 0,15 0,32 % Tabel 15
30 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 34,11 34,38 34,24 % Tabel 16
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 6 0 6 Kasus Tabel 17
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 4 3 7 Kasus Tabel 17
33 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1 0 1 per 100.000 penduduk Tabel 17
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 16,67 20,00 11,76 % Tabel 18
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 8,33 0,00 5,88 % Tabel 18
36 Angka Prevalensi Kusta 0,26 0,16 0,21 per 10.000 Penduduk Tabel 19
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 50,00 #DIV/0! 50,00 % Tabel 20
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 23,08 50,00 26,67 % Tabel 20
39 Jumlah Kasus Difteri 1 0 1 Kasus Tabel 21
40 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 21
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 21
42 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 21
43 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 21
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 21
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 21
46 Jumlah Kasus Campak 170 159 329 Kasus Tabel 22
47 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 22
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 22
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 22
50 Incidence Rate DBD 63,84 60,01 61,99 per 100.000 penduduk Tabel 23
51 Case Fatality Rate DBD 12,66 12,50 12,08 % Tabel 23
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 2,28 2,34 per 1.000 penduduk Tabel 24
53 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 8 4 6 per 100.000 penduduk Tabel 25

B.3 Status Gizi


55 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 26
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1,69 1,30 1,50 % Tabel 26
57 Balita Gizi Baik 94,63 94,93 94,78 % Tabel 27
58 Balita Gizi Kurang 3,50 3,41 3,45 % Tabel 27
59 Balita Gizi Buruk 0,50 0,52 0,51 % Tabel 27

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 85 % Tabel 28
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 77,85 % Tabel 28
62 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,50 % Tabel 28
63 Pelayanan Ibu Nifas 82,09 % Tabel 28
64 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 62,89 % Tabel 29
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 71,34 % Tabel 30
66 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 54,24 % Tabel 31
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
67 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani 30,21 27,18 28,68 % Tabel 31
68 Bayi Mendapat Vitamin A 50,61 50,83 50,72 % Tabel 32
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 87,66 87,81 87,73 % Tabel 32
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 70,08 % Tabel 32
71 Peserta KB Baru 8,62 % Tabel 35
72 Peserta KB Aktif 74,90 % Tabel 35
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 77,73 76,96 77,36 % Tabel 36
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 69,66 69,19 69,43 % Tabel 36
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 62,02 62,19 62,10 % Tabel 37
76 Desa/Kelurahan UCI 75,13 % Tabel 38
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 81,75 % Tabel 39
78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 3,93 % Tabel 39
79 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 28,38 29,60 28,97 % Tabel 41
80 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin 24,59 23,56 24,08 % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 46,42 46,39 46,40 % Tabel 43
82 Balita ditimbang 59,55 58,96 59,26 % Tabel 44
83 Balita berat badan naik 69 68 69 % Tabel 44
84 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1 1 1 % Tabel 44
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 111,15 104,05 107,65 % Tabel 45
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 92,49 94,20 93,33 % Tabel 46

87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 34,75 37,16 35,91 % Tabel 47

88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 44,16 65,22 53,92 % Tabel 48


89 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 61,54 % Tabel 49
90 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 51
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,18 0,23 0,21 Tabel 52
92 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 36,67 sekolah Tabel 49
93 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 92,41 sekolah Tabel 49
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 38,96 38,95 38,95 % Tabel 53
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 38,24 37,86 38,06 % Tabel 53
96 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 38,24 37,86 38,06 % Tabel 53

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar 25,47 27,00 26,21 % Tabel 55
98 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas 61,55 65,18 63,31 % Tabel 56
99 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 17,01 20,45 32,19 %
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1 Tabel 56
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 2,25 2,38 4,79 %
Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel 56
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 0,32 0,46 0,39 %
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1 Tabel 57
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan 0,82 0,92 0,91 %
Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3 Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 101,99 121,95 111,65 % Tabel 58
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 4,06 5,78 4,89 % Tabel 58
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 27,58 18,36 23,49 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 11,98 9,24 10,88 per 100.000 pasien keluar Tabel 59
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 43,92 % Tabel 60
108 Length of Stay (LOS) di RS 4,04 Hari Tabel 60
109 Turn of Interval (TOI) di RS 5,16 Hari Tabel 60

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


110 Rumah Tangga ber-PHBS 53,05 % Tabel 61

C.4 Keadaan Lingkungan


111 Rumah Sehat 88,02 % Tabel 62
112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 81,22 % Tabel 63
113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 76,63 % Tabel 65
114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 94,53 % Tabel 66
115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 95,27 % Tabel 66
116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 95,63 % Tabel 66
117 TUPM Sehat 86,96 % Tabel 67
118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 56,70 % Tabel 68

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 2,00 Tabel 70
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus - Tabel 70
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 3,00 Tabel 70
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 6,00 Tabel 70
123 Jumlah Apotek 18,00 Tabel 70
124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 81,82 % Tabel 71
125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 100,00 % Tabel 71
126 Jumlah Posyandu 1.198,00 Posyandu Tabel 72
127 Posyandu Aktif 57,01 % Tabel 72
128 Rasio posyandu per 100 balita 0,84 per 100 balita Tabel 72
129 Jumlah Desa Siaga 351,00 Desa Tabel 73
130 Desa Siaga Aktif 83,25 % Tabel 73
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
131 Jumlah Poskesdes 212,00 Poskesdes Tabel 73

D.2 Tenaga Kesehatan


132 Jumlah Dokter Spesialis 171,00 64,00 237,00 Orang Tabel 74
133 Rasio Dokter Spesialis 16,72 6,67 11,85 per 100.000 penduduk Tabel 74
134 Jumlah Dokter Umum 506,00 527,00 1.033,00 Orang Tabel 74
135 Rasio Dokter Umum 48,39 53,55 50,89 per 100.000 penduduk Tabel 74
136 Jumlah Dokter Gigi 61,00 168,00 229,00 Orang Tabel 74
137 Jumlah Bidan 116,00 1.484,00 1.600,00 Orang Tabel 75
138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 75,25 Tabel 75
139 Jumlah Perawat 792,00 2.479,00 3.271,00 Orang Tabel 75
140 Jumlah Perawat Gigi 13,00 34,00 47,00 Orang Tabel 75
141 Jumlah Tenaga Kefarmasian 105,00 308,00 413,00 Orang Tabel 76
142 Jumlah Tenaga Gizi 19,00 107,00 126,00 Orang Tabel 76
143 Jumlah Tenaga Kesmas 137,00 180,00 317,00 Orang Tabel 77
144 Jumlah Tenaga Sanitasi 67,00 70,00 137,00 Orang Tabel 77
145 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 82,00 178,00 260,00 Orang Tabel 78
146 Jumlah Fisioterapis 13,00 25,00 38,00 Orang Tabel 78

D.3 Pembiayaan Kesehatan


147 Total Anggaran Kesehatan 45.989.321.164 Rp Tabel 79
148 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 4,24 % Tabel 79
149 Anggaran Kesehatan Perkapita 203.617,81 Rp Tabel 79
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


KABUPATEN/ JUMLAH
NO WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
KOTA DESA KELURAHAN DESA+KEL. PENDUDUK
(km 2) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 1.524,00 22 32 54 225.861 51.676 4,37 148,20
2 Bintan 1.946,13 38 13 51 160.331 49.394 3,25 82,38
3 Natuna 2.001,30 70 6 76 81.966 23.293 3,52 40,96
4 Lingga 2.117,70 59 6 65 103.052 21.559 4,78 49,00
5 Batam 1.105,00 0 64 64 1.235.651 461.464 2,68 1118,24
6 Tanjungpinang 239,50 0 18 18 228.918 70.278 3,26 955,82
7 Kep. Anambas 634,37 52 2 54 44.704 12.798 3,49 70,47

JUMLAH (PROVINSI) 9.568,00 241 141 382 2.080.483 690.462 3,01 217,44

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,


RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK RASIO


RASIO
KABUPATEN/ JUMLAH BEBAN
NO LAKI-LAKI PEREMPUAN JENIS
KOTA PENDUDUK TANG
KELAMIN
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH GUNGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 225.861 11.689 22.664 57.945 18.850 4.451 115.599 10.963 21.823 55.689 17.251 4.527 110.253 50,83 104,8
2 Bintan 160.331 5.521 16.841 43.619 13.409 3.558 82.948 5.066 15.730 42.049 11.444 3.094 77.383 45,07 107,2
3 Natuna 81.966 2.988 8.625 21.959 7.014 1.737 42.323 2.876 8.287 20.428 6.334 1.718 39.643 47,06 106,8
4 Lingga 103.052 4.011 9.752 27.030 10.275 2.785 53.853 3.113 8.623 24.809 9.623 3.031 49.199 43,65 109,5
5 Batam 1.187.742 37.762 113.494 413.785 66.697 6.666 638.404 35.269 94.577 374.129 42.979 2.384 549.338 31,78 107,1
6 Tanjungpinang 228.918 9.655 22.178 59.725 20.152 4.546 116.256 9.164 20.700 58.949 18.831 5.018 112.662 45,20 103,2
7 Kep. Anambas 44.704 1.886 4.584 12.224 3.765 875 23.334 1.865 4.414 10.943 3.271 877 21.370 48,01 109,2

JUMLAH (PROVINSI) 2.032.574 73.512 198.138 636.287 140.162 24.618 1.072.717 68.316 174.154 586.996 109.733 20.649 959.848 37,97 111,8

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012

KARIMUN BINTAN NATUNA


KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PEN
NO
UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN

1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 0-4 11.689 10.963 22.652 5.521 5.066 10.587 42.323 39.643 81.966
2 5-9 11.754 11.275 23.029 8.737 8.228 16.965 4.432 4.209 8.641
3 10 - 14 10.910 10.557 21.467 8.104 7.502 15.606 4.193 4.078 8.271
4 15 - 19 10.150 9.461 19.611 6.156 5.790 11.946 3.629 3.475 7.104
5 20 - 24 9.270 8.608 17.878 5.961 5.728 11.689 3.465 3.276 6.741
6 25 - 29 10.188 10.704 20.892 7.185 7.595 14.780 3.769 3.673 7.442
7 30 - 34 10.744 10.845 21.589 8.941 9.494 18.435 4.268 4.010 8.278
8 35 - 39 9.599 8.947 18.546 8.425 7.876 16.301 3.692 3.305 6.997
9 40 - 44 7.994 7.124 15.118 6.951 5.566 12.517 3.136 2.689 5.825
10 45 - 49 6.694 5.917 12.611 5.122 4.100 9.222 2.381 2.102 4.483
11 50 - 54 5.397 5.156 10.553 3.800 3.173 6.973 2.024 1.873 3.897
12 55 - 59 4.107 3.631 7.738 2.652 2.382 5.034 1.462 1.329 2.791
13 60 - 64 2.652 2.547 5.199 1.835 1.789 3.624 1.147 1.030 2.177
14 65 - 69 1.952 1.894 3.846 1.384 1.217 2.601 764 685 1.449
15 70 - 74 1.422 1.356 2.778 1.094 891 1.985 542 483 1.025
16 75+ 1.077 1.277 2.354 1.080 986 2.066 431 550 981
JUMLAH 119.308 113.767 225.861 82.948 77.383 160.331 81.658 76.410 158.068
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 3

AN KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PULAUAN RIAU MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012

LINGGA BATAM TANJUNGPINANG KEP. ANAMBAS


KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDU
NO
UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI + LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI
PEREMPUAN PEREMPUAN PEREMPUAN

1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5 3
1 0-4 4.011 3.113 7.124 37.762 35.185 72.947 7.697 7.294 14.991 1.887
2 5-9 4.994 3.993 8.987 67.035 62.254 129.289 11.400 10.555 21.955 2.381
3 10 - 14 4.758 4.630 9.388 46.459 43.198 89.657 11.076 10.433 21.509 2.202
4 15 - 19 4.635 4.204 8.839 34.139 32.893 67.032 9.045 8.548 17.593 2.048
5 20 - 24 4.013 3.850 7.863 64.550 67.421 131.971 8.803 8.347 17.150 1.908
6 25 - 29 4.933 4.612 9.545 92.824 105.484 198.308 9.154 9.376 18.530 2.307
7 30 - 34 5.131 4.677 9.808 94.718 93.600 188.318 11.873 12.471 24.344 2.281
8 35 - 39 4.468 4.144 8.612 73.144 64.909 138.053 11.302 11.356 22.658 1.952
9 40 - 44 3.850 3.322 7.172 54.410 39.628 94.038 9.608 9.050 18.658 1.759
10 45 - 49 3.303 3.112 6.415 30.756 20.534 51.290 7.628 6.912 14.540 1.302
11 50 - 54 2.795 2.578 5.373 18.190 12.903 31.093 6.133 5.678 11.811 1.083
12 55 - 59 2.312 2.299 4.611 11.092 8.326 19.418 4.539 4.144 8.683 885
13 60 - 64 1.865 1.634 3.499 6.659 4.990 11.649 3.119 3.108 6.227 520
14 65 - 69 1.138 1.168 2.306 3.250 2.814 6.064 1.954 2.105 4.059 242
15 70 - 74 865 857 1.722 2.045 1.677 3.722 1.470 1.496 2.966 243
16 75+ 782 1.006 1.788 1.371 1.431 2.802 1.455 1.789 3.244 23.334
JUMLAH 53.853 49.199 103.052 638.404 597.247 1.235.651 116.256 112.662 228.918 46.334
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012

KEP. ANAMBAS PROVINSI


KELOMPOKJUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK
NO
UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN

1 2 4 5 3 4 5
1 0-4 2.035 3.922 110.890 103.299 214.189
2 5-9 2.296 4.677 110.733 102.810 213.543
3 10 - 14 2.086 4.288 87.702 82.484 170.186
4 15 - 19 1.848 3.896 69.802 66.219 136.021
5 20 - 24 1.999 3.907 97.970 99.229 197.199
6 25 - 29 2.141 4.448 130.360 143.585 273.945
7 30 - 34 2.035 4.316 137.956 137.132 275.088
8 35 - 39 1.678 3.630 112.582 102.215 214.797
9 40 - 44 1.316 3.075 87.708 68.695 156.403
10 45 - 49 1.138 2.440 57.186 43.815 101.001
11 50 - 54 930 2.013 39.422 32.291 71.713
12 55 - 59 685 1.570 27.049 22.796 49.845
13 60 - 64 478 998 17.797 15.576 33.373
14 65 - 69 399 641 10.684 10.282 20.966
15 70 - 74 238 481 7.681 6.998 14.679
16 75+ 249 23.583 29.530 7.288 36.818
JUMLAH 21.551 67.885 1.135.052 1.044.714 2.179.766
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 4

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


KABUPATEN/ LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO
KOTA
MELEK MELEK MELEK
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
HURUF HURUF HURUF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Karimun 92.156 90.534 98,24 88.024 83.535 94,90 180.180 174.069 96,61
2 Bintan 63.704 48.339 75,88 59.151 46.514 78,64 122.855 94.853 77,21
3 Natuna 35.023 34.903 99,66 32.624 32.558 99,80 67.646 67.461 99,73
4 Lingga 44.848 40.398 90,08 42.093 37.403 88,86 86.941 77.801 89,49
5 Batam - - - - - - - -
6 Tanjungpinang 15.951 13.762 86,28 14.817 12.970 87,53 30.768 26.732 86,88
7 Kep. Anambas 23.334 18.955 81,23 21.370 17.243 80,69 44.704 36.198 80,97

JUMLAH (PROVINSI) 275.016 246.891 89,77 258.079 230.223 89,21 533.094 477.114 89,50

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS


MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

LAKI-LAKI
KABUPATEN/ TIDAK/ BELUM
NO TIDAK/ BELUM
KOTA PERNAH SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLOMA UNIVERSITAS JUMLAH
TAMAT SD/MI
SEKOLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Karimun 3,57 16,55 31,84 17,08 26,10 2,02 2,84 100,00
2 Bintan 21,88 17,89 17,64 14,26 24,05 2,36 1,92 100,00
3 Natuna 21,62 14,22 29,12 11,68 17,96 2,22 3,18 100,00
4 Lingga 31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
5 Batam 10,49 9,12 8,92 10,97 52,93 2,85 4,72 100,00
6 Tanjungpinang 3,03 13,90 22,84 16,55 35,33 2,52 5,83 100,00
7 Kep. Anambas 26,60 12,30 34,60 8,10 13,20 1,90 3,30 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 17 14 26 12 25 2 3 100

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS


MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PEREMPUAN
KABUPATEN/
NO TIDAK/ BELUM TIDAK/ BELUM
KOTA SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS JUMLAH
PERNAH SEKOLAH TAMAT SD/MI
1 2 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 3,60 27,94 31,89 17,99 16,92 0,80 0,86 100,00
2 Bintan 23,46 17,38 17,81 13,78 23,33 2,51 1,73 100,00
3 Natuna 22,66 14,64 31,43 11,42 14,20 3,04 2,61 100,00
4 Lingga 31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
5 Batam 11,13 9,06 8,79 9,85 54,57 3,10 3,50 100,00
6 Tanjungpinang 3,59 13,87 26,64 16,07 31,37 3,75 4,71 100,00
7 Kep. Anambas 29,60 13,00 34,60 7,70 10,00 2,70 2,40 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 18 16 26 12 23 3 2 100

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS


MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

LAKI-LAKI + PEREMPUAN
KABUPATEN/ TIDAK/ BELUM
NO TIDAK/ BELUM
KOTA PERNAH SD/MI SMP/ MTs SMA/ SMK/ MA AK/ DIPLO MA UNIVERSITAS JUMLAH
TAMAT SD/MI
SEKOLAH
1 2 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 0,00 17,58 38,62 18,48 20,01 0,00 5,31 100,00
2 Bintan 22,65 17,64 17,72 14,03 23,70 2,43 1,83 100,00
3 Natuna 22,14 14,43 30,27 11,55 16,08 2,63 2,90 100,00
4 Lingga 31,20 13,60 34,30 8,50 8,90 2,00 1,50 100,00
5 Batam 10,80 9,09 8,86 10,43 53,72 2,97 4,13 100,00
6 Tanjungpinang 3,31 13,89 24,74 16,31 33,35 3,14 5,27 100,00
7 Kep. Anambas 28,00 12,60 34,60 7,90 11,70 2,30 2,90 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 17 14 27 12 24 2 3 100

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 6

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KELAHIRAN

NO KABUPATEN/ KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN


HIDUP + HIDUP + HIDUP +
HIDUP MATI HIDUP MATI HIDUP MATI
MATI MATI MATI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.454 24 2.478 2.299 20 2.319 4.753 44 4.797
2 Bintan 1.563 11 1.574 1.477 5 1.482 3.040 16 3.056
3 Natuna 700 15 715 660 18 678 1.360 33 1.393
4 Lingga 1.124 7 1.131 1.078 4 1.082 2.202 11 2.213
5 Batam 18.331 57 18.388 19.120 45 19.165 37.451 102 37.553
6 Tanjungpinang 3.182 26 3.208 3.144 15 3.159 6.326 41 6.367
7 Kep. Anambas 343 6 349 340 4 344 683 10 693
JUMLAH (PROVINSI) 27.697 146 27.843 28.118 111 28.229 55.815 257 56.072

ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 5,2 3,9 4,6

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 7 KIA

JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN
KABUPATEN/ LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO
KOTA ANAK ANAK ANAK
BAYI BALITA BAYI BALITA BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 47 4 51 29 3 32 76 7 83
2 Bintan 10 3 13 13 5 18 23 8 31
3 Natuna 10 1 13 6 1 15 16 2 28
4 Lingga 11 2 13 14 1 15 25 3 28
5 Batam 25 160 185 19 17 36 44 177 221
6 Tanjungpinang 24 6 30 16 1 17 40 7 47
7 Kep. Anambas 7 3 10 10 3 13 17 6 23
JUMLAH (PROVINSI) 134 179 315 107 31 146 241 210 461
ANGKA KEMATIAN
5,1 6,8 11,9 4,3 1,2 5,8 4,68 4,1 8,96
(DILAPORKAN)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 8 KIA
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KEMATIAN IBU


KABUPATEN/ JUMLAH
NO KEMATIAN IBU HAMIL KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
KOTA LAHIR HIDUP
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun 4.753 0 1 0 1 0 1 1 2 0 3 1 4 0 5 2 7
2 Bintan 3.040 0 0 0 0 0 3 0 3 0 2 0 2 0 5 0 5
3 Natuna 1.360 0 0 0 0 0 4 3 7 0 0 0 0 0 4 3 7
4 Lingga 2.202 1 2 0 3 0 0 0 0 0 1 1 2 2 1 1 4
5 Batam 37.451 0 3 4 7 1 3 4 8 1 3 1 5 2 9 9 20
6 Tanjungpinang 6.326 0 2 0 2 0 0 0 0 0 4 2 6 0 6 2 8
7 Kep. Anambas 683 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
JUMLAH (PROVINSI) 55.815 1 8 4 13 1 13 8 22 1 13 5 19 4 32 17 53
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 95,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 9 P2PL

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO)
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KABUPATEN/
NO JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
KOTA

1 2 4 5
1 Karimun 67.148 3
2 Bintan 43.158 1
3 Natuna 22.776 0
4 Lingga 25.499 1
5 Batam 291.893 5
6 Tanjungpinang 61.697 1
7 Kep. Anambas 12.749 0
JUMLAH (PROVINSI) 524.920 11
AFP RATE (NON POLIO) 2,10
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 10 PRPL

JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS TB PARU


PREVALENSI JUMLAH KEMATIAN
KABUPATEN/ JUMLAH PENDUDUK KASUS BARU +
NO KASUS BARU KASUS LAMA
(PER 100.000 PENDUDUK) AKIBAT TB PARU
KOTA KASUS LAMA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 121.061 114.722 235.783 79 63 142 104 63 167 183 126 309 151,16 109,83 131,05 4 2 6
2 Bintan 82.948 77.383 160.331 86 52 138 15 6 21 101 58 159 121,76 74,95 99,17 6 3 9
3 Natuna 42.323 39.643 81.966 33 19 52 1 0 1 34 19 53 80,33 47,93 64,66 0 0 0
4 Lingga 53.849 49.203 103.052 35 31 66 2 1 3 37 32 69 68,71 65,04 66,96 5 2 7
5 Batam 638.404 597.247 1.235.651 182 119 301 108 65 173 290 184 474 45,43 30,81 38,36 2 5 7
6 Tanjungpinang 116.256 112.662 228.918 137 72 209 0 0 0 137 72 209 117,84 63,91 91,30 5 2 7
7 Kep. Anambas 23.334 21.370 44.704 32 14 46 15 13 28 47 27 74 201,42 126,35 165,53 0 1 1
JUMLAH (PROVINSI) 1.078.175 1.012.230 2.090.405 584 370 954 245 148 393 829 518 1.347 76,89 51,17 64,44 22 15 37

ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 54,2 36,6 45,64 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 2,0 1,5 1,8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar:
TABEL 11

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012

TB PARU
JUMLAH PERKIRAAN
KABUPATEN/ KASUS BARU ANGKA PENEMUAN KASUS
NO KLINIS BTA (+)
KOTA (CDR)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 193 184 377 593 498 1.091 79 63 142 40,93 34,24 37,67
2 Bintan 137 117 254 873 939 1.812 86 52 138 62,77 44,44 54,33
3 Natuna 68 63 131 10 7 17 23 12 35 33,82 19,05 26,72
4 Lingga 93 73 166 14 12 26 35 31 66 37,63 42,47 39,76
5 Batam 1.021 956 1.977 708 487 1.195 458 336 794 44,86 35,15 40,16
6 Tanjungpinang 187 180 367 1.071 741 1.812 137 72 209 73,26 40,00 56,95
7 Kep. Anambas 37 34 71 170 108 278 32 14 46 85,71 40,95 64,79
JUMLAH (PROVINSI) 1.736 1.607 3.343 3.439 2.792 6.231 850 580 1.430 48,96 36,09 42,78
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
55,19 44,81 59,44 40,56
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Data klinis tidak dipakai lagi jadi digantikan dengan BTA (-) Rontgen (+)
TABEL 12

JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

TB PARU

KABUPATEN/ BTA (+) DIOBATI KESEMBUHAN PENGOBATAN LENGKAP ANGKA KESUKSESAN


NO
KOTA L P L+P L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 110 40 150 75 68,18 35 87,50 110 73,33 10 9,09 5 12,50 15 10,00 77,27 100,00 83,33
2 Bintan 78 45 123 70 89,74 36 80,00 106 86,18 8 10,26 9 20,00 17 13,82 100,00 100,00 100,00
3 Natuna 19 11 30 12 63,16 8 72,73 20 66,67 6 31,58 2 18,18 8 26,67 94,74 90,91 93,33
4 Lingga 62 48 110 30 48,39 31 64,58 61 55,45 11 17,74 12 25,00 23 20,91 66,13 89,58 76,36
5 Batam 174 109 283 101 58,05 65 59,63 166 58,66 25 14,37 29 26,61 54 19,08 72,41 86,24 77,74
6 Tanjungpinang 117 67 184 104 88,89 50 74,63 154 83,70 4 3,42 4 5,97 8 4,35 92,31 80,60 88,04
7 Kep. Anambas 28 18 46 13 46,43 11 61,11 24 52,17 8 28,57 4 22,22 12 26,09 75,00 83,33 78,26
JUMLAH (PROVINSI) 588 338 926 405 68,88 236 69,82 641 69,22 72 12,24 65 19,23 137 14,79 81,12 89,05 84,02
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013 96,5545 105,994

Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 13

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PNEUMONIA PADA BALITA


KABUPATEN/ JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO
KOTA PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 15.363 14.558 29.921 1.536 1.456 2.992 577 37,6 530 36,4 1.107 37,0
2 Bintan 7.736 7.518 15.254 774 752 1.525 25 3,2 25 3,3 50 3,3
3 Natuna 5.700 5.320 11.020 570 532 1.102 52 9,1 37 7,0 89 8,1
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 520 488 1.008 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Batam 75.459 70.416 145.875 7.546 7.042 14.588 564 7,5 449 6,4 1.013 6,9
6 Tanjungpinang 13.913 13.428 27.341 1.391 1.343 2.734 168 12,1 154 11,5 322 11,8
7 Kep. Anambas 3.032 2.778 5.810 303 278 581 10 3,3 2 0,7 12 2,1
JUMLAH (PROVINSI) 126.401 118.898 245.299 12.640 11.890 24.530 1.396 11,0 1.197 10,1 2.593 10,6
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS BARU


JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
KABUPATEN/ INFEKSI MENULAR SEKSUAL
NO HIV AIDS AIDS
KOTA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 35 22 57 24 39 63 179 1.478 1.657 2 5 7
2 Bintan 15 16 31 14 20 34 0 1.272 1.272 5 4 9
3 Natuna 2 11 13 1 1 2 4 0 4 1 1 2
4 Lingga 2 6 8 0 0 0 1 9 10 0 1 1
5 Batam 290 287 577 92 106 198 - - 151 29 25 54
6 Tanjungpinang 86 108 194 37 24 61 71 1.486 1.557 17 14 31
7 Kep. Anambas 2 7 9 4 2 6 0 0 0 3 1 4
JUMLAH (PROVINSI) 432 457 889 172 192 364 255 4.245 4.651 57 51 108
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012

Ket: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 15 P2PL

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

DONOR DARAH
UNIT TRANSFUSI DARAH SAMPEL DARAH DIPERIKSA POSITIF HIV
NO JUMLAH PENDONOR
KABUPATEN/KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 3.682 488 4.170 3.669 99,65 472 96,72 4.141 99,30 7 0,19 1 0,21 8 0,19
2 Bintan - - - - - - - - - - - - - - -
3 Natuna
RSUD Kabupaten Natuna 1.142 80 1.222 1.142 100,00 80 100,00 1.222 100,00 2 0,18 0 0,00 2 0,16
RS TNI AU Ranai - - - - - - - - - - - - - - -
4 Lingga - - - - - - - - - - - - - - -
5 Batam 9.029 1.802 10.831 9.029 100,00 1.802 100,00 10.831 100,00 40 0,44 2 0,11 42 0,39
6 Tanjungpinang 4.652 402 5.054 4.652 100,00 402 100,00 5.054 100,00 3 0,06 0 0,00 3 0,06
7 Anambas - - - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH 18.505 2.772 21.277 18.492 99,93 2.756 99,42 21.248 99,86 52 0,28 3 0 55 0,26

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 16

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

DIARE
KABUPATEN/ JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN DIARE DITANGANI
NO KASUS
KOTA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 121.061 114.722 235.783 2.591 2.455 5.046 3.092 119,34 432 17,60 3.524 69,84
2 Bintan 82.948 77.383 160.331 3.476 3.242 6.718 1.297 37,31 1.192 36,77 2.489 37,05
3 Natuna 42.323 39.643 81.966 906 848 1.754 906 100,00 915 107,90 1.821 103,82
4 Lingga 53.849 49.203 103.052 2.278 2.081 4.359 1.280 56,19 907 43,58 2.187 50,17
5 Batam 638.404 597.247 1.235.651 26.238 24.547 50.785 5.804 22,12 4.963 20,22 10.767 21,20
6 Tanjungpinang 483.207 112.662 595.869 4.778 4.630 9.408 1.464 30,64 1.512 32,65 2.976 31,63
7 Kep. Anambas 23.334 21.370 44.704 959 878 1.837 653 68,09 486 55,33 1.139 61,99
JUMLAH (PROVINSI) 1.445.126 1.012.230 2.457.356 41.226 38.682 79.908 14.496 35,2 10.407 26,9 24.903 31,2
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 17

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KASUS BARU
KABUPATEN/ Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
NO PB + MB
KOTA 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 7 3 4 7 3 4 7
2 Bintan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 5 1 6 6 1 7 7 1 8
3 Natuna 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam - - - - - - 3 3 0 - - - - - - 17 3 20 20 6 20
6 Tanjungpinang 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
7 Kep. Anambas 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 2 1
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 6 0 6 9 3 6 1 0 1 8 5 13 26 10 34 35 13 40
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 3,41 1,35 2,01
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 18

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN CACAT TINGKAT 2
NO KABUPATEN/ KOTA PENDERITA KUSTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 3 4 7 1 33,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Bintan 7 1 8 2 28,57 0 0,00 1 12,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Natuna 2 - 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Lingga 0 - - 0 0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 20 6 26 0 0 0 0,00 22 84,60 0 0,00 0 0,00 0 0,00
6 Tanjungpinang - - - 0 #DIV/0! 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0,00 - #DIV/0!
7 Kep. Anambas 1 2 3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 100,00 0 0,00 1 33,33
JUMLAH (PROVINSI) 33 13 46 3 9,09 - 0,00 23 50,00 1 3,03 - 0,00 1 2,17
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 19

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA


MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KASUS TERCATAT
KABUPATEN/
NO PB MB JUMLAH
KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 0 0 0 4 3 7 4 3 7
2 Bintan 1 0 1 6 1 7 7 1 8
3 Natuna 2 0 2 0 0 0 2 0 2
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 4 2 6 16 6 22 20 8 28
6 Tanjungpinang 3 0 3 3 2 5 5 3 8
7 Kep. Anambas 1 0 1 0 2 2 1 2 3
JUMLAH (PROVINSI) 11 2 13 29 14 43 39 17 56
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,4 0,2 0,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2011
TABEL 20 TABEL 20

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
DERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


KABUPATEN/ PENDERITA PB RFT PB PENDERITA MB RFT MB
NO
KOTA 2012 L P L+P 2011 L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Karimun 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0 3 4 7 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 1 0 1 1 100,00 0 0 1 100,00 3 1 4 4 133,33 0 0 4 100,00
3 Natuna 2 0 2 2 100,00 0 0 2 100,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Batam 2 1 3 1 50,00 1 100 2 66,67 10 0 10 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00
6 Tanjungpinang 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 2 #DIV/0! 1 100,00 3 300,00
7 Kep. Anambas 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 7 1 8 5 71,43 1 100,00 6 75,00 16 6 22 6 37,50 1 16,67 7 31,82
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2


X = tahun data.
TABEL 21

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I


KABUPATEN/ DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO PERTUSIS
KOTA JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING- JUMLAH KASUS MENING-
L P L+P GAL L P L+P L P L+P GAL L P L+P GAL
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
6 Tanjungpinang 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
CASE FATALITY RATE (%) 0 #DIV/0! 0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 22

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)


MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KASUS PD3I


KABUPATEN/ CAMPAK
NO POLIO HEPATITIS B
KOTA JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Karimun 7 7 14 0 0 0 0 0 0 0
2 Bintan 24 29 53 0 0 0 0 0 0 0
3 Natuna 2 3 5 0 0 0 0 0 0 0
4 Lingga 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0
5 Batam 173 153 326 0 0 0 0 0 0 0
6 Tanjungpinang 2 4 6 0 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 210 199 409 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,0


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 23

JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


KABUPATEN/
NO JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 44 40 84 1 0 1 2,3 0,0 1,2
2 Bintan 112 90 202 1 0 1 0,9 0,0 0,5
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Lingga 8 3 11 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Batam 546 461 1.007 7 10 17 1,3 2,2 1,7
6 Tanjungpinang 98 70 168 1 0 1 1,0 0,0 0,6
7 Kep. Anambas 3 1 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (PROVINSI) 811 665 1.476 10 10 20 5,5 2,2 4,0
INCIDENCE RATE PER
78,9 68,8 74,0
100.000 PENDUDUK
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MALARIA
SEDIAAN DARAH PENDERITA
KABUPATEN/
NO TANPA PEMERIKSAAN DENGAN PEMERIKSAAN MENINGGAL CFR
KOTA
DIPERIKSA POSITIF % POSITIF SEDIAAN DARAH SEDIAAN DARAH POSITIF
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 1.322 22 1,7 0 0 0 16 6 22 1 0 0 6,25 0,00 0,00
2 Bintan - - #DIV/0! 0 0 0 64 35 99 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Natuna - - #DIV/0! 0 0 0 7 2 9 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Lingga 2.813 476 16,9 2.095 1.655 3.750 292 184 476 0 0 0 0,00 0,00 0,00
5 Batam - - 0,0 0 0 0 165 87 252 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Tanjungpinang 469 35 7,5 0 152 152 25 10 35 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 Kep. Anambas - - - - - - 812 542 1.354 - - - 0,00 0,00 0,00
JUMLAH (PROVINSI) 4.604 533 11,6 2.095 1.807 3.902 1.381 866 2.247 1 0 0 0,03 0,00 0,00

ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0,00 0,90 1,13


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 25

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PENDERITA FILARIASIS
KABUPATEN/
NO KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
KOTA
L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 0 0 0 0 2 2
2 Bintan 0 0 0 49 20 69
3 Natuna 0 1 1 0 1 1
4 Lingga 1 1 2 7 5 12
5 Batam 0 2 2 0 2 2
6 Tanjungpinang 0 0 0 0 0 0
7 Kep. Anambas 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 1 4 5 56 30 86
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (PROVINSI) 5 3 4
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 26

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/ KOTA L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.454 2.299 4.753 2.454 100,0 2.299 100,0 4.753 100,0 77 3,1 64 2,8 141 3,0
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.541 98,6 1.462 99,0 3.003 98,8 39 2,5 24 1,6 63 2,1
3 Natuna 700 660 1.360 649 92,7 607 92,0 1.256 92,4 20 3,1 11 1,8 31 2,5
4 Lingga 1.124 1.078 2.202 1.124 100,0 1.078 100,0 2.202 100,0 37 3,3 23 2,1 60 2,7
5 Batam 18.325 19.146 37.471 14.655 80,0 13.434 70,2 28.089 75,0 154 1,1 106 0,8 260 0,9
6 Tanjungpinang 3.182 3.144 6.326 3.182 100,0 3.144 100,0 6.326 100,0 60 1,9 50 1,6 110 1,7
7 Kep. Anambas 343 340 683 378 110,2 383 112,6 761 111,4 18 4,8 14 3,7 32 4,2
JUMLAH (PROVINSI) 27.691 28.144 55.835 23.983 86,6 22.407 79,6 46.390 83,1 405 1,7 292 1,3 697 1,5
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 27

STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BALITA
KABUPATEN/ BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
NO
KOTA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Karimun 8.612 8.239 16.851 40 0,46 35 0,42 75 0,45 4.779 55,49 4.497 54,58 9.276 55,05 547 6,35 452 5,49 999 5,93 136 1,58 94 1,14 230 1,36
2 Bintan 6.207 6.068 12.275 0 0,00 1 0,02 1 0,01 5.938 95,67 5.839 96,23 11.777 95,94 217 3,50 187 3,08 404 3,29 52 0,84 41 0,68 93 0,76
3 Natuna 1.938 1.921 3.859 54 2,79 21 1,09 75 1,94 1.643 84,78 1.609 83,76 3.252 84,27 224 11,56 262 13,64 486 12,59 12 0,62 15 0,78 27 0,70
4 Lingga 4.372 4.045 8.417 64 1,46 65 1,61 129 1,53 4.188 95,79 3.881 95,95 8.069 95,87 227 5,19 187 4,62 414 4,92 33 0,75 33 0,82 66 0,78
5 Batam 37.722 36.279 74.001 469 1,24 432 1,19 901 1,22 36.612 97,06 35.195 97,01 71.807 97,04 453 1,20 511 1,41 964 1,30 188 0,50 159 0,44 347 0,47
6 Tanjungpinang 8.682 8.417 17.099 135 1,55 142 1,69 277 1,62 8.500 97,90 8.245 97,96 16.745 97,93 32 0,37 20 0,24 52 0,30 15 0,17 10 0,12 25 0,15
7 Kep. Anambas 1.203 1.804 3.007 23 1,91 21 1,16 44 1,46 1.205 100,17 1.808 100,22 3.013 100,20 157 13,05 145 8,04 302 10,04 13 1,08 22 1,22 35 1,16
JUMLAH (PROVINSI) 68.736 66.773 135.509 785 1,14 717 1,07 1.502 1,11 62.865 91,46 61.074 91,47 123.939 91,46 1.857 2,70 1.764 2,64 3.621 2,67 449 0,65 374 0,56 823 0,61
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 28

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS


KABUPATEN/
NO DITOLONG MENDAPAT
KOTA JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH % JUMLAH %
NAKES YANKES
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Karimun 5.677 5.173 91,12 4.763 83,90 5.421 4.745 87,53 4.663 4.207 90,22
2 Bintan 3.478 3.396 97,64 3.218 92,52 3.124 3.064 98,08 3.124 2.999 96,00
3 Natuna 1.719 1.401 81,50 1.071 62,30 1.642 1.256 76,49 1.642 795 48,42
4 Lingga 2.502 1.745 69,74 2.312 92,41 2.201 2.187 99,36 2.197 2.187 99,54
5 Batam 43.054 41.928 97,38 40.095 93,13 41.097 37.475 91,19 41.097 31.904 77,63
6 Tanjungpinang 6.652 6.767 101,73 6.357 83,12 6.354 6.353 99,98 6.053 6.353 104,96
7 Kep. Anambas 1.131 1.004 88,77 926 81,87 1.079 659 61,08 1.079 691 64,04

JUMLAH (PROVINSI) 64.213 61.414 95,64 58.742 91,48 60.918 55.739 91,50 59.855 49.136 82,09
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 29

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


KABUPATEN/ JUMLAH IBU
NO TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
KOTA HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Karimun 5.677 768 13,53 1.177 20,73 1.178 20,75 787 13,86 512 9,02 3.654 64,36
2 Bintan 3.478 514 14,78 757 21,77 626 18,00 565 16,24 579 16,65 2.527 72,66
3 Natuna 1.719 656 38,16 483 28,10 216 12,57 117 6,81 113 6,57 929 54,04
4 Lingga 2.502 914 36,53 926 37,01 729 29,14 582 23,26 518 20,70 2.755 110,11
5 Batam 44.464 9.917 22,30 8.924 20,07 3.866 8,69 2.019 4,54 1.938 4,36 16.747 37,66
6 Tanjungpinang 6.652 5.567 83,69 4.662 70,08 2.080 31,27 1.906 28,65 2.501 37,60 11.149 167,60
7 Kep. Anambas 1.131 481 42,53 467 41,29 127 11,23 9 0,80 5 0,44 608 53,76

JUMLAH (PROVINSI) 65.623 18.817 28,67 17.396 26,51 8.822 13,44 5.985 9,12 6.166 9,40 38.369 58,47
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 30

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3


MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KABUPATEN/ JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO
KOTA IBU HAMIL
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 5.677 5.173 91,12 4.763 83,90
2 Bintan 3.541 3.413 96,39 3.219 90,91
3 Natuna 1.719 1.286 74,81 1.124 65,39
4 Lingga 2.502 2.454 98,08 2.291 91,57
5 Batam 43.054 41.943 97,42 40.095 93,13
6 Tanjungpinang 6.652 6.767 101,73 6.357 95,57
7 Kep. Anambas 1.131 821 72,59 691 61,10

JUMLAH (PROVINSI) 64.276 61.857 96,24 58.540 91,08


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 31

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BUMIL BUMIL KOMPLIKASI NEONATUS KOMPLIKASI DITANGANI


JUMLAH PERKIRAAN NEONATUS
KABUPATEN/ DENGAN KEBIDANAN JUMLAH LAHIR HIDUP
NO IBU KOMPLIKASI
KOTA KOMPLIKASI DITANGANI L P L+P
HAMIL KEBIDANAN
S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Karimun 5.677 1.135 1.227 108,07 2.454 2.299 4.753 398 376 774 140 35,18 120 31,91 260 33,59
2 Bintan 3.478 696 550 79,02 1.563 1.477 3.040 227 226 453 118 51,98 103 45,58 221 48,79
3 Natuna 1.719 344 160 46,54 700 660 1.360 105 99 204 69 65,71 60 60,61 129 63,24
4 Lingga 2.502 500 418 83,53 1.124 1.078 2.202 169 162 330 124 73,55 133 82,25 257 77,81
5 Batam 43.054 8.611 5.138 59,67 16.961 17.070 34.031 2.544 2.561 5.105 1.038 40,80 791 30,89 1.829 35,83
6 Tanjungpinang 6.652 1.330 1.209 90,87 3.182 3.144 6.326 477 472 949 289 60,59 280 59,32 569 59,96
7 Kep. Anambas 1.131 226 103 45,53 343 340 683 51 51 102 19 37,25 14 27,45 33 32,35

JUMLAH (PROVINSI) 64.213 12.843 8.805 68,56 26.327 26.068 52.395 3.971 3.947 7.917 1.797 45,26 1.501 38,03 3.298 41,66
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 32

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS


KABUPATEN/ BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A 2X MENDAPAT
NO JUMLAH JUMLAH
KOTA L P L+P L P L+P JUMLAH VIT A
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.199 83,11 2.102 83,61 4.301 83,35 12.710 12.047 24.757 8.834 69,50 8.416 69,86 17.250 69,68 5.421 4.663 86,02
2 Bintan 802 766 1.568 727 90,65 653 85,25 1.380 88,01 6.173 6.041 12.214 5.677 91,97 5.529 91,52 11.206 91,75 3.279 3.051 93,05
3 Natuna 809 754 1.563 394 48,70 394 52,25 788 50,42 4.595 4.288 8.883 2.529 55,04 2.497 58,23 5.026 56,58 1.642 956 58,22
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 523 44,59 463 41,98 986 43,32 4.804 4.587 9.391 4.125 85,87 3.784 82,49 7.909 84,22 2.197 2.161 98,36
5 Batam 20.004 18.874 38.878 16.347 81,72 14.958 79,25 31.305 80,52 60.776 56.858 117.634 42.233 69,49 39.508 69,49 81.741 69,49 41.097 24.759 60,25
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 2.573 83,51 2.505 84,29 5.078 83,89 10.832 10.456 21.288 9.444 87,19 9.015 86,22 18.459 86,71 6.053 6.353 104,96
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 405 75,42 372 75,61 777 75,51 2.619 2.418 5.037 2.045 78,08 1.891 78,21 3.936 78,14 1.079 747 69,23
JUMLAH (PROVINSI) 29.052 27.475 56.527 23.168 79,75 21.447 78,06 44.615 78,93 102.509 96.695 199.204 74.887 73,05 70.640 73,05 145.527 73,05 60.768 42.690 70,25
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 33

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP
NO KABUPATEN/KOTA MKJP + % MKJP +
OBAT NON MKJP NON MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM % % LAIN NYA % JUMLAH %
VAGINA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 612 2,07 24 0,08 568 1,92 1.252 4,22 2.456 8,29 15.457 52,16 11.214 37,84 476 1,61 0 0,00 32 0,11 27.179 91,71 29.635 100,00
2 Bintan 768 4,11 43 0,23 290 1,55 1.392 7,46 2.493 13,35 10.532 56,41 5.188 27,79 458 2,45 0 0,00 0 0,00 16.178 86,65 18.671 100,00
3 Natuna 83 1,18 0 0,00 26 0,37 222 3,15 331 4,69 3.950 55,98 2.510 35,57 265 3,76 0 0,00 0 0,00 6.725 95,31 7.056 100,00
4 Lingga 78 0,67 32 0,27 82 0,70 426 3,64 618 5,28 6.866 58,66 4.156 35,51 64 0,55 0 0,00 0 0,00 11.086 94,72 11.704 100,00
5 Batam 7.083 4,27 26 0,02 508 0,31 2.847 1,71 10.464 6,30 96.551 58,15 50.497 30,41 8.530 5,14 0 0,00 0 0,00 155.578 93,70 166.042 100,00
6 Tanjungpinang 2.054 5,37 27 0,07 442 1,16 3.122 8,17 5.645 14,77 17.757 46,46 13.049 34,14 1.770 4,63 0 0,00 0 0,00 32.576 85,23 38.221 100,00
7 Kep. Anambas 21 0,36 0 0,00 7 0,12 118 2,03 146 2,51 1.847 31,74 2.999 51,53 553 9,50 0 0,00 275 4,73 5.674 97,49 5.820 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 10.699 3,86 152 0,05 1.923 0,69 9.379 3,38 22.153 7,99 152.960 55,19 89.613 32,33 12.116 4,37 0 0,00 307 0,11 254.996 92,01 277.149 100,00
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PESERTA KB BARU
KABUPATEN/ MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO
KOTA OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 192 4,6 4 0,1 50 1,2 220 5,3 466 11,2 2.763 66,5 858 20,6 71 1,7 0 0,0 0 0,0 3.692 88,8 4.158 100,0
2 Bintan 76 3,0 2 0,1 71 2,8 156 6,1 305 11,9 1.660 64,9 511 20,0 80 3,1 0 0,0 0 0,0 2.251 88,1 2.556 100,0
3 Natuna 108 4,4 0 0,0 50 2,0 100 4,1 258 10,5 1.215 49,6 949 38,7 28 1,1 0 0,0 0 0,0 2.192 89,5 2.450 100,0
4 Lingga 11 0,7 0 0,0 20 1,2 91 5,5 122 7,4 1.011 61,0 506 30,5 18 1,1 0 0,0 0 0,0 1.535 92,6 1.657 100,0
5 Batam 57 3,3 2 0,1 2 0,1 41 2,4 102 5,9 849 48,7 540 31,0 252 14,5 0 0,0 0 0,0 1.641 94,1 1.743 100,0
6 Tanjungpinang 173 2,83 1 0,02 9 0,15 322 5,27 505 8,26 3.782 61,8 1.716 28,1 112 1,8 0 0,0 0 0,0 5.610 91,7 6.115 100,0
7 Kep. Anambas 6 0,4 0 0,0 3 0,2 43 3,0 52 3,6 487 33,9 826 57,6 59 4,1 0 0,0 11 0,8 1.383 96,4 1.435 100,0
JUMLAH (PROVINSI) 623 3,1 9 0,0 205 1,0 973 4,8 1.810 9,0 11.767 58,5 5.906 29,4 620 3,1 0 0,0 11 0,1 18.304 91,0 20.114 100,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
148
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KABUPATEN/ PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO JUMLAH PUS
KOTA JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 43.856 4.158 9,48 29.635 67,57
2 Bintan 23.241 2.556 11,00 18.671 80,34
3 Natuna 13.654 2.450 17,94 7.056 51,68
4 Lingga 17.242 1.657 9,61 11.704 67,88
5 Batam 210.373 1.742 0,83 165.444 78,64
6 Tanjungpinang 51.946 6.115 11,77 37.109 71,44
7 Kep. Anambas 7.421 1.435 19,34 5.820 78,43
JUMLAH (PROVINSI) 367.733 20.113 5,47 275.439 74,90
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 36

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)


KABUPATEN/ JUMLAH BAYI LAHIR HIDUP
NO L P L+P L P L+P
KOTA
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.441 92,25 2.287 99,00 4.728 91,63 2.157 81,52 2.043 81,26 4.200 81,40
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.541 98,59 1.463 99,05 3.004 98,82 1.487 95,14 1.398 94,65 2.885 94,90
3 Natuna 700 660 1.360 673 96,14 562 85,15 1.235 90,81 424 60,57 379 57,42 803 59,04
4 Lingga 1.124 1.078 2.202 1.116 99,29 1.078 100,00 2.194 99,64 1.108 98,58 1.068 99,07 2.176 98,82
5 Batam 18.331 19.120 37.451 19.398 105,82 18.047 94,39 37.445 99,98 18.174 99,14 15.360 80,33 33.534 89,54
6 Tanjungpinang 3.182 3.144 6.326 3.182 100,00 3.144 100,00 6.326 100,00 3.048 95,79 3.005 95,58 6.053 95,68
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 343 63,87 331 67,28 674 65,50 306 56,98 297 60,37 603 58,60
JUMLAH (PROVINSI) 28.083 28.485 56.568 28.694 102,18 26.912 94,48 55.606 98,30 26.704 95,09 23.550 82,68 50.254 88,84
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 37

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)


KABUPATEN/ JUMLAH BAYI
NO L P L+P
KOTA
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 900 - 881 - 1.781 -
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.514 96,87 1.403 94,99 2.917 95,95
3 Natuna 809 754 1.563 716 88,50 742 98,41 1.458 93,28
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 846 72,12 713 64,64 1.559 68,50
5 Batam 20.266 18.874 39.140 2.894 14,28 2.414 12,79 5.308 13,56
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 1.576 51,15 1.466 49,33 3.042 50,26
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 94 17,50 87 17,68 181 17,59
JUMLAH (PROVINSI) 30.075 28.186 58.261 8.540 28,40 7.706 27,34 16.246 27,88
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 38

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KABUPATEN/
NO JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
KOTA

1 2 4 5 6
1 Karimun 54 50 92,6
2 Bintan 51 50 98,0
3 Natuna 76 40 52,6
4 Lingga 57 45 78,9
5 Batam 64 34 53,1
6 Tanjungpinang 18 18 100,0
7 Kep. Anambas 54 32 59,3
JUMLAH (PROVINSI) 374 269 71,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI
DO RATE (%)
JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
NO KABUPATEN/ KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.505 94,67 2.369 94,23 4.874 94,46 2.392 90,40 2.263 90,02 4.655 90,21 2.311 87,34 2.180 86,71 4.491 87,03 7,74 7,98 7,86
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.472 94,18 1.431 96,89 2.903 95,49 1.499 95,91 1.391 94,18 2.890 95,07 1.474 94,31 1.440 97,49 2.914 95,86 -0,14 -0,63 -0,38
3 Natuna 809 754 1.563 733 90,61 741 98,28 1.474 94,31 779 96,29 738 97,88 1.517 97,06 716 88,50 742 98,41 1.458 93,28 2,32 -0,13 1,09
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 953 81,24 924 83,77 1.877 82,47 1.143 97,44 1.059 96,01 2.202 96,75 1.006 85,76 967 87,67 1.973 86,69 -5,56 -4,65 -5,11
5 Batam 20.215 18.874 39.088 15.006 74,23 14.359 76,08 29.365 75,13 14.883 73,62 14.123 74,83 29.006 74,21 14.167 70,08 13.577 71,93 27.744 70,98 5,59 5,45 5,52
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 2.944 95,55 2.677 90,07 5.621 92,86 2.912 94,51 2.727 91,76 5.639 93,16 2.886 93,67 2.760 92,87 5.646 93,28 1,97 -3,10 -0,44
7 Kep. Anambas 504 461 965 397 78,77 431 93,49 828 85,80 437 86,71 450 97,61 887 91,92 406 80,56 409 88,72 815 84,46 -2,27 5,10 1,57
JUMLAH (PROVINSI) 29.991 28.155 58.145 24.010 80,06 22.932 81,45 46.942 80,73 24.045 80,17 22.751 80,81 46.796 80,48 22.966 76,58 22.075 78,41 45.041 77,46 4,35 3,74 4,05
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI BCG POLIO3
NO KABUPATEN/ KOTA
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Karimun 2.646 2.514 5.160 2.384 90,10 2.255 89,70 4.639 89,90 2.362 89,27 2.234 88,86 4.596 89,07
2 Bintan 1.563 1.477 3.040 1.481 94,75 1.448 98,04 2.929 96,35 1.496 95,71 1.404 95,06 2.900 95,39
3 Natuna 809 754 1.563 679 83,93 692 91,78 1.371 87,72 736 90,98 721 95,62 1.457 93,22
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 939 80,05 976 88,49 1.915 84,14 1.062 90,54 1.020 92,48 2.082 91,48
5 Batam 20.215 18.874 39.089 14.081 69,66 13.600 72,06 27.681 70,82 14.507 71,76 15.289 81,01 29.796 76,23
6 Tanjungpinang 3.081 2.972 6.053 3.005 97,53 2.851 95,93 5.856 96,75 2.948 95,68 2.753 92,63 5.701 94,18
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 367 68,34 372 75,61 739 71,82 394 73,37 433 88,01 827 80,37
JUMLAH (PROVINSI) 30.024 28.186 58.210 22.936 76,39 22.194 78,74 45.130 77,53 23.505 78,29 23.854 84,63 47.359 81,36
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 41

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


KABUPATEN/ JUMLAH BAYI
NO L P L+P
KOTA
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.646 2.514 5.160 941 35,56 859 34,17 1.800 34,88
2 Bintan 1.228 1.200 2.428 552 44,95 533 44,42 1.085 44,69
3 Natuna 809 754 1.563 225 27,81 256 33,95 481 30,77
4 Lingga 1.173 1.103 2.276 146 12,45 161 14,60 307 13,49
5 Batam 10.133 9.437 19.570 2.854 28,17 2.850 30,20 5.704 29,15
6 Tanjungpinang 2.748 2.632 5.380 617 22,45 576 21,88 1.193 22,17
7 Kep. Anambas 537 492 1.029 135 25,14 132 26,83 267 25,95
JUMLAH (PROVINSI) 19.274 18.132 37.406 5.470 28,38 5.367 29,60 10.837 28,97
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 42

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

ANAK 6-23 BULAN


KABUPATEN/
NO DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI %
KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 1.955 1.870 3.825 193 183 376 9,87 9,79 9,83
2 Bintan 728 667 1.395 728 667 1.395 100,00 100,00 100,00
3 Natuna 284 264 548 284 264 548 100,00 100,00 100,00
4 Lingga 43 58 101 43 58 101 100,00 100,00 100,00
5 Batam 454 439 893 307 267 574 67,62 60,82 64,28
6 Tanjungpinang 36 17 53 36 17 53 100,00 100,00 100,00
7 Kep. Anambas - - - - - - - - -
JUMLAH (PROVINSI) 3.500 3.315 6.815 1.591 1.456 3.047 45,46 43,92 44,71
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 43

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN/ KOTA JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 12.710 12.047 24.757 3.648 28,70 3.461 28,73 7.109 28,72
2 Bintan 6.173 6.041 12.214 4.803 77,81 4.850 80,28 9.653 79,03
3 Natuna 4.595 4.288 8.883 2.852 62,07 2.671 62,29 5.523 62,17
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 3.681 70,82 3.487 71,45 7.168 71,13
5 Batam 60.776 56.858 117.634 4.268 7,02 4.023 7,08 8.291 7,05
6 Tanjungpinang 10.832 10.456 21.288 4.135 38,17 4.163 39,81 8.298 38,98
7 Kep. Anambas 2.497 2.288 4.785 258 10,33 212 9,27 470 9,82
JUMLAH (PROVINSI) 102.781 96.858 199.639 23.645 23,01 22.867 23,61 46.512 23,30
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 44

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BALITA
DITIMBANG BB NAIK BGM
NO KABUPATEN/ KOTA BALITA YANG ADA
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 15.363 14.558 29.921 8.612 56,06 8.239 56,59 16.851 56,32 5.275 61,25 5.053 61,33 10.328 61,29 66 0,77 69 0,84 135 0,80
2 Bintan 7.736 7.518 15.254 6.207 80,24 6.068 80,71 12.275 80,47 4.211 67,84 4.156 68,49 8.367 68,16 52 0,84 41 0,68 93 0,76
3 Natuna 5.700 5.320 11.020 1.951 34,23 1.948 36,62 3.899 35,38 1.210 62,02 1.203 61,76 2.413 61,89 257 13,17 303 15,55 560 14,36
4 Lingga 5.198 4.880 10.078 4.372 84,11 4.045 82,89 8.417 83,52 2.847 65,12 2.574 63,63 2 0,02 24 0,55 22 0,54 46 0,55
5 Batam 75.459 70.595 146.054 37.722 49,99 36.279 51,39 74.001 50,67 26.671 70,70 24.728 68,16 51.399 69,46 51 0,14 50 0,14 101 0,14
6 Tanjungpinang 13.913 13.428 27.341 8.682 62,40 8.417 62,68 17.099 62,54 4.949 57,00 4.796 56,98 9.745 56,99 45 0,52 38 0,45 83 0,49
7 Kep. Anambas 2.622 3.228 5.850 1.803 68,76 1.234 38,23 3.037 51,91 1.483 82,25 989 80,15 2.472 81,40 240 13,31 161 13,05 401 13,20

JUMLAH (PROVINSI) 125.991 119.527 245.518 69.349 55,04 66.230 55,41 135.579 55,22 46.646 67,26 43.499 65,68 84.726 62,49 735 1,06 684 1,03 1.419 1,05
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 45

CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BALITA GIZI BURUK


KABUPATEN/ MENDAPAT PERAWATAN
NO JUMLAH
KOTA L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 136 94 230 11 8,1 9 9,6 20 8,7
2 Bintan 37 17 54 37 100,0 17 100,0 54 100,0
3 Natuna 30 59 89 30 100,0 59 100,0 89 100,0
4 Lingga 33 33 66 33 100,0 33 100,0 66 100,0
5 Batam 188 159 347 185 98,4 159 100,0 344 99,1
6 Tanjungpinang 15 10 25 15 100,0 10 100,0 25 100,0
7 Kep. Anambas 9 8 17 9 100,0 8 100,0 17 100,0

JUMLAH (PROVINSI) 448 380 828 320 71,4 295 77,6 615 74,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 46

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


KABUPATEN/ MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
NO JUMLAH
KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 2.901 2.523 5.424 2.736 94,3 2.361 93,6 5.097 94,0
2 Bintan 1.855 1.695 3.550 1.855 100,0 1.695 100,0 3.550 100,0
3 Natuna 985 875 1.860 766 77,8 720 82,3 1.486 79,9
4 Lingga 1.065 960 2.025 1.037 97,4 939 97,8 1.976 97,6
5 Batam 10.188 9.631 19.819 10.047 98,6 9.321 96,8 19.368 97,7
6 Tanjungpinang 2.295 2.107 4.402 2.054 89,5 1.914 90,8 3.968 90,1
7 Kep. Anambas 615 538 1.153 575 93,5 473 87,9 1.048 90,9

JUMLAH (PROVINSI) 19.904 18.329 38.233 19.070 95,8 17.423 95,1 36.493 95,4

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 95,8 95,1 95,4

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 47

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MURID SD DAN SETINGKAT


KABUPATEN/ MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
NO JUMLAH
KOTA L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 14.627 13.293 27.920 5.777 39,5 5.704 42,9 11.481 41,1
2 Bintan 9.467 8.903 18.370 9.141 96,6 8.536 95,9 17.677 96,2
3 Natuna 5.371 4.902 10.273 1.567 29,2 1.483 30,3 3.050 29,7
4 Lingga 6.107 5.784 11.891 1.120 18,3 987 17,1 2.107 17,7
5 Batam 43.059 39.685 82.744 13.875 32,2 15.317 38,6 29.192 35,3
6 Tanjungpinang 13.287 13.044 26.331 2.086 15,7 1.914 14,7 4.000 15,2
7 Kep. Anambas 2.851 2.797 5.648 38 1,3 24 0,9 62 1,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 94.769 88.408 183.177 33.604 35,5 33.965 38,4 67.569 36,9

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 48

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

USILA (60TAHUN+)
KABUPATEN/
NO JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
KOTA
L P L+P L % P % L+P %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun 11.980 11.430 23.410 284 2,37 567 4,96 851 3,64
2 Bintan 5.779 5.410 11.189 2.152 37,24 3.665 67,74 5.817 51,99
3 Natuna 2.771 2.578 5.349 176 6,35 164 6,36 340 6,36
4 Lingga 3.883 3.794 7.677 517 13,31 827 21,80 1.344 17,51
5 Batam 24.706 23.113 47.820 5.324 21,55 7.399 32,01 12.723 26,61
6 Tanjungpinang 6.752 7.228 13.980 9.074 134,39 9.718 134,45 18.792 134,42
7 Kep. Anambas 1.318 1.339 2.657 277 21,02 590 44,06 867 32,63

JUMLAH (PROVINSI) 57.189 54.892 112.082 17.804 31,13 22.930 41,77 40.734 36,34
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 49

PERSENTASE SARANA KESEHATAN


DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MEMPUNYAI KEMAMPUAN
JUMLAH YAN. GADAR LEVEL I
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6

RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


KARIMUN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
1
PUSKESMAS PERAWATAN 3 3 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,00

RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


BINTAN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
2
PUSKESMAS PERAWATAN 5 5 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 1 1 100,00


JUMLAH (KAB/KOTA) 8 8 100,00

RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


NATUNA RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
3
PUSKESMAS PERAWATAN 8 8 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 10 100,00
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
JUMLAH YAN. GADAR LEVEL I
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6

RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


LINGGA RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 1 1 100,00
4
PUSKESMAS PERAWATAN 4 4 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 3 3 100,00


JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100,00

RUMAH SAKIT UMUM 8 5 62,50

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


BATAM RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 6 0 0,00
5
PUSKESMAS PERAWATAN 0 0 #DIV/0!

SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 5 35,71

RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


TANJUNGPINANG RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
6
PUSKESMAS PERAWATAN 1 1 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 20 0 0,00


JUMLAH (KAB/KOTA) 24 4 16,67

RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


KEP. ANAMBAS RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
7
PUSKESMAS PERAWATAN 3 3 100,00
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
JUMLAH YAN. GADAR LEVEL I
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
KEP. ANAMBAS SARANA
7 JUMLAH %
1 2 3 4 5 6

SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,00
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
JUMLAH YAN. GADAR LEVEL I
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN
SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6

RUMAH SAKIT UMUM 20 17 85,00

RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0


8 TOTAL RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 7 1 14,29

PUSKESMAS PERAWATAN 24 24 100,00

SARANA YANKES.LAINNYA 24 4 16,67

JUMLAH (PROVINSI) 75 46 61,33


Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 50

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


KABUPATEN/ JENIS KEJADIAN JUMLAH PENDERITA ATTACK RATE (%) JUMLAH KEMATIAN CFR (%)
NO TERANCAM
KOTA LUAR BIASA JUMLAH JUMLAH
KEC DESA L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Karimun Hepatiitis A 1 1 1.247 1.109 2.356 50 45 95 4 4 0 0 0 0 0 0 0
Keracunan pangan
2 Bintan HFMD (Hand, Foot 1 4 550 650 1.200 33 51 84 6,00 7,85 7,00 0 0 0 - - -
and Mouth Disease)
DBD 3 9 17.224 19.736 36.960 38 58 96 0,22 0,29 0,26 2 1 3 5,26 1,72 3,13
3 Natuna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Lingga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 Batam Campak 5 11 170.861 155.806 326.667 53 31 84 0,03 0,02 0,03 0 0 0 - - -
6 Tanjungpinang Suspek Difteri 1 1 8 8 16 1 0 1 12,50 - 6,25 0 0 0 - - -
7 Kep. Anambas DBD 4 4 6.099 7.200 13.299 3 1 4 0,05 0,01 0,03 3 1 4 100,00 100,00 100,00
Keracunan pangan) 1 1 4.278 3.866 8.144 6 2 8 0,14 0,05 0,10 0 0 0 - - -
HFMD (Hand, Foot
1 1 0 0 0 8 8 16 0 0 0 0 0 0 - - -
and Mouth Disease)
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 51

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

DESA/KELURAHAN TERKENA KLB


KABUPATEN/ JUMLAH
NO DITANGANI <24
KOTA DESA/KELURAHAN JUMLAH %
JAM
1 2 4 5 6 7
1 Karimun 54 1 1 0
2 Bintan 51 10 10 100,00
3 Natuna 76 0 0 #DIV/0!
4 Lingga 65 0 0 0
5 Batam 64 11 9 81,82
6 Tanjungpinang 18 1 1 100,00
7 Kep. Anambas 54 8 8 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 382 31 29 93,55

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 52

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


KABUPATEN/ RASIO TUMPATAN/
NO TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP
KOTA PENCABUTAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Karimun - - - 758 726 1.484 0,00 0,00 0,00
2 Bintan 109 275 384 585 828 1.413 0,19 0,33 0,27
3 Natuna 221 293 514 270 437 707 0,82 0,67 0,73
4 Lingga 27 52 79 552 966 1.518 0,05 0,05 0,05
5 Batam 420 746 1.166 2.113 2.769 4.882 0,20 0,27 0,24
6 Tanjungpinang 123 237 360 921 1.327 2.248 0,13 0,18 0,16
7 Kep. Anambas 85 77 162 239 218 457 0,36 0,35 0,35
JUMLAH (PROVINSI) 985 1.680 2.665 5.438 7.271 12.709 0,18 0,23 0,21
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 53

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)


JUMLAH
KABUPATEN/ JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO SD/MI
JUMLAH SD/MI
KOTA DGN % %
SD/MI MENDAPAT
SIKAT L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
YAN. GIGI
GIGI
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Karimun 147 28 19,05 31 21,09 3.293 3.048 6.341 1.120 34,01 1.560 51,18 2.680 42,26 165 163 328 33 20,00 34 20,86 67 20,43
2 Bintan 98 5 5,10 98 100,00 9.467 8.903 18.370 7.410 78,27 7.079 79,51 14.489 78,87 1.379 1.282 2.661 46 3,34 49 3,82 95 3,57
3 Natuna 80 31 38,75 31 38,75 5.371 4.902 10.273 879 16,37 681 13,89 1.560 15,19 228 200 428 217 95,18 210 105,00 427 99,77
4 Lingga 125 - 0,00 125 100,00 6.107 5.784 11.891 1.037 16,98 939 16,23 1.976 16,62 810 407 1.217 810 100,00 407 100,00 1.217 100,00
5 Batam 314 93 29,62 292 92,99 10.188 9.631 19.819 10.047 98,62 9.321 96,78 19.368 97,72 1.953 2.275 4.228 1.432 73,32 1.663 73,10 3.095 73,20
6 Tanjungpinang 72 72 100,00 72 100,00 13.287 13.044 26.331 1.929 14,52 1.751 13,42 3.680 13,98 685 634 1.319 194 28,32 287 45,27 481 36,47
7 Kep. Anambas 65 6 9,23 63 96,92 626 553 1.179 575 91,85 473 85,53 1.048 88,89 45 33 78 36 80,00 32 96,97 68 87,18
JUMLAH (PROVINSI) 901 235 26,08 712 79,02 48.339 45.865 94.204 22.997 47,57 21.804 47,54 44.801 47,56 5.265 4.994 10.259 2.768 52,57 2.682 53,70 5.450 53,12
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 54

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PENYULUHAN KESEHATAN

JUMLAH SELURUH
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN JUMLAH KEGIATAN
KEGIATAN
PENYULUHAN
PENYULUHAN
MASSA
KELOMPOK

1 2 3 4 5
Puskesmas 666 187
KARIMUN Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 47 0
1
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 713 187
Puskesmas 725 688
BINTAN Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 0
2
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 725 688
Puskesmas 773 404
NATUNA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 150 1.600
3
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 923 2.004
Puskesmas 136 7
LINGGA Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 20 2
4
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 156 9
Puskesmas 4.320 64
BATAM Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 0 0
5
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4.320 64
PENYULUHAN KESEHATAN

JUMLAH SELURUH
NO. KABUPATEN/KOTA SARANA KESEHATAN JUMLAH KEGIATAN
KEGIATAN
PENYULUHAN
PENYULUHAN
MASSA
KELOMPOK

1 2 3 4 5
Puskesmas 1.297 74
TANJUNGPINANG Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 25 0
6
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.322 74
Puskesmas 8.016 11
KEP. ANAMBAS Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 24 0
7
Rumah Sakit 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8.040 11
Puskesmas 15.933 1.435
8 TOTAL Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 266 1.602
Rumah Sakit 0 0

JUMLAH (PROVINSI) 16.199 3.037

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 55

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR


KABUPATEN/ JUMLAH PENDUDUK
NO ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH %
KOTA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 119.482 113.593 233.075 8.486 8.124 16.610 0 0 11.717 15.546 14.827 30.373 0 0 0 24.032 22.951 46.983 20,11 20,20 20,16
2 Bintan 82.170 76.635 158.805 3.501 3.622 7.123 3.916 2.722 6.638 18.336 19.232 37.568 822 954 1.776 26.575 26.530 53.105 32,34 34,62 33,44
3 Natuna 42.544 39.698 82.242 1.701 1.277 2.978 0 0 0 7.780 7.267 15.047 24.046 22.346 46.392 33.527 30.890 64.417 78,81 77,81 78,33
4 Lingga 49.570 52.807 102.377 3.990 3.366 7.356 0 0 0 11.405 10.199 21.604 21.508 18.492 40.000 36.903 32.057 68.960 74,45 60,71 67,36
5 Batam 638.404 549.338 1.187.742 2.686 3.139 5.825 581 509 1.090 48.385 53.233 101.618 4.968 4.838 9.806 56.620 61.719 118.339 8,87 11,24 9,96
6 Tanjungpinang 116.256 112.668 228.924 11.381 12.330 23.711 248 177 425 19.737 18.735 38.472 3.609 3.577 7.186 34.975 34.819 69.794 30,08 30,90 30,49
7 Kep. Anambas 23.452 21.551 45.003 1.967 2.055 4.022 0 0 0 19.615 19.694 39.309 445 463 908 22.027 22.212 44.239 93,92 103,07 98,30

JUMLAH (PROVINSI) 1.071.878 966.290 2.038.168 33.712 33.913 67.625 4.745 3.408 19.870 140.804 143.187 283.991 55.398 50.670 106.068 234.659 231.178 465.837

PERSENTASE (PROVINSI) 3,1 3,5 3,3 0,4 0,4 1,0 13,1 14,8 13,9 5,2 5,2 5,2 21,9 23,9 22,9 21,9 23,9 22,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 56

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)


MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
KABUPATEN/ DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS PELAYANAN KESEHATAN DASAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO JUMLAH YANG ADA
KOTA (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Karimun 23.006 21.940 44.946 15.546 67,6 14.827 67,6 30.373 67,6 11.492 50,0 10.958 49,9 22.450 49,9 2.575 11,2 2.457 11,2 5.032 11,2
2 Bintan 18.336 19.232 37.568 18.336 100,0 19.232 100,0 37.568 100,0 4.158 22,7 5.491 28,6 9.649 25,7 171 0,9 176 0,9 347 0,9
3 Natuna 7.780 7.267 15.047 7.780 100,0 7.267 100,0 15.047 100,0 1.993 25,6 1.852 25,5 3.845 25,6 - - - - - -
4 Lingga 32.913 28.691 61.604 32.913 100,0 28.691 100,0 61.604 100,0 5.196 15,8 7.276 25,4 12.472 20,2 6 0,0 8 0,0 14 0,0
5 Batam 70.816 66.844 137.660 19.185 27,1 23.813 35,6 42.998 31,2 0,0 - 0,0 46.582 33,8 - - - - 8.553 6,2
6 Tanjungpinang 19.000 17.983 36.983 13.351 70,3 12.637 70,3 25.988 70,3 5.249 27,6 6.644 36,9 11.893 32,2 1.110 5,8 1.207 6,7 2.317 6,3
7 Kep. Anambas 5.810 5.068 10.878 2.237 38,5 2.394 47,2 4.631 42,6 2.141 36,9 1.929 38,1 4.070 37,4 133 2,3 121 2,4 254 2,3

JUMLAH (PROVINSI) 177.661 167.025 344.686 109.348 61,5 108.861 65,2 218.209 63,3 30.229 17,0 34.150 20,4 110.961 32,2 3.995 2,2 3.969 2,4 16.517 4,8
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 57

CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN


MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
KABUPATEN/ PELAYANAN KESEHATAN DASAR PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN
NO JUMLAH YANG ADA
KOTA (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1) (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun 23.006 21.940 44.946 374 1,6 367 1,7 741 1,6 144 0,6 - 0,0 282 0,6
2 Bintan 18.336 19.232 37.568 29 0,2 28 0,1 57 0,2 131 0,7 188 1,0 319 0,8
3 Natuna 7.780 7.267 15.047 - - - - - - - - - - - -
4 Lingga 32.913 28.691 61.604 6 0,0 5 0,0 11 0,0 1.017 3,1 1.217 4,2 2.234 3,6
5 Batam 70.816 66.844 137.660 - 0,0 - - - - - - - - - -
6 Tanjungpinang 19.000 17.983 36.983 12 0,1 241 1,3 253 0,7 18 0,1 20 0,1 38 0,1
7 Kep. Anambas 5.810 5.068 10.878 153 2,6 135 2,7 288 2,6 138 2,4 116 2,3 254 2,3

JUMLAH (PROVINSI) 177.661 167.025 344.686 574 0,3 776 0,5 1.350 0,4 1.448 0,8 1.541 1 3.127 0,9
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 58

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA


RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Puskesmas 63.427 60.227 123.654 1.512 1.472 2.984 306 292 598
1 KARIMUN RS 26.800 29.074 55.874 4.181 4.947 9.128 202 182 384

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 90.227 89.301 179.528 5.693 6.419 12.112 508 474 982
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 119.482 113.593 233.075 119.482 113.593 233.075
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 75,52 78,61 77,03 4,76 5,65 5,20

Puskesmas 39.781 44.275 84.056 359 391 750 0 0 0


2 BINTAN RS 4.298 3.901 8.199 1767 1788 3555 3 2 5

Sarana Yankes lainnya 10.689 11.693 22.382 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 54.768 59.869 114.637 2.126 2.179 4.305 3 2 5
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 82.170 76.635 158.805 82.170 76.635 158.805
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 66,65 78,12 72,19 2,59 2,84 2,71

Puskesmas 40.418 48.329 88.747 116 119 235 134 16 150


3 NATUNA RS 12.707 16.754 29.461 2.032 2.455 4.487 0 0 0

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 53.125 65.083 118.208 2.148 2.574 4.722 134 16 150
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 42.544 39.698 82.242 42.544 39.698 82.242
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 124,87 163,95 143,73 5,05 6,48 5,74
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA


RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Puskesmas 76.938 60.559 137.497 270 270 540 37 8 45


4 LINGGA RS 5.177 5.346 10.523 1.659 2.266 3.925 4 2 6

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 82.115 65.905 148.020 1.929 2.536 4.465 41 10 51
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 49.570 52.807 102.377 49.570 52.807 102.377
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 165,65 124,80 144,58 3,89 4,80 4,36

Puskesmas 590.959 561.477 1.152.436 0 0 0 49 47 96


5 BATAM RS 145.612 222.606 368.218 10.906 20.482 31.388 0 0 1.239

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 736.571 784.083 1.520.654 10.906 20.482 31.388 49 47 1.335
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 638.404 549.338 1.187.742 638.404 549.338 1.187.742
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 115,38 142,73 128,03 1,71 3,73 2,64

Puskesmas 58.898 84.456 143.354 75 357 432 12 10 22


6 TANJUNGPINANG RS 19.933 21.307 41.240 3.473 3.296 6.769 0 0 0

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 78.831 105.763 184.594 3.548 3.653 7.201 12 10 22
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 122.160 112.668 234.828 122.160 112.668 234.828
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 64,53 93,87 78,61 2,90 3,24 3,07

Puskesmas 20.789 20.902 41.691 509 568 1.077 0 0 0


7 KEP. ANAMBAS RS 2.225 2.831 5.056 457 581 1.038 0 0 0

Sarana Yankes lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 23.014 23.733 46.747 966 1.149 2.115 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 23.452 21.551 45.003 23.452 21.551 45.003
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 98,13 110,12 103,88 4,12 5,33 4,70

Puskesmas 891.210 880.225 1.771.435 2.841 3.177 6.018 538 373 911
8 TOTAL RS 216.752 301.819 518.571 24.475 35.815 60.290 209 186 395
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

NO. KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA


RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

L P L+P L P L+P L P L+P


8
1 TOTAL 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Sarana Yankes lainnya 10.689 11.693 22.382 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (PROVINSI) 1.118.651 1.193.737 2.312.388 27.316 38.992 66.308 747 559 1.306
JUMLAH PENDUDUK PROVINSI 1.027.934 966.290 1.994.224 1.027.934 966.290 1.994.224
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 108,8 123,5 116,0 2,7 4,0 3,3
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 59

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

PASIEN KELUAR (HIDUP + PASIEN KELUAR MATI ≥


KABUPATEN/ JUMLAH PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO a MATI) 48 JAM DIRAWAT
NAMA RUMAH SAKIT
KOTA TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun RSUD Karimun 165 2.528 3.375 5.903 141 141 282 81 81 162 55,8 41,8 47,8 32,0 24,0 27,4
RS Bakti Timah 50 1.552 1.447 2.969 16 15 31 9 11 20 10,3 10,4 10,4 5,8 7,6 6,7
2 Bintan RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN 72 1.213 1.049 2.262 14 15 29 - - - 11,5 14,3 12,8 - - -
RSUD KAB. BINTAN 31 523 771 1.294 11 18 29 1 2 3 21,0 23,3 22,4 1,9 2,6 2,3
3 Natuna RSUD Natuna 99 2.026 2.455 4.481 34 42 76 18 22 40 16,8 17,1 17,0 8,9 9,0 8,9
RS TNI AU Natuna 10 3 3 6 - - - - - - - - - - -
4 Lingga RS Lapangan Lingga 29 459 558 1.017 15 11 26 7 8 15 32,7 19,7 25,6 15,3 14,3 14,7
RSUD Dabo 55 1.028 1.573 2.601 58 36 94 27 26 53 56,4 22,9 36,1 26,3 16,5 20,4
5 Batam RSUD Embung Fatimah 209 4.020 6.030 10.050 252 - 252 133 - 133 62,7 - 25,1 33,1 - 13,2
RSBP Batam 204 - - 39.349 137 138 275 50 64 114 #VALUE! #VALUE! 7,0 #VALUE! #VALUE! 2,9
Awal Bros 186 - - 11.133 84 55 132 41 26 71 #VALUE! #VALUE! 11,9 #VALUE! #VALUE! 6,4
Budi kemulyaan 230 - - 13.446 - - - - - - #VALUE! #VALUE! - #VALUE! #VALUE! -
Harapan Bunda 103 3.507 5.974 9.481 - - - - - - - - - - - -
St. Elizabeth 1 3.704 5.421 9.125 97 65 162 31 23 54 26,2 12,0 17,8 8,4 4,2 5,9
Camantha Sahidya 100 1.204 3.644 4.848 23 13 36 4 2 6 19,1 3,6 7,4 3,3 0,5 1,2
Charis Medica 105 1.352 1.525 2.877 - - - - - - - -
Permata Hati 48 206 1.081 1.287 - 1 1 - - - - 0,9 0,8 - - -
Graha Hermin 25 685 1.178 1.863 1 - 1 1 - - 1,5 - 0,5 1,5 - -
Kasih Sayang Ibu 19 120 218 338 - - - - - - - - - - - -
Mutiara Aini 29 - 704 704 1 - 1 1 3 - #VALUE! - 1,4 #VALUE! 4,3 -
Nuruddiniyyah 25 185 34 219 - - - - - - - - - - - -

6 Tanjungpinang RSUD Tanjungpinang 155 4.452 4.451 8.903 181 180 361 96 95 191 40,7 40,4 40,5 21,6 21,3 21,5
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 153 2.893 2.367 5.260 130 71 201 11 9 20 44,9 30,0 38,2 3,8 3,8 3,8
RSUD Prov. Kepri 71 1.276 857 2.133 72 51 123 28 50 78 56,4 59,5 21,9 58,3
7 Anambas RSL Palmatak 15 572 430 1.002 20 14 34 20 14 34 35,0 32,6 33,9 35,0 32,6 33,9

JUMLAH (PROVINSI) 2.189 33.508 45.145 142.551 1.287 866 2.146 559 436 994 38,4 19,2 15,1 16,7 9,7 7,0
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 60

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH PASIEN
JUMLAH PASIEN JUMLAH HARI
NO KABUPATEN/KOTA NAMA RUMAH SAKITa PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI ≥ BOR LOS
TEMPAT TIDUR PERAWATAN
(HIDUP+MATI) KELUAR MATI 48 JAM
DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Karimun RSUD Karimun 165 5.903 282 162 23.966 39,8 4,1
RS Bakti Timah 50 2.969 31 20 8.433 46,2 2,8
2 Bintan RSU PROP. KEPRI - TG.UBAN 72 2.262 29 - 5.400 20,5 2,4
RSUD KAB. BINTAN 31 1.294 29 3 4.459 39,4 3,4
3 Natuna RSUD Natuna 99 4.481 76 40 9.471 26,2 2,1
RS TNI AU Natuna 10 6 6 - 15 0,4 2,5
4 Lingga RS Lapangan Lingga 29 1.017 26 15 3.734 35,3 3,7
RSUD DABO 55 2.601 94 53 6.829 34,0 2,6
5 Batam RSUD Embung Fatimah 100 6.948 252 133 20.556 56,3 3,0
RSBP Batam 204 8.405 416 178 45.929 61,7 5,5
Awal Bros 183 6.987 132 71 26.142 39,1 3,7
Budi kemulyaan 234 7.477 236 57 48.472 56,8 6,5
Harapan Bunda 100 6.878 65 - 37.457 102,6 5,4
St. Elizabeth 130 8.217 60 46 21.683 45,7 2,6
Camantha Sahidya 108 1.768 46 20 11.720 29,7 6,6
Charis Medica 105 3.421 - - 8.556 22,3 2,5
Permata Hati 32 - - - 4.191 35,9 -
Graha Hermin 27 - - - 2.101 21,3 -
Kasih Sayang Ibu 31 - - - - - -
Mutiara Aini 25 - - - 2.181 23,9 -
Nuruddiniyyah 25 - - - 724 7,9 -
RS Pembantu Detasemen 01.08.03 7 - - - - - -

6 Tanjungpinang RSUD Tanjungpinang 155 8.903 361 191 34.692 61,3 3,9
RUMKITAL Dr. Midiyato Suratani 153 5.260 201 20 17.273 30,9 3,3
RSUD Prov. Kepri 71 2.133 123 78 7.880 30,4 3,7
7 Anambas RSL Palmatak 15 1.002 34 34 3.398 62,1 3,4

JUMLAH (PROVINSI) 2216 87932 2499 1121 355.262 43,9 4,0

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta


ANAN DI RUMAH SAKIT
AUAN RIAU
013

TOI

10
6,1
3,3
9,2
5,3
6,0
605,8
6,7
5,1
2,3
3,4
5,8
4,9
-0,1
3,1
15,7
8,7
-
-
-
-
-
-

2,46
7,33
8,46
2,1

5,2
TABEL 61

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

RUMAH TANGGA
KABUPATEN/
NO JUMLAH
KOTA JUMLAH % DIPANTAU BER PHBS * %
DIPANTAU
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 67.384 27.848 41,3 6.534 23,5
2 Bintan 25.644 12.012 46,8 4.994 41,6
3 Natuna 23.293 14.940 64,1 2.303 15,4
4 Lingga 23.718 22.274 93,9 5.052 22,7
5 Batam 500.172 83.513 16,7 56.167 67,3
6 Tanjungpinang 53.468 42.145 78,8 22.492 53,4
7 Kep. Anambas 11.007 3.356 30,5 122 3,6

JUMLAH (PROVINSI) 704.686 206.088 29,2 97.664 47,39

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 62

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

RUMAH
KABUPATEN/
NO JUMLAH YANG JUMLAH YANG JUMLAH YANG % RUMAH
KOTA % DIPERIKSA
ADA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 62.818 16.721 26,6 12.396 74,1
2 Bintan 36.218 26.433 73,0 21.510 81,4
3 Natuna 18.514 11.505 62,1 3.261 28,3
4 Lingga 22.728 10.106 44,5 5.848 57,9
5 Batam 350.531 54.750 15,6 46.375 84,7
6 Tanjungpinang 47.590 17.618 37,0 15.715 89,2
7 Kep. Anambas 11.099 5.510 49,6 3.909 70,9
JUMLAH (PROVINSI) 549.498 142.643 26,0 109.014 76,42
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Batam : belum
ada survei
TABEL 63

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK


KABUPATEN/
NO RUMAH/BANGUNAN
KOTA JUMLAH % JUMLAH %
YANG ADA
1 2 4 5 6 7 8
1 Karimun 63.805 13.794 21,62 9.119 66,11
2 Bintan 36.218 17.389 48,01 14.121 81,21
3 Natuna 18.514 9.097 49,14 3.336 36,67
4 Lingga 23.433 8.699 37,12 7.829 90,00
5 Batam 356.731 40.046 11,23 29.178 72,86
6 Tanjungpinang 50.113 204.770 408,62 173.990 84,97
7 Kep. Anambas 11.099 5.510 49,64 4.081 74,07

JUMLAH (PROVINSI) 559.913 299.305 53,46 241.654 80,74

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

*tidak ada survei


TABEL 64

PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH JENIS SARANA AIR BERSIH


JUMLAH KELUARGA %
KABUPATEN/ KEMASAN LEDENG SPT SGL MATA AIR
NO KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA
KOTA
YANG ADA SUMBER AIR DIPERIKSA
BERSIHNYA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 66.343 17.380 26,2 - 0,00 2.171 12,49 12 0,07 11.763 67,68 -
2 Bintan 40.874 27.305 66,8 171 0,63 6.917 10,43 - - 15.153 55,50 406
3 Natuna 23.293 10.139 43,5 34 0,34 4.959 21,29 214 0,92 4.046 39,91 -
4 Lingga 26.078 9.468 36,3 813 8,59 3.408 13,07 - - 3.190 33,69 -
5 Batam 63.075 130.454 206,8 4.086 3,13 108.445 171,93 21 0,03 11.683 8,96 2.052
6 Tanjungpinang 57.524 12.936 22,5 - 0,00 2.675 4,65 - 0,00 9.346 72,25 -
7 Kep. Anambas 14.301 5.812 40,6 - 0,00 3.210 22,45 - - 195 3,36 -

JUMLAH (PROVINSI) 291.488 213.494 73,2 5.104 2,39 131.785 61,73 247 0,12 55.376 25,94 2.458

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
ENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN KABUPATEN/KOTA

JENIS SARANA AIR BERSIH

MATA AIR PAH LAINNYA JUMLAH

% JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

16 17 18 19 20 21 22
- 903 5,20 857 4,93 15.706 90,37
1,49 69 0,25 673 2,46 23.389 85,66
- 369 3,64 517 5,10 10.139 100,00
- 458 4,84 1.394 14,72 9.263 97,83
1,57 3.833 2,94 334 0,26 130.454 100,00
- 39 0,30 576 4,45 12.636 97,68
- - 0,00 2.407 41,41 5.812 100,00

1,15 5.671 2,66 6.758 3,17 207.399 97,15

97,15 207.399
TABEL 65

PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH SUMBER AIR MINUM KELUARGA


KELUARGA
KABUPATEN/ LEDING SUMUR MATA AIR
NO DIPERIKSA AIR KEMASAN AIR ISI ULANG LEDING ECERAN POMPA
KOTA METERAN TERLINDUNG TERLINDUNG
SUMBER AIR
MINUMNYA
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Karimun - - - - - - - - - - - - - -
2 Bintan 27.305 755 2,8 5.731 21,0 4.906 18,0 - 0,0 - 0,0 13.922 51,0 281
3 Natuna 9.886 - 0,0 6.030 61,0 309 3,1 - 0,0 135 1,4 829 8,4 1.210
4 Lingga 4.401 212 4,8 221 5,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0 1.695 38,5 53
5 Batam 63.075 8.349 13,2 5.457 8,7 34.942 55,4 658 1,0 123 0,2 1.478 2,3 321
6 Tanjungpinang 14.949 183 1,2 7.655 51,2 577 3,9 - 0,0 - 0,0 3.039 20,3 7
7 Kep. Anambas 6.409 - 0,0 815 12,7 - 0,0 - 0,0 - 0,0 432 6,7 5.162

JUMLAH (PROVINSI) 126.025 9.499 7,5 25.909 20,6 40.734 32,3 658 0,5 258 0,2 21.395 17,0 7034

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN

SUMBER AIR MINUM KELUARGA


KELUARGA DENGAN
MATA AIR SUMUR TAK MATA AIR TAK SUMBER AIR MINUM
AIR HUJAN AIR SUNGAI LAIN-LAIN TERLINDUNG
TERLINDUNG TERLINDUNG TERLINDUNG

% JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %


19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
- - - - - - - - - - - - -
1,0 - 0,0 1.431 5,2 - 0,0 - 0,0 280 1,0 25.595 93,7
12,2 - 0,0 441 4,5 1.098 11,1 - 0,0 - 0,0 8.513 86,1
1,2 - 0,0 209 4,7 16 0,4 - 0,0 1.172 26,6 2.181 49,6
0,5 488 0,8 70 0,1 - 0,0 - 0,0 - 0,0 51.328 81,4
0,0 3 0,0 92 0,6 - 0,0 - 0,0 84 0,6 11.461 76,7
80,5 - 0,0 3 0,0 - 0,0 - 0,0 - 0,0 6.409 100,0

5,6 491 0,4 2.246 1,8 1.114 0,9 0 0,0 1.536 1,2 105.487 83,7
TABEL 66

PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOL


KABUPATEN/ JUMLAH KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA KELUARGA
NO SEHAT SEHAT
KOTA KELUARGA DIPERIKSA MEMILIKI DIPERIKSA MEMILIKI DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Karimun 62.059 10.781 17,4 9.565 88,7 7.840 82,0 10.882 17,5 8.982 82,5 7.732 86,1 10.298
2 Bintan 39.662 32.470 81,9 27.874 85,8 20.810 74,7 32.362 81,6 25.217 77,9 19.930 79,0 32.414
3 Natuna 17.769 2.299 12,9 1.714 74,6 1.073 62,6 2.709 15,2 1.646 60,8 681 41,4 2.569
4 Lingga 26.861 9.600 35,7 7.648 79,7 4.616 60,4 9.600 35,7 4.121 42,9 3.025 73,4 9.620
5 Batam 392.925 276.383 70,3 263.851 95,5 261.993 99,3 276.383 70,3 262.528 95,0 257.219 98,0 276.383
6 Tanjungpinang 57.741 12.681 22,0 11.388 89,8 11.260 98,9 12.681 22,0 10.971 86,5 10.401 94,8 12.681
7 Kep. Anambas 14.450 4.597 31,8 4.527 98,5 1.373 30,3 359 2,5 191 53,2 88 46,1 4.922

JUMLAH (PROVINSI) 611.467 348.811 57,0 326.567 93,62 308.965 94,61 344.976 56,4 313.656 90,9 299.076 95,4 348.887

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
AN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR

PENGELOLAAN AIR LIMBAH


KELUARGA KELUARGA
SEHAT
DIPERIKSA MEMILIKI
% JUMLAH % JUMLAH %
18 19 20 21 22
16,6 8.760 85,1 6.897 78,7
81,7 12.000 37,0 10.514 87,6
14,5 1.102 42,9 314 28,5
35,8 3.292 34,2 2.514 76,4
70,3 260.941 94,4 253.260 97,1
22,0 10.493 82,7 10.143 96,7
34,1 3 0,1 1 33,3

57,1 296.591 85,0 283.643 95,6


TABEL 67

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG
DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
KABUPATEN/

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT
NO

ADA

ADA

ADA

ADA
KOTA

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20
1 Karimun 58 35 35 100,00 160 132 123 93,18 16 4 3 75,00 893 706 683 96,74
2 Bintan 30 21 8 38,10 145 136 111 81,62 8 6 5 83,33 390 309 228 73,79
3 Natuna 15 13 9 69,23 117 90 48 53,33 10 9 5 55,56 - - - -
4 Lingga 15 15 15 100,00 48 47 40 85,11 9 8 5 62,50 138 128 108 84,38
5 Batam 97 12 10 83,33 546 99 78 78,79 41 21 17 80,95 186 32 12 37,50
6 Tanjungpinang 42 20 18 90,00 357 235 229 97,45 2 1 1 100,00 638 427 406 95,08
7 Kep. Anambas 19 17 9 52,94 37 15 14 93,33 7 7 7 100,00 152 31 31 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 276 133 104 78,20 1.410 754 643 85,28 93 56 43 76,79 2.397 1.633 1.468 89,90

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT

JUMLAH TUPM

JUMLAH YG

DIPERIKSA

% SEHAT
JUMLAH

JUMLAH
SEHAT
ADA
21 22 23 24
1.127 877 844 96,24
573 472 352 74,58
142 112 62 55,36
210 198 168 84,85
870 164 117 71,34
1.039 683 654 95,75
215 70 61 87,14

4.176 2.576 2.258 87,66


TABEL 68

PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

INSTALASI
SARANA PELAYANAN
KABUPATEN/ PENGOLAHAN AIR SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN
NO KESEHATAN
KOTA MINUM
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH
1 2 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Karimun 168 135 80,4 - - #DIV/0! 261 238 91,2 414 356 86,0 190 167 87,9 25
2 Bintan 96 90 93,8 67 67 100,0 154 140 90,9 317 175 55,2 190 99 52,1 7
3 Natuna 77 53 68,8 - - #DIV/0! 160 120 75,0 145 127 87,6 109 60 55,0 72
4 Lingga 138 127 92,0 12 10 83,3 219 138 63,0 236 86 36,4 132 50 37,9 45
5 Batam 464 245 52,8 241 114 47,3 598 232 38,8 947 181 19,1 273 91 33,3 99
6 Tanjungpinang 146 43 29,5 22 21 95,5 142 113 79,6 228 49 21,5 83 10 12,0 139
7 Kep. Anambas 69 69 100,0 - - #DIV/0! 111 111 100,0 118 118 100,0 120 120 100,0 30

JUMLAH (PROVINSI) 1.158 762 65,8 342 212 62,0 1.645 1.092 66,4 2.405 1.092 45,4 1.097 597 54,4 417
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA

SARANA LAIN JUMLAH

DIBINA % JUMLAH DIBINA %


17 18 19 20 21
20 80,0 1.058 916 86,6
7 100,0 831 578 69,6
70 97,2 563 430 76,4
35 77,8 782 446 57,0
36 36,4 2.622 899 34,3
52 37,4 760 288 37,9
30 100,0 448 448 100,0

250 60,0 7.064 4.005 56,7


TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2012

%
TOTAL RATA-RATA KETERSEDIAAN
PEMAKAIAN SISA STOK per
NO NAMA OBAT KEMASAN KEBUTUHAN PEMAKAIAN (dalam
TAHUN 2011 31 Des 2011
SATU TAHUN PER-BULAN %)=kolom
7/4x100%

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg 100 tablet/strip/blister , kotak 177 118 10 184 104
2 Aminofilin tablet 200 mg 100 tablet / botol 52,5 35 3 37 70
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml 30 ampul / kotak 15 10 1 10 67
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) 100 tablet/strip/blister , kotak 0 0 0 58
5 Amoksisilin kapsul 250 mg 120 kapsul/strip/blister, kotak 0 0 0 0
6 Amoksisilin kaplet 500 mg 100 kaplet/strip, kotak 484,5 323 27 857 177
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg Botol 60 ml 277,5 185 15 720 259
8 Metampiron tablet 500 mg 1000 tablet / botol 33 22 2 179 542
9 Metampiron injeksi 250 mg 30 ampul / kotak 75 50 4 50 67
Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi
10 :Aluminium Hidroksida 200 mg + Magnesium btl 1000 tablet 165 110 9 308 187
Hidroksida 200 mg
Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500
11 25 tube @ 5 g / kotak 0 0 0 0
IU/g + polimiksin 10.000 IU/g
Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150
12 10 supp / kotak 156 104 9 51 33
mg + Heksaklorofen 250 mg
Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% +
13 24 pot @ 30 g / kotak 33 22 2 39 118
Asam Salisilat 3%
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg 100 tablet / botol 72 48 4 0 0
Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25
15 ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
mg + Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen 10 vial @20 ml / kotak 79,5 53 4 307 386
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg 1000 tablet / botol 240 160 13 40 17
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0


20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg 500 tablet / botol 0 0 0 0
21 Atropin tetes mata 0,5% 24 btl @ 5 ml / kotak 0 0 0 0
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) 30 ampul / kotak 19,5 13 1 36 185
23 Betametason krim 0,1 % 25 tube @ 5 g / kotak 202,5 135 11 64 32
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml 100 ampul /kotak 24 16 1 130 542
25 Deksametason tablet 0,5 mg 1000 tablet / botol 1,5 1 0 1800 120000
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril Botol 500 ml 0 0 0 0
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) Botol 60 ml 60 40 3 1250 2083
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) 1000 tablet / botol 10,5 7 1 227 2162
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml 30 ampul / kotak 0 0 0 120
30 Diazepam tablet 2 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 28
31 Diazepam tablet 5 mg 250 tablet / botol 7,5 5 0 30 400
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) 30 ampul / kotak 0 0 0 30
33 Diagoksin tablet 0,25 mg 100 tablet / kotak 3 2 0 48 1600
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) 1000 tablet / botol 84 56 5 20 24
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 0
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) 30 ampul /kotak 22,5 15 1 85 378
37 Etakridin larutan 0,1% Botol 300 ml 16,5 11 1 471 2855
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul @ 2 ml 0 0 0 20
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml 30 ampul / kotak 60 40 3 150 250
40 Fenobarbital tablet 30 mg 1000 tablet / botol 36 24 2 0 0
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 0
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 0
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% 24 btl @ 5 ml / kotak 0 0 0 0
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml 30 ampul / kotak 3 2 0 0 0
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg 100 tablet / botol 0 0 0 0
46 Furosemid tablet 40 mg ktk 20 x 10 tablet 0 0 0 0
47 Gameksan lotion 1 % Botol 30 ml 0 0 0 0
Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g
48 100 kantong/kotak tahan lembab 3504 2336 195 319 9
,Kalium klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

49 Gentian Violet Larutan 1 % Botol 10 ml 0 0 0 0


50 Glibenklamida tablet 5 mg 100 tablet / kotak 0 0 0 0
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg 1000 tablet / botol 0 0 0 0
52 Gliserin btl 100 ml 0 0 0 0
53 Glukosa larutan infus 5% btl 500 ml 0 0 0 2000
54 Glukosa larutan infus 10% btl 500 ml 0 0 0 100
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) 10 amp @ 25 ml, kotak 22,5 15 1 760 3378
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
57 Haloperidol tablet 0,5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
58 Haloperidol tablet 1,5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
59 Haloperidol tablet 5 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg 1000 tablet / botol 1,5 1 0 0 0
61 Hidrkortison krim 2,5% 24 tube @ 5 g / kotak 0 0 0 0
62 Ibuprofen tablet 200 mg 100 tablet / botol 0 0 0 0
63 Ibuprofen tablet 400 mg ktk 10 x 10 tablet 274,5 183 15 311 113
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg ktk 10 x 10 tablet 90 60 5 0 0
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg 1000 tablet / botol 33 22 2 172 521
66 Kaptopril tablet 12,5 mg ktk 10 x 10 tablet 313,5 209 17 0 0
67 Kaptopril tablet 25 mg ktk 10 x 10 tablet 480 320 27 5 1
68 Karbamazepim tablet 200 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml 10 vial @ 20 ml, kotak 0 0 0 0
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine 100 kapsul / botol 0 0 0 0
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg 250 kapsul / botol 45 30 3 0 0
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % 24 botol @ 5 ml / kotak 0 0 0 0
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg 1000 tablet / botol 280,5 187 16 85 30
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) 30 ampul / kotak 0 0 0 0
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) 30 ampul / kotak 12 8 1 10 83
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) 1000 tablet / botol 9 6 1 27 300
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) 1000 tablet / botol 0 0 0 13
Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +
78 100 tablet / kotak 4,5 3 0 17 378
Sulfadoxin 500 mg
Kotrimosazol Suspensi Kombinasi : Sulfametoksazol
79 botol 60 ml 1642,5 1095 91 1838 112
200 mg + Trimetoprim 40 mg/ 5 ml
Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi :
80 ktk 10 x 10 tablet 502,5 335 28 518 103
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg
Kotrimosazol DOEN II (ediatric) Kombinasi :
81 ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 30
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg ktk 60 tablet 1575 1050 88 283 18
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml 30 ampul / kotak 180 120 10 120 67
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml 30 vial / kotak 109,5 73 6 260 237
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml 10 vial / kotak 135 90 8 0 0
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml 10 vial / kotak 60 40 3 0 0
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram 10 sase @ 30 gr / kotak 0 0 0 0
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml Botol 30 ml 0 0 0 0
89 Mebendazol tablet 100 mg ktk 5 x 6 tablet 0 0 0 0
Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet
90 ktk 10 x 10 tablet 607,5 405 34 688 113
salut 0,125 mg
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml 30 ampul / kotak 285 190 16 0 0
92 Metronidazol tablet 250 mg 100 tablet / kotak 70,5 47 4 40 57
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg 1000 tablet / botol 103,5 69 6 0 0
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % 24 botol @ 5 ml / kotak 0 0 0 0
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % Botol / plastik 500 ml 1950 1300 108 0 0
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ktk 10 amp @ 10 ml 0 0 0 0
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g ktk 10 x 10 tablet salut 0 0 0 20
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g ktk 10 x 10 tablet Vaginal 0 0 0 20
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) Botol 100 ml 0 0 0 600
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 25 tube @ 3,5 g / kotak 105 70 6 25 24
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml 10 vial / kotak 0 0 0 30
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml 30 ampul / kotak 82,5 55 5 50 61
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml Botol 60 ml 5005,5 3337 278 1148 23
104 Paracetamol tablet 100 mg 100 tablet / botol 0 0 0 0
105 Paracetamol tablet 500 mg 1000 tablet / botol 213 142 12 81 38
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol @ 5 ml 0 0 0 0
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg ktk 30 x 2 score 190,5 127 11 0 0
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) 1000 tablet / botol 102 68 6 60 59
109 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 30 ml 0 0 0 420
110 Povidon Iodida larutan 10 % Botol 300 ml 15 10 1 398 2653
111 Prednison tablet 5 mg 1000 tablet / botol 61,5 41 3 98 159
112 Primakuin tablet 15 mg 1000 tablet / botol 388,5 259 22 102 26
113 Propillitiourasil tablet 100 mg 100 tablet / botol 18 12 1 14 78
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) 100 tablet / botol 0 0 0 23
115 Reserpin tablet 0,10 mg 250 tablet / botol 0 0 0 0
116 Reserpin tablet 0,25 mg 1000 tablet /botol 0 0 0 0
117 Ringer Laktat larutan infus btl 500 ml 6600 4400 367 7093 107
Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang
118 24 pot @ 30 g / kotak 33 22 2 9 27
endap 4%
119 Salisil bedak 2% 50 gram / kotak 412,5 275 23 355 86
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) 10 vial / kotak 7,5 5 0 5 67

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) 1 vial / kotak 0 0 0 0

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) 10 vial / kotak 0 0 0 0

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) 10 ampul / kotak 150 100 8 7 5

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) 10 vial / kotak 0 0 0 0

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg 100 ampul / kotak 66 44 4 0 0
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % ktk 24 btl @ 5 ml 0 0 0 0
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% ktk 24 btl @ 5 ml 0 0 0 0
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg 1000 kapsul / botol 3 2 0 62 2067
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg ktk 10 x 10 kapsul 0 0 0 160
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ktk 30 amp @ 1 ml 0 0 0 75
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) 1000 tablet / botol 78 52 4 10 13

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp Ampul @ 10 ml 0 0 0 0


133 Triheksifenidil tablet 2 mg ktk 10 x 10 tablet 0 0 0 0
134 Vaksin Rabies Vero 1 kuur / set 57 38 3 362 635
135 Vitamin B Kompleks tablet 1000 tablet / botol 99 66 6 68 69

JUMLAH 144253

VAKSIN
136 BCG Dos 13387 9594 800 3793 28,33345783
137 TT Dos 35540 29251 2438 6289 17,69555431
138 DT Dos 4725 3940 328 785 16,61375661
139 CAMPAK 10 Dosis Dos 8032 4954 413 3078 38,32171315
140 POLIO 10 Dosis Dos 32130 19226 1602 12904 40,16184251
141 DPT-HB Dos 40162 33891 2824 6271 15,61426224
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS Dos 40162 38632 3219 1530 3,809571236
143 POLIO 20 Dosis Dos
144 CAMPAK 20 Dosis Dos
JUMLAH 160,5501579

Sumber : Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau, 2011
TABEL 69

KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT


PROVINSI KEPULAUAN RIAU #REF!
TAHUN 2013 #REF!

PEMAKAIAN TINGKAT PERSENTASE


STOCK OBAT
NO NAMA OBAT SATUAN RATA-RATA/ KECUKUPAN TINGKAT
BULAN (BULAN) KECUKUPAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 43330 1600 27,08 150,45
2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 kap 9507 332 28,64 159,09
3 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab 9507 332 28,64 159,09
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul #DIV/0! #DIV/0!
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml #DIV/0! #DIV/0!
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 100 ampul #DIV/0! #DIV/0!
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
13 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab #DIV/0! #DIV/0!
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml #DIV/0! #DIV/0!
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet #DIV/0! #DIV/0!
17 Kloroquin tablet Tablet #DIV/0! #DIV/0!
18 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab #DIV/0! #DIV/0!
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml #DIV/0! #DIV/0!
21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul #DIV/0! #DIV/0!
23 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet #DIV/0! #DIV/0!
24 Multivitamin Sirup Botol #DIV/0! #DIV/0!
25 Garam Oralit Bungkus #DIV/0! #DIV/0!
26 OAT Kat 1 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
27 OAT Kat 2 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
28 OAT Kat 3 Pkt #DIV/0! #DIV/0!
29 OAT Kat Sisipan Pkt #DIV/0! #DIV/0!
30 OAT Kat Anak Pkt #DIV/0! #DIV/0!
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet #DIV/0! #DIV/0!
32 Salep 2-4 Pot #DIV/0! #DIV/0!
33 Infus set dewasa Kantong #DIV/0! #DIV/0!
34 Infus set anak Kantong #DIV/0! #DIV/0!
Sumber:
KARIMUN
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN
NO FASILITAS KESEHATAN
PEM.KAB/
KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 2
2 RUMAH SAKIT JIWA -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 6 6
7 PUSKESMAS KELILING 2 2
8 PUSKESMAS PEMBANTU 37 37
9 RUMAH BERSALIN 2 2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 12 12
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 2 2
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 56 56
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 -
14 POSKESDES 70
15 POSYANDU 221
16 APOTEK 2 16 18
17 TOKO OBAT 53 53
18 GFK -
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
BINTAN
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 5 5
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 7 7
7 PUSKESMAS KELILING -
8 PUSKESMAS PEMBANTU 29 29
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 2 2
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 17 17
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 15 15
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 18 18
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 8 8
14 POSKESDES 56
15 POSYANDU 146 146
16 APOTEK 0 0 0 0 0 9 9
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 31 31
18 GFK 0 0 1 0 0 0 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
ovince, 2013 Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
NATUNA
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 1 0 0 2
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 8
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 5
7 PUSKESMAS KELILING 16
8 PUSKESMAS PEMBANTU 31
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 1 1
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 2 0 1 3
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 3 3
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 15 12
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 -
14 POSKESDES 22
15 POSYANDU 115
16 APOTEK 0 0 13 1 0 6 20
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 6 6
18 GFK 0 0 1 0 0 0 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
LINGGA
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 0 2
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 4 4
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 3 3
7 PUSKESMAS KELILING 5 5
8 PUSKESMAS PEMBANTU 36 36
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 0 -
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 1 1
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 16 16
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 -
14 POSKESDES 1 1
15 POSYANDU 167 167
16 APOTEK 0 0 0 0 0 5 5
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 7 7
18 GFK 0 0 1 0 0 0 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
BATAM
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 1 6 8
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 8 8
5 PUSKESMAS PERAWATAN 0 0 3 0 0 0 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 0 0 13 0 0 0 13
7 PUSKESMAS KELILING 0 0 38 0 0 0 38
8 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 55 0 0 0 55
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 58 58
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 0 1 1 0 163 166
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 -
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
14 POSKESDES 0 0 24 0 0 7 31
15 POSYANDU 0 0 360 0 0 0 360
16 APOTEK 0 0 1 0 2 116 119
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 91 91
18 GFK 0 0 0 0 0 0 -
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TANJUNGPINANG
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 1 0 0 3
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 2 2
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 4 4
7 PUSKESMAS KELILING 5 5
8 PUSKESMAS PEMBANTU 12 12
9 RUMAH BERSALIN 0 10 10
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 10 10
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 170 170
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 12 12
14 POSKESDES 18 18
15 POSYANDU 148 148
16 APOTEK 35 35
17 TOKO OBAT 47 47
18 GFK 0 0 -
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
ANAMBAS
PEMILIKAN/PENGELOLA PEMILIKAN
NO FASILITAS KESEHATAN
PEM.KAB/
KEMENKES PEM.PROV TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
KOTA
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 -
5 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 4 4
7 PUSKESMAS KELILING 0 9
8 PUSKESMAS PEMBANTU 0 21
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 1 0 0 1
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 -
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 1 1
14 POSKESDES 13 13
15 POSYANDU 58 58
16 APOTEK 0 0 0 0 0 1 1
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 0 -
18 GFK 0 0 1 0 0 0 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
PROVINSI
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 2 8 2 1 7 20
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 8 8
5 PUSKESMAS PERAWATAN 28
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 42
7 PUSKESMAS KELILING 75
8 PUSKESMAS PEMBANTU 221
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 73 73
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 1 0 1 4 0 203 209
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 21 21
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 275 275
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 21 21
14 POSKESDES 211
15 POSYANDU 1.215
16 APOTEK 0 0 14 1 4 188 207
17 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 235 235
18 GFK 0 0 4 0 0 0 4
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 71

SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR


NO KABUPATEN KOTA UNIT KERJA JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 2 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
1 KARIMUN
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 9 7 77,78
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 9 81,82
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
2 BINTAN
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 12 12 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 14 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 1 50,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
3 NATUNA
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 13 13 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 15 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00 1 50,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
4 LINGGA
RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 1,00
PUSKESMAS 7 7 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 201
RUMAH SAKIT UMUM 8 8 100,00 8 100,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
5 BATAM
RUMAH SAKIT KHUSUS 6 0 0,00
PUSKESMAS 16 14 87,50
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 22 73,33
RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
6 TANJUNGPINANG
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 6 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 9 100,00
RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
7 KEP. ANAMBAS
RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0
PUSKESMAS 7 3 42,86
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 5 55,56
RUMAH SAKIT UMUM 20 20 100,00 0,00
RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
8 TOTAL
RUMAH SAKIT KHUSUS 7 1 14,29
PUSKESMAS 70 62 88,57

JUMLAH (PROVINSI) 97 83 85,57


Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 72

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

POSYANDU
KABUPATEN/ POSYANDU AKTIF
NO PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
KOTA
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Karimun 7 3,32 96 45,50 87 41,23 21 9,95 211 100,00 111 52,61
2 Bintan 4 2,61 22 14,38 114 74,51 13 8,50 153 100,00 153 100,00
3 Natuna 20 17,24 57 49,14 37 31,90 2 1,72 116 100,00 116 100,00
4 Lingga 55 32,93 69 41,32 38 22,75 5 2,99 167 100,00 167 100,00
5 Batam 40 23,95 229 57,25 95 23,75 36 9,00 400 113,95 102 25,50
6 Tanjungpinang 1 0,81 47 37,90 52 41,94 24 19,35 124 100,00 76 61,29
7 Kep. Anambas 33 56,90 17 29,31 7 12,07 1 1,72 58 100,00 58 100,00

JUMLAH (PROVINSI) 160 13,02 537 43,69 430 34,99 102 8,30 1229 100,00 783 63,71

RASIO POSYANDU
0,84
PER 100 BALITA
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 73

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

JUMLAH
KABUPATEN/
NO DESA/ DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIF
KOTA POSKESDES POSYANDU
KELURAHAN JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9
1 Karimun 71 63 88,73 63 88,73 79 214
2 Bintan 51 51 100,00 51 100,00 57 153
3 Natuna 76 76 100,00 73 96,05 25 116
4 Lingga 73 56 76,71 18 24,66 1 167
5 Batam 64 64 100,00 64 100,00 34 360
6 Tanjungpinang 18 18 100,00 18 100,00 18 124
7 Kep. Anambas 54 54 100,00 54 100,00 4 58

JUMLAH (PROVINSI) 407 382 93,86 341 83,78 218 1.192

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 74

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b


NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Puskesmas 0 0 0 35 21 56 35 21 56 4 6 10
1 KARIMUN RS 13 5 18 9 12 21 22 17 39 2 3 5
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 2 4 6 2 4 6 1 0 1
JUMLAH 13 5 18 46 37 83 59 42 101 7 9 16
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,2 4,5 8,0 39,8 33,6 36,7 51,0 38,1 44,7 6,1 8,2 7,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 3 5 2 3 5 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 5 18 48 40 88 61 45 106 7 9 16
Puskesmas 3 0 3 31 33 64 34 33 67 4 13 17
2 BINTAN RS 7 0 7 6 17 23 13 17 30 2 1 3
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0
JUMLAH 10 0 10 38 52 90 48 52 100 6 14 20
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,1 0,0 6,2 45,8 67,2 56,1 57,9 67,2 62,4 7,2 18,1 12,5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 0 10 39 52 91 49 52 101 6 14 20
Puskesmas 0 0 0 21 11 32 21 11 32 2 5 7
3 NATUNA RS 3 2 5 6 2 8 9 4 13 2 1 3
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
JUMLAH 3 2 5 28 13 41 31 15 46 4 6 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,1 5,0 6,1 66,2 32,8 50,0 73,2 37,8 56,1 9,5 15,1 12,2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 2 5 29 13 42 32 15 47 5 6 11
Puskesmas 0 0 0 3 3 6 3 3 6 1 2 3
4 LINGGA RS 0 0 0 7 2 9 7 2 9 2 0 2
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 10 5 15 10 5 15 3 2 5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 18,6 10,2 14,6 18,6 10,2 14,6 5,6 4,1 4,9
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 12 5 17 12 5 17 3 3 6
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 0 0 0 25 70 95 25 70 95 2 27 29
5 BATAM RS 112 48 160 54 52 106 166 100 266 0 0 96
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 207 186 393 207 186 393 19 54 73
JUMLAH 112 48 160 286 308 594 398 356 754 0 0 198
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 17,5 8,7 13,5 76,4 56,1 50,0 62,3 64,8 63,5 0,0 0,0 16,7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 112 48 160 286 308 594 398 356 754 0 0 198
Puskesmas 0 0 0 5 15 20 5 15 20 1 8 9
6 TANJUNGPINANG RS 43 6 49 14 19 33 57 25 82 3 6 9
Sarana Kesehatan lainnya 5 1 6 33 45 78 38 46 84 3 12 15
JUMLAH 48 7 55 52 79 131 100 86 186 7 26 33
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 41,3 6,2 24,0 44,7 70,1 57,2 86,0 76,3 81,3 6,0 23,1 14,4
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 2 3 5 2 3 5 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 2 2 2 4 2 2 4 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 48 7 57 56 84 140 104 91 195 7 27 34
Puskesmas 0 0 0 13 11 24 13 11 24 2 3 5
7 KEP. ANAMBAS RS 0 0 0 15 7 22 15 7 22 1 0 1
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 28 18 46 28 18 46 4 5 9
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 120,0 84,2 102,9 120,0 84,2 102,9 17,1 23,4 20,1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 29 20 49 29 20 49 4 6 10
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PROVINSI RS 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 3 - 3 133 164 297 136 164 300 16 64 80
9 TOTAL RS 178 61 239 111 111 222 289 172 461 12 11 23
Sarana Kesehatan lainnya 5 1 6 244 237 481 249 238 487 23 66 89
JUMLAH 186 62 248 488 512 1.000 674 574 1.248 51 141 192
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 18,2 6,5 12,5 47,7 53,3 50,4 65,9 59,8 62,9 5,0 14,7 9,7
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - 2 3 5 2 3 5 - - -
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM JUMLAH DOKTER GIGI b
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA - - 2 9 7 16 9 7 16 1 3 4
JUMLAH TOTAL 186 62 250 499 522 1.021 685 584 1.269 52 144 196
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BIDAN PERAWAT
SARJANA KEPERAWATAN PERAWAT GIGI
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA a D-III PERAWAT D-I PERAWATb JUMLAH
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Puskesmas 5 164 169 0 2 2 31 100 131 18 27 45 49 130 179 2 3 5
1 KARIMUN RS 9 24 33 10 16 26 47 89 136 9 18 27 66 123 189 0 2 2
Sarana Kesehatan Lain 0 8 8 0 0 0 0 4 4 2 0 2 2 4 6 0 0 0
JUMLAH 14 196 210 10 18 28 78 193 271 29 45 74 117 257 374 2 5 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 92,98 32,76 101,21 233,10 165,59 1,73 4,54 3,10
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 196 210 10 18 28 78 193 271 29 45 74 117 257 374 2 5 7
Puskesmas 11 114 125 1 11 12 32 106 138 3 2 5 36 119 155 1 7 8
2 BINTAN RS 6 18 24 8 17 25 19 69 88 0 0 0 27 86 113 0 0 0
Sarana Kesehatan Lain 0 4 4 2 5 7 1 6 7 0 0 0 3 11 14 0 0 0
JUMLAH 17 136 153 11 33 44 52 181 233 3 2 5 66 216 282 1 7 8
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 95,43 3,12 79,57 279,13 175,89 1,21 9,05 4,99
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 6 8 1 1 2 2 1 3 0 0 0 3 2 5 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 142 161 12 34 46 54 182 236 3 2 5 69 218 287 1 8 9
Puskesmas 7 93 100 1 4 5 45 119 164 0 0 0 46 123 169 1 3 4
3 NATUNA RS 0 33 33 2 6 8 28 65 93 0 0 0 30 71 101 2 1 3
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 3 1 4 0 0 3 1 4 0 0 0
JUMLAH 7 126 133 3 10 13 76 185 261 0 0 0 79 195 274 3 4 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 162,26 0,00 186,66 491,89 334,28 7,09 10,09 8,54
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 0 2 2 2 0 2 0 0 0 2 2 4 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 127 135 3 12 15 78 185 263 0 0 0 81 197 278 3 4 7
Puskesmas 1 95 96 3 1 4 30 64 94 7 12 19 40 77 117 1 5 6
4 LINGGA RS 0 45 45 2 8 10 11 52 63 1 9 10 14 69 83 1 1 2
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 140 141 5 9 14 41 116 157 8 21 29 54 146 200 2 6 8
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 136,82 28,14 100,27 296,75 194,08 3,71 12,20 7,76
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 0 0 0 1 3 4 2 2 4 3 5 8 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 143 144 5 9 14 42 119 161 10 23 33 57 151 208 2 6 8
BIDAN PERAWAT
SARJANA KEPERAWATAN PERAWAT GIGI
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA a D-III PERAWAT D-I PERAWATb JUMLAH
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 0 172 172 0 0 0 30 122 152 0 0 0 30 122 152 0 2 2
5 BATAM RS 0 282 282 0 0 0 196 897 1093 0 0 0 196 897 1093 2 17 19
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 454 454 0 0 0 226 1019 1245 0 0 0 226 1019 1245 2 19 21
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 38,22 0,00 35,40 185,50 104,82 0,34 3,46 1,85
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 6 27 33 0 0 0 4 11 15 10 38 48 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 2 1 3 0 0 0 1 9 10 3 10 13 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 454 454 8 28 36 226 1019 1245 5 20 25 239 1067 1306 2 19 21
Puskesmas 24 80 104 0 7 7 16 53 69 0 0 0 16 60 76 0 6 6
6 TANJUNGPINANG RS 8 42 50 23 152 175 41 212 253 0 0 0 64 364 428 5 3 8
Sarana Kesehatan Lain 1 32 33 1 3 4 9 31 40 0 0 0 10 34 44 0 0 0
JUMLAH 33 154 187 24 162 186 66 296 362 0 0 0 90 458 548 5 9 14
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 81,69 0,00 77,42 406,53 239,39 4,30 7,99 6,12
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 23 23 3 15 18 1 1 2 0 0 0 4 16 20 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 12 14 1 3 4 8 4 12 0 0 0 9 7 16 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 35 189 224 28 180 208 75 301 376 0 0 0 103 481 584 5 9 14
Puskesmas 0 79 79 0 1 1 62 78 140 0 0 0 62 79 141 0 1 1
7 KEP. ANAMBAS RS 0 19 19 2 2 4 18 21 39 0 0 0 20 23 43 0 1 1
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 98 98 2 3 5 80 99 179 0 0 0 82 102 184 0 2 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 219,22 0,00 351,42 477,30 411,60 0,00 9,36 4,47
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 6 6 0 2 2 12 3 15 0 0 0 12 5 17 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 104 104 2 5 7 92 102 194 0 0 0 94 107 201 0 2 2
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PROVINSI RS 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lain 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 48 797 845 5 26 31 246 642 888 28 41 69 279 710 989 5 27 32
9 TOTAL RS 23 463 486 47 201 248 360 1.405 1.765 10 27 37 417 1.633 2.050 10 25 35
Sarana Kesehatan Lain 1 44 45 3 8 11 13 42 55 2 - 2 18 50 68 - - -
JUMLAH 72 1.304 1.376 55 235 290 619 2.089 2.708 40 68 108 714 2.393 3.107 15 52 67
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 69,40 5,45 69,80 249,31 156,70 1,47 5,42 3,38
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - 23 23 9 42 51 1 1 2 4 11 15 14 54 68 - - -
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 5 28 33 4 9 13 25 11 36 3 11 14 32 31 63 - 1 1

JUMLAH TOTAL 77 1.355 1.432 68 286 354 645 2.101 2.746 47 90 137 760 2.478 3.238 15 53 68
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
BIDAN PERAWAT
SARJANA KEPERAWATAN PERAWAT GIGI
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA a D-III PERAWAT D-I PERAWATb JUMLAH
BIDAN DIII BIDAN JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 76

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI


APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI JUMLAH
SARJANA FARMASI a ASS APOTEKER
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Puskesmas 0 2 2 1 7 8 1 9 10 0 0 0 1 4 5 1 4 5
1 KARIMUN RS 0 7 7 6 10 16 6 17 23 0 1 1 0 3 3 0 4 4
Sarana Kesehatan 0 3 3 2 2 4 2 5 7 0 0 0 0 3 3 0 3 3
JUMLAH 0 12 12 9 19 28 9 31 40 0 1 1 1 10 11 1 11 12
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,79 28,12 17,71 0,87 9,98 5,31
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 12 12 9 19 28 9 31 40 0 1 1 1 10 11 1 11 12
Puskesmas 0 2 2 2 11 13 2 13 15 0 0 0 3 8 11 3 8 11
2 BINTAN RS 2 3 5 0 5 5 2 8 10 0 0 0 0 4 4 0 4 4
Sarana Kesehatan 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 5 7 3 16 19 5 21 26 0 0 0 3 12 15 3 12 15
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 6,03 27,14 16,22 3,62 15,51 9,36
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 3 3 1 2 3 1 5 6 0 1 1 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 8 10 4 18 22 6 26 32 0 1 1 4 12 16 4 12 16
Puskesmas 0 4 4 1 5 6 1 9 10 0 0 0 1 7 8 1 7 8
3 NATUNA RS 0 6 6 2 7 9 2 13 15 0 0 0 2 3 5 2 3 5
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 10 10 3 12 15 3 22 25 0 0 0 3 10 13 3 10 13
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,09 55,50 30,50 7,09 25,23 15,86
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 5 7 0 2 2 2 7 9 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 15 17 3 14 17 5 29 34 0 0 0 4 10 14 4 10 14
Puskesmas 0 1 1 3 3 6 3 4 7 0 0 0 0 6 6 0 6 6
4 LINGGA RS 2 2 4 1 3 4 3 5 8 0 0 0 0 3 3 0 3 3
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 3 5 4 6 10 6 9 15 0 0 0 0 9 9 0 9 9
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,14 18,29 14,56 0,00 18,29 8,73
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 0 3 0 1 1 3 1 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 4 7 11 9 10 19 0 0 0 0 10 10 0 9 9
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI JUMLAH
SARJANA FARMASI a ASS APOTEKER
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 1 1 2 5 22 27 6 23 29 0 0 0 0 20 20 0 20 20
5 BATAM RS 9 36 45 25 96 121 34 132 166 0 0 0 0 31 31 0 31 31
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 10 37 47 30 118 148 40 155 195 0 0 0 0 51 51 0 51 51
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 6,80 28,22 17,14 0,00 9,28 4,48
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 39 49 30 118 148 40 157 197 0 0 0 0 51 51 0 51 51
Puskesmas 1 2 3 1 9 10 2 11 13 0 0 0 1 10 11 1 10 11
6 TANJUNGPINANG RS 1 7 8 4 24 28 5 31 36 0 0 0 3 14 17 3 14 17
Sarana Kesehatan 11 20 31 12 28 40 23 48 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 13 29 42 17 61 78 30 90 120 0 0 0 4 24 28 4 24 28
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 25,81 79,88 52,42 3,44 21,30 12,23
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 2 2 1 0 1 1 2 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 4 5 2 2 4 3 6 9 0 0 0 1 0 1 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 35 49 20 63 83 34 98 132 0 0 0 6 26 32 6 26 32
Puskesmas 0 5 5 0 0 0 0 5 5 0 1 1 1 2 3 1 3 4
7 KEP. ANAMBAS RS 3 2 5 0 1 1 3 3 6 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 7 10 0 1 1 3 8 11 0 1 1 2 3 5 2 4 6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,86 37,44 24,61 8,57 18,72 13,42
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 2 0 1 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 8 12 0 2 2 4 10 11 0 1 1 2 4 6 2 5 7
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 PROVINSI RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 2 17 19 16 70 86 15 74 89 - 1 1 7 57 64 7 58 65
9 TOTAL RS 17 63 80 37 144 181 55 209 264 - 1 1 6 59 65 6 60 66
Sarana Kesehatan 11 23 34 17 37 54 26 53 79 - - - - 3 3 - 3 3
JUMLAH 30 103 133 70 251 321 96 336 432 - 2 2 13 119 132 13 121 134
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,39 35,01 21,79 1,27 12,61 6,76
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - 2 2 1 - 1 1 2 3 - - - 1 2 3 1 2 3
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 7 15 22 3 8 11 10 23 33 - 1 1 3 2 5 3 1 4

JUMLAH TOTAL 37 120 157 74 259 333 107 361 468 - 3 3 17 123 140 17 124 141
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN D-III FARMASI DAN
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA JUMLAH D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI JUMLAH
SARJANA FARMASI a ASS APOTEKER
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

TENAGA KESMAS TENAGA


NO NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a D-III KESMAS b JUMLAH SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Puskesmas 6 5 11 0 0 0 6 5 11 2 7 9
1 1 KARIMUN RS 1 2 3 0 0 0 1 2 3 1 2 3
Sarana Kesehatan Lainnya 7 17 24 0 0 0 7 17 24 4 0 4
JUMLAH 14 24 38 0 0 0 14 24 38 7 9 16
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 12,11 21,77 16,82 6,06 8,16 7,08
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 24 38 0 0 0 14 24 38 7 9 16
Puskesmas 8 15 23 1 0 1 9 15 24 8 9 17
2 2 BINTAN RS 4 17 21 0 1 1 4 18 22 1 0 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 12 32 44 1 1 2 13 33 46 9 9 18
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 15,67 42,65 28,69 10,85 11,63 11,23
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 16 10 26 0 0 0 14 12 26 1 1 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 28 42 70 1 1 2 27 45 72 10 10 20
Puskesmas 2 4 6 0 0 0 2 4 6 4 5 9
3 3 NATUNA RS 4 1 5 0 0 0 4 1 5 1 0 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 5 11 0 0 0 6 5 11 5 5 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 14,18 12,61 13,42 11,81 12,61 12,20
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 6 8 14 0 0 0 6 8 14 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 13 25 0 0 0 12 13 25 6 5 11
TENAGA KESMAS TENAGA
NO NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a D-III KESMAS b JUMLAH SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 2 1 3 0 5 5 2 6 8 0 0 0
4 4 LINGGA RS 2 1 3 0 1 1 2 2 4 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
JUMLAH 5 2 7 0 6 6 5 8 13 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,28 16,26 12,61 0,00 0,00 0,00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 8 1 9 0 2 2 8 3 11 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 3 16 0 8 8 13 11 24 1 0 1
Puskesmas 13 12 25 0 0 0 13 12 25 4 13 17
5 5 BATAM RS 3 8 11 0 0 0 3 8 11 2 7 9
Sarana Kesehatan Lainnya 11 19 30 0 0 0 11 19 30 5 11 16
JUMLAH 27 39 66 0 0 0 27 39 66 11 31 42
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,59 7,10 5,80 1,87 5,64 3,69
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 2 4 0 0 0 2 2 4 6 2 8
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 14 6 20 0 0 0 14 6 20 4 2 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 43 47 90 0 0 0 43 47 90 21 35 56
Puskesmas 2 6 8 0 0 0 2 6 8 1 6 7
6 6 TANJUNGPINANG RS 4 7 11 3 4 7 7 11 18 4 1 5
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 13 19 3 4 7 9 17 26 5 7 12
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,74 15,09 11,36 4,30 6,21 5,24
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 7 12 19 0 0 0 7 12 19 11 1 12
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 5 9 0 0 0 4 5 9 3 3 6
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 30 47 3 4 7 20 34 54 19 11 30
Puskesmas 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 5 6
7 7 KEP. ANAMBAS RS 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 1 2 0 0 0 1 1 2 1 6 7
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,29 4,68 4,47 4,29 28,08 15,66
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 7 5 12 0 0 0 7 5 12 2 1 3
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 6 14 0 0 0 8 6 14 3 7 10
TENAGA KESMAS TENAGA
NO NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA SARJANA KESMAS a D-III KESMAS b JUMLAH SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 0 0 0 0 0 0
8 8 PROVINSI RS 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 33 44 77 1 5 6 34 49 83 20 45 65
9 TOTAL RS 19 36 55 3 6 9 22 42 64 9 11 20
Sarana Kesehatan Lainnya 19 36 55 - - - 19 36 55 9 11 20
JUMLAH JUMLAH 71 116 187 4 11 15 75 127 202 38 67 105
RASIO TERHADAP
RASIO TERHADAP
100.000 PDDK
100.000 PDDK 7,33 13,23 10,19 3,72 6,98 5,30
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 9 14 23 - - - 9 14 23 17 3 20
DINAS KESEHATAN
DINAS KESEHATAN
PROVINSI/KAB/KOTA
PROVINSI 55 35 90 - 2 2 53 39 92 12 - 12

JUMLAH TOTAL 135 165 300 4 13 17 137 180 317 67 70 137

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2012


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2012
TABEL 78

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

TENAGA TEKNISI MEDIS


FISIOTERAPIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Puskesmas 0 8 8 3 0 3 0 0 0 3 8 11 0 0 0
1 KARIMUN RS 1 7 8 4 7 11 2 1 3 7 15 22 3 7 10
Sarana Kesehatan Lainnya 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0
JUMLAH 2 15 17 7 8 15 2 1 3 11 24 35 3 7 10
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,52 21,77 15,50 2,60 6,35 4,43
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 15 17 7 8 15 2 1 3 11 24 35 3 7 10
Puskesmas 1 11 12 3 0 3 0 0 0 4 11 15 0 0 0
2 BINTAN RS 0 5 5 2 3 5 0 0 0 2 8 10 0 2 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 3 3 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0
JUMLAH 1 19 20 5 3 8 0 0 0 6 22 28 0 2 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 7,23 28,43 17,46 0,00 2,58 1,25
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 19 22 5 3 8 0 0 0 8 22 30 0 2 2
Puskesmas 3 4 7 0 0 0 0 0 0 3 4 7 0 3 3
3 NATUNA RS 2 3 5 3 1 4 0 1 1 5 4 9 1 1 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 5 7 12 3 1 4 0 1 1 8 8 16 1 4 5
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 18,90 20,18 19,52 2,36 10,09 6,10
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 7 13 3 1 4 0 1 1 9 8 17 1 4 5
TENAGA TEKNISI MEDIS
FISIOTERAPIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 0 6 6 0 0 0 0 0 0 0 6 6 0 0 0
4 LINGGA RS 1 3 4 0 0 0 1 0 1 2 3 5 1 1 2
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 9 10 0 0 0 1 0 1 2 9 11 1 1 2
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 3,71 18,29 10,67 1,86 2,03 1,94
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 9 10 0 0 0 1 0 1 2 9 11 1 1 2
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 BATAM RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 2 5 7 0 1 1 0 0 0 2 6 8 0 0 0
6 TANJUNGPINANG RS 4 16 20 4 6 10 3 2 5 11 24 35 1 5 6
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 21 27 4 7 11 3 2 5 13 30 43 1 5 6
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,18 26,63 18,78 0,86 4,44 2,62
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 9 23 32 4 7 11 3 2 5 16 32 48 1 5 6
Puskesmas 2 4 6 0 0 0 0 0 0 2 4 6 0 0 0
7 KEP. ANAMBAS RS 1 3 4 1 2 3 0 0 0 2 5 7 0 1 1
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 3 7 10 1 2 3 0 0 0 4 9 13 0 1 1
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 17,14 42,12 29,08 0,00 4,68 2,24
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TENAGA TEKNISI MEDIS
FISIOTERAPIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 7 10 1 2 3 0 0 0 4 9 13 0 1 1
TENAGA TEKNISI MEDIS
FISIOTERAPIS
NO KABUPATEN/KOTA UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
Puskesmas 0 0 0 0 0 0 0
8 PROVINSI RS 0 0 0 0 0 0 0
Sarana Kesehatan Lainnya 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN PROVINSI 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (PROVINSI) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Puskesmas 8 38 46 6 1 7 - - - 14 39 53 - 3 3
9 TOTAL RS 9 37 46 14 19 33 6 4 10 29 59 88 6 17 23
Sarana Kesehatan Lainnya 1 3 4 - 1 1 - - - 1 4 5 - - -
JUMLAH 18 78 96 20 21 41 6 4 10 44 102 146 6 20 26
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,30 10,63 7,36 0,59 2,08 1,31
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 - 2 - - - - - - 2 - 2 - - -
DINAS KESEHATAN PROVINSI/KAB/KOTA 4 2 6 - - - - - - 4 2 6 - - -

JUMLAH TOTAL 24 80 104 20 21 41 6 4 10 50 104 154 6 20 26

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KARIMUN BINTAN
ALOKASI A
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
KESE
Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 40.457.012.164 87,97 84.412.610.707 89,75
a. Belanja Langsung 14.215.997.272 38.297.014.416 40,72
b. Belanja Tidak Langsung 26.241.014.892 34.922.894.000 37,13
c. JAMKESDA 4.100.000.000 4,36
d. Pengentasan Kemiskinan - 0,00
e. Pembangunan Fisik (PU) 6.367.702.291
f. DAK APBD 525.000.000
g. STBM 200.000.000
2 APBD PROVINSI - 0,00 1.930.004.000 2,05
3 APBN : 5.532.309.000 12,03 7.607.619.000 8,09
- Dana Dekonsentrasi - 0,00 0 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 3.280.110.000 7,13 4.565.671.000 4,85
- ASKESKIN 467.696.000 1,02 0,00
- BOK 938.350.000 2,04 1.065.000.000 1,13
- BUK Dan Kesling
- Jampersal 846.153.000 896.618.000 0,95
- Bantuan Penanggulangan TKI 0
- STBM 1.080.330.000
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0,00 104.174.000 0,11
- Global Fund (Malaria) 74.174.000 0,08
- Global Fund (TB) 30.000.000 0,03
- Global Fund (HIV)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) 0,00 - 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 45.989.321.164 100,0 94.054.407.707 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 953.449.800.561 882.500.634.271

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 4,24 9,57

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 203.617,81 586.626,46

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

NATUNA LINGGA
ALOKASI A
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
KESE
Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 60.824.807.795 70,86 57.999.178.387 78,92
a. Belanja Langsung 40.602.730.624 47,30 31.730.164.935 43,17
b. Belanja Tidak Langsung 20.222.077.171 23,56 26.269.013.452 35,74
c. JAMKESDA - 0,00 0,00
d. Pengentasan Kemiskinan -
e. Pembangunan Fisik (PU) -
f. DAK APBD -
g. STBM -
2 APBD PROVINSI - 0,00 8.708.450.000 11,85
3 APBN : 25.014.338.000 29,14 6.785.607.000 9,23
- Dana Dekonsentrasi - 0,00 5.000.000.000 6,80
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 8.501.388.000 9,90 - 0,00
- ASKESKIN - 0,00 1.135.057.000 1,54
- BOK 1.382.400.000 1,61 650.550.000 0,89
- BUK Dan Kesling 15.130.550.000
- Jampersal - 0,00
- Bantuan Penanggulangan TKI - 0,00
- STBM -
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) - 0,00 0,00
- Global Fund (Malaria) - 0,00 0,00
- Global Fund (TB) - 0,00 0,00
- Global Fund (HIV) 0,00
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) - 0,00 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 85.839.145.795 100,0 73.493.235.387 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 1.714.814.079.999,30 795.000.000.000

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 3,55 7,30

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 1.047.253,08 713.166,51

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

BATAM TANJUNGPINANG
ALOKASI A
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
KESE
Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 120.459.864.896 89,81 108.730.431.360 98,41
a. Belanja Langsung 63.582.054.600 47,40 62.679.954.590 56,73
b. Belanja Tidak Langsung 56.877.810.296 42,40 46.050.476.770 41,68
c. JAMKESDA 0,00
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI 0,00 0,00
3 APBN : 13.673.458.513 10,19 1.297.824.500 1,17
- Dana Dekonsentrasi 0,00 0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 12.250.208.513 9,13 0,00
- ASKESKIN 0,00 182.250.000 0,16
- BOK 0,00 577.700.000 0,52
- BUK Dan Kesling
- Jampersal 0,00 477.825.000 0,43
- Bantuan Penanggulangan TKI 0,00 60.049.500 0,05
- STBM
- lain-lain 1.423.250.000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00 462.434.231 0,42
- Global Fund (Malaria) 0,00 0,00
- Global Fund (TB) 0,00 21.782.000 0,02
- Global Fund (HIV) 0,00 440.652.231 0,40
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) 0,00 14.203.000 0,01

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 134.133.323.409 100,0 110.490.690.091 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 1.300.001.793.434 824.515.230.636

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 9,27 13,19

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 105.862,11 482.664,93

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

KEPULAUAN ANAMBAS PROVINSI


ALOKASI A
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
KESE
Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 92.860.561.193 86,40 - 0,00
a. Belanja Langsung 52.504.506.543 48,85
b. Belanja Tidak Langsung 40.356.054.650 37,55
c. JAMKESDA
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI 9.102.109.333 8,47 50.461.638.000 76,14
3 APBN : 5.508.663.000 5,13 15.815.149.000 23,86
- Dana Dekonsentrasi - 0,00 15.815.149.000 23,86
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4.844.413.000 4,51 0,00
- ASKESKIN - 0,00 0,00
- BOK 664.250.000 0,62 0,00
- BUK Dan Kesling -
- Jampersal -
- Bantuan Penanggulangan TKI - 0,00
- STBM -
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,00 0,00
- Global Fund (Malaria) -
- Global Fund (TB) -
- Global Fund (HIV) -
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) - 0,00 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 107.471.333.526 100,0 66.276.787.000 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 1.148.000.000.000

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 8,09 #DIV/0!

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 2.404.065,26 #REF!

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2013

TOTAL
NO SUMBER BIAYA ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 565.744.466.502 78,82
a. Belanja Langsung 303.612.422.980 42,30
b. Belanja Tidak Langsung 250.939.341.231 34,96
c. JAMKESDA 4.100.000.000 0,57
d. Pengentasan Kemiskinan
e. Pembangunan Fisik (PU)
f. DAK APBD
g. STBM
2 APBD PROVINSI 70.202.201.333 9,78
3 APBN : 81.234.968.013 11,32
- Dana Dekonsentrasi 20.815.149.000 2,90
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 33.441.790.513 4,66
- ASKESKIN 1.785.003.000 0,25
- BOK 5.278.250.000 0,74
- BUK Dan Kesling
- Jampersal 2.220.596.000 0,31
- Bantuan Penanggulangan TKI 60.049.500 0,01
- STBM
- lain-lain
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 566.608.231 0,08
- Global Fund (Malaria) 74.174.000 0,01
- Global Fund (TB) 51.782.000 0,01
- Global Fund (HIV) 440.652.231 0,06
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN (dr LITBANGKES) 14.203.000 0,00

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 717.762.447.079 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 7.618.281.538.901

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 7,43

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 285.336,69

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau, 2013


Source: Health Profile of Regencies/Cities in Kepulauan Riau Province, 2013

Anda mungkin juga menyukai