Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI


KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013
Erni Yuliastuti1, Rafidah2, Hapisah3

ABSTRAK

Partograf sebagai alat bantu dalam pemantauan kemajuan persalinan merupakan


standar dalam memberikan asuhan persalinan dan dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya keterlambatan penanganan. Hasil studi pendahuluan pada lima wilayah kerja
Puskesmas di Kabupaten Banjar menunjukkan 50% bidan di desa belum memanfaatkan
partograf secara rutin dengan alasan pencatatan partograf rumit dan memerlukan waktu
yang lama dalam pemantauannya, serta bukan menjadi masalah saat supervisi karena
hanya sebagai pelengkap data persalinan. Deteksi penyulit persalinan sudah dapat
dilakukan dengan pengalaman menolong atau feeling sehingga menganggap
penggunaan partograf hanya membuang-buang waktu saja dan juga tidak berpengaruh
pada tugas serta karir mereka Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang
berpengaruh dengan kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Variabel bebas adalah pendidikan, pengetahuan dan persepsi supervisi.
Variabel terikat yaitu kepatuhan bidan di desa dalam pemanfaatan partograf.
Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur. Populasi penelitian
adalah seluruh bidan desa di Kabupaten Banjar berjumlah 251 orang. Responden
sejumlah 70 orang dipilih secara purposive dan proporsional terhadap jumlah bidan di
tiap Puskesmas. Analisis bivariat dilakukan dengan Uji Chi Square.
Hasil penelitian didapatkan pendidikan responden sebagian besar berpendidikan
profesional berjumlah 55 orang (78,6%). Pengetahuan responden sebagian termasuk
kategori kurang berjumlah 32 orang (45,7%). Responden sebagian besar memiliki
persepsi kurang terhadap supervisi berjumlah 50 orang (71,4%) dan sebagian patuh
menggunakan partograf berjumlah 50 orang (50%). Tidak ada pengaruh pendidikan
dengan kepatuhan p=0,56, ada pengaruh pengetahuan dengan kepatuhan p=0,001 dan
tidak ada pengaruh persepsi supervisi dengan kepatuhan p=0,79.
Disimpulkan bahwa faktor pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan bidan di
desa dalam pemanfaatan partograf.

Kata Kunci : Kepatuhan, Bidan Desa, Partograf

PENDAHULUAN berjumlah 228 per 100.000 kelahiran


Millennium Declaration hidup, masih tinggi untuk pencapaian
menempatkan kematian ibu sebagai target AKI tahun 2015 yaitu 102 per
prioritas utama yang harus 100.000 kelahiran hidup.2
ditanggulangi untuk meningkatkan Kabupaten Banjar sebagai salah
kualitas hidup ibu.1 Survey Demografi satu wilayah di Kalimantan Selatan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun dalam masa 3 tahun menunjukkan
2007 angka kematian ibu di Indonesia adanya peningkatan trend kasus
Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014
kematian maternal mulai tahun 2008 partograf dengan benar saat menolong
terdapat 9 kasus, 2009 terdapat 14 kasus persalinan dan 30% menggunakan
dan tahun 2010 meningkat menjadi 16 partograf tetapi masih belum benar
kasus. Walaupun pada tahun 2011 kasus dalam pencatatannya dan kurang tepat
kematian maternal mengalami dalam penggunaannya. Sebanyak 50%
penurunan yaitu 12 kasus atau 118,8 per bidan di desa tidak selalu membuat
100.000 kelahiran hidup, tetapi pada pencatatan pada lembar partograf bila
tahun 2012 meningkat kembali menjadi menolong persalinan. Alasan yang
14 kasus kematian dan masih mereka sebutkan yakni: 1) Pencatatan
menempati urutan ketiga tertinggi kasus partograf rumit dan sulit sehingga
kematian maternal di Provinsi membutuhkan waktu yang lama dalam
Kalimantan Selatan. Kasus kematian pendokumentasiannya; 2) Deteksi
maternal paling banyak terjadi pada saat penyulit persalinan sudah dapat
persalinan yaitu sebanyak 12 kasus dilakukan dengan pengalaman
(85,2%), sebanyak 1 kasus (7,1%) menolong atau feeling sehingga
terjadi dalam masa nifas dan 1 kasus menganggap penggunaan partograf
(7,1%) terjadi pada masa kehamilan.3,4 hanya membuang-buang waktu saja
Kematian ibu bersalin kerap dan juga tidak berpengaruh pada
disebabkan oleh keterlambatan dalam tugas serta karir mereka. ) Pengisian
mengenali risiko tinggi saat persalinan.5 partograf yang masih belum benar
Pemantauan persalinan dengan dianggap bukan menjadi masalah pada
partograf dapat menghindari tiga saat supervisi oleh kordinator KIA
keterlambatan yang bisa menyebabkan ataupun dari Dinas Kesehatan.
kematian maternal dan bayi karena Pencatatan pada lembar partograf hanya
dapat menghindari persalinan terlantar, sebagai pelengkap data persalinan tanpa
menegakkan keadaan patologis sedini melihat prosedur pencatatan secara
mungkin dan selanjutnya dilakukan benar.
rujukan untuk mendapat pertolongan.6 Permasalahan bidan dalam
Standar pelayanan kebidanan pemanfaatan partograf sebagai alat
menyatakan bahwa seorang bidan harus bantu pertolongan persalinan
memiliki kompetensi dasar sebagai menunjukkan kinerjanya dalam
prasyarat dalam memberikan asuhan memberikan asuhan persalinan. Kinerja
persalinan kala I yang meliputi 1) merupakan sesuatu yang secara aktual
Kemampuan mendeteksi waktu mulai orang kerjakan dan dapat diobservasi.
proses persalinan, 2) Kemampuan Kinerja individu dipengaruhi oleh
melakukan pemantauan persalinan tujuan pekerjaan, rancangan pekerjaan,
dengan partograf dan melakukan manajemen pekerjaan dan karakteristik
analisis pencatatan partograf dengan individu. Karakteristik individu
tepat, 3) Persiapan pertolongan mencakup dorongan, sifat/ watak, citra
persalinan yang meliputi tempat, alat diri, pengetahuan akan menentukan
dan format partograf.7 bagaimana perilaku orang dalam
Hasil wawancara pada 10 orang bekerja.
bidan di desa di 5 (lima) wilayah kerja Sehubungan dengan hal tersebut
Puskesmas Kabupaten Banjar memberikan daya tarik untuk diteliti
menunjukan bahwa dari 10 orang bidan mengapa bidan di desa tidak selalu
di desa hanya 20% yang menggunakan melaksanakan pencatatan partograf

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


dalam menolong persalinan. Bagi
Kepatuhan
daerah dapat memberikan gambaran Patuh Kurang Patuh
dan informasi tentang permasalahan -
permasalahan yang terkait dengan
pemanfaatan partograf yang dilakukan 50% 50%
oleh bidan di desa dalam menolong
persalinan. Dengan demikian dapat
menjadi bahan pemikiran dalam upaya
meningkatkan kepatuhan pemanfaatan Gambar 1. Kepatuhan Bidan di Desa
partograf oleh bidan desa sebagai alat Gambar 1 menunjukan sebagian
bantu dalam deteksi dini masalah yang responden patuh dalam pemanfaatan
terjadi dalam masa persalinan untuk partograf. Kepatuhan adalah sikap
menurunkan angka kematian dalam bidan di desa dalam mematuhi &
masa persalinan. mentaati peraturan/standar asuhan
persalinan yg meliputi pencatatan
METODE PENELITIAN partograf dengan benar & lengkap
Jenis penelitian ini adalah setiap menolong persalinan,
observasional analitik dengan kecenderungan bidan untuk
pendekatan cross sectional yakni bertindak dalam melakukan kegiatan
pengamatan terhadap variabel terikat pencatatan partograf yang menjadi
(kepatuhan bidan di desa dalam standar dalam memberikan asuhan
pemanfaatan partograf) dan variabel persalinan. Pemanfaatan partograf
bebas (pendidikan, pengetahuan, sebagai bentuk tanggungjawab bidan
persepsi supervisi) diamati pada waktu dalam memberikan asuhan
yang sama (point time approach). persalinan melalui observasi pada
Populasi dalam penelitian ini adalah lembar partograf menunjukkan tidak
seluruh bidan di desa di Kabupaten semua item dalam parograf dicatat
Banjar. Besar sampel sebanyak 70 secara lengkap dan benar oleh
orang bidan di desa dengan teknik responden. Pencatatan yang
purposive sampling berdasarkan kriteria dilakukan oleh responden terdiri dari
inklusi yang ditetapkan. Responden pencatatan secara lengkap dan benar,
dipilih secara proporsional terhadap dicatat tetapi salah dan tidak
jumlah bidan di tiap Puskesmas. melakukan pencatatan.
Instrumen penelitian yang Hasil observasi partograf pada
digunakan adalah kuesioner terstruktur item yang tidak dicatat persentasinya
yang sudah di uji validitas dan lebih tinggi dari pada item yang
reliabilitasnya. Analisis bivariat dicatat yaitu penilaian molase kepala
dilakukan dengan Uji Chi Square janin, penilaian nadi ibu dan
dengan CI 95%. produksi urine ibu. Hampir sebagian
besar bidan di desa tidak melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN penilaian warna air ketuban dan
1. Kepatuhan Bidan di Desa dalam penilaian molase kepala janin.
Pemanfaatan Partograf Kepatuhan bidan di desa yang
kurang terlihat dari masih banyak
bidan di desa yang belum
memanfaatkan partograf saat

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


menolong persalinan. Ini terjadi pencatatan yang salah akan
karena pertolongan persalinan yang menimbulkan kekeliruan dalam
diberikan oleh bidan di desa sebagian menganalisa hasil pemeriksaan dan
besar masih dilakukan dirumah menetapkan diagnosa, yang dapat
pasien, sehingga mereka merasa berakibat pada keterlambatan dalam
kesulitan dalam melakukan deteksi dini adanya penyulit
pemantauan persalinan yang persalinan, keterlambatan dalam
membutuhkan waktu lama. Keadaan pengambilan keputusan klinik yang
ini sering menjadi alasan bidan di tepat dan keterlambatan untuk
desa membuat partograf setelah memberikan intervensi secara tepat
selesai menolong persalinan. Catatan yang dapat membahayakan
hasil pemantauan persalinan keselamatan ibu dan janin.
dilakukan di lembar kertas biasa,
setelah selesai proses persalinan baru 2. Pengaruh Pendidikan dengan
mereka menyalinnya di lembar Kepatuhan Bidan di Desa dalam
partograf. Bidan di desa sering tidak Pemanfaatan Partograf
memperhatikan ketersediaan Sebagian besar responden yakni
formulir partograf dalam tas 55 orang (78,6%) berpendidikan
peralatan mereka sehingga tidak profesional. Sesuai Permekes RI
terbawa saat menolong persalinan. tentang standar profesi bidan dan
Pencatatan hasil pemeriksaan dicatat penyelenggaraan izin praktik bidan
pada kertas biasa bahkan ada yang menyebutkan sebagai tenaga
hanya cukup mengingatnya saja. Bila profesional dan mempunyai
diperlukan misalnya untuk kewenangan dalam penyelenggaraan
mengklaim dana pergantian biaya praktik kebidanan adalah bidan
persalinan, baru mereka akan dengan pendidikan minimal Diploma
menyalin catatan persalinan tersebut III Kebidanan.12
pada lembar partograf. Keadaan ini Tabel 1 Pengaruh Pendidikan dengan
akan berbeda jika pertolongan Kepatuhan Bidan di Desa dalam
persalinan dilakukan di fasilitas Pemanfaatan Partograf di Kabupaten
kesehatan (klinik bersalin, Polindes). Banjar Tahun 2013
Kelengkapan alat dan ketersediaan Kepatuhan pemanfaatan partograf
form partograf bukan menjadi alasan Tidak
Pendidikan Patuh Jumlah
patuh
bagi bidan untuk tidak mencatatnya
n % n % n %
pada partograf. Profesional 29 52,7 26 47,3 55 100
Kemampuan melakukan Non Profesional 6 40 9 60 15 100
pemantauan persalinan dengan Jumlah 35 50 35 50 70 100
partograf dan melakukan analisis Uji Chi Square p = 0,56
pencatatan partograf dengan tepat Tabel 1 menunjukkan dari 55
merupakan salah satu kompetensi orang yang berpendidikan
dasar yang harus dimiliki seorang profesional terdapat 29 orang
bidan dalam melaksanakan asuhan (52,7%) yang patuh dalam
persalinan sesuai standar yang sudah pemanfaatan partograf dan dari 15
ditetapkan oleh profesi. Pencatatan orang yang berpendidikan non
hasil penilaian dalam partograf harus profesional terdapat 6 orang (40%)
dilakukan secara benar. Karena yang patuh dalam pemanfaatan

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


partograf. Hasil uji Chi Square sumberdaya manusia. Menurut
dengan p value = 0,56 menunjukkan Soekidjo (2007) pendidikan adalah
tidak ada pengaruh pendidikan salah satu faktor yang menjadi dasar
dengan kepatuhan bidan di desa untuk melaksanakan tindakan. Selain
dalam pemanfaatan partograf di pendidikan formal, pendidikan non
Kabupaten Banjar tahun 2013. formal seperti pelatihan /pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan berkelanjutan yang diikuti bidan juga
salah satu unsur karakteristik ikut berpengaruh terhadap
seseorang yang dapat meningkatkan perilakunya dalam menolong
pengetahuan sebagai respon kognitif, persalinan sesuai dengan standar
afektif, dan psikomotor seseorang. pelayanan kebidanan.
Bidan adalah tenaga kesehatan
profesional, yang disiapkan melalui 3. Pengaruh Pengetahuan dengan
pendidikan tinggi kebidanan, Kepatuhan Bidan di Desa dalam
kurikulum yang disiapkan sesuai Pemanfaatan Partograf
dengan kebutuhan pelayanan, peran, Sebanyak 32 orang (45,7%)
fungsi dan tugas bidan, berdasarkan responden memiliki pengetahuan
kompetensi yang sesuai dengan kurang tentang partograf. . Tabel
kewenangan dan tanggung jawab 2 menunjukkan dari 17 orang yang
bidan. memiliki pengetahuan baik terdapat
Secara formal pengetahuan 12 orang (70,6%) yang patuh dalam
bidan tentang partograf sudah pemanfaatan partograf, dari 21 orang
diperoleh sejak mengikuti yang memiliki pengetahuan cukup
pendidikan dasar kebidanan (D I terdapat 15 orang (71,4%) yang
Kebidanan). Namun pada patuh dalam pemanfaatan partograf
kenyataannya tidak semua bidan dan dari 32 orang yang memiliki
mampu mengaplikasikannya dengan pengetahuan kurang terdapat 8 orang
baik di lapangan karena berbagai (25%) patuh dalam pemanfaatan
faktor seperti kebiasaan, sikap, partograf. Hasil uji Chi Square
motivasi serta kepatuhan. Karena dengan p value = 0,001 yang berarti
pada kenyataannya kebiasaan serta ada pengaruh pengetahuan dengan
motivasi dalam menggunakan kepatuhan bidan di desa dalam
partograf sebagai alat bantu dalam pemanfaatan partograf di Kabupaten
menolong persalinan menjadi faktor Banjar tahun 2013.
psikologis bagi bidan dalam Tabel 2 Pengaruh Pengetahuan dengan
melakukan tindakan sebagai bentuk Kepatuhan Bidan di Desa dalam
kepatuhannya terhadap standar Pemanfaatan Partograf di Kabupaten
pertolongan persalinan. Siagian Banjar Tahun 2013
(1989) menyebutkan bahwa Kepatuhan Pemanfaatan Partograf
pengalaman seseorang melakukan Pengeta Tidak
Patuh Jumlah
huan patuh
tugas tertentu secara terus menerus
n % n % n %
dalam waktu lama biasanya akan Baik 12 70,6 5 29,4 17 100
meningkatkan kedewasaan Cukup 15 71,4 6 28,6 21 100
teknisnya. Kurang 8 25 24 75 32 100
Tingkat pendidikan merupakan Jumlah 35 50 35 50 70 100
suatu proses pengembangan Uji Chi Square p = 0,001

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


Pengetahuan bidan tentang janin saat persalinan yang
partograf dan manfaatnya sebagai memungkinkan terjadinya penurunan
alat bantu pemantauan kemajuan morbiditas dan mortalitas maternal
persalinan masih belum di pahami perinatal.
oleh semua bidan. Partograf bisa
difungsikan secara maksimal bila 4. Pengaruh Persepsi supevisi dengan
bidan memahami cara pengisiannya Kepatuhan Bidan di Desa dalam
dengan benar dan mengetahui Pemanfaatan Partograf
manfaat partograf sebagai alat Sebagian besar responden
pemantauan selama proses memiliki persepsi supervisi kurang
persalinan. yaitu berjumlah 50 orang (71,4%).
Pengetahuan tentang partograf Persepsi terhadap supervisi adalah
merupakan salah satu kompetensi pandangan bidan terhadap
yang harus dimiliki oleh seorang pembinaan atau bimbingan teknis
bidan dalam memberikan asuhan yang dilakukan oleh bidan
persalinan sesuai standar pelayanan koordinator atau Puskesmas yang
kebidanan. Karena dengan berkaitan dengan pemanfaatan
pengetahuan seseorang akan partograf yang meliputi cara dan
memiliki dasar untuk melakukan proses dalam memberikan
tindakan. Pengetahuan bidan tentang pembinaan, peran dan perhatian
partograf yang baik ditunjang oleh bidan koordinator dalam memantau
pendidikan formal yakni sebagian pemanfaatan partograf, evaluasi dan
besar memiliki pendidikan menengah sangsi yang diberikan kepala
(D III) dan pendidikan tinggi (D IV). puskesmas / bidan koordinator pada
Kemampuan pengetahuan bidan yang tidak memanfaatkan
(knowledge) merupakan hasil tahu partograf.
melalui pengindraan terhadap suatu Evaluasi pemanfaatan partograf
objek tertentu dan sangat penting menjadi salah satu kegiatan yang
terhadap terbentuknya tindakan dilakukan oleh bidan koordinator
seseorang. Intensitas atau tingkat saat melakukan supervisi.
pengetahuan seseorang terhadap
objek tertentu tidak sama sehingga Tabel 3 Pengaruh Persepsi Supervisi
pengetahuan akan memberikan dengan Kepatuhan Bidan di Desa dalam
pengalaman yang nantinya akan Pemanfaatan Partograf di Kabupaten
memberikan suatu tingkat Banjar Tahun 2013
pengetahuan dan kemampuan Kepatuhan pemanfaatan partograf
tertentu. Pengetahuan merupakan Kurang
Persepsi Patuh Jumlah
Patuh
salah satu karakteristik individu yang Supervisi
N % n % n %
akan menentukan bagaimana Baik 9 45 11 55 20 100
perilaku orang dalam bekerja.14 Jika Kurang 26 52 24 48 50 100
pengetahuan diaplikasikan dalam Jumlah 35 50 35 50 70 100
bentuk kepatuhan dalam Uji Chi Square p = 0,79
pemanfaatan partograf setiap Tabel 3 menunjukkan dari 55
menolong persalinan maka dapat orang yang berpendidikan profesional
meningkatkan kualitas pelayanan dan terdapat 29 orang (52,7%) yang patuh
meningkatkan kesejahteraan ibu dan dalam pemanfaatan partograf dan dari

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


15 orang yang berpendidikan non KESIMPULAN
profesional terdapat 6 orang (40%) yang 1. Tidak ada pengaruh pendidikan
patuh dalam pemanfaatan partograf . dengan kepatuhan bidan di desa
Hasil uji Chi Square tidak ada pengaruh dalam pemanfaatan partograf.
persepsi supervisi dengan kepatuhan 2. Ada pengaruh pengetahuan dengan
dalam pemanfaatan partograf di kepatuhan bidan di desa dalam
Kabupaten Banjar tahun 2013. pemanfaatan partograf.
Tidak ada pengaruh persepsi 3. Tidak ada pengaruh persepsi
supervisi dengan kepatuhan dalam supervisi dengan kepatuhan bidan di
pemanfaatan partograf oleh bidan desa dalam pemanfaatan partograf.
disebabkan karena beberapa faktor
yakni dorongan dari dalam diri sendiri SARAN
(faktor intern) dan pengaruh dari luar 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
(faktor ekstern), dan supervisi Banjar
merupakan salah satu faktor dari luar a. Membuat kebijakan khusus
yang ikut berpengaruh dalam tentang kewajiban pemanfaatan
pemanfaatan partograf. partograf pada semua bidan yang
Peran dan perhatian bidan menolong persalinan baik di
koordinator dalam memantau rumah, klinik bersalin swasta atau
pemanfaatan partograf juga ditunjukkan institusi kesehatan lainnya.
dengan menekankan penggunaan b. Memberikan reward pada bidan
partograf setiap menolong persalinan yang selalu menggunakan
dan melakukan koreksi terhadap partograf saat menolong
kelengkapan serta ketepatan isi persalinan dan memberikan sanksi
partograf. bagi mereka yang tidak
Supervisi merupakan upaya untuk memanfaatkan partograf dalam
membantu pembinaan dan peningkatan menolong persalinan.
kemampuan pihak yang disupervisi agar c. Peningkatan keterampilan bagi
dapat melaksanakan tugas kegiatan bidan dalam pencatatan partograf
yang telah ditetapkan secara efisien dan dengan benar dan lengkap
efektif. Supervisi diartikan sebagai sehingga partograf dapat
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk berfungsi secara maksimal
memberikan bantuan teknis kepada melalui kegiatan
pelaksana program dalam melaksanakan pelatihan/seminar.
tugas yang diserahkan kepadanya.16 2. Bagi Puskesmas di Kabupaten
Supervisi berbeda dengan Banjar
pengawasan, dalam arti supervisi Memperhatikan pemanfaatan
memiliki fungsi tersendiri yaitu partograf setiap menolong persalinan
kegiatan yang berkaitan dengan dan memperhatikan permasalahan
pengamatan dan pemberian bantuan yang dihadapi dalam penggunaan
atau membina situasi penyelenggaran partograf melalui laporan bulanan
kegiatan melalui upaya pelayanan, dan kelengkapan pencatatan
bantuan, dan bimbingan ke arah partograf .
perbaikan. 3. Bagi Bidan
a. Untuk selalu meningkatkan
kinerja dalam pelayanan dengan

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014


memanfaatkan partograf secara 10. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar
benar setiap menolong persalinan Metodologi Penelitian Klinis.
di semua tempat persalinan. Jakarta: Sagung Seto; 2002.
b. Memberikan asuhan persalinan 11. Hastono SP. Basic Data Analysis for
sesuai dengan standar pelayanan Health Research. Jakarta:
kebidanan untuk meningkatkan Universitas Indonesia.; 2006.
kualitas kesehatan ibu dan anak. 12. Pengurus Pusat IBI. Buku Standar
Pelayanan Kebidanan Dasar,
DAFTAR PUSTAKA Cetakan kelima. Jakarta; 2005.
1. Departemen Kesehatan R.I. Profil 13. Nurjasmi E. Paradigma Pendidikan
Kesehatan Indonesia. Jakarta; Kebidanan. Jakarta: PP IBI; 2009
2008. 14. Notoatmodjo. Pengantar
2. Badan Pusat Statistik. Survei Pendidikan dan Ilmu Perilaku
Demografi dan Kesehatan Kesehatan, Cetakan Pertama.
Indonesia 2007. Jakarta: Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
Departemen Kesehatan Republik 15. Menkes. RI. Permenkes RI Nomor:
Indonesia; 2008. 1464/MENKES/PER/X/2010
3. Dinas Kesehatan Provinsi tentang Izin dan Penyelenggaraan
kalimantan Selatan. Profil Dinas Praktik Bidan. Jakarta; 2010.
Kesehatan Provinsi Kalimantan 16. Sudarmanto. Kinerja dan
Selatan. Banjarmasin; 2011. Pengembangan Kompetensi SDM.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Cetakan Pertama. Yogyakarta:
Banjar. Profil Dinas Kesehatan Pustaka Pelajar; 2009.
Kabupaten Banjar. Martapura;
2011.
5. Departemen Kesehatan R.I.
Pedoman Pemantauan Wilayah
Setempat PWS-KIA. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat; 2009.
6. Wijono D. Manajemen kesehatan
Ibu dan Anak, Prinsip dan Strategi
Pendekatan Komunitas. Surabaya:
Duta Prima Airlangga; 2008.
7. Saifuddin AB. Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. Jakarta:
YBPSP; 2006.
8. Departemen Kesehatan RI.
Program Safe Motherhood di
Indonesia. Jakarta: Dirjen
Binkesmas; 2002.
9. Gibson JL, Donelly,J.H. Organisasi
Perilaku Stuktur Proses Jilid I.
Binarupa Aksara ed. Jakarta; 1997.

Jurnal Skala Kesehatan Volume 5 No. 1 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai