Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENYAKIT PERIODONTAL SELAMA MASA KEHAMILAN TERHADAP JUMLAH TOTAL LEUKOSIT

DAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

Rusliyana Nuarita, Depi Praharani, Banun Kusumawardani


Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

The changes of hormonal during pregnancy can increase the hormones estrogen and progesterone.
Increased estrogen and progesterone can cause excessive response in periodontal tissues so easily happen
inflammation of the periodontal tissues. The most important aspects of the inflammation is the leukocyte reaction.
The purpose of this study was to determine the effect of periodontal disease during pregnancy to the total number
of leukocytes and leukocyte counts. Research procedures performed each trimester which includes examining
periodontal index (PI) to assess the severity of periodontal disease and total leukocyte counts and leukocyte counts
were taken from venous blood. The data obtained were analyzed with linear regression test. Statistical analysis
showed that the higher the score PI will increase the total number of leukocytes. The conclusion of this study is
periodontal disease during pregnancy may increase the total number of leukocytes and leukocyte counts.

Keywords: periodontal disease, inflammation, pregnancy

Korespondensi (correspondence): Depi Praharani, Bagian Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember,
Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia.

Penyakit periodontal adalah dalam jumlah sedang oleh korpus luteum


penyakit yang mengenai jaringan pada permulaan kehamilan, progesteron
periodontal. Penyakit periodontal terdiri dari juga disekresi dalam jumlah sangat besar oleh
gingivitis (keradangan pada gingiva) dan plasenta, kadang-kadang sebanyak 1
periodontitis (keradangan pada jaringan gram/hari menjelang akhir kehamilan.
periodontal yang lebih luas). Penyakit Pada masa kehamilan, insiden
periodontal dapat disebabkan oleh faktor gingivitis bertambah parah hingga bulan
primer dan faktor sekunder. Faktor primer yaitu kedelapan kemudian menurun. Saat wanita
bakteri plak, terutama di subgingiva, hamil, seiring dengan meningkatnya kadar
dikarenakan bakteri plak subgingiva dapat hormon estrogen dan progesteron terjadi juga
berpenetrasi ke dalam junctional epithelium peningkatan bakteri plak terutama bakteri
dan menyebabkan kerusakan jaringan plak subgingiva yang merupakan penyebab
periodontal. Faktor sekundernya dapat lokal primer penyakit periodontal, karena
atau sistemik, merupakan predisposisi dari konsentrasi yang meningkat dari kedua
akumulasi plak atau perubahan respons hormon tersebut dapat memberikan
gingiva terhadap plak. Faktor lokal yaitu lingkungan yang mendukung dan nutrisi bagi
restorasi gigi yang tidak tepat, kavitas karies, pertumbuhan bakteri plak. Peningkatan kadar
tumpukan sisa makanan, geligi tiruan progesteron juga mempengaruhi reseptor
sebagian lepasan yang desainnya tidak spesifik yang berperan pada permeabilitas
baik, pesawat ortodonsi, yang disebut vaskuler dan eksudasi, memicu perubahan
sebagai faktor retensi plak. Faktor sistemik mikrosirkulasi dan peningkatan pembentukan
adalah faktor yang mempengaruhi tubuh prostaglandin E2 pada gingiva manusia.
secara keseluruhan, misalnya: faktor genetik, Prostaglandin E2 merupakan mediator
nutrisional, hematologi, dan hormonal. Faktor potensial dalam respons keradangan.4
hormonal adalah perubahan hormon seksual Pada respons keradangan sel darah
(estrogen, progesteron dan androgen) yang putih atau leukosit mempunyai peranan
berlangsung selama pubertas dan penting. Leukosit menyediakan pertahanan
kehamilan.1 yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan
Kehamilan merupakan proses infeksius yang mungkin ada.5 Peningkatan
alamiah dimana terjadi perubahan leukosit dapat dijumpai pada infeksi yang
keseimbangan hormon yang dapat disebabkan bakteri maupun mikroba lain
menyebabkan perubahan pada seluruh yang infeksius dan toksik.6 Pada radang akut
organ tubuh manusia. Usia kehamilan terbagi leukosit yang berperan yaitu neutrofil dan
menjadi tiga periode yaitu kehamilan monosit, sedangkan pada radang kronik yang
trimester pertama, kedua dan ketiga.2 Pada berperan yaitu makrofag dan limfosit.7
pertengahan trimester pertama, estrogen dan Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin
progesteron tidak dihasilkan lagi oleh korpus mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh
luteum gravidatis, melainkan oleh plasenta. penyakit periodontal selama masa kehamilan
Produksi estrogen meningkat perlahan-lahan terhadap jumlah total leukosit dan hitung jenis
dan mencapai puncaknya pada akhir leukosit.
kehamilan.3 Progesteron adalah hormon yang
penting untuk kehamilan, selain disekresi
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 125 - 130

BAHAN DAN METODE timbul buih. Kemudian ditambahkan


antikoagulan (EDTA) dan darah segera
Jenis penelitian adalah dikocok perlahan-lahan dengan gerakan
observasional dengan rancangan kohort. melingkar di atas meja supaya tercampur
Populasi penelitian ini adalah wanita hamil merata.
dan wanita tidak hamil yang datang di
Puskesmas Kaliwates (Kecamatan Kaliwates- 3. Pengisian pipet leukosit
Kabupaten Jember) pada bulan Januari 2007. Darah yang sudah dicampur
Subyek penelitian terdiri dari 10 wanita hamil antikoagulan dihisap ke dalam pipet sampai
trimester I yang diikuti hingga trimester III dan tepat pada garis tanda 0,5. Kelebihan darah
10 wanita tidak hamil tanpa penyakit yang melekat pada ujung pipet dihapus.
periodontal sebagai kontrol. Kriteria sampel Ujung pipet dimasukkan dalam larutan Turk
yaitu: umur 23-35 tahun, usia kehamilan sambil menahan darah pada garis tanda
trimester I, tidak memakai gigi tiruan/piranti tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45o dan
ortodonsia, tidak mempunyai kelainan larutan Turk dihisap perlahan-lahan sampai
sistemik, tidak mempunyai kebiasaan buruk, garis tanda 11. Setelah itu pipet diangkat dari
gigi tidak malposisi, tidak menggunakan cairan, ujung pipet ditutup dengan ujung jari
antibiotik/obat kumur minimal 6 bulan dan karet penghisap dilepas. Pipet kemudian
sebelum penelitian dan menandatangani dikocok selama 15-30 detik.
informed consent.
Prosedur penelitian meliputi: 4. Pengisian kamar hitung.
1. Pemeriksaan Indeks Periodontal (PI) Kamar hitung yang bersih diletakkan
Pemeriksaan dilakukan pada semua gigi, dengan kaca penutupnya yang terpasang
dengan kriteria sebagai berikut. mendatar di atas meja. Pipet yang sudah diisi
0: Tidak ada inflamasi pada jaringan dikocok terus menerus selama 3 menit. Semua
pendukung maupun gangguan fungsi cairan yang ada di dalam batang kapiler
karena kerusakan jaringan pendukung pipet dibuang (3 atau 4 tetes) dan segera
1: Terlihat daerah inflamasi ringan pada ujung pipet disentuhkan dengan sudut 30o
tepi gingiva bebas, tetapi daerah ini pada permukaan kamar hitung dengan
tidak sampai mengelilingi gigi (gingivitis menyinggung pinggir kaca penutup. Kamar
ringan) hitung dibiarkan terisi cairan perlahan-lahan
2: Inflamasi mengelilingi gigi, tetapi tidak dengan daya kapilaritasnya sendiri dan
terlihat adanya kerusakan daerah dibiarkan selama 2 atau 3 menit supaya
perlekatan gingiva (gingivitis) leukosit-leukosit dapat mengendap.
6: Gingivitis dengan pembentukan poket:
perlekatan epitelial rusak dan terlihat 5. Penghitungan jumlah total leukosit
adanya poket. Tidak terlihat adanya Kamar hitung dengan bidang
gangguan fungsi mastikasi, gigi melekat bergarisnya diletakkan di bawah lensa
kuat di dalam soketnya dan tidak obyektif (pembesaran 10x) dengan posisi
bergeser meja mikroskop datar dan diafragma
8: Kerusakan tahap lanjut disertai dengan dikecilkan. Fokus mikroskop diarahkan pada
hilangnya fungsi mastikasi: gigi goyang, garis-garis bagi tersebut agar leukosit-leukosit
kadang-kadang bergeser, nyeri pada jelas terlihat dan dihitung semua leukosit yang
perkusi dengan alat logam, dan dapat terdapat dalam keempat “bidang besar”
terdepresi ke dalam soketnya pada sudut-sudut “seluruh permukaan yang
Σ skor PI gigi dibagi”. Jumlah semua leukosit yang dihitung
Skor PI = Σ gigi yang diperiksa dalam keempat bidang itu dibagi 4 yang
menunjukkan jumlah leukosit dalam 0,1 μl
darah. Angka tersebut dikalikan dengan 10
Kriteria klinis (untuk tinggi) dan 20 (untuk pengenceran)
Kondisi klinis Skor PI Tingkat agar didapat jumlah leukosit dalam 1 μl
penyakit darah. Secara singkat, jumlah leukosit yang
Normal 0,0 – 0,2 dihitung dikalikan 50 = jumlah leukosit per μl
Simple gingivitis 0,3 – 0,9 darah.
Permulaan penyakit 0,7 – 1,9 Reversibel
periodontal destruktif 6. Pembuatan sediaan hapusan darah
Penyakit periodontal 1,6 – 5,0 Setetes darah diletakkan 1 cm dari
destruktif Irreversibel satu ujung dari object glass. Gelas penghapus
Penyakit periodontal 3,8 – 8,0 dipegang sedemikian rupa sehingga
parah membuat sudut ± 30° dengan object glass
dan tetesan darah tadi terletak di dalam
2. Pengambilan darah vena sudut tersebut. Gelas penghapus ini
Torniquet dipasang pada lengan atas, digeserkan ke arah tetesan darah, sehingga
kemudian kulit didesinfeksi dengan alkohol menyentuhnya dan darah tadi akan
70% dan dikeringkan menggunakan kapas dibiarkan merata antara ujung gelas
steril. Darah yang sudah terambil dimasukkan penghapus dan object glass. Secara cepat
perlahan-lahan ke dalam botol dengan gelas penghapus digeserkan ke arah yang
melepas jarum dari sempritnya supaya tidak bertentangan dengan arah pertama, dengan

126
Pengaruh Penyakit Periodontal Selama Masa Kehamilan ….. ((Rusliyana dkk)

demikian darah tadi akan merata di atas Tabel 1. Rerata skor PI


object glass sebagai lapisan yang tipis. Trimester I Trimester II Trimester III Kontrol
Hapusan ini segera dikeringkan dengan Mean 0.474 0.557 0.664 0.133
menggerak-gerakkannya di udara atau SD 0.1 0.1 0.72 0.46
dapat dipakai kipas angin. Mean : rerata
SD : standar deviasi
7. Prosedur pengecatan hapusan darah
Hapusan yang sudah kering difiksasi Tabel 2. Rerata jumlah total leukosit (cmm)
selama ± 2 menit dengan meneteskan Trimester I Trimester II Trimester III Kontrol
Wright’s stain pada hapusan darah, sehingga Mean 7360 8810 9610 6180
tertutup seluruhnya. Pengecatan dilanjutkan SD 377,71 392,85 268,53 311,98
dengan meneteskan larutan buffer yang
sama banyaknya (sama 1 ½ x banyaknya) Tabel 3. Hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit
pada Wright’s stain tadi. Buffer dan Wright’s Jenis (Mean±SD)
stain segera dicampur dengan jalan meniup- Leukosit Trimester I Trimester II Trimester III Kontrol
niup beberapa kali. Ditunggu ± 20 menit Eosinofil 0,7 ± 0,48 1,3 ± 0,67 1,1 ± 0,74 0,6 ± 0,52
sehingga sel-sel tercat dengan baik dan Basofil 0,4 ± 0,52 0,6 ± 0,52 0,6 ± 0,52 0,2 ± 0,42
terbentuk metallic scum. Hapusan dicuci Stab 3,9 ± 1,10 3,9 ± 0,74 7,7 ± 0,95 4,1 ± 0,57
dengan cara aquades dituangkan pada Neutrofil
hapusan yang berada di atas rak sehingga Segmen
61,9 ± 1,85 62 ± 1,3 52 ± 1,05 60,1±1,52
semua cat hanyut. Hapusan diletakkan pada Neutrofil
sisinya dan ditunggu sampai kering. Limfosit 32 ± 1,49 30,6 ± 1,84 36,7 ± 1,25 32,9±
1,73
8. Penghitungan jenis leukosit Monosit 1,1 ± 0,88 1,6 ± 0,69 1,9 ± 0,74 2 ± 0,94
Memilih sediaan yang cukup tipis
dengan penyebaran leukosit yang merata. Tabel 4. Hasil uji ANOVA satu arah terhadap
Penghitungan dimulai pada pinggir atas skor PI
sediaan dan pindah ke a pinggir bawah JK Db RJK F P
dengan menggunakan mikromanipulator Antar 1,581 3 0,527 72,336 0,000
mikroskop. Pada pinggir bawah lapangan Kelompok
digeser ke kanan agak lebih banyak dari Dalam 0,262 36 0,007
lebarnya lapangan imersi, kemudian ke arah Kelompok
pinggir atas lagi. Sesampai di pinggir atas Total 1,843 39
digeser ke kanan lagi dan kemudian kearah JK : jumlah kuadrat Db : derajat bebas
pinggir bawah. Dilakukan terus-menerus RJK : rerata jumlah kuadrat P : probabilitas
sampai 100 sel leukosit dihitung menurut F : analisis parameter varian
jenisnya. Semua prosedur di atas dilakukan
pada trimester I, II dan III. Tabel 5. Hasil uji ANOVA satu arah terhadap
jumlah total leukosit
HASIL PENELITIAN JK Db RJK F P
Antar 69698000 3 23232666,7 199,2 0,000
Hasil rerata pemeriksaan PI pada Kelompok
wanita hamil menunjukkan bahwa skor PI Dalam 4198000 36 116611,111
tertinggi pada usia kehamilan trimester ketiga, Kelompok
dengan rerata skor PI sebesar 0,664, diikuti Total 73896000 39
usia kehamilan trimester kedua dengan rerata
skor PI sebesar 0,557 dan terendah pada usia
Hasil uji ANOVA atau F test, didapat F
kehamilan trimester pertama dengan rerata
hitung 72,336 dengan probabilitas 0,000 untuk
skor PI sebesar 0,474. Sedangkan rerata skor PI
skor PI (Tabel 4) dan untuk jumlah total leukosit
untuk kontrol adalah sebesar 0,133 (Tabel 1).
adalah 199,232 dengan probabilitas 0,000
Hasil penelitian jumlah total leukosit
(Tabel 5).
menunjukkan bahwa jumlah total leukosit
Karena probabilitas skor PI dan
tertinggi pada usia kehamilan trimester ketiga
jumlah total leukosit lebih kecil dari 0,05 maka
dengan rerata jumlah total leukosit
model regresi bisa digunakan. Untuk
9610/cmm, diikuti usia kehamilan trimester
membedakan lebih lanjut dan menentukan
kedua dengan rerata jumlah total leukosit
kelompok yang berbeda bermakna maka
8810/cmm dan terendah pada usia
dilakukan uji Least Standart Deviation (LSD).
kehamilan trimester pertama dengan rerata
jumlah total leukosit sebesar 7360/cmm.
Tabel 6. Hasil uji LSD terhadap skor PI
Sedangkan untuk kontrol adalah sebesar
Trimester Trimester Trimester Kontrol
6180/cmm (Tabel 2).
I II III
Hasil penelitian hitung jenis leukosit
Trimester I - 0,036* 0,000* 0,000*
menunjukkan bahwa semua hitung jenis
Trimester II - - 0,008* 0,000*
leukosit tertinggi pada usia kehamilan
Trimester III - - - 0,000*
trimester ketiga, kecuali eosinofil dan segmen
Kontrol - - - -
neutrofil pada usia kehamilan trimester ketiga
mengalami penurunan (Tabel 3).
Hasil uji LSD pada Tabel 6
menunjukkan nilai probabilitas untuk skor PI

127
S
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol.
V 9 No. 3 2012
2: 125 - 130

adalah 0,036, 0,008


a 0 dan 0,000
0 (P<0,05), makka Grafik korelasi antara sk
kor PI dengan
d
dapat disim
mpulkan bahhwa terdapat jumlah total leukosit dapat dilihat pada
p
perbedaan ya
ang bermakna a antar trimestter Gammbar 4.6. Grafik ini menunju ukkan bahwa
k
kehamilan dan kontrol. sem
makin tinggi skkor PI, maka jumlah total
leuk
kosit juga akan semakin menin ngkat.
T
Tabel 7. Hasil uji LSD terhada ap rerata jumla ah
total leukosit pada trimester I, II daan KUSI
DISK
III
Pada m
masa keham milan terjadi
Trime
ester Trimester Trimester
T Kontrrol
perubahan horm monal yaitu meningkatnya
m
I II III
hormmon estrogen dan progesteron. Hormon-
Trrimester I - 0,000* 0,000* 0,000 0*
hormmon tersebut terutama progesteron
Trrimester II - - 0,000* 0,000 0*
berpengaruh pa ada peningka atan bakteri
Trrimester III - - - 0,0000*
subgingiva karena a dapat mening gkatkan aliran
Ko ontrol - - - -
cairran krevikular gingiva. Sulkuss atau poket
ginggiva yang diba asahi oleh cairan krevikular
Hasil uji LSD pada Tabel 7
men ngandung ba anyak substan nsi terutama
menunjukkan nilai
m n probabilita
as untuk jumla
ah
karbbohidrat dan protein yang g dibutuhkan
t
total leukosit adalah 0,000 (P<0,05), makka
bak kteri untuk nutrrisinya. Beberap pa penelitian
d
dapat disim
mpulkan bahhwa terdapat
mem mperkirakan kehadiran hormon h seks
p
perbedaan ya
ang bermakna a antar trimestter
mem mberikan lingkkungan yang mendukung
k
kehamilan dan kontrol.
bag gi bakteri plak d dan memberika an nutrisi bagi
bak kteri anaerob b, seperti Bacteroides,
T
Tabel 8. Hassil uji model summary
s skor PI
Prevvotella interrmedia, Eike
enella dan
terh
hadap jumlah total
t leukosit
Cha apnocytophaga.4 Selain itu penelitian
Model R R Adjusted Std. Error o
of
secara in vitro jjuga menunjukkan bahwa
S
Square are the Estimatte
R Squa estrogen dan progesteron meru upakan faktor
1 .829a .688 .680 778.95698 perttumbuhan yang essensial bagi bakteri
a Predictors: (Co
a. onstant), Indeks Pe
eriodontal
Prevvotella intermedia. Kedua ho ormon ini juga
dap pat mensubstitu usi menadion se ebagai faktor
Hasil uji
u model summ mary pada Tab bel
perttumbuhan yan ng penting ba agi Prevotella
8 menunjukkan n koefisien determinasi sebesar
inte
ermedia. Se
edangkan peningkatan
0
0,688 yang artinya pengaruh skor PI terhada ap
Baccteroides diseba abkan oleh hormon kelamin
j
jumlah total leu
ukosit adalah 68 8,8% dan sisany
ya
wan nita yang me enyediakan napthoquinon.
3
31,2% dipengarruhi oleh faktor lain.
Pemmecahan prootein dari inang i akan
Hasil uji regresi linieer mendapatka an
men nghasilkan amonia yang digunakan
p
persamaan reg
gresi: Y = 5590,0071 + 5251,486 X,
sebagai sumber nitrogen oleh bakteri dan
d
dimana Y = Juumlah total leu ukosit dan X = PI
pem mecahan hem min dari hemo oglobin yang
(Trimester I, II dan III). Konstanta sebessar
pen nting untuk metabolisme Po orphyromonas
5
5590,071 mem mpunyai arti ba ahwa jika tida ak
ginggivalis.8 Pene elitian Darma asari (2008)
a
ada kehamilan n jumlah total leukosit adala ah
men nunjukkan bah hwa seiring be ertambahnya
5
5590,071. Penambahan konstanta
usia
a kehamilan m maka jumlah bakteri plak
m
menunjukkan p
pengaruh yangg nyata dengan nt
subgingiva juga semakins meninngkat. Bakteri
h
hitung 19,298 dan
d probabilita
as 0,000 (P<0,05
5).
merrupakan komp ponen terbesa ar (70%) dari
K
Koefisien reg
gresi X sebbesar 5251,4886
plakk sehingga ha asil tersebut se esuai dengan
m
mempunyai arrti bahwa setia ap penambaha an
hasil penelitian ini yang mendap patkan skor PlI
s
skor PI per trimester
t akan n meningkatka an
men ningkat dari trimester I sampai trimester III
j
jumlah total leuukosit sebesar 5251,486
5 dimanna
kehamilan. Artiny ya bahwa ak kumulasi plak
p
pengaruh skorr PI sangat nyatan terhadaap
semmakin mening gkat selama kehamilan
j
jumlah total le
eukosit dengan n t hitung 9,15 53
messkipun dari ku uesioner dikettahui bahwa
d
dan probabilitaas 0,000 (P<0,05 5).
suby yek sudah men nggosok gigi secara teratur.9
Penyebab primer penyakit
periiodontal ada alah bakteri plak. Hasil
pen nelitian ini memperlihatka an skor PI
men ningkat dari trimester I sampa ai trimester III.
Prodduk-produk ba akteri dapat menghambat
m
perttumbuhan ata au mengubah metabolisme
dari jaringan sel inang, termasuk sejumlah
prod duk metabolik seperti amonia a; komponen
volaatile sulfur dan asam lemak, peptida p serta
indoole. Molekul penting dalam m kerusakan
jarin
ngan adalah berbagai enzim yang
diprroduksi oleh m mikroorganisme periodontal.
Enziim-enzim inii tampaknya mampu
men ndegradasi jarringan inang dan molekul
Gambar 1. Grafik korelasi antara
a skor PI
mattriks interseluler. Khususnya enzzim proteolitik
denga an jumlah total leukosit
yanng diidentifikaasi dari Po
orphyromonas
ginggivalis, termasu uk enzim sepertti tripsin yang
Pengaruh Penyakit Periodontal Selama Masa Kehamilan ….. ((Rusliyana dkk)

mendegradasi kolagen, fibronektin serta Hasil penelitian ini menunjukkan


imunoglobulin. Enzim-enzim bakteri tersebut hitung jenis basofil, stab neutrofil, limfosit, dan
dapat memfasilitasi kerusakan jaringan dan monosit tertinggi pada usia kehamilan
invasi bakteri ke dalam jaringan inang. trimester III. Akan tetapi terjadi penurunan
Sistem imun inang melibatkan hitung jenis eosinofil dan segmen neutrofil
interaksi yang kompleks antara sel dan pada usia kehamilan trimester III. Peningkatan
molekul regulasi. Produk-produk bakteri dapat dan penurunan hitung jenis leukosit dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan. Interaksi terjadi pada beberapa kondisi. Eosinofil
karakteristik yang baik meliputi pelepasan memainkan peranan istimewa pada respons
interleukin-1 (IL-1), tumor necrosis factor (TNF) alergi, pada pertahanan melawan parasit
dan prostaglandin dari monosit, makrofag dan dalam pengeluaran fibrin yang terbentuk
dan PMNS yang terpapar endotoksin bakteri selama peradangan (Hoffbrand, 1996:102).
(lipopolisakarida). Mediator inang mempunyai Sedangkan basofil mempunyai peranan
kemampuan untuk menstimulasi resorbsi membawa heparin, faktor-faktor pengaktifan
tulang dan mengaktifkan atau menghambat histamin dan platelet dalam granula-
sel-sel imun inang yang lain. granulanya untuk menimbulkan peradangan
Pada respons keradangan, leukosit pada jaringan.10
mempunyai peranan penting karena leukosit Hitung jenis limfosit tertinggi yang
menyediakan pertahanan yang cepat dan didapatkan pada trimester ketiga sesuai
kuat terhadap setiap bahan infeksius yang dengan pernyataan Roeslan (2002) bahwa
mungkin ada.5 Peningkatan leukosit dapat akumulasi plak gigi dalam kaitannya dengan
dijumpai pada infeksi bakteri maupun keradangan gingiva, berkorelasi dengan
mikroba lain yang infeksius dan toksik.6 Hasil peningkatan transformasi limfosit dan
penelitian ini memperlihatkan bahwa jumlah pelepasan MIF (macrophage inhibiting
total leukosit meningkat dari trimester I sampai factor).11 Pada gingivitis ringan, gingiva
trimester III kehamilan, jumlah total leukosit diinfiltrasi oleh beberapa limfosit T sedangkan
dipengaruhi PI sebesar 68,8%. Hubungan pada gingivitis atau periodontitis yang berat
antara meningkatnnya skor PI dengan jaringan periodontal sudah banyak
meningkatnya jumlah total leukosit dapat mengandung limfosit B dan sel plasma.
berarti bahwa selama kehamilan penyakit Limfosit T (sel T) memperkenalkan antigen
periodontal semakin parah dan jumlah total dengan afinitas rendah kompleks
leukosit juga semakin meningkat. Bakteri plak transmembran, yaitu reseptor antigen sel T
yang penetrasi ke dalam jaringan gingiva (TCR). Sel T dibagi menjadi subdivisi
menimbulkan respons keradangan dan berdasarkan kepemilikan terhadap koreseptor
leukosit merupakan aspek terpenting pada CD4 atau CD8. Sel T CD4+ membantu respons
reaksi ini. Leukosit mampu melahap bahan imun dengan adanya sinyal proliferatif dan
yang bersifat asing. diferensiatif. Sel T CD8+ mendominasi sel T
Adanya faktor lain yang sitotoksik yang berperan dalam mengontrol
mempengaruhi skor PI sebesar 43%, mungkin antigen intraseluler (bakteri tertentu, hifa
disebabkan pengaruh faktor lokal yang tidak jamur, virus). Limfosit B (sel B) membantu
termasuk dalam kriteria subyek, seperti: mengontrol antigen ekstraseluler seperti
kavitas karies, restorasi gigi yang tidak tepat, bakteri, jamur dan virus. Sel B mengenali
kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat antigen lain menggunakan reseptor antigen
menjadi faktor retensi plak atau karena sel B (BCR) yang mempunyai afinitas tinggi
metode menyikat gigi yang kurang tepat. reseptor antigen. Interaksi afinitas yang tinggi
Hormon ovarian juga merangsang produksi antara BCR dan antigen membuat sel B
prostaglandin, khususnya PGE1 dan PGE2 mengikat dan menelan antigen tanpa
yang merupakan mediator potensial dalam keberadaan antigen, selanjutnya antigen
respons keradangan. Dengan aksi tidak terpantau. Penelanan antigen turun dan
prostaglandin sebagai imunosupresan, diberikan untuk sel T.4
keradangan gingiva semakin meningkat Sistem imun maternal yang terjadi
seiring meningkatnya level mediator selama masa kehamilan membuat janin
keradangan. Kinnby et al menemukan bahwa berperan sebagai allograft. Adanya faktor
peningkatan hormon progesteron selama imunosupresif pada ibu hamil ditandai
kehamilan mempengaruhi plasminogen dengan peningkatan monosit (dimana pada
aktivator inhibitor tipe 2 (PAI-2) dan beberapa kasus menghalangi respons
mengganggu keseimbangan sistem fibrinolitik, proliferatif in vitro pada mitogen, sel-sel
karena PAI-2 berperan sebagai inhibitor alogenik dan antigen yang dapat larut), dan
penting dalam proteolisis jaringan. Sistem glikoprotein spesifik B-1 yang mengurangi
fibrinolitik ini mempengaruhi perkembangan respons limfosit terhadap mitogen dan
gingivitis selam. Konsentrasi yang tinggi dari antigen. Selain itu, menurunnya rasio sel T-
hormon seksual pada jaringan gingiva, saliva, helper perifer terhadap rasio sel T supresor
serum dan cairan krevikular mungkin pula (CD4/CD8) dilaporkan terjadi selama
mengakibatkan respons berlebihan pada kehamilan.4
jaringan gingiva sehingga dapat Neutrofil sangat penting peranannya
menyebabkan respons keradangan pada dalam mekanisme pertahanan terhadap
jaringan periodontal.4 infeksi bakterial. Dalam sistem pertahanan
tubuh, neutrofil merupakan fagosit utama

129
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 9 No. 3 2012: 125 - 130

terhadap bakteri ekstraseluler. Terjadi DAFTAR PUSTAKA


peningkatan neutrofil, karena terjadi
keradangan yang disebabkan oleh infeksi 1. Eley B. M., J. D., Manson. Periodontics. 5th
bakteri. Price dan Wilson (1994) menyatakan edition. Edinburgh: Wright. 2004.
bahwa sel pertama yang muncul dalam
jumlah besar pada jam pertama keradangan 2. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta
adalah neutrofil polimorfonuklear. Hal ini Kedokteran I. Edisi 3. Jakarta: Media
disebabkan oleh karena mobilitasnya yang Aesculapius Fakultas Kedokteran
tinggi dan juga karena neutrofil terdapat Universitas Indonesia. 2001.
dalam jumlah banyak dalam sirkulasi darah.10
Selain itu, faktor yang mempengaruhi ialah 3. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kandungan.
neutrofil telah aktif pada awal reaksi radang.7 Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. 1999.
Neutrofil mampu bergerak aktif seperti
amoeba dan mampu menelan berbagai zat 4. Newman. M.G., Takei, H.H., Klokkevold,
dengan proses yang disebut fagositosis. Proses P.R., Carranza, F.A. Carranza’s Clinical
ini dibantu oleh zat-zat tertentu (opsonin) Periodontology. 10th edition. St. Louis:
yang melapisi obyek untuk dicernakan dan Saunders Elsevier. 2006.
membuatnya lebih mudah dimasukkan oleh
leukosit.10 5. Guyton, Arthur & John Hall. Buku Ajar
Monosit dapat berfungsi sebagai Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Terjemahan
kemotaksis (mobilisasi dan migrasi sel) dimana Irawati Setiawan dari Text Book of
fagosit ditarik ke bakteri atau tempat Medical Physiology. Jakarta: Penerbit
peradangan, mungkin oleh zat kemotaksis Buku Kedokteran EGC. 1997.
yang dibebaskan dari jaringan rusak atau
oleh komponen komplemen. Monosit juga 6. Widman, F.K. Tinjauan Klinis atas Hasil
berfungsi sebagai fagositosis dimana zat asing Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 9.
atau sel tubuh hospes yang mati atau rusak Terjemahan Bagian Patologi Klinik
dimakan Monosit hanya tinggal selama FKUI/RSCM dari Clinical Interpretation of
kurang lebih 20 – 30 jam dalam aliran darah Laboratory Test. Jakarta: EGC. 1995.
kemudian masuk ke dalam jaringan menjadi
makrofag. Apabila terjadi radang atau jejas 7. Robbins & Kumar. Buku Ajar Patologi.
pada jaringan, makrofag yang berada di Edisi 4. Terjemahan Staf Pengajar
jaringan akan teraktivasi, ditandai dengan Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas
perubahan ukuran bertambah basar, Kedokteran Universitas Airlangga dari
selanjutnya menjalankan fungsinya sebagai Basic Pathology. Jakarta: EGC. 1995.
sel fagosit. Sebagai akibatnya monosit yang
berada dalam aliran darah akan masuk ke 8. Pujiastuti, P. Perbedaan Jumlah Koloni
daerah radang dan sumsum tulang Bakteri Plak Subgingiva Wanita Hamil
terangsang untuk memproduksi monosit dan Tidak Hamil. Majalah Kedokteran
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.12 Gigi (Dental Journal), Edisi Khusus Temu
Neutrofil dan monosit sama-sama Nasional III: 2003; 285-90.
berperan dalam fagositosis leukosit.
Perbedaan dasar antara keduanya adalah 9. Darmasari, S. Hubungan Penyakit
diferensiasi neutrofil hampir seluruhnya berada Periodontal Selama Masa Kehamilan
dalam sumsum tulang (14 hari), sedangkan dengan Jumlah Koloni Bakteri Plak
monosit keluar dari sumsum tulang setelah 2 Subgingiva. Skripsi. Jember: Fakultas
hari dalam keadaan relatif immatur dan Kedokteran Gigi Universitas Jember.
berdiferensiasi dalam jaringan. Biasanya 2008.
monosit beralih menjadi makrofag ketika
meninggalkan darah, karena makrofag 10. Price, S.A. & L.M. Wilson. Patofisiologi
berdiferensiasi dan tinggal dalam jaringan Konsep dan Klinis Proses-Proses Penyakit.
lokal, maka cocok untuk komunikasi dengan Edisi 4. Jakarta: EGC. 1994.
limfosit dan sel-sel lain di sekitarnya.4
11. Roeslan, Boedi Oe. Imunologi Oral.
KESIMPULAN Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2002.
Penyakit periodontal selama
kehamilan dapat meningkatkan jumlah total 12. Hoffbrand, A.V. & J.E. Pettit. Kapita
leukosit dan hitung jenis leukosit. Selekta Hematologi. Jakarta: EGC. 1996.

130

Anda mungkin juga menyukai