Anda di halaman 1dari 3

BAB III

 Herpesvirus
Herpesvirus dikenal karena kemampuan mereka untuk membangun
infeksiseumur hidup. Salah satu cara ini mungkin adalah melalui penghindaran imunitas.
Herpesvirus telah menemukan berbagai cara untuk menghindari sistem kekebalan
tubuh. Salah satu cara tersebut adalah dengan pengkodean protein meniru manusia interleukin 10
(HIL-10) dan lain adalah dengan downregulation darihistokompatibilitas Kompleks
Mayor II (MHC II) dalam sel yang terinfeksi. Penelitian dilakukan terhadap
sitomegalovirus (CMV) menunjukkan bahwa IL-10 virus manusia homolog, cmvIL-10, adalah
penting dalam menghambat pro-inflamasi sitokin sintesis. Protein cmvIL-10 memiliki
identitas 27% dengan HIL-10 dan hanya satu residu dilestarikan dari sembilan asam
amino yang membentuk situs fungsional untuk penghambatan sintesis sitokin pada HIL-
10.
Virus herpes menghindari sistem kekebalan tubuh adalah dengan regulasi down MHC I
dan MHC II . Hal ini diamati dihampir setiap virus herpes manusia. Bawah peraturan MHC I dan
MHC II dapat terjadi dengan mekanisme yang berbeda, yang paling menyebabkan MHC
yang akan absen dari permukaan sel. Seperti dibahas di atas, salah satu cara adalah
dengan homolog kemokin virus seperti IL-10. Mekanisme lain untuk turun mengatur
MHCs adalah untuk mengkodekan protein virus yang menahan MHC yang baru dibentuk
di retikulum endoplasma (ER). MHC tidak dapat mencapai permukaan sel dan karena itu tidak
dapat mengaktifkan sel T respon. Para MHCs juga dapat menjadi sasaran perusakan di
proteasome atau lisosom . Protein ER TAP juga memainkan peran dalam MHC bawah
regulasi. Menghambat proteinvirus TAP MHC mencegah dari mengambil sebuah
peptida antigen virus. Hal iniuntuk mencegah lipat yang tepat MHC dan karena itu MHC
tidak mencapai permukaan sel.Penting untuk dicatat bahwa HLA – G sering naik diatur di
sampingdownregulation MHC I dan MHC II. Hal ini untuk mencegah respon
sel pembunuh alami.
 Herpesviridae
Herpesviridae merupakan kelompok virus berukuran besar dengan materi
genetik DNA utas ganda sehingga dikelompokkan ke dalam kelas 1 dalam
klasifikasi baltimore. Virus dalam kelompok ini dapat menyebabkan penyakit
ganas dan juga dapat menyebabkan kelainan pasca kelahiaran pada bayi.
Herpesviridae terbagi ke dalam beberapa genus, yaitu :
1. Alpha Herpesvirus

Virus yang termasuk dalam kelompok Alpha herpesvirus biasanya


menyebabkan penyakit yang akut dengan gejala yang muncul saat itu
juga. infeksi virus ini bersifat laten persisten disebabkan karena
kemampuan genom virus ini untuk berintergrasi dengan sel inang jika
kondisi inang sedang lemah, maka ada kemungkinan penyakit dapat
muncul kembali pada tempat yang sama.

2. Beta Herpesvirus

Virus dan Sistem Imun Page 9


Virus yang termasuk dalam kelompok beta herpesvirus biasanya
menyebabkan penyakit yang akut akan tetapi tidak ditemukan gejala
pada carrier.virus ini menyebabkan infeksi pada bayi dan perkembangan
abnormal (penyakit kongenital).
contoh dari virus ini adalah Cytomegalovirus

3. Gamma Herpesvirus

Virus yang termasuk dalam kelompok ini mampu menyebabkan penyakit


limphopoliperatif jinak dan ganas.
contoh dari virus ini adalah Epstein-Barr virus.

 Orthomixoviridae

Orthomoxoviridae merupakan virus yang memiliki selubung dengan materi


genetik RNA bersegmen berpolaritas negatif sehingga virus ini termasuk dalam kelas V
dalam klasifikasi Baltimore. Ciri khas dari virus ini adalah virus ini memiliki protein
permukaan yang merupakan antigen utama yaitu Hemmaglutinin (HA) dan
Neuraminidase (NA). Hemmaglutinin merupakan bagian virus yang menempel pada sel
target oleh sebab itu antibodi terhadap hemmaglutinin dapat melindung dari infeksi
virus. Neuraminidase berperan untuk melepaskan virion dari sel oleh sebab itu antibodi
terhadap NA dapat menekan tingkat keparahan infeksi virus. Virus ini di klasifikasikan
menjadi empat kelompok yaitu :

1. Influenza tipe A

Influenza tipe A merupakan virus yang menginfeksi berbagai spesies baik


manusia, burung (burung liar, ternak, domestik), babi, kuda, anjing, dan mamalia
air(anjing laut dan paus). Virus influenza tipe A dapat mengalami antigenic drift
dan antigenic shift.
Antigenic drift adalah terjadinya mutasi pada gen yang menyandikan protein
Hemmaglutinin. Hal tersebut menyebabkan antibodi yang ada tidak dapat
mengenalinya lagi. Kejadian tersebut menyebabkan terjadinya endemik musiman
Antigenic shift adalah munculnya subtipe barus virus influenza yang disebabkan
karena penggabunggan genetik antara manusia dengan virus hewan atau
dengan transmisi langsung dari hewan unggas ke manusia. karena tidak ada atau
sedikitnya imunitas terhada virus baru, maka pandemik dapat terjadi.

2. Influenza tipe B
3. Influenza tipe C

Virus dan Sistem Imun Page 10


4. Tick-Borne Influenza
virus ini merupakan virus yang berasal dari kutu

- Klasifikasi Orthomyxoviridae
Sifat penting :
 RNA : rantai tunggal, segmen berganda (7 untuk influenza C dan 8
untuk influenza A dan B), polaritas negatif. Replikasi RNA dimulai
dengan sintesis mRNA dengan bantuan transkriptasa virion. Dengan
bantuan protein produk mRNA, RNa komplementer dibuat dan
dijadikan cetakan pembuatan RNA genom. Sifat segmentasi genom
virus memudahkan terjadinya virus mutan.
 Virion : berselubung, nukleokapsid helik, tersusun atas 7-9 protein
utama. Bentuk pleomorfik. Selubung beraktivitas hemaglutinasi.
Diameter virion 90-120 nm. Pada filamentosa panjangnya mencapai
beberapa mikrometer.
 Replikasi RNA di inti dan sitoplasma dan morfogenesis melalui
proses budding di membran plasma.

Virus dan Sistem Imun Page 11

Anda mungkin juga menyukai