Anda di halaman 1dari 9

Tn. S mengalami gagal ginjal koronis, sekarang Tn.

S mengeluh sering batuk-batuk dan sesak


nafas, kemudian perawat melakukan pemeriksaan TTV Tn. S didapatkan TD : 180/90 mmHg,
Nadi 88 x/menit, RR : 30 x/menit dan suhu badan 37,5 0C di bagian axilla, selain itu pasien
mengalami bengkak-bengkak diseluruh tubuh, dilakukan pemeriksaan viting odem didapatkan
positif 3, perut pasien membuncit, pasien dilakukan hemodialisa 2x dalam satu minggu, pasien
takut dengan kondisinya, pasien sering bertanya-tanya tentang kondisi, penyakit, obat dan
kemungkinan kesembuhan penyakitnya, Tn. S mengeluh mual-mual kalau makan, pasien
menghabiskan makanan hanya ¼ dari jumlah makanan yang disediakan oleh Rumah Sakit.

Berdasarkan data diatas

1. Apa pengkajian keperawatan yang perlu dilengkapi pada kasus Tn. S diatas?
2. Apa pemeriksaan diagnostik yang perlu dilakukan pada Tn. S diatas?
3. Apa diagnosa keperawatan yang tepat untuk pasien diatas?
4. Susunlah intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas?

Jawaban :

A. IDENTITAS
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 54 tahun
Alamat : Desa Marang
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Agama : Islam

B. ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 21 April 2017
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan batuk-batuk dan sesak nafas
Keluhan Tambahan
 Bengkak-bengkak diseluruh tubuh
 Mual-mual kalau makan
 Penurunan Nafsu Makan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Laki-laki berusia 54 tahun datang ke RSUD Kardinah dengan keluhan
batuk-baruk. Keluhan dirasakan semakin bertambah parah.
Selain baruk dan bengkak, pasien juga mengeluhkan adanya sesak yang
dirasakan setiap saat. Sesak diperberat oleh aktivitas. Pada saat tidur pasien tidur
menggunakan 6 bantal dan sering terbangun karena sesak pada malam hari. Sesak tidak
berkurang dengan aktivitas.
Penurunan nafsu makan. Mual (+) muntah (-)
Demam, nyeri perut, nyeri dada, gangguan BAB disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah alami hal yang sama sebelumnya. Riwayat darah tinggi (+)
Pasien mengaku kencing manis (-) Riwayat Sakit Ginjal (+) Riwayat batu ginjal (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga pasien tidak ada yang menderita hal yang sama. Riwayat sakit ginjal
di keluarga pasien disangkal.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku jarang minum air putih dan biasa meminum jamu-jamuan.
Selain itu pasien sering meminum obat-obatan warung tanpa konsultasi terhadap
dokter.
Riwayat Pengobatan
Sebelumnya, pasien sudah pernah dirawat dengan keluhan yang sama kurang
lebih 1 bulan SMRS dengan penyakit ginjal. dan pasien pulang dengan menerima
tindakan medis yaitu hemodialisa (cuci darah). Pasien hanya berobat ke dokter saat ada
keluhan saja.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai Pekerja Swasta . Istri tidak bekerja dan pengobatan
ditanggung oleh BPJS.

C. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 15)
Kesan Sakit : Pasien Tampak Sakit Sedang, tampak lemas
Kesan Gizi : Gizi baik
b. Tanda Vital
Antopometrik = BB 65 kg TB = 155 cm
BMI = 27, 06
TD = 180/90 mmHg
FR = 88 x/menit, irama teratur, pernapasan tipe abdomino-thorakal,
kussmaul (-) Cheyne Stokes (-)
FN = 30 x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup, ekualitas sama.
Suhu = 37,50C melalui axilla.
c. Status Generalisata
 Kepala : Normocephali, warna rambut hitam, uban (-), lurus (+),
distribusi merata (+), rontok (-), alopesia (-), mudah dicabut (-)
 Mata : Alis rata (+/+), oedem palpebra superior (+), hordeolum
(-), kalazion (-), entropion (-). Ptosis (-/-), trikiasis (-/-), Conjunctiva
anemis (-/-), pupil isokor (+/+), diameter pupil (2/2) mm Sklera ikterik
+/+, RCTL +/+, RCL +/+.
 Hidung : Nafas cuping hidung (-), deviasi septum (-), sekret (-/-
), perdarahan (-/-), mukosa hidung hiperemis/pucat (-/-), sianosis (-/-)
 Telinga : Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan tragus (-/-),
nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), tuli (-/-)
 Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (-), sianosis (-). Lidah kotor
(-), tepi hiperemis (-), tremor (-), karies gigi (+), gusi berdarah (-), faring
hiperemis (-), tonsil (T1/T1)
 Leher : JVP 5+2 cm H2O, Tidak teraba pembesaran KGB,
Tidak teraba pembesaran tiroid, trakea tidak ada deviasi
 Thorax : Pada inspeksi dinding dada kanan kiri simteris, sela iga
tidak melebar, tidak memakai otot bantu nafas
o Paru
Anterior
Dextra Sinistra
Inspeksi Gerak Dada simetris saat statis dan
dinamis
Palpasi Vocal Fremitus dextra melemah
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi
Suara Dasar Vesikuler Vesikuler
melemah
Suara Tambahan Ronchi (+) Ronchi (+)
Wheezing (-) Wheezing (-)

Posterior
Dextra Sinistra
Inspeksi Gerak Dada simetris saat statis dan
dinamis
Palpasi Vocal Fremitus dextra melemah
Perkusi Sonor Sonor
Auskultasi
Suara Dasar Vesikuler Vesikuler
melemah
Suara Tambahan Ronchi (+) Ronchi (+)
Wheezing (-) Wheezing (-)

o Jantung
Inspeksi : Ichtus Cordis tidak nampak
Palpasi : Ichtus cordis teraba di ICS V, 1 cm linea
midklavikularis sinistra, tidak teraba thrill.
Perkusi :
Batas kanan ICS V, linea parasternal dextra
Batas kiri  ICS V, garis midklavikularis
Batas atas  ICS III, linea sternalis dextra
Pinggang jantung Cekung
Auskultasi
Suara dasar  BJ I-II reguler, nadi
Suara tambahan  Murmur (-), gallop (-)
Mitral : M1>M2, regular (+)
Trikuspid : T1>T2, regular (+)
Aorta : A1 < A2, regular (+)
Arteri pulmonalis : P1 < P2, regular (+)
 Abdomen :
o Inspeksi : Sagging of the flank
o Auskultasi : BU (+) N, 3x/menit.
o Palpasi : Supel, Tidak teraba massa, Nyeri tekan (-),
ballotemen gijal (-), pembesaran hepar (-), Lien teraba (-)
o Perkusi : Ascites (+), tes undulasi (+), shifting dullness
(+)
 Inguinal : Pembesaran kelanjar limfatik (-), pistol shot (-).
 Genitalia : Pitting oedem (+) pada penis
 Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas
Superior Inferior
(Dekstra/sinistra) (Dekstra/sinistra)
Pitting Oedem +/+ +/+
Sianosis -/- -/-
Ikterik -/- -/-
Kekuatan Otot 5/5 5/5
Klonus -/- -/-
CRT <2s/<2s <2s/<2s
Ptechiae -/- -/-
Reflex Fisiologis +n/+n +n/+n
Reflex Patologis -/- -/-

d. Status Lokalisata regio lumbalis


 Inspeksi
Tidak nampak adanya jejas, tidak nampak adanya massa, tidak nampak
adanya efloresensi yang bermakna
 Palpasi
Teraba massa (-)
Hidronefrosis / Ballotement ginjal (-)
 Perkusi
Nyeri Ketuk CVA +/+

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang lainnya)
Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Nilai Hasil Nilai Rujukan Kesimpulan

Kimia Klinik
Tanggal : 12 - 04 – 2016
Ureum darah 452 mg/dl 10,0 - 50,0 mg/dl Tinggi

Kreatinin darah 33,8 mg/dl 0,6 - 1.1 mg/dl Tinggi

Kalsium 8,3 mg/dl 8,1 - 10,4 mg/dl Normal

Natrium 143 mmol/L 136 - 145 mmol/L Normal


Kalium 3,3 Mmol/L 3,5 - 5,1 Mmol/L Rendah
Klorida serum 102 Mmol/L 97 - 111 Mmol/L Normal
Total protein 6,0 g/dl 6,6 - 8,7 g/dl Rendah
Albumin 3,3 g/dl 3,8 - 5,0 g/dl Rendah
Globulin 2,7 g/dl 1,3 - 2,7 g/dl Normal
Hematologi
Tanggal : 12 - 04 – 2016
Hemoglobin 7,7 g/dl Pria : 14-18 g/dl Rendah
Wanita : 12-16 g/dl
Leukosit 11.560/mm3 5.000-10.000/mm3 Tinggi
LED 1 jam 83 mm Pria : 0-10 mm Tinggi
Wanita : 0-15 mm
Eritrosit 2.710.000/mm Pria : 4,5-5,5/mm3 Tinggi
3 Wanita : 4,0-4,5/mm3
MCV 79 fl 82-92 Normal
MCH 28 pg 27-31 pg Normal
MCHC 36 % 32-36 % Normal
Hematokrit 21 % Pria : 40-48% Rendah
Wanita : 37-43%
Trombosit 196.000/mm3 150.000-400.000 Normal
PT 10,3 detik 10,0-13,80 detik Normal
APIT 34,5 detik 29,20-39,40 detik Normal

Pemeriksaan Radiologi
1. a.Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal (adanya batu atau adan
ya suatu obstruksi). Dehidrasi akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu pend
erita diharapkan tidak puasa
2. b.Intra Vena Pielografi ( IVP) untuk menilai system pelviokalises dan ureter. Pemerik
saan ini mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada keadaan tertentu, misalnya usia
lanjut, diabetes mellitus, dan nefropati asam urat.
3. c.Ultrasonografi (USG) untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung k
emih dan prostat.
4. d.Renogram untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskul
er, parenkim, eksresi) serta sisa fungsi ginjal.
5. e.Elektrokardiografi (EKG) untuk melihat kemungkinan : hipertropi ventrikel kiri, tan
da-tanda pericarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia) (Muttaqin, 2011).

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi
melalui alkalosis respiratorik
2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan filtrasi glomelurus dan retensi cairan.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual da
n muntah/anoreksia.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d
salah interpretasi informasi.

F. INTERVENSI
1. Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder: kompensasi
melalui alkalosis respiratorik
Tujuan: Pola nafas kembali normal / stabil
Intervensi:
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles
R: Menyatakan adanya pengumpulan sekret
b. Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam
R: Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R: Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R: Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia
2. Kelebihan volume cairan b.d penurunan filtrasi glomelurus dan retensi cairan.
Intervensi:
- Kaji status cairan :
• Timbang berat badan harian
• Keseimbangan masukan dan haluaran
• Turgor kulit dan adanya oedema
• Distensi vena leher
• Tekanan darah, denyut dan irama nadi
- Batasi masukan cairan
- Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan
- Pantau kreatinin dan BUN serum
Rasional:
- Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau
perubahan dan
mengevaluasi intervensi.
- Pembatasan cairan akan menentukan berat badan ideal, haluaran urine dan respons
terhadap terapi.
- Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi
- Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
- Perubahan ini menunjukkan kebutuhan dialisa segera.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual da
n muntah/anoreksia.
Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat dengan kriteria hasil:
menunjukan BB stabil.
Intervensi:
a. Awasi konsumsi makanan / cairan
R: Mengidentifikasi kekurangan nutrisi
b. Perhatikan adanya mual dan muntah
R: Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau
menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi
c. Berikan makanan sedikit tapi sering
R: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan
d. kunjungan oleh orang terdekat selama makan
R: Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial
e. Berikan perawatan mulut sering
R: Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut
yang dapat mempengaruhi masukan makanan
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan tindakan medis (hemodialisa) b.d
salah interpretasi informasi.
a. Kaji ulang penyakit/prognosis dan kemungkinan yang akan dialami.
b. Beri pendidikan kesehatan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala CKD
serta penatalaksanaannya (tindakan hemodialisa ).
c. Libatkan keluarga dalam memberikan tindakan.
d. Anjurkan keluarga untuk memberikan support system.
e. Evaluasi pasien dan keluarga setelah diberikan penkes.

Anda mungkin juga menyukai