PENDAHULUAN
menyambut SEA Games, dimana Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah. Dalam
perkembangannya, proyek ini tidak berjalan sesuai dengan yang direncanakan hingga
perayaan SEA Games dimulai. Hal ini sangat melalukan Indonesia dimata Negara lain,
karena pada akhirnya kasus ini menjadi kasus Korupsi yang hingga saat ini masih
Kasus Korupsi Kolusi Nipotisme di Negara ini sudah semestinya dikusut tuntas oleh
Pemerintah. Namun, dalam kenyataannya, kasus mega proyek Hambalang ini terkesan
lamban dalam penanganannya. Hukum di negeri ini seharusnya tidak memilih suatu
kelompok apapun. Oleh karena itu, KPK saat ini berusaha untuk mengembangkan kasus ini
lanjuti. Oleh karena itu, sebagai masyarakat berhak untuk mengetahui kasus ini karena
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan terhadap
sebagai saksi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyelidikan kasus Hambalang ini berawal dari temuan KPK saat menggeledah
kantor Grup Permai, kongsi dagang milik Nazaruddin. Kasus Hambalang menjadi semakin
jelas ketika Nazaruddin ditangkap KPK dan ditetapkan menjadi tersangka, sehingga kasus ini
mengaitkan beberapa petinggi Negara seperti Anas Urbaningrum (Mantan Bendahara Umum
Partai Demokrat).
dana APBN 2010, bahwa beberapa dokumen waktu Anas di Casablanca, beberapa dokumen
tentang transaksi proyek Hambalang yang langsung dipakai oleh kepentingan Anas pribadi
atau yang dipakai untuk kepentingan Anas di Kongres Partai Demokrat yang memenangkan
Anas. Anggaran Rp 1,2 triliun dari APBN 2010 yang dikelola Partai Demokrat. Diterima
Angelina Sondakh, dana itu kemudian dibagi-bagi untuk kepentingan pemenangan Anas.
Sebagian dari uang Rp 1,2 triliun itu dipakai untuk membayar Hotel Sultan, iklan pencalonan
Anas di TV, dan beberapa event organizer . Ada juga sejumlah uang yang diserahkan pada
tim sukses Anas, dan semua itu sudah ada bukti diberikan ke penyidik.
Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan KPK akan mendalami keterangan setiap
saksi, termasuk Nazaruddin. Dalam kasus Hambalang, KPK baru menetapkan dua tersangka.
Mereka adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, dan Kepala Biro
Keuangan serta Rumah Tangga Kemenpora, Deddy Kusdinar. Meski demikian, KPK tidak
berhenti pada dua tersangka itu saja. KPK tetap akan menelusuri aliran dana terkait proyek
atau Ibas dalam kasus ini belum ditemukan dugaan korupsi proyek Hambalang. Karena itu,
KPK belum bisa menyimpulkan tudingan yang dilontarkan mantan Ketua Umum Partai
Demokrat Anas Urbaningrum atas keterlibatan Ibas dalam kasus itu. Menurut Abraham,
semua orang bisa saja menyebut dan mengaitkan seseorang pada suatu kasus. Namun,
lanjutnya, KPK tetap berpatokan pada hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan para
penyidik KPK.
Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku pernah ikut
dalam pertemuan antara M Nazaruddin dan politisi senior Demokrat Amir Syamsuddin
terkait kasus Hambalang. Saat itu, Amir meminta keterangan Nazar terkait aliran uang
Hambalang. Pada rapat itu, Anas mengaku hanya mendengarkan penjelasan Nazar kepada
Amir. Ketika kali pertama kasus Hambalang mencuat, Anas pernah dikabarkan membawa
Nazar ke kediaman Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada pertemuan itu, Nazar dikatakan menyebut keterlibatan Ibas dalam kasus tersebut. Anas
menyebutkan, penjelasan Nazar terkait aliran uang Hambalang cukup mengejutkan. Anas
juga mengatakan, beberapa orang memang turut menikmati uang Hambalang. Terkait nama-
tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sarana dan prasarana olah
raga Hambalang. Tersangka baru tersebut yaitu Direktur Operasional I PT Adhi Karya,
Teuku Bagus Mohamad Noor. Teuku Bagus disangkakan melanggar pasal 2 ayat 1 dan atau
pasal 3 UU Nomor 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto pasal 55
seorang PNS dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yaitu Hardiyanto sebagai saksi untuk
Hampir setiap hari kita periksa saksi-saksi untuk AU, DK, AAM maupun TBM.
Artinya kasus ini sedang dilengkapi. Penyidik itu tidak selalu tersangka dahulu yang
diperiksa, tapi bukan berarti tersangka itu belum diperiksa kasusnya mandeg.
memeriksa Anas Urbaningrum terkait kasus dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana
olahraga di Hambalang, pada hari Senin, 6 Mei 2013. Anas akan dimintai keterangan untuk
melengkapi berkas tersangka Andi Alifian Mallarangeng. Sebelumnya, pada hari Minggu
Anas tidak dapat hadir menjalani pemeriksaan karena sakit. Pengacaranya Firman Wijaya
penyidik. Saat ditanya soal pengurusan sertifikat Hambalang, Anas mengaku tidak tahu dan
berdalih bingung. Dalam pemeriksaan, isi materi pembahasannya tidak diberitahukan KPK
(Gustav Aulia, Seputar Indonesia RCTI, Senin 6 Mei 2013 Pkl. 17.40 Wita).
Diduga suap itu disetorkan kepada elit partai untuk memenangkan pemilihan
sebagai Ketua Umum partai penguasa. Karena tambah Azmi, nilai proyek Hambalang
tersebut cukup besar. berdasarkan laporan keuangan kuartal pertama 2011 PT Adhi Karya
nilainya proyek tersebut sebesar Rp1,518 triliun. Proyek yang diberi nama Adhi Wika JO
tersebut, Adhi Karya memegang 70 persen. Sedangkan sisanya sebesar 30 persen dipegang
Untuk Azmi menegaskan, PP GMP Merah Putih menyatakan sikap agar KPK dan
Kejagung menangkap dan adili jajaran direktur PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya
Tbk. Juga periksa dan adili salah satu Ketua Partai Demokat AU dan jadikan sebagai
tersangka. Pihaknya juga minta agar pimpinan KPK yang baru membuktikan keberaniannya
mendobrak dominasi dan intervensi kekuasaan atas penegakan hukum, dengan menuntaskan
penyidikan KKN pembangunan Hambalang Sport Centre. GMP Merah Putih sangat berharap
kepada Ketua KPK Abraham Samad, menjadi lokomotif terdepan melawan korupsi. Dalam
kasus mega proyek ini, semua elemen masyarakat sangat berharap agar KPK mengusut tuntas
kasus tersebut sehingga Korupsi di Negeri ini bisa diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menyeret Anas Urbaningrum sebagai saksi. Sejauh ini, kasus ini masih dikembangkan untuk
.cfbd