A. TUJUAN
1. Memperlihatkan sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan
aromatik.
B. LANDASAN TEORI
antara 50 sampai 95%. Hidrokarbon minyak bumi dapat digolongkan menjadi tiga
selah satu atom H diganti dengan OH. Fenol merupakan senyawa organic, yang
bersifat toksik, dan mudah larut dalam air, sehingga senyawa tersebut mudah
menimbulkan pencemaran pada suatu perairan. Fenol Dapat bersifat toksik dan
mempunyai ikatan ganda , yang jumlah dan lokasinya bervariasi. Selain itu, atom-
atom unsur lain dapat juga terikat pada kerangka tersebut pada tenpat-tempat yang
tersedia. Variasi arsitektur molekul organik dapat dilihat pada isomer, senyawa yang
mempunyai rumus molekul yang sama akan tetapi strukturnya berbeda sehingga ciri
dan sifatnya berbeda pula. Komponen molekul organik yang paling banyak terlibat
dalam reaksi kimiawi dikenal dengan gugus fungsional (Campbell dan Jane, 2002).
Senyawa PAH (Polisiklik Aromatik hidrokarbon) adalah senyawa organic
yang tersebar luar di alam, bentuknya terdiri dari beberapa rantai siklik arobatik dan
berfisat hidrofobik. Senyawa PAH mengandung dua atau lebih rantai benzene,
berasal dari pirolisis, pembakaran yang tidak sempurna (pembakaran hutan, buangan
motor, gunung berapi) dan proses pembakaran yang menggunakan suhu tinggi pada
bensin akan muncul berbagai macam penyerapan yang ditimbulkan oleh ikatan
karbon. Dalam penentuan sifat-sifat dari kerangka karbon dalam molekul oeganik
mudah dideteksi dari serapan C-C str dan C-H def, gugus alkena sangat mudah
dideteksi dari serapan C-C str kecuali jika aromatic juga ada. Alkana dapat dideteksi
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Gegep
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
- Minyak tanah
- Solar
- Bensin
- Pertamax
- Minyak goring
- Air brom
- Kapur barus
D. PROSEDUR KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
1. Table Hasil Pengamatan
dari atom hidrogen dan atam karbon. Berdasarkan kerangka atom karbonnya,
senyawa hidrokarbon dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa yang memiliki rantai
lurus atau senyawa alifatik dan senyawa siklik. Senyawa yang memiliki rantai lurus
yaitu golongan alkana, alkena dan alkuna. Sedangkan, senyawa yang memiliki
alifatik masih dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelipatan ikatan
(alkana) dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan
rangkap dua (alkena) atau lebih dari satu ikatan rangkap dua (alkadiena), atau ikatan
Pada senyawa hidrokarbon jenuh, terdiri dari senyawa berantai lurus dan
berikatan tunggal, dalam hal ini adalah senyawa pada golongan alkana, Alkana
senyawa ini sering pula dinamakan paraffin, yang artinya aktifitas kecil. Untuk
senyawa hidrokarbon tak jenuh, terdiri dari senyawa yang memiliki ikatan rangkap,
baik ikatan phi maupun ikatan sigma seperti pada alkena dan alkuna. Begitu pula pada
akan menghasilkan CO dan uap air, Reksi subtitusi merupakan penggantian atom H
minyak goreng, bensin, solar, pertamax, kapur barus serta larutan Br2. Karena pada
suhu ruang mereka adalah cairan, sehingga lebih memudahkan dalam pengamatan
reaksi. pada saat direaksikan minyak tanah dengan larutan Br2 terjadi Adanya
gelembung, berubah warna. Pada saat direaksikan bensin dengan larutan Br2 terjadi
berubah warna menjadi ungu muda dan berasap. Pada saat direaksikan solar dengan
larutan Br2 terjadi berubah warna cokelat, ada gelembung dan berasap. Pada saat
direaksikan pertamax dengan larutan Br2 terjadi perubahan warna, ada gelembung
dan berasap. Pada saat direaksikan kapur barus dengan larutan Br 2 reaksi yang terjadi
yaitu berasap dan larut didalam larutan Br2. Pada saat direaksikan minyak goreng
dengan larutan Br2 tidak terjadi perubahan warna, tidak adanya endapan dan tidak
adanya asap, hal tersebut menunjukan bahwa minyak goreng tidak bereaksi dengan
air brom.
Pada percobaan yang dilakukan ketika sampel ditambahkan larutan Br2 timbul
warna pada Br2 (warna alami Br2) yang seolah-olah mengendap di dasar tabung,
padahal sebenarnya bukan menggendap tetapi memiliki massa jenis yang lebih tinggi
daripada larutan sampel, sehingga posisi larutan Br2 berada di bawah, hal ini terjadi
bentuk rantai karbon dan jenis ikatannya. Berdasarkan bentuk rantai karbon,