Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN AKHIR MATA KULIAH IMPLEMENTASI GIZI

OLEH KELOMPOK II:

Rahmi Putri 1511221008

Rani Wahyuni 1511221009

Serly Suryana 1511221014

Reni Ayu Indoka 1711226005

Areni Gustia 1713212224

PROGAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT,

Laporan Survey Implementasi Progam Gizi Tahun 2018 ini dapat diselesaikan

dengan baik. Laporan ini merupakan tahap akhir dari Implementasi Progam Gizi

setelah penerapan di masyarakat. Laporan ini menjelaskan latar belakang, teori,

konsep dan metode survey pada implementasi program gizi. .

Judul laporan ini “Upaya Peningkatan Cakupan Progam Indonesia Sehat

Berbasis Keluarga (PIS-BK) “Locus” Kegiatan Pendampingan dan Konseling Gizi

Pada Orang Tua yang Memiliki Anak Kurus dan Anak Pendek Ditingkat Kelurahan

Pasia Nan Tigo”.

Dalam penulisan laporanl ini, Tim Penulis menyadari akan keterbatasan

kemampuan yang ada, sehingga Tim Penulis merasa masih ada belum sempurna baik

dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik

dan saran yang membangun guna menyempurnakan laporan ini.

Padang, Mei 2018

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Tujuan ............................................................................................................. 4

1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 4

1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 4

1.3 Manfaat ........................................................................................................... 6

1.3.1 Bagi Peneliti ............................................................................................ 6

1.3.2 Bagi Institusi Pelayanan .......................................................................... 6

1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 8

2.1 Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar .................................................... 8

2.2 Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar .................................. 9

2.2.1 Konsep Dasar PAGT ............................................................................... 9

ii
2.2.2 Proses Asuhan Gizi Terstandar ............................................................. 12

2.2.3 Langkah-Langkah PAGT ...................................................................... 14

BAB III LAPORAN KASUS..................................................................................... 21

3.1 Gambaran Umum Klien ............................................................................... 21

3.2 Fokus Asuhan Gizi ....................................................................................... 22

3.2.1 Kasus I................................................................................................... 22

3.2.2 Kasus II ................................................................................................. 25

3.2.3 Kasus III ................................................................................................ 33

3.2.4 Kasus IV ................................................................................................ 43

3.2.5 Kasus V ................................................................................................. 51

BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 61

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 61

4.2 Saran ............................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 62

DOKUMENTASI ....................................................................................................... 63

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1. Asesmen Gizi Ibnu Sabil ................................................ Error! Bookmark not defined.

Table 2. Asesmen Gizi Azam Hafid Akila.................................... Error! Bookmark not defined.

Table 3. Asesmen Gizi Abdian Rahel ........................................... Error! Bookmark not defined.

Table 4. Asesmen Gizi Aulidia Bilqis .......................................... Error! Bookmark not defined.

Table 5. Asesmen Gizi Nayla dan Kayla ...................................... Error! Bookmark not defined.

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar ................................................................... 8

Gambar 2. Gambaran PAGT dan Bahasa Terstandar (Terminologi) ............................................ 11

Gambar 3. Langkah-Langkah dalam PAGT ................................................................................. 12

Gambar 4. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap ............................................... 12

Gambar 5. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Jalan.............................................. 13

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Visi rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 adalah

Indonesia yang maju, adil dan makmur. Visi tersebut direalisasikan pada empat misi

pembangunan. Misi pembangunan kesehatan 2010-2014 adalah meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan

masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

upaya kesehatan paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan

dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola pemerintah yang

baik (UU No 17 Tahun 2000).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi

pada balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi

lebih 11,9%, stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur,

terdapat angka tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur

0-5 bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan

bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang

mempunyai persepsi tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan

Kekurangan Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2013 sebesar

11,1% dan menurut hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.

Prevalensi berat-kurang (BB/U) di provinsi Sumatera Barat pada tahun

2013 adalah 9,4 %, terdiri dari 1,6% sangat kurang dan 7,8% kurang, prevalensi

1
berat lebih adalah 1,1%. Sedangkan prevalensi kependekan (TB/U) adalah 17,6%,

terdiri dari 5,3% sangat pendek, dan 12,3% pendek. Prevalensi kekurusan (BB/TB)

adalah 5,2% terdiri dari 0,9% sangat kurus dan 4,3% kurus.

Prevalensi status gizi balita di Kota Padang tahun 2015 adalah balita dengan

gizi buruk 1,9%, balita dengan gizi kurang 7,5%, balita gizi baik 89,3%, dan balita

gizi lebih 1,4%. Di Kecamatan Kuranji tahun 2015 dengan jumlah balita 59647

dengan indikator BB/U, balita gizi buruk 0,6%, gizi kurang 4,2%, gizi baik 95%, gizi

lebih 0,3%. Indikator TB/U, balita sangat pendek 0,7%, pendek 4,3%, normal 94,7%,

tinggi 0,1%. Indikator BB/TB, balita sangat kurus 0,1%, kurus 1,4%, normal 97,6%,

gemuk 1% (DKK padang 2015).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2011 menunjukkan bahwa

kasus diare tertinggi di Kota Padang terdapat di Puskesmas Lubuk Buaya (12,3%).

Jumlah kasus diare pada balita di Puskesmas Lubuk Buaya sebanyak 493 kasus

(34,3%). Berdasarkan data kasus diare perkelurahan tahun 2011 di wilayah kerja

Puskesmas Lubuk Buaya, kasus diare terbanyak ditemukan di Kelurahan Lubuk

Buaya dengan 470 kasus (31,5%). Data dari hasil pemantauan status gizi Dinas

Kesehatan Kota Padang Tahun 2011 di Puskesmas Lubuk Buaya memperlihatkan

persentase balita dengan status gizi kurang sebanyak 10,02%.

Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian interaksi dari

pembangunan nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan sejahtera.

2
Pembagunan kesehatan Kota Padang secara umum bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan indikator menigkatkannya

sumber daya manusia, menigkatnya kualitas hidup masyarakat, memperpanjang umur

harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan keluarga dan meningkatnya kesadaran

masyarakat untuk hidup sehat. Disamping itu, pembangunan bidang kesehatan

diarahkan untuk meningkatkan dan memelihara mutu lembaga pelayanan kesehatan

melalui pemberdayaan sumberdaya manusia secara berkelanjutan, sarana prasarana

dalam bidang medis termasuk ketersediaan obat yang terjangkau oleh masyarakat.

Puskesmas merupakan penganggung jawab penyelenggara upaya kesehatan

tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, Puskesmas diperkuat

dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, dan Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai Puskesmas dan jejaringnya. Dalam

mengefektifkan fungsinya, mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 25 tahun 2009 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai

daerah otonom, Puskesmas sebagai salah satu upaya pemerintah dalam melayani

masyarakat dibantu oleh pemerintah daerah yang mempunyai kewenangan untuk

menentukan prioritas masalah kesehatan dan intervensi yang perlu dilakukan dengan

menentukan besaran anggaran yang diperlukan melalui tahapan perencanaan.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu jenis pasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam pengelolaan

kesehatan sebagaimana tercantum dalam Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang

Puskesmas, Puskesmas adalah sarana kesehatan terdepan yang memberi pelayanan

kesehatan termasuk gizi pada masyarakat. Fungsi dan tugas Puskesmas adalah

3
mengembangkan, membina dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Salah satu

program Puskesmas adalah perbaikan gizi masyarakat yang bertujuan untuk

menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat.

Faktor yang melatar belakangi timbulnya masalah gizi seperti Kurang Energi

Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Anemia Gizi Besi

(AGB), dan Kurang Vitamin A (KVA), diantaranya adalah kurangnya pengetahuan

masyarakat dan adanya kebiasaan yang salah dalam mengkonsumsi makanan.

Masalah gizi menjadi komplek oleh karena tingkat ekonomi penduduk yang rendah.

Dari uraian yang telah disampaikan diatas tentang permasalahan status

kesehatan anak. Maka dari itu kami ingin meneliti Upaya Peningkatan Cakupan

Progam Indonesia Sehat Berbasis Keluarga (PIS-BK) “Locus Kegiatan

Pendampingan dan Konseling Gizi Pada Orang Tua yang Memiliki Anak Kurus dan

Anak Pendek Ditingkat Kelurahan Pasia Nan Tigo”

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran status gizi balita dan faktor yang mempengaruhi

serta upaya penanggulangannya di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto

Tangah, Kota Padang tahun 2018.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi baduta berdasarkan

indeks BB/U, TB/U dan BB/TB di Kelurahan Pasia Nan Tigo,

Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

4
2. Diketahuinya frekuensi konsumsi pangan baduta di Kelurahan Pasia

Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

3. Diketahuinya distribusi frekuensi baduta berdasarkan pengetahuan gizi

ibu tentang gizi baduta di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto

Tangah, Kota Padang tahun 2018.

4. Diketahuinya distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan pengetahuan

ibu hamil tentang gizi di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto

Tangah, Kota Padang tahun 2018.

5. Diketahuinya distribusi frekuensi baduta berdasarkan sikap ibu di

Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

tahun 2018.

6. Diketahuinya distribusi frekuensi baduta bedasarkan pola asuh di

Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

tahun 2018.

7. Diketahuinya sosial budaya baduta di Kelurahan Pasia Nan Tigo,

Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

8. Diketahuinya distribusi frekuensi baduta terhadap penyakit infeksi

selama tiga bulan terakhir di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan

Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

9. Diketahuinya ketersediaan pangan baduta di Kelurahan Pasia Nan

Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

5
10. Diketahuinya distribusi frekuensi baduta berdasarkan status ekonomi

orang tua di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah,

Kota Padang tahun 2018.

11. Diketahuinya distribusi frekuensi keluarga berdasarkan akses

pelayanan kesehatan di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto

Tangah, Kota Padang tahun 2018.

12. Diketahuinya distribusi frekuensi keluarga terhadap kesehatan

lingkungan (rumah, air minum, jamban keluarga, sampah) di

Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

tahun 2018.

13. Diketahuinya hubungan status gizi baduta, konsumsi makanan, tingkat

pengetahuan ibu, sikap ibu, pola asuh, sosial budaya, infeksi,

ketersediaan pangan, status ekonomi, pelayanan kesehatan, dan

kesling.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan mengembangkan kemampuan dalam melakukan

penelitian dan memperoleh pengalaman berharga dalam menerapkan pengetahuan

yang didapatkan dibangku perkuliahan.

1.3.2 Bagi Institusi Pelayanan

Sebagai masukan bagi pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan terutama di bidang gizi di Kelurahan Pasia Nan Tigo,

Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

6
1.4 Ruang Lingkup

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui tentang gambaran status Gizi

balita dan Faktor-faktor Mempengaruhi serta Upaya Penanggulangannya di

Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018.

Variabel dependentnya yaitu status gizi dan variable independentnya adalah

terdiri dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi (pola makan, tingkat pengetahuan ibu

baduta, tingkat pengetahun ibu hamil, sikap ibu, pola asuh, sosial budaya), faktor

pendukung (infeksi, ketersediaan pangan, status ekonomi) dan faktor pendorong

(pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan).

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar

Asuhan gizi yang optimal dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana

asuhan gizi tersebut dilaksanakan, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 1. Model dan Proses Asuhan Gizi Terstandar

Keberhasilan asuhan gizi membutuhkan kemampuan tenaga gizi dalam

berkomunikasi, menunjukkan empati, membangun kepercayaan dengan pasien/klien

seperti terlihat pada lingkaran pusat dari gambar di atas (Gambar 1).

Dengan melalui tahapan PAGT, dari langkah asesmen (A) – diagnosis (D) –

intervensi (I) – dan monitoring evaluasi gizi (ME), dikumpulkan dan dianalisis data

yang relevan, diidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebabnya, dibuat rencana

8
penanganan dan diimplementasikan selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi

hasil asuhan gizi seperti terlihat pada kotak dalam dari gambar di atas (Gambar 1).

Proses asuhan gizi terstandar ini akan terlaksana dengan baik bila dilandasi

dengan pengetahuan gizi yang baik, keterampilan dan kemampuan tenaga gizi dalam

menerapkan praktek berbasis fakta (evidence based practice), mentaati kode etik

profesi dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti terlihat pada kotak

tengah dari gambar di atas (Gambar 1).

Secara makro faktor infrastruktur seperti kondisi ekonomi, sistem sosial

budaya, sistem pelayanan kesehatan dan kondisi lokal sangat berpengaruh terhadap

asuhan gizi, seperti terlihat pada kotak luar dari gambar di atas (Gambar 1). PAGT

dilaksanakan pada pasien/klien dengan risiko masalah gizi yang dapat diketahui dari

proses skrining gizi dan rujukan yang dilakukan oleh perawat. Untuk meningkatkan

kualitas asuhan gizi perlu ada sistem evaluasi hasil asuhan gizi yang telah

dilaksanakan.

2.2 Konsep, Proses dan Langkah Asuhan Gizi Terstandar

2.2.1 Konsep Dasar PAGT

Gizi berperan penting dalam kesehatan. Gizi mempengaruhi proses tumbuh

kembang pada anak, memelihara kesehatan umum, mendukung aktivitas kehidupan

sehari-hari, dan melindungi tubuh terhadap penyakit. Bagi orang sakit, gizi dapat

mempengaruhi proses penyembuhan penyakit, timbulnya komplikasi, lamanya hari

rawat dan mortalitas. Oleh karena itu asupan makanan dalam jumlah dan jenis zat gizi

yang sesuai kebutuhan sangat penting bagi orang sehat maupun orang yang sakit.

9
Status gizi merupakan kondisi keseimbangan asupan zat gizi terhadap kebutuhannya

dan dikatakan status gizi baik bila berada dalam keadaan sesuai.

Problem gizi timbul bila terjadi ketidaksesuaian antara asupan dan kebutuhan

tubuh akan zat gizi. PAGT merupakan proses penanganan problem gizi yang

sistematis dan akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi. PAGT

dilaksanakan di semua fasilitas pelayanan kesehatan, seperti di rumah sakit (di rawat

inap dan rawat jalan), klinik pelayanan konseling gizi dan dietetik, Puskesmas, dan di

masyarakat. Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan kesesuaian

jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi terhadap kebutuhan tubuh

akan zat gizi yang berbeda-beda sesuai kondisi sehat, sakit, dan berbagai tahap

pertumbuhan. Apabila asupan zat gizi kurang adekuat, berlebih atau terjadi gangguan

utilisasi zat gizi dapat menimbulkan masalah/problem gizi. Dalam upaya penanganan

problem gizi ini, perlu diidentifikasi faktor penyebab yang mendasarinya. Akar

penyebab masalah yang teridentifikasi secara tepat akan memberikan pilihan

intervensi yang lebih sesuai.

Tujuan pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan pada status gizi baik

dengan mengintervensi berbagai faktor penyebab. Keberhasilan PAGT ditentukan

oleh efektivitas intervensi gizi melalui edukasi dan konseling gizi yang efektif,

pemberian dietetik yang sesuai untuk pasien di rumah sakit dan kolaborasi dengan

profesi lain sangat mempengaruhi keberhasilan PAGT. Monitoring dan evaluasi

menggunakan indikator asuhan gizi yang terukur dilakukan untuk menunjukkan

keberhasilan penanganan asuhan gizi dan perlu pendokumentasian semua tahapan

proses asuhan gizi. Dalam praktek asuhan gizi, diperlukan keseragaman bahasa

10
(terminologi) untuk berkomunikasi dan mendokumentasikan PAGT. Terminologi

dietetik dan gizi secara internasional telah dipublikasikan oleh Academy of Nutrition

and Dietetics dalam buku International Dietetics & Nutrition Terminology (IDNT)

Reference Manual: Standardized Language for the Nutrition Care Process yang

berisi terminology mengenai 4 langkah Proses Asuhan Gizi Terstandar dapat dilihat

pada Gambar 2.

Gambar 2. Gambaran PAGT dan Bahasa Terstandar (Terminologi)

11
2.2.2 Proses Asuhan Gizi Terstandar

Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan

dimulai dari langkah asesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi

(ADIME). Langkah-langkah tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya dan

merupakan siklus yang berulang terus sesuai respon/perkembangan pasien yang dapat

dilihat pada Gambar 3. Apabila tujuan tercapai maka proses ini akan dihentikan,

namun bila tujuan tidak tercapai atau tujuan awal tercapai tetapi terdapat masalah gizi

baru maka proses berulang kembali mulai dari assessment gizi. Contoh alur proses

PAGT di rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat di Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 3. Langkah-Langkah dalam PAGT

Gambar 4. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Inap

12
Gambar 5. Alur dan Proses Asuhan Gizi Pada Pasien Rawat Jalan

13
2.2.3 Langkah-Langkah PAGT

1. Asesmen Gizi

a. Tujuan Asesmen Gizi :

Asesmen gizi bertujuan untuk mengidentifikasi problem/ masalah gizi dan

faktor penyebabnya yang dilakukan melui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi

data secara sistematis. Data yang dikumpulkan dapat berupa data riwayat gizi,

antropometri, laboratorium, pemeriksaan fisik dan riwayat klien. Data asesmen gizi

dapat sdiperoleh melalui interview/ wawancara, catatan medis, observasi serta

informasi dari tenaga kesehatan lainnya.

b. Langkah Asesmen Gizi

1) Kumpulkan dan pilih data yang merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi status gizi dan kesehatan

14
2) Kelompokkan data berdasarkan kategori asesmen gizi:

a) Riwayat gizi dengan kode FH (Food History)

b) Antropometri dengan kode AD (Anthropometry Data)

c) Laboratorium dengan kode BD (Biochemical Data)

d) Pemeriksaan fisik gizi dengan kode PD (Physical

e) Data)

f) Riwayat klien dengan kode CH (Client History)

g) Data diinterpretasi dengan membandingkan terhadap kriteria atau

standar yang sesuai untuk mengetahui terjadinya penyimpangan.

h) Data asesmen gizi dapat diperoleh melalui interview/ wawancara;

catatan medis; observasi serta informasi dari tenaga kesehatan lain

yang merujuk.

c. Kategori Data Asesmen Gizi

1) Riwayat Gizi (FH)

Pengumpulan data riwayat gizi dilakukan dengan cara interview,

termasuk interview khusus seperti recall makanan 24 jam, food frequency

questioner (FFQ) atau dengan metoda asesmen gizi lainnya.

2) Antropometri (AD)

Pengukuran tinggi badan, berat badan, perubahan berat badan, indeks

masa tubuh, pertumbuhan dan komposisi tubuh.

3) Laboratorium (BD)

Keseimbangan asam basa, profil elektrolit dan ginjal, profil asam lemak

esensial, profil gastrointestinal, profile glukosa/endokrin, profil inflamasi,

15
profil laju metabolik, profil mineral, profil anemia gizi, profil protein,

profil urine, dan profil vitamin.

4) Pemeriksaan Fisik Terkait Gizi (PD)

Evaluasi sistem tubuh, wasting otot dan lemak subkutan, kesehatan mulut,

kemampuan menghisap, menelan dan bernafas serta nafsu makan.

5) Riwayat Klien (CH)

Informasi saat ini dan masa lalu mengenai riwayat personal, medis,

keluarga dan sosial. Data riwayat klien tidak dapat dijadikan tanda dan

gejala (signs/symptoms) problem gizi dalam pernyataan PES, karena

merupakan kondisi yang tidak berubah dengan adanya intervensi gizi.

2. Diagnosis Gizi

Diagnosis gizi sangat spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis

gizi bersifat sementara sesuai dengan respon pasien. Diagnosis gizi adalah masalah

gizi spesifik yang menjadi tanggung jawab dietisien untuk menanganinya.

a. Tujuan Diagnosis Gizi

Mengidentifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasarinya,

dan menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya problem gizi.

b. Cara Penentuan Diagnosis Gizi

1) Lakukan integrasi dan analisa data asesmen dan tentukan indikator

asuhan gizi. Asupan makanan dan zat gizi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tubuh.

16
2) Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator asuhan

gizi (tanda dan gejala). Problem gizi dinyatakan dengan terminologi

diagnosis gizi yang telah dibakukan.

3) Tentukan etiologi (penyebab problem).

4) Tulis pernyataan diagnosis gizi dengan format PES (Problem-Etiologi-

Signs and Symptoms).

3. Intervensi Gizi

a. Tujuan Intervensi Gizi

Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui perencanaan dan

penerapannya terkait perilaku, kondisi lingkungan atau status kesehatan individu,

kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.

Kategori intervensi gizi:

1) Pemberian makanan/ diet (Kode internasional – ND-Nutrition Delivery)

Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan

individu meliputi pemberian makanan dan snack (ND.1); enteral dan

parenteral (ND.2); suplemen (ND.3); substansi bioaktif (ND.4); bantuan saat

makan (ND.5); suasana makan (ND.4) dan pengobatan terkait gizi (ND.5).

2) Edukasi (Kode internasional – E- Education)

Merupakan proses formal dalam melatih ketrampilan atau membagi

pengetahuan yang membantu pasien/ klien mengelola atau memodifikasi diet

dan perubahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan

kesehatan. Edukasi gizi meliputi:

17
a) Edukasi gizi tentang konten/materi yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan (E.1)

b) Edukasi gizi penerapan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

(E.2)

Pedoman dasar pada edukasi gizi, mencakup:

a) Sampaikan secara jelas tujuan dari edukasi

b) Tetapkan prioritas masalah gizi sehingga edukasi yang disampaikan tidak

komplek.

c) Rancang materi edukasi gizi menyesuaikan dengan kebutuhan individu

pasien, melalui pemahaman tingkat pengetahuannya, keterampilannya,

dan gaya/cara belajarnya.

3) Konseling

Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien yang

ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor dengan pasien/klien

dalam menentukan prioritas, tujuan/target, merancang rencana kegiatan yang

dipahami, dan membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi

dan menjaga kesehatan. Tujuan dari konseling gizi adalah untuk

meningkatkan motivasi pelaksanaan dan penerimaan diet yang dibutuhkan

sesuai dengan kondisi pasien.

4) Koordinasi Asuhan Gizi

Strategi ini merupakan kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau

kolaborasi, koordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga

18
kesehatan/institusi/ dietisien lain yang dapat membantu dalam merawat atau

mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi.

Pada langkah intervensi gizi ini dietisien harus berpikir kritis dalam

hal:

a) Menetapkan prioritas dan target/goals

b) Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan dasar

c) Menggalang hubungan interdisipliner

d) Intervensi perilaku awal dan hal terkait gizi lainnnya

e) Memadukan strategi intervensi gizi dengan kebutuhan pasien,

diagnosis gizi, dan nilai nilai pasien

f) Menentukan waktu dan frekuensi asuhan

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi

a. Tujuan Monitoring Dan Evaluasi Gizi

Tujuan kegiatan ini untuk mengetahui tingkat kemajuan pasien dan apakah

tujuan atau hasil yang diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi seyogyanya

menunjukkan adanya perubahan perilaku dan atau status gizi yang lebih baik.

b. Cara Monitoring dan Evaluasi

1) Monitor perkembangan :

a) Cek pemahaman dan kepatuhan pasien/klien terhadap intervensi gizi

b) Tentukan apakah intervensi yang dilaksanakan/ diimplementasikan

sesuai dengan preskripsi gizi yang telah ditetapkan.

c) Berikan bukti/fakta bahwa intervensi gizi telah atau belum merubah

perilaku atau status gizi pasien/ klien.

19
d) Identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negative

e) Kumpulkan informasi yang menyebabkan tujuan asuhan tidak tercapai

f) Kesimpulan harus di dukung dengan data/ fakta

2) Mengukur hasil

a) Pilih indikator asuhan gizi untuk mengukur hasil yang diinginkan

b) Gunakan indikator asuhan yang terstandar untuk meningkatkan

validitas dan reliabilitas pengukuran perubahan.

20
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Gambaran Umum Klien

1. Ibnu Sabil

Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun bernama Ibnu Sabil, Ibunya bernama

Lasmi yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibnu Sabil lahir dengan BB 1,9 kg dan

TB 40 cm. ibnu Sabil sudah 1 bulan lebih demam dan diduga menderita campak,

akan tetapi itu bukan lagi penyakit campak tetapi sudah kudis atau penyakit kulit. Hal

ini membuat ibnu sabil harus di bawa ke rumah sakit, akibat sakit yang dideritanya si

anak nafsu makan yang berkurang, sehingga BB badan tidak bertambah dan anak

kecil, selain itu anak tidak rewel walaupun sedang sakit.

2. Azam Hafid Akila

Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun bernama Azam Hafid Akila, Ibunya

bernama Lazmi Zarmita yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ibnu Sabil lahir

dengan BB 2,8 kg dan TB 47. Dimana azam nafsu maknnya berkurang dan kenaikan

BB badan tidak baik.

3. Abdian Rahel

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun bernama Abdian Rahel, Ibunya

bernama Hera yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Rahel lahir dengan BB 2 kg

dan TB 45 cm. dima Rahel susah makan dan menghabiskan makanan dalam waktu

yang lama.

4. Aulidia Bilqis

21
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun bernama Aulidia Bilqis, Ibunya

bernama Adek dan Bapak Asep yang bekerja sebagai ibu pembantu dan buruh. Rahel

lahir dengan BB yang kecil yaitu dengan BB 2,1 kg dan TB 47 cm.

5. Nayla Erika Ananda dan Kayla Erika Ananda

Anak kembar yang bernama Naila dan kaila anak dari ibu Rika dan Bapak

Erianto yang berusia 4 tahun. Dimana si kembar lahir dengan BB yang kecil dari

anak biasanya, dan sering demam.

3.2 Fokus Asuhan Gizi

3.2.1 Kasus I

Nama Anak : Ibnu Shabil

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 2Tahun

Tanggal Lahir : 11 Juli 2016

Nama Ibu Kandung : Lasmi

Nama Mahasiswa : Areni Gustia

No.Bp : 1713212224

ASSESMENT a. Data Antropometri


BB = 8 Kg
TB=72 cm

Penilaian : Status Gizi Pasien Buruk Z-Score -3SD

b. Data Biokimia
-

22
c. Data Klinik

Data Fisik
Demam +
Penyakit +
kulit
Tidak rewel +
Tidak aktif +
Kesimpulan: Anak perlu tindakan penangan khusus dikarenakan

penyakit yang diderita tidak kunjung sembuh, dibawa ke posyandu dan

dikasih obat tetes, disarankan rujuk ke puskesmas dan rumah sakit.

d. Data Dietary

 Asupan energi 2610,1 kcal 137%


 Karbohidrat 113,6 g 147%
 Protein 80,2 g 167 %
 Lemak 75,3 g 98%
Kebiasaan makan
 Susu Formula : Susu Pembantu SGM 2x sehari, 150 ml
 Makanan : Makanan lunak ( nasi + lauk + sayur + kentang )
3x sehari dan habis
 Anak mendapakan berbagai vitamin (tablet Vit A) setiap ke
posyandu
 Anak tidak mendapat kan ASI Eklusif

e. Riwayat Personal
 Riwayat penyakit
 Penyakit dahulu : -

 Penyakit sekarang : Gizi Buruk

23
 Riwayat ekonomi sosial budaya
o Pasien adalah anak kedua dari ibu lasmi

DIAGNOSA  Domain Klinik


NC. 3.1 berat badan kurang/underwaight berkaitan dengan asupan
GIZI makan yang tidak mencukupi ditandai dengan pasien mangalami
gizi buruk (BB/TB dibawah -3S)
 Domain Behavior
NB 1.1 Kurang nya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan
kebiasaan makan pasien yang tidak baik ditandai dengan tidak
mendapatkan ASI eklusif
a. Tujuan Diet
1. Meningkatkan BB pasien
2. Memberikan edukasi tentang makan dan gizi
b. Prinsip dan Syarat Diet
 Prinsip :
 Fase Stabilisasi
E = 100kkal/kg bb/hari
P= 1.5/kg bb/hari
Cairan 100 ml/Kg bb /hari
Bila selera makan anak baik, tahap pemberian formula dapat
lebih cepat dalam waktu 2-3 hari
Porsi kecil dan sering
c. Peritungan
 Kebutuhan energi
Energi 100 kkal/kg bb/hr =100 x8.0

=800 kkal

 Kebutuhan protein
Protein 1.5/kg bb/hari =1.5 x 8
=12 gr
 Kebutuhan Lemak
25/100 x 800 =200 = 22.22 gr
 Kebtuhan zat gizi lain\
Cairan 130 ml/kg bb/hr=130 x 8
=800 ml

24
d. Preskripsi diet

e. Implementasi
 Memberikan makanan sumber FE
 Memberikan diet yang sesuai dengan kebutuhan
 Memberikan makanan tinggi protein
 Membrikan diet sesaui dengan kebutuhan
 Memberikan edukasi tentang makanan yang seharusnya
dikosumsi oleh anak sesuai umur kepada orang tua
f. Rencana Edukasi
 Sasaran : ibu dan keluarga
 Media : Leaflet
 Tempat : rumah pasien
 Waktu : ± 30 menit
 Konseling Gizi

MONITORING 1. Memonitoring asupan makanan pasien terkait Energi, protein,


lemak, dan karbohidrat.
2. Memonitoring pemahaman ibu dan keluarga terkait diet yang
telah diberikan

EVALUASI 1. Membandingkan asupan makanan pasien terkait E, P, L, KH


dengan standar (80% Kebutuhan)
2. Adanya feedback dari keluarga

3.2.2 Kasus II

Nama anak : Azam Hafid Akila

25
Nama Mahasiswa : Serly Suryana

No. Bp : 1511221014

1. Asesmen Gizi

KATEGORI DATA DATA KETERANGAN


Riwayat Personal  Nama : Azam Hafid
Akila
 Usia : 2 th
 Jenis Kelamin : Laki-
laki
 Anak Pertama
 Tanggal Lahir : 24
Maret 2016
 Nama Orang Tua : Ibu
Lazmi Zarmita
Riwayat Terkait Gizi dan a. Ibu
Makanan  Saat kehamilan ibu
mendapakatkan
vitamin A dan tablet
Fe

b.Anak
 ASI Eksklusif : (v) 2 th
 Susu Formula : (v)
 MP ASI : Biskuit,
Telur, Kacang Hijau
 Makanan : Makanan
lunak ( nasi + lauk suir
+ sayur + ) 3x sehari
dan habis
 Anak mendapakan
berbagai vitamin
(tablet Vit A) setiap ke
posyandu
Antropometri  Saat Lahir :
BB = 2,8 kg
TB = 47 cm

26
 Bulan Maret :
BB = 8,4 kg
TB = 74 cm
Status gizi :
- BB/U = Kurang
- TB/U = Sangat
pendek
- BB/TB = Normal

 Bulan April :
BB = 8,2 kg
TB = 80 cm
Pemeriksaan Fisik  Anak tidak aktif

Hasil Recall

Waktu Bahan Makanan BDD Keterangan

Pagi Susu 200 ml

Nasi lunak 1/2 porsi

Ikan suir-suir ½ porsi

Sayur 2sdm

Siang Susu 200 ml

Nasi tim ½ porsi

Air putih 100 gr

Malam Susu 200 ml

Nasi lunak/bubur ½ porsi

halus

Ikan suir-suir 1/2 porsi

27
=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN DIET/
=============================================================
========
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
____________________________________________________________________
__________

susu sgm 1 150 g 750,0 kcal 91,2 g


nasi lunak and kangkung 80 g 80,8 kcal 17,6 g
ikan pindang selar kecil 50 g 70,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 900,8 kcal (35 %), carbohydrate 108,8 g (34 %)

susu sgm 1 150 g 750,0 kcal 91,2 g


nasi tim 50 g 58,5 kcal 12,9 g

Meal analysis: energy 808,5 kcal (31 %), carbohydrate 104,0 g (32 %)

susu sgm 1 150 g 750,0 kcal 91,2 g


nasi lunak and kangkung 80 g 80,8 kcal 17,6 g
ikan pindang selar kecil 50 g 70,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 900,8 kcal (35 %), carbohydrate 108,8 g (34 %)

=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN
=============================================================
========
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
____________________________________________________________________
__________
energy 2610,1 kcal 1900,0 kcal 137 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 80,2 g(12%) 48,0 g(12 %) 167 %
fat 113,6 g(38%) 77,0 g(< 30 %) 147 %
carbohydr. 321,7 g(50%) 351,0 g(> 55 %) 92 %

28
dietary fiber 1,3 g 30,0 g 4%
alcohol 0,0 g - -
PUFA 41,2 g 10,0 g 412 %
cholesterol 99,5 mg - -
Vit. A 2020,6 µg 800,0 µg 253 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,8 mg 1,0 mg 80 %
Vit. B2 1,5 mg 1,2 mg 129 %
Vit. B6 1,2 mg 1,2 mg 101 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 230,1 mg 100,0 mg 230 %
sodium 795,4 mg 2000,0 mg 40 %
potassium 2891,2 mg 3500,0 mg 83 %
calcium 1827,6 mg 1000,0 mg 183 %
magnesium 292,9 mg 310,0 mg 94 %
phosphorus 1716,8 mg 700,0 mg 245 %
iron 28,8 mg 15,0 mg 192 %
zinc 9,4 mg 7,0 mg 135 %

2. Diagnosis Gizi

a. Buat matriks kemungkinan diagnosis gizi

Kemungkinan Diagnosis
Kategori Parameter
Gizi
FH Asupan oral tidak adekuat N1 2.1
(Riwayat Gizi)

DA Berat Badan Rendah / Malnutrisi NC 3.1


(Antropometri)

DF/DK Aktifitas fisik yang kurang NB 2.1


(Fisik/Klinis)

PH  Kurangnya Pengetahuan terkait NB 1.1


(Riwayat zat gizi
Klien)  Gangguan pola makan NB 1.5

b. Penetapan Diagnosis Gizi

29
Problem Etiologi Sign/ Symptom

Kurang pengetahuan Kurangnya Memberikan Asi ekslusif


terkait zat gizi pengetahuan ibu dan susu formula secara
tentang cara pemberian bersamaan, dan berat badan
makanan yang rendah (NB: 1.1)
Aktifitas fisik yang Perubahan fungsi tubuh Anak tidak aktif dan tidak
kurang banyak bergerak (NB 2.1)
Gangguan pola makan Minimnya informasi Pemberian makanan yang
yang didapat dan tidak beragam (NB 1.5)
kurangnya pengetahuan
ibu
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang, TB/U
rendah/malnutrisi saluran cerna
= Sangat pendek (NC 3.1)

c. Prioritas Diagnosis Gizi

Problem Etiology Sign/symptom

Gangguan pola makan Minimnya informasi Pemberian makanan yang


yang didapat dan tidak beragam (NB 1.5)
kurangnya pengetahuan
ibu
Kurang pengetahuan Kurangnya pengetahuan Memberikan Asi ekslusif
terkait zat gizi ibu tentang cara
dan susu formula secara
pemberian makanan bersamaan, dan berat
badan yang rendah (NB:
1.1)
Berat badan Gangguan fungsi saluran Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi cerna
TB/U = Sangat pendek

(NC 3.1)

30
3. Intervensi Gizi

1. Edukasi Gizi

a. Konseling gizi

1) Asupan makan

Membagi pengetahuan kepada ibu balita tentang betapa penting

nya makan- makanan yang bergizi dan seimbang serta

beranekaragam (karbohidrat, lauk pauk, sayuran, serta meminum

susu), makanan bergizi untuk anak terdiri dari karbohidrat

sebagai sumber energi tubuh, apalagi dalam usia balita sangat

aktif melakukan aktivitas sehingga kebutuhan energi harus

dipenuhi. Salah satunya dengan membiasakan sarapan dan juga

protein bermanfaat dalam membangun sel di dalam tubuh anak .

Kebutuhan protein dapat terpenuhi dari sayur atau lauk. Protein

dan sayuran harus seimbang untuk mendukung perkembangan

dan pertumbuhan anak.

2) PHBS

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah Semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehinggaanggota

keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang

kesehatandan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan

di masyarakat. Makan beraneka ragam makanan, minum tablet

tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi

dan balita kapsul vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan

31
seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan

lingkungan. Memberitahukan bahwa kebersihan lingkuangan

sangat mempengaruhi kesehatan balita. Selain itu, PHBS

bertujuan agar setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak

mudah sakit dan anak tumbuh sehat dan cerdas

3) ASI
Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting

terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan, ASI diberikan

secara ekslusif sampai 4 bulan (hanya memberikan ASI saja).

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi

yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi,

karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik

secara kualitas maupun kuantitas.

Manfaat ASI adalah :

a) ASI dapat melindungi bayi dari penyakit diare, infeksi telinga,

infeksi kandung kemih, diabetes, infeksi paru-paru, dan

kegemukan

b) ASI bisa mencegah terjadinya infeksi pada bayi, serta

mendukung perkembangan sistem pertahanan tubuhnya

c) Bayi yang memperoleh ASI ekslusif selama lebih dari 3 bulan

memiliki IQ lebih tinggi di bandingkan dengan bayi yang diberi

susu formula

32
d) Menyusui bayi dapat melindungi ibu dari kanker ovarium dan

payudara, serta peretakan pinggul

e) Menyusui bayi bisa mengurangi lemak yang menumpuk dalam

tubuh ibu saat hamil (Prasetyono, 2009, hlm.89).

b. Penyuluhan Gizi (Media Poster dan Leaflet)

1) Poster

Dengan memberikan poster dapat menambah wawasan serta

mengingatkan secara terus menurus bahwa infomasi yang

diberikan sangatla penting. Poster di tempel dirumah balita.

selain memberikan poster juga menjelaskan maksud dari poster

tersebut.

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi

3.2.3 Kasus III

Nama Anak : Abdian Rahel

Nama Mahasiswa : Rani Wahyuni

No. Bp : 1511221009

1. Asesmen Gizi

KATEGORI DATA DATA KETERANGAN


Riwayat Personal  Nama : Abdian
Rahel
 Usia : 5 th
 Jenis Kelamin :
Perempuan
 Anak Pertama
 Tanggal Lahir : 08
Maret 2013

33
 Nama Orang Tua :
Ibu Hera
Riwayat Terkait Gizi a. Ibu
dan Makanan  Saat kehamilan:
1. Nafsu makan Ibu
yang kurang
2. Ibu sering
mengalami
tekanan darah
tinggi (hipertensi)
3. Suka
mengkonsumsi
makanan ringan
dan minuman
dingin yang
bewarna
4. BB ibu bertambah
kurang dari 12 kg
5. Ibu rutin ke
posyandu dengan
mendapatkan
tablet serta
vitamin dan juga
rutin senam ibu
hamil

b. Anak
 ASI Eksklusif : (v) 6
bulan, dan masih
ASI sampai 2 tahun
 Susu Formula : (v)
lebih kurang 4 tahun
 MP ASI :
6. Biskuit sampai
umur 3 th
7. Telur rebus
8. Kacang Hijau
 Makanan : Makanan

34
biasa
- nasi + lauk + sayur
= 3x sehari,
menghabiskan dalam
waktu yang lama dan
sering tidak habis
 Anak mendapakan
berbagai vitamin
(tablet Vit A) setiap
ke posyandu
Antropometri  Saat Lahir :
BB = 2 kg
TB = 45 cm
 Bulan Maret :
BB = 11,5 kg
TB = 100 cm
 Bulan April :
BB = 13 kg
TB = 100 cm
Pemeriksaan Fisik  Anak aktif

Hasil Recall

Waktu Bahan Makanan BDD Keterangan

Pagi Nasi 1 centong

ayam 1 potong

Teh Manis 1 gelas

Air Putih 1 gelas

Siang Nasi 2 centong

Ikan Bakar ¼ porsi

Sayur bayam 2 sdm

35
Air putih 1 gelas

Sore Snack/ ciki-ciki 1 bungkus

Malam nasi 1 centong

ikan 1 porsi

Air putih 1 gelas

=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN DIET/
=============================================================
========
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
____________________________________________________________________
__________

nasi putih 100 g 130,0 kcal 28,6 g


ayam 100 g 285,0 kcal 0,0 g
teh 100 g 50,0 kcal 10,0 g

Meal analysis: energy 465,0 kcal (23 %), carbohydrate 38,6 g (21 %)

nasi putih 200 g 260,0 kcal 57,2 g


ikan awu-awu bakar 50 g 37,0 kcal 0,0 g
sayur bayam 20 g 2,4 kcal 0,4 g

Meal analysis: energy 299,4 kcal (15 %), carbohydrate 57,6 g (31 %)

chiki balls/ boom snack/ guntar snack 100 g 510,0 kcal 62,9 g

Meal analysis: energy 510,0 kcal (25 %), carbohydrate 62,9 g (34 %)

nasi putih 100 g 130,0 kcal 28,6 g


ikan merah kecil 150 g 634,5 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 764,5 kcal (37 %), carbohydrate 28,6 g (15 %)

36
=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN
=============================================================
========
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
____________________________________________________________________
__________
energy 2038,9 kcal 1900,0 kcal 107 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 137,1 g(28%) 48,0 g(12 %) 286 %
fat 75,3 g(34%) 77,0 g(< 30 %) 98 %
carbohydr. 187,7 g(38%) 351,0 g(> 55 %) 53 %
dietary fiber 2,3 g 30,0 g 8%
alcohol 0,0 g - -
PUFA 31,2 g 10,0 g 312 %
cholesterol 189,5 mg - -
Vit. A 126,5 µg 800,0 µg 16 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,5 mg 1,0 mg 46 %
Vit. B2 0,8 mg 1,2 mg 68 %
Vit. B6 1,2 mg 1,2 mg 102 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 1,5 mg 100,0 mg 2%
sodium 715,5 mg 2000,0 mg 36 %
potassium 2988,6 mg 3500,0 mg 85 %
calcium 2700,6 mg 1000,0 mg 270 %
magnesium 427,8 mg 310,0 mg 138 %
phosphorus 2523,1 mg 700,0 mg 360 %
iron 7,0 mg 15,0 mg 46 %
zinc 12,3 mg 7,0 mg 175 %

2. Diagnosis Gizi

a. Buat matriks kemungkinan diagnosis gizi

Kemungkinan Diagnosis
Kategori Parameter
Gizi
FH Gangguan utilisasi zat gizi NC 2.1

37
(Riwayat Gizi)

DA Berat Badan Rendah / Malnutrisi NC 3.1


(Antropometri)

DF/DK Aktifitas fisik yang berlebihan NB 2.2


(Fisik/Klinis)

PH  Kurangnya Pengetahuan terkait NB 1.1


(Riwayat zat gizi
Klien)  Gangguan pola makan NB 1.5

b. Penetapan Diagnosis Gizi

Problem Etiologi Sign/ Symptom

Pengetahuan ibu
Gangguan utilisasi zat berat badan yang rendah
tentang zat gizi yang
gizi (NC: 2.1)
rendah
Kurang pengetahuan Kurangnya Memberikan Asi ekslusif
terkait zat gizi pengetahuan ibu dan susu formula secara
tentang cara bersamaan, dan berat
pemberian makanan badan yang rendah (NB:
1.1)
Aktifitas fisik yang Perubahan fungsi Anak aktif dan suka
berlebihan tubuh bergerak (NB 2.2)
Gangguan pola makan Minimnya informasi Pemberian makanan yang
yang didapat dan tidak beragam (NB 1.5)
kurangnya
pengetahuan ibu
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi saluran cerna
TB/U = pendek (NC 3.1)

38
c. Prioritas Diagnosis Gizi

Problem Etiology Sign/symptom

Gangguan pola makan Minimnya informasi Pemberian makanan


yang didapat dan yang tidak beragam
kurangnya pengetahuan (NB 1.5)
ibu
Kurang pengetahuan Kurangnya Memberikan Asi
terkait zat gizi pengetahuan ibu ekslusif dan susu
tentang cara pemberian formula secara
makanan bersamaan, dan berat
badan yang rendah (NB:
1.1)
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi saluran cerna
TB/U = pendek (NC

3.1)

3. Intervensi Gizi

A. Tujuan Diet :

1. Menaikan Berat Badan anak sesuai dengan umur

2. Mencapai status gizi normal

3. Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai makanan yang bergizi

B. Prinsip dan Syarat Diet

1. Diet : Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

2. Bentuk Makanan : makanan biasa

3. Rute/ Cara pemberian : melalui Oral

C. Edukasi

39
1. Materi :

a. Pencegahan stunting

Membagi informasi dengan mengenal stunting, kondisi tubuh

anak pendek, dimana kebanyakan orang tua hanya melihat

perkembangan dan pertumbuhan anaknya dari berat badan saja.

Jika berat badan cukup atau melihat pipi anaknya sudah tembem

atau berisi, maka dianggap anak tersebut sudah sehat. Banyak

yang tidak menyadari bahwa anak pendek adalah permasalahan

gizi yang cukup buruk bagi kesehatan anak yaitu dengan masalah

pertumbuhan anak yang terganggu. Hal ini disebabkan oleh tidak

tercukupinya asupan gizi anak, bahkan sejak ia dalam kandungan.

Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak

masih dibawah usia 2 tahun tidak tercukupi. Entah tidak diberikan

ASI Eksklusif ataupun MP-ASI yang diberikan kurang

mengandung zat gizi yang berkualitas.

b. Gizi seimbang

Memberikan pengetahuan kepada orangtua balita tentang gizi

seimbang yang tidak lagi memakai empat sehat lima sempurna.

Dimana memberikan informasi akan penting nya makan-makanan

yang bergizi dan seimbang serta beranekaragam yaitu susunan

makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan

jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,

40
aktifitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Dengan bantuan

poster dan leaflet memperlihatkan Tumpeng Gizi Seimbang (TGS)

yang terdiri atas potongan-potongan tumpeng. Luasnya potongan

menunjukan porsi porsi yang harus dikonsumsi setiap hari.

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh seorang

anak yang dimana pada masa inilah seorang anak sangat aktif

dalam melakukan aktivitasnya, sehingga perlunya terpenuhi

kebutuhan karbohidrat seorang anak. Salah satunya dengan

membiasakan sarapan pada anak dan juga diperhatikan protein

yang bermanfaat dalam membangun sel di dalam tubuh anak .

Kebutuhan protein dapat terpenuhi dari sayur atau lauk. Protein

dan sayuran harus seimbang untuk mendukung perkembangan dan

pertumbuhan anak.

c. PHBS

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah menunjukan

kepada baik anak, orang tua, serta keluarga akan pentingnya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, sehingga ha ldemikian bisa

dilakukan atas kesadaran angota keluarga dapat menolong dirinya

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat. Makan beraneka ragam

makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi

garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.

Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

41
tempatnya, membersihkan lingkungan. Memberitahukan bahwa

kebersihan lingkuangan sangat mempengaruhi kesehatan balita.

Selain itu, PHBS bertujuan agar setiap anggota keluarga menjadi

sehat dan tidak mudah sakit dan anak tumbuh sehat dan cerdas.

d. Pemberian makanan yang tepat sesuai umur

1. Diet diberikan bertujuan agar status gizi anak meningkat.

2. Menu makanan yang diberikan kepada anak-anak yang

menderita BGM/ gizi buruk/stunting haruslah mencukupi

kebutuhan perharinya.

3. Memberikan menu yang dianjurkan untuk balita

4. Memberikan menu berbentuk selebaran

5. Menu berisi makan untuk 7 hari (1 minggu) agar anak tidak

bosan dan makanan bervariasi, beragam dan bergizi seimbang

 Metode : Konseling dan Pembuatan Menu

 Media : Leaflet, Poster, Buku Konselor

 Sasaran : Ibu Bayi

 Waktu : 18 April 2018

 Tempat : dirumah Rahel

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi

Pelaksanaan Target Parameter


Setiap hari Pola makan yang sehat dan teratur, Asupan Makan
konsumsi makanan yang bergizi dan
beragam.

42
Perubahan pola makan yang kurang
baik menjadi lebih teratur.
Akhir perawatan Terjadinya peningkatan BB dan TB Antropometri
balita.

3.2.4 Kasus IV

Nama Anak : Aulidia Bilqis

Nama Mahasiswa : Reni Ayu Indoka

No. Bp : 1711226005

1. Asesmen Gizi

KATEGORI DATA DATA KETERANGAN

Riwayat Personal  Nama : Aulidia Anak bernama Audi,


Bilqis
anak dari ibu Adek dan
 Usia : 4 th
 Jenis Kelamin : Bapak Asep.
Perempuan
 Anak Ke 2
 Tanggal Lahir : 23
Mei 2014
 Nama Orang Tua :
Ibu Adek dan Bpk
Asep
Riwayat Terkait Gizi a. Ibu Pola makan anak yang
 Saat kehamilan:
dan Makanan 9. Nafsu makan Ibu tidak baik dan tidak
kurang
beragam.
10. BB ibu bertmbah
kurang dari 12 kg

43
11. Rutin ke posyandu
dengan
mendapatkan
tablet serta
vitamin dan
kalsium.
b. Anak
 ASI Eksklusif : (v) 2
th
 Susu Formula : (x)
 MP ASI :
12. Biskuit
 Makanan : Makanan
biasa
- nasi + lauk + sayur

= 3x sehari lama dan

sering tidak habis

 Tidak menyukai
susu, tidak ada
pantang makanan,
pola makan yang
tidak baik.
 Anak mendapakan
berbagai vitamin
(tablet Vit A) dan
biscuit MP ASI
setiap ke posyandu.
Antropometri  Saat Lahir : Anak mengalami BBLR
BB = 2,1 kg
saat lahir dan status gizi
TB = 47 cm
sangat kurang
 Bulan Maret :
BB = 9,1 kg berdasarkan BB/U dan

TB = 90 cm sangat kurus berdasarkan

44
 Bulan April : BB/TB.
BB = 9 kg

TB = 96 cm

Status Gizi :

13. TB/U = -2 SD
normal
14. BB/U = <-3SD
Sangat kurang
15. BB/TB = <-3 SD
Sangat Kurus
 Anak aktif Anak aktif, tidak demam
 Anak bertubuh
Pemeriksaan Fisik kurus, dan mata dan tidak mengalami
terang penyakit kulit.
 Tidak memiliki
penyakit kulit
 Anak tidak demam,
dan tidak rewel

Hasil Recall

Waktu Bahan Makanan BDD Keterangan

Pagi Lontong 4 potong

Goreng Bakwan 1 potong

Teh Manis 1 gelas

Biskuit 1 bungkus

Air Putih 1 gelas

Siang Nasi 2 centong

Ikan Bakar ¼ porsi

45
Gulai Sayur Ubi 1 sdm

Air putih 1 gelas

Sore Snack/ ciki-ciki 1 bungkus

Juice Alpukat 1 gelas (200ml)

Malam Sate 1 ketupat

Daging 2 tusuk

Air putih 1 gelas

==========================================================
HASIL PERHITUNGAN DIET/
==========================================================
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
_________________________________________________________________

Lontong 100 g 188,0 kcal 35,5 g


cireng/bakwan 80 g 432,0 kcal 31,4 g
teh manis 250 g 32,5 kcal 8,0 g
biscuit 120 g 608,4 kcal 93,6 g

Meal analysis: energy 1260,9 kcal (42 %), carbohydrate 168,5 g (47 %)
nasi putih 150 g 195,0 kcal 42,9 g
ikan awu-awu bakar 100 g 74,0 kcal 0,0 g
sayur kangkung 50 g 5,5 kcal 0,8 g

Meal analysis: energy 274,5 kcal (9 %), carbohydrate 43,7 g (12 %)


chiki balls/ guntar snack 200 g 1020,0 kcal 125,8 g
jus alpukat 200 g 158,0 kcal 23,6 g
sate ayam 100 g 314,0 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 1492,0 kcal (49 %), carbohydrate 149,4 g (41 %)

==========================================================
HASIL PERHITUNGAN
==========================================================
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan

46
__________________________________________________________________
energy 3027,4 kcal 1900,0 kcal 159 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 74,7 g(10%) 48,0 g(12 %) 156 %
fat 141,5 g(41%) 77,0 g(< 30 %) 184 %
carbohydr. 361,5 g(49%) 351,0 g(> 55 %) 103 %
dietary fiber 9,9 g 30,0 g 33 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 61,3 g 10,0 g 613 %
cholesterol 155,0 mg - -
Vit. A 276,8 µg 800,0 µg 35 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 0,7 mg 1,0 mg 66 %
Vit. B2 0,9 mg 1,2 mg 75 %
Vit. B6 1,0 mg 1,2 mg 83 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 17,2 mg 100,0 mg 17 %
sodium 248,0 mg 2000,0 mg 12 %
potassium 1549,4 mg 3500,0 mg 44 %
calcium 347,5 mg 1000,0 mg 35 %
magnesium 202,6 mg 310,0 mg 65 %
phosphorus 990,1 mg 700,0 mg 141 %
iron 5,8 mg 15,0 mg 39 %
zinc 6,5 mg 7,0 mg 92 %

2. Diagnosis Gizi

a. Buat matriks kemungkinan diagnosis gizi

Kemungkinan
Kategori Parameter
Diagnosis Gizi
FH Gangguan utilisasi zat gizi NC 2.1
(Riwayat Gizi)

DA Berat Badan Rendah / NC 3.1


(Antropometri) Malnutrisi

DF/DK Aktifitas fisik yang berlebihan NB 2.2


(Fisik/Klinis)

47
PH  Kurangnya Pengetahuan NB 1.1
(Riwayat terkait zat gizi
Klien)  Gangguan pola makan NB 1.5

b. Penetapan Diagnosis Gizi

Problem Etiologi Sign/ Symptom

Pengetahuan ibu
Gangguan utilisasi zat berat badan yang sangat
tentang zat gizi yang
gizi rendah (NC: 2.1)
rendah
Kurang pengetahuan Kurangnya Makanan yang tidak
terkait zat gizi pengetahuan ibu beragam dan porsi kecil
tentang cara dan berat badan yang
pemberian makanan rendah (NB: 1.1)
Aktifitas fisik yang Perubahan fungsi Anak aktif dan suka
berlebihan tubuh bergerak (NB 2.2)
Gangguan pola makan Perubahan fungsi Pemberian makanan
saluran cerna dan yang tidak beragam
pengetahuan ibu (NB 1.5)
yang minim
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = <-3SD
rendah/malnutrisi saluran cerna
Sangat kurang dan

BB/TB = <-3 SD

Sangat Kurus (NC 3.1)

c. Prioritas Diagnosis Gizi

Problem Etiology Sign/symptom

Gangguan pola makan Minimnya informasi Pemberian makanan


yang didapat dan yang tidak beragam
kurangnya (NB 1.5)
pengetahuan ibu

48
Kurang pengetahuan Kurangnya Pola makan anak tidak
terkait zat gizi pengetahuan ibu baik, dan berat badan
tentang cara sangat kurang (NB:
pemberian makanan 1.1)
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi saluran cerna
TB/U = pendek (NC

3.1)

3. Intervensi Gizi

A. Tujuan Diet

1. Memberikan asupan sesuai kebutuhan anak balita

2. Memberikan makanan yang beragam, bergizi dan seimbang

3. Memperbaiki status gizi anak hingga mencapai z score -2 SD

sampai +2 SD

4. Memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai pola makan

yang baik.

B. Prinsip dan Syarat diet

1. Pemberian makanan secara teratur dan bertahap

2. Pemberian makanan sesuai kebutuhan gizi anak

3. Memberikan makanan tambahan seperti vitamin dsb.

C. Preskripsi diet

49
1. Diet : energi tinggi dan protein tinggi

2. Bentuk makanan : makanan biasa

3. Frekuesi : 3x makanan utama dan 1-2x selingan

4. Rute/cara pemberian : oral

D. Implementasi

1. Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi harian anak balita

2. Memberikan dalam bentuk makanan biasa dan porsi kecil dan

sering

3. Dikonsultasikan kepada ibu balita

4. Minimal BMR terpenuhi

E. Rencana Edukasi

1. Sasaran : ibu balita

2. Metode : konsultasi gizi setiap minggu

3. Media : leaflet, daftar menu 7 hari balita, poster

4. Tempat : rumah balita

5. Waktu : ± 15 menit

6. Materi : Makanan tinggi Energi dan Protein buat balita sesuai

tumkem anak

50
7. Strategi : menjelaskan dan menyarankan makanan yang baik

untuk balita.

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi

PARAMETER MONEV TARGET

Asupan makan 1x seminggu Asupan makan

meningkat, sesuai

kebutuhan, sehat

beragam dan teratur.

Pengetahuan ibu 1x seminggu Pengetahuan ibu

bertambah meningkat

dari sebelumnya

Berat badan anak 1x seminggu Meningkat dan normal

3.2.5 Kasus V

Nama Anak : Nayla Erika Ananda dan Kayla Erika Ananda

Nama Mahasiswa : Rahmi Putri

No. Bp : 1511221008

1. Asesmen Gizi

KATEGORI DATA DATA KETERANGAN


Riwayat Personal  Nama : Nayla &
Kayla
 Usia : 4 th

51
 Jenis Kelamin :
Perempuan
 Anak Ke 2
 Tanggal Lahir : 23
Maret 2014
 Nama Orang Tua :
Ibu Adek dan Bpk
Asep
Riwayat Terkait Gizi c. Ibu
dan Makanan  Saat kehamilan:
8. Rutin ke posyandu
dengan
mendapatkan
tablet serta
vitamin dan
kalium
9. Ibu sering demam
10. BB saat hamil
bertambah kurang
dari 12 kg

d. Anak
 ASI Eksklusif : (v)
26 bulan
 Susu Formula : (x)
 MP ASI :
11. Biskuit
12. Pisang
 Makanan : Makanan
lunak
Nayla =
- nasi + lauk + sayur
= 3x sehari lama dan
sering tidak habis
Kayla =
- nasi + lauk + sayur
= 3x sehari lama dan
sering habis, nafsu

52
makan lebih kuat
 Anak mendapakan
berbagai vitamin
(tablet Vit A) setiap
ke posyandu
Antropometri  Nayla, Saat Lahir :
BB = 1,9 kg
TB = 46 cm
 Kayla, Saat Lahir :
BB = 2,4kg
TB = 46 cm

 Kayla, Bulan Maret :


BB = 84 kg
TB = 11 cm
Status Gizi :
13. TB/U = Kurang
14. TB/U = Sangat
Pendek
15. BB/TB = Normal

 Nayla, Bulan April :


BB = 9,5 kg
TB = cm
 Kayla, Bulan April :
BB = 10,5 kg
TB = cm
Pemeriksaan Fisik  Anak aktif

Hasil Recall

Waktu Bahan Makanan BDD Keterangan

Pagi Nasi N : 1 centong

K : ½ centong

Sayur Kangkung 2 sdm habis

53
Ikan kecil Masing-masing 1

potong

Jeruk 1 buah masing-

masing

Goreng Ubi 1 buah masing-

masing

Air putih 1 gelas masing-

masing

Siang Nasi N = 1 centong

K = ½ centong

Sayur 2 sdm

Ikan kecil Masing-masing 1

potong

Snack/ ciki-ciki 1 bungkus

Air puting 1 gelas masing-

masing

Malam Nasi N = 1 centong

K = 1 centong

Sayur 2 sdm

Ikan goreng Masing-masing 1

potong

Jeruk 1 buah

54
Air putih 1 gelas

=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN DIET/
=============================================================
========
Nama Makanan Jumlah energy carbohydr.
____________________________________________________________________
__________

nasi putih_ 200 g 260,0 kcal 57,2 g


sayur kangkung 100 g 11,0 kcal 1,5 g
ikan pindang selar kecil 200 g 280,0 kcal 0,0 g
ubi goreng 100 g 185,0 kcal 40,8 g
jeruk 150 g 207,0 kcal 38,8 g

Meal analysis: energy 943,0 kcal (29 %), carbohydrate 138,4 g (35 %)

nasi putih 200 g 260,0 kcal 57,2 g


sayur kangkung 100 g 11,0 kcal 1,5 g
ikan pindang selar kecil 200 g 280,0 kcal 0,0 g
chiki balls/ boom snack/ guntar snack 200 g 1020,0 kcal 125,8 g

Meal analysis: energy 1571,0 kcal (49 %), carbohydrate 184,5 g (46 %)

nasi putih 200 g 260,0 kcal 57,2 g


sayur kangkung 100 g 11,0 kcal 1,5 g
ikan goreng 200 g 320,0 kcal 0,0 g
jeruk 75 g 103,5 kcal 19,4 g

Meal analysis: energy 694,5 kcal (22 %), carbohydrate 78,1 g (19 %)

=============================================================
========
HASIL PERHITUNGAN
=============================================================
========
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
____________________________________________________________________

55
__________
energy 3208,5 kcal 1900,0 kcal 169 %
water 0,0 g 2700,0 g 0%
protein 190,2 g(24%) 48,0 g(12 %) 396 %
fat 95,7 g(26%) 77,0 g(< 30 %) 124 %
carbohydr. 401,0 g(50%) 351,0 g(> 55 %) 114 %
dietary fiber 21,4 g 30,0 g 71 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 36,0 g 10,0 g 360 %
cholesterol 264,0 mg - -
Vit. A 3504,8 µg 800,0 µg 438 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E 0,0 mg - -
Vit. B1 1,2 mg 1,0 mg 122 %
Vit. B2 2,2 mg 1,2 mg 183 %
Vit. B6 3,9 mg 1,2 mg 323 %
folic acid eq. 0,0 µg - -
Vit. C 218,3 mg 100,0 mg 218 %
sodium 890,5 mg 2000,0 mg 45 %
potassium 8133,8 mg 3500,0 mg 232 %
calcium 2114,5 mg 1000,0 mg 211 %
magnesium 925,3 mg 310,0 mg 298 %
phosphorus 2504,0 mg 700,0 mg 358 %
iron 120,8 mg 15,0 mg 805 %
zinc 12,8 mg 7,0 mg 183 %

2. Diagnosis Gizi

d. Buat matriks kemungkinan diagnosis gizi

Kemungkinan Diagnosis
Kategori Parameter
Gizi
FH Asupan Oral tidak adekuat NI 2.1
(Riwayat Gizi)

DA Berat Badan Rendah / Malnutrisi NC 3.1


(Antropometri)

DF/DK Aktifitas fisik yang berlebihan NB 2.2


(Fisik/Klinis)

PH  Kurangnya Pengetahuan terkait NB 1.1

56
(Riwayat zat gizi
Klien)  Gangguan pola makan NB 1.5

e. Penetapan Diagnosis Gizi

Problem Etiologi Sign/ Symptom

Pemberian makanan
Pengetahuan ibu yang tidak sesuai
Asupan Oral tidak
tentang zat gizi yang kebutuhan dan berat
adekuat
rendah badan yang rendah (NI:
2.1)
Kurang pengetahuan Kurangnya Makanan yang tidak
terkait zat gizi pengetahuan ibu beragam dan porsi kecil
tentang cara dan berat badan yang
pemberian makanan rendah (NB: 1.1)
Aktifitas fisik yang Perubahan fungsi Anak aktif dan suka
berlebihan tubuh bergerak (NB 2.2)
Gangguan pola makan Perubahan fungsi Pemberian makanan
saluran cerna dan yang tidak beragam
pengetahuan ibu (NB 1.5)
yang minim
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi saluran cerna
TB/U = sangat pendek

(NC 3.1)

f. Prioritas Diagnosis Gizi

Problem Etiology Sign/symptom

Pemberian makanan
Pengetahuan ibu
yang tidak sesuai
Asupan Oral tidak tentang zat gizi yang
kebutuhan, makanan
adekuat rendah dan gangguan
selalu bersisa dan
nafsu makan
berat badan yang

57
rendah (NI: 2.1)
Kurang pengetahuan Kurangnya Menu tidak beragam
terkait zat gizi pengetahuan ibu dan berat badan yang
tentang cara rendah (NB: 1.1)
pemberian makanan
Berat badan Gangguan fungsi Hasil BB/U = Kurang,
rendah/malnutrisi saluran cerna
TB/U = sangat pendek

(NC 3.1)

3. Intervensi Gizi

A. Tujuan Diet

1. Meningkatkan BB pasien

2. Meningkatkan asupan makanan secara bertahap

3. Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap

makanan oleh pasien dan keluarganya.

4. Memberikan edukasi tentang makan dan gizi

B. Prinsip dan Syarat Diet

1. Makanan yang diberikan adalah jenis makanan biasa

2. Diberikan melalui oral

3. Frekuensi makan 3 kali makan utama dan 3 kali makan selingan

4. Makanan diberikan porsi kecil tapi sering

C. Implementasi

1. Konseling Gizi

a. Sasaran : keluarga klien

58
b. Tempat : rumah klien

c. Waktu : 10-15 menit

d. Media : buku konseling beserta gambar terkait

e. Metode : konsultasi, diskusi dan Tanya jawab dengan

keluarga klien

f. Materi :

 Memberi informasi tentang PHBS

 Menjelaskan tentang gizi buruk dan dampaknya

2. Penyuluhan Gizi

a. Sasaran : keluarga klien

b. Tempat : rumah klien

c. Waktu : 15-30 menit

d. Media : leaflet dan poster

e. Metode : diskusi dan tanya jawab

f. Materi :

 Memberi informasi tentang gizi seimbang

 Menjelaskan tentang asupan yang baik untuk klien

 Menjelaskan pola hidup sehat

3. Pemberian anjuran menu makanan siklus 7 hari

a. Sasaran : ibu klien

b. Tempat : rumah klien

c. Waktu : 15-20 menit

59
d. Media : contoh menu makanan siklus 7 hari

e. Metode : diskusi dan tanya jawab

f. Materi :

 Memberi contoh menu makanan dengan komposisi gizi

seimbang

 Memberi contoh sumber pangan pengganti

Menjelaskan tentang gizi seimbang

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi

Pelaksanaan Target Parameter


Setiap minggu Memonitoring asupan Asupan makanan
makanan pasien terkait
Energi, protein, lemak,
dan karbohidrat.
Akhir perawatan Kondisi fisik, BB dan TB Antropometri
meningkat
Akhir perawatan Menerapkan contoh Pengetahuan Ibu
menu yang diberikan,
menrapkan PHBS, dll.

60
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat 6 orang anak yang terdeteksi berada di Bawah Garis Merah (BGM)

di Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang tahun 2018,

Puskesmas Lubuk Buaya, yaitu; Ibnu Sabil, Azam Hafid Akila, Abdian Rahel,

Aulidia Bilqis dan Nayla Erika Ananda dan Kayla Erika Ananda. Keadaan anak yang

BGM terjadi akibat beberapa faktor, antara lain; BBLR, susahnya masuk makanan ke

dalam mulut, terbatasnya jumlah makanan yang dapat dikonsumsi, dan kurang

perhatiannya Ibu terhadap kasus ini. Keadaan ini membuat berat badan anak-anak

yang mempunyai keadaan tersebut sulit bertambah.

Intervensi yang diberikan untuk menanggulangi permasalahan ini antara lain;

edukasi gizi menggunakan media poster dan leaflet, konseling gizi, penimbangan BB

dan pengukuran TB, PMT, dan pemberian contoh menu makanan dengan siklus 7

hari. Intervensi dilakukan setiap minggu setelah melakukan asesmen gizi dan

diagnosa gizi.

4.2 Saran

Kegiatan Pembelajaran Lapangan yang telah dilakukan belum sepenuhnya

sempurna dan rutin, diharapkan agar saat Kegiatan Pembelajaran Lapangan

berikutnya lebih rutin lahi untuk mengunjugi klien yang terdiagnosis masalah gizi

agar intervensi yang diberikan dapat membuahkan hasil yang lebih baik.

61
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2009. Rumah Tangga Sehat

Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan

RI.

Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2014. Pedoman

Pelayanan Gizi di Puskesmas. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. ISBN

978-602-235-676-9.

Ulfah, Atsilah. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Mengenai ASI

Ekslusif Dengan Riwayat Pemberian ASI Ekslusif Di Rsia Bunda Asy-Syifa

Bandar Lampung Tahun 2013. Diakses pada 8 Mei 2018 pukul 19.10 WIB.

Melalui http://digilib.unila.ac.id/2319/.

62
DOKUMENTASI

63
64

Anda mungkin juga menyukai