Anda di halaman 1dari 2

JUDUL

Jenis Penelitian: Kuantitatif Dengan Pendekatan Deskriptif Korelasi

1. Efektifitas story telling terhadap peningkatan napsu makan pada anak di ruang anak

2. Hubungan perilaku caring perawat dengan mekanisme koping pasien di ruang bedah
3. Hubungan perilaku caring perawat dengan mekanisme koping keluarga di ruang intensif

PERILAKU CARING PERAWAT KURANG, CUKUP, BAIK Caring adalah


memberikan perhatian atau penghargaan kepada seorang manusia. Caring juga dapat
diartikan member bantuan kepada individu atau advokasi pada individu yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya (Nursalam,2008). Mayehoff dalam Wulan dan
Hastuti (2011) menyatakan caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan
membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri.

MEKANISME KOPING: ADAPTIF DAN MALADAPTIF


Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk menghadapi
perubahan yang diterima. Kemampuan koping individu tergantung dari tempramen,
presepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/ norma tempatnya dibesarkan
(Nursalam, 2011). Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua
yaitu mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping
adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar
dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan
masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif
(kecemasan yang dianggap sebagai sinyal peringatan dan individu menerima peringatan
dan kecemasan itu sebagai tantangan untuk di selesaikan). Mekanisme koping maladaptif
adalah mekanisme yang menghambat fungsi integrasi, menurunkan otonomi dan
cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan/tidak makan,
bekerja berlebihan, menghindar dan aktivitas destruktif (mencegah suatu konflik dengan
melakukan pengelakan terhadap solusi) Stuart (1995, dalam Aini, 2012).

Jenis Penelitian: Kuantitatif Dengan Pendekatan Deskriptif

1. Gambaran pengetahuan dan sikap orangtua tentang ekstravasasi infus pada anak
PENGETAHUAN: TINGGI, RENDAH
SIKAP: POSITIF NEGATIF
Terapi infus merupakan salah satu tindakan yang paling sering diberikan pada pasien
yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi infus, pemberian obat, cairan dan
pemberian produk darah atau sampling darah (Wahyunah, 2011). Komplikasi lokal terapi
infus antara lain plebitis, infiltrasi dan ekstravasasi sementara komplikasi sistemik antara
lain emboli, kelebihan cairan, reaksi alergi dan sepsis. Salah satu komplikasi infus yang
paling banyak terjadi pada pasien rawat inap adalah ekstravasasi. Ciri-ciri ekstravasasi
adalah rasa nyeri, bengkak, kaku, teraba dingin aliran melambat atau terhenti
2. Gambaran pengetahuan pegawai non medis tantang BDH di lingkungan RSUD Siak

PENGETAHUAN: KURANG CUKUP BAIK


Bantuan hidup dasar (BHD) adalah tindakan usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadaan yang mengancam
nyawa (AHA, 2011). Tujuan dari bantuan hidup dasar (BHD) adalah menjaga
ketersediaan oksigen tubuh, mengalirkan darah ke organ-organ penting tubuh dan
menjaga organ-organ tersebut berfungsi dengan normal (Swasanti & Putra, 2014)
.

Anda mungkin juga menyukai