Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP MINAT
1. PENGERTIAN
Purwanto (2005) mendefinisikan minat adalah suatu kecenderungan
atau keinginan untuk dapat mencapai sesuatu. Minat menjadikan
seseorang agar dapat menentukan suatu keputusan dan mengambil
keputusan sesuai kata hati. Menurut Hurlock (2008) menjelaskan bahwa
minat merupakan sumber motivasi yang dapat mendorong orang untuk
melakukan apa yang diinginkan untuk menghasilkan keuntungan dan
dapat memberikan suatu kepuasan. Minat adalah sebagai suatu
kencenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, sehingga
minat dapat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam
(Mubarak dan Chayatin, 2012)
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat
adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat
diarahkan unutk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu
aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap
bermanfaat bagi dirinya

2. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT


Menurut Agustin, Siwi, dan Sugiyanto (2013) mengemukakan bahwa
faktor yang dapat mempengaruhi minat seseorang dalam mengambil suatu
keputusan yaitu : pengetahuan, motivasi, dan adanya dukungan keluarga.

1. Pengetahuan
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa sebelum orang
mengadopsi prilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan yakni kesadaran (awareness), yaitu dimana seseorang
menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek), tertarik (interest) dimana seseorang mulai tertarik terhadap
stimulus, menilai (evaluation) terhadap baik atau tidaknya stimulus

8
tersebut bagi dirinya mencoba (tirai) dimana seseorang telah mulai
mencoba perilaku baru (adaption) dimana subjek telah berprilaku baru
sesuai dengan pengetahuan kesadaran sikapnya terhadap stimulus.
Notoatmodjo (2007) juga menjelaskan pengetahuan yang
mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi reall sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih ada didalam
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Pengetahuan adalah informasi yang didapatkan dari pembelajaran


dan pengalaman yang mempunyai arti bagi si penerima dan
mempunyai nilai yang nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar
untuk mengambil keputusan dan tindakan di masa yang akan datang
(Notoatmodjo, 2007).

9
Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang memiliki
pengaruh terhadap tindakan yang dilakukan seseorang, pengetahuan
atau intelektual juga mempengaruhi pola pikir atau cara berpikir
seseorang, tinggi rendahnya tingkat pengetahuan seseorang akan
mempengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan suatu tindakan
khususnya dibidang kesehatan terutama dalam hal mencari pelayanan
kontrasepsi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan cara
mencegah dan menjarangkan kehamilan. Notoatmodjo (2007).
2. Motivasi
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang
mendorong perilaku ke arah tujuan (Bimo Wilgato,2005). Motivasi
seseorang dapat timbul bila ada suatu dorongan dari dalam dirinya
sendiri untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuannya.
3. Dukungan keluarga
Dukungan adalah bantuan dari orang yang memiliki hubungan dengan
individu yang menerima bantuan. Seorang istri dan suami diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif terhadap keluarganya.

B. KONSEP ALAT KONTRASEPSI


1. Pengertian Alat Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinnya kehamilan. Upaya
tersebut bersifat sementara maupun permanen dan dapat dilakukan dengan
cara, alat, atau obat – obatan (Proverwati, Islaely dan Aspuah, 2011).
Hartanto (2004) mengemukakan bahwa kontrasepsi adalah upaya
mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun menetap dan dapat
dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis, menggunakan
obat/alat atau dengan operasi. Menurut Munaf (2004) Kontrasepsi adalah
pencegahan kehamilan dengan mencegah terjadinya konsepsi.

2. Klasifikasi Metode Kontrasepsi


Proverwati .et, Al menjelaskan setiap jenis kontrasepsi memiliki cara
kerja yang berbeda – beda. Secara umum kontrasepsi di kelompokkan
menjadi 5 bedasarkan metode cara kerja masing-masing yaitu:
1. Metode alami terdiri dari senggaman terputus, pantang berkala, metode
suhu basal, metode keefe (autopalpation), metode simptotermal, dan
metode menyusui tanpa haid.

10
2. Metode barrier (Perlindungan) terdiri dari kondom, spermatisida,
vagina difragma,
3. Metode hormonal terdiri dari pil dan suntik
4. Metode kontrasepsi dalam rahim terdiri dari Intra Uterine Device
(IUD)
5. Metode kontrasepi operatif terdiri dari tubektomi (MOW) dan
Vasektomi (MOP)

Proverwati. et, al (2011) mengemukakan dalam memilih alat


kontrasepsi hendaknya kontrasepsi tersebut memenuhi persyaratan
sebagai berikut:

1. Aman dalam pemakaiannya dan terpercaya


2. Tidak ada efek samping yang merugikan
3. Lama kerjannya dapat diatur menurut keinginan
4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan\
5. Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama
pemakaiannya
6. Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit
7. Hargannya murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat\
8. Dapat diterima oleh pasangan suami isteri

C. KONSEP KONTRASEPSI MANTAP PRIA (VASEKTOMI)


1. Pengertian Vasektomi
Vasektomi adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria
yang sangat aman, sederhana, dan sangat efektif , memakan waktu operasi
yang sangat singkat dan tidak memerlukan anastesi umum. (Hartanto,
2004). Menurut Proverwati. et, al (2011) mengemukakan vasektomi
adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat saluran sperma (vas
deferens) pria. Dan Handayani (2010) mengemukakan bahwa vasektomi
atau Medis Operatif Pria (MOP) adalah suatu metode kontrasepsi operatif
minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan
waktu operasi yang singkat dan tidak memerlukan anastesi umum.

2. Efektifitas
Hartanto (2004) menjelaskan bahwa angka kegagalan vasektomi yaitu
0 - 2,2  , umumnya < 1 % . Kegagalan kontrasepsi vasektomi umumnya

11
disebabkan oleh . Menurut Handayani (2010) mengemukakkan bahwa
angka keberhasilan sangat tinggi 99 %,dan kegagalan kontap pria
umummnya di sebabkan oleh :
1. Senggama yang tidak terlindungi sebelum semen sama sekali dari
spermatozoa
2. Rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah
pembentukkan granuloma spermatozoa. Vasektomi dapat dianggap
gagal bila: istri hamil, pada analisis sperma setelah 3 bulan pasca
vasektomi atau setelah 10 - 12 kali ejakulasi masih dijumpai vasektomi
.
3. Keuntungan
Menurut Hartanto (2004) menjelaskan bahwa kontrasepsi vasektomi
efektif, aman, tingkat morbiditas rendah dan hampir tidak terdapat
mortalitas, sangat sederhana, cepat dan hanya memerlukan waktu 5 – 10
menit. Serta menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi
lokal saja, biayanya pun rendah.
Menurut Handayani (2010) menjelaskan bahwa kontrasepsi vasektomi
secara kultural, sangat dianjurkan di negara – negara dimana wanita merasa
malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersediannya dokter
wanita, tidak mengganggu hubungan seksual selanjutnnya, dan
menyenangkan bagi akseptor karena memerukan anastesi lokal.

4. Kerugian Kontrasepsi Vasektomi


Menurut Hartanto (2004) kontrasepsi vasektomi memiliki beberapa
kerugian, yaitu :
1) Diperlukan suatu tindakan operatif
2) Kadang – kadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau
infeksi.
3) Kontrasepsi Vasektomi belum memberikan perlindungan total sampai
semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal
dari tempat oklusi vas deferens , di keluarkan.
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual
mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang menyangkut
sistem reproduksi pria.

Menurut Handayani (2010) juga mengemukakan bahwa kerugian


Vasektomi, yaitu :

12
a. Harus dengan tindakan operatif
b. Kemungkinan ada komplikasi seperti perdarahan dan infeksi. Tidak
seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril
permanen, pada vasektomi masih harus menunggu beberapa hari,
minggu sampai sel mani menjadi negative

5. Kontra Indikasi Vasektomi


Menurut Hartanto (2004), kontra indikasi dari vasektomi , yaitu :
a. Infeksi kulit misalnya Scabies
b. Infeksi traktus genitalia
c. Kelainan skrotum dan sekitarnya
d. Penyakit Sistemik
1. Penyakit penyakit pendarahan
2. Diabetes Mellitus
3. Penyakit jantung koroner yang baru
e. Riwayat perkawinan , psikologis atau seksual yang tidak stabil.
f. Metode temporer

Handayani (2010) mengemukakan bahwa kontra indikasi penggunaan


kondom, yaitu :

a. Infeksi kulit lokal, misalnnya Scabies.


b. Infeksi trakus genitalia
c. Kelainan skrotum dan sekitarnnya
d. Penyakit sistemik : penyakit pendarahan, DM, penyakit jantung
koroner.
e. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil

D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN


ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI
BKKBN (2009) mengumukakan penggunaan alat kontrasepsi didasari atas
faktor eksternal yaitu pertimbangan biaya, tingkat pendidikan, pengetahuan,
informasi tentang KB, pengalaman serta dukungan keluarga mengenai
kontrasepsi tersebut, yaitu:
1. Pengetahuan
Pengertian adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

13
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2007).
Notoatmodjo (2007) mengemukakan bahwa sebelum orang
mengadopsi prilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yakni kesadaran (awareness), yaitu dimana seseorang
menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(objek), tertarik (interest) dimana seseorang mulai tertarik terhadap
stimulus, menilai (evaluation) terhadap baik atau tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya mencoba (tirai) dimana seseorang telah mulai
mencoba perilaku baru (adaption) dimana subjek telah berprilaku baru
sesuai dengan pengetahuan kesadaran sikapnya terhadap stimulus.
Notoatmodjo (2007) juga menjelaskan pengetahuan yang mencakup
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, yang termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi reall sebenarnya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih ada didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek.

14
2. Pendidikan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, dan masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoatmodjo,2007).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahaminya. Tidak dapat
dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin
mudah pula mereka menerima informasi. pada akhirnya, makin banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan (Mubarak dan Chayatin, 2012).
Rohman (2002:15), mengklasifikasikan bahwa jenjang pendidikan
menjadi pendidikan formal dan non-formal, jenjang pendidikan formal
terdiri pendidikan dasar (SD) dan SMP, pendidikan menengah (SMA),
dan jenjang pendidikan tinggi
(Akademi dan universitas)

3. Sumber Informasi
Informasi adalah data yang di proses dalam suatu bentuk yang
mempunyai arti dan mempunyai nilai. Sumber informasi adalah sesuatu
yang menjadi perantara dalam penyampainan informasi, merangsang
pikiran dan kemampuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2010)

4. Dukungan Keluarga
Dukungan adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan
tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan
mencintainya. Seorang istri diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap suaminya sesuai perannya. (Setiadi, 2008)

5. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik barang atau uang dari
pihak lain atau hasil sendiri dengan jumlah uang atau jumlah harga yang
berlaku saat ini (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Tingkat

15
penghasilan atau pendapatan adalah gambaran yang lebih jelas tentang
posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat yang merupakan jumlah
seluruh penghasilan dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu
penghasilan tinggi dan rendah sehubungan dengan tingkat penghasilan
(Upah Minimum Regional, 2010) mengelompokkan sebagai berikut:
1. Tingkat penghasilan tinggi : Rp.  1.300.000
2. Tingkat penghasilan rendah : Rp. < 1.300.000

Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli


termasuk kemampuan membeli alat dan obat kontrasepsi. Keluarga
miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga yang cukup banyak,
kemiskinan menjadikan relative tidak memiliki akses dan bersifat pasif
dalam berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas diri dan keluarganya
(BkKBN, 2004).

KERANGKA TEORI

Faktor – faktor yang


mempengaruhi minat

b. Faktor Internal
1. Pengetahuan
2. Motivasi

a. Faktor Eksternal
- Dukungan
MEMPENGARUHI
Keluarga
MINAT
16 PENGGUNAAN
ALAT
KONTRASEPSI
Faktor – faktor yang
mempengaruhi
penggunaan alat
kontrasepsi:

a. Pengetahuan
b. Pendidikan
c. Sumber
Informasi
d. Pendapatan
e. Dukungan
Keluarga

Keterangan
Yang dicetak tebal : Diteliti
: Ada hubungannya

Gambar 2 1. Kerangka teori Sumber: modifikasi dari Agustin,et Al (2013), Bimo


Notoatmodjo (2007) dan BKKBN (2004)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Motivasi
MINAT
PENGGUNAAN
Dukungan ALAT
Keluarga
17 KONTRASEPSI
VASEKTOMI
Pendidikan
Keterangan

Yang dicetak tebal : Diteliti

: Ada hubungan

B. HIPOTESIS
1. Ada hubungan antara motivasi dengan minat penggunaan alat kontrasepsi
vasektomi di Kelurahan Sragen Kulon , Kecamatan Sragen
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan minat penggunaan alat
kontrasepsi vasektomi di Kelurahan Sragen Kulon , Kecamatan Sragen
3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan minat penggunaan alat
kontrasepsi vasektomi di Kelurahan Sragen Kulon , Kecamatan Sragen

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN


Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik
yaitu suatu penelitian dengan mencoba menggali bagaimana dan mengapa
fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika
korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dan faktor efek.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu
penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan
variabel – variabel efek di observasi sekaligus pada waktu yang sama.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

18
Penelitian dilakukan di Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen.
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan November – Juni
2015

C. POPULASI DAN SAMPLE PENELITIAN


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang akan ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semua pria usia subur (PUS) di Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan
Sragen sejumlah 2420 responden

2. Sampel Penelitian
Sample merupakan bagian dari seluruh obyek yang telah diteliti
pada seluruh populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini dengan menggunakan

Penelitian ini

19

Anda mungkin juga menyukai