PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa kehidupan normal dan umumnya
berlanjut tanpa ada problem mayor (masalah utama), berbeda dengan ketidaknyamanan
fisik yang muncul akibat perubahan dalam tubuh anda. Namun, terkadang sakit atau
problem yang diderita wanita hamil semasa ini memerlukan perhatian medis. Problem-
problem ini berupa komplikasi yang berkembang akibat dampak langsung kehamilan.
Kehamilan dapat berjalan lancar baik karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi
kehamilan. Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik meliputi
status kesehatan, status gizi, gaya hidup; faktor psikologis meliputi stressor, support
keluarga, Subrainstormingtan abuse (subtance abuse), partner abuse; dan faktor sosial
budaya dan ekonomi (Marmi,2011).
Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, tetapi ada beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan kehamilan penuh dengan ancaman .Diawali dari hasil bertemunya
sperma dan ovum yang tidak menempel dengan sempurna ke rahim, kemungkinan
pertumbuhan janin yang terhambat, berbagai penyakit ibu yang mengancam kehamilan,
hingga proses kelahiran yang juga mempunyai resiko tersendiri. Salah satu penyakit yang
sering mengancam kehamilan adalah hipertensi dalam kehamilan . Penyebab langsung
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (preeklampsia , infeksi ,komplikasi , partus
lama , trauma obstetrik emboli obstetrik .
Di Indonesia, preeklampsi dan eklampsi merupakan penyebab kematian ibu yang
berkisar 15% - 25%. Ada beberapa penyakit ibu yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya preeklampsia, yaitu riwayat hipertensi kronis, preeklampsia, diabetes mellitus,
ginjal kronis dan hioperplasentosis (mola hidatidosa, kehamilan multipel, bayi besar).
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit dalam kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbilitas ibu bersalin.
Di Indonesia mortalitas dan morbiliotas hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi.
Hal ini disebabkan selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan
masih ditangani oleh petugas non medis dan system rujukan yang belum
sempurna.Hipertensi dalam kehamilan dapat dialami oleh semua lapisan ibu hamil
sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi dalam kehamilan harus benar-
benar dipahami oleh semua tenaga medis baik dipusat maupun daerah (Prawirohardjo,
2010).
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini “Bagaimana
faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil ?”
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan Kejadian hipertensi
pada ibu hamil.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Ilmu Pengetahuan
a) Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wacana diperpustakaan
mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tenteng hipertensi dalam kehamilan.
b) Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian di kemudian hari.
2) Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan
penelitian. Dan sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya.
3) Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
proses belajar mengajar tentang hipertensi dalam kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kehamilan
a) Definisi
Periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT)
hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode antepartum.
Periode antepartum dibagi menjadi tiga trimester yang masing-masing terdiri
dari tiga belas minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian
waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama
kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan
(berdasarkan perputaran bulan atau lunar) atau 9 bulan sejak hari pertama haid
terakhir (dengan perkiraan siklus 28hari). Hal ini membuat kehamilan
berlangsung kurang lebih 266 hari atau 38 minggu (Varney, 2006).
b) Tahapan Kehamilan
1) Trimester pertama
Trimester pertama pada umur kehamilan 0 – 12 minggu. Dianggap
sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan oleh wanita
adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan
terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas
psikologis yang paling penting pada trimester pertama kehamilan.
2) Trimester kedua
Trimester kedua pada umur kehamilan13 – 28 minggu.Periode kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyamandan bebas dari
segala ketidaknyamanan yang normal dialami selama hamil.
3) Trimester ketiga
Trimester ketiga pada umur kehamilan 29–40 minggu. Periode penantian
dengan penuh kewaspadaan. Dimana saat wanita menyadari kehadiran
bayinya (Varney, 2006).
2) Preeklamsia-eklamsia
a) Preeklamsia
Preeklamsiamerupakan penyulit kehamilan, dengan tanda-
tanda tekanan darah ≥140/90 mmHg, berat badan naik , sesak
nafas, nyeri epigastrum, protein urine (+) dan edema. Protein
dalam urine normalnya tidak lebih dari 0,3 gram dalam 24
jam.Edema merupakan penumpukan cairan tubuh yang tampak
ataupuntidak tampak. Kenaikan berat badan ¾-1 kg/minggu.
Edema dijumpai pada tibia, wajah, tangan, bahkan
seluruhtubuh (anasarka). Akibat untuk janin dapat terjadi
kematian intrauterin (Yeyeh dkk, 2010).
b) Eklamsia
Eklamsia merupakan kelanjutan preeklamsia dan disertai
kejang/koma. Pada eklamsia, edema terjadi penumpukan cairan
tubuh yang tampak ataupun tidak tampak. Kenaikan berat
badan ¾-1 kg/minggu. Edema berlanjut pada otak dan
perdarahan otak (nyeri kepala, muntah), perdarahan hati (nyeri
epigastrum, perdarahan abdomen), berujung pada proteinuria
yang berujung kejang (traum jauh, gagal jantung, perdarahan
otak) dan/atau koma (kelanjutan kejang pada otak dapat diikuti
koma sebagai manifestasi dari cidera serebrovaskular (strok)
dengan menimbulkan perdarahan sehingga terjadi koma).Bila
eklamsia berlanjut maka akan dilakukan terminasi kehamilan
(Manuaba, 2008).
3) Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi
Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia adalah hipertensi
kronik disertai tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria. Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan berusia
≤20 minggu dan berkelanjutan sampai 6 minggu pasca partus dengan
tanda preeklamsia (dengan tanda-tanda tekanan darah ≥140/90 mmHg,
berat badan naik, sesak nafas, nyeri epigastrum, protein urine (+) dan
edema. Protein dalam urine normalnya tidak lebih dari 0,3 gram dalam
24 jam. Edema merupakan penumpukan cairan tubuh yang tampak
ataupuntidak tampak. Kenaikan berat badan ¾-1 kg/minggu. Edema
dijumpai pada tibia, wajah, tangan, bahkan seluruh
tubuh).(Prawirohardjo, 2010).
c) Manifestasi klinis
1) Perubahan pada otak
Terjadi vasokontriksi umum yang menimbulkan perubahan (edema
otak, nekrosis lokal, disritmia otak, meningkatkan sensitivitas motorik,
tekanan darah meningkat yang menimbulkan stroke). Gejalanya
berupa nyeri kepala sebagai prodromal eklamsia, kejang/konvulsi
hipersensitif motorik, koma karena pembengkakan dalam perdarahan.
2) Perubahan pada ginjal
Terjadi penurunan aliran darah ke ginjal yang menimbulkan
perfusidan filtrasi ginjal menurun yang menimbulkan oligouria.
Kerusakan pembuluh darah glomerulus dalam bentuk
glomerululocapilary endhotelial menimbulkan proteinuria. Protein
yang terdapat dalam urine dapat berupa hemoglobin, globulin,
transferin. Jumlah protein normal dalam urine 0,3 gram/24 jam,
apabila melebihi jumlah tersebut disebut proteinuria.
3) Perubahan pada hati
Akibat vasokontriksi, permeanbilita, pembuluh darah dan perdarahan.
Gejala yang muncul nyeri epigastrum dan hati membesar. Terjadi
kerusakan sel hepatoseluler mengakibatkan keluarnya enzimhati dan
terjadi peningkatan tekanan darah.
4) Sindrom HELLP (Hemolysis, elevaned liver enzyme, and low platelet
syndrome)
Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis dari gangguan fungsi hati,
hepatoseluler. Gejala subyektif cepat lelah, mual, muntah, nyeri
epigastrum (Manuaba, 2008).
d) Faktor Resiko Hipertensi
1) Paritas
Hipertensi dalam kehamilan biasanya terjadi pada primigrafida.
2) Hiperplasentosis
Terjadi pada molahidatidosa, kehamilan multipel, diabetes militus, dan
bayi besar
3) Riwayat keluarga preeklamsia/eklamsia
4) Penyakit ginjal dan hipertensi sebelum hamil
5) Obesitas
(Prawirohardjo, 2010).
e) Pencegahan Hipertensi
Untuk menghindari tekanan darah tinggi saat hamil dengan merubah
gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, diet rendah
kolesterol,meningkatkan konsumsi buah dan sayur, tidak mengkonsumsi
alkohol dan rokok. Pembatasan kalori dan diet rendah garam tidak dapat
mencegah hipertensi kehamilan karena dapat membahayakan janin. Yang
lebih perlu adalah penanganan cepat dan menindak lanjuti dengan pelayanan
kesehatan (Yeyeh dkk, 2010).
Kebutuhan kalsium ibu hamil cukup tinggi untuk pembentukan tulang
dan organ lain janin, yaitu 2-2,5 gram/hari. Bila terjadi kekurangan kalsium
ibu hamil akan dikuras untuk memenuhi kebutuhan sehingga terjadi
pengeluran kalsium dari jaringan otot. Minyak ikan banyak mengandung asam
lemak tak-jenuh sehingga dapat menghindari dan menghambat pembentukan
tromboksan dan mengurangi aktifitas trombosit. Oleh karena itu , minyak ikan
dapat menurunkan kejadian preeklamsia/eklamsia. Dan minyak ikan
mengandung kalsium (Manuaba, 2008).
h) Patofisiologi
Penyebab pasti hipertensi dalam kehamilan sampai sekarang belum jelas.
Banyak teori yang mengemukakan penyebab hipertensi tetapi tidak mutlak.
Teori yang banyak dianut adalah
1) Teori genetic
Faktor keturunan dan familial, genotipe ibu lebih menentukan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
2) Teori defisiensi gizi
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi
gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Penelitian
terakhir membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dapat
mengurangi preeklamsia. Minyak ikan banyak mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh yang dapat menghambat tromboksan,
menghambat aktivasi trombosit, dan mencegah vasokontriksi
pembuluh darah.
3) Teori adaptasi kardiofaskular
Pada hamil normal terjadi refrakter pembuluh darah terhadap bahan
vasopresor akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada
sel endotel pembuluh darah. Peningkatan vasoprektor pada hipertensi
dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester I. Peningkatan
kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi hipertensi dalam
kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan 20 minggu, dan
fakta ini dapat digunakan sebagai prediksi terjadinya hipertensi dalam
kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE
B. HASIL
1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur, Paritas dan Riwayat Hipertensi Ibu Hamil.
Variabel f (n= 207 ) %
Umur :
˂ 20 tahun 117 56,5
20-35 tahun 39 18,8
˃ 35 tahun 51 24,6
Paritas :
Primipara 109 52,7
Multipara 98 47,3
Tabel 1 menunjukkan hasil sebagian besar ibu hamil berumur <20 tahun.
Berdasarkan paritas yang paling banyak adalah primipara, ibu hamil. sebagian
besar adalah ibu hamil yang mempunyai riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi)
2.Analisis Bivariat
Tabel 2. Hubungan Umur, Paritas dan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian
Hipertensi pada Ibu Hamil
Kejadian Hipertensi
Variabel Ya Tidak Total ρ
n % n % n %
Umur
< 20 tahun 62 30,0 55 26,6 117 56.6 0
.
0
0
2
20–35 tahun 15 7,2 24 11,6 39 18.9
> 35 tahun 38 18,4 13 6,3 51 24,6
Paritas :
Primipara 73 35,5 36 17,4 109 52,7 0
,
0
0
1
Multipara 42 20,3 56 27,1 98 47,3
Riwayat Hipertensi :
Tidak 14 6,8 27 13,0 41 19,8 0
,
0
0
2
PENUTUP
A. Simpulan
1) Sebagian besar ibu hamil yang mengalami hipertensi yaitu pada umur
<20 tahun 56,5%, primipara 52,7%, dan ibu hamil yang memiliki riwayat
hipertensi (preeklamsi-eklamsi) 55,6%.
2) Terdapat hubungan umur dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
3) Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil
4) Terdapat hubungan antara riwayat hipertensi (preeklamsi-eklamsi) dengan
kejadian hipertensi pada ibu hamil
B. Saran
Setelah diketahui faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada ibu hamil, maka yang menjadi saran yaitu :
1. Tenaga kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan kwalitas Ante Natal
Care (ANC) pada ibu hamil, menggiatkan penyuluhan tentang kesehatan
reproduksi wanita, resiko tinggi kehamilan, dan gizi seimbang.
2. Institusi pendidikan hasil penelitian ini dijadikan bahan referensi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan bahan acuan dalam penelitian-penelitian
lebih lanjut tentang faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
hipertensi pada Ibu hamil..
3. Kepada ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali
selama kehamilan atau sesuai dengan kondisi ibu hamil, pemeriksaan tekanan
darah secara teratur dan baca buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yangtelah
diberikan oleh tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA