Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, DAN ARUS KAS

BEBAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MAKANAN


DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2008-2012

ABSTRAK
Pentingnya dividen tunai bagi para investor menyebabkan para investor memerlukan laporan
keuangan agar dapat melihat prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga, pendapatan dari
penjualan, pelunasan dari sekuritas atau hutang. Informasi mengenai laba bersih, arus kas operasi, dan
arus kas bebas merupakan informasi keuangan yang menjadi fokus utama para pemakai laporan
keuangan. Dari informasi keuangan tersebut para investor dapat memprediksi, karena dari informasi
keuangan para investor maupun calon investor dapat membuat keputusan dalam berinvestasi atau
tidak di dalam perusahaan.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap dividen
tunai, untuk mengetahui pengaruh arus kas operasi terhadap dividen tunai, untuk mengetahui
pengaruh arus kas bebas terhadap dividen tunai dan untuk mengetahui pengaruh laba bersih, arus kas
operasi, dan arus kas bebas terhadap dividen tunai pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian assosiatif yang bersifat kausal. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 yaitu
sebanyak 15 perusahaan. Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau
sensus dimana semua anggota populasi yaitu sebanyak 15 perusahaan dijadikan sampel. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis asumsi klasik, regresi linier berganda, korelasi
Pearson, koefisien determinasi, uji t dan uji F.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih
terhadap dividen tunai, hal ini berdasarkan nilai thitung dengan ttabel adalah H0 berhasil ditolak
dimana thitung (0.272) < ttabel (1,993). Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi
terhadap dividen tunai, hal ini berdasarkan nilai thitung dengan ttabel adalah H0 tidak berhasil ditolak
dimana thitung (2.249) > ttabel (1.993). Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas bebas
terhadap dividen tunai, hal ini berdasarkan nilai thitung dengan ttabel adalah H0 tidak berhasil ditolak
dimana thitung (10.503) > ttabel (1.993). Terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih, arus
kas operasi, dan arus kas bebas terhadap dividen tunai, hal ini berdasarkan nilai Fhitung dengan Ftabel
adalah H0 tidak berhasil ditolak dimana Fhitung 44.297 > Ftabel 2.16.

Kata kunci: Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, Dividen Tunai

1
1. PENDAHULUAN

Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya adalah untuk memperoleh
pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan
dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dividen yang diperoleh merupakan salah satu alasan investor untuk
menanamkan dananya pada suatu perusahaan.
Kebijakan dividen suatu perusahaan berkaitan dengan penentuan pembagian pendapatan
(earning) untuk dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan oleh
perusahaan untuk di investasikan kembali Warsini (2003:242). Di dalam menentukan
besaran jumlah dividen yang akan dibagikan manajemen sering dihadapkan pada suatu
keputusan yang sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh manajemen harus mempertimbangkan
pembayaran dividen yang lebih kecil, lebih besar, tetap ataupun stabil, karena setiap
keputusan pembayaran dividen akan berakibat investor bereaksi atas saham perusahaan. Ada
beberapa faktor yang diduga dapat menjelaskan variasi dividen kas yang dibagikan oleh suatu
perusahaan kepada investor, diantaranya laba, arus kas operasi, arus kas bebas, dan
pembayaran dividen kas sebelumnya.
Pentingnya dividen tunai bagi para investor menyebabkan para investor memerlukan
laporan keuangan agar dapat melihat prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga, dan
pendapatan dari penjualan, pelunasan dari sekuritas atau hutang. Laporan keuangan
merupakan media komunikasi antara perusahaan dengan investor dimana informasi dari
laporan keuangan tersebut berguna sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan di pasar
modal baik itu untuk membeli saham, menahan saham, ataupun menjual sahamnya. Dari
laporan keuangan tersebut para investor dapat memprediksi, karena dari laporan keuangan
para investor maupun calon investor dapat membuat keputusan dalam berinvestasi atau tidak
di dalam perusahaan.
Fenomena yang ada, banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mengalami
peningkatan laba bersih namun dividen kas yang diberikan cenderung diturunkan. Perusahaan
makanan yaitu PT Sekar Laut Tbk selama tiga periode berturut-turut dari tahun 2007 sampai
tahun 2009 tidak memberikan dividen. Menurut sumber berita bataviase (2010), Direktur
Keuangan PT Sekar Laut Tbk, John Gozal menjelaskan bahwa kendati perusahaannya
meraup keuntungan senilai Rp 12,8 miliar ditahun buku 2009 atau naik tiga kali lipat
dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 4,3 miliar, perusahaan tidak akan memberi dividen

2
kepada pemegang saham dikarenakan 50% dari keuntungan tersebut digunakan untuk
pembangunan gudang dan perbaikan mesin-mesin Ihamy (2010).
Berdasarkan fenomena di atas disertai penelitian sebelumnya, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang sama mengenai dividen tunai dengan judul : “Pengaruh Laba
Bersih, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Dividen Tunai Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2012”.

2. TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS


2.1.1 Definisi Laba Bersih
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan
atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Pengukuran
laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga sebagai
informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba
menjadi informasi yang dilihat oleh banyak orang seperti profesi akuntansi, pengusaha,
analis keuangan, pemegang saham, ekonom, fiskus, dan sebagainya.

Laba bersih merupakan salah satu komponen yang ada di laporan laba rugi
komprehensif. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk labanya adalah pendapatan
dan biaya. Soemarso (2004:227) menyatakan bahwa angka terakhir dalam laporan laba
rugi adalah laba bersih (net income). Jumlah ini merupakan kenaikan bersih dari terhadap
modal. Sebaliknya, apabila perusahaan menderita rugi, angka terakhir dalam laporan laba
ruginya adalah rugi bersih (net loss).

Rasio yang digunakan untuk laba bersih adalah Earning Per Share (EPS). EPS adalah
rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. EPS dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

EAT
𝐸𝑃𝑆 =
jumlah lembar saham

2.1.2 Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Tunai


Menurut Weston dan Copeland (1997:125) dalam Ferdi (2012:43) suatu
perusahaan yang mempunyai laba yang stabil seringkali dapat memperkirakan berapa
besar laba di masa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung

3
membayarkan laba dengan presentase lebih tinggi dalam bentuk dividen kepada
investornya dibanding perusahaan yang labanya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak
stabil dengan hasil dari kinerja keuangannya biasanya tidak yakin apakah laba yang
diharapkan pada tahun-tahun yang akan datang dapat dicapai, sehingga perusahaan
cenderung untuk menahan sebagian besar laba bersih saat ini. Akibat dari penahanan laba
tersebut dividen yang lebi rendah akan lebih mudah dibayar apabila laba menurun di
masa yang akan datang.

2.2 Arus Kas Operasi


2.2.1 Definisi Arus Kas

Arus kas menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 Paragraf 6 adalah arus kas
masuk dan arus kas keluar atau setara kas. Pengertian setara kas yang masih dijelaskan dalam
paragraf yang sama yaitu setara kas (cash equivalent) investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan
dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan Ikatan Akuntan Indonesia (2009).

Menurut Subramanyam (2013:92) menjelaskan bahwa kas merupakan aset yang paling likuid
diantara aset yang lainnya yang mampu menawarkan likuiditas dan fleksibilitas perusahaan.

2.2.2 Laporan Arus Kas

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2 menyatakan bahwa “Laporan arus
kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktiva
operasi, investasi dan pendanaan” Ikatan Akuntan Indonesia (2009)

Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan
laba. Menurut Brigham dan Houston (2010:108) arus kas operasi dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

Arus kas operasi = NOPAT + Penyusutan dan Amortisasi

Dimana : NOPAT (Net Operating Profit After Tax) = EBIT (1-Tarif pajak)

Aktivitas investasi (investing activities) merupakan cara untuk memperoleh dan


menghapuskan aset non kas. Seperti pembelian dan penjulan aset tetap dan investasi dalam efek.

Aktivitas pendanaan (financing activities) merupakan cara untuk mendistribusikan, menarik


dan mendapatkan dana untuk mendukung aktivitas usaha. Meliputi kontribusi dan penarikan oleh
pemilik serta pengembalian atas investasi (dividen) Subramanyam (2013:94)

4
2.2.3 Penyajian Laporan Arus Kas Operasi

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk
menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas
operasi adalah :

a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa


b) Penerimaan kas dari royalti, komisi dan pendapatan lain
c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
d) Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan
e) Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas dan manfaat polis lain
f) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi
g) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki dengan tujuan diperdagangkan
atau diperjualbelikan (dealing)

Perusahaan dapat melaporkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah
satu metode berikut :

A. Metode langsung yaitu metode yang mengkonversikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar
akrual ke dasar kas/tunai yang titik tolak pada penerimaan kas dari penjualan dan pengeluaran
kas untuk pembelian, beban operasi, bayar pajak dan lain-lain
B. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi dimasa lalu dan masa depan dan unsur penghasilan atau beban yang terkait
dengan arus kas investasi atau pendanaan

2.3.2 Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Dividen Tunai

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan acuan yang
menentukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendapatan dari luar.

5
Hal ini terbukti dari penelitian Damanik (2007) yang hasil penelitiannya mengatakan bahwa
arus kas operasi berpengaruh positif terhadap pembagian dividen tunai.

2.3 Arus Kas Bebas


2.3.1 Definisi Arus Kas Bebas
Menurut Brigham dan Houston (2010:65) Arus kas bebas merupakan arus kas yang
benar-benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan
pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap,
produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi
yang sedang berjalan.

Arus kas bebas positif mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas bisnis
setelah penyisihan untuk pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan
kapasitas produktif pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan
bergantung pada keterbatasan arus kas bebas. Suatu perusahaan yang mempunyai arus kas
bebas mampu mendanai pertumbuhan internal, melunasi hutang dan menikmati
fleksibilitas keuangan. Sementara perusahaan yang tidak mempunyai arus kas bebas, tidak
akan mampu untuk mempertahankan kapasitas produktif saat ini atau membiayai dividen
kepada pemegang saham

Menurut Brigham dan Houston (2010:115) arus kas bebas dihitung dengan
rumus sebagai berikut :

Free Cash Flow = NOPAT – Investasi Bersih pada Modal Operasi

Dimana :

NOPAT (Net Operating Profit After Taxes) = EBIT (1-Tarif Pajak)

Brigham dan Daves (2004:206) menyatakan bahwa terdapat lima kegunaan arus
kas bebas, yaitu:

1) Membayar bunga kepada kreditor

2) Membayar pokok hutang kepada kreditor

3) Membayar dividen kepada pemegang saham

4) Membeli kembali saham dari pemegang saham

6
5) Membeli surat-surat berharga, dan aset non operasi lainnya

2.3.2 Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Dividen Tunai

Bagi perusahaan yang melakukan pengeluaran modal, arus kas bebas akan
mencerminkan dengan jelas mengenai perusahaan manakah yang masih mempunyai
kemampuan di masa depan dan yang tidak (Uyara dan Tuasikal, 2003). Sedangkan Ross
et al (2000) dalam Dini (2007) mendefinisikan arus kas bebas sebagai kas perusahaan
yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk
modal kerja atau investasi pada aset tetap. Arus kas bebas menunjukan gambaran bagi
investor bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan tidak sekedar strategi menyiasati
pasar dengan maksud meningkatkan nilai perusahaan.

Arus kas bebas dikatakan mempunyai kandungan informasi bila arus kas bebas
memberi signal bagi pemegang saham. Dapat dikatakan pula bahwa arus kas bebas yang
mempunyai kandungan informasi menunjukan bahwa arus kas bebas mampu
mempengaruhin rasio pembayaran dividen.

2.4 Dividen Tunai


2.4.1 Difinisi Dividen
Dividen adalah pembagian penghasilan yang dapat berbentuk kas, aktiva lain, surat
atau bukti yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham suatu perusahaan
sesuai dengan proporsi saham yang dimiliki oleh pemilik perusahaan.

2.4.2 Definisi Dividen Tunai


Dividen tunai adalah pembagian uang tunai secara pro rata kepada pemeang saham.
Rasio yang digunakan untuk dividen tunai adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend
Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan yang diperoleh yang
didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk tunai. Dividend
Payout Ratio (DPR) ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada pemegang
saham setiap tahun, penentuan DPR berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Rata-
rata Dividend Payout Ratio (DPR) di Bursa Efek Indonesia yaitu 0-25%. Menurut Gitman
(2003:135) DPR dihitung dengan rumus sebagai berikut :

total dividen tunnai


𝐷𝑃𝑅 =
laba bersih

7
2.5 Hipotesis Penelitian

A. H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih terhadap dividen
tunai.
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih terhadap dividen tunai.

B. H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap dividen
tunai.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi terhadap dividen
tunai.

C. H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas bebas terhadap dividen
tunai.
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara arus kas bebas terhadap dividen tunai.

D. H04 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih, arus kas operasi dan
arus kas bebas terhadap dividen tunai.
Ha4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih, arus kas operasi dan arus
kas bebas terhadap dividen tunai.

Paradigma Penelitian

8
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2008 sampai tahun 2012. Sampel penelitian ditetapkan
dengan menggunakan metode nonprobability sampling. Jumlah populasi dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Kode
No. Nama Perusahaan Emiten
1 PT Akasha Wira International Tbk ADES
2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA
3 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO
4 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA
5 PT Davomas Abadi Tbk DAVO
6 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
7 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
9 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
10 PT Mayora Indah Tbk MYOR
11 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN
12 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
13 PT Sekar Laut Tbk SKLT
14 PT Siantar Top Tbk STTP
15 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ

3.2 Definisi Operasional Dan Pengukuran


1. Variabel bebas (Independent Variabel)
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu Laba Bersih, Arus Kas
Operasi, dan Arus Kas Operasi.
a. Laba bersih
Soemarso (2004;227) menyatakan bahwa angka terakhir dari laba rugi adalah
laba bersih (net income). Rasio yang digunakan untuk laba bersih adalah Earning
Per Share (EPS).
b. Arus kas operasi
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang
terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan
laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih

9
yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada
pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
c. Arus kas bebas
Menurut Brigham dan Houston (2010:65) Arus kas bebas merupakan arus
kas yang benar-benar tersedia untuk di distribusikan kepada seluruh investor
(pemegang saham dan pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh
investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang
dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan.

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)


Dividen tunai adalah pembagian uang tunai secara pro rata kepada pemeang
saham. Rasio yang digunakan untuk dividen tunai adalah Dividend Payout Ratio
(DPR). Dividend Payout Ratio merupakan indikasi atas persentase jumlah pendapatan
yang diperoleh yang didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam
bentuk tunai. Dividend Payout Ratio (DPR) ini ditentukan perusahaan untuk
membayar dividen kepada pemegang saham setiap tahun, penentuan DPR
berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Rata-rata Dividend Payout Ratio
(DPR) di Bursa Efek Indonesia yaitu 0-25%. Menurut Gitman (2003:135) DPR
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

total dividen tunnai


𝐷𝑃𝑅 =
laba bersih

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis data yang dilakukan oleh
penulis pada penelitian ini adalah melalui penelusuran data sekunder dengan kepustakaan
dan dokumentasi. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :
1. Studi Kepustakaan
Studi ini dilakukan melalui pengumpulan data dengan mengolah, mencari dan
mempelajar bahan – bahan dan membandingkan dengan beberapa sumber
kepustakaan seperti literatur, jurnal, majalah serta referensi lainnya.
2. Studi Dokumentasi

10
Data Pengumpulan dengan proses perolehan dokumen dengan mengumpulkan dan
mempelajari dokumen-dokumen dan data-data yang diperlukan.
Data sekunder sekunder ini bersumber dari laporan keuangan perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2008 – 2012.
Data ini diperoleh melalui situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Matket
Directory (ICMD)

3.4 Metode Analisis Statistik


Metode Analisis data yang digunakan dalam penilitan ini adalah analisis kuantitif.
Analisis Kuantitatif adalah bentuk analisa menggunakan angka-angka dan dengan
perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis dan memerlukan beberapa alat
analisis. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear
berganda dengan beberapa pengujian diantaranya uji asumsi klasik, korelasi Pearson,
koefisien determinasi, pengujian hipotesis ( Uji t ) dan ( Uji F ). Untuk mempermudah
pengolahan data, maka penelitian menggunakan bantuan software SPSS windows dan
microsoft excel 2010 agar data lebih cepat dan tepat.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Tunai
Untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap dividen tunai, dilakukan uji berikut
ini :

 Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of the Dubin


Model R R Square
Square estimate Watson

1 .705ᵃ .497 .413 110.919 1.993

 Regresi Sederhana Variabel laba bersih terhadap Dividen tunai

Standard
ized
Model Unstandardized Coefficie
Coefficients nt
B Std. Error Beta 1 Sig
1 ( Constant) 1.536 .556 2.762 .007

11
Laba Bersih .066 .243 .032 .272 .787

Berdasarkan tabel diatas, hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara lababersih terhadap dividen tunai, hal ini berdasarkan nilai thitung dengan ttabel
adalah Ho berhasil ditolak dimana thitung (0,272) < ttabel (1,993)

4.2 Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Tunai


Untuk mengetahui pengaruh atas arus kas operasi terhadap dividen tunai, dilakukan
beberapa uji berikut :
 Uji Autokorelasi

R Adjusted Std. Error of Dubin


Model R
Square R Square the estimate Watson

1 .705ᵃ .497 .413 110.919 1.993

 Regresi Sederhana Variabel Arus Kas Operasi terhadap Dividen tunai

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficient
B Std. Error Beta 1 Sig
1 ( Constant) .476 .467 1.019 .312

Arus Kas Operasi .595 .265 .255 2.249 .027

Hasil Penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan arus kas


operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan 2012, hal ini berdasarkan
nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan ttabel adalah Ho tidak berhasil ditolak dimana tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (2.249) >ttabel
(1.993).

4.3 Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Dividen Tunai


Untuk mengetahui pengaruh atas arus kas operasi terhadap dividen tunai, dilakukan
beberapa uji berikut :
 Uji Autokorelasi

R Adjusted Std. Error of Dubin


Model R
Square R Square the estimate Watson

12
1 .705ᵃ .497 .413 110.919 1.993

 Regresi Sederhana Variabel Arus Kas Operasi terhadap Dividen tunai

Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficient
B Std. Error Beta 1 Sig
1 ( Constant) 2.174 .163 13.347 .000
Arus Kas Operasi 1.830 .174 .776 10.503 .000

Hasil Penelitian Menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara arus kas bebas
terhadap dividen tunai pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan 2012, hal ini berdasarkan nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dan ttabel adalah Ho tidak berhasil ditolak dimana tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (10.503) >ttabel (1.993).

4.4 Pengaruh Laba bersih, Arus kas operasi, Arus kas bebas terhadap dividen
tunai
Koefisien determinasi simultan
Std. Error of the
ajusted R
model R R Square estimate
square

1 .807 .652 .637 119.205


Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian koefisien determinasi menunjukan bahwa
R-square sebesar 0,652 menunjukan besarnya pengaruh variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Artinya 65,2% variabel dependen dividen tunai yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam penelitian ini yaitu laba bersih, arus kas
operasi, dan arus kas bebas, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

13
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara laba bersih terhadap
dividen tunai pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012, hal ini berdasarkan nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dan ttabel adalah Ho berhasil ditolak dimana tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (0.272) < ttabel (1.993).
2. Terdapat pengaruh signifikan antara arus kas operasi terhadap dividen
tunai pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012, hal ini berdasarkan nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan ttabel

adalah Ho tidak berhasil ditolak dimana tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (2.249) >ttabel (1.993).


3. Terdapat pengaruh signifikan antara arus kas bebas terhadap dividen tunai
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2008-2012, hal ini berdasarkan nilai tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan ttabel

adalah Ho tidak berhasil ditolak dimana tℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (10.503) >ttabel (1.993).


4. Terdapat pengaruh signifikan antara laba bersih, arus kas operasi, dan arus
kas bebas terhadap dividen tunai pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012, hal ini
berdasarkan nilai fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dan ftabel adalah Ho tidak berhasil ditolak dimana

fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (44.297) >ftabel (2.16).

5.2 Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka penelitian yang akan datang dapat
mempertimbangkan hal-hal berikut yaitu:
1. Sampe untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya pada perusahaan
industri makanan dan minuman saja, tetapi juga pada perusahaan-perusahaan
industri lain, sehingga penelitian ini diharaapkan memberikan hasil yang dapat
digeneralisasi keseluruhan perusahaan di Indonesia
2. Jangka waktu penelitian dapat diperpanjang dan dengan jumlah sampel
perusahaan yang lebih besar. Perpanjangan periode penelitian dan penambahan
jumlah sampel mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik dalam
mengestimasi dividen tunai.

14

Anda mungkin juga menyukai