Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada allah swt yang maha esa lagi maha mengasihi
karna dengan rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yaitu dari mata kuliah regional
planing, kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan beberapa
penjelasan mengenai tugas ini dengan baik, untuk lebih mengetahui masalah-masalah yang
terjadi di Indonesia yaitu bencana kekeringan, ini mrupakan bahan dan pedoman belajar untuk
kami.
Dan terimaksih pula kepada teman-teman yang telah membantu serta menginspirasi kami
agar lebih cekatan dan lebih giat dalam belajar, semoga tugas makalah ini bermanfaaat bagi kita
semua meskipun belum begitu sempurna jauh dari sempurna dan yang di harapkan.

Margasari, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................ i


Kata Pengantar ...........................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
BAB I - PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................. 1
D. Landasan teori ..................................................................................................................... 2

BAB II - PEMBAHASAN
A. Bencana Kekeringan di indonesia (kabupaten Malang) ..................................................... 3
B. Perencanaan mengatasi kekeringan ................................................................................... 5
C. Langkah-langkah penanganan kekeringan dan rehabilitasi ................................................ 8

BAB III - PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................... ...10
B. Saran ................................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka
Lampiran

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekeringan merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang silih berganti
terjadi di Indonesia. Kekeringan tidak dapat dielakkan dan secara perlahan berlangsung lama
hingga musim hujan tiba. Secara umum, pengertian kekeringan adalah kondisi ketersediaan air
yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan, baik untuk untuk kebutuhan hidup,
pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan. Kekeringan terbagi dalam dua kategori, yaitu
kategori terkena kekeringan dan kategori terancam kekeringan.
Pada musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di tahun 2015 ada beberapa
daerah yang terdampak misalnya beberapa kecamatan di kabupaten malang, oleh karena itu kita
membuat makalah ini agar kedepannya di tahun 2016 kita bisa mengantisipasi ancaman
kekeringan.

B. Rumusan Masalah
1. Seperti apa bencana kekeringan di Indonesia khususnya daerah kabupaten malang ?
2. Perencanaan apa yang di perlukan untuk mengatasi bencana kekeringan di kabupaten
malang?
3. Langkah apa yang harus di lakukan dalam rangka penanganan dan pembangunan kembali
paska kekeringan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bencana kekeringan yang terjadi di Indonesia khususnya kabupaten
malang.
2. Untuk mengetahui perencanaan dalam mengatasi bencana kekeringan di daerah kabupaten
malang
3. Untuk mengetahui tindakan dalam rangka penanganan pembangunan kembali paska
kekeringan.

D. Landasan Teori
Berikut adalah pengertian tentang definisi perencanaan :
Ø GEORGE R.TERRY (2006)
Perencanaan adalah merupakan upaya untuk menggunakan asumsi-asumsi mengenal masa yang
akan dating dengan jaan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang di perlukan
untuk mencapai hasil yang di inginkan.

1
Definisi Bencana kekeringan Menurut Shelia B. Red (1995) : kekeringan didefinisikan
sebagai pengurangan persediaan air atau kelembaban yang bersifat sementara secara signifikan
di bawah normal atau volume yang diharapkan untuk jangka waktu khusus. Dampak kekeringan
muncul sebagai akibat dari kekurangannya air, atau perbedaan-perbedaan antara permintaan dan
persediaan air. Apabila kekeringan sudah mengganggu dampak tata kehidupan, dan
perekonomian masyarakat maka kekeringan dapat dikatakan Bencana.
Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan jenisnya yaitu :
kekeringan meteorologis, kekeringan hydrologis, kekeringan pertanian, dan kekeringan sosial
ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bencana Kekeringan di indonesia (kabupaten dan kota malang)
Kekeringan yang terjadi di indonesia merupakan salah satu bencana
hidrometeorologis yang silih berganti terjadi, seperti yang terjadi di beberapa kecamatan daerah
kabupaten malang. Kekeringan tidak dapat dielakkan dan secara perlahan berlangsung lama
hingga musim hujan tiba. Secara umum, pengertian kekeringan adalah kondisi ketersediaan air
yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan, baik untuk untuk kebutuhan hidup,
pertanian, kegiatan ekonomi, dan lingkungan. Kekeringan terbagi dalam dua kategori, yaitu
kategori terkena kekeringan dan kategori terancam kekeringan. Adapun gejala atau tanda-tanda
akan terjadi kekeringan pada suatu wilayah di antaranya adalah sebagai berikut:
Kekeringan berkaitan dengan menurunnya tingkat curah hujan di bawah normal
dalam satu musim. Kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan ini diukur
berdasarkan ketinggian muka air sungai, waduk, danau, dan ketinggian muka air tanah.
Kekeringan pada lahan pertanian ditandai dengan kekurangan lengas tanah
(kandungan air dalam tanah) sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu.
Akibatnya, tanaman menjadi rusak dan mengering.
Kekeringan cenderung muncul di daerah-daerah kering dengan curah hujan yang
terbatas. Faktor-faktor fisik seperti penyimpanan kelembapan tanah dan waktu datangnya hujan
mempengaruhi tingkat kerugian tanaman pangan dalam bencana kekeringan. Ketergantungan
pada pertanian tadah hujan meningkatkan kerentanan kekeringan. Para petani yang tidak dapat
beradaptasi terhadap kondisi kekeringan dengan penanaman yang berulang-ulang akan dapat
mengalami gagal panen. Penduduk yang tergantung pada ternak tanpa daerah gembalaan yang
memadai juga berisiko. Masyarakat yang tergantung pada sumber daya air, mungkin akan
menghadapi kompetisi untuk memperebutkan air.
Kekeringan mempengaruhi standar sosial, lingkungan, dan ekonomi dalam
kehidupan. Pengaruh kekeringan menyebar jauh dan melampaui efek fisik. Akan tetapi, tidak
semua dampak kekeringan negatif. Produsen pertanian yang berada di luar wilayah kekeringan
dapat menjual komoditasnya dengan harga yang lebih tinggi.
Sedikitnya dua wilayah di Kota Malang, yakni Kelurahan Merjosari dan Buring,
pada musim kemarau rawan kekeringan dan krisis air bersih, bahkan kedua kawasan itu menjadi
langganan krisis air bersih selama musim kemarau. Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Malang, Jawa Timur, Hartono, Rabu (29/7), mengatakan dua wilayah itu memang
menjadi langganan krisis air bersih pada saat musim kemarau, bahkan di Kelurahan Buring,
Kecamatan Kedungkandang, sejak Juni lalu sudah mulai ada droping air bersih.
Sementara itu Direktur Utama PDAM Kota Malang Jemianto mengatakan daerah
potensi krisis air bersih pada musim kemarau di Kota Malang sudah berkurang dibandingkan

3
tahun sebelumnya karena PDAM sudah membuka saluran air ke beberapa wilayah yang rawan
terjadi krisis air bersih.
Saat ini, lanjutnya, hanya ada dua wilayah yang rawan kekeringan dan krisis air bersih,
yakni di Kelurahan Merjosari dan Buring, sedangkan tahun-tahun sebelumnya ada beberapa
kawasan yang rawan. Di sejumlah wilayah yang rawan itu sudah dibangun sumur bor, sehingga
kebutuhan pasokan air bersihnya tercukupi. Menurut Jemianto yang akrab dipanggil Jimmy itu,
droping air akan dilakukan lima kali dalam sepekan ke wilayah yang krisis air bersih dan dalam
satu hari didrop tiga kali. Pasokan air yang didistribusikan kepada warga dalam sekali droping
sekitar 5.000 liter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang telah membuat Posko
Kekeringan sejak bulan Juni 2015 untuk memantau segala bentuk bencana akibat datangnya
musim kemarau. Selama musim kemarau, sebagaimana terjadi pada tahun 2014, BPBD selalu
melakukan Dropping air bersih ke warga.
Melihat pengalaman tahun lalu terdapat 8 (delapan) kecamatan dan 19 (sembilan belas)
desa yang rawan kekeringan di wilayah Kabupaten Malang yaitu Kecamatan Singosari,
Kecamatan kalipare, Kecamatan Pagak, Kecamatan Donomulyo, Kecamatan Lawang,
Kecamatan Jabung, Kecamatan Sumberpucung, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

B. Perencanaan Mengatasi Kekeringan di Kabupaten Malang

Sistem Peringatan Dini

Memanfaatkan informasi prakiraan musim yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi,


Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah cara yang baik dalam membuat sistim peringatan
dini tentang kekeringan. Instansi ini secara berkala baik skala waktu bulanan maupun musim
(dua kali dalam setahun, hujan dan kemarau), mengeluarkan prakiraan tentang sifat hujan untuk
bulan maupun musim mendatang. Dengan kemampuan institusional, sumber daya manusia, dan
sarana yang sudah lebih meningkat, lembaga ini mampu menghasilkan produk-produk yang lebih
spesifik dalam skala ruang dan waktu termasuk indeks kekeringan yang dapat diaplikasikan
untuk sistim peringatan dini, indeks kebakaran hutan, dan memodelkan pergerakan (trajektori)
asap yang selalu menjadi masalah dengan negara tetangga pada saat terjadi kebakaran hutan.
Kerjasama antar instansi untuk menggabungan sistim monitoring bio-fisik iklim dan kondisi
lingkungan khususnya lahan pertanian dengan kondisi sosial-ekonomi petani dapat menjadi
masukan yang sangat berguna untuk memprediksi kekeringan. Begitu juga penggabungan
teknologi penginderaan jarak jauh dan prediksi iklim sangat membantu dalam menangani sistim
peringatan dini kekeringan. Satu lagi yang mungkin tidak dianggap modern, adalah penggunaan
indikator-indikator alam dan spesifik lokal tentang gejala-gejala akan terjadinya kekeringan.

4
Perencanaan segala kemungkinan tentang kekeringan.

Peringatan dini tentang kekeringan harus digabungkan dengan strategi yang


kemungkinakan pemerintah merespon dan menangani dampak kekeringan. Perencanaan segala
kemungkinan tentang kekeringan dibuat pada berbagai level adminsitrasi dari pusat sampai
tingkat kabupaten. Dalam membuat perencanaan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dijadikan bahan acuan adalah tentang seluruh kebijakasanaan masalah kekeringan dengan tujuan
yang telah disepakati, kemudian masalah struktur institusi yang siap merespon masalah
kekeringan terutama setelah sampai pada level kabupaten, dan kebawahnya. Keseluruhannya itu
harus menjadi sebuah paket perencanaan yang spesifik dalam mengatasi, menangani korban dan
rehabilitasi pasca kekeringan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rencana dalam
menghadapi kekeringan adalah dilibatkannya unsur-unsur masyarakat.

untuk mengantisipasi bencana kekeringan berikut upaya yang dilakukan untuk menghilangkan
sama sekali atau mengurangi ancaman bencana kekeringan. Antisipasi bencana kekeringan dapat
dilakukan melalui dua tahapan strategi, yaitu .

1. Perencanaan Jangka Pendek (Satu Tahun Musim Kering)


Penetapan prioritas pemanfaatan air sesuai dengan prakiraan kekeringan. Penyesuaian
rencana tata tanam sesuai dengan prakiraan kekeringan. Pengaturan operasi dan pemanfaatan air
waduk untuk wilayah sungai yang mempunyai waduk. Perbaikan sarana dan prasarana
pengairan. Penyuluhan dan sosialisasi kemungkinan terjadinya bencana kekeringan serta
dampaknya. Penyiapan cadangan pangan. Penyiapan lapangan kerja sementara (padat karya)
untuk meringankan dampak bencana kekeringan

Persiapan tindak darurat, meliputi:


1. pembuatan sumur pantek atau sumur bor untuk memperoleh air;
2. penyediaan air minum dengan mobil tangki;
3. penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan;
4. penyediaan pompa air.

2. Perencanaan Jangka Panjang


Pelaksanaan reboisasi atau konservasi untuk meningkatkan retensi dan tangkapan di hulu.
Pembangunan prasarana pengairan (waduk, situ, dan embung). Pengelolaan retensi alamiah
(tempat penampungan air sementara) di wilayah sungai.Penggunaan air secara hemat. Penciptaan
alat sanitasi hemat air. Pembangunan prasarana daur ulang air. Penertiban pengguna air yang
tidak taat aturan dan tanpa izin. Mitigasi atau pengurangan bencana kekeringan adalah upaya
untuk mengurangi atau meredam risiko bencana kekeringan.

5
Berikut adalah kegiatan mitigasi meliputi upaya nonfisik, fisik darurat, dan fisik jangka panjang.
Ø Upaya Nonfisik
Upaya nonfisik merupakan upaya yang bersifat pengaturan, pembinaan, dan
pengawasan, di antaranya sebagai berikut.
· Menyusun neraca air regional secara cermat.
· Menentukan urutan prioritas alokasi air.
· Menentukan pola tanam dengan mempertimbangkan ketersediaan air.
· Menyiapkan pola operasi sarana pengairan.
· Memasyarakatkan gerakan hemat air dan dampak kekeringan.
· Menyiapkan cadangan atau stok pangan.
· Menyiapkan lapangan kerja sementara.
· Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan upaya penanganan kekeringan.
Ø Upaya Fisik Darurat
Upaya penanganan kekeringan yang bersifat fisik darurat atau sementara, di antaranya
sebagai berikut.
· Penyemaian hujan buatan di daerah tangkapan hujan yang mempunyai waduk atau reservoir
sehingga air hujan yang terbentuk dapat ditampung.
· Pembuatan sumur pantek untuk mendapatkan air.
· Penyediaan pompa yang mudah dipindahkan di areal dekat sungai atau danau sehingga pompa
tersebut dapat digunakan secara bergantian untuk memperoleh air.
· Operasi penyediaan air minum dengan mobil tangki untuk memasok air pada daerah-daerah
kering dan kritis.
Ø Upaya Fisik Jangka Panjang
Upaya penanganan kekeringan yang bersifat jangka panjang, di antaranya sebagai
berikut.
· Pembangunan prasarana pengairan, seperti waduk, dan saluran air.
· Pelaksanaan konservasi air dan sumber air di daerah tangkapan hujan.
· Penggunaan air secara hemat dan berefisiensi tinggi.
· Penciptaan alat-alat sanitasi yang hemat air.

Siaga bencana kekeringan adalah upaya menghadapi situasi darurat serta mengenali
berbagai sumber daya untuk memenuhi kebutuhan pada saat bencana kekeringan.
Membangun waduk-waduk baru untuk menambah cadangan air pada musim kemarau.
Mempertahankan kualitas udara (debu dan asap) melalui pencegahan pencemaran udara dengan
tidak melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran sehingga menimbulkan
terjadinya pencemaran udara.Mencegah atau mengurangi kebakaran hutan dengan pengolahan
lahan dengan cara tanpa pembakaran.

6
C. Langkah-Langkah penanganan Kekeringan dan Rehabilitasi

Langkah-Langkah Penanganan Kekeringan

Langkah ini ditujukan terutama untuk mengurangi dampak kekeringan terhadap


produksi pertanian dan ternak. Langkah-langkah penanganan kekeringan secara kurun waktu
dapat dibagi menjadi dua yaitu perencanaan secara jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air pada saat kekeringan, mengurangi permintaan akan air
dan meminimalisir dampak kekeringan. Dalam jangka pendek, untuk memenuhi kebutuhan air
disaat kekeringan baik untuk pertanian maupun kebutuhan air lainnya adalah memanfaatkan
sumber air yang secara marjinal masih tersedia. Meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk
segala sektor kebutuhan harus dilakukan. Sedangkan untuk jangka panjang teknologi embung
untuk pertanian adalah cara yang cukup efektif, sederhana dan relatif murah.
Di waktu mendatang untuk memenuhi kebutuhan air juga tidak tertutup kemungkinan
dengan memanfaatkan sumber air non konvensional (pengolahan air bekas, penyulingan air laut).
Untuk mengurangi permintaaan akan kebutuhan air, untuk wilayah perkotaan permintaan
kebutuhan air sekunder yang sifatnya hiburan sebaiknya dibatasi sedangkan untuk wilayah
pertanian permintaan kebutuhan air hanya diprioritaskan untuk menyelamatkan tanaman yang
masih dapat dipanen. Penjatahan jumlah dan waktu distribusi bila perlu dapat juga dilakukan.
Kampanye gerakan hemat air yang banyak diusung dan dideklarasikan oleh himpunan profesi,
LSM dan pemerhati masalah iklim dan lingkungan perlu mendapat dukungan pemerintah untuk
memperoleh tindakan yang lebih konktret. Dimasa mendatang, untuk mengurangi permintaan
kebutuhan air, sebaiknya industri dan gedung-gedung perkantoran dapat mendaur ulang air yang
digunakannya. Untuk bidang pertanian permintaan akan air irigasi dapat dikurangi dengan
meningkatkan tehnik irigasi dan dengan lebih banyak mengintroduksi varietas tanaman tahan
kekeringan.
Tujuan perencanaan antisipasi bencana kekeringan adalah upaya yang dilakukan untuk
menghilangkan sama sekali atau mengurangi ancaman bencana kekeringan. Antisipasi bencana
kekeringan dapat dilakukan melalui dua tahapan strategi, yaitu perencanaan jangka pendek dan
panjang.
Ø Perencanaan Jangka Pendek (Satu Tahun Musim Kering)
Penetapan prioritas pemanfaatan air sesuai dengan prakiraan kekeringan. Penyesuaian rencana
tata tanam sesuai dengan prakiraan kekeringan.
Ø Perencanaan Jangka Panjang
Pelaksanaan reboisasi atau konservasi untuk meningkatkan retensi dan tangkapan di hulu
Rehabilitasi atau pembangunan paska kekeringan

Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam rangka pembangunan kembali pasca
kekeringan adalah memperhatikan persediaan pangan baik nasional dan khususnya daerah yang

7
telah dilanda kekeringan. Pembangunan infrastruktur dapat dilakukkan bersamaan dengan
pemberian lapangan kerja berupa proyek padat karya.

Dari serangkaian kebijasanaan tersebut, tujuan utama dari menajemen kebijksanaan


masalah kekeringan adalah mengurangi jumlah penderita korban kekeringan serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang terkena dampak kekeringan. Dalam waktu yang panjang,
pembelajaran kepada seluruh mayasarakat terhadap adanya bencana kekeringan yang setiap
waktu mengancan dan dapat melanda setiap wilayah di Indonesia, langkah-langkah yang harus
dilakukan sebagaimana tertuang dalam siklus Manajemen Kekeringan, serta kebijakasanaan
pemerintah yang berkesinambungan adalah tindakan yang perlu dilakukan dalam menangani
masalah kekeringan. Lebih lanjut dalam teori lingkungan tidak seimbang (non-equilibrium
environments), kekeringan yang secara periodik tiba dalam jangka panjang akan memberikan
pengaruh yang buruk terhadap kondisi lingkungan wilayah Indonesia yang beragam.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyaknya peristiwa bencana yang terjadi di Indonesia telah membuka mata kita
bersama bahwa penanggulangan bencana perlu dimengerti dan dikuasai oleh seluruh masyarakat.
Antisipasi bencana kekeringan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan sama sekali
atau mengurangi ancaman bencana kekeringan.
Sedikitnya dua wilayah di Kota Malang, yakni Kelurahan Merjosari dan Buring, pada
musim kemarau rawan kekeringan dan krisis air bersih, bahkan kedua kawasan itu menjadi
langganan krisis air bersih selama musim kemarau.
Memanfaatkan informasi prakiraan musim yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah cara yang baik dalam membuat sistim peringatan
dini tentang kekeringan. Peringatan dini tentang kekeringan harus digabungkan dengan strategi
yang kemungkinakan pemerintah merespon dan menangani dampak kekeringan
Antisipasi bencana kekeringan dapat dilakukan melalui dua tahapan strategi, yaitu .

1. Perencanaan jangka pendek


2. Perencanaan jangka panjang
B. Saran
Kebijakasanaan masalah kekeringan ini setidaknya perlu memiliki komponen-
komponen seperti: Peringatan Dini, Perencanaan segala kemungkinan tentang kekeringan,
Langkah-langkah penanganan kekeringan seperti perencanaan jangka pendek dan jangka
panjang, dan juga Langkah-langkah rehabilitasi karena sangat perlu di lakukanya sebuah
komponen-komponen seperti di atas untuk mengurangi bencana kekeringan yang terjadi di
Indonesia khususnya kabupaten malang.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://fithra-online.blogspot.co.id/2011/10/antisipasi-mitigasi-dan-siaga-bencana.html
https://dodogunawan.wordpress.com/2015/05/04/manajemen-kebijaksanaan-dalam-mengatasi-
kekeringan/
https://www.academia.edu/Documents/in/Rencana_Tata_Ruang_Wilayah_Kabupaten_Badung_
Bali_Indonesia#add/close
https://indonesia.academia.edu/perencanaandaerah
REPUBLIKA.CO.ID, MALANG

10
LAMPIRAN

11
12

Anda mungkin juga menyukai

  • Lembaga Sosial
    Lembaga Sosial
    Dokumen3 halaman
    Lembaga Sosial
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • RUMAH
    RUMAH
    Dokumen3 halaman
    RUMAH
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Surat Perintah Kerja
    Surat Perintah Kerja
    Dokumen1 halaman
    Surat Perintah Kerja
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • RUMAH
    RUMAH
    Dokumen3 halaman
    RUMAH
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Maskot Flora Dan Fauna
    Maskot Flora Dan Fauna
    Dokumen11 halaman
    Maskot Flora Dan Fauna
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Nitrogen
    Nitrogen
    Dokumen17 halaman
    Nitrogen
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Hindu - Budha
    Pengaruh Hindu - Budha
    Dokumen6 halaman
    Pengaruh Hindu - Budha
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • POLUSI
    POLUSI
    Dokumen27 halaman
    POLUSI
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ipa
    Makalah Ipa
    Dokumen12 halaman
    Makalah Ipa
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • Soal Kelas 2
    Soal Kelas 2
    Dokumen8 halaman
    Soal Kelas 2
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Dokumen25 halaman
    LAPORAN
    Syukur Abdul
    100% (1)
  • Gedung Pancasila
    Gedung Pancasila
    Dokumen2 halaman
    Gedung Pancasila
    Syukur Abdul
    Belum ada peringkat