BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
A. Pengertian
2. Life Style
Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya gaya hidup kawin
cerai di lombok atau gaya hidup perokok (yang juga termasuk bagian dari aspek
sosial budaya).
Salah satu bentuk perilaku sosial budaya yang mempercayai apabila seseorang
sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat
di warung atau mendatangi dukun.
1. Hamil
8) Jangan membelah puntung atau kayu api yang ujungnya sudah terbakar,
karena anak yang dilahirkan bisa sumbing atau anggota badannya ada yang
buntung.
11) Jangan membuat kulit ketupat pada masa hamil karena orang tua percaya
bahwa daun kelapa untuk kulit ketupat harus dianyam tertutup rapat oleh wanita
hamil, sehingga dikhawatirkan bayi yang lahir nanti kesindiran, tertutup jalan
lahirnya.
12) Tidak boleh membelah/memotong binatang, agar bayi yang lahir nanti
tidak sumbing atau cacat fisik lainnya.
13) Tidak boleh menutup pinggir perahu (galak haruk), memaku perahu,
memaku rumah, membelah kayu api yang sudah terbakar ujungnya, memukul
kepala ikan.
14) Pantangan nazar karena bisa menyebabkan air liur menetes terus.
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama hamil, antara lain yaitu:
2) KIE tentang segala sesuatu sudah diatur Tuhan Yang Maha Esa, mitos yang
tidak benar ditinggalkan.
a. Faktor fisik
b. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada
ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap
perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti. Tidak
hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi dukungan dari
keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan bahkan mendukungnya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat,
fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti
menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janinyang
dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang
berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan yang dipantang adat padahal
baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga
harus menjaga kebersihan dirinya. Ekonomi juga merupakan faktor yang
mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan
adanya ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
2. Persalinan
a. Berikut ini beberapa contoh perilaku sosial budaya selama persalinan yang
ada di masyarakat, antara lain:
1) Bayi laki-laki adalah penerus keluarga yang akan menjaga nama baik.
Dalam proses siraman itu, ibu dan suami memakai kain jarik. Kemudian
keduanya duduk bersebelahan dan yang menyiram dimulai dari kedua orang
tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan seluruh keluarga yang ingin
menyiram. Setelah acara siraman selesai, ibu ganti baju dan calon bapak
memecah buah kelapa. Setelah itu apabila buah kelapa langsung pecah, orang
jawa beranggapan bahwa calon bayi berjenis kelamin laki-laki, tapi apabila
kelapa tidak langsung pecah, maka orang jawa beranggapan calon bayi berjenis
kelamin perempuan.
Dalam acara selamatan 7 bulanan ini dapat kita ambil positifnya, yaitu
bisa berbagi rizki lebih pada orang lain. Ibu bisa makan-makanan bergizi,
seperti telur, ayam, ikan bandeng dan juga dibacakan do’a oleh banyak orang
agar kehamilannya lancar dan tidak ada halangan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan
yang meliputi semua perilaku seseorang atau masyarakat yang dapat
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka
kematian.
B. Saran
1. Bagi ibu hamil dan bersalin, sebaiknya berkonsultasi ke bidan atau tenaga
kesehatan sebelum melakukan adat/budaya masyarakat yang dirasa tidak sesuai
atau agak membahayakan bagi kondisinya.
2. Budaya yang ada harus dilihat apakah baik atau tidak untuk kesehatan ibu
hamil dan bersalin. Jika kita lihat dari akal berdasarkan ilmu yang kita dapat
budaya tersebut tidak baik, maka tidak boleh diikuti lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Social Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
(http://mitaerdila.wordpress.com/2013/01/06/budaya-kehamilan-dan-
persalinan/)
(http://nindakittgz.blogspot.com/2013/01/aspek-sosial-budaya-pada-
kehamilan.html)
(http://mynameiszahro.blogspot.com/2012/06/perilaku-dan-social-budaya-
yang.html)