Anda di halaman 1dari 4

Peran SDM dalam organisasi atau perusahaan mempunyai arti yang sama pentingnya dengan

pekerjaan itu sendiri, mengingat pentingnya peran Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau
perusahaan, SDM sebagai faktor penentu organisasi atau perusahaan maka kompetensi menjadi
aspek yang menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan. Dengan Kompetensi yang
tinggi yang dimiliki oleh SDM dalam suatu organisasi atau perusahaan tentu hal ini akan
menentukan kualitas SDM yang dimiliki yang pada akhirnya akan menentukan kualitas kompetitif
perusahaan itu sendiri. Konsep kompetensi sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Menurut
Organisasi Industri Psikologi Amerika (Mitrani, Palziel and Fitt, 1992 : 14) gerakan kompetensi
telah dimulai pada tahun 1960 dan awal 1970.
Apakah yang dimaksud dengan Kompetensi?

Menurut Spencer and Spencer, (1993 : 9) Kompetensi adalah sebagai karakteristik yang
mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya (an
underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion – referenced
effective and or superior performance in a job or situation). Underlying Characteristics
mengandung makna kompetensi adalah bagian dari kepribadian yang mendalam dan melekat
kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas
pekerjaan. Causally Related memiliki arti kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau
memprediksi perilaku dan kinerja. Criterion Referenced mengandung makna bahwa kompetensi
sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik, diukur dari kriteria atau standar yang
digunakan.
Menurut Poerwadarminta (1993:518), Kompetensi adalah kekuasaan (kewenangan) untuk
menentukan/memutuskan suatu hal.
Menurut Suparno (2001:27), Kompetensi adalah kecakapan yang memadai untuk melakukan
suatu tugas atau sebagai memiliki ketrampilan & kecakapan yang diisyaratkan.
Sedangkan kompetensi menurut Van Looy, Van Dierdonck, and Gemmel (1998:212) menyatakan
kompetensi adalah sebuah karakteristik manusia yang berhubungan dengan efektifitas performa,
karakteristik ini dapat dilihat seperti gaya bertindak, berperilaku, dan berpikir.

Karakteristik kompetensi
Menurut Spencer and Spencer (1993 : 10) kompetensi terdiri dari 5 (Lima) Karakteristik yaitu :
1. Motives
Adalah sesuatu dimana sesorang secara konsisten berfikir sehingga ia melakukan tindakan.
Spencer (1993) menambahkan bahwa motives adalah “drive, direct and select behavior toward
certain actions or goals and away from others “. Misalnya seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi secara konsisten mengembangkan tujuan – tujuan yang memberi
suatu tantangan pada dirinya sendiri dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan
tersebut serta mengharapkan semacam “ feedback “ untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits
Adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana seseorang merespon
sesuatu dengan cara tertentu. Sebagai contoh seperti percaya diri, kontrol diri, ketabahan atau
daya tahan.
3. Self Concept
Adalah sikap dan nilai – nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai diukur melalui tes kepada
responden untuk mengetahui nilai yang dimiliki seseorang dan apa yang menarik bagi seseorang
untuk melakukan sesuatu.
4. Knowledge
Adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta untuk memilih
jawaban yang paling benar tetapi tidak bias melihat apakah sesorang dapat melakukan pekerjaan
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
5. Skills
Adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental.
Dengan mengetahui tingkat kompetensi maka perencanaan sumber daya manusia akan lebih
baik hasilnya.

Kategori kompetensi
Kompentensi dapat dibagi atas dua kategori yaitu “Threshold” dan “Differentiating“ (Spencer and
Spencer 1993 : 15) menurut kriteria yang digunakan untuk memprediksi kinerja suatu pekerjaan.
“Threshold competencies adalah karakteristik utama, yang biasanya berupa pengetahuan atau
keahlian dasar seperti kemampuan untuk membaca yang harus dimiliki seseorang agar dapat
melaksanakan pekerjaannya. Tetapi kategori yang ini tidak untuk menentukan apakah seseorang
tersebut berkinerja tinggi atau tidak.
Kategori ini jika untuk menilai karyawan hanyalah untuk mengetahui apakah ia mengetahui
tugas–tugasnya, bisa mengisi formulir dan lain sebagainya. Sedangkan “Differentiating
competencies” adalah faktor–faktor yang membedakan individu yang berkinerja tinggi dan
rendah. Karena seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mampu menetapkan
target atau tujuan yang jauh lebih ketimbang kinerjanya pada tingkat rata–rata. (Milton Fogg,
2004 :27)

Merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seseorang individu, yaitu penyebab yang terkait dengan

acuan kriteria tentang kinerja yang efektif ”A competency is an underlying characteristic of an individual that is

causally related to criterion-referenced effective and/or superior performance in a job or situation“ (Spencer &

Spencer, 1993:9). Karakteristik yang mendasari (underlying characteristic) berarti kompetensi merupakan

bagian dari kepribadian seseorang yang telah tertanam dan berlangsung lama dan dapat memprediksi perilaku

dalam berbagai tugas dan situasi kerja. Penyebab terkait (causally related) berarti bahwa kompetensi

menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja (performance). Acuan kriteria (criterion-referenced)

berarti bahwa kompetensi secara aktual memprediksi siapa yang mengerjakan sesuatu dengan baik atau buruk,

sebagaimana diukur oleh kriteria spesifik atau standar. Kompetensi (Competencies) dengan demikian

merupakan sejumlah karakteristik yang mendasari seseorang dan menunjukkan (indicate) cara-cara bertindak,
berpikir, atau menggeneralisasikan situasi secara layak dalam jangka panjang.

Ada lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu:

1. motif-motif (motives), sesuatu yang secara konsisten dipikirkan dan diinginkan, yang menyebabkan tindakan seseorang

2. ciri-ciri (traits), karakteristik fisik dan respon-respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi

3. konsep diri (self-concept), sikap-sikap, nilai-nilai atau gambaran tentang diri sendiri seseorang

pengetahuan (knowledge), informasi yang dimiliki seseorang dalam area spesifik


4. tertentu
5. keterampilan (skill), kecakapan seseorang untuk menampilkan tugas fisik atau tugas
mental tertentu.

6. Mengembangkan tahapan level kompetensi


7. Desember 27, 2012 by Tengku Shahindra Tinggalkan komentar

8. Bagaimana mengembangkan tahapan


dalam level kompetensi? ada tahapan-tahapan yang bisa digunakan sebagai referensi
pembelajaran atau pelatihan terutama bagi partisipan atau pembelajar. Model tahapan ini
dapat juga digunakan untuk mengembangkan kompetensi, sesuai dengan tahapannya.
9. Apa saja tahapan yang perlu dilewati, berikut adalah tahapannya :
1. Tahap 1 : Level Knowledge
2. Tahap 2 : Level Comprehension
3. Tahap 3 : Level Application
4. Tahap 4 : Level Analysis
5. Tahap 5 : Level Synthesis
6. Tahap 6 : Level Evaluation
10. Tahap Knowledge atau tahap pertama adalah tahapan pengetahuan, dimana kata kuncinya
adalah mengingat, baik itu berupa definisi, prosedur, tata cara, standard dan lainnya.
Knowledge ini bisa disebut sebagai kompetensi atau kemampuan untuk mengingat
berbagai konten yang dipelajari sebelumnya seperti fakta-fakta, informasi, pola, struktur,
formula, proses, prosedur, ide, bahan, atau fenomena.
11. Tahap Comprehension atau tahap kedua adalah tahapan memahami, dimana kata
kuncinya adalah mengerti. Comprehensiion ini merupakan kompetensi atau kemampuan
untuk menjelaskan konsep-konsep, aturan, teori, dan pengetahuan yang diajarkan, untuk
intepretasi materi yang disampaikan, atau ekstrapolasi dari itu.
12. Tahap Application atau tahap ke tiga adalah tahap menggunakan, dimana kata kuncinya
adalah aplikasi, Application ini merupakan kompetensi atau kemampuan untuk
menggunakan bahan belajar atau material pelajaran dalam menjawab pertanyaan asing
dan memecahkan masalah baru. Dimana pengetahuan yang diperoleh dalam tahap
knowledge dan konsep yang dipahami harus bisa diterapkan. Dalam tahap application,
maka seseorang mampu menempatkan informasi ke dalam praktek untuk mempengaruhi
hasil praktek. Misalnya, apa manfaat praktis mengetahui hal ini.
13. Tahap Analysis atau tahap ke empat adalah tahap menganalisa suatu materi atau perihal,
dimana kata kuncinya adalah analisa. Dalam tahapan ini merupakan kompetensi atau
kemampuan untuk memecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya, untuk
mendeteksi hubungan antar bagian dan struktur yang mendasari bagaimana bagian-bagian
tersebut tersusun.
14. Tahap Synthesis atau tahap ke lima adalah tahap melakukan sintesa suatu materi atau
perihal, dimana kata kuncinya adalah menyimpulkan. Tahap synthesis ini merupakan
kompetensi atau Kemampuan untuk menggabungkan atau membangun bagian-bagian
atau unsur-unsur bersama-sama untuk menghasilkan pola, model atau bagian baru.
15. Tahap terakhir atau tahap Evaluation adalah tahap ke enam yaitu melakukan penilaian
atau evaluasi terhadap suatu gagasan. Tahap evaluation merupakan kompetensi atau
kemampuan untuk menilai nilai beberapa gagasan, solusi, dll, untuk tujuan tertentu.
Dalam tahap evaluasi ini, seseorang mampu mengetahui mengapaa suatu gagasan, ide,
solusi bisa cocok diterapkan di suatu area, tapi tidak cocok diterapkan pada area lain

Daftar Pustaka

 Hasibuan, H. Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Kedua,
Penerbit BPFE-UGM, Yogyakarta.
 Noto Atmodjo, Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Cetakan Ke-2,
Penerbit Reneka Cipta, Jakarta.
 Irianto, Yusuf, Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya Alam, Penerbit Insan
Cendikiawan, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai