PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Tujuan dari evaluasi program ini adalah untuk meningkatkan kunjungan nifas
ke Puskesmas Kelurahan Jati Padang.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pencapaian program cakupan kunjungan nifas di
Puskesmas Kelurahan Jati Padang pada Januari – Maret 2017.
1.4 Manfaat
A. Manfaat bagi Penulis
a. Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat.
b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan didalam program puskesmas.
a. Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu tlah diperbolehkan untuk berjalan-jalan, Dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote Peurperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan memiliki komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan.
2.5 Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan
BBL, dan untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi antara lain sebagai berikut :7
I 6.8 jam post partum a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
B. Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jati Padang meliputi seluruh wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Jati Padang, yang terdiri dari 10 RW dan 101 RT.
C. Batas wilayah
1. Sebelah Utara : Kelurahan Pejaten Barat
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Pasar Minggu
3. Sebelah Timur : Kelurahan Kebagusan
4. Sebelah barat : Kelurahan Ragunan
D. Keadaan Tanah
1. Luas seluruh wilayah Kelurahan Jati Padang : 2,49 km2
2. Terlampir seluruhnya untuk pemukiman
Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan Jati Padang.
E. Fasilitas Pendidikan
F. Fasilitas Kesehatan
Tabel 3.2 Fasilitas Kesehatan
No. Fasilitas Jumlah
1 Rumah sakit -
2 Puskesmas 1
3 Rumah Bersalin -
4 Dokter 24 jam 2
5 Dokter Gigi 4
6 Balkesmas -
7 Bidan Swasta 6
8 Laboratorium -
9 Apotik -
10 Klinik 3
11 Posyandu 30
Dari tabel tersebut diatas, didapatkan bahwa rasio jenis kelamin (sex ratio)
laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Dari tabel tersebut juga didapatkan
dependency ratio dari populasi di Kelurahan Jati Padang sebesar 0,46%,
atau dengan kata lain setiap 100 orang usia produktif mengandung beban 1
orang usia non-produktif.
Sumber: Laporan Bulanan Data Kesakitan Puskesmas Kelurahan Jati Padang Bulan Oktober
– Desember 2016
2.1.6 Tujuan
a. Mengembangkan profesionalisme SDM medis dan non medis
b. Terwujudnya penempatan karyawan sesuai dengan ahlinya
c. Meningkatkan prestasi kerja dan kinerja karyawan
d. Terwujudnya mutu pelayanan kesehatan yang paripurna untuk kepuasan
pelanggan sesuai standar ISO 9001-2008
e. Terwujudnya sistem manajemen puskesmas
f. Terwujudnya kerjasama dengan mitra kerja, lintas sektoral dan institusi
baik pemerintah maupun swasta
g. Terwujudnya pengetahuan masyarakat tentang betapa pentingnya masalah
kesehatan
3.2.2 P1 (Perencanaan)
a. Man
Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel 11, Puskesmas Kelurahan
Jati Padang memperkerjakan 9 orang, dengan 8 orang tenaga kesehatan
didalamnya, diantaranya ialah 1 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 2
orang bidan, 2 orang perawat, 1 orang perawat gigi, 1 orang administrasi dan 1
orang petugas gizi.
Gol/Status Kepegawaian
No. Tenaga Kerja Jumlah
PNS Non-PNS
1 Dokter umum 1 orang - 1 orang
2 Dokter gigi 1 orang - 1 orang
3 Bidan 2 orang - 2 orang
4 Perawat 2 orang - 2 orang
5 Perawat Gigi 1 orang - 1 orang
6 Petugas Gizi 1 orang - 1 orang
7 Administrasi/ TU - 1 orang 1 orang
Total 8 orang 1 orang 9 orang
c. Material
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Puskesmas Kelurahan Jati Padang
berasal dari alokasi logistik Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dengan penambahan
aset pada tahun 2016 bersumber dari belanja modal dana APBD.
Tabel 3.10 Data Inventoris Wajib dimiliki Puskesmas Kelurahan Jati Padang
Nama Alat Modal Jumlah
Alat Pendingin (AC) 4 Unit
Alat Kedokteran Umum (Brankar) 1 Unit
Alat Farmasi (Cold Chain) 1 Unit
Alat Kedokteran Gigi (Dental Unit) 1 Unit
Bangku Tunggu 5 Unit
Filling Kabinet 3 Unit
Komputer/PC 3 Unit
Lemari obat 3 Unit
Meja Kerja 11 Unit
Tempat Tidur 2 Unit
d. Method
Target 2016
No Program Identifikasi Program
(%)
Target 2016
No Program Identifikasi Program
(%)
5. P2P TB PARU
Kusta
Pelayanan Imunisasi
Diare 63
ISPA
4. IR DBD 55 / 100,000
Target 2016
No Program Identifikasi Program
(%)
4
pemberian pelayanan prima kepada masyarakat. Penilaian kinerja dilakukan melalui
penilaian kinerja bulanan dan kinerja tahunan oleh kepala puskesmas.
Langkah Kegiatan
Pertama Monitoring dan evaluasi, menjamin diperolehnya perencanaan dan
pengembangan strategi serta pengalokasian dana yang layak
Kedua Diperolehnya keluaran aktivitas yang relevan untuk kebijakan dan
pelaksanaan program
Ketiga Mengidentifikasi kesesuaian indikator proses, output, outcome antara
realisasi dengan standar yang telah ditetapkan
Keempat Aktivitas monitoring dan evaluasi menghasilkan data dasar sebagai
bahan perencanaan selanjutnya
Kelima Monitoring dan evaluasi merupakan sistem yang berkesinambungan
Sumber: Buku Epidemiologi Manajerial 2011.
Tabel 3.15 Kegiatan monitoring Puskesmas Kelurahan Jati Padang.
Langkah Kegiatan
5
output, outcome antara realisasi dengan standar
yang telah ditetapkan
Keempat Aktivitas monitoring dan evaluasi
menghasilkan data dasar sebagai bahan
perencanaan selanjutnya
Kelima Monitoring dan evaluasi merupakan sistem
yang berkesinambungan. Dilakukan dalam
bentuk audit internal dan eksternal setiap
tahun.
Selain kegiatan monitoring, supervisi dalam melaksanakan UKM dan UKP juga
dilakukan oleh Puskesmas Kelurahan Jati Padang. Supervisi dilaksanakan secara internal
dan eksternal. Pada bagian eksternal supervisi dilakukan oleh kecamatan serta suku dinas
kesehatan. Supervisi internal dilakukan oleh kepala puskesmas. Berdasarkan buku
epidemiologi manajerial ketika penyelenggaraan supervisi ke sarana pelayanan
kesehatan, diperlukan upaya yang sistematis sebagaimana diuraikan di bawah ini: 7
1. Mengumpulkan informasi
2. Membimbing memecahkan masalah
3. Melaksanakan on the job training
4. Menyusun laporan hasil pelaksanaan supervisi
Berdasarkan sumber yang berasal dari kegiatan lapangan Puskesmas Kelurahan
Jati Padang (wawancara, data collecting, dan observasi), tidak didapatkan pedoman
pelaksanaan supervisi untuk Puskesmas Kelurahan Jati Padang seperti tabel diatas.
3.2.4.3 Evaluasi
Tahap yang dilakukan pada evaluasi dan monitoring tersebut bersumber dari pihak
Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu. Sedangkan untuk evaluasi yang sudah ada di
Puskesmas Kelurahan Jati Padang hanya mengikuti pihak kecamatan meskipun dikatakan
ada yang di modifikasi untuk menyesuaikan dengan program dan penjadwalan yang ada
di Puskesmas Kelurahan Jati Padang.
6
Jenis Evaluasi Uraian Realisasi
Evaluasi Formatif Rumusan masalah / Dilakukan dengan
tantangan yang dihadapi brainstorming masalah,
audit internal berdasarkan
ISO
Evaluasi Proses Identifikasi masalah pada audit internal berdasarkan
aspek input, proses dan ISO
output (matriks temuan
masalah)
Evaluasi Evaluasi 1-3 tahun jika Laporan tahunan
Outcome terdapat perubahan pada
aspek input, proses maupun
output
Evaluasi Impact Evaluasi terhadap dampak Laporan tahunan
yang terjadi akibat
perubahan input, proses
maupun output
BAB IV
PERENCANAAN
1. Identifikasi Masalah
5. Menentukan alternatif
pemecahan masalah
Gambar 5. Problem solving cycle.
Studi ini dilakukan dengan panduan alur pemecahan masalah seperti gambar di atas,
dimulai dari identifikasi masalah. Dari masalah-masalah yang ditemukan dipilih salah satu
yang menjadi prioritas utama melalu teknik Hanlon Kuantitatif. Kemudian penyebab masalah
diidentifikasi melalui metode pendekatan sistem. Konfirmasi penyebab masalah yang paling
mungkin dilakukan dengan wawancara dan observasi. Setelah itu setiap masalah dikaji untuk
dicari alternatif pemecahannya yang kemudian diurutkan sesuai prioritas menggunakan
kriteria Matrix. Rencana penerapan pemecahan masalah dituangkan dalam tabel plan of
action. Setelah itu dilakukan intervensi terhadap masalah tersebut dan hasil kegiatan,
monitoring dan evaluasi diserahkan kepada pihak puskesmas.
Tabel 26 . Masalah program Puskesmas Kelurahan Jati Padang periode Januari-Maret 2017
Program Pencapaian
(< 100% & >100%)
Cakupan kunjungan bumil K1 94,6%
Cakupan kunjungan bumil K4 99,4%
Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 85,7%
Pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan 92%
Kunjungan nifas 75,5%
Kunjungan neonates 65,7%
8
Penanganan komplikasi neonates 78,5%
Kunjungan balita 99,6%
KB Baru 75,9%
Peserta KB Aktif 8%
HB0 36,9%
BCG 55,9%
Campak 22,8%
9
4.4 Penentuan Prioritas Masalah (Berdasarkan Hanlon Kuantitatif)
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria dalam
Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
(A + B) x C x D
Tabel 22. Program yang belum mencapai target di Puskesmas Menteng Dalam Bulan Juni-
Agustus 2016
10
HB0 36,9%
63,1%
BCG 55,9%
44,1%
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 23
= 1+ 3,3 (1,36)
= 5,48 dibulatkan menjadi 5
11
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan terkecil
kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 90,6%
terkecil 5,5%
Interval : Nilai terbesar – Nilai terkecil
k
: 99,4 – 6
5
: 18,6 ~ 19
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas:
Tabel 23. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 1 – 16 1
Skala 2 17 – 32 2
Skala 3 33 – 48 3
Skala 4 49 – 64 4
Skala 5 65 – 80 5
Skala 6 81 – 96 6
12
10. Peserta KB Aktif X 6
14. HB0 X 3
15. BCG X 3
23. Campak X 5
13
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya masalah (S), tingkat
penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah
dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut :
a. Sangat mendesak :5
b. Mendesak :4
c. Cukup mendesak :3
d. Kurang mendesak :2
e. Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
a. Sangat gawat :5
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas :5
b. Mudah menyebar/meluas :4
c. Cukup menyebar/meluas :3
d. Sulit menyebar/meluas :2
e. Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai sebagai
berikut :
a. Sangat banyak :5
b. Banyak :4
c. Cukup banyak :3
d. Kurang banyak :2
e. Tidak banyak :1
Tabel 25. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan
No. Masalah U S G P Jumlah
1. Cakupan kunjungan bumil K1 4 2 2 3 11
2. Cakupan kunjungan bumil K4 3 2,5 2 3 10,5
3. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani 5 3 2 3 13
4. Pertolongan persalinan yang ditangani 5 2 2 4 13
5. Kunjungan nifas 4 2 2 4 12
6. Kunjungan neonates 4 2 2 4 12
7. Penanganan komplikasi neonatus 5 4 3 3 15
14
8. Kunjungan balita 3 2 2 3 10
9. KB Baru 2 2 3 3 10
10. Peserta KB Aktif 2 2 3 3 10
11. Penemuan kasus BTA (+) 3 3,5 2 3,5 12
12. Cakupan balita dengan pneumonia 3,5 3 2 3 11,5
13. Cakupan balita dengan diare 3 3 4 3 13
14. HBO 3 3 2 2 10
15. BCG 3 2 2 2 9
16. DPT/HB-Hib (1) 3 1 2 2 8
17. DPT/HB-Hib (2) 3 1 2 2 8
18. DPT/HB-Hib (3) 3 1 1 1 6
19. Polio 1 3 1 2 2 8
20. Polio 2 3 1 2 2 8
21. Polio 3 3 1 2 2 8
22. Polio 4 3 1 1 2 7
23. Campak 3 1 3 2 9
15
15. BCG 3
16. DPT/HB-Hib (1) 3
17. DPT/HB-Hib (2) 3
18. DPT/HB-Hib (3) 3
19. Polio 1 3
20. Polio 2 3
21. Polio 3 3
22. Polio 4 3
23. Campak 3
16
4.5 Penilaian prioritas masalah
Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula nilai
prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang
dihadapi:
17
5. Kunjungan bumil K1
6. Peserta KB Aktif
7. Kunjungan bumil K4
8. Kunjungan neonates
9. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani
10. Pertolongan persalinan yang ditangani
11. Kunjungan nifas
12. Imunisasi Campak
13. KB Baru
14. Imunisasi BCG
15. Imunisasi Polio (2)
16. Imunisasi Polio (3)
17. Imunisasi Polio (4)
18. Kunjungan balita
19. Imunisasi HB0
20. Imunisasi DPT/HB-Hib (1)
21. Imunisasi DPT/HB-Hib (2)
22. Imunisasi Polio (1)
23. Imunisasi DPT/HB-Hib (3)
18
mengenai pentingnya kunjungan
nifas.
19
ke ibu-ibu hamil sejak pemeriksaan
kehamilan
Mengadakan kunjungan rumah ke
ibu nifas
20
Gambar 7. Fishbone
Media promosi (leaflet) kurang memadai Tidak tersedia meja
Tidak ada form asuhan pelayanan nifas INPUT ginekologi
MACHINE
Tidak ada buku panduan asuhan pelayanan
nifas Kurangnya SDM dalam program pelayanan asuhan nifas
MATERIAL
Tidak adanya kegiatan sosialisasi dan penyuluhan
MAN
pada kader (refreshing kader) mengenai Kurangnya pelatihan khusus
pentingnya kunjungan nifas
Kurangnya pemberdayaan kader dalam hal promosi dan
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai kunjungan secara aktif ke warga sekitar
pentingnya kunjungan nifas tidak dilaksanakan METODE
secara rutin
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. In: Kemenkes, editor.
Jakarta; 2015. p. 22-31.
2. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. In: Kemenkes, editor.
Jakarta; 2013. p 49.
3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional : Surveri Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik. Kementerian Kesehatan, Agustus 2013.
Available at: http://chnrl.org/pelatihan-demografi/SDKI-2012.pdf. Accessed on 25 April
2017.
4. UNPAD. (1983). Obstetri Fisiologis. Bandung : Elemen. Halaman 315
5. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Yogyakarta :
Fitramaya
6. Ambarwati, Eny. 2010. Asuhan kebidanan III( Nifas ). Yogyakarta : Fitramaya
7. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika; 2012.
22
23
24