Anda di halaman 1dari 17

TUTORIAL - I

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama 30 menit pertama, dosen menjelaskan tentang:


1. Deskripsi Mata Kuliah selama 10 menit
2. Proses Pembelajaran selama satu semester selama 15 menit
3. Evaluasi pembelajaran 5 menit
Sesuai dengan yang tercantum di dalam Tutorial (mahasiswa dan dosen)
serta beberapa peraturan tambahan yang telah disepakati.

Selanjutnya memulai Tutorial 1 yang menjadi dasar pemahaman sebelum memasuki


bagian utama pada mata kuliah ini. mahasiswa perlu kembali diingatkan tentang
perlunya mempelajari teknik pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan pada
pasien.

Sebelum semua ini dikemukakan oleh dosen, maka sebaiknya dosen terlebih dahulu
menggali pemahaman mahasiswa terhadap pentingnya materi ini sebagai dasar dalam
memahami peran dan praktik perawat dalam pelayanan kesehatan.

Jawaban terhadap pertanyaan tersebut yang tentunya dibangun dari pemahaman


mahasiswa yang menjadi kesimpulan diskusi diharapkan dapat menjadi motivasi bagi
mahasiswa untuk bersungguh-sungguh mempelajari materi ini mengingat pentingnya
dalam praktik keperawatan.
Poin-poin penting atas jawaban pertanyaan di atas terdapat pada bagian II Tutorial
ini (materi pembelajaran).
B. Ruang Lingkup Isi

Isi dari Tutorial-1 ini secara garis besar meliputi pembahasan tentang teknik
pemenuhan kebutuhan aktivitas & latihan diantaranya anatomi dan fisiologi sistem
muskuloskeletal, kebutuhan jenis-jenis ROM, teknik body aligment, mobilisasi pasien
dan mekanika gerak dan gaya.
C. Sasaran Pembelajaran Tutorial

Peraturan Pembelajaran
1. Setelah pemaparan kontrak perkuliahan, mahasiswa memahami tentang persiapan
sebelum kuliah tatap muka, tugas baca dan tugas Tutorial serta kewajiban laporan
hasil kuliah tatap muka.
2. Setelah proses pembelajaran dosen-mahasiswa yang dipandu dengan Tutorial
masing-masing, maka dosen dapat menggali capaian kompetensi mahasiswa terkait
model pemenuhan kebutuhan aktivitas & latihan yang indikatornya adalah
kemampuannya dalam hal:
1) Mampu menjelaskan anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal
2) Mampu menjelaskan jenis-jenis latihan ROM
3) Mampu menjelaskan body aligment yang dapat diterapkan sesuai dengan
tumbuh kembang
4) Mampu menjelaskan mobilisasi pasien pada pemenuhan kebutuhan aktivitas
5) Mampu menjelaskan menjelaskan mekanika gerak dan gaya

II. MATERI PEMBELAJARAN

A. Kebutuhan Aktivitas dan Latihan


1. Pengertian
Pengertian aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja merupakan salah satu dari tanda
kesehatan individu tersebut dimana kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari
keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat
menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi
menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya.
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada seseorang
termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi tempat
tidur, berpindah dan ambulasi/ROM.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kesehatannya. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini
membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian
diri, meningkatkan kesehatan dan memperlambat proses penyakit – khusunya proses
degeneratif dan untuk aktualisasi diri (harga diri dan citra tubuh). Imobilitas atau imobilisasi
merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang
mengganggu pergerakan misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.

2. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut :


Tingkat aktivitas / mobilitas Kategori

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh


Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain
dan peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah
gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan
mangangkat beban, maksimal 57 %.
B. Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengusruskan pergerakan.
Komponen utama sistem muskoluskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi,
dan otot.
1. Sistem Tulang
Tulang adalah jaringan yang terstruktur dengan baik dan mempunyai fungsi utama,
yaitu:
a. Membentuk rangka badan
b. Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot
c. Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan alat-alat dalam, seperti
otak, sum sum tulang belakang, jantung, dan paru-paru.
d. Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, posfat, magnesium dan garam
e. Ruang di tengah tulang tertentu yang mempunyai fungsi tambahan lain, yaitu sebagai
jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
2. Fungsi Umum dari Tulang,yaitu :
a. Formasi kerangka
b. Formasi sendi-sendi
c. Perlekatan otot
d. Sebagai pengungkit
e. Penyokong berat badan
f. Proteksi
g. Haemopoiesis
h. Fungsi immunologi
i. Penyimpanan kalsium
3. Perkembangan tulang terjadi melalui dua tahap, yaitu :
Pada minggu ke-5 perkembangan embrio, tulang rawan terbentuk dari prakartilago.
Ada 3 jenis tulang rawan yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan fibrin, dan tulang rawan
elastic.
Setelah minggu ke-7 perkembangan embrio, tulang akan terbentuk melalui dua cara
yaitu :
a. Secara langsung : pada proses ini tulang akan terbentuk secara langsung dari membrane
tulang dalam bentuk lembaran,misalnya pada tulang muka,pelvis, scapula, dan tulang
tengkorak. Proses penulangan ini ditandai terbentuknya osteoblas yang merupakan rangka
dari trabekula tulang yang penyebarannya secar radial.
b. Secara tidak langsung : proses ini tulang terbentuk dari tulang rawan. Proses penulangan
tulang rawan terjadi melalui dua cara,yaitu :
1) Osifikasi Sentral : terjadi melalui osifikasi endokondral
2) Osifikasi Perifer : terjadi di bawah perikondrium atau osifikasi periosteum.
Pertumbuhan intertisial terjadi melalui proses osifikasi endokondral pada tulang
rawan. Ada dua lokasi pertumbuhan tulang rawan dan tulang panjang, yaitu :
a. Tulang rawan artikuler : pertumbuhan tulang panjang terjadi pada daerah tulang rawan
artikuler dan merupakan tempat satu-satunya bagi tulang untuk bertumbuh pada daerah
epifisis.
b. Tulang rawan lempeng epifisis : pertumbuhan ini terjadi keseimbangan antara dua proses,
yaitu:
1) Proses pertumbuhan : adanya pertumbuhan intertisial tulang rawan dari lempeng
epifisis memungkinkan terjadinya penebalan tulang.
2) Proses kalsifikasi : kematian dan penggatian tulang rawan pada daerah permukaan
metafisis terjadi melalui proses osifikasi endokodral.

4. Ujung Pertumbuhan Tulang


Epifise bersatu dengan diafise. Pusat-pusat epifise akan menyatu dengan diafise sehingga
terjadi pada tulang-tulang yang lain. Korpus dari semua tulang-tulang panjang dan besar
memperlihatkan akhir dari suatu alur yang berfungsi sebagai suatu lubang pada tulang yang di
sebut suramen nutrisia yang digunakan pada arteri nutrisia untuk memasuki korpus.
5. Anatomi Sistem Tulang
Secara garis besar, tulang dibagi menjadi enam, yaitu:
a. Tulang panjang (long bone
b. Tulang pendek (short bone), misalnya tulang-tulang karpal.
c. Tulang pipih (flat bone), misalnya tulang parietal, iga, scapula, dan pelvis.
d. Tulang takberaturan (irregular bone), misalnya tulang vertebrata.
e. Tulang sesamoid, misalnya tulang patella.
f. Tulang sutura (sutural bone),ada di atap tengkorak.
6. Fisiologi Sel Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel : osteoblas,
osteosit, dan osteoklas.
a. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan
sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.
Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas menyekresikan sejumlah
besar fosfatase alkali yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium dan
fosfat ked ala matriks tulang.
b. Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran
kimiawi melalui tulang yang padat.
c. Osteoklas adalah sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks
tulang dapat diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Sel ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam
yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran
darah.
Bentuk tulang dapat disesuaikan untuk menanggung kekuatan mekanis yang semakin
meningkat. Perubahan tersebut juga membantu mempertahankan kekuatan tulang pada
proses panuaan. Matriks organic yang sudah tua berdegenerasi sehingga membuat tulang
relative menjadi lemah dan rapuh. Pembentukan tulang yang baru memerlukan matriks
organic baru sehingga member tambahan kakuatan pada tulang.
7. Klasifikasi Tulang
Tulang-tulang diklasifikasikan berdasarkan kepada empat bentuknya, yaitu:
a. Tulang Panjang
b. Tulang Pendek
c. Tulang Pipih
d. Tulang tak sama bentuk
8. Sistem Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua tulang atau lebih. Tulang ini dipadukan dengan
berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pitafibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Ada
tiga tipe sendi, yaitu:
a. Sendi Fibrosa (sinartrodiol), merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Sendi fibrosa
tidak memilki lapisan tulang rawan.
b. Sendi kartilagilosa (amfiartrodial), merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak.. Tipe
sendi kartilaginosa yaitu :
1) Sinkondrosis, adalah sendi-sendi yang diliputi tulang rawan hialin. Contohnya sendi-
sendi kostokondral.
2) Simfisis, adalah sendi yang tulang-tulangnya memilki hubunhgan fibrokartilago dan
selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya
simfisis fubis dan sendi-sendi pada tulang punggung.
c. Sendi synovial (diartrodial), merupakan sendi yang dapat digunakan dengan bebas. Sendi
ini memilki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin.

Sendi dilumasi oleh cairan synovial dan oleh perubahan hydrostatic yang terjadi pada
cairan intertesial tulang rawan. Tekanan yang terjadi pada tulang rawan akan mengakibatkan
pergeseran cairan kebagian yang kurang mendapat tekanan. Aliran darah ke sendi banyak menuju
sinovium. Pembuluh darah mulai masuk melalui tulang subkondral pada tingkat tepi kapsul.
9. Sistem Otot
Setiap otot dikelilingi oleh jaringan ikat pembungkus otot yang disebut perimisium
eksternus atau fasia profia. Serabut otot akan bergabung dengan yang lainnya diantara jaringan
ikat yang disebut perimisium internum yang berfungsi untuk menguatkan otot tempat pembuluh
darah dan saraf. Otot-otot ini melekat pada tulang dengan perantara jaringan ikat khusus yang
dinamakan tendo. Susunannya seperti otot berwarna putih, ujung-ujung mengecil berhubungan
dengan tendo. Tiap-tiap serabut otot mengandung beribu-ribu myofibril yang terletak
berdampingan sehingga terlihat seperti garis-garis melintang.
Otot merupakan alat gerak aktif. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara
otot dan tulang. Kerangka manusia merupakan kerangka dalam yang tersusun dari tulang keras
(osteon) dan tulang rawan (kartilago).
Otot itu beraneka ragam, ada yang ceper, ada yang berbentuk kumparan dan ada pula
yang berbentuk kipas. Menurut susunannya, otot terdiri atas :
a. Otot berserabut sejajar
b. Otot bers
Menurut jenis dasarnya otot terdiri dari :
a. Otot licin (otot polos)
Bergaris-garis tak beraturan
b. Otot kardia (otot jantung)
c. Otot rangka
Bergaris-garis teratur.
Jenis-jenis otot yaitu terdiri dari:
a. Otot polos
Tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel-sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan
sebelah luar sel-sel otot polosnya tersusun memanjang. Inti sel otot polos berbentuk lonjong dan
pada sel otot yang sedang mengkerut intinya tampak melingkar.
b. Otot rangka
Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun
sejajar satu sama lain. Intinya berbentuk lonjong. Jumlahnya banyak dan terdapat ditepi serabut
tepat dibawah sarkolema.
c. Otot jantung
Otot jantung berbeda dengan otot rangka karena sel-selnya panjang, bercabang, dan bergabung
satu sama yang lain dengan perantaraan cabangnya sehingga membangun suatu jala. Inti berbentuk
lonjong dan berwarna pucat, terletak di tengah-tengah serabut. Serabut otot jantung, bergaris
melintang tetapi tidak sejelas otot rangka dan pada tempat-tempat tertentu terdapat keeping-
keping interkalar.

C. Body Mekanik, Mekanika Gerak dan Gaya


Body mekanik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan digunakannya
tubuh dan bagian-bagianya secara effisien , aman dan terkoordinasi untuk memindahkan suatu obyek
dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini difokuskan pada penggunaan body mekanik oleh
perawat pada saat mengatur posisi pasien diatas bed , memindahkan pasien diantara bed,kursi roda
dan brankar.
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
1. Body Aligement (Postur Tubuh)
2. Balance / Keseimbangan
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Prinsip-Prinsip Body Mekanik:
1. Mengangkat
2. Menarik dan mendorong
3. Pivoting
Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan
mencegah kecacatan.
Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan,
seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan
klien, dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan
tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat.
Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat,
memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan tentang
pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh. Prinsip yang digunakan
dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
a. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika
tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
1) Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh
2) Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat
gravitasi.
3) Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.
b. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara
mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
c. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.
Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatikan, di antaranya :
a. Gerakan ( ambulating )
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh,
keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda. Orang
berdiri akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada
posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan
pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase
yaitu fase menahan berat dan fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus
dan berirama.
b. Menahan ( squating )
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh,
posisi orang yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga
berbeda dengan posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat
diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan
memudahkan gerakan yang akan dilakukan.
c. Menarik ( pulling )
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya
ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik ), posisi
kaki dan tubuh dalam menarik ( seperti condong kedepan dari panggul ), sodorkan
telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku
diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk
lalu lakukan penarikan.
d. Mengangkat ( lifting )
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot
besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk
mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.
e. Memutar ( pivoting )
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu
pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur
gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

D. Range Of Motion (ROM)


1. Pengertian
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal. Potongan
sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian
kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi
bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
Mobilisasi sendi disetiap potongan dibatasi oleh ligamen, otot, dan konstruksi sendi.
Beberapa gerakan sendi adalah spesifik untuk setiap potongan. Pada potongan sagital,
gerakannya adalah fleksi dan ekstensi (jari-jari tangan dan siku) dan hiperekstensi (pinggul). Pada
potongan frontal, gerakannya adalah abduksi dan adduksi (lengan dan tungkai) dan eversi dan
inversi (kaki). Pada potongan transversal, gerakannya adalah pronasi dan supinasi (tangan),
rotasi internal dan eksternal (lutut), dan dorsifleksi dan plantarfleksi (kaki).
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat menanyakan pertanyaan dan mengobservasi
dalam mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan, nyeri, keterbatasan gerak,
dan gerakan yang tidak sama. Klien yang memiliki keterbatasan mobilisasi sendi karena penyakit,
ketidakmampuan, atau trauma membutuhkan latihan sendi untuk mengurangi bahaya
imobilisasi. Latihan tersebut dilakukan oleh perawat yaitu latihan rentang gerak pasif. Perawat
menggunakan setiap sendi yang sakit melalui rentang gerak penuh.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan oleh otot ataupun gaya eksternal
lain dalam ruang geraknya melalui persendian. Bila terjadi gerakan, maka seluruh struktur yang
terdapat pada persendian tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan sendi, kapsul
sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya
kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai
gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan
yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus
otot (Potter & Perry, 2005).
2. Tujuan ROM
Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
a. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
b. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
c. Mencegah kekakuan pada sendi
d. Merangsang sirkulasi darah
e. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.
3. Manfaat ROM
Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan.
b. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
e. Memperbaiki tonus otot
f. Meningkatkan mobilisasi sendi
g. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
4. Prinsip Latihan ROM
Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :
a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
b. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
c. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa,
tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan, siku,
bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin
telah di lakukan.
5. Jenis - Jenis Rom (Range Of Motion)
ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah
sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang
gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif
adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

6. Macam-macam ROM
Ada berbagai macam gerakan ROM, yaitu :
a. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
b. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
c. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
d. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
e. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
f. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
g. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk
sudut persendian.
h. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk
sudut persendian.
i. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
bawah.
j. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke
atas.
k. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada
tangan yang sama.

Menurut Potter & Perry, (2005), ROM terdiri dari gerakan pada persendian sebaga berikut
:
1) Leher, Spina, Serfikal
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
Ekstensi Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang 45°
Hiperektensi Menekuk kepala ke belakang sejauh rentang 40-45°
mungkin,
Fleksi lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh rentang 40-45°
mungkin kearah setiap bahu,
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam rentang 180°
gerakan sirkuler,
2) Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menaikan lengan dari posisi di samping rentang 180°
tubuh ke depan ke posisi di atas kepala,
Ekstensi Mengembalikan lengan ke posisi di samping rentang 180°
tubuh,
Hiperektensi Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku rentang 45-60°
tetap lurus,
Abduksi Menaikan lengan ke posisi samping di atas rentang 180°
kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala,
Adduksi Menurunkan lengan ke samping dan rentang 320°
menyilang tubuh sejauh mungkin,
Rotasi dalam Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan rentang 90°
menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan ke belakang,
Rotasi luar Dengan siku fleksi, menggerakan lengan rentang 90°
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala,
Sirkumduksi Menggerakan lengan dengan lingkaran rentang 360°
penuh,

3) Siku
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan siku sehingga lengan bahu rentang 150°
bergerak ke depan sendi bahu dan tangan
sejajar bahu,
Ektensi Meluruskan siku dengan menurunkan rentang 150°
tangan,
4) Lengan bawah
Gerakan Penjelasan Rentang
Supinasi Memutar lengan bawah dan tangan sehingga rentang 70-90°
telapak tangan menghadap ke atas,
Pronasi Memutar lengan bawah sehingga telapak rentang 70-90°
tangan menghadap ke bawah,
5) Pergelangan tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian rentang 80-90°
dalam lengan bawah,
Ekstensi Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, rentang 80-90°
tangan, lengan bawah berada dalam arah
yang sama,
Hiperekstensi Membawa permukaan tangan dorsal ke rentang 89-90°
belakang sejauh mungkin,
Abduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu rentang 30°
jari,
Adduksi Menekuk pergelangan tangan miring ke arah rentang 30-50°
lima jari,
6) Jari- jari tangan
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Membuat genggaman, rentang 90°
Ekstensi Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
Hiperekstensi Menggerakan jari-jari tangan ke belakang rentang 30-60°
sejauh mungkin,
Abduksi Mereggangkan jari-jari tangan yang satu rentang 30°
dengan yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30°
7) Ibu jari
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan ibu jari menyilang permukaan rentang 90°
telapak tangan,
Ekstensi menggerakan ibu jari lurus menjauh dari rentang 90°
tangan,
Abduksi Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang 30°
Adduksi Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang 30°
Oposisi Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari
-
tangan pada tangan yang sama.
8) Pinggul
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-120°
Ekstensi Menggerakan kembali ke samping tungkai rentang 90-120°
yang lain,
Hiperekstensi Mengerakan tungkai ke belakang tubuh, rentang 30-50°
Abduksi Menggerakan tungkai ke samping rentang 30-50°
menjauhi tubuh,
Adduksi Mengerakan tungkai kembali ke posisi
rentang 30-50°
media dan melebihi jika mungkin,
Rotasi dalam Memutar kaki dan tungkai ke arah
rentang 90°
tungkai lain,
Rotasi luar Memutar kaki dan tungkai menjauhi
rentang 90°
tungkai lain.
Sirkumduksi Menggerakan tungkai melingkar -
9) Lutut
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang 120-130°
Ekstensi Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-130°
10) Mata kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Dorsifleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang 20-30°
menekuk ke atas,
Plantarfleksi Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki rentang 45-50°
menekuk ke bawah,
11) Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Inversi Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10°
Eversi Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang 10°
12) Jari-Jari Kaki
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
Ekstensi Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°
Abduksi Menggerakan jari-jari kaki satu dengan rentang 15°
yang lain,
Adduksi Merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15°

III. TUGAS TUTORIAL& INDIKATOR PENILAIAN


A. Pertemuan 1-3 (Gallery Wall, Jigsaw)
1. Pemahaman tentang peraturan perkuliahan dan materi perkuliahan 1 semester.
Menjelaskan tentang deskripsi mata kuliah, kompetensi yang akan dicapai, matriks
perkuliahan, cara memahami Tutorial dan mekanisme pengukuran/evaluasi pembelajaran.
2. Pemahaman tentang Materi
a) Anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal
b) Jenis-jenis latihan ROM
c) Teknik body aligment
d) Mobilisasi pasien
e) Mekanika gerak dan gaya

B. Penugasan Mahasiswa
Tugas 1 disajikan pada pertemuan ke-2 dan ke-3
1. Tugas I
a. Tugas 1 pada pertemuan 1:
1) Konsep ROM
2) Konsep Body Alignment
3) Konsep Mobilisasi
4) Mekanika Gerak dan Gaya
b. Tahapan :
1) Setelah dosen memberikan materi, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok besar
yang terdiri dari 10 kelompok yang terdiri 9 mahasiswa dalam setiap kelompok
yang heterogen.
2) Setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan penelusuran literatur.
3) Tentukan topik/tema pelajaran.
4) Kelompok menyiapkan poster
5) Hasil kerja kelompok ditempel di dinding.
6) Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.
7) Salah satu wakil kelompok menjawab setiap apa yang ditanyakan oleh
kelompok lain.
8) Koreksi bersama-sama.
9) Klarifikasi dan penyimpulan.

2. Tugas II
a. Tugas 2 pada pertemuan 3:
1) Anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal
b. Tahapan:
1) Setelah dosen memberikan materi, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok
besar. Selanjutnya mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan evaluasi
materi setelah berdiskusi dalam kelompok kecilnya.
2) Kelompok diberikan waktu selama 30 menit untuk melakukan penelusuran
literatur
3) Dosen membagi kelas menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing
membahas materi tersebut.
4) Tiap orang dalam kelompok diberi materi dan tugas untuk memberikan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang lain.
5) Setelah kelompok berdiskusi, tiap anggota kembali secara bersama-sama
menyimpulkan materi yang telah didiskusikan.
6) Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
7) Menyusun laporan/resume diskusi yang mengarah kepada capaian kompetensi.

C. Tugas Tutorial
1. Tugas I
a. Lakukan penelusuran litertaur dan diskusikan dengan kelompok lalu tuangkan dalam
bentuk poster berisi materi-materi yang sudah didapatkan tentang:
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan ROM
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan mobilasasi pasien
3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan body alignment
4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan mekanika gerak dan gaya
2. Tugas II
a. Lakukan penelusuran literatur dan diskusikan dalam kelompok lalu tuangkan dalam
makalah kelompok jawaban dari pertanyaan pemicu berikut:
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan anatomi sistem muskuloskeletal
2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan fisiologi sistem muskuloskeletal
3) Jelaskan secara garis besar gambaran anatomi sistem muskuloskeletal
4) Jelaskan secara garis besar gambaran fisiologi sistem muskuloskeletal
b. Setelah melakukan penelusuran literatur dan diskusikan dalam kelompok terkait
topik yang dibahas, lalu tuangkan dalam makalah kelompok dengan format sebagai
berikut:
1) Bab 1 Pendahuluan terdiri atas latar belakang dan tujuan penulisan
2) Bab 2 Tinjauan teoritis
3) Bab 3 Pembahasan (buat kasus sesuai topik yang didapatkan).
4) Bab 4 Penutup berisi simpulan dari keseluruhan isi makalah
5) Daftar Pustaka yang digunakan

INDIKATOR PENILAIAN

Evaluasi Pembelajaran per Tutorial (EPm)


Materi Tutorial-1 ini diharapkan dapat dipahami oleh mahasiswa dan mampu memenuhi
indikator kompetensi dalam hal-hal sebagai berikut :
1. Ketepatan dalam menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem muskuloskeletal
2. Ketepatan dalam menerapkan teknik latihan Range Of Motion (ROM)
3. Ketepatan dalam menjelaskan mekanika gerak dan gaya

Nilai
Bobot Skor
No Komponen Penilaian Rata- Perhitungan Nilai
(%) (Xn)
Rata
1 Tugas dan karya kelompok a 30 A X 30/100
2 Kuis b 35 B X 35 /100
Kehadiran dan Keaktifan di
3 c 35 C X 35/100
kelas
Jumlah EPm (a/b/c/d/dst)
4. Ketepatan dalam menjelaskan body aligment
5. Ketepatan dalam mensimulasikan teknik mobilasasi pasien di ruang perawatan.
Indikator penilaian adalah kompetensi mahasiswa peserta mata kuliah yakni ketepatan
“penjelasan ruang lingkup keperawatan” yang diberikan dengan bobot nilai maksimum
sebesar 100 dan diperhitungkan sesuai bobot yang tertera pada matriks.
Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, baik saat penyelenggaraan
kuliah maupun melalui hasil tugas mandiri mahasiswa baik yang dibuat perorangan, maupun
kelompok.

IV. SUMBER KEPUSTAKAAN


Aziz Alimul Hidayat. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika
Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Harti, A.S. (2012). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: EGC
Hidayat, A.A. (2008). Pengantar konsep dasar keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
James. (2008). Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Jawono. (2012). Bilogi Sel. Jakarta: EGC

V. PENUTUP

Tutorial ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen untuk melakukan
pembelajaran baik dalam penelusuran sumber belajar berupa buku teks, hasil penelitian,
evaluasi hasil pengabdian masyarakat serta kearifan lokal wilayah dan UIN Alauddin terkait
pemenuhan kebutuhanaktivitas dan latihan maupun dalam melaksanakan proses
pembelajaran untuk materi dalam Tutorial ini. Tutorial ini diharapkan pula dapat menjadi
pedoman pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan efisien dan efektif
dalam mencapai sasaran pembelajaran melalui peran aktif yang terintegrasi dari semua
pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai