Anda di halaman 1dari 54

125

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan

1. Deskripsi Dana Bantuan Sosial

Dana Bantuan Sosial adalah Pemberian bantuan berupa uang/barang dari

pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat

yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk

melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Resiko sosial yang

dimaksud ialah suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi

terjadinya kerentanan sosial yang di tanggung oleh individu, keluarga, kelompok

dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik,

fenomena alam dan bencana alam yang jika tidak diberikan dana bantuan sosial

akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

2. Tujuan Pemberian Dana Bantuan Sosial

Tujuan pemberian bantuan sosial meliputi : Rehabilitasi sosial untuk

memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami

disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar,

Perlindungan sosial untuk mencegah dan menangani resiko sosial seseorang,

keluarga, kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi

sesuai dengan kebutuhan dasar minimal, Pemberdayaan sosial untuk menjadikan

seseorang atau kelompok masyarakat yang mengalami masalah sosial sehingga

mempunyai daya yang selanjutnya mampu memenuhi kebutuhan dasarnya,

Jaminan sosial merupakan skema yang melembaga untuk menjamin penerima

bantuan agar dapat mememnuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak,


126

Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program dan kegiatan yang

dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat yang tidak

mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat

memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan, Penanggulangan bencana

merupakan serangkaian upaya yang ditujukan untuk rehabilitasi.

3. Dasar Hukum

Dalam rangka pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara

yang ditetapkan dalam APBN dan APBD, sehingga diperlukan suatu kaidah-

kaidah hukum administrasi keuangan negara . Oleh karena itu, Segala hal yang

berkaitan dengan pengelolaan dana bantuan sosial diatur di dalam peraturan

menteri dalam negeri yang telah mengalami beberapa kali perubahan.

Sebagai sebuah sistem, pengelolaan anggaran negara telah mengalami

banyak perkembangan. sistem pengelolaan anggaran negara di Indonesia terus

berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan dinamika manajemen

sektor publik. Pada awalnya pemberian bantuan sosial hanya diatur dalam satu

pasal yakni pasal 45 yang terdiri dari 4 ayat di dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,

yang telah beberapa kali diubah, yakni dengan Permendagri Nomor 59 Tahun

2007, dan kali keduanya diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011.

Pada tanggal 27 Juli 2011 ditetapkan Permendagri Nomor 31 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber

dari APBD. Pada pasal 43 huruf b dijelaskan bahwa Penganggaran,

pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta

monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan bantuan sosial mulai tahun anggaran
127

2012 berpedoman pada Peraturan Menteri ini. Dengan demikian berdasarkan pasal

43 huruf b ini, maka ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 beserta

perubahannya, tidak digunakan lagi dan tidak dapat dijadikan lagi sebagai

pedoman dalam pemberian bantuan sosial mulai tahun anggaran 2012.

Pada tanggal 21 Mei 2012 ditetapkan Permendagri Nomor 39 Tahun

2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari

APBD yang diundangkan pada tanggal 22 Mei 2012. Pada Pasal 43 dijelaskan

bahwa Penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban serta monitoring dan evaluasi pemberian hibah dan

bantuan sosial mulai tahun anggaran 2013 berpedoman pada Peraturan Menteri ini.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah daerah dalam memberikan

bantuan sosial yang bersumber dari APBD sejak tahun anggaran 2012 sudah

berpedoman pada Permendagri Nomor 32 Tahun 2011. Sedangkan untuk tahun

anggaran 2013 selain berpedoman Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 juga pada

aturan perubahan yang terdapat di dalam Permendagri Nomor 39 Tahun 2012.

Hingga penulis menyusun skripsi ini, belum ada perubahan lagi yang terjadi terkait

dengan aturan pengelolaan bantuan sosial, sehingga kedua aturan ini masih tetap

berlaku.

Di Provinsi Sumatera Selatan telah diundangkan Peraturan Gubernur

sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Permendagri diatas. Peraturan tersebut

menjadi landasan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam melaksanakan

pengelolaan dana bantuan sosial, yakni Peraturan Gubernur No. 26 Tahun 2011

Tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Hibah dan Bantuan Sosial Pemerintah


128

Provinsi Sumatera Selatan dan Peraturan Walikota Kota Palembang Nomor 69

tahun 2012 tentang Pedoman Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial.

4. Kriteria Pemberian Bantuan Sosial

Pemberian bantuan sosial memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Selektif;

b. Memenuhi persyaratan penerima bantuan;

c. Bersifat sementara dan tidak menerus, kecuai dalam keadaan tertentu

dapat berkelanjutan; dan

d. Sesuai tujuan penggunaan.

Kriteria selektif sebagaimana dimaksud pada huruf a diartikan bahwa

bantuan sosial hanya diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk

melindungi dari kemungkinan resiko sosial. Kriteria memenuhi persyaratan

penerima bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :

a. Memiliki identitas yang jelas; dan

b. Berdomisili dalam wilayah Kota Palembang;

1) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus sebagaimana

dimaksud diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan

tidak harus diberikan setiap tahun anggaran.

2) Keadaan tertentu dapat berkelanjutan sebagaimana dimaksud diartikan

bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai

penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.

3) Kriteria sesuai tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud bahwa tujuan

pemberian bantuan sosial meliputi : a) Rehabilitasi sosial; b)

Perlindungan sosial; c) Pemberdayaan sosial; d) Jaminan sosial; e)


129

Penanggulangan kemiskinan, dan f) Penanggulangan bencana.

5. Penyaluran Dana Bantuan Sosial

Penyaluran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari kata salur

yang berarti mengalirkan, mengarahkan, meneruskan atau mendistribusinkan.

Penyaluran sendiri dapat dipahami sebagai proses, cara, ataupun perbuatan

menyalurkan. Penyaluran meliputi aspek pelaksanaan dan penatausahaan.

Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD

diatur mengenai mekanisme untuk memperoleh dana bantuan sosial. Untuk dapat

memperoleh dana bantuan sosial yang harus dilakukan oleh para pemohon, yaitu:

a. Anggota/kelompok masyarakat menyampaikan usulan tertulis kepada

kepala daerah.

b. Kepala daerah menunjuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terkait untuk melakukan evaluasi terhadap usulan tertulis tersebut. Jika

disetujui oleh kepala SKPD terkait maka akan diberikan ekomendasi

kepada kepala daerah melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

c. TAPD akan memberikan pertimbangan atas rekomendasi tersebut

sesuai dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah.

d. Rekomendasi kepala SKPD dan pertimbangan TAPD akan menjadi

dasar percantuman alokasi anggaran bantuan sosial dalam rancangan

Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran

Sementara (PPAS).

e. Bantuan sosial berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja

tidak langsung, jenis belanja bantuan sosial, obyek belanja bantuan


130

sosial, dan rincian obyek belanja berkenaan pada Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD)

Penyaluran dan/atau penyerahan bantuan sosial didasarkan pada daftar

penerima bantuan sosial yang tercantum dalam keputusan kepala daerah, kecuali

bantuan sosial kepada individu dan keluarga yang tidak dapat direncanakan

sebelumnya. Penyaluran bantuan sosial kepada individu atau keluarga yang tidak

dapat direncanakan sebelumnya, didasarkan pada permintaan tertulis dari

individu atau keluargayang bersangkutan atau surat keterangan dari pejabat yang

berwenang serta mendapat persetujuan kepala daerah setelah diverifikasi oleh

SKPD terkait.

6. Pertanggungjawaban Penerima Dana Bantuan Sosial

Para penerima dana bantuan sosial memiliki kewajiban untuk

mempertanggung- jawabkan kepada pemerintah daerah terkait penggunaan dana

bantuan sosial tersebut. Penerima bantuan sosial berupa uang menyampaikan

laporan penggunaan bantuan sosial kepada kepala daerah melalui PPKD dengan

tembusan kepada SKPD terkait, sedangkan penerima bantuan sosial berupa barang

menyampaikan laporan penggunaan bantuan sosial kepada kepala daerah melalui

kepala SKPD terkait. Penerima bantuan sosial bertanggung jawab secara formal

dan material atas penggunaan bantuan sosial yang diterimanya. Pertanggung-

jawaban penerima bantuan sosial meliputi:

a. Laporan penggunaan bantuan sosial oleh penerima bantuan sosial;

b. Surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan bahwa bantuan

sosial yang diterima telah digunakan sesuai dengan usulan; dan


131

c. Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan

perundang- undangan bagi penerima bantuan sosial berupa uang atau

salinan bukti serah terima barang bagi penerima bantuan sosial berupa

barang.

Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada point a dan b disampaikan

kepada kepala daerah paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran

berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada point c disimpan

dan dipergunakan oleh penerima bantuan sosial selaku obyek pemeriksaan.

7. Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Sebagai Penyalur Dana

Bantuan Sosial

Berdasarkan laporan penggunaan bantuan sosial tersebut, pihak pemerintah

daerah akan mencatatnya sebagai bahan laporan pertanggungjawaban penyaluran

dana bantuan sosial. Bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis

belanja bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan, sementara

bantuan sosial berupa barang dicatat sebagai realisasi obyek belanja bantuan sosial

pada jenis belanja barang dan jasa dalam program dan kegiatan pada SKPD terkait.

Terkait dengan penyaluran bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang

tidak dapat direncanakan sebelumnya, PPKD membuat rekapitulasi penyaluran

bantuan sosial tersebut paling lambat tanggal 5 Januari tahun anggaran

berikutnya, dengan memuat nama penerima, alamat dan besaran bantuan sosial

yang diterima oleh masing-masing individu atau keluarga. Pertanggungjawaban

pemerintah daerah atas pemberian bantuan sosial meliputi:


132

a. Usulan/permintaan tertulis dari calon penerima bantuan sosial atau

surat keterangan dari pejabat yang berwenang kepada kepala daerah;

b. Keputusan kepala daerah tentang penetapan daftar penerima bantuan

sosial;

c. Pakta integritas dari penerima bantuan sosial yang menyatakan

bahwa bantuan sosial yang diterima akan digunakan sesuai dengan

usulan; dan

d. Bukti transfer/penyerahan uang atas pemberian bantuan sosial berupa

uang atau bukti serah terima barang atas pemberian bantuan sosial berupa

barang.

Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada point b dan point

c dikecualikan terhadap bantuan sosial bagi individu dan/atau keluarga yang tidak

dapat direncanakan sebelumnya.

Dalam UU Keuangan Negara (UU No. 17 Tahun 2003) dan UU

Pemeriksaan Keuangan dan Akuntabilitas Negara (UU No. 15 Tahun 2005)

dijelaskan bahwa laporan keuangan yang akan dipertanggungjawabkan dan

diserahkan, harus terlebih dahulu di audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pemeriksaan laporan keuangan menjadi salah satu sarana dalam meminimalkan

konflik sekaligus mewujudkan penerapan good governance.Realisasi bantuan

sosial dicantumkan pada laporan keuangan pemerintah daerah dalam tahun

anggaran berkenaan yang selanjutnya akan diaudit oleh BPK. Bantuan sosial

berupa barang yang belum diserahkan kepada penerima bantuan sosial sampai

dengan akhir tahun anggaran berkenaan dilaporkan sebagai persediaan dalam

neraca. Realisasi bantuan sosial berupa barang dikonversikan sesuai standar


133

akuntansi pemerintahan pada laporan realisasi anggaran dan diungkapkan pada

catatan atas laporan keuangan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah

daerah.

B. Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Sosial Pada Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang Tahun 2017

Pada bab ini, peneliti akan melakukan pembahasan terhadap data yang sudah

dikumpulkan. Penelitian ini mengenai Pengelolaan Pemberian Dana Bantuan Sosial

Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang Tahun 2017.

Variabel penelitian ini terdiri dari empat dimensi, yaitu Dimensi Planning

(Perencanaan) terdapat tiga indikator yaitu : Perencanaan Sumber Daya

Manusia,Perencanaan Penerima Dana Bantuan Sosial dan Perencanaan Waktu

Pemberian Dana Bnatuan Sosial. Dimensi Organizing (Pengorganisasian) terdapat

tiga indikator yaitu : Tujuan pemberian dana bantuan sosial, Terdapat pembagian

tugas yang jelas, wewenang dan tanggung jawab. Dimensi Actuating

(Pengerakan/Pelaksanaan) terdiri dari tiga indikator yaitu : Pengarahan pemimpin,

Pengarahan dan sosialisasi terhadap penerima dana bantuan sosial, Disiplin dalam

proses pemberian dan laporan pertanggung jawaban dana bantuan sosial. Dimensi

Controlling (Pengawasan) terdiri dari dua indikator yaitu Standar pengawasan

dalam pelaksanaan dana bantuan sosial, dan Pemberian sanksi hukum kepada

penerima dana bantuan sosial yang tidak sesuai standar. Berdasarkan empat dimensi

diatas pembahasan akan dilakukan perindikator untuk masing-masing dimensi

Pembahasan ini dilakukan berdasarkan data yang didapat dari studi pustaka,

wawancara, dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan Pengelolaan Pemberian


134

Dana Bantuan Sosial di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang. Pada penelitian ini, pengelolaan pemberian dana bantuan sosial di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang dapat diukur

dengan beberapa indikator berdasarakan teori George Terry, Pengelolaan terdiri

dari :

a. Planning (Perencanaan)

b. Organizing (Pengorganisasian)

c. Actuating (Pelaksanaan)

d. Controlling (Pengawasan)

a. Planning (Perencanaan)

1) Perencanaan Sumber Daya Manusia

Tata kelola yang baik diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang

digunakan dalam pemberian Dana bantuan sosial untuk mengelola sumber daya

dan risiko secara lebih efektif dan efisien, serta pertanggungjawaban penerima

dana bantuan sosial kepada pihak pemberi dana bantuan sosial sesuai dengan

ketentuan Perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berlaku.

Diperjelas oleh Staf Sub.Bagian Program dan Keuangan di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Sumber Daya Manusia adalah hal yang paling penting dalam proses
pengelolaan pemberian dana bantuan sosial. Oleh karena itu, Dana ini
selalu diperhatikan dengan baik dan karena prosesnya yang cukup
panjang sehingga faktor sumber daya yang berkualitas juga sangat
dibutuhkan agar dana bantuan dapat dikelola dengan baik dan tentunya
adanya standarisasi pegawai dalam proses ini” (16 Oktober 2018).

Berikut ini Perencanaan Standarisasi Pegawai Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang :


135

Tabel 3.Perencanaan Standarisasi Kualitas Pegawai Badan Pengelolaan


Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang

No. Jabatan Tingkat Golongan


Pendidikan Pangkat

1. Kepala BPKAD S1 IV/c

2. Sekretaris BPKAD S1 IV/b

3. Kabid Akuntansi dan Pelaksanaan S2 IV/a

4. Kabid Perbendaharaan S1 III/d

5. Kasubid Verifikasi/Belanja S1 III/d

6. Kasubag TU dan Kepegawaian S1 III/d

7. Kabid Anggaran S2 III/d

8. Kasubag Program dan Keuangan S2 III/d

9. Kabid Akuntansi dan Pelaporan S2 III/d

10. Kasubid Pengelolaan Kas Daerah S2 III/d

11. Kasubid Akuntansi dan Pelaporan S1 III/d

12. Kasubid Administrasi S1 III/c


Pelaksanaan Anggaran
13. Kasubag Umum dan S1 III/c
Perlengkapan
14. Kasubid Penyusunan Anggaran S1 III/c

Jumlah 14 Pimpinan

Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan data sekunder

Berdasarkan Tabel 3. Perencanaan Standarisasi Pegawai di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang telah memenuhi


136

kriteria pegawai pada sebuah dinas seperti Kepala BPKAD, Sekretaris

BPKAD, Kabid, Kasubid, Kasubag serta memiliki staf-staf.

Dari hasil wawancara dengan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan

kepegawaian di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut :

“Sumber daya Manusia di BPKAD sangat dibutuhkan karena dapat


mempermudah pekerjaan, disini juga banyak anak-anak yang magang, dan
disini juga memiliki standarisasi pegawai”(16 Oktober 2018).

Hal tersebut juga ditambahkan oleh Staf Sub.Bagian Program dan

Keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang yang

mengatakan bahwa:

“Tujuan perencanaan SDM kan jelas menempatkan orang yang tepat pada
tempat dan waktu yang tepat, apalagi diera sekarang harus benar-benar
dalam penyeleksian soalnya teknologi sudah semakin canggih dan kita
tidak boleh ketinggalan, dan juga bisang-bidang yang dipegang ya harus
sesuai dengan ilmulah biar sejalan” (16 Oktober 2018).

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa perencanaan SDM

diperlukan untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam jumlah yang tepat, pada

tempat yang tepat dan menghasilkan kerja yang baik, dan kebutuhan Sumber Daya

Manusia di BPKAD juga dibantu dengan adanya anak-anak magang sehingga

dapat mengurangi sedikit pekerjaan yang ada.

Jadi berdasarkan kutipan-kutipan wawancara dan data diatas dapat

dianalisa bahwa sumber daya manusia dalam proses pengelolaan pemberian

dana bantuan sosial itu sangat dibutuhkan dan sangat penting dan juga adanya

standarisasi pegawai dalam proses ini agar pengelolaan dapat berjalan dengan

baik.
137

2) Perencanaan Penerima Dana Bantuan Sosial

Selain meningkatkan sumber daya manusia Pegawai di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, juga perlu merencanakan

kewajiban dan hak penerima dana bantuan sosial serta merencakan pemberian

dana bantuan sosial itu hingga sampai kepada penerima dana tersebut,

yangmana yang berhak menerima dana bantuan sosial tersebut adalah individu,

keluarga, masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil,lembaga non

pemerintah bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, perekonomian, dan

bidang lain. Pada wawancara dengan Bapak Edy Ridwan.SE selaku Bendahara

Dana Bantuan Sosial menyatakan bahwa:

“Dalam pemberian dana bantuan sosial itu ada yang berhak menerima
dana tersebut ada di Peraturan walikota nomor 69 tahun 2012 pasal 12
yang isinya individu, keluarga, masyarakat yang mengalami keadaan
yang tidak stabil akibat dari krisis sosial, ekonomi, politik, bencana atau
fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum serta
lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan,
perekonomian, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi
individu, kelompok dan masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko
sosial”( 16 Oktober 2018).

Berdasarkan Peraturan Walikota Palembang Nomor 69 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial dijelaskan bahwa kriteria

pemberian dana bantuan sosial yaitu : a) Selektif; b) Memenuhi persyaratan

penerima bantuan; c) Bersifat sementara dan tidak menerus, kecuai dalam

keadaan tertentu dapat berkelanjutan; dan d) Sesuai tujuan penggunaan dan

Dana Bantuan Sosial dapat diberikan kepada : a) isinya individu, keluarga,

masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil akibat dari krisis sosial,

ekonomi, politik, bencana atau fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan

hidup minimum, b) lembaga non pemerintah bidang pendidikan, keagamaan,


138

kesehatan, perekonomian, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi

individu, kelompok dan masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

Terkait dengn kriteria dan syarat-syarat yang telah ditetapkan berdasarkan

Peraturan walikota Palembang tersebut disampaikan oleh Staf Sub Bagian

Program dan Keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang sebagai berikut:

“Ada syarat-syarat tersendiri untuk setiap penerima dana bantuan sosial


Memiliki identitas yang jelas dan Berdomisili dalam wilayah Kota
Palembang, Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus
pemberian bantuan sosial tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap
tahun anggaran dan bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran
sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan kutipan dari wawancara diatas, dalam perencanaan penerima

dana bantuan sosial dilakukan dengan melihat apakah penerima dana bantuan

sosial tersebut sudah sesuai dengan syarat-syarat dan kriteria-kriteria penerima

dana. Dan setiap penerima dana bantuan baik itu masyarakat, maupun lembaga

non pemerintah memiliki syarat-syarat dan kriteria-kriteria tertentu yang harus

dilengkapi dan dipatuhi.

Hal Senada juga disampaikan oleh Bendahara Dana Bantuan Sosial di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Iya tidak sembarangan untuk mendapatkan dana bantuan sosial itu ada
syarat-syaratnya dan juga harus jelas dan harus mengusulkan dulu ke
kami baru nanti di acc atau tidak, kriterianya yaitu penerima bantuan
sosial harus memiliki identitas yang jelas, dan berdomisili dalam
wilayah administratif pemerintahan daerah berkenaan; ”(16 Oktober
2018).
139

Hal tersebut juga ditambahkan oleh Staf Sub Bagian Program dan Keuangan

di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang sebagai

berikut:

“Pemberian bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah haruslah


selektif,yaitu hanya diberikan kepada calon penerima yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan dalam pengertian belanja bantuan sosial yaitu
melindungi dari kemungkinan resiko sosial, oleh karena itu diperlukan
persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi oleh calon peenrima yaitu adanya
perlindungan atas kemungkinan terjadinya resiko sosial,dan juga ini bersifat
sementara dan dapat juga berkelanjutan” (16 Oktober 2018).

Dari hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa Pemberian belanja

bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus menerus, namun

terdapat kondisi dimana Belanja Bantuan Sosial tersebut diberikan secara

terus menerus atau berkelanjutan. Belanja Bantuan Sosial berkelanjutan yaitu

bantuan yang diberikan secara terus menerus untuk mempertahankan taraf

kesejahteraan sosial dan upaya untuk mengembangkan kemandirian. Belanja

bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat

bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan

setiap tahun anggaran, belanja bantuan sosial dihentikan pada saat pihak

yang dibantu telah lepas dari masalah sosial tersebut.

Bantuan sosial dapat terus menerus, misalnya untuk menjaga kinerja sosial

yang telah tercapai agar jangan menurun kembali jangka waktu pemberian

belanja bantuan sosial kepada anggota masyarakat atau kelompok masyarakat

tergantung pada apakah si penerima bantuan masih memenuhi

kriteria/persyaratan sebagai pihak yang berhak menerima bantuan. Apabila si

penerima sudah tidak termasuk yang mempunyai resiko sosial, telah dapat

memenuhi kebutuhan hidup minimum maka kepada yang bersangkutan tidak


140

dapat diberikan bantuan lagi. setelah penerima dana bantuan sosial tersebut

memenuhi persyaratan kriteria penerima dana bantuan sosial selanjutnya

adalah tahap dimana adanya syarat-syarat yang harus dipenuhi setelah

ditetapkannya sebagai penerima dana, di dalam syarat-syarat tersebut juga

terdapat permasalahan yang biasanya terjadi dalam proses pemberian dana

bantuan sosial.

Adapun Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon dana bantuan

sosial berdasarkan ialah sebagai berikut:

a) Individu, keluarga, dan/atau masyarakat serta lembaga non

pemerintah mengajukan permohonan tertulis belanja bantuan sosial

kepada Gubernur.

b) Permohonan tertulis dibubuhi cap dan ditanda tangani oleh:

(1) Ketua dan seretaris atau sebutan lain bagi lembaga non pemerintah;

(2) Permohonan tertulis diketahui pemerintah setempat bagi individu,

keluarga dan/atau masyarakat;

(3) Permohonan tertulis bagi lembaga non pemerintah dilengkapi

dengan proposal yang memuat informasi tentang: Latar Belakang,

Maksud dan Tujuan, Hasil yang Diharapkan, Lokasi Pelaksanaan,

Waktu Pelaksanaan, Data Umum Organisasi, Alamat Lengkap, Daftar

Personalia Pelaksana dan Susunan Kepengurusan Lembaga,

Rencana Anggaran Biaya, Nomor Rekening Bank yang Masih

Berlaku, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Lembaga dan

Penutup

(4) Permohonan dilengkapi dengan persyaratan administrasi dan


141

untuk kebutuhan fisik dilengkapi dengan dokumen teknis.

(5) Persyaratan administrasi yang harus dilampirkan oleh lembaga

non pemerintahan, yakni: Akta Notaris Pendirian Lembaga atau

dokumen lain yang dipersamakan, Surat Penyataan bersedia untuk

Diaudit, Surat Pernyataan Bertanggungjawab atas penggunaan dana

bantuan sosial, NPWP, Surat Keterangan Domisili Lembaga dari

Kelurahan Setempat, Fotocopy Surat Keterangan Terdaftar (SKT)

yang telah dilegalisir oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Bukti

Kontrak gedung /bangunan, bagi lembaga yang kantornya

mengontrak yang diketahui Pemerintah Daerah setempat,

Salinan/Fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku atas

nama ketua dan sekretaris atau sebutan lain, Salinan rekening bank

yang masih aktif atas nama lembaga dan/atau pengurus belanja,

Surat Pernyataan Tidak Menerima Bantuan Sosial Ganda untuk

kegiatan yang sama.

(6) Persyaratan teknis meliputi gambar rencana dan konstruksi

bangunan atau dokumen lain sejenis;

(7) Permohonan tertulis bagi individu, keluarga, dan/atau

masyarakat sekurang-kurangnya memuat informas tentang: Maksud

dan Tujuan Penggunaan, Jumlah bantuan sosial yang dimohonkan,

Identits lengkap penerima bantuan sosial yang meliputi: (a)

Nama Lengkap sesuai dengan KTP yang masih berlaku, (b)

Tempat/tanggal lahir, (c) Alamat Lengkap, (d) No. Kartu Identitas

(fotocopy KTP), (e) Pekerjaan/aktivitas, (f) Status Perkawinan, (g)


142

Nomor rekening penerima.

(8) Surat Permohonan dan dokumen proposal belanja bantuan sosial

disampaikan dan diadministrasikan /dicatat melalui unit kerja yang

melaksanakan fungsi surat masuk pada Sekretariat Daerah.

(9) Unit kerja yang melaksanakan fungsi surat masuk pada

Sekretariat Daerah.

(10) Tata Usaha Pimpinan dapat mendistribusikan surat

permohonan dan dokumen kepada SKPD terkait sesuai dengan urusan

penyelenggaraan pemerintahan.

Setelah pemohon melengkapi dokumen sebagaimana yang telah

tersebut diatas maka selanjutnya akan dilakukan evaluasi oleh SKPD yang

ditunjuk oleh Gubernur, dimana SKPD yang ditunjuk sesuai dengan urusan

penyelenggaraan pemerintahan. Kepala SKPD membentuk tim evaluasi,

yang nantinya akan melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen

yang telah diajukan oleh pemohon. Tim evaluasi dapat melakukan

peneltian dan/atau peninjauan lapangan. Hasil evaluasinya akan

dituangkan dalam bentuk berita acara. SKPD terkait menyampaikan hasil

evaluasi berupa rekomendasi kepada Gubernur melaui TAPD sesuai

dengan prioritas dan kemampuan keuangan daerah. Setiap SKPD yang

ditunjuk oleh gubernur menyusun pedoman tatacara evaluasi sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinnya. Asisten melalui Biro terkait pada

Sekretariat Daerah melakukan koordinasi atas evaluasi yang dilakukan

SKPD.
143

Dari hasil wawancara dengan pihak BPKAD selanjutnya penulis

melakukan wawancara kepada penerima dana bantuan sosial yang

mendapatkan dana karena terjadi bencana kebakaran. Wawancara

dilakukan kepada salah seorang warga di daerah bukit lama sebagai warga

yang terkena bencana kebakaran, sebagai berikut:

“rumah kami mengalami kebakaran jadi dari pemerintah itu memberikan


uang sebesar 2.750.000 alhamdulillah ada kepedulian dari pemerintah
dan tidak ada syarat-syarat , jika almarhum atau ada korban itu dikasih
2.500.000”(9 Oktober 2018).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut mereka mendapatan bantuan dana

sosial tanpa syarat-syarat namun memperoleh dana itu dikarenakan dalam

pemberian dana bantuan sosial itu ada dua yaitu bantuan sosial organisasi

kemasyarakatan atau yang sudah direncanakan dan bantuan sosial yang tidak

direncanakan. Berikut data penerima dana bantuan sosial yang tidak terencana

tahun 2017:

Tabel 4. Data Penerima Dana Bantuan Sosial Tidak Terencana Tahun 2017

No. Kelurahan Jumlah Jenis Bencana Jumlah dana bantuan


Penerima sosial @2.750.000
1. Ilir Timur II 2 Kebakaran 5.500.000
2. Sukarami 2 Kebakaran 5.500.000
3. Sukarami 3 Tanah Longsor 8.250.000
4. Ilir Timur I 4 Kebakaran 11.000.000
5. Kemuning 3 Kebakaran 8.250.000
6. Seberang Ulu II 1 Kebakaran 2.750.000
7. Alang-Alang 1 Terbawa Arus Air 2.500.000
Lebar (Alm)
8. Alang-Alang 7 Kebakaran 19.250.000
Lebar
144

9. Seberang Ulu I 71 Kebakaran 195.250.000


10. Sako 1 Kebakaran 2.750.000
11. Kalidoni 2 Kebakaran 5.250.000
12. Sukarami 1 Kebakaran 2.750.000
13. Kertapati 37 Kebakaran 101.750.000
14. Ilir Timur II 33 Kebakaran 90.750.000
15. Ilir Barat I 10 Kebakaran 27.500.000
16. Gandus 1 Kebakaran 2.750.000
17. Sematang Borang 1 Kebakaran 2.750.000
Jumlah 180 499.750.000
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan data sekunder

Berdasarkan data tabel diatas jumlah masyarakat yang mendapatkan dana

bantuan sosial yang tidak terencana sebanyak 180 orang dengan anggaran sebesar

Rp. 499.750.000 yang mana terdapat 16 Kelurahan yang mendapatkan bantuan

dana sosial dengan kondisi bencana yang berbeda-beda misalnya kebakaran, tanah

longsor dan terbawa arus air. Masing-masing mendapatkan dana sebesar Rp.

2.750.000 perorang kecuali masyarakat yang meninggal dunia akibat bencana

tersebut hanya mendapatkan Rp. 2.500.000.

Kemudian wawancara berikutnya dilakukan kepada Ibu Siti Vebriani,SE

selaku Kepala Sub.Bidang Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Tidak ada permasalahan didalam perencanaan penerima dana bantuan


sosial karena semua sudah memiliki aturannya masing-masing dan juga
dilakukan rapat sebelum merencanakan penerima dana tersebut. Dalam
rapat TAPD yang membahas mengenai layak atau tidak layak penerima
dana mendapatkan dana, besaran dana yang diberikan untuk penerima, itu
semuanya didapatkan dari hasil rapat TAPD. TAPD itu kepanjangannya
Tim Anggaran Pemerintah Daerah, hasil rapat penentuan pemberian dana
itu juga dihadiri oleh kepala dari BPKAD dalam hal ini Sekretaris Daerah
Kota Palembang yang menjadi Kepala BPKAD dan juga para SKPD terkait
ataupun yang mempunyai kewenangan didaerah tersebut yang mana
nantinya dapat memberikan masukan dan evaluasi juga.”(16 Oktober 2018).
145

Dalam proses perencanaan penerima dana bantuan sosial ini diadakan rapat

TAPD untuk menentukan penerima dana bantuan sosial dan besaran dana yang

didapatkan, setiap SKPD masing-masing memberikan rekomendasi dan evaluasi

terhadap pemohon karena SKPD terkait ikut didalam rapat TAPD, dalam

evaluasi ini merupakan tahap penentuan permintaan penerima

direkomendasikan atau tidak direkomendasikan untuk mendapatkan dana

bantuan sosial dilihat dari proposal yang telah diajukan oleh penerima. Jika

sudah ada hasil rekomendasi maka digunakan sebagai bahan pertimbangan para

rapat TAPD yang mana rapat tersebut membahas mengenai nama dan alamat

pemohon, permintaan pemohon, jumlah permohonan yang diajukan. Berikut

merupakan Format Evaluasi atas Permohonan Dana Bantuan Sosial :

Sumber : Data Sekunder


Gambar 4.Format Evaluasi atas Permohonan Dana Bantuan

Dari hasil wawancara dengan Kepala Bidang Perbendaharaan di Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Kota Palembang sebagai berikut :


146

“Setelah nama penerima ditetapkan oleh TAPD maka penerima tersebut


memberikan syarat permohonan dana bantuan kepada BPKAD seperti
yang saya bicarakan tadi”(16 Oktober 2018).

Berkaitan dengan wawancara diatas, berikut adalah Format dari hasil rapat

TAPD mengenai nama penerima, alamat penerima serta jumlah besaran alokasi

dana bantuan sosial yang diterima :

Sumber : Data Sekunder

Gambar 5. Format Daftar Nama Penerima, Alamat, dan Besaran Alokasi


Dana Bantuan Sosial Yang Diterima

Berdasarkan Keputusan Walikota Palembang Nomor 488 a Tahun 2014

tentang Perubahan Atas Keputusan Walikota Palembang Nomor 3C Tahun

2014 Tentang Penetapan Penerima Hibah dan Bantuan Sosial. Berikut ini Daftar

penerima dana bantuan sosial:


147

Tabel 5. Penerima dan Besaran Alokasi Bantuan Sosial Terencana Tahun


2017

No. Nama Penerima Besaran Alokasi


Bantuan Sosial

1. Lansia (Legiun Veteran Kota Palembang) Rp. 100.000.000

2. YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) Rp. 100.000.000

Jumlah Rp. 200.000.000

Sumber : Data yang diolah penulis berdasarkan data sekunder

Berdasarkan Tabel 5. Penerima dan Besaran Alokasi Bantuan Sosial

Terencana yang diterima Tahun 2017 ada dua penerima bantuan sosial yang

berasal dari organisasi kemasyarakatan dengan jumlah dana yang diberikan

sebesar Rp.200.000.000 dan untuk penerima lansia terdapat 136 Lansia yang

mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp. 3.205.000 untuk masing-masing

lansia (Legiun Veteran).

Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga terdiri dari

bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang direncanakan dan yang

tidak dapat direncanakan sebelumnya. Bantuan sosial yang direncanakan

adalah bantuan sosial yang dialokasikan kepada individu dan/atau keluarga

yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya pada saat penyusunan

APBD, sedangkan bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan sebelumnya

adalah bantuan sosial yang dialokasikan untuk kebutuhan akibat resiko sosial

yang tidak dapat diperkirakan pada saat penyusunan APBD yang apabila

ditunda penanganannya akan menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi

individu dan/atau keluarga yang bersangkutan. Terhadap bantuan sosial yang


148

tidak direncanakan sebelumnya, pagu alokasi anggarannya tidak boleh

melebihi pagu alokasi anggaran bantuan sosial yang direncanakan.

Berdasarkan data primer dan data sekunder diatas, perencanaan penerima

Bantuan Sosial sudah berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan-peraturan

yang telah ditetapkan dan terbagi menjadi bantuan sosial terencana dan bantuan

sosial tidak terencana.

3) Perencanaan Waktu Pemberian Dana Bantuan Sosial

Selain perencanaan sumber daya, perencanaan penerima dana bantuan

sosial, perencanaan yang juga penting yaitu perencanaan waktu pemberian dana

bantuan sosial. Dengan adanya perencanaan tersebut pemberian dana bantuan

sosial menjadi lebih terarah dan teratur.

Dari hasil wawancara berkaitan dengan waktu pemberian dana bantuan

sosial oleh Kasubag Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Sebenarnya tidak ada waktu khusus dalam pemberian dana bantuan sosial
karena itu sesuai ketetapan dari hasil rapat TAPD dan tergantung rapat
pembuatan APBD karena Dana bantuan sosial ini dimasukkan kedalam
APBD, biasanya dilakukan di awal tahun dan APBD Perubahan biasanya
di bulan oktober, jika dibulan oktober masih ada perubahan anggaran maka
setelah adanya APBD perubahan baru diberikan dana tersebut sesuai
dengan hasil rapat, tidak ada waktu yang tetap dalam pemberian dana
bantuan sosial, apalagi jika terjadi bencana kita tidak pernah tau karena
terjadi kan tanpa diduga-duga”(16 Oktober 2018).

Sehubungan dengan wawancara diatas, Menurut Kabid Perbendaharaan di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut :

“Waktu pemberian dana bantuan sosial ini langsung, jika daftar nama dan
besaran dana sudah masuk ke BPKAD dari hasil rapat TAPD maka kami
149

memberitahukan penerima untuk memenuhi persyaratan permohonan


pencairan dana, jika syarat telah memenuhi kami langsung mentransfer
dana tersebut ke rekening penerima”(16 Oktober 2018).

Dari hasil kutipan-kutipan wawancara diatas bahwa perencanaan waktu

pemberian dana bantvan sosial sudah diputuskan ketika rapat TAPD kecuali

pada kondisi pemberian dana bantuan sosial tidak terencana yang disebabkan

beberapa fenomena atau bencana.

Berdasarkan beberapa kutipan wawancara diatas dapat dianalisa bahwa

dalam perencanaan waktu pemberian dana bantuan sosial tidak ada waktu yang

jelas namun dalam pemberian dana bantuan sosial ada yang terencana dan tidak

terencana, karena semua berdasarkan hasil rapat TAPD dan kelengkapan syarat

permohonan pencairan dana bantuan sosial.

b. Organizing (Pengorganisasian)

1) Tujuan pemberian dana bantuan sosial

Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 69 Tahun 2012 tentang

Pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial bahwa Kriteria sesuai dengan

tujuan penggunaan, yaitu bahwa tujuan pemberian bantuan sosial meliputi:

a) Rehabilitasi sosial,ditujukan untuk memulihkan dan mengembangkan

kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat

melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar;

b) Perlindungan sosial, ditujukan untuk mencegah dan menangani

resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga,

kelompok masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi

sesuai dengan kebutuhan dasar minimal;

c) Pemberdayaan sosial, ditujukan untuk menjadikan seseorang atau


150

kelompok masyarakat yang mengalami masalah sosial mempunya daya,

sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya;

d) Jaminan sosial, merupakan skema yang melembaga untuk menjamin

penerima bantuan agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang

layak;

e) Penanggulangan kemiskinan, merupakan kebijakan, program, dan

kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok masyarakat

yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan

tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.

f) Penanggulangan bencana, merupakan serangkaian upaya yang ditujukan

untuk rehabilitasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Ibu Siti Vebriani,SE

selaku Kepala Sub.Bidang Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Bantuan sosial dapat berupa uang atau barang yang diterima langsung
oleh penerima bantuan sosial. Bantuan sosial berupa uang adalah
pemberian uang secara langsung kepada penerima seperti beasiswa bagi
anak miskin, yayasan pengelola yatim piatu, nelayan miskin, masyarakat
lanjut usia, terlantar, cacat berat dan tunjangan kesehatan putra putri
pahlawan yang tidak mampu. Sementara bantuan sosial berupa barang
adalah pemberian barang secara langsung kepada penerima seperti bantuan
kendaraan operasional untuk sekolah luar biasa swasta dan masyarakat
tidak mampu, bantuan perahu untuk nelayan miskin, bantuan
makanan/pakaian kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok
masyarakat kurang mampu”(16 Oktober 2018).

Hal tersebut ditambahkan oleh Bendahara Dana Bantuan Sosial di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Bantuan sosial berupa uang kepada individu dan/atau keluarga terdiri dari
bantuan sosial kepada individu dan/atau keluarga yang direncanakan dan
yang tidak dapat direncanakan sebelumnya. Bantuan sosial yang
direncanakan adalah bantuan sosial yang dialokasikan kepada individu
151

dan/atau keluarga yang sudah jelas nama, alamat penerima dan besarannya
pada saat penyusunan APBD, sedangkan bantuan sosial yang tidak dapat
direncanakan sebelumnya adalah bantuan sosial yang dialokasikan untuk
kebutuhan akibat resiko sosial yang tidak dapat diperkirakan pada saat
penyusunan APBD yang apabila ditunda penanganannya akan
menimbulkan resiko sosial yang lebih besar bagi individu dan/atau keluarga
yang bersangkutan. Terhadap bantuan sosial yang tidak direncanakan
sebelumnya, pagu alokasi anggarannya tidak boleh melebihi pagu alokasi
anggaran bantuan sosial yang direncanakan”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang sudah melaksanakan

dan mengetahui tujuan dari dana bantuan sosial dan sudah dijalankan sesuai

Peraturan Walikota No.69 Tahun 2012 tentang Pemberian Dana Hibah dan

Bantuan Sosial.

2) Terdapat pembagian tugas yang jelas

Pembagian tugas pekerjaan dalam pengelolaan pemberian dana bantuan

sosial di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang ini

telah disusun berdasarkan pengalaman dan kemampuan setiap individu agar

mereka dalam menjalankan pembagian tugas dengan baik dan dengan

semaksimal mungkin. Dengan memverifikasi dan menseleksi lebih lanjut

sejumlah pegawai negeri sipil yang diajukan agar lebih akurat. Pembagian tugas

pekerjaan harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga

pelaksanaan kerja berjalan efektif.

Dengan adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat akan

memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efisiensi kerja.

Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja.

Kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan

mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelengaraan pekerjaan, oleh karena


152

itu , seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja

sebagai prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang menuyusun

pembagian tugas kerja yang baik dan selektif dengan efektif untuk memjalankan

pengelolaan pemberian dana bantuan sosial dengan baik.

Hasil wawancara dengan Kabid Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut :

“ kalau masalah pembagian kerja di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset


Daerah Kota Palembang ini telah baik berjalan berdasarkan pembagian
struktur dan tugas serta fungsinya telah sesuai”( 16 Oktober 2018).

Berdasarkan kutipan diatas masalah pembagian kerja di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang ini telah baik berjalan berdasarkan

pembagian struktur fungsi dan tugasnya telah sesuai. Karena itu pembagian kerja

dalam pengelolaan belanja dana bantuan sosial menjadi hal penting didalam

menjalankan sesuai peraturannya.

Hal Senada juga disampaikan oleh Kassubid Pengelolaan Kas Daerah di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Menurut saya pembagian kerja disini berjalan dengan baik. Mereka


(Pegawai) menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing, tidak ada
tumpang tindih pekerjaan yang dilakukan antar pegawai”( 16 Oktober
2018).

Selanjutnya hasil wawancara yang disampaikan oleh Kasubag Tata Usaha

dan Kepegawaian di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, Sebagai berikut:

“Pembagian tugas sudah sangat jelas karena kita memiliki Peraturan


Walikota Palembang Nomor 51 Tahun 2009 mengenai TUPOKSI di
153

BPKAD ini, jadi para pegawai melakukan tugasnya sesuai dengan isi
peraturan tersebut”( 16 Oktober 2018).

Adapun Penatausahaan Keuangan Bendahara Pengeluaran (Belanja Hibah

dan Bantuan Sosial) pada BPKAD selaku PPKD, diuraikan sebagai berikut:

Petugas Penguji Kelengkapan Dokumen

a) Membantu sebagian tugas Bendahara Pengeluaran PPKD (Hibah dan

Bantuan Sosial)dalam menatausahakan keuangan lingkup BPKAD

selaku PPKD;

b) Dalam melaksanakan tugas, Petugas Penguji Kelengkapan Dokumen

mempunyai fungsi: Menerima kelengkapan dokumen permohonan

pencairan dari individu,Keluarga,kelompok masyarakat dan lembaga

non Pemerintah melalui sekretariat BPKAD yang telah dicatat dalam

diregister surat masuk, Meneliti 6 point kelengkapan dokumen

permohonan pencairan huruf a diatas sesuai dengan peraturan yang

berlaku;Apabila dinyatakan lengkap sesuai dengan peraturan yang

berlaku, segera:

(1) Membutuhkan checklis, nama, tanggal, dan tanda tangan

penyelesaian hasil kerja pada lembar “Sampul Kendali Penerimaan

dan Pengujian Permohonan Pencairan”;

(2) Memilih berkas permohonan pencairan (1) sebagai arsip bendahara

dan (2) untuk diserahkan kepada PPK-PPKD

(3) Menyerahkan pada saat itu juga,dokumen permohonan pencairan

yang telah dicatat pada “Register Penerimaan SPP” kepada Petugas

Verifikasi SPP dan Penerbit SPP


154

c) Apa bila dinyatakan tidak lengkap, Petugas Penguji Kelengkapan

Dokumen segera:

(1) Mencatat di Register Penolakan Permohonan Pencairan dan

diberitahukan kepada pemohon

(2) Mencatat Berkas dokumen SPP,NPHD, Surat Permohonan

Pencairan, Rincian Rencana Penggunaan KTP ,Rekening Bank,

Kwitansi, dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab yang diserahkan ke

PPK-PPKD untuk dibuat SPM;

(3) Membuat dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban jumlah

Penerimaan Permohonan dan Penolakan Pencairan yang dicatat pada

Buku Register Penerimaan dan Penolakan kepada Bendahara

Pengeluaran Hibah dan Bantuan Sosial secara bulanan;

d) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Bendahara

Pengeluaran Hibah dan Bantuan Sosial.

Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit SPP

a) Membantu sebagian tugas Bendahara Pengeluaran Hibah dan Bantuan

Sosial dalam menatausahakan keuangan lingkup BPKAD selaku PPKD;

b) Dalam melaksanakan tugas, Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit

SPP mempunyai fungsi :

(1) Menerima berkas Permohonan Pencairan dari Petugas Penguji

Kelengkapan Dokumen dan mencatat pada “Buku Agenda

PenerbitanSPP”;

(2) Menguji dan memeriksa berkas permohonan pencairan sesuai

ketentuan yang berlaku, yaitu :


155

(a) Pengujian formal terhadap bukti-bukti tagihan dan kecukupan

materai;

(b) Uji nama penerima sesuai DPA dan Keputusan Bupati untuk

Penetapan ke dokumen Surat Permohonan Pencairan, Rincian

Rencana Penggunaan, KTP, Rekening Bank, Kwitansi, dan Surat

Pernyataan Tanggung Jawab;

(3). Uji alamat penerima sesuai DPA dan Keputusan Bupati Penetapan

ke dokumen Surat Permohonan Pencairan, KTP, dan Surat

Pernyataan TanggungJawab;

(4). Uji nilai bantuan sesuai DPA dan Keputusan Bupati dalam

Penetapan ke Surat Permohonan Pencairan, Rincian Rencana

Penggunaan, dan Kwitansi;

(5). nilai tagihan ke rincian rencana penggunaan, dan ke kwitansi; uji

bukti kwitansi untuk uraian, tanda tangan, dan cap para pihak; uji no

rek penerima ke copy rekening bank ybs; uji penandatangan “surat

pernyataan tanggung jawab”;

c) Apabila dinyatakan sesuai dan lengkap, Petugas Verifikasi Dokumen

dan Penerbit SPP segera mencatat di Register Penerbitan SPP untuk

ditanda tanganiOleh Pemohon dan Pengguna Anggaran;

d) Apabila tidak lengkap, Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit SPP

mencatat di Register Penolakan SPP dan dikembalikan ke Petugas

Penguji Kelengkapan Dokumen untuk diberitahukan kepada Pemohon;


156

e) Setelah NPHD ditandatangi dan berdasarkan disposisi Pengguna

Anggaran, Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit SPP segera

Menerbitkan SPP;

f) Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit SPP segera membubuhkan

checklist, nama, tanggal, dan tanda tangan penyelesaian hasil kerja pada

lembar “Sampul Kendali Verifikasi Dokumen dan Penerbitan SPP”;

g) Petugas Verifikasi Dokumen dan Penerbit SPP menyerahkan SPP

kepada Bendahara Pengeluaran Hibah dan Bantuan Sosial untuk

Ditandatangani;

Pengujian Kelengkapan SPP-LS khusus Belanja Bantuan Sosial :

Surat Permohonan Pencairan Belanja Bantuan Sosial, dilengkapi dengan

Rincian rencana penggunaan belanja sosial.

Salinan/Fotocopy KTP atas nama ketua/pimpinan/pengurus lembaga/

organisasi penerima belanja bantuan sosial.

Salinan/Fotocopy rekening bank yang masih aktif a.n.

lembaga/organisasi

Kuitansi rangkap 4 (empat), terdiri dari 1 (satu) bermaterai cukup,

ditandatangani dan dibubuhi cap lembaga/organisasi serta dicantumkan

nama

lengkap ketua/pimpinan pengurus lembaga/organisasi atau sebutan lain.

Surat pernyataan tanggung jawab.

Bila lengkap Catat di register penerimaan, ditandatangani, dan segera

diserahkan. Bila tidak lengkap Catat di register penolakan. Bendahara Hibah

dan Bantuan Sosial BPKAD memiliki standar operasi prosedur untuk


157

pelaksanaan tugas ini dibuat agar dapat meningkatkan pengendalian intern

pelaksanaan penatausahaan keuangan dalam lingkup Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset selaku Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD

selaku SKPKD) untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan kutipan-kutipan dari wawancara diatas, pembagian kerja yang

dilakukan telah sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Sehingga

tidak ada tumpang tindih dalam menjalankan pengelolaan pemberian dana

bantuan sosial di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang dan dapat dianalisa bahwa pembagian tugas kerja dalam

menjalankan pengelolaan pemberian dana bantuan sosial di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang tidak terdapat kendala.

3) Menetapkan Pekerjaan Yang Harus Dikerjakan

Dalam proses organizing ini bukan hanya dilihat dari pembagian kerja

pegawainya saja tetapi juga perlunya menetapkan pekerjaan yang harus

dikerjakan oleh pegawai, agar tercapainya tujuan dengan efektif, efisien dan

rasional. Kabid Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut :

“Sejauh ini tidak ada masalah mengenai penetapan pekerjaan dalam


pembagian tugas tentunya sudah ditetapkan pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh pegawai. Agar tidak ada tumpang tindih dan juga
duplikasi dalam bekerja, karena dalam pemberian dana bantuan sosial ini
penerima dana bantuan sosial sangat banyak sehingga banyak proposal
yang masuk jadi pekerjaan dibagi-bagi”(16 Oktober 2018).

Dari hasil kutipan wawancara diatas, dilihat bahwa tidak ada masalah

mengenai penetapan pekerjaan karena setiap pegwai sudah diberikan tugasnya

masing-masing.
158

Selanjutnya wawancara dilakukan oleh Kepala Bidang Anggaran di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut :

“Penetapan pekerjaan di bidang anggaran dalam proses pemberian dana


bantuan sosial yaitu menghimpun proposal pengajuan dana,
menjadwalkan rapat tim anggaran untuk penetapan penerima bantuan
sosial, merekap daftar dan besaran penerima dana bantuan sosial(16
Oktober 2018).

Berdasarkan hasil wawancara diatas, penetapan pekerjaan yang dilakukan

pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang dalam

proses pemberian dana bantuan sosial di Bidang Anggaran sudah ditetapkan

sehingga dalam proses pemberian dana bantuan sosial tidak ada yang memiliki

pekerjaan rangkap dan dapat terselenggara dengan teratur.

Senada dengan hal tersebut hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala

Bidang Perbendaharaan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut :

“Di perbendaharaan ini sudah ditetapkan pekerjaan yang harus


dikerjakan sehingga prosesnya dapat lancar, kalau dibidang kami dalam
proses pemberian bantuan sosial ini sebagai tempat pencairan, yang mana
tugasnya mencairkan dana dari hasil data penerima dana bantuan sosial
yang telah diberikan dari bidang anggaran, juga memonitoring pelaporan
pertanggungjawaban jadi setelah dana dicairkan penerima dana bantuan
sosial juga akan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada
kami”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan wawancara diatas, dalam bidang perbendaharaan di

BadanPengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang juga adanya

penetapan pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

Dari beberapa kutipan-kutipan hasil wawancara diatas, dapat dianalisa

bahwa di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang sudah

memiliki penetapan pekerjaan yang baik disetiap bidang yang berkaitan dengan

pengelolaan pemberian dana bantuan sosial.


159

c. Actuating (Pergerakan/Pelaksanaan)

1) Pengarahan pemimpin

Pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan untuk meningkatkan

efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan

kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya dan dapat mempengaruhi orang

lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh

kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Kasubbid Administrasi

Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kota Palembang,

sebagai berikut:

“Pengarahan kepada bawahan tentu sangat penting, disini saya memiliki


staf bawahan dimana saya juga memberikan tugas maupun memberikan
saran atau masukan kepada staf saya, dan juga ketika dia melakukan
kesalahan kita berhak memberikan teguran atau pengarahan”(16 Oktober
2018).

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, Kasubbid Administrasi Pelaksanaan

Anggaran yang juga merupakan pimpinan di sub bidangnya melakukan

pengarahan kepada stafnya jika terjadi kesalahan ataupun hal lainnya.

Kemudian hal yang sama juga diutarakan oleh Bendahara Dana bantuan

sosial di Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Tentunya juga berhak memberikan arahan kepada bawahan atau staf saya
agar tidak terjadi kesalahan ataupun kurangnya komunikasi antara atasan
dan bawahan”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, bendahara dana bantuan sosial juga

memberikan pengarahan kepada stafnya agar tidak terjadi kesalahan dan

kurangnya komunikasi yang terjadi diantara mereka.


160

Dari beberapa kutipan wawancara diatas dapat dianalisis bahwa pengarahan

pemimpin di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang

sudah baik.

2) Pengarahan dan sosialisasi terhadap penerima dana bantuan sosial

Selain pentingnya pengarahan kepada sesama pegawai ataupun antara

pimpinan dan bawahan, adanya pengarahan bagi penerima dana bantuan sosial

juga merupakan salah satu faktor penting terutama dalam proses pemberian dana

bantuan sosial.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Kepala Bidang

Perbendaharaan di Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kota Palembang,

sebagai berikut:

“Pengarahan bukan hanya dengan pimpinan, tetapi kami juga memberikan


pengarahan kepada penerima dana bantuan sosial jika penerima bantuan
sosial itu langsung datang ke kantor, kami akan memberikan informasi
seputar pemberian dana bantuan sosial, pengarahan itu perlu dilakukan
agar tidak ada yang keliru”(16 Oktober 2018).

Dari hasil wawancara diatas pengarahan kepada penerima dana bantuan

sosial sudah diberikan berupa informasi yang berkaitan dengan dana bantuan

sosial.

Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan oleh Kasubbid Administrasi

Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan dan Aset Daerah Kota Palembang,

sebagai berikut:

“Untuk penerima dana bantuan sosial sendiri biasanya pengarahan diberikan


langsung dengan SKPD terkait, tetapi jika penerima dana bantuan sosial
datang langsung kesini maka kita berikan pengarahan jika ada yang belum
jelas atau yang ingin ditanyakan”(16 Oktober 2018).
161

Kemujdian perlu adanya sosialisasi kepada penerima bantvan sosial, Tujuan

Sosialisasi agar calon penerima mendapatkan penjelasan tentang dana bantuan

sosial baik itu sosialisasi mengenai syarat-syarat dan ketentuan penerima dana

bantuan sosial sampai kepada tahap pelaporan pertanggungjawaban kegiatan

dalam pemberian dana bantuan sosial. Dengan sosialisasi diharapkan para

penerima dana bantuan sosial bisa tertib administrasi dan terhindar dari jerat

hukum dan juga untuk memperlancar proses pemberian dana dana bantuan

sosial.

Hasil wawancara dengan Staf Sub.Bagian program dan keuangan di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut :

“Sosialisasi kepada penerima dana bantuan sosial untuk menghindari


kejadian-kejadian yang tidak diinginkan dan mengurangi kesalahan dari
penerima dana bantuan sosial, adanya sosialisasi kepada penerima dana
bantuan sosial untuk memberikan penjelasan dan penegasan yang lebih
mendalam serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap
peraturan perundang-undangan yang khusunya membahas tentang dana dana
bantuan sosial tetapi sosialisasi itu tidak dilakukan bersama-bersama dan
dikumpulkan tetapi perorangan jika ada yang ingin bertanya akan kita
arahkan”(16 Oktober 2018).

Dari kutipan wawancara diatas, tentu perlunya sosialisasi kepada para

penerima dana bantuan sosial dan hal itu perlu dilakukan untuk memberikan

penjelasan dan penegasan yang berikaitan dengan pemberian dana bantuan

sosial agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan baik.

Kemudian dari hasil wawancara dengan staf bidang Anggaran di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut :

“Adanya sosialisasi yang diberikan kepada penerima dana bantuan sosial itu
sangat penting, selain kita dapat memberitahukan penjelasan mengenai dana
dana bantuan sosial berdasarkan peraturan perundang-undangan, kita juga
dapat memberikan informasi-informasi lain jika ada yang perlu disampaikan
kepada penerima dana bantuan sosial agar tidak terjadi kekeliruan dan sejauh
162

ini berjalan dengan baik, tapi kita tidak pernah memberikan sosialisasi
langsung kepada penerima dana bantuan sosial kecuali penerima dana
bantuan sosial yang datang ke BPKAD”(16 Oktober 2018).

Senada dengan wawancara diatas, disampaikan oleh Kasubid Administrasi

Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Dari dulu hingga sekarang pihak kita belum pernah mengadakan sosialisasi
langsung kepada penerima dana bantuan sosial. Tetapi jika ada penerima
dana bantuan sosial yang datang langsung kesini kami akan menjelaskan,
karena biasanya penerima bertanya kapan pencairan dana, kapan waktu
pengumpulan LPJ, jadi kami bisa sekalian menjelaskan agar penerima dana
bantuan sosial juga paham”(16 Oktober 2018).

Berdasarakan hasil kutipan wawancara diatas, juga disebutkan bahwa

pentingnya diadakan sosialisasi kepada penerima dana bantuan sosial dan

sosialisasi tersebut disampaikan agar tidak terjadi kekeliruan dalam proses

pemberian dana dana bantuan sosial tetapi sosialisasi di BPKAD itu sendiri tidak

ada agenda kegiatannya hanya sekedar menyampaikan informasi kepada

penerima dan itu juga jika penerima tersebut menanyakan langsung ke BPKAD.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bendahara Dana dana

bantuan sosial di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Komunikasi yang baik harus dilakukan kepada setiap orang bukan hanya
dalam urusan pengelolaan pemberian dana dana bantuan sosial, tetapi
terkhusus masalah ini komunikasi yang baik antara pemberi dana bantuan
sosial dengan penerima dana bantuan sosial perlu terjalin agar tidak
adanya kesenjangan ataupun kesalahan dalam mendapatkan informasi”(16
Oktober 2018).

Dari kutipan wawancara diatas, perlunya ada komunikasi yang baik antara

pemberi dana bantuan sosial dan penerima dana bantuan sosial agar tidak
163

terdapat kesalahan dalam mendapatkan informasi. Dan komunikasi menjadi

sangat penting jika pemberi dana bantuan sosial tidak melayani dengan baik dan

tidak memberikan informasi yang jelas mengenai dana bantuan sosial bisa saja

terdapat kesalahan-kesalahan ataupun ketidakpahaman dari penerima dana

bantuan sosial.

Menyambung wawancara diatas, disampaikan oleh Kasubid Administrasi

Pelaksanaan Anggaran di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, Sebagai berikut:

“Komunikasi merupakan faktor penting antar sesama pegawai juga harus


memiliki komunikasi yang baik, tidak ada masalah. Dalam pelaksanaan
tugas juga semuanya berkomunikasi dengan baik, untuk penerima dana
bantuan sosial juga kita berkomunikasi dengan baik”
(16 oktober 2018).

Dari wawancara diatas dijelaskan bahwa di BPKAD ini sudah terjalin

komunikasi yang baik dan tidak ada masalah baik sesama pegawai dan penerima

dana bantuan sosial.

Dari beberapa kutipan-kutipan wawancara diatas dapat dianalisis bahwa

sosialisasi kepada penerima dana bantuan sosial yang dilakukan oleh Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang belum baik karena belum

pernah terselenggara sosialisasi hingga saat ini dan sudah memberikan pengarahan

kepada penerima dana bantuan sosial.

3) Disiplin dalam proses pemberian, dan laporan pertanggung jawaban

dana bantuan sosial

Berdasarkan Peraturan gubernur ini Rekomendasi kepala SKPD dan

Pertimbangan TAPD selanjutnya menjadi dasar pencantuman alokasi anggaran


164

bantuan sosial dalam rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Belanja bantuan sosial

berupa uang dicantumkan didalam RKA-PPKD dan belanja bantuan sosial

berupa barang dicantumkan dalam RKA- SKPD. RKA-PPKD dan RKA-

SKPD akan menjadi dasar penganggaran belanja bantuan sosial di dalam

APBD. Hal ini senada dengan Pasal 9 Permendagri Nomor 39 Tahun 2012

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun

2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber

dari APBD.

Setelah dilakukan proses evalusi, maka akan ditetapkan Daftar

nama penerima dan besaran belanja bantuan sosial dengan keputusan gubernur.

Berdasarkan Keputusan Gubernur tersebut kemudian akan dilakukan proses

pencairan belanja bantuan sosial yang disalurkan melalui Kas Umum Daerah,

Pembayaran belanja bantuan sosial disalurkan secara langsung ke rekening

penerima bantuan sosial yang jumlahnya di atas Rp5.000.000,- (lima juta

rupiah). proses pencairan terdiri dari 2 (dua) yakni:

a) Pencairan Belanja Bantuan Sosial Berupa Uang

Sebelum dilakukannya pencairan dana, pemohon harus melegkapi

persyaratan administrasi sebagai berikut:

(1) Bantuan Sosial untuk Individu;

(a) Surat Permohonan pencairan dana bantuan sosial

(b) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) penerima belanja bantuan sosial

(c) Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas penerima bantuan sosial

yang jumlahnyay diatas Rp5.000.000,- (lima juta rupiah)


165

(d) Kwitansi rangkap 4 (empat), kwitansi asli bermaterai cukup,

ditandatangani dan dlicantumkan nama lengkap penerima bantuan sosial;

(e) Surat Pernyataan bertanggungjawab

(2) Bantuan sosial untuk keluarga

(a) Surat Permohonan pencairan dana bantuan sosial

(b) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) kepala keluarga penerima belanja

bantuan sosial

(c) Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama kepala/anggota

keluarga penerima bantuan sosial yang jumlahnya diatas Rp5.000.000,-

(lima juta rupiah)

(d) Kwitansi rangkap 4 (empat), kwitansi asli bermaterai cukup,

ditandatangani dan dlicantumkan nama lengkap penerima bantuan sosial;

(e) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial

(3) Bantuan sosial untuk masyarakat dan/atau organisasi kemasyarakatan

(a) Surat Permohonan pencairan dana bantuan sosial dilengkapii dengan

Rincian Rencaa Penggunaan Belanja Bantuan Sosial

(b) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) Ketua/pimpinan pegurus

lembaga/organisasi/ penerima belanja bantuan sosial

(c) Fotocopy rekening bank yang masih aktif atas nama lembaga/organisasi

(d) Kwitansi rangkap 4 (empat), kwitansi asli bermaterai cukup,

ditandatangani, dicap lembaga/organisasi dan dlicantumkan nama lengkap

Ketua/Pimpinan atau sebutan lain; dan

(e) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial

Apabila dokumen persyaratan dinyatakan lengkap, bendahara PPKD


166

mengajukan Surat Pernyataan Pembayaran (SPP), kemudian setalah seluruh

dokumen dan SPP diyatakan lengkap, pengguna anggaran menerbitkan Surat

Perintah Membayarr (SPM), setelah itu diajukan kepada kuasa Bendahara

Umum Daerah (BUD) untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

Pencairan Belanja Bantuan Sosial Berupa Barang

Sebelum dilakukannya proses penyerahan belanja bantuan sosial berupa

barang, pemohon dana bantuan sosial harus melengkapi persyaratan sebagai

berikut:

b) Bantuan sosial untuk Individu

1)Berita acara serah terima rangkap 4 (empat), berita acara asli bermaterai

cukup ditandatangani dan mencantumkan nama lengkap penerima bantuan

sosial.

2) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) penerima bantuan sosial

3) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial

b. Bantuan sosial untuk Keluarga

1) Berita acara serah terima rangkap 4 (empat), berita acara asli bermaterai

cukup ditandatangani dan mencantumkan nama lengkap Kepala Keluarga

penerima bantuan sosial;

2) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) penerima bantuan sosial; dan

3) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial

c. Kelompok Masyarakat

1) Berita acara serah terima rangkap 4 (empat), berita acara asli bermaterai

cukup ditandatangani dan mencantumkan nama lengkap Ketua/

Pimpinan atau sebutan lain Kelompok Masyarakat.


167

2) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) penerima bantuan sosial

3) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial

d. Lembaga Non Pemerintahan

1) Berita acara serah terima rangkap 4 (empat), berita acara asli bermaterai

cukup ditandatangani dan mencantumkan nama lengkap Ketua/Pimpinan atau

sebutan lain Lembaga Non Pemerintahan;

2) Fotocopy Kartu Identitas (KTP) Ketua/Pimpinan atau sebutan lain Lembaga

Non Pemerintahan;

3) Surat Pernyataan bertanggungjawab atas penggunaan bantuan sosial.

Setelah persyaratan dilengkapi penyerahan bantuan sosial dilakukan oleh

Kepala SKPD kepada penerima dana bantuan sosial. Penerima belanja bantuan

sosial berupa uang atau barang digunakan sesuai peruntukannya yang

dicantumkan dalam proposal permohonan yang disetujui.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bendaraha di BPKAD yang

menyatakan bahwa:

“Dalam proses pemberian dana bantuan sosial ini jelas kita disiplin, tapi
tidak hanya kita yang dituntut untuk itu namun penerima juga harus
disiplin mulai dari pengajuan proposal datanya harus lengkap, persyaratan
harus lengkap jadi kita dalam proses pencairan juga cepat, kemudian
pertanggungjawaban mereka setelah dananya sudah diterima” (16 Oktober
2018).

Dari hasil wawancara tersebut dikatakan bahwa dalam proses pembrian

dana bantuan sosial memang harus dilakukan dengan disiplin dan itu dilaksanakan

oleh pemberi dan penerima dana bantuan sosial, syarat-syarat yang telah

ditetapkan harus dipatuhi dan dilengkapi oleh penerima dana bantuan yang

mengajukan proposal dan ketika semua lengkap pihak pemberi dana akan

memverifikasi proposal dan persyaratan-persyaratan yang telah diajukan dan jika


168

proposal diterima baru diproses.

Penerima dana bantuan sosial bertanggungjawab secara formal dan

material atas penggunaan dana bantuan sosial yang diterimanya.

Pertanggungjawaban penerima dana bantuan sosial sebagaimana meliputi:

Laporan penggunaan dana bantuan sosial;

a) Fakta Integritas dan Surat Pernyataan Tanggungjawab yang menyatakan bahwa

dana bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai NPHD; dan

b) Bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai peraturan perundang-

undangan bagi penerima dana bantuan sosial berupa uang atau salinan bukti

serah terima barang/jasa bagi penerima dana bantuan sosial berupa barang/jasa.

Pertanggungjawaban disampaikan kepada Gubernur melalui SKPD pemberi

rekomendasi paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun anggaran berikutnya,

kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan.

Penerima dana bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan

penggunaan dana bantuan sosial kepada Gubernur melalui Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) (rangkap dua) dengan tembusan kepada SKPD terkait.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada Bendahara di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Laporan penggunaan dana bantuan sosial yang bermaterai cukup dan


ditandatangani serta dibubuhi cap. Laporan ini berisi antara lain :surat
pengantar yang ditujukan kepada Gubernur,ruang lingkup
kegiatan/penjelasan kegiatan yang telah dilaksanakan, realisasi
penerimaan dan pengeluaran dana bantuan sosial uang, realisasi
penggunaan dana bantuan sosial, lampiran yang diperlukan seperti :Foto
visual kegiatan dan Fotokopi buku rekening bank untuk dana bantuan
sosial uang serta surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan
bahwa dana bantuan sosial yang diterima telah digunakan sesuai Ya, setiap
penerima dana bantuan sosial harus melaporkan penggunaan dana bantuan
sosial. Selain itu penerima dana bantuan sosial bertanggung jawab secara
169

formal dan material atas penggunaan dana bantuan sosial yang


diterimanya”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan kutipan wawancara diatas, isi laporan pertanggungjawaban

sesuai dengan peraturan yang ada yang sudah dijelaskan sebelumnya. Dan juga

setiap penerima dana bantuan sosial harus melaporkan penggunaan dana bantuan

sosial tersebut dan bertanggungjawab secara formal dan material atas

penggunaan dana bantuan sosial yang sudah diterima. Berkaitan dengan hal

tersebut juga dalam pelaporan pertanggungjawaban tentu harus ada tempat untuk

memberikan laporan pertanggungjawaban tersebut. Berdasarkan hasil

wawancara kepada Bendahara dana bantuan sosial di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Karena kami sebagai tempat pencairan dana sehingga SPJ atau


pertanggung jawaban dari penerima dana bantuan sosial diberikan kepada
kami sebagai bentuk laporannya”(16 Oktober 2018).

Dari kutipan wawancara diatas, pemberian laporan pertanggungjawaban

penerima dana bantuan sosial diberikan kepada pihak BPKAD karena dalam hal

ini pihak BPKAD yang memberikan dana bantuan sosial tersebut.

Berikut adalah Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPJT) yang akan

diserahkan oleh penerima dana bantuan sosial untuk melengkapi penyerahan

Laporan Penggunaan dana bantuan sosial :


170

Sumber : Data Sekunder

Gambar 6.Format Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ)

Selain Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ) format Laporan

Penggunaan dana bantuan sosial juga dilampirkan didalam pelaporan, berikut

format Laporan Penggunaan dana bantuan sosial penerima dana bantuan sosial

berupa uang :
171

Sumber : Data Sekunder

Gambar 7.Format Laporan Penggunaan dana bantuan sosial

Dengan adanya format yang diberikan oleh pihak Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang diharapkan dapat mempermudah

penerima dana bantuan sosial dalam proses pelaporan penggunaan dana bantuan

sosial di Kota Palembang.

Selanjutnya hasil wawancara dengan Staf Program dan Keuangan di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut

:
172

“Masih ada penerima dana bantuan sosial yang tidak memberikan


pelaporan pertanggung jawaban sehingga staf kami harus terjun
kelapangan untuk memonitoring ataupun mengingatkan mengenai
pelaporan pertanggungjawaban tersebut, karena laporan tersebut sangat
penting karena sebagai arsip ketika adanya pemeriksaan BPK”
(16 Oktober 2018).

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut adanya permasalahan dalam

pemberian laporan pertanggungjawaban penerima dana bantuan sosial yaitu

penerima dana bantuan sosial tidak memberikan laporannya sehingga staf

BPKAD yang bertugas akan kelapangan untuk memonitoring dan mengingatkan

tentang laporan pertanggung jawaban penggunaan dana bantuan sosial yang

telah diterimanya.

Berdasarkan hasil wawancara yang juga berkaitan tentang pelaporan

pertanggungjawaban penerima dana bantuan sosial dengan Bendahara Dana di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Penerima dana bantuan sosial misalnya YPAC itu laporannya sangat tebal
bisa dilihat dokumen kita tentang laporan pertanggungjawaban semuanya
dimasukkan mulai dari nota-nota, tiket, struk pembelanjaan dan lain-lain,
semua dijadikan menjadi satu dan diserahkan kepada kami sebagai arsip”
(16 Oktober 2018).

Pelaporan Pertanggungjawaban disampaikan kepada Gubernur melalui

SKPD pemberi rekomendasi paling lambat tanggal 10 bulan Januari tahun

anggaran berikutnya, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-

undangan.
173

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Bendahara Dana di

Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“waktu pemberian dana bantuan sosial itu sesuai dari hasil rapat bidang
anggaran apakah awal tahun ataukah dibulan ketiga itu yang menentukan
bidang anggaran, tetapi jika dalam pemberian laporan pertanggung
jawaban itu diberikan di akhir tahun yaitu bulan desember paling telat
minggu ke 2 bulan desember tahun berjalan”(16 Oktober 2018).

Dari hasil kutipan wawancara diatas terdapat perbedaan waktu pemberian

pelaporan pertanggungjawaban dengan yang ada di Peraturan Walikota Kota

Palembang tetapi hal tersebut dapat terjadi jika telah ditentukan lain sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Staf Program dan Keuangan

di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Penerima dana bantuan sosial biasanya memberikan laporan


pertanggungjawaban tepat waktu, kecuali ada beberapa penerima dana
bantuan sosial yang terlambat memberikan laporan pertanggungjawaban
diberikan peringatan ataupun monitoring langsung”( 16 Oktober 2018).

Dari hasil kutipan wawancara diatas pelaporan pertanggung jawaban oleh

penerima dana bantuan sosial diberikan tepat waktu dan jika ada yang terlambat

akan diberikan peringatan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kota Palembang.

Berdasarkan kutipan-kutipan wawancara diatas, dapat dianalisis bahwa

ketepatan waktu pelaporan pertanggungjawaban dana bantuan sosial sudah

cukup baik dan diberikan tepat waktu hanya masih ada penerima dana bantuan

sosial yang tidak memberikan pelaporan pertanggungjawaban pengunaan dana

bantuan sosial sehingga adanya tindakan dari pihak BPKAD.


174

d. Controlling (Pengawasan)

1) Standar pengawasan dalam pelaksanaan dana bantuan sosial

SKPD terkait melakukan monitoring dan evaluasi atas pemberian dana


bantuan sosial. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan dengan
memperhatikan efesiensi, efektifitas dan ekonomis. Hasil monitoring dan
evaluasi diserahkan kepada Gubernur dengan tembusan kepada SKPD terkait
yang mempunyai tugas dan fungsi pengawasan. Apabila dalam hasil monitoring
dan evaluasi terdapat penggunaan dana bantuan sosial yang tidak sesuai dengan
usulan yang telah disetujui, penerima dana bantuan sosial yang bersangkutan
dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan Staf

Program dan Keuangan di Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Pihak kami selalu melakukan monitoring dalam pengelolaan pemberian


dana dana bantuan sosial ini untuk melihat dana yang diberikan benar-
benar dipergunakan atau tidak”( 16 Oktober 2018).

Dari hasil wawancara diatas dikatakan bahwa pihak Badan pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang sudah melakukan monitoring

dalam pengelolaan pemberian dana bantuan sosial.

Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan Kepala

Sub.Bagian Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Biasanya yang kelapangan itu SKPD-SKPD terkait dan nanti mereka yang
melaporkan ke kita. Bukan pihak kami yang terjun langsung ke lapangan.
Kami hanya menerima laporan pertanggungjawaban yaitu berupa foto-foto
ataupun nota dalam penggunaan dana bantuan sosial itu”
(16 Oktober 2018).
175

Dalam penganggaran dana bantuan sosial Pemerintah, Pemerintah Daerah

lainnya, Perusahaan Daerah, masyarakat dan Organisasi kemasyarakatan dapat

menyampaikan usulan dana bantuan sosial secara tertulis kepada Walikota dan

dapat melalui BPKAD, Kepala BPKAD meneruskan usulan tersebut ke

SKPD/Unit kerja untuk melakukan evaluasi usulan. SKPD/ Unit Kerja

sebagaimana dimaksud wajib melakukan evaluasi usulan dana bantuan sosial

sesuai dengan bidang dan kewenangannya.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan

Bendahara Dana di Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Mekanisme pemberian dana bantuan sosial awalnya diusulkan oleh calon


penerima dana bantuan sosial kepada pemerintah kota palembang, usulan
tersebut dibawa dalam rapat TAPD ( Tim Anggaran Pendapatan Daerah)
dari hasil rapat tersebut apabila disetujui oleh Tim TAPD dituangkan
dalam anggaran APBD Kota Palembang, Setalah APBD disahkan oleh
walikota dan DPRD, dana bantuan sosial tersebut dapat diproses setelah
memenuhi syarat permohonan dana bantuan sosial. Dalam proses
pembuatan anggaran pembagian besaran jumlah dana bantuan sosial itu
ditetapkan oleh TAPD ( Tim Anggaran Pendapatan Daerah), baik itu
anggaran dana bantuan sosial yang diberikan untuk masjid ataupun
organisasi semua ditentukan oleh TAPD daari hasil rapat kemudian
mereka yang memutuskan besaran yang akan diberikan, setiap penerima
dana bantuan sosial dapat mengusulkan berapapun dana bantuan sosial
yang mereka perlukan akan tetapi semua diputuskan oleh TAPD dan
jumlah dana juga diputuskan oleh TAPD, jadi kami disini tidak ada hak
untuk menentukan jumlah dana bantuan sosial pada setiap masjid atau
organisasi tersebut. Kami hanya mencairkan jumlah dana yang telah
disepakati oleh TAPD”(16 Oktober 2018).

Dari hasil kutipan wawancara diatas, dikatakan bahwa dalam

mekanismepemberian dana bantuan sosial melalui berbagai tahapan hingga

sampai kepada tahap pencairan dana tersebut.Kemudian wawancara selanjutnya

dilakukan kepada Kepala Sub.Bidang Administrasi Pelaksanaan Anggaran di


176

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Mekanisme dalam pemberian dana bantuan sosial sesuai dengan


peraturan perundang-undangan, yangmana dalam pelaksanaanya kami
sudah sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan mulai dari
pengumpulan proposal, mengevaluasi penerima dana bantuan sosial,
menentukan besaran jumlah dana hingga kepada tahap penganggaran,
pencairan dan juga tahap monitoring semua sesuai dengan peraturan”(16
Oktober 2018).

Penyaluran dana bantuan sosial dilakukan berdasarkan permintaan Pemda

setelah mendapat pertimbangan dari kementrian teknis dan dapat disalurkan

bertahap sesuai dengan capaian kinerja. Penyaluran dana bantuan sosial kepada

Pemerintah Daerah dalam bentuk uang yang bersumber dari penerimaan dalam

negeri dilakukan melalui pemindahbukuan dari RKUN ke dalam RKUD.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan

Bendahara Dana di Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Pencairan dana bantuan sosial yang disetujui , Calon penerima dana


bantuan sosial mengajukan permohonan pencairan kepada Gubernur
melalui kepala SKPD/unit kerja terkait berupa Pemerintah, minimal
menyampaikan Surat Permohonan Pencairan dana bantuan sosial,
Rencana Anggaran Biaya, Salinan/Foto Copy KTP Penerima dana bantuan
sosial, Salinan/Foto Copy Rekening Bank yang Masih Aktif Atas Nama
Instansi yang Dilegalisir Bank Bersangkutan, Kuitansi Rangkap 3(tiga),
Terdiri dari 2(dua) Bermaterai Cukup, Ditandatangani dan Dibubuhi Cap
Instansi Serta Dicantumkan Nama Lengkap Pimpinan Instansi, Surat
Pernyataan Tanggung Jawab yang Ditandatangani diatas Materai yang
Cukup, Pakta Integritas, Kepada Masyarakat Minimal Menyampaikan :
Surat Permohonan Pencairan dana bantuan sosial, Rencana Anggaran
Biaya, Salinan/Foto Copy KTP Atas Nama Ketua Kelompok Masyarakat
Penerima dana bantuan sosial, Salinan/Foto Copy Rekening Bank yang
Masih Aktif Atas Nama Kelompok Masyarakat”( 16 Oktober 2018).
177

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan Staf

Program dan Keuangan di Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Proses penyaluran dana bantuan sosial dilakukan dengan mudah jika


penerima syarat sudah memenuhi semua syarat pemohonan pencairan
dana maka dana langsung ditransfer ke bank masing-masing penerima
dana bantuan sosial” (16 Oktober 2018).

Senada dengan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan

Bendahara Dana di Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Palembang, sebagai berikut:

“Pencairan dana bantuan sosial kepada penerima dana bantuan sosial


diberikan satu kali sekaligus dan langsung ditransfer kedalam rekening
penerima dana bantuan sosial, dalam proses penyalurannya tidak ada
hambatan karena semua data sudah ada didalam persyaratan”(16 Oktober
2018).

Berdasarkan beberapa kutipan-kutipan wawancara diatas dapat dianalisis


bahwa dalam standar pengawasan dalam pelaksanaan dana bantuan sosial di
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang sudah baik

2) Pemberian sanksi hukum kepada penerima dana bantuan sosial yang

tidak sesuai standar

Dana bantuan sosial berupa uang dicatat sebagai realisasi jenis belanja

bantuan sosial pada PPKD dalam tahun anggaran berkenaan. Sementara

penerima dana bantuan sosial berupa uang menyampaikan laporan penggunaan

dana bantuan sosial kepada Gubernur melalui PPKD dengan tembusan kepada

SKPD terkait. Apabila penerima dana bantuan sosial belum menyampaikan

laporan penggunaan dana, SKPD pemberi rekomendasi wajib memperingatkan

penerima dana bantuan sosial dengan menyampaikan peringatan tertulis


178

maksimal 3 (tiga) kali. Apabila peringatan diabaikan oleh penerima dana

bantuan sosial menjadi tanggungjawab penuh penerima dana bantuan sosial.

Hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan Bendahara di

Badan pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai

berikut:

“Ya, penerima dana bantuan sosial dapat dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, misalnya disebabkan hal
sebagai berikut:penerima dana bantuan sosial tidak melaporkan
penggunaan dana, penerima dana bantuan sosial belum
melengkapi/didukung bukti pertanggungjawaban yang lengkap dan sah
(bukti tidak memadai) sebagaimana dipersyaratkan dalam NPHD,
penerima dana bantuan sosial tidak mempertanggungjawabkan
penggunaan dana sesuai dengan peruntukannya, Sanksi yang dikenakan
kepada penerima dana yang tidak memberikan laporan, salah satunya
adalah dengan memerintahkan penerima untuk menyetorkan kembali dana
yang telah diterimanya ke Kas Daerah”( 16 Oktober 2018).

Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan dengan Kepala

Sub.Bagian Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Badan pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang, sebagai berikut:

“Diperaturan sudah jelas penerima dana bantuan sosial harus memberikan


laporan pertanggungjawaban pengunaan dana bantuan sosial, jadi mau tidak
mau harus diberikan, diawal sudah dikatakan kepada penerima dana bantuan
sosial dan sudah diwanti-wanti untuk memberikan pelaporan karena selain
diberikan sanksi juga mereka takut jika tidak memberikan pelaporan nanti
ada pihak inspektorat yang memeriksa berkas maka penerima dana bantuan
sosial itu bisa kena sanksi juga”(16 Oktober 2018).

Berdasarkan beberapa kutipan-kutipan wawancara diatas dapat dianalisis

bahwa pemberian sanksi hukum yang diberikan kepada penerima dana bantuan

sosial yang tidak sesuai standar di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Palembang sudah dilakukan dengan tegas.

Anda mungkin juga menyukai