Anda di halaman 1dari 4

Sayuran dan buah juga mengandung zat besi, namun hanya 1% yang diserap tubuh.

Beda
dengan daging merah yang kandungan zat besinya mudah diserap tubuh.

2. Bayi sejak usia 6 bulan butuh zat besi untuk optimalisasi pertumbuhan, terutama di usia
golden age. jadi tambahan multivitamin besi di usia tersebut wajib dilakukan. Kita gak tahu kan,
sebagai Ibu apakah sudah memberinya makanan yang cukup zat besi? Saya pribadi kasih Sherpa
asupan ini sejak ia usia 6 bulan hingga sekarang.

3. Apakah mungkin tubuh kelebihan zat besi? menurut Prof Endang, pencernaan kita pintar.
Jika besi berlebih, maka akan dibuang. Namun jika tubuh perlu, maka akan diserap.

4. Gaya hidup orangtua secara tidak langsung mempengaruhi pola makan anak. Jika
kamu vegetarian, jangan paksa anak tidak memakan daging saat kecil. Ini dapat mengakibatkan
anemia berat pada anak.

5. Pengikat zat besi yang baik adalah vitamin C. Jadi cocok banget kalau setelah makan,
minumannya jus buah. Mau tetap minum teh dan kopi? Jarak aman supaya tidak menganggu
penyerapan zat besi adalah sekitar 2 jam setelah makan.

6. Bagaimana cara mudah mendeteksi apakah kita kekurangan zat besi? Coba lakukan
sedikit workout ringan. Jika langsung lelah atau ngos-ngosan, kemungkinan besar
kamu defisiensi besi, bahkan bisa jadi anemia.

7. Gaya hidup sehat yang sekarang marak kadang bahaya jika seseorang memaksakan
kemampuan. Yang tidak pernah olahraga, langsung olahraga berat. Menurut dr Michael,
olahraga berat seperti maraton itu tidak boleh sering-sering. Dapat menyebabkan perdarahan di
saluran cerna, meningkatkan hemolisis darah karena benturan, dan keringat yang keluar
berlebihan dapat mengurangi zat besi dalam tubuh.

8. Ketika seseorang yang kurang zat besi rutin olahraga, ciri-ciri anemia itu jadi samar. Namun
bukan berarti ini baik. Tapi orang yang rutin olahraga lebih baik dibandingkan orang yang
defisiensi zat besi dan tidak olahraga sama sekali.
"Bagian tersebut adalah aktivitas peregangan bawah,
tengah, dan atas," ungkap Michael, di sela gelaran
senam anemiaction di Jakarta, Minggu (2/4)

KOMPAS.com - Lemah, letih, dan lesu,


adalah sebagian dari gejala anemia yang
bisa mengganggu produktivitas. Gejala itu
bisa diatasi dengan melakukan gerakan-
gerakan olahraga ringan.
Selain memperbaiki pola makan lebih
bernutrisi dan banyak mengandung zat
besi, aktif bergerak juga bisa meningkatkan
kebugaran tubuh dan memperlancar aliran
darah sehingga gejala anemia bisa
berkurang.
"Olahraga bisa meningkatkan efisiensi
tubuh untuk mengikat oksigen lebih baik.
Jenis olahraga sebaiknya kardio, bisa
bersepeda, berenang, atau yang paling
mudah jalan cepat," kata dr.Michael
Triangto, Sp.KO dalam acara Senam Masal
Indonesia Bebas Anemia di TMII, Jakarta
(2/4/2017).
Dalam acara tersebut juga diperkenalkan
Anemiaction atau senam untuk mengatasi
anemia. Gerakannya mencakup
peregangan bawah, tengah, dan atas.
Gabungan gerakan senam anemiaction ini
akan meningkatkan mitokondria yang
merupakan generator sel pada tubuh
manusia.
Michael menambahkan, karena orang yang
menderita anemia cenderung sering
mengalami kelelahan, disarankan
melakukan olahraga yang ringan dan
gerakannya berulang-ulang. Selain itu,
orang yang sedang anemia tidak
disarankan berolahraga berat.
"Gerakan senam ini tidak menyembuhkan
anemia, tetapi sambil menunggu
peningkatan kadar hemoglobin dalam
darah bisa diatasi dengan melakukan
senam," paparnya.
Senam tersebut bisa dilakukan siapa saja.
Disarankan untuk melakukannya 4-7 kali
seminggu dengan durasi 30 menit setiap
senam.
"Tujuannya adalah tubuh menjadi lebih
bugar sehingga produktivitas tetap terjaga.
Kalau anemia diam saja tidak aktif juga
tidak sehat," katanya.
Olahraga merupakan bagian dari seluruh
pilar penanganan anemia, yakni
mengonsumsi makanan bergizi serta
penambahan tablet tambah darah jika
diperlukan

Anda mungkin juga menyukai