Penanganan Mimisan
Penanganan Mimisan
Mimisan adalah perdarahan dari bagian dalam hidung. Mimisan dalam dunia
kesehatan sering disebut epistaksis. Epistaksis merupakan perdarahan akut yang berasal dari
lubang hidung, rongga hidung atau nasofaring dan mencemaskan penderita serta para klinisi
(Haryono, 2016). Mimisan merupakan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di dalam
hidung. Mimisan bisa terjadi pada semua usia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
Mimisan bukan suatu penyakit, melainkan mimisan adalah suatu gejala. Kebanyakan dari
mimisan dapat sembuh secara sendirinya.
Mimisan dapat dibagi ke dalam dua jenis berdasarkan dari mana perdarahan tersebut berasal,
yaitu anterior dan posterior.
1. Mimisan anterior biasanya berasal dari perdarahan yang terjadi di pembuluh darah
bagian depan hidung. Biasanya mimisan ini lebih mudah untuk dikontrol dan paling
umum terjadi. Mimisan jenis ini biasanya lebih sering terjadi pada anak kecil (sekitar
usia 2-10 tahun) dan biasanya bukan menjadi tanda hal serius.
2. Mimisan posterior adalah mimisan yang terjadi karena perdarahan di pembuluh darah
bagian belakang hidung. Mimisan ini biasanya berhubungan dengan tekanan darah
tinggi dan membutuhkan penanganan khusus. Biasanya mimisan posterior lebih
sering terjadi pada orang lanjut usia. Mimisan posterior juga biasanya terjadi lebih
parah sehingga membutuhkan penanganan yang serius.
Trauma pada hidung, yang bisa disebabkan karena pukulan pada kepala atau jatuh,
atau hidung patah
Operasi hidung
Tumor di rongga hidung
Aterosklerosis
Obat-obatan yang menyebabkan Anda bisa mengalami perdarahan lebih mudah,
seperti aspirin dan antikoagulan (seperti warfarin dan heparin)
Kelainan pembekuan darah, seperti pada penyakit hemofilia atau penyakit von
Willebrand
Hereditary haemorrhagic telangiectasia (HHT), kondisi genetik yang diwariskan yang
memengaruhi pembuluh darah
Leukimia
Tekanan darah tinggi
1. Trauma
2. Iritasi mukosa
3. Kelainan sekat hidung
4. Tumor
Penanganan:
1. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin
dan sanggup membantu.
2. Utamakan keamanan, pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman.
3. Penderita mimisan diminta untuk menundukkan kepalanya ke depan dan jangan sampai
mendongakkan kepala. Pastikan posisi korban nyaman.
4. Meminta penderita menekan cuping hidung dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
dan ditahan selama 10 menit.
5. Minta korban bernapas dengan mulut.
6. Setelah 10 menit, penderita melepaskan tekanan di cuping hidung. Lalu lihat apakah
mimisannya sudah berhenti apa belum. Jika belum berhenti, ulangi kembali selama 10
menit.
7. Jika mimisannya berhenti, usahakan penderita tidak mengubah posisinya.
8. Bila perlu dikompres dengan es untuk membantu menghentikan mimisannya.
9. Segera cari pertolongan medis jika darah tidak berhenti dalam 30 menit.
https://hellosehat.com/penyebab-mimisan-kondisi-serius/
http://tbmmpanacea.fk.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Modul-Panateen.pdf