Anda di halaman 1dari 5

FORM TELAAH ARTIKEL JURNAL INDIVIDU

Tanggal : 22 Mei 2020 Metodologi Penelitian


Nama Mahasiswa : Angelina Widya Santoso
Informasi Citasi Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini yaitu studi literature dan
Pengarang : Abbas Dadashzadeh, Nima observasi mengenai sedikit pengalaman yang
Garaje Alamdari, Alireza Ala, Javad dialami oleh para tenaga medis saat
Dehghannejad, Faranak Jabbarzadeh, Nasib menangani pasien dengan COVID-19.
Babaie

Tahun : 2020

Judul Artikel : Triage guidelines for


emergency department patients with COVID-
19

Penerbit/Nama Jurnal : Journal of Research in


Clinical Medicine

Volume :

Issue/No. :

Halaman :

Latar Belakang Hasil Penelitian/Studi

Pada Desember 2019, penyakit seperti Studi ini menghasilan beragam hal yang
pneumonia teridentifikasi di Wuhan, diharapkan dapat menjadi solusi bagi tenaga
Tiongkok. Kemudian, penyakit ini medis dalam melakukan penanganan pasien
teridentifikasi sebagai salah satu tipe virus COVID-19. Berikut adalah hasilnya :
corona, yang kemudian dinamakan COVID-19 1. Kontrol Keamanan
oleh WHO. Penyakit ini menyebar begitu Oleh karena penyebaran penyakit ini
cepat, yang menyebabkan Tiongkok yang begitu cepat, perlu adanya
mengalami epidemi. pemisahan ruangan pasien COVID-19
dengan ruangan lainnya, yang mana
Tak hanya itu, pada 11 maret 2020, WHO perlu juga ada penggolongan ruangan di
secara resmi menyatakan situasi dunia rumah sakit untuk menghentikan potensi
mengalami Pandemi. Penyebaran COVID-19 penyebaran virus, yaitu dari ruangan
yang sangat cepat membutuhkan identifikasi yang sudah terinfeksi, semi terinfeksi,
dan penanganan pasien yang juga cepat. hingga ruangan yang masih bersih.
Oleh sebab itu, diharapkan panduan ini dapat 2. Penerimaan pasien kegawatan
membantu tenaga kesehatan untuk Gejala penyakit COVID-19 memang
mengendalikan penyebaran virus COVID-19 menyerupai penyakit pernapasan
dan melakukan triase dengan efektif pada lainnya. Oleh sebab itu, sebagai salah
pasien. satu tindakan pencegahan, perlu adanya
pemisahan pintu masuk bagi pasien yang
mengalami masalah dengan pernapasan.
Selain itu, menjaga jarak antar pasien
dan tenaga medis 1 sampai 2 meter
penting untuk dilakukan. Yang tak kalah
penting, yaitu tenaga medis dapat
memberikan edukasi kepada pasien
mengenai aturan batuk dan menjaga
kebersihan tangan.
3. Triase telepon
Tidak seperti biasanya, dalam kondisi
seperti ini, para pasien harus menelepon
pihak rumah sakit terlebih dahulu, dan
bisa ke rumah sakit setelah
mendapatkan persetujuan dari tenaga
medis. Dalam hal ini, tenaga medis bisa
melakukan screening pada pasien
melalui telepon dan memberikannya
pada petugas IGD jika diperlukan.
4. Pembatasan keramaian tenaga medis
Di saat seperti ini, guna mencegah
penyebaran COVID-19, tenaga medis pun
harus menjaga jarak, dan tidak terlalu
dekat satu dengan yang lainnya. Selain
itu, jika memang diperlukan,
diperbolehkan ada seorang penjaga
pasien yang harus menggunakan APD
serta mengikuti petunjuk perlindungan
diri.
5. Unit Triase
Guna menghindari keramaian, petugas
medis unit triase dapat mengatur jalur,
dengan masuk melalui satu sisi dan
keluar melalui sisi lainnya. Selain itu,
semua tindakan pencegahan, seperti
penggunaan APD, membungkus fasilitas
transportasi pasien, dan penyemprotan
disinfektan perlu dilakukan.
6. Proses Triase
 Prioritaskan pasien yang dikirim ke
area abu-abu pada area isolasi
 Jika pasien dibawa ke rumah sakit
menggunakan ambulance, petugas
IGD harus memberikan informasi
pada petugas medis di rumah sakit
untuk menyiapkan penanganan pada
pasien terinfeksi.
 Daftarkan pasien melalui sistem
elektronik, tanpa menggunakan
kertas (rekam medis, dan rekam jejak
asuransi)
 Perawat COVID-19 tidak menangani
pasien lainnya untuk menghindari
penyebaran infeksi
 Tanyakan pada pasien mengenai
gejala klinis, masalah pernapasan,
riwayat perjalanan dari area yang
terkontaminasi, atau kemungkinan
kontak dengan pasien COVID-19
 Lakukan triase dan isolasi untuk
pasien yang didiagnosis terinfeksi
COVID-19 atau infeksi saluran
pernapasan lainnya.
7. Lokasi Pasien
Tempatkan pasien pada ruang isolasi
infeksi sesuai dengan panduan. Pasien
ditempatkan pada ruangan dengan
udara bertekanan rendah dan minimal
terjadi pergantian udara enam kali dalam
satu jam. Pintu juga harus dibiarkan
tertutup, hanya terbuka saat masuk dan
keluar saja.
8. Pemindahan pasien dari unit triase
 Rute pemindahan pasien terinfeksi
COVID-19 dari unit triase ke ruang
isolasi dianjurkan melalui zona abu-
abu
 Temukan rute terbaik untuk
memindahkan pasien dari rumah sakit
dan informasikan semua pegawai
 Semua pegawai yang terlibat dalam
pemindahan pasien dibekali pelatihan
tentang menggunakan APD, dan
melakukan observasi keselamatan
selama pemindahan
9. Peralatan perlindungan diri
 Dalam standar tindakan pencegahan,
diasumsikan semua orang berpotensi
terinfeksi atau menjadi tempat
bersarangnya bakteri patogen yang
dapat berpindah melalui sistem
penanganan kesehatan
 Kebersihan saluran pernapasan
diperlukan, cairan pencuci tangan
yang mengandung 60 sampai 95
persen alcohol, handuk kertas sekali
pakai, tempat sampah dengan pedal,
dan masker wajib tersedia di pintu
masuk tenaga medis, ruang tunggu,
ruang triase, dan ruang pasien.
 Masker bedah harus tersedia pada
pasien dengan gejala tersebut
 Sarung tangan sekali pakai diberikan
pada pasien atau seseorang yang
menemaninya jika diperlukan
 Petugas medis wajib memakai masker
bedah, pelindung wajah, kacamata,
sarung tangan dan pakaian APD
 Masker N95 digunakan hanya oleh
petugas medis yang akan melakukan
prosedur produksi Aerosol
 Tempat sampah yang diberi label
sampah infeksius harus diperhatikan
10. Tenaga Triase
 Tenaga triase infeksius harus
berpengalaman di bidang IGD dan
mampu menangani situasi kritis. Juga,
berdasarkan kebutuhan akan perawat
atau tenaga medis yang
berpengalaman, unit triase juga
diperbantukan saat mengalami situasi
yang padat, sehingga dapat
melakukan pemeriksaan sebelum
memasuki unit triase atau di area
tunggu.
 Tenaga triase harus meminimalisir
risiko penularan infeksi antara tenaga
medis professional dan pasien di
triase.
Tujuan Penelitan/Studi Implikasi Hasil Penelitian

Memberikan solusi atau pemecahan masalah -


mengenai triase pada pasien dengan COVID-
19, dan berbagai permasalahan lainnya yang
kerap dialami oleh tenaga medis.

Pertanyaan Penelitian Kekuatan Penelitian/Studi

Bagaimana penanganan triase pada pasien Oleh karena objek yang diteliti yaitu COVID-
Gawat Darurat dengan COVID-19? 19, merupakan suatu fenomena yang baru
saja terjadi dalam dunia medis, maka
panduan ini sangat berguna bagi tenaga
medis untuk menjalankan triase dan
penanganan bagi pasien, juga menjadi suatu
langkah untuk mencegah penyebaran virus
COVID-19 agar tidak semakin meluas.
Desain Penelitian/Studi Kelemahan Penelitian/Studi

- Fenomena pandemic COVID-19 yang baru


saja terjadi, menyebabkan penelitian ini tidak
dapat dilakukan secara begitu mendalam,
artinya hanya mengandalkan studi literature
dan observasi pengalaman dari tenaga medis
dalam menangani pasien COVID-19 saja.
Kesimpulan

Studi atau penelitian ini dilakukan oleh peneliti dari Tabriz University of Medical Sciences
untuk mencegah penyebaran COVID-19 antara pasien dan tenaga medis di IGD. Panduan ini
disusun dari studi literature, dan pengalaman terbatas untuk mendukung pasien dan tenaga
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai