Anda di halaman 1dari 10

Resiko dalam Menangani Infeksi Saluran

Pernapasan di UGD dan Rumah Sakit


Risk Management of Febrile Respiratory Illness in
Emergency Departments

Oleh: Singgih Rizkya Ndaru (16117144) – 3 LD


Resiko dari Penanganan FRI
di Rumah Sakit
Beberapa dari penyakit pernapasan yang tidak
ditangani dengan baik dan cepat dapat
menyebabkan wabah besar yang berpotensi
mengancam jiwa. Unit Gawat Darurat (UGD)
dapat menjadi salah satu tempat penularan
penyakit pernapasan dikarenakan kehadiran
dari dua pasien menular dan rentan berada di
ruang yang sama, kurangnya isolasi yang
cepat, dan kontak secara langsung antara
pasien dan petugas kesehatan sering tidak
dilindungi oleh APD.
Mengapa resiko dapat terjadi?

◦ Untuk beberapa patogen, penularan melalui udara


(airborne transmission) dapat terjadi melalui
menghirup butiran nuklei yang ada di udara yang
berasal dari hasil respirasi, batuk dan bersin.
◦ Nuklei dapat diangkut melalui udara kurang lebih
1-2 meter dari sumber dalam jangka waktu yang
cukup lama;
Berdasarkan kedua fakta tersebut, pada UGD harus
ada ventilasi khusus karena diperlukan untuk
mengurangkan nuklei di ruang tertutup.
Prosedur Penanganan
1. Kontak Pertama dan Prosedur Triase (Triage)
Triase (Triage) adalah proses skrining secara
cepat terhadap semua pasien yang masuk UGD
untuk menentukan evaluasi medis dan
penggolongan ke kelompok berdasarkan
kebutuhan medis yang diperlukan. Selama
triase, jika pasien dipengaruhi oleh infeksi
saluran pernapasan, langkah-langkah standar
harus diterapkan, termasuk Respiratory
Hygiene / Etiket Batuk.
Untuk penyakit yang menular lewat udara
atau penyakit yang menular dengan sangat
cepat harus dimasukan ke triase yang
berorientasi penularan lewat udara, selain
menerapkan standar penangan tindak
pencegahan dan Respiratory Hygiene / Etike
Batuk, pasien harus dirujuk ke ruang isolasi
khusus untuk penyakit yang menyebar lewat
udara.
Untuk Mengurangi Resiko
Penyebaran di Ruang Isolasi
Persyaratan Ruang Isolasi:
- Tekanan negatif terhadap lingkungan eksternal (koridor
atau ruang tunggu jika ada);

- Setidaknya 6 kali pergantian udara per jam;


- Resirkulasi udara setelah penyaringan dengan HEPA (High
Efficiency Particulate Air) filter;

- Pintu bersegel dan jendela bersegel yang menutup


sendiri.
Setelah pemeriksaan, jika pasien dengan infeksi
pernapasan membutuhkan ruangan, langkah-
langkah isolasi harus diletakkan di tempat. Pasien
yang menularkan penyakit melalui udara atau
memiliki penularan cepat harus dirawat dalam satu
kamar jika ruangan tersedia. Tetapi jika hanya ada
kamar yang diisi lebih satu orang yang tersedia,
posisi penempatan pasien perlu diadakan dan tempat
tidur harus ditempatkan minimal berjarak 2 meter,
dengan tirai di sekitar mereka sebagai pemisah.
Edukasi dan Pelatihan dalam
Penanganan
Ketika adanya epidemik SARS, beberapa
petugas terinfeksi SARS walaupun sudah
mengenakan APD yang sesuai SOP. Hal ini
terjadi dikarenakan prosedur penggunaan
dan pelepasan PPE yang salah dan tidak
sesuai aturan. Oleh karena itu, bukan hanya
resiko dapat terjadi bukan hanya dari
Penanganan tetapi juga dari pengetahuan
petugas tentang perlengkapan yang mereka
gunakan.
Analisis
Beberapa permasalahan biasa terjadi
dikarenakan hal berikut
1. Penanganan dan pengelompokan triase
yang kurang cepat atau tepat dalam UGD.
2. Isolasi yang kurang baik dapat
menyebabkan kebocoran (leakage) penyakit
di UGD atau rumah sakit.
3. Pelatihan dan edukasi yang benar dalam
penjalanan prosedur penanganan.
Referensi
Vincenzo P., Francesco M.P., Simone L., Carla
N., Giuseppe I.(2008). Risk Management of
Febrile Respiratory Illness in Emergency
Departments. New Microbiologica. 31. 165-
173.

Anda mungkin juga menyukai