Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (Tandelilin, 2007). Pasar
modal juga merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana
pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara tersebut.
Kestabilan perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap kinerja di
dalam pasar modal negara tersebut, begitu pula dengan pasar modal di Indonesia.
Berdasarkan informasi yang relevan, investor dapat menilai prospek kinerja emiten
sehingga investor memiliki gambaran mengenai risiko dan expected return atas
dana yang telah atau akan diinvestasikan.
Dalam pasar modal yang efisien, pasar akan bereaksi secara cepat
terhadap semua informasi yang relevan. Beberapa studi mengenai hubungan antara
laporan keuangan dengan return dan volume perdagangan saham, antara lain
dilakukan oleh Beaver (1968) dalam Bandi dan Jogiyanto (2000) yang mengamati
reaksi investor atas publikasi laba saham biasa di sekitar tanggal publikasi.
Pengujian kandungan informasi atas publikasi laporan laba tahunan ini menemukan
bukti bahwa pengumuman laba menyebabkan abnormal stock price performance
dan unexpected trading volume.
Husnan et al. (1996) dalam Yudha (2005) meneliti dampak laporan
keuangan terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas tingkat
keuntungan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada tanggal
pengumuman laporan keuangan, kegiatan perdagangan maupun variabilitas tingkat
keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan periode di luar tanggal pengumuman.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hanafi (1997) yang mengembangkan
penelitian Husnan et al. (1996) dengan menambahkan abnormal return sebagai
salah satu variabel penelitiannya. Hasil penelitian tersebut juga menyimpulkan
bahwa publikasi laporan keuangan mempunyai pengaruh terhadap pasar.
Arumsari (2003) juga melakukan kajian return saham untuk mengetahui
reaksi pasar modal di sekitar tanggal publikasi laporan keuangan. Sampel yang
digunakan adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam Indeks LQ 45 di Bursa
Efek Jakarta dengan menggunakan laporan keuangan tahunan (tahun 2001). Hasil
studi yang dilakukannya menunjukkan terjadi abnormal return yang signifikan di
periode publikasi laporan keuangan tahunan.
Pertimbangan untuk mengetahui apakah laporan keuangan tahunan yang
dipublikasikan dapat mempengaruhi beliefs para investor dalam membuat
keputusan investasi didasarkan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar
Modal Nomor Kep-17/PM/2002, peraturan nomor X.K.2 tentang kewajiban
penyampaian laporan keuangan berkala, laporan keuangan tahunan dan tengah
tahunan bersifat wajib sedangkan laporan keuangan triwulanan bersifat sukarela.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pasar Modal dan Laporan Keuangan
Pengertian dari pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya
antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang,
umumnya lebih dari satu tahun (Samsul,2006).
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pasar modal (capital market)
merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang
diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif
(opsi), maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan salah satu instrumen
ekonomi pada dewasa ini yang mengalami perkembangan sangat pesat, dijadikan
indikator dan penunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Investor mulai
tertarik dengan pasar modal sebagai salah satu sarana investasi dengan tujuan
untuk mendapatkan dividen atau capital gain (Purboyono, 2001). Investor sering
membandingkan antara harga pasar saham dengan nilai atau harga sebenarnya dari
saham tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu saham
(Jogiyanto, 2000:17).
Sedangkan Laporan Keuangan adalah suatu daftar finansial suatu entitas
ekonomi yang disusun secara sistematis oleh akuntan pada akhir periode atau
catatan yang memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang telah
menjalankan perusahaan selama satu periode (biasanya satu tahun).
2.2 Fungsi Pasar Modal dan Laporan Keuangan
Tempat bertemunya pihak yang memiliki dana lebih (lender) dengan pihak
yang memerlukan dana jangka panjang tersebut (borrower). Pasar modal
mempunyai dua fungsi yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar
modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower.
Dengan menginvestasikan dananya lender mengharapkan adanya imbalan
atau return dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan bagi borrower, adanya dana
dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya tanpa menunggu
dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan, dengan cara
menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan para lender tanpa harus
terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil. Sedangkan Laporan Keuangan
berfungsi sebagai berikut:
 Menyusun Perencanaan Kegiatan Perusahaan
 Mengendalikan Perusahaan
 Dasar Pembuatan Keputusan Dalam Perusahaan
 Pertimbangan dan pertanggung jawaban pada pihak Ekstern
2.3 Gambaran Penelitian Pasar Modal
Riset pasar modal mengeksplorasi peran akuntansi dan informasi keuangan
lainnya dipasar kesetaraan. Reaksi investor dibuktikan dengan transaksi pasar
modal mereka. Reaksi informasi yang menguntungkan dianggap membuktikan
dengan kenaikan harga dalam keamanan tertentu, sedangkan reaksi yang tidak
menguntungkan terhadap informasi yang di buktikan dengan penurunan harga.
Tidak ada perubahan harga sekitar waktu rilis informasi berarti tidak ada reaksi
terhadap informasi (rilis tidak memeberikan apa-apa yang baru).
Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap informasi tertentu dirilis atau
peristiwa yang berbasis umum dibuktikan dari sejumlah besar perusahaan, dengan
data yang mencakup beberapa tahun. Jenis penelitian ini sering digunakan untuk
memeriksa reaksi pasar ekuitas terhadap pengumuman informasi perusahaan dan
untuk menilai relevansi pilihan akuntansi dan pengungkapan alternatif bagi
investor. Jika perubahan harga keamanan disekitar waktu rilis informasi tertentu
dan dengan asumsi bahwa informasi dan tidak beberapa peristiwa lain yang
menyebabkan perubahan harga, maka dianggap bahwa informasi itu relevan dan
berguna untuk pengambilan keputusan investasi.
Riset pasar modal bergantung pada asumsi dasar bahwa pasar ekuitas
efisien. Efisiensi pasar didefinisikan sesuai dengan hipotesis pasar yang efisien
(EMH) merupakan pasar yang menyesuaikan dengan cepat informasi untuk
sepenuhnya menyita ke harga saham ketika informasi dilepaskan (Fama et al.,
1969). Riset pasar modal dalam akuntansi mengasumsikan bahwa pasar ekuitas
adalah semi-kuat dari yang efisien. Artinya, bahwa semua pengungkapan publik
yang tersedia, cepat dan sepenuhnya disita ke harga saham secara objektif seperti
dirilis. Informasi yang relevan tidak diabaikan oleh pasar.
Asumsi efisiensi pasar merupakan pusat riset pasar modal. Banyak
penelitian pasar modal menganggap hubungan adalah harga saham di pasar yang
efisien dianggap didasarkan pada harapan tentang laba masa depan. Jika informasi
tertentu menyebabkan perubahan harga, maka asumsi adalah bahwa informasi ini
berguna dan menyebabkan investor untuk merevisi harapan mereka tentang laba
masa depan dari organisasi yang bersangkutan. Artinya, harga saham dan kembali
digunakan sebagai tolak ukur dikompensasi dengan manfaat informasi keuangan
dinilai. Jika kita tidak menganggap efisiensi pasar, maka ada ketidakmampuan
untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa harga saham berubah sekitar tanggal
rilis informasi. Jika pasar saham tidak bentuk semi-kuat yang efisien, mereka tidak
memberikan benchmarksakurat terhadap pilihan truntuk menilai alternatif
pelaporan keuangan.Secara keseluruhan, ketidak efisiensi pasar akan membuat
hasil penelitian pasar modal untuk menjadi yang terbaik kurang meyakinkan, dan
paling buruk sangat tidak bisa diandalkan, tergantung pada tingkat ketidak efisiensi
ini.
Asumsi tentang efisiensi pasar pada gilirannya memiliki implikasi
akuntansi. Jika pasar efisien, mereka akan menggunakan informasi dari berbagai
sumber ketika memprediksi laba masa depan, dan karenanya saat menentukan harga
saham saat ini. Jika informasi akuntansi tidak berdampak pada harga saham itu,
dengan asumsi efisiensi bentuk semi-kuat, akan dianggap tidak memberikan
informasi dan yang saat ini tersedia. Pada ekstrim, akuntansi yang bertahan hidup
akan terancam.
Reaksi harga saham terhadap rilis informasi keuangan diambil untuk
menunjukkan bahwa pengumuman memiliki “konten informasi”, sedangkan
hubungan yang tinggi antara informasi dan berbagi keuangan harga atau kembali
selama jangka waktu menunjukkan bahwa informasi yang disediakan oleh sistem
akuntansi mencerminkan informasi yang digunakan oleh pasar modal (dan
informasi ini akan datang dari banyak sumber). Masing-masing peran ini untuk
informasi akuntansi di pasar ekuitas dieksplorasi di bagian berikut.
Sementara “konten informasi” dari berbagai jenis informasi keuangan dapat
dinilai dengan menggunakan riset pasar modal, sebagian besar pekerjaan ini telah
difokuskan pada pendapatan sebagai ukuran utama dari sistem akuntansi keuangan
Fokus ini membahas tentang cerminan dari pengumuman laba yang menyebabkan
pergerakan harga saham.
2.4 Reaksi Pasar Modal terhadap Laporan Keuangan
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 berisi tentang pasar modal dan peraturan
lain yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta dan BAPEPAM, menyatakan
bahwa perusahaan publik atau emiten harus menyampaikan laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit dan laporan keuangan semi tahunan yang telah diaudit,
sedangkan pengiriman laporan keuangan triwulan hanya bersifat sukarela.
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting untuk investor
karena dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (membeli atau
menjual saham) di pasar modal. Laporan keuangan mempunyai kandungan
informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian atau mengubah harapan para
investor ketika mereka hendak berinvestasi.
Terkait teori atau alat uji reaksi pasar modal terhadap laporan
keuangan dapat ditinjau dari beberapa aspek berikut ini:
1. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan,
semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut
dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham
akan sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah
sering di kaitkan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik. Namun bila harga
saham terlalu tinggi (overprice) dapat mengurangi kemampuan investor untuk
membeli sehingga menyebabkan harga saham akan sulit untuk meningkat lagi.
Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar
diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar
sinyal tersebut efektif, maka harus dapat di tangkap pasar dan dipersepsikan baik
serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Megginson,
1987).
Pada saat melakukan penawaran umum perdana, calon investor tidak
sepenuhnya dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Oleh
karena itu, issuer dan underwriter (rational agent) dengan sengaja akan memberikan
sinyal pada pasar. Jika perusahaan mampu menunjukkan kualitas perusahaan yang
baik maka diharapkan ketidakpastian berkurang.
2. Event Study
Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di
pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh
pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson, 1989). Sedangkan
menurut Krizman (1994), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu
peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat
berharga tersebut. Dari penelitian tersebut tampak bahwa sebenarnya Even study
dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal (dengan pergerakan harga
saham) terhadap suatu peristiwa tertentu. Sejalan dengan tujuan itu, Even study
juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis pasar efisien (efficient market
hypothesis) pada bentuk setengah kuat (semi strong form).
3. Efisiensi Pasar Modal
Pada umumnya situasi pasar modal efisien bila informasi dapat diperoleh
dengan mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga semua informasi yang
relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga saham (Husnan, 1998:111).
Pengertian harga pasar dalam hal ini adalah harga saham yang ditentukan dan
dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Sedang bentuk mekanisme pasar modal
tidak mudah untuk didefinisikan, mengingat hal itu meliputi sejumlah aktivitas
(kejadian) yang berpengaruh pada beberapa keadaan.
Efisiensi pasar modal ditentukan oleh seberapa besar pengaruh informasi
yang relevan, yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi. Di
sisi lain, pasar modal efisien merupakan alat (tools) guna mengoperasikan gagasan
perfect market, dengan maksud agar para pelaku pasar dapat menyesuaikan diri,
dalam rangka mengambil keputusan (Sunariyah, 2004:184).
Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan
kualitas suatu pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas pasar
modal tersebut akan semakin baik. Pada dasarnya terdapat dua jenis efisiensi pasar
modal, yakni efisiensi internal dan efisiensi eksternal (Handaru dkk, 1996).
Pasar modal semakin efisien internal apabila biaya transaksi dalam
perdagangan saham semakin rendah. Jadi, efisiensi ini dikaitkan dengan besarnya
biaya untuk melakukan pembelian atau penjualan suatu saham. Sementara itu
derajat efisiensi eksternal akan ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga saham
di pasar modal terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga saham di
pasar modal mencerminkan semua informasi yang ada (dan berhubungan dengan
saham tersebut), maka pasar modal akan memiliki efisiensi eksternal yang semakin
tinggi.
Dari pengertian efisiensi eksternal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
jenis efisiensi ini akan dikaitkan dengan informasi, artinya efisiensi pasar modal
akan diukur secara informasional (Handaru dkk, 1996)..
Dengan begitu banyaknya informasi yang perlu dipertimbangkan, maka
efisiensi pasar mempunyai arti penting sebagai berikut :
a. Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan bekerja memperbaiki
kinerja perusahaannya. Ini berarti bahwa perusahaan dengan prospek bagus
akan mempunyai harga saham yang tinggi, sebaliknya perusahaan dengan
prospek yang kurang baik akan dinilai sahamnya pada harga rendah.
b. Pasar efisien digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti bahwa
perusahaan dengan prospek tinggi akan memperoleh modal pada harga yang
wajar (fair). Harga saham merupakan cerminan tentang kondisi
perusahaan.Dengan harga saham yang tinggi dapat dapat digunakan sebagai
ajang promosi tentang kondisi perusahaan.
c. Jika pasar efisien, lembaga keuangan tidak akan khawatir tentang harga
saham.
d. Pada pasar efisien, biaya iklan untuk saham baru relatif kecil. Hipotesis
pasar efisien mengasumsikan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi
oleh biaya iklan tersebut.
e. Di pasar efisien, para investor tidak memerlukan sumber informasi lain.
Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Fama mengklasifikasikan informasi menjadi tiga
tipe (Husnan, 1998:269) yaitu
(1) perubahan harga di waktu yang lalu (past price changes)
(2) informasi yang tersedia kepada publik (public information)
(3) informasi yang tersedia baik kepada publik maupun tidak (public and
private information).
4. Return Saham
Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukanya. Menurut Ang (1997), setiap investasi baik jangka
panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan
keuntungan yang disebut return baik langsung maupun tidak langsung. Komponen
return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan berjalan) dan capital
gain (keuntungan selisih harga). Current income merupakan keuntungan yang
diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran deposito,
bunga obligasi, deviden dan sebagainya. Return saham merupakan pendapatan
yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya di perusahaan
tertentu. Komponen penghitungan return saham terdiri dari capital gain/loss dan
deviden. Capital gain/loss merupakan selisih laba/rugi yang dialami oleh pemegang
saham karena harga saham sekarang relatif lebih tinggi/rendah dibandingkan harga
saham periode sebelumnya. Sedangkan deviden merupakan bagian dari laba
perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya. Devidennya
biasanya dibagikan pada periode tertentu sesuai dengan keputusan manajemen.
Deviden yang dibagikan dapat menciptakan kepercayaan pemegang saham
kepada manajemen. Expected return merupakan return yang diharapkan oleh
investor atas suatu investasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
Faktor yang mempengaruhi r eturn suatu investasi meliputi faktor internal meliputi
kualitas dan reputasi manajemen, struktur pemodalan, hutang, tingkat laba yang
dicapai dan lain-lain, sedangkan faktor eksternal perusahaan meliputi pengaruh
kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, perkembangan sektor industri dan lain-lain
(Ang, 1997).
5. Abnormal Return
Abnormal return adalah return yang didapat investor tidak sesuai dengan
pengharapan. Abnormal return adalah selisih antara return yang diharapkan dengan
return yang didapatkan. Selisih return akan positif jika return yang didapatkan lebih
besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan
negatif jika return yang didapatkan lebih kecil dari return yang diharapkan atau
return yang dihitung.
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu,
misalnya hari libur nasional, awal bulan, awal tahun, suasana politik yang tidak
menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran perdana saham,
dan lain-lain. Studi peristiwa menganalisa return tidak normal dari sekuritas yang
mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal return
merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return
normal. Abnormal return sendiri adalah selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2000:429).
6. Volume Perdagangan
Volume perdagangan saham merupakan indikator untuk mengetahui
kegiatan perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan jumlah
saham yang diperdagangkan di bursa pada suatu waktu tertentu. Aktivitas volume
perdagangan digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai laporan
keuangan informatif, dalam arti apakah informasi tersebut membuat keputusan
perdagangan yang normal. Ukuran tersebut tidak memisahkan keputusan
pembelian (yang bisa dikaitkan dengan informasi positif) dengan keputusan
penjualan (yang bisa dikaitkan dengan informasi negatif) (Husnan, 1998:112).
Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu
mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang
tercermin pada perubahan harga. Salah satu informasi yang dianggap relevan oleh
para investor adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah salah
satu informasi publik yang dapat digunakan untuk merevisi dan mendeteksi harga
sekuritas seperti saham, obligasi, dan sekuritas lainnya. Jika pelaku pasar modal
menggunakan laporan keuangan sebagai informasi yang relevan dalam
pengambilan keputusan investasi, seharusnya laporan keuangan yang diumumkan
pada publik mampu mempengaruhi harga sekuritas. Dengan kata lain, pasar
bereaksi terhadap pengumuman laporan keuangan. Reaksi tersebut ditunjukkan
dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham perusahaan yang
melakukan pengumuman laporan keuangan. Laporan keuangan sebagai hasil akhir
dari proses akuntansi memang dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi
bagi calon investor, kreditur, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan
keputusan investasi, kredit dan pengambilan keputusan lainnya.
2.5 Kandungan Informasi dari Laba
Banyak penelitian telah menyelidiki reaksi pasar modal terhadap
pengumuman laba. Artinya, ketika sebuah perusahaan mengumumkan laba untuk
tahun ini (atau setengah tahun) apa dampaknya, gerakan harga saham dianggap
menunjukkan bahwa informasi baru dalam pengumuman laba publik telah
dimasukkan ke dalam sekuritas harga melalui kegiatan investor di pasar. Itu
berguna dalam menilai kembali arus kas masa depan entitas.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan informasi tentang pendapatan yang
akan terkait dengan efek perubahan harga. Teori keuangan modern mengusulkan
bahwa harga saham dapat ditentukan sebagai jumlah arus yang diharapkan dimasa
mendatang kas dari dividen, didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan
tingkat pengembalian yang sepadan dengan tingkat perusahaan dari risiko.
Selanjutnya, dividen adalah fungsi dari laba akuntansi, karena mereka umumnya
hanya dapat dibayarkan dari masa lalu dan pendapatan saat ini. Oleh karena itu
berikut bahwa jika arus kas terkait dengan (fungsi) laba akuntansi, maka harga
saham di perusahaan saya, yang kita dapat menunjukkan sebagai Pi, dapat dilihat
sebagai jumlah dari yang diharapkan laba masa depan per saham (Ē), didiskontokan
ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto risiko disesuaikan (Ki).
Artinya, untuk perusahaan i hari ini: Pemasok mungkin tergantung pada likuiditas
dan pendanaan variabel. Kreditur mungkin menuntut perlindungan dalam
pemeliharaan jatah keuangan tertentu seperti debt-to-quity atau kali bunga yang
diperoleh, atau tingkat minimum modal atau ekuitas kerja.
Persamaan menunjukkan bahwa total atau return aktual dapat dibagi
menjadi return normal (atau diharapkan), mengingat pergerakan harga pasar yang
cepat (αit + ᵦitRmt), dan return abnormal (atau tak terduga) karena pergerakan harga
saham-perusahaan tertentu (μit). Return normal diharapkan bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan, tergantung pada tingkat risiko sistematis dalam
hubungannya dengan pasar, sementara return abnormal diharapkan bervariasi dari
perusahaan ke perusahaan, tergantung pada apakah ada informasi baru mengenai
perusahaan yang menyebabkan investor untuk merevisi harapan mengenai laba
masa depan.
Model pasar digunakan untuk mengendalikan pergerakan harga saham
karena situasi pasar, yang memungkinkan peneliti untuk fokus pada pergerakan
harga saham akibat berita-perusahaan tertentu. Sebagai contoh, bagian dari return
2,6% diperoleh Perusahaan CMR setelah mengumumkan laba tahunannya mungkin
dapat diperlakukan untuk kenaikan keseluruhan di pasar pada hari pengumuman.
Seorang peneliti menganalisa dampak dari pengumuman laba akan mengendalikan
dampak kenaikan ini di pasar dengan memotong dari pengembalian Perusahaan
CMR. Dengan asumsi αCMR = 0, ᵦCMR = 1, dan Rm = 1%, perhitungan ini akan
meninggalkan return abnormal (μCMR) dari 1,6%. Hal ini adalah return abnormal,
atau pergerakan harga saham-perusahaan tertentu, yang dianalisis oleh peneliti
untuk menentukan dampak pengumuman informasi perusahaan.
Riset pasar modal ke dalam hubungannya dengan laba / return analisis
pergerakan harga khusus perusahaan (return abnormal) pada saat pengumuman
laba. Return abnormal ini digunakan sebagai indikator kandungan informasi dari
pengumuman. Artinya, berapa banyak, jika ada, informasi baru telah dirilis ke pasar
modal. Jika tidak ada reaksi harga, diasumsikan bahwa pengumuman tidak berisi
informasi baru. Artinya, informasi itu sudah diketahui atau diantisipasi oleh pelaku
pasar.
2.6 RINGKASAN JURNAL
Penelitian yang dapat dikatakan menjadi pelopor dalam penelitian empiris
pasar modal untuk menguji kandungan informasi laba sudah dimulai sejak tahun
1968 oleh Ball dan Brow. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah informasi nilai laba bersih yang diproksi dengan forecast error (dalam
penelitian ini disebut sebagai laba kejutan) dan respon pasar dinilai dengan harga
pasar saham yang mana berhubungan dengan return investasi. Ball & Brown
melakukan event study untuk menguji kandungan informasi accounting income
numbers dengan meneliti sebanyak 261 perusahaan selama sembilan tahun, yaitu
dari 1957-1965. Kemudian menghitung return pasar bulanan di sekitar tanggal
pengumuman (return harian tidak tersedia tahun 1968). Penelitian ini
menunjukkan bahwa pasar dalam kondisi semi-kuat, sehingga ketika terjadi laba
kejutan negatif (laba aktual kurang dari laba ekspetasi), akan terbentuk bad news
yang mana diperkirakan akan menyebabkan return (harga) saham menjadi
menurun. Sebaliknya, ketika terjadi laba kejutan positif (laba aktual lebih dari laba
ekspektasi), akan terbentuk good news yang menyebabkan return (harga) saham
meningkat. Temuannya menunjukkan bahwa laba akuntansi secara tepat
merepleksi perubahan nilai saham yang bersangkutan. Selain itu, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam angka laba tahunan berguna
terkait dengan harga saham. Namun laporan akuntansi tahunan hanya merupakan
satu dari banyak sumber informasi yang tersedia bagi investor.
1. Pendapatan berbasis biaya historis digunakan oleh investor
Ball dan Brown (1968), dalam publikasi riset pasar modal besar pertama di
bidang akuntansi, menyelidiki kegunaan laba akuntansi berdasarkan model biaya
historis. Sebelum penelitian mereka, ada pandangan luas bahwa metode akuntansi
biaya historis menghasilkan "makna" bahwa informasi yang tidak berguna bagi
investor dan pengguna lain dari laporan keuangan. Ball dan Brown melihat
perlunya bukti empiris tentang apakah laba akuntansi, dihitung dengan
menggunakan prinsip akuntansi biaya historis, memberikan informasi yang
berguna bagi investor. Mereka menyatakan (p 159).
“Jika, seperti yang ditujukkan dalam bukti, harga saham yang sebenarnya
menyesuaikan dengan cepat terhadap informasi baru yang tersedia, maka
perubahan harga saham akan mencerminkan arus informasi ke pasar. Revisi
diamati dari harga saham yang terkait dengan rilis laporan pendapatan
sehingga akan memberikan bukti bahwa informasi yang tercermin dalam
proksi pendapatan itu berguna.”
Dengan menggunakan data pada 261 perusahaan AS, mereka menguji
apakah perusahaan dengan kenaikan tak terduga laba akuntansi memiliki return
abnormal yang positif, dan perusahaan dengan penurunan tak terduga dalam laba
akuntansi memiliki return abnormal negatif (rata-rata). Pendapatan tak terduga
dihitung (cukup menyederhanakan) sebagai perbedaan antara laba saat ini dan laba
tahun sebelumnya. Artinya, mereka menganggap bahwa laba tahun ini diharapkan
akan sama dengan laba tahun lalu. Data harga saham bulanan digunakan, dengan
model pasar yang digunakan untuk menghitung return abnormal untuk setiap
perusahaan.
Return abnormal kumulatif (CAR) kemudian dihitung untuk masing-
masing (a) sampel penuh perusahaan, (b) perusahaan dengan kenaikan laba tak
terduga (pengumuman menguntungkan), dan (c) perusahaan dengan penurunan
laba tak terduga (pengumuman tidak menguntungkan), dengan menjumlahkan
return abnormal rata-rata untuk masing-masing kelompok dari waktu ke waktu.
Mereka menemukan bukti yang menunjukkan bahwa informasi yang terdapat
dalam laporan tahunan digunakan dalam pengambilan keputusan investasi
meskipun keterbatasan sistem akuntansi biaya historis. Hasil ini dibuktikan dengan
CAR selama bulan dari pengumuman laba (bulan 0).
Seperti dapat dilihat perusahaan dengan kenaikan laba tak terduga
(pengumuman menguntungkan), yang diwakili oleh baris teratas dalam tabel,
memiliki return abnormal yang positif, sementara perusahaan dengan penurunan
laba tak terduga (pengumuman tidak menguntungkan), yang diwakili oleh garis
bawah dalam grafik, memiliki return abnormal negatif selama bulan pengumuman
(rata-rata). Karena studi awal Ball dan Brown, penelitian ini telah direplikasi
berkali-kali dengan menggunakan data dan metode penelitian yang lebih canggih.
Hasil muncul untuk mengkonfirmasi kegunaan pendapatan berbasis biaya historis
kepada investor. Hal ini bukan untuk mengatakan bahwa sistem akuntansi biaya
historis adalah "yang paling berguna", karena sistem akuntansi nilai sekarang (nilai
saat ini) atau biaya saat ini (nilai sekarang) mungkin lebih berguna, tetapi
memberikan beberapa kepercayaan pada penggunaan biaya historis secara
berkelanjutan.
1. Sebelum rilis laba, investor memperoleh banyak informasi yang
mereka butuhkan dari sumber lain
Selain mengkonfirmasikan manfaat dari model akuntansi biaya historis,
Ball dan Brown menemukan bahwa sebagian besar informasi yang terkandung
dalam pengumuman laba (85-90%) diantisipasi oleh investor. Kemiringan bertahap
dalam garis (yang merupakan kumulatif return abnormal) sebelum pengumuman
laba (yang dibuat pada waktu 0).
Antisipasi perubahan laba oleh investor menunjukkan bahwa investor
memperoleh banyak informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan
investasi dari sumber selain pengumuman laba tahunan (mungkin dari siaran pers,
rilis para analis, informasi tentang produksi dan tren penjualan dalam industri, dan
sebagainya). Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa alternatif sumber
informasi seperti perkumpulan konferensi analis, dan siaran pers, umumnya lebih
tepat waktu dibandingkan dengan laporan tahunan, yang cenderung keluar
beberapa minggu setelah tanggal neraca dan lebih jarang daripada banyak alternatif
sumber informasi. Oleh karena itu, kita tidak pernah bisa berharap untuk
menghasilkan laporan akuntansi yang akan memberitahu investor segala sesuatu
yang mereka mungkin ingin tahu. Artinya, penyediaan semua informasi yang
relevan dari investor bukanlah untuk dijadikan dasar yang baik dalam regulasi atau
praktek.
Ketika membuat keputusan pelaporan keuangan, penting untuk diingat
bahwa, sementara akuntansi tampaknya menjadi sumber informasi yang penting
bagi pasar saham, sehingga hal itu bukan satu-satunya sumber informasi. Dalam
menyelesaikan diskusi kita Ball dan Brown (1968) itu mungkin tidak layak bahwa
makalah ini secara umum diterima sebagai artikel akuntansi akademik yang paling
diikuti. Hal ini tentu mewakili perubahan dari penelitian akuntansi sebelumnya,
yang didominasi normatif. Berkaca pada pentingnya Ball dan Brown (1968),
Brown (. 1994, hal 24) menyatakan:
Sejumlah alasan telah diberikan untuk menjelaskan makalah dampak besar
pada literatur akuntansi sejak tahun 1968:
• Penelitian tersebut diarahkan dalam model dari sebuah eksperimen
tradisional: hipotesis, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan.
• Penelitian tersebut mengungkapkan pandangan yang berlawanan dengan
kritik dari GAAP (kritikus menyatakan bahwa informasi akuntansi biaya historis
itu berarti dan berguna)
• Penelitian tersebut adalah permohonan awal untuk "penelitian empiris"
• Penelitian tersebut menekankan penggunaan data untuk menguji keyakinan.
• Penelitian tersebut mengadopsi perspektif informasi
• Penelitian tersebut mengandung unsur-unsur dasar desain penelitian yang
menjadi model untuk penelitian masa depan: bentuk semi-kuat dari EMH adalah
hipotesis dipertahankan, sehingga fokusnya adalah pada perilaku pasar sekitar
tanggal pengumuman, prediksi penghasilan dimodelkan untuk mengidentifikasi
berita dalam, atau apa yang baru tentang, laporan pendapatan, laba GAAP
dibandingkan dengan versi utama arus kas operasi, dan return abnormal diukur
dengan Model Pasar dan CAPM.
• Penelitian tersebut adalah percobaan sangat kuat, dalam arti bahwa ia telah
direplikasi untuk perusahaan dengan tahun fiskal yang berbeda, di berbagai negara,
dan pada waktu yang berbeda.
• Penelitian tersebut memunculkan banyak makalah di bidang terkait.
Pengembangan Positif Teori Akuntansi, setidaknya sebagian, dengan
pendekatan eksperimental awal yang diadopsi oleh Ball dan Brown (1968).
3. Isi informasi laba tergantung pada sejauh mana alternatif sumber
informasi
Penelitian menunjukkan bahwa kandungan informasi dari laba bervariasi
antara negara dan antar perusahaan dalam suatu negara. Misalnya, Brown (1970)
menemukan bahwa bila dibandingkan dengan pasar AS, pasar Australia memiliki
penyesuaian lebih lambat sepanjang tahun, dengan penyesuaian yang lebih besar
pada tanggal pengumuman laba. Hasil ini menunjukkan bahwa laporan tahunan
adalah sumber informasi yang lebih penting bagi pasar modal Australia dari pada
untuk pasar modal AS karena ada sedikit alternatif sumber informasi bagi
perusahaan-perusahaan Australia.
Perbedaan dalam tingkat alternatif sumber informasi sebagian karena
peraturan Australia yang diperlukan hanya setengah-tahunan daripada laporan
triwulanan, dan juga merupakan fungsi dari perbedaan rata-rata ukuran perusahaan
antara kedua negara. Perusahaan-perusahaan kecil cenderung memiliki alternatif
sumber informasi yang lebih sedikit dari pada perusahaan besar, dan cenderung
akan diikuti oleh para analis sekuritas. Perbedaan dalam tingkat alternatif sumber
informasi antara perusahaan-perusahaan kecil dan besar menyebabkan perbedaan
kegunaan pengumuman, dengan ini menjadi lebih berguna untuk perusahaan kecil
daripada perusahaan besar Australia. Oleh karena itu, sejauh mana alternatif
sumber informasi harus dipertimbangkan ketika membuat keputusan pelaporan
keuangan.
4. Dampak pasar modal atas perubahan laba yang tidak terduga
tergantung pada apakah perubahan ini diharapkan menjadi permanen atau
sementara
Setelah temuan Ball dan Brown bahwa arah perubahan laba tak terduga
secara positif berkaitan dengan arah pengembalian abnormal, penelitian lebih lanjut
dilakukan dalam hubungan antara besarnya perubahan tak terduga dalam laba, atau
laba per saham, dan besarnya pengembalian normal. Hubungan ini sering disebut
sebagai koefisien respon laba. Hasil menunjukkan bahwa ini bukan hubungan satu-
ke-satu. Memang, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pengembalian
abnormal rata-rata terkait dengan 1% perubahan yang tak terduga pada laba yang
hanya 0,1-0,15% (Beaver, Lamberd dan Morse, 1980).
Hubungan ini bervariasi, tergantung pada apakah perubahan laba
diharapkan akan permanen atau sementara. Kenaikan permanen diharapkan
menghasilkan peningkatan dividen, dan arus kas masa depan, dan ini berarti
perubahan atas nilai perusahaan. Di sisi lain, kenaikan sementara didiskontokan
atau diabaikan, karena mereka tidak diharapkan memiliki dampak yang sama pada
dividen yang diharapkan di masa depan (Easton dan Zmijewski, 1989). Sementara
beberapa perubahan laba seperti yang karena biaya restrukturisasi yang jelas
sementara, lebih sulit untuk menentukan apakah perubahan laba lain cenderung
bertahan.
5. Pengumuman Laba pada Perusahaan Lain
Pada saat suatu perusahaan mengumumkan laba tahunannya, pada
umumnya menghasilkan return abnormal untuk tidak hanya perusahaan yang
bersangkutan, tetapi juga untuk perusahaan lain dalam industri yang sama (Foster,
1981). Artinya, terdapat konten informasi untuk perusahaan yang sama serta untuk
perusahaan yang mengumumkan. Fenomena ini, dikenal sebagai “transfer
informasi”. Tujuan reaksi pasar modal terkait dengan apakah berita yang
terkandung dalam pengumuman mencerminkan perubahan dalam kondisi untuk
seluruh industri, atau perubahan relatif pangsa pasar dalam industri. Karena
informasi yang diperoleh dari pengumuman perusahaan yang sama, informasi yang
dirilis tentang perubahan penjualan dan laba mengakibatkan reaksi harga untuk
perusahaan-perusahaan lain dalam industri yang sama, serta perusahaan yang
membuat pengumuman. Oleh karena itu, dalam membentuk harapan tentang
bagaimana informasi dirilis, seperti pengumuman laba, mungkin mempengaruhi
harga saham, penting untuk mempertimbangkan waktu relatif perilisan informasi
pada orang-orang dari perusahaan yang sama, karena informasi tentang perusahaan
dapat diperoleh dari perrilisan informasi perusahaan sejenis.
Penelitian Firth menunjukkan bahwa ketika ”kabar baik” dirilis tentang laba
akuntansi, harga saham dari perusahaan-perusahaan yang tidak mengumumkan
dalam industri yang sama bereaksi cepat (pada hari yang sama) dengan
menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik. Jika pengumuman laba
berdampak pada perusahaan dalam harga saham dari perusahaan lain di industri
yang sama, akan ada harapan bahwa jika sejumlah perusahaan yang akan merilis
informasi laba, maka semua hal lain dianggap sama, reaksi harga saham terbesar
mungkin dihasilkan oleh entitas yang merilis pertama. Pada saat entitas terakhir
merilis pengumuman laba untuk akhir tahun tertentu, itu bisa diharapkan banyak
informasi akan disita dalam harga saham dan karenanya pengumuman terakhir akan
memiliki dampak yang relatif kecil terhadap harga saham. Sebagai contoh, jika
sebuah perusahaan dalam sektor industri adalah yang pertama menyiapkan hasil
laporan keuangannya untuk tahun ini, dan laporan tersebut mencatat keuntungan
(keuntungan lebih rendah) yang tidak diharapkan oleh pasar, maka ini akan
menyebabkan kenaikan harga saham (penurunan) di seluruh perusahaan di sektor
industri tersebut.
6. Informasi dari Perkiraan Laba
Pengumuman laba yang diharapkan dan laba aktual perusahaan selalu
dikaitkan dengan return saham. Karena laba yang diharapkan dan laba aktual
ditentukan oleh kinerja manajemen dan analis perusahaan tersebut. Tidak hanya
pengumuman laba aktual tampak baik menyebabkan perubahan harga saham, tetapi
pengumuman laba diharapkan juga tampak menyebabkan perubahan harga. Serupa
dengan pengumuman laba, perkiraan laba yang berhubungan dengan return pasar
baik dari segi arah dan besarnya (Penman, 1980; Imhoff dan Lobo, 1984). Hasil ini
tidak mengherankan karena perkiraan laba diharapkan mengandung informasi baru
yang dapat digunakan dalam memprediksi laba di masa depan. Prakiraan laba masa
depan diharapkan muncul untuk menjadi cara yang efektif untuk
mengkomunikasikan informasi ke pasar saham. Perkiraan berita buruk tentang
lebih rendah dari laba masa depan yang diantisipasi mungkin berguna untuk
menghindari tuntutan hukum pemegang saham yang potensial.
Baginski berpendapat bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang
sama tidak memberikan perkiraan laba yang berkorelasi positif dengan perubahan
ekspektasi laba ditunjukkan oleh perkiraan laba yang dikeluarkan oleh manajer
perusahaan lain dalam industri yang sama.
7. Manfaat Pengungkapan Informasi Sukarela
Pengungkapan akuntansi sukarela dilakukan pada laporan tahunan, maupun
yang melalui rilis media. Sebagai contoh, Lang dan Lundholm menunjukkan bahwa
perusahaan dengan kebijakan pengungkapan yang lebih informatif memiliki analis
yang lebih banyak dan analis dalam perkiraan laba yang lebih akurat. Perusahaan
dengan kebijakan pengungkapan sukarela ini mendapatkan manfaat yaitu potensi
manfaat peningkatan investor selanjutnya dan mengurangi asimetri informasi.
Selanjutnya, Botosan (1997) menunjukkan bahwa peningkatan pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan dikaitkan dengan mengurangi biaya modal ekuitas,
khususnya untuk perusahaan yang punya analis sedikit.
8. Pengakuan versus Pengungkapan Sederhana di Footnote
Pengakuan item dengan mencatat dalam laporan keuangan dan termasuk
jumlahnya dirasakan berbeda daripada pengungkapan jumlah secara sederhana di
footnote sebuah laporan. Contohnya, Aboody menemukan bahwa dimana
perusahaan di industri minyak dan gas Amerika mengakui kurang saji dalam
laporan keuangan mereka, dampak harga negatif adalah signifikan, namun ketika
perusahaan dalam industri yang sama mengungkapkan secara sederhana di
footnote, dampak harga adalah tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
investor lebih mengandalkan jumlah yang diakui daripada jumlah diungkapkan
karena informasi diungkapkan dianggap kurang andal dibandingkan informasi yang
diakui.
9. Pengumuman Laba Dengan Ukuran Perusahaan
Hubungan antara pengumuman laba dan pergerakan harga saham
berbanding terbalik dengan ukuran sebuah entitas. Artinya, pengumuman laba telah
ditemukan umumnya memiliki dampak yang lebih besar pada harga saham
perusahaan-perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini
dijelaskan pada dasar bahwa dengan perusahaan besar ada informasi yang
umumnya lebih tersedia di pasar dan kemungkinan oleh karena itu lebih besar
bahwa proyeksi tentang pendapatan telah disita dalam harga saham.
Grant menyelidiki konteks informasi dari pengumuman laba perusahaan
yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek New York, serta saham yang
diperdagangkan pada apa yang dikenal sebagai Over The Counter Market (OTC).
Perusahaan yang diperdagangkan di OTC biasanya lebih kecil daripada perusahaan
yang diperdagangkan di Bursa Efek New York. Konsisten dengan efek ukuran
perusahaa , harga saham yang diperdagangkan di OTC yang lebih resposif saat
pengumuman laba dari harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New
York.
10. Apakah Harga Saham Saat Ini Dapat Mengantisipasi Pengumuman
Laba di Masa Depan ?
Seiring ukuran perusahaan yang meningkat, perspektif umum yang diambil
adalah bahwa harga pasar saham menggabungkan informasi dari sejumlah sumber
yang luas. Oleh karena itu, untuk perusahaan besar kita mungkin benar-benar dapat
mengatakan bahwa harga saham bisa mengantisipasi pengumuman laba masa
depan dengan beberapa tingkat akurasi.
Harga saham dan return diakui oleh beberapa periset menyediakan patokan
yang berguna untuk menentukan apakah informasi akuntansi relevan untuk
pembuatan keputusan investor. Harga saham dianggap merepresentasikan ukuran
patokan untuk nilai perusahaan (per saham), sedangkan return merepresentasikan
ukuran patokan untuk kinerja perusahaan (per saham). Patokan-patokan tersebut
digunakan untuk membandingkan kegunaan akuntansi alternatif dan metode
pelaporannya.
Beaver, Lambert, dan Morse melakukan penelitian paling awal yang
menyelidiki bagaimana data tentang harga saham secara efisien digunakan periset
untuk memperkirakan laba akuntansi masa depan. Mereka menemukan bahwa
harga saham dan return terkait berhubungan dengan laba akuntansi, dan
menemukan bahwa harga saham pada tahun t berhubungan positif dengan
pendapatan akuntansi pada tahun t + 1 (harga saham menyebabkan laba akuntansi).
Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan harga saham memberikan indikasi
gerakan masa depan laba akuntansi. Karena berbagai sumber informasi, harga
saham tampaknya bisa mengantisipasi laba akuntansi di masa mendatang.
penelitian menunjukkan bahwa harga saham perusahaan-perusahaan besar tidak
menyesuaikan banyak untuk pengumuman pendapatan seperti halnya harga saham
perusahaan-perusahaan kecil. Hal ini dijelaskan atas dasar bahwa ada informasi
yang tersedia dan dianalisis dalam kaitannya dengan perusahaan besar, dan
karenanya informasi tentang pendapatan sudah disita dalam harga saham.
Sekarang jika kita yakini bahwa harga saham benar-benar dapat
mengantisipasi pengumuman laba seperti yang ditunjukkan di Beaver, Lambert dan
Morse (1980) dan Beaver, Lambert dan Ryan (1987 ), maka mungkin harga saham
bisa mengantisipasi laba akuntansi lebih efisien dalam kasus perusahaan besar.
Dechow (1994) menyelidiki bagaimana baiknya laba akuntansi merefleksikan
return pasar. Laba diprediksi menjadi lebih berguna untuk mengukur kinerja
perusahaan dibandingkan arus kas karena diprediksikan lebih tepat waktu dan
sedikit masalah pencocokan.
Easton, Eddey, dan Harris (1993) menyelidiki apakah revaluasi aset
menghasilkan keselarasan antara informasi yang tercermin dalam laporan tahunan
dan informasi yang tersirat dalam harga saham dan return. Sekali lagi, data harga
saham yang digunakan sebagai patokan terhadap data akuntansi yang dinilai.
Menurut Easton et al. (p.16)
“Harga yang digunakan untuk menilai sejauh mana laporan keuangan, termasuk
revaluasi aset, mencerminkan keadaan perusahaan pada suatu titik waktu, dan
kembali digunakan untuk menilai ringkasan perubahan dalam keadaan keuangan
yang disediakan dalam laporan keuangan.“
Mereka menemukan bahwa penilaian kembali aset umumnya menghasilkan
keselarasan yang lebih baik dari nilai pasar dan buku. pandangan bahwa nilai pasar
telah dipandang merefleksikan nilai aset perusahaan saat ini. Sehingga disarankan
bahwa investor dapat memperkirakan informasi nilai saat ini yang sebelumnya
diungkapkan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, ketika informasi nilai saat
ini tidak menyediakan informasi baru kepada investor, maka merefleksikan
informasi yang digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasi
mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Riset pasar modal bergantung pada asumsi dasar bahwa pasar ekuitas
efisien. Efisiensi pasar didefinisikan sesuai dengan hipotesis pasar yang efisien
(EMH) merupakan pasar yang menyesuaikan dengan cepat informasi untuk
sepenuhnya menyita ke harga saham ketika informasi dilepaskan (Fama et al.,
1969). Terkait teori atau alat uji reaksi pasar modal terhadap laporan keuangan
dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu teori sinyal, event study dan efisiensi pasar
modal. Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Efisiensi pasar modal ada tiga tingkatan yaitu
pasar efisien bentuk lemah, pasar efisien bentuk semi, pasar efisien bentuk kuat.
Banyak penelitian telah menyelidiki reaksi pasar modal terhadap
pengumuman laba. Artinya, ketika sebuah perusahaan mengumumkan laba untuk
tahun ini (atau setengah tahun) apa dampaknya, jika ada, pada harga sahamnya?
Dengan anggapan pasar modal bentuk semi-kuat yang efisien (mereka bereaksi
dengan cepat dan dengan cara yang berisi untuk tersedia untuk umum informasi),
gerakan harga saham dianggap menunjukkan bahwa informasi baru dalam
pengumuman laba publik telah dimasukkan ke dalam sekuritas harga melalui
kegiatan investor di pasar. Itu berguna dalam menilai kembali arus kas masa depan
entitas. Ball dan Brown menemukan bahwa sebagian besar informasi yang
terkandung dalam pengumuman laba (85-90%) diantisipasi oleh investor.

Anda mungkin juga menyukai