Menghitung Ratio
Menghitung Ratio
Motor listrik secara umum digunakan untuk menggerakkan atau memutar mesin-mesin pabrik
dan industri, baik secara langsung maupun melalui proses pengurangan besar putaran atau biasa
di sebut dengan Speed Reducer.
Untuk beberapa Mesin yang beroperasi dengan besar putaran sama dengan putaran motor listrik,
maka pemasangan Motor tidak perlu menggunakan Speed Reducer atau Gearbox.
GearMotor
Motor listrik ada yang memang didesain lengkap dengan Gearbox, Motor listrik ini biasa disebut
dengan GearMotor.
Menghitung Putaran,Ratio,Kapasitas
Besar Putaran motor listrik biasa disebut dengan RPM (Rotation Per Minute), atau jumlah
putaran per menit.
Motor listrik umumnya memiliki beberapa besar putaran RPM, antara lain:
Namun sebagian mesin-mesin di pabrik membutuhkan besar putaran (Rpm) yang berbeda
dengan besar putaran (Rpm) dari motor listrik.
Mesin-mesin yang umum digunakan di pabrik dan membutuhkan putaran yang lebih kecil dari
putaran motor listrik, antara lain:
Belt Conveyor
Screw Conveyor
Bucket Elevator
Mixer
Stirrer
Capstand
Dan sebagainya.
Untuk dapat menyesuaikan Putaran yang dihasilkan Motor listrik dengan yang dibutuhkan
Mesin, maka dibutuhkan sistem speed reducer atau penurunan kecepatan, jika kecepatan (Rpm)
yang dibutuhkan mesin lebih rendah dibanding putaran motor listrik.
Jika sebuah mesin membutuhkan penggerak dengan kecepatan putaran (Rpm) sebesar
3000 rpm, maka kita dapat menggunakan motor listrik dengan putaran 3000 Rpm.
Jika sebuah mesin membutuhkan penggerak dengan kecepatan putaran (Rpm) sebesar
1500 rpm, maka kita dapat menggunakan motor listrik dengan putaran 1500 Rpm.
Jika sebuah mesin membutuhkan penggerak dengan kecepatan putaran (Rpm) sebesar
1000 rpm, maka kita dapat menggunakan motor listrik dengan putaran 1000 Rpm.
Jika sebuah mesin membutuhkan penggerak dengan kecepatan putaran (Rpm) sebesar
500 rpm, maka kita dapat menggunakan motor listrik dengan putaran 500 Rpm.
Bagaimana jika, sebuah mesin membutuhkan penggerak dengan kecepatan putaran (Rpm)
sebesar 2400 rpm?
A. Ratio Pulley
Biasanya jika perbedaan putaran antara mesin dan motor listrik tidak terlalu besar, tidak perlu
menggunakan Gearbox, cukup dengan mengatur perbandingan Pulley atau Sprocket.
Hal ini biasanya dapat kita temui pada Mesin-mesin Industri seperti Pompa, Blower, Fan dan
sebagainya.
Sebagai Contoh:
Untuk mendapatkan putaran mesin sebesar 2400, sebaiknya kita menggunakan penggerak Motor
listrik 3000Rpm, lalu dengan menggunakan perbandingan Pulley, putaran motor kita turunkan
menjadi 2400Rpm. Berapa Ratio (perbandingan) Pulley yang digunakan?
Ratio = N2 : N1
Ratio Pulley = 2400 : 3000
Ratio Pulley = 4 : 5
Untuk mendapatkan Putaran output (N2) sebesar 2400 Rpm pada mesin tersebut, dengan
menggunakan Motor listrik 3000Rpm (N1), maka dilakukan perbandingan pemasangan Pulley,
dengan perbandingan 4 : 5
Pulley pada motor listrik kita gunakan Pulley Ukuran 4inci, dan Pulley pada mesin ukuran 5inci.
N2 = (N1 x 4) : 5
N2 = (3000rpm x 4) : 5
N2 = 12.000 : 5
N2 = 2400 Rpm.
Ukuran Pulley yang digunakan dapat menggunakan Ukuran lain, selama perbandingannya tetap
4 : 5.
Sebagai contoh:
Begitu juga sebaliknya, Jika kita mengetahui putaran motor listrik adalah 1500Rpm (N1), Pulley
yang terpasang pada Motor tersebut berukuran 6 inci, lalu Pulley yang terpasang pada sebuah
Mesin (Blower, Pompa, atau mesin lainnya) berukuran 9 inci, berapa putaran mesin (N2) yang
dihasilkan?
Diketahui:
Ratio = 6 : 9
N1 = 1500Rpm
N2 = .....?
Jawab:
N2 = (N1 x 6) : 9
N2 = (1500 x 6) : 9
N2 = 9000 : 9
N2 = 1000 Rpm
B. Ratio Gearbox
GearBox adalah suatu peralatan yang berisikan Gear-gear yang berfungsi untuk memindahkan
tenaga gerak dari suatu mesin penggerak (Input Speed) menuju mesin yang akan digerakkan
(Output Shaft).
Pada sebuah Gearbox biasanya memiliki Name Plate yang tertera informasi mengenai beberapa
hal, seperti:
N1, adalah jumlah Putaran awal (Input Shaft) yang berasal dari suatu penggerak (motor
listrik)
N2, adalah jumlah putaran yang dihasilkan (Output Shaft) untuk memutar mesin
Ratio ( i ): perbandingan putaran masuk (input shaft) dengan putaran yang dihasilkan
(Output Shaft)
Torque: Kekuatan putar atau Torsi
Contoh perhitungan:
Sebuah Gearbox tertera data, N1 : 1500Rpm, i : 50, berapa N2 ?
Ratio biasa juga disimbolkan dengan huruf " i "
N2 = N1 : Ratio (i)
N2 = 1500 : 50
N2 = 30Rpm.
Menghitung putaran Mesin (N2) yang terpasang dengan Gearbox dan perbandingan
Sprocket.
Jika kita menginginkan sebuah mesin Belt Conveyor dengan putaran 15Rpm, dengan penggerak
Motor listrik 1500Rpm, dan Gearbox yang ada memiliki Ratio: 50, Maka, N2 Gearbox adalah:
N2 = N1 : Ratio (i)
N2 = 1500 : 50
N2 = 30Rpm.
Putaran mesin (N2) dengan menggunakan motor listrik 1500Rpm dan gearbox ratio: 50, didapat
sebesar 30 Rpm, sedangkan kita menginginkan putaran mesin 15Rpm, maka Putaran N2 harus
diturunkan lagi, bagaimana caranya agar kita mendapatkan putaran Mesin 15Rpm?
Ada 2 cara untuk menurunkan Rpm mesin Belt Conveyor tersebut, yaitu:
Berarti Putaran motor listrik 1500Rpm, harus kita turunkan dengan menggunakan perbandingan
Pulley agar didapat menjadi 750Rpm.
Ratio Pulley = N2 : N1
Ratio Pulley = 750 : 1500
Ratio Pulley = 1 : 2
Maka, agar putaran yang masuk ke Gearbox menjadi 750Rpm, kita harus menurunkan putaran
motor listrik dengan perbandingan Pulley 1 : 2 (1 untuk Motor dan 2 untuk Gearbox).
Untuk mendapatkan Perbandingan pulley 1 : 2, kita bisa menggunakan berbagai pilihan ukuran
Pulley seperti, Pulley 4 inci dipasang pada Motor listrik dan Pulley 8 inci dipasang pada Input
Shaft Gearbox (4 : 8 = 1 : 2), atau ukuran pulley lainnya selama perbandingannya tetap 1 : 2.
Hasilnya:
Putaran input pada Gearbox setelah dipasang perbandingan Pulley = 750Rpm
Ratio Gearbox = 50
Putaran mesin Belt Conveyor (N2) = 750Rpm : 50 = 15 Rpm.
2. Perbandingan Sprocket pada Output Shaft Gearbox dan Mesin Belt Conveyor
Maka, agar putaran mesin Belt Conveyor menjadi 15Rpm, kita harus menurunkan putaran
Output Gearbox dengan perbandingan Sprocket 1 : 2 (1 untuk Output Shaft Gearbox dan 2 untuk
Mesin).
Saat kita menentukan Putaran mesin yang diinginkan, tentu hal yang kita pertimbangkan adalah
bagaimana mesin tersebut dapat mencapai kapasitas yang kita butuhkan.
Oleh karena itu, sebenarnya untuk menentukan Putaran sebuah Mesin, kita terlebih dahulu harus
menghitung berapa kapasitas yang ingin dicapai dan berapa putaran seharusnya.
Sebagai Contoh:
Jika sebuah Mesin Bucket Elevator didesain agar dapat mengangkut bahan olahan dengan
kapasitas 60Ton perjam.
Maka kita harus menghitung putaran agar tercapai tuangan bucket elevator sebanyak:
Maka jumlah putaran mesin yang dibutuhkan agar Bucket yang tertuang sebanyak 20
Bucket/Menit, adalah:
Jadi untuk mendapatkan tuangan bucket sebanyak 20buah/menit, putaran mesin Elevator tersebut
harus 12Rpm.
N2 = N1 : ratio
N2 = 1500 : 50 = 30Rpm.
Ratio Sprocket yang harus dipasang pada Output Shaft Gearbox dan Shaft Elevator untuk
mendapatkan putaran sebesar 12Rpm, adalah:
Ratio Sprocket = 12 : 30
Ratio Sprocket = 2 : 5
Kesimpulan:
Semoga bermanfaat!