Anda di halaman 1dari 15

BAB V

PERALATAN DAN PENGANGKUTAN

PT. Kalisonggo Corporation telah menetapkan sistem dan sarana


transportasi dengan kapasitas memadai untuk mendukung tercapainya produksi
tambang andesit yang telah ditetapkan. Karena itu kajian transportasi menjadi
penting bagi kelancaran pengangkutan andesit dari lokasi tambang ke tempat
penimbunan sebelum dilakukan pengolahan.

Gambar 5.1
Prosedur Penentuan Peralatan

5.1. Penambangan Andesit


Dalam menyusun perencanaan tambang perlu di rencanakan kebutuhan
peralatan, baik itu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Secara garis besar
peralatan yang harus di perhatikan terbagi menjadi dua yaitu peralatan utama dan
peralatan penunjang. Peralatan utama adalah peralatan-peralatan yang di gunakan
untuk kegiatan pengupasan tanah penutup dan kegiatan penambangan bahan
galian sedangkan peralatan penunjang adalah peralatan yang di gunakan untuk
menunjang kegiatan penambangan.
Untuk menentukan peralatan utama yang akan di gunakan perlu diketahui
target produksi suatu perusahaan tambang agar memenuhi permintaan dari

V-1
konsumen. Selain itu daya dukung tanah yang akan di lewati oleh alat-alat berat
perlu diperhatikan agar tidak menggangu kegiatan dari penambangan.
Penambangan bahan galian andesit direncanakan menggunakan metode
kuari dengan sistem open cast, yaitu sistem penambangan yang banyak diterapkan
pada bahan galian industri. Penambangan dilakukan pada tiap-tiap level dengan
membuat jenjang pada tiap levelnya. Metode ini dipilih dengan pertimbangan
bahwa kondisi bahan galian yang letaknya didekat permukaan tanah sehingga
sangat efektif jika menggunakan tambang terbuka. PT.Kalisonggo Corporation
memiliki jumlah cadangan tertambang adalah 319,9633 ton. Dengan sasaran
produksi 457,090.4286 ton/tahun dan jumlah yang harus ditambang setelah
perhitungan dengan faktor-faktor penyebab loose didapatkan jumlah batu andesit
yang harus ditambang sejumlah 475.937,70 ton/tahun untuk mendapatkan sasaran
produksi sesuai permintaan konsumen.
Tabel 5.1
Waktu Kerja Tambang
Jumlah Hari/Tahun 52 Minggu, 7 hari/minggu 365 hari

Jumlah hari libur nasional


Hari / Tahun 65
& hari minggu

Jumlah hari kerja / tahun 300 hari – 54 hari hujan 246 Hari

Shift / hari 1 shift/hari

Jam / shift 8 jam/shift

Total jam kalender / tahun 8 Jam x 300 Hari = 2400


2400 jam/tahun
8 jam/ shift x 246 = 1968

Kehilangan jam kerja direncanakan 2400-1964 = 436 jam/tahun

Istirahat makan 1 jam / Hari 246 jam

Sholat Jumat 1 Jam x 52 minggu / Tahun 52

Total kehilangan jam / tahun 298

V-2
Total jam kerja yang direncanakan /
2400
tahun

Kehilangan jam kerja tidak


1 jam x 54 54
direncanakan

Hujan / Tahun (54 hari / tahun) 54

Jam kerja efektif per tahun 1994

V-3
Untuk Tanah Penutup dan Tumbuh-tumbuhan
Land Alat Gusur Alat Muat
Bulldozer Backhoe
Clearing Merk : Komatsu Merk : Komatsu
Tipe : D31E-20 Tipe : PC300LC-8MO
Jumlah : 4 Jumlah : 5
Alat Angkut
Stockyard Truck
Merk : Hino
Tipe : FG 235 JJ
Jumlah : 4

Penambangan
Untuk Andesit
Alat Muat Alat Bongkar
Crane Cracked ecpansion
Merk : NN mortar
Tipe : SMQ250A Merk : Split-star
Jumlah : 1 Tipe : bubuk
Jumlah : 10 ton
Alat Angkut
Stockpile Rock Driling machine
Damp Truck Merk : Huada
Merk : Hino Tipe : CZ 29 A
Tipe : FG 260 JJ Jumlah : 13
Jumlah : 1

Untuk Andesit
Pengolahan Alat Muat
forklift
Merk : Dingon
Tipe : CPCD20FR
Jumlah : 5

Alat Potong
Stone Cutting Machine
Merk : SMT
Tipe : Stone Cutting Machine
Pengolahan
Jumlah : 26

Gambar 5.1
Peralatan dan Transportasi Pertambangan

V-4
5.2. Geometri Jenjang
Berdasarkan kajian geoteknik, didapatkan dimensi geometri jenjang adalah
tinggi jenjang 5 m, bench width 11 m. Didapat bench face angle single slope
sebesar 90º.

Gambar 5.2
Geometri Jenjang Penambangan

5.3. Dimensi Jalan Tambang


Salah satu kegiatan yang penting dalam usaha pertambangan adalah
pengangkutan. Pengangkutan dimaksudkan untuk mengangkut hasil
penambangan, penyediaan peralatan penambangan maupun pengolahan dan
tenaga kerja. Kelancaran target produksi per tahun tergantung pada pengangkutan
andesit dari ROM menuju ke pabrik pengolahan dengan alat angkut Dump truck.
Adapun jenis proses pengangkutan yang akan ditempuh dalam kegiatan
penambangan PT . Kalisonggo Corporation meliputi pengangkutan andesit dari
daerah penambangan (ROM) ke pabrik pengolahan.
Penentuan jalan angkut pada rencana penambangan andesit di Dusun
Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kec. Girimulyo, Kab. Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta direncanakan di lokasi penambangan sampai ke pabrik pengolahan.
Jalan angkut yang direncanakan merupakan jalan tambang yang digunakan hanya
untuk kegiatan penambangan, yaitu pengangkutan andesit ke pabrik pengolahan

V-5
dengan jarak ± 246 m serta kecepatan alat angkut yang direncanakan ± 20
km/jam.
Pada kegiatan penambangan terutama dalam proses pemilihan alat ada
beberapa geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi terhadap jalan angkut
supaya tidak menimbulkan hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan
operasi kegiatan pengangkutan. Dalam hal ini berkaitan dengan target produksi
yang direncanakan, karena fungsi jalan angkut adalah untuk menunjang
kelancaran kegiatan dalam pengangkutan. Dalam mendesain suatu jalan angkut,
geometri jalan angkut harus diperhatikan meliputi:
1. Lebar Jalan Angkut
Semakin lebar jalan angkut maka akan semakin aman dan lancar lalu lintas
alat angkut dalam kegiatan pengangkutan. Lebar jalan angkut minimum yang
diperlukan hendaknya disesuaikan dengan lebar daripada alat angkut terbesar
yang akan melintas pada jalan tersebut. Untuk menghitung lebar jalan angkut pada
jalan lurus dan lebar jalan angkut pada belokan.

a. Lebar jalan angkut pada jalan lurus


Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada
Rule of Thumb yang dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural High-way Design,
dengan Lebar jalan angkut minimum direncanakan dengan dua arah jalur yang
berlawanan adalah m (Lampiran E.1).

b. Lebar jalan angkut pada tikungan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan
pada jalan lurus. Perhitungan untuk jalur ganda terhadap lebar jalan angkut pada
tikungan atau belokan, berdasarkan Spesifikasi Truck Hino FG 130 JJ maka lebar
jalan minimum pada tikungan adalah 13 m (Lampiran E.1).

V-6
Gambar 5.3
Sketsa lebar jalan pada tikungan (Kaufman, 1977)

2. Jari-jari Tikungan (Radius Tikungan)


Jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari lintasan serta harus
memenuhi keselamatan kerja ditambang atau memenuhi faktor keamanan, yaitu
jarak pandang bagi pengemudi ditikungan baik horizontal maupun vertikal
terhadap kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata
pengemudi. Berdasarkan perhitungan besarnya jari-jari tikungan minimum yang
dapat dilalui oleh Truck Hino FG 235 JJ dengan kecepatan rencana sebesar 20
km/jam adalah 36,81 m (Lampiran E.1).
3. Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
ketinggian. Bagian tikungan jalan diberi ”superelevasi” dengan cara meninggikan
jalan pada sisi luar tikungan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh komponen berat
kendaraan guna mengimbangi gaya sentirfugal guna menghindari dan mencegah
kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau terguling dan dapat untuk
mempertahankan kecepatan saat melewati tikungan.
4. Kemiringan Jalan Angkut (Grade)
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan kendaraan
dalam pengereman ataupun dalam mengatasi tanjakan, karena akan
mempengaruhi kinerja alat angkut yang melaluinya. Secara umum kemiringan

V-7
jalan dinyatakakan dalam persen (%). Dalam pengertiannya kemiringan 1%
berarti jalan tersebut naik atau turun sebesar 1 m untuk setiap jarak mendatar
sejauh 100 m. Kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu diatasi Dump
truck ialah 10,5% untuk keadaan truck bermuatan penuh atau maksimal.
(Lampiran E.1).
Kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu diatasi truck dapat
diketahui berdasarkan jumlah rimpull yang tersedia dan jumlah rimpull yang
dibutuhkan untuk mengatasi tahanan guling (rolling resistance) dan tanjakan
(grade resistance). Agar kendaraaan dapat berada dalam keadaan setimbang,
maka rimpull yang dibutuhkan oleh kendaran harus sama dengan rimpull yang
tersedia pada kendaraan.
a. Rimpull yang tersedia
Rimpull yang tersedia pada kendaraan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Maka, rimpull yang dibutuhkan : 630 lb


1) Rimpull untuk mengatasi tanjakan
Sedangkan rimpull untuk mengatasi tanjakan adalah sebesar 20 lb/Ton
untuk setiap 1% kemiringan tanjakan per ton berat kendaraan. Besar rimpull yang
dibutuhkan untuk mengatasi tanjakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Rp 1 = W x Rpt x G
Keterangan :
Rp 1 = Rimpull untuk mengatasi tanjakan (lb)
W = Berat kendaraan bermuatan (ton)
Rpt = 20 lb/ton/%
G = Kemiringan (%).
Di dapatkan nilai Rimpull untuk mengatasi tanjakan = 30 lb (Lampiran E.1.)

V-8
2) Rimpull untuk mengatasi guling
Rp 2 = W x RR
Keterangan :
Rp 2 = Rimpull untuk mengatasi tahanan guling (lb)
W = Berat kendaraan bermuatan (ton)
RR = Tahanan guling (lb/ton).
Sehingga dengan persamaan rimpull yang tersedia = rimpull yang
diperlukan, maka kemampuan truck untuk mengatasi tanjakan yaitu lb (Lampiran
E1).
5. Cross Slope (Kemiringan Melintang)
Cross slope merupakan sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang seperti kerucut (bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian
tepi jalan). Pembuatan cross slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak
menggenangi badan jalan dan segera masuk dalam parit yang berada di samping
kiri dan kanan jalan, karena air yang menggenang pada permukaan jalan
menyebabkan jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan. Selain
itu juga dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.
5.4. Jalur Pengangkutan Andesit dari Daerah Penambangan ke Stock Yard
Pengangkutan Andesit dari kuari menggunakan jalan angkut utama yang
dibangun untuk menghubungkan kuari dengan lokasi pengolahan dibangun
dengan ukuran lebar 8,5 m dan kemiringan maksimum 10,5 % (Lampiran E.1).
Dimensi jalan angkut dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Gambar 5.4

Dimensi Jalan Angkut

V-9
Sistem pengangkutan dari Kuari ke Stockpile dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Alat angkut yang digunakan adalah dengan kapasitas angkut 45 ton. Dump
Truck HINO Ranger FG 260 JJ
2. Jalur pengangkutan andesit melalui jalan tambang dan selanjutnya dibawa
ke lokasi Stockpile
3. Jalan tempuh pengangkutan blok sejauh ± 246 m.

5.5. Penentuan Jumlah dan Kapasitas Peralatan Produksi Penambangan


Untuk menunjang kegiatan penambangan andesit diperlukan beberapa
peralatan produksi yang harus dipersiapkan. Penentuan kapasitas dan jumlah alat
yang dibutuhkan tergantung pada sasaran produksi, jam kerja efektif alat per
tahun, produktivitas alat per tahun serta kepadatan lalu lintas jalan tambang.

5.5.1. Untuk Pengupasan Tanah Penutup


1. Rencana Pengupasan
Luas front penambangan untuk memenuhi target produksi dengan perkiraan
tebal tanah penutup 1 meter didapatkan volume yang yang harus dikupas sebesar
127, 09 LCM/hari (Lampiran E2).
a. Alat Pengupasan Tanah
Alat yang digunakan untuk kegiatan land clearing adalah Bulldozer Komatsu
D31E-20. Produksi pengupasan Bulldozer Komatsu D31E-20 adalah 162,75
LCM/hari.
(Lampiran E.2).

Gambar 5.5
Bulldozer Komatsu D31E-20 pada kegiatan land clearing

V - 10
b. Alat Muat
Untuk memuatkan tanah penutup ke alat angkut menggunakan Backhoe.
Dari hasil pengamatan cycle time untuk memuat tanah ke alat angkut yaitu 30
detik, yang terdiri dari 10 detik untuk muat tanah, 10 detik untuk swing dan 10
detik untuk dump (menumpahkan) tanah ke alat angkut (Dump truck).
Kemampuan maksimum Excavators-PC300LC-8M0 dapat memuat sekitar 1,6
m3/bucket. Alat muat ini digunakan untuk melayani 1 unit Dump truck. Untuk
memenuhi bak Dump truck sampai penuh, total cycle time adalah 3 menit
(Lampiran E.2)

c. Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu. Dump truck HINO FG 235
JJ. Dengan spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 8,6 m3
dengan sasaran produksi 457,090.4286 ton/tahun. Jarak dari pit ke stockyard 
246 m, diperkirakan Dump truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 15
km/jam pada saat bermuatan dari Kuari ke stockyard dan akan memakan waktu 1
menit, sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 20 km/jam
sehingga waktu tempuhnya adalah 0,8 menit. Jadi total cycle time Dump truck
keseluruhannya 7,3 menit, sehingga jumlah Dump truck yang diperlukan adalah
sebanyak 2 unit (Lampiran E.2).

Gambar 5.6. Dump Truck HINO FG 235 JJ

V - 11
5.5.2. Untuk Produksi Penambangan Andesit
1. Rencana Produksi
Diperoleh cadangan andesit 319,9634 ton/tahun dengan sasaran produksi andesit
yang akan ditambang direncanakan sebesar 457,090.4286 ton/tahun. Dengan
Produksi per tahun = 457.090,5714 ton/tahun
= 182.836,228 m³
Produksi per hari = 457.090,5714: 246
= 1.858,09 ton/hari
= 1.858,09 ton/ 1 shift
Produksi per shift = 743,2 m3 = 743 m³

a. Alat Muat
Untuk memuatkan andesit ke alat angkut menggunakan Crane. Dari hasil
pengamatan cycle time untuk memuat andesit ke alat angkut yaitu 30 detik, yang
terdiri dari 12 detik untuk muat andesit , 8 detik untuk swing dan 10 detik untuk
dump (menumpahkan) andesit ke alat angkut (Dump truck). Kemampuan
maksimum Crane SMQ250A dapat mengangkat seberat 25 ton.. Untuk memuat
blok ke Dump truck, total cycle time adalah 3 menit ( Lampiran E.2).

Gambar 5.7
Crane SMQ250A

V - 12
b. Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu Dump truck HINO FG 260
JJ. Spesifikasi alat angkut dapat dilihat pada lampiran C. Dari spesifikasi alat
diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 45 ton. Jarak dari pit ke stockyard  0,2
km, diperkirakan Flatbed truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 20
km/jam pada saat bermuatan dari Kuari ke stockyard dan akan memakan waktu 
1 menit, sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 35 km/jam
sehingga waktu tempuhnya adalah 0,8 menit. Jadi total cycle time Dump truck
keseluruhannya 8 menit, sehingga jumlah dump truck adalah sebanyak 10 unit
(Lampiran E.2).

Gambar 5.8
Flatbed Truck Hino FG 160 JJ

5.6. Peralatan Penunjang


Peralatan penunjang disini adalah peralatan-peralatan yang menunjang
dalam kegiatan penambangan. Peralatan itu antara lain peralatan untuk kegiatan
teknis dan non teknis.

5.6.1. Peralatan Teknis


Peralatan teknis adalah peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan
pertambangan. Peralatan tersebut meliputi :
1. Generator
2. Kabel
3. Lampu penerangan jalan

V - 13
4. Lampu dalam kantor

5.6.2. Peralatan Non Teknis


1. Peralatan Kantor
Peralatan Kantor yang digunakan di PT. Kalisonggo Corporation antara lain
yaitu sebagai berikut
a. Meja
Meja yang digunakan sebanyak 4 buah. Meliputi meja kecil untuk karyawan
sebanyak 10 buah, meja besar untuk pertemuan sebanyak 4 buah, meja makan
untuk kantin sebanyak 5 buah dan meja untuk dapur sebanyak 2 buah.
b. Kursi
PT . Kalisonggo Corporation menggunakan 42 buah kursi. Kursi-kursi
tersebut digunakan sebagai kursi kerja karyawan sebanyak 10 buah, kursi untuk
pertemuan sebanyak 20 buah, kursi untuk kantin sebanyak 20 dan kursi untuk
dapur sebanyak 2 buah.
c. Alat Tulis dan Kantor
Alat tulis yang digunakan meliputi buku, pulpen, pensil, penggaris, dan
penghapus. Alat kantor yang digunakan untuk keperluan administrasi meliputi 10
unit komputer dan 4 unit printer. Untuk keperluan kantor juga diperlukan AC
sebanyak 3 buah.

2. Peralatan Dapur
Peralatan dapur yang digunakan meliputi piring 30 buah, gelas 30 buah,
sendok 30 buah, garpu 30 buah, pisau 5 buah, termos 3 buah, nampan 3 buah, air
mineral galon 4 buah.

3. Peralatan Kebersihan
Peralatan kebersihan yang terdapat di PT . Kalisonggo Corporation meliputi
sapu sebanyak 10 buah, sekop 5 buah, ember 5 buah, tempat sampah 5 buah, keset
5 buah, dan pel sebanyak 5 buah.

V - 14
5.7. Peralatan Pemasaran Hasil Pengolahan
Peralatan pemasaran merupakan sarana untuk memasarkan hasil pengolahan
batu andesit yakni berupa batu blok dengan ukuran 2mx2mx2,5m.
Hasil pengolahan ini akan dikirim sesuai dengan permintaan konsumen.
Dalam pengiriman produk PT. Kalisonggo Corporation menggunakan sistem
pengangkutan yang ditanggung oleh konsumen untuk mengurangi biaya angkut.

5.8. Penimbunan
Penimbunan tanah penutup batu andesit di Dusun Kalisonggo tidak
dilakukan, karena pada penambangan batu andesit ini tidak terdapat overburden.
Sehingga pada waktu reklamasi untuk menimbun bekas area penambangannya PT.
Kalisonggo Corporation membeli tanah yang disesuaikan dengan area yang akan
ditimbun.

V - 15

Anda mungkin juga menyukai