Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN INFUS PADA Tn. H DI RUANG IGD RSUD TUGU REJO SEMARANG

Untuk memenuhi tugas praktek klinik stase kegawatdaruratan

Disusun Oleh :

Doni Setiawan
G3A016262

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMASANGAN INFUS

Nama klien : Tn. H


Diagnosa Medis : CKB dan Fraktur Cruris

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa keperawatan : Resiko perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan perdarahan dan muntah proyektil.
DS:
▪ Keluarga klien mengatakan klien kecelakaan sepeda motor, kakinya terlindas roda
motor dan patah tulang kaki bagian bawah.
▪ Klien pingsan setelah terjadi kecelakaan.
▪ Keluarga klien mengatakan klien sempat muntah dalam jumlah yang banyak.
▪ Klien sebelumnya dibawa ke Puskesmas terdekat baru rujuk ke RDDM
DO:
▪ TD : 110/70 mmHg
▪ N : 90 x/menit
▪ T : 37,60C
▪ RR : 30x/menit
▪ Tampak sisa perdarahan luar area hidung, telinga, dan ekstremitas kanan. Selain itu
juga dicurigai adanya perdarahan internal area kaki sebelah kanan bawah (tulang
cruris patah)
▪ Klien tampak tidak sadar, turgor kulit buruk, mata cekung dan anemis

Dasar pemikiran
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Fraktur terbuka maupun fraktur
tertutup, jika terjadi putusnya jaringan tulang tentunya akan terjadi perdarahan baik
perdarahan internal maupun eksternal. Perdarahan yang cukup banyak disertai muntah
profektil merupakan faktor utama terjadinya kehilangan cairan tuhuh. Hal ini di dukung klien
tidak sadar akibat cedera kepala berat, hal ini berarti tidak ada intake yang masuk dalam
waktu singkat. Oleh karena itu, untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh harus
dipasang infus agar ada cairan yang masuk ke dalam tubuh.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Kolaborasi pemberian terapi cairan RL 30 tetes per menit melalui pemasangan infus.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dailakukan penusukan
harus dilakukan disinfeksi pada area insersi.
d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.
e. Jenis dan jumlah cairan yang masuk harus sesuai advise dokter.

4. Analisa tindakan keperawatan


Pasien dengan kehilangan cairan berlebih akibat perdarahan dan muntah proyektil harus
segera dilakukan tindakan rehidrasi untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
Karena klien juga mengalami penurunan kesadaran akibat cedera kepala berat maka
rehidrasi secara oral tidak dapat dilakukan pada klien, maka tindakan yang dapat dilakukan
yaitu rehidrasi secara parenteral dengan cairan infus. Cairan infuse yang diberikan yaitu
ringer laktat. Ringer laktat adalah cairan yang bersifat isotonis yang mengandung partikel
kecil sehingga dapat segera masuk ke ruang intra vaskuler.

5. Bahaya yang mungkin muncul


Jika pemilihan vena yang salah saat pemasangan infuse, bisa menimbulkan flebitis.
Perhatikan jangan sampai ada udara yang masuk ke dalam vena karena bisa menimbulkan
emboli.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
▪ Klien masih belum sadar
O:
▪ TD : 110/70 mmHg
▪ N : 82 x/menit
▪ Suhu : 37,6 0C
▪ Mata masih terlihat cekung dan anemis
A: Tujuan tercapai sebagian.
P : Lanjutkan intervensi dan monitor balance cairan.
7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
▪ Observasi tanda-tanda vital
▪ Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman.
▪ Ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
▪ Lakukan restrain atau anjurkan salah satu keluarga untuk tetap menjaga klien, agar selang
infus tidak dicabut klien akibat ketidaksadaran klien.

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini sudah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril. Pada infuse set, juga sudah
dilihat sampai tidak ada udara lagi agar tidak timbul emboli. Setelah pemasangan infuse juga
sudah diobservasi, apakah terjadi bengkak atau tidak pada area penusukan dan memastikan
aliran lancar.

9. Kepustakaan
▪ Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
Jakarta.
▪ Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
▪ Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai