Refreshing Fisio Kardiovaskuler Kevin
Refreshing Fisio Kardiovaskuler Kevin
Fisiologi Kardiovaskuler
Penyusun:
Ahmad Rizky Ferdina Kevin
2013 730 003
Pembimbing:
dr. Samsul Hadi, Sp.An
Sistem kardiovaskular merupakan organ yang penting karena befungsi sebagai sistem
transpor tubuh yang bertugas untuk menjamin kecukupan perfusi ke jaringan-jaringan di
seluruh tubuh. Fungsi lain dari penyampain 02 dan nutrien kepada sel-sel, pembuangan
metabolit dan CO2 , perantara sel-sel dari sistem hormon –imun dan memelihara suhu badan.
Pada sistem kardiovaskuler memiliki tiga komponen dasar. [1] [2] [3]
1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah kejaringan.
Seperti semua cairan , darah mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah dengan
tekanan tinggi kedaeah ketekanan rendah . jantung merupakan organ utama pada
sistem kardiovaskular yang dapat memompakan darah ke sistem sirkulasi dengan baik
jika kedua aspek utama yang mendasi bekerja dengan baik. Aspek-aspek ini adalah
aspek listrik dan aspek mekanik jantung.
2. Pembuluh darah merupakan organ kedua yang berfungsi sebagai saluran untuk
mengarahkan dan meyebarkan darah dari jantung kesemua bagian tubuh dan
kemudian kembali ke jantung .
3. Darah adalah medium pengangkut tempat larut atau tersuspensinya bahan-bahan
(misalnya O2, CO2, nutrien, zat sisa, elektrolit, dan hormon) . terutama sel darah
merah , membawa O2 hingga ke jaringan-jaringan terkecil. Darah juga yang
mengangkut sisa-sisa metabolisme untuk dimetabolisasi dan dieliminasi di di hati,
paru-paru dan ginjal.
Semua organ ini dapat bekerja terus menerus tanpa istirahat berkat regulasi
involunter dai sistem saraf otonom. jadi, untuk jadi optimanya sistem kardiovaskular
diperlukan berfungsinya ketiga organ dan sistem tersebut dengan baik. [2]
1. Jantung
A. Fungsi konduktif
seperti telah dijelaskan diatas, aspek utama yang mendasari kerja jantung
adalah aspek listrik dan aspek mekanik, aspek listrik mendasari fungsi koonduksi
jantung, sedangkan aspek mekanik mendasari fungsi fungsi kontraktilitas jantung.
Aktivitas mekanik jantung tidak dapat berjalan jika tidak ada aktvitas listrik pada
jantung. [2]
Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi,atau berdenyut
secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri,suatu sifat yang dinamai
otoritmisitas(oto artinya “sendiri”). terdapat dua jenis khusus sel otot jantung:
a. Sel kontrktil , yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung. Melakukan
kerja mekanis memompa darah sel-sel ini dalam keadaan normal tidak
membentuk sendiri potensial kasi.
b. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel
otoritmik, tidak berkontraksi, tetapi khusus memluai dan menghantarkan
potensial aksi yang menyebabkan kontrksi sel-sel janutng kontkatil. [1]
Impuls listrik jantung dipicu pertama oleh nodus sinoatrial (SA node). Nodus SA
terletak pada dinding atrium kanan, kira-kira dekat muara vena cava superior (SVC)
pada atrium kanan. Impuls listrik kemudian berjalan melalui dinding atrium ke nodus
Atrioventikular (AV node). Berjalannya impuls ini menyebabkan atrium berkontraksi.
Memompa darah masuk ke ventrikel.
Pada otot jantung, seperti halnya pada otot rangka mekanisme kontraksi dan
relaksasi terdiri dari lima tahap: [1]
5) Filamen tipis akan kembali ke konfigurasi awal dimana TnI akan menutupi
bagian aktin yang akan berinteraksi dengan kepala miosin.
Mekanisme eksitasi.
Bila terjadi proses depolarisasi pada sel otot jantung, dengan cepat gelombang
eksitasi akan disebarkan keseluruh otot jantung melalui gap junction. Eksitasi akan
disebarkan kebagian dalam sel melalui tubulus-T yang melakukan invaginasi ke serat
otot jantung pada garis Z. Pada fase 2 proses depolarisasi, saluran Ca2+ pada
membransel dan tubulus-T akan terbuka dan Ca2+ masuk kedalam sel akibat
perbedaan konsentrasi. Ca2+ yang masuk kedalam sel akan merangsang pelepasan
Ca2+ dari retikulum sarkoplasma. Mekanisme ini dikenal sebagai Ca2+ induced - Ca2+
released. Konsentrasi Ca2+ bebas intrasel akan meningkat dari 10-7 M ke 10-6 sampai
10-5 M selama proses eksitasi, dan Ca2+ akan terikat dengan TnC. [1]
Pada akhir sistol, pemasukan Ca2+ berkurang, dan tidak ada lagi rangsangan
untuk melepaskan Ca2+ intrasel dari retikulum sarkoplasma. Bila konsentrasi Ca2+
intrasel menurun akibat re-uptake Ca2+ kedalam retikulum sarkoplasma akan terjadi
relaksasi. Membran retikulum sarkoplasma mengandung banyak pompa Ca2+ yang
mekanisme kerjanya dipacu oleh fosfolamban yang telah mengalami fosforilasi.
Melalui pompa ini, dua mol Ca2+ akan ditransport ke retikulum sarkoplasma untuk
setiap satu mole ATP yang dihidrolisis. Pompa ini mempertahankan konsentrasi Ca2+
rendah didalam sel. Selain itu, konsentrasi Ca2+ yang rendah dalam sel juga
dipengaruhi oleh pompa Ca yang terdapat pada membran sel otot jantung dan aktifitas
Na-Ca exchanger yang mempertukarkan 3 Na+ untuk 1 Ca2+. Sisterna terminal yang
banyak mengandung Ca2+ yang diperlukan untuk proses kontraksi. Depolarisasi pada
sarkolema menyebar ke tubulus-T sampai ke bagian dalam sel, selanjutnya
merangsang saluran Ca2+ pada sisterna terminal untuk melepaskan Ca2+ kedalam
sitoplasma. [1]
C. Fungsi Sistolik
Fungsi jantung kiri selalu dilihat dari fungsi sitolik karena memang pompa
utama sirkulasi adalah ventrikel kiri. Hasil dari pemompaan ini dikenal sebagai
curah jantung (cardiac output,CO) yaitu banyaknya darah yang di pompakan oleh
jantung kiri dalam 1 menit. Banyaknya darah sekali pompa disebut isi sekuncup
(stroke volume SV), sedangkan jumlah pompa dalam 1 menit adalah laju jantung
(heart rate). Dengan demikian dapat di rumuskan
Q = SV x HR
Keterangan:
Q= Cardiac Output
Oleh karena curah jantung ke tubuh di wakili oleh fungsi LV. Terkadang
orang melupakan fungsi Rv. Meskipun RV tidak mensuplai CO sistemik, namun
RV merupakan penentu aliran darahb ke arteri pulmonalis. Tanpa aliran darah di
paru-paru, pertukaran gas di paru-paru tidak dapat berlangsung. Sebaik apapun
jalan nafas, jika O₂ tidak dapat di bawa oleh sirkulasi paru, maka tidak akan
didapatkan PaO₂ dan SaO₂ yang adekuat. Kembali kepada rumus pengantaran
O₂, DO₂ akan terganggu. [2]
Fase diastolic adalah fase saat jantung mengalami relaksasi. Saat itulah
jantung menerima aliran darah. Jantung kanan menerima darah dari vena kava
superior dan vena kava inferior. Sedangkan jantung kiri menerima darah dari
vena-vena pulmonalis. Gangguan relaksasi jantung akan mengakibatkan gangguan
pengisian. [2]
E. Siklus Jantung
Ada dua sirkulasi utama pada tubuh manusia, yaitu sirkulasi pulmonal dan
sirkulasi sistemik. Sirkulasi pulmonal adalah aliran darah dari jantung bagian kanan
ke arteri pulmonalis hingga cabang-cabang tekecil kapiler paru. Dari kapiler darah
masuk ke vena-vena pulmonal dan beakhir pada muara-muara vena pulmonalis di
atrium kiri jantung . sirkulasi pulmonal menempuh jarak yang pendek yaitu dari
jantung kanan ke paru-paru dan berakhir dijantung kiri. Oleh sebab itu sirkulasi ini
sering disebut sikulasi kecil, sebuah istilah yang tidak sepenuhnya benar .sirkulasi
pulmonalis menampung darah darah hampir sama dengan seluruh curah jantung
(cardiac output) ke sirkulasi sistemik. [2]
Pembuluh darah adalah saluran tak terputus yang membawa nutrisi dan O2 ke
segenap jaringan. Pembuluh darah berpangkal didalam ruang jantung , yaitu ventikel-
ventrikel jantung dan bermuara di atrium atium jantung. Aorta dan arteri pulmonal
akan bercabang menjadi arteri-ateri yang lebih kecil sehinga menjadi arteriol, arteriol
kemudian menjadi kapiler , dimana terjadi difusi O2 dari da ke jaringan. Kapiler
kemudian akan menjadi venula-venula yang akan membentukvena-vena. [2]
Perbedaan karakteristik arteri dan vena : [2]
Dinding arteri lebih teal dai vena, mengandung lebih banyak otot polos dan
jaringan elastik. Oleh karena itu potongan jaringan melintang jaringan arteri
biasanya lebih bulat dari pada vena yang lebih tipis dindingnya.
Anatomi dinding arteri memungkinkan berkontraksi dan berelaksasi , sedangkan
vena cenderung melebar dan mengempis secara pasif , bergantung pada intra
vaskular.
Ketebalan dinding arterilah yang menyebabkan resistensi vaskular. Ketika otot
polos arteri berkontraksi, lumen mengecil dan da resistensi vaskular meningkat.
Arteri tidak mempunyai katup, menjamin kelancaran liran daarah. Vena-vena
mempunyai katup dalam lumenya untuk menjaga darah tidak balim ke distal.
Satu-satunya vena yang tidak memiliki katup dalah vena pulmonalis.
Otot polos pembuluh darah , seperti juga dibagian tubuh lain, aktifitas sangat
bergantung pada sistem saraf otonom. Reseptor-reseptor adrenegik bertebaran
disepanjang pembuluh darah , berupa alfa 1, alfa 2, dan beta 2 . aktivitas
adrenoreseptor alfa 1 menyebabkan vasokontriksi . sedangkan aktivitas
adrenoreseptor alfa 2 memberikan efek vasodilatasi. Reseptor beta 2 memerantai
vasodolatasi.besarnya pembuluh darah-pembuluh darah diatur oleh 2 hal , yaitu
autoregulasi dan sistem saraf otonom. [2]
𝑀𝐴𝑃 − 𝑀𝑉𝑃
𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 =
𝑇𝑎ℎ𝑎𝑛𝑎𝑛
Keterangan :
elektrolit kontraktilitas
systemik vaskular
resistance (SVR)
Daftar Pustaka
[1] L. Shewood, Fisiologi MAnusia dari Seel ke Sistem, Jakarta: EGC, 2011.
[2] S. Adhi and A. R. Tantri, Buku Ajar Anestesiologi, Jakarta : Deoartemen Anestesiologi dan
Intensive care Fakultas Kedoktean Universitas Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, 2012.
[3] S. A. Latif, K. A. Suryadi and R. Dachlan, Petunjuk Praktis Anestesiologi edisi kedua,
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas kedokteran Universitas Indonesia,
2009.