BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (2010) kecemasan adalah respon terhadap
situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perubahan pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta
dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya.
hal dengan yang lain (Kaplan dan Sadock, 2010). Karena itu dengan adanya
prosedur pemeriksaan medis, maupun ketika mengalami efek samping dari suatu
proses fisiologis. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh penyakit fisik atau
2
berpisah), dan status sebagai ibu rumah tangga (Khan et al, 2007).
berdasarkan Metode Dua Menit (M2M) adalah Neurosis sebesar 28,5% yang di
berdasarkan alat diagnostik M2M adalah sebesar 31,8% (Hidayat et all, 2010)
dan kecemasan. Hal ini didukung dengan temuan yang menunjukkan bahwa
yang paling sering dibawanya ialah kecemasan, kemudian disusul masalah terkait
Tuntutan akademis kuliah di masa sekarang tidak jarang begitu berat dan sangat
telah ditentukan, baik oleh pihak fakultas atau universitas maupun dari mahasiswa
itu sendiri (tuntutan orangtua misalnya). Tuntutan ini dapat memberi tekanan yang
melampaui batas kemampuan si mahasiswa itu sendiri (Dipoalam dan Uyun, 2009)
tinggi atau penuh dengan stres, dan ketika dibandingkan dengan populasi umum,
bahwa masa ini memiliki angka kejadian kecemasan yang tinggi. Hal-hal yang
belum familiar dengan lingkungan pendidikan yang baru dan ekspektasi yang tidak
Pada mahasiswa kedokteran, penelitian di Amerika Serikat dan Kanada tahun 2006
(43%), Republik Makedonia tahun 2008 (65,5%), Saudi Arabia tahun 2009 (29%),
Mesir tahun 2008 (33,6%), Pakistan tahun 2008 (43,7%), Indonesia tahun 2010 pada
dari segi test maupun biaya masuk. SBMPTN di nilai lebih kompetitif karena
diikuti oleh ribuan peserta dan persaingan sangat ketat sehingga siapapun yang
4
lulus dari test tersebut akan mudah mengikuti kuliah di jurusan kedokteran. Lain
halnya dengan jalur SNMPTN yang diikuti oleh peserta yang tidak lulus
SBMPTN, kurang kompetitif dan biayanya mahal sehingga yang masuk lewat
jalur non sibsidi biasanya agak kesulitan mengikuti kuliah di jurusan kedokteran.
jalur SNMPTN dan SBMPTN baik dari aspek biologis, psikologis dan sosial.
Semua aspek ini akan memengaruhi perbedaan kecemasan antara mahasiswa yang
melewati jalur SNMPTN dan SBMPTN. Oleh karena itu, peneliti ingin menguji
SBMPTN.
B. Rumusan Masalah
SBMPTN?
SNMPTN?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
5
2. Tujuan khusus
SBMPTN
SNMPTN
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
kemahasiswaan Fk Halu Oleo agar dapat dicari solusi untuk menekan tingkat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecemasan
1. Definisi kecemasan
Latin“angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci” yang berarti mencekik.
datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai.
memberi sinyal kepada kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan
yang tepat maka bahaya itu akan meningkat sampai ego dikalahkan ( Freud, 2005)
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung
memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon
(Sheila, 2008).
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang pernah dialami oleh
setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-
hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang
merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
Kecemasan adalah perasaan takut dan ketakutan yang sangat mengenai sesuatu
samar-samar dan tidak realistis yang akan muncul di masa depan tetapi tidak jelas,
a. Teori Psikologis
1) Teori psikoanalitik
yang memberitahukan adanya suatu dorongan yang tidak dapat diterima dan
bawah sadar. Namun jika represi tidak berhasil sebagai pertahanan, mekanisme
2) Teori perilaku
lingkungan spesifik. Pola berpikir yang salah, terdistorsi, atau tidak produktif
bahaya dalam situasi tertentu dan menilai rendah kemampuan dirinya untuk
mengatasi ancaman.
3) Teori eksistensial
b. Teori Biologis
nafas cepat).
2) Neurotransmiter
a) Norepinefrin
korteks serebral, sistem limbik, batang otak, dan medula spinalis. Percobaan
b) Serotonin
nukleus raphe di batang otak rostral dan berjalan ke korteks serebral, sistem
kecemasan.
3. Etiologi kecemasan
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
adanya suatu emosi yang berlebihan. Selain itu, keduanya mampu hadir karena
penyebabnya.
4. Patofisiologi
a. Kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh rangsangan dari luar dan dari
dalam berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik. Rangsangan tersebut
dipersepsi oleh panca indera, diteruskan dan direspon oleh sistem saraf pusat,
sesuai pola hidup tiap individu. Bila yang dipersepsi adalah ancaman, maka
beraneka ragam seperti sakit kepala, pusing, serasa mabuk, cenderung untuk
12
sebagainya.
gangguan pada reseptor serotonin tertentu yaitu 5HT-1A, namun terbatas pada
kecemasan yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh
b. Lingkungan Sosial
kecemasan individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak
baik, dan individu tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan
c. masyarakat
13
karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan sewaktu-waktu terjadi
a. Faktor fisik
kecemasan individu, jika faktor tersebut kurang baik maka akan menghalangi
6. Jenis-jenis Kecemasan
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya rangsangan dari luar. Mustamir
a. Kecemasan Rasional
misalnya ketika menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai suatu unsur
b. Kecemasan Irrasional
c. Kecemasan Fundamental
untuk apa hidupnya, dan akan kemanakah kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan
yaitu :
1. Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan dibagi menjadi dua kategori yaitu ringan sebentar dan
yang lama adalah kecemasan yang dapat diatasi tetapi karena individu tersebut
2. Kecemasan Berat
Kecemasan berat adalah kecemasan yang terlalu berat dan berakar secara
seseorang. Kecemasan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan berat yang sebentar
Kecemasan yang berat dan lama akan menimbulkan berbagai macam penyakit
7. Gangguan Kecemasan
kecemasan atau ketakutan yang tidak realistik, juga irrasional, dan tidak dapat secara
intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Fitri Fauziah & Julianty Widuri
a. Fobia Spesifik
b. Fobia Sosial
c. Gangguan Panik
spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul pada gangguan
panik antara lain ; sulit bernafas, jantung berdetak kencang, mual, rasa sakit
didada, berkeringat dingin, dan gemetar. Hal lain yang penting dalam diagnosa
gangguan panik adalah bahwa individu merasa setiap serangan panik merupakan
a. Panic Disorder
Panic Disorder ditandai dengan munculnya satu atau dua serangan panik
yang tidak diharapkan, yang tidak dipicu oleh hal-hal yang bagi orang lain bukan
merupakan masalah luar biasa. Ada beberapa simtom yang menandakan kondisi
panik tersebut, yaitu nafas yang pendek, palpilasi (mulut yang kering) atau justru
kerongkongan tidak bisa menelan, ketakutan akan mati, atau bahkan takut gila.
b. Agrophobia
Yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia
merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun
8. Gejala Klinis
Keluhan dan gejala umum yang berkaitan dengan kecemasan dapat dibagi
a. Gejala somatic
1) Keringat berlebih.
2) Ketegangan pada otot skelet: sakit kepala, kontraksi pada bagian belakang
diare, konstipasi.
b. Gejala psikologis
6) Sangat sensitif terhadap suara: merasa tak tahan terhadap suara-suara yang
14) Terus menerus memeriksa segala sesuatu yang telah dilakukan (Conley,
2006).
a. Gejala psikis.
b. Gejala somatis.
2008).
9. Dampak Kecemasan
Rasa takut dan cemas dapat menetap bahkan meningkat meskipun situasi yang
betul-betul mengancam tidak ada, dan ketika emosi-emosi ini tumbuh berlebihan
dibandingkan dengan bahaya yang sesungguhnya, emosi ini menjadi tidak adaptif.
20
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran
hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu yang tidak
diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan
b. Simtom kognitif
individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif dan akhirnya dia akan
c. Simtom motor
kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-
ngetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom
motor merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada individu dan
merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari apa saja yang dirasanya
21
mengancam. Kecemasan akan dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada
akibat, yaitu :
a. Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi secara normal atau
bahwa kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi yang sangat
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan tersebut ditandai dengan
sesuatu yang terjadi dimasa depan, merasa tidak tenteram, sulit untuk
berkonsentrasi, dan merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah. Hal ini
terjadi karena individu merasa berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Dari beberapa gejala,
faktor, dan definisi diatas, kecemasan ini termasuk dalam jenis kecemasan
diinginkan karena kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi yang
yang ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif, dan
10. Penatalaksanaan
medis dasarnya. Jika pasien memiliki gangguan penggunaan alkoholatau zat lainya,
mengikuti pedoman umum untuk gangguan mental spesifik. Pada umumnya, tehknik
mengobati pasien atas dasar gejala yang tampak, tingkat keparahannya dan tingakat
dan obat anti depresan atau keduanya. Diantara obat ansiolitik, beberapa data
mungkin diindikasikan karena efektifitas obat tersebut dalam mengobati depresi yang
disertai dengan kecemasan. Suatu obat yang mempengaruhi reseptor serotonin tipe1A
di dalam mengobati gangguan kecemasan, walaupun data yang mendukung tidak ada
( Kaplan, 2010).
1. SBMPTN
satu cara untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Seperti kita tahu, perguruan
tinggi negeri selalu mengadakan tes seleksi untuk calon mahasiswanya. Secara
pilihan ganda, dengan nilai 4 untuk setiap jawaban benar, -1 untuk setiap jawaban
salah, dan 0 untuk tidak menjawab. Jawaban dikerjakan di LJK (Lembar Jawab
SNMPTN, biasanya para pemuat soal dikarantina satu atau dua hari menjelang
satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan
Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dengan menggunakan soal yang
2. SNMPTN
tingkat Strata 1 yang diperuntukkan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk
belajar mengajar, staf pengajar dan sarana/prasarana lainnya adalah sama dengan
Peserta JNS adalah peserta SNMPTN dan Jalur Undangan yang memenuhi
dengan mengolah data skor nilai PMDK atau skor nilai SNMPTN dengan hasil
mempunyai lima penilaian yaitu: 0: tidak ada gejala (keluhan); 1: gejala ringan
(satu gejala dari pilihan yang ada); 2: gejala sedang (separuh dari gejala yang
ada); 3: gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada); 4: gejala sangat
berat (semua gejala ada). Hasil penilaian tersebut digunakan untuk menentukan
tingkat atau derajat kecemasan pasien sebagai berikut: (1) Tidak ada kecemasan,
bila skor penilaian < 14; (2) Kecemasan ringan, bila hasil skor penilaian antara
14-20; (3) Kecemasan sedang, bila hasil skor penilaian antara 21-27; (4)
Kecemasan berat, bila hasil skor penilaian antara 28-41; dan (5) Kecemasan berat
D. Alur Penelitian
Mahasiswa FK UHO
SNMPTN SBMPTN
Kuisioner Kuisioner
Cemas
26
E. Kerangka Konsep
Jalur masuk ke
FK UHO
- Peserta banyak berlatar belakang
ekonomi atas dan menengah
F. Hipotesis
H0 : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan yang antara mahasiswa yang lewat
Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan yang antara mahasiswa yang lewat jalur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
1. Populasi
Populasi yang diambil adalah semua mahasiswa FK UHO angkatan 2013 yang
SNMPTN 69
SBMPTN 41
Total 110
2. Sampel
28
Sampel penelitian adalah sebagian dari objek yang diteliti atau dianggap dapat
dari anggota populasi yang akan menjadi sample, peneliti menggunakan teknik
dari masing-masing strata itu memadai, dalam teknik ini sering pula dilakukan
strata.
N Z2 α P(1−P)
1−
2
n=
N d2 + Z2 α P(1−P)
1−
2
Keterangan :
n= Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
P= Proporsi kejadian
Dimana diketahui,
N = 110
d= 0,05
P = 0,5
(110)(3,84)(0,5)(0,5)
n=
(110)(0,0025) + (3,84)(0,5)(0,5)
(105,6)
n=
(0,275) + (0,96)
105,6
n=
1,235
n = 85,50
n = 86
diperoleh total sampel sebanyak 86. Agar setiap kelas memiliki keterwakilan yang
sama, maka sampel harus diambil secara Simple Stratified Random Sampling
dengan rumus:
berikut ini :
Jalur Masuk N %
30
SNMPTN 54 63
SBMPTN 32 37
Total 86 100
Cara yang digunakan dalam penarikan sampel dari keseluruhan sampel yaitu
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Eksklusi :
interpretasi :
menjadi :
b) 14 – 20 = kecemasan ringan
c) 21 - 27 = kecemasan sedang
d) 28 - 41 = kecemasan berat
1. Variabel Bebas
a. Mahasiswa SNMPTN
Definisi operasional :
sekolah.
32
Kriteria objektif :
Mahasiswa FK UHO yang masuk melalui penilaian nilai rapor sekolah SMA
b. Mahasiswa SNMPTN
Definisi operasional :
lembaga pendidikan tinggi negeri melalui jalur tes yang diadakan oleh
pemerintah
Kriteria Objektif :
2. Variabel Terikat
Definisi operasional :
Kecemasan
ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf otonom yang hiperaktif
Kriteria objektif :
33
Hasil ukur : Skor tertinggi 56 dan skor terendah 14. Untuk kepentingan
a) Analisis Univariat
distribusi frekwensi.
b) Analisis Bivariat
dan SNMPTN dengan menggunakan uji non parametrik dengan analisis uji
34