Anda di halaman 1dari 31

qmTugas Rangkuman

Disusun Oleh :

Siti Nur Cholifah

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA

KEDIRI

2015/2016
BAB I
MANUSIA DALAM ALAM SEMESTA

A. Makhluk ciptaan allah


Makhluk ciptaan allah ada 6, antara lain :
1. Malaikat
Malaikat adalah makhluk ciptaan allah khusus untuk membantu allah
untuk mengurus alam semesta ini,
2. Jin
Jin adalah makhluk ciptaan allah sesudah malaikat,jika malaikat berbadan
cahaya, maka badan jin di buat oleh allah dari nyala api yang sangat panas,
lantas di tiupkan ruhnya,
3. manusia
manusia dalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna,manusia di
ciptakan untuk beribadah kepadanya,manusia di ciptakan dari saripati
tanah
4. tumbuhan
tumbuhan adalah makhluk ciptaan allah yang tidak berakal, tumbhan tidak
mmiliki pilihan dalam hidup nya, satu satu nya pilihan adalah taat kepada
allah,mereka tidak bisa memberontak sebagaimana manusia dan jin yang
mempunyai akal dan nafsu,
5. binatang
binatang adalah makhluk ciptaan allah yang tidak mempunyaiakal, seperti
halnya tumbuhan,
6. benda mati,
benda mati dalah makhluk ciptaan allah sebagai kelengkapan hidup
manusia,allah menciptakan segala macam benda di muka bumi hanya
untuk manusia,
B. pengertian alam semesta
alam semesta adalah suatu ruangan yang sangat besar yang di dalam
nya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalam nya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat di ungkapkan manusia maupun
tidak.
pengertian manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempura
di antara makhluk yang lain, manusia di ciptakan untuk beribadah kepada
allah, sekaligus manusia di ciptakan untuk menjadi wakil allah di bumi /
menjadi kholifah ( pemimpin ) di muka bumi,
C. ciri ciri dan sifat manusia
1. ciri ciri manusia
Ciri-ciri dan karakteristik yang dimiliki manusia sebagai keturunan
Adam dan Hawa. Artinya ciri-ciri yang sama antara Adam–Hawa dengan
umat manusia pada umumnya. Ciri-ciri dan karakteristik itu antara lain
sebagai berikut:
1. Keimanan akan adanya Allah.
2. Pengetahuan.
3. Ketergesa-gesaan dan keingintahuan.
4. Status.
5. Penguasaan energi.
6. Kenikmatan.
7. Panjang umur.
8. Pakaian dan rasa malu.
9. Tergoda.
Adapun ciri-ciri dari orang yang bertakwa terdapat dalam QS.
Al-anfal ayat 2 dan 3.
2. sifat sifat manusia ada 15 diantaranya :
- lemah
- gampang terpedaya
- lalai
- penakut
- bersedih hati
- tergesa gesa
- suka membantah
- berlebih lebihan
- pelupa
- suka berkeruh kesah
- kikir
- kufur nikmat
- zalim dan bodoh
- menuruti prasangka
- suka berangan – angan
D. manusia sebagai ciptaan allah
manusia adalah makhluk ciptaan allah yang paling sempurna diantara
makhluk ciptaan allah yang lainnya. Manusia di utus oleh allah untuk
menjadi wakil allah di muka bumi yakni menjadi kholifah ( pemimpin ) di
bumi.
BAB II
KLASIFIKASI AGAMA DAN AGAMA ISLAM

A. klasifikasi agama besar


Jauh sebelum tersiarnya agama Islam, yaitu menjelang pertengahan
abad ke enam Masehi, dunia dikuasai oleh dua Negara besar yaitu
Romawi di Barat dan Persia di timur. Bangsa-bangsa yang berada dalam
kekuasaan kedua Negara tersebut pada umumnya mengalami
kemerosotan moral, akhlak dan sosial.Saat itu dunia berada dalam
kegelapan dan merebaknya tahayul dan khufarat yang merusak
kehidupan ruhaiyah dan keagaamaan manusia pada umumnya. Bahkan
kaum fir’aun menganut agama Mesir kuno dengan inti ajarannya sebagai
berikut :
1. Mereka menggap sungai Niil sebagai Tuhan
2. Mereka mempersembahkan tumbal ke sungai Niil setiap bulan
purnama dengan mengorbankan tumbal seekor binatang ( atau
manusia yang memiliki penyakit berat terutama dari kalangan wanita
3. Mereka menggunakan sesjen dalam mengiringi tumbal di sungai Niil
4. Mereka menganggap Matahari sebagai Dewa (Ra) Dewatertinggi.
Maka dari itu Allah SWT menjawab penyimpangan yang terjadi
dengan mengutus Rasul-Rasul-Nya untuk mengubah dunia gelap gulita
tersebut.
Berikut ini klasifikasi agama yang ada di dunia :
1. Klasifikasi Agama yang Ditinjau Dari Segi Penyebarannya
Dari segi penyebarannya, suatu agama dapat dibahagi menjadi dua
jenis yaitu
1. Agama Universal
merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai minat untuk
menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat Manusia. Sasaran agama
jenis ini adalah kesemua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa.
Contohnya: Agama ​Islam​, ​Kristian​ dan ​Buddha​
2. Agama Folk
merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat dakwah seperti
agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik tertentu.
Contohnya: ​Agama Rakyat China​/​Taoisme dan​ agama Sikh
2. Klasifikasi Agama yang Ditinjau Dari Tanggapan Ketuhanan
Agama yang ditinjau dari segi tanggapan ketuhan dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
1. Agama Monoteisme
Merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu, yaitu agama
yang mendukung konsep kewahidan ​Tuhan​. Contohnya : Agama ​Islam​.
2. Agama Politeisme
Merupakan agama yang menganggap bahwa Tuhan terwujud secara
berbilangan, yakni ada banyak ​Tuhan​ atau Tuhan boleh berpecah
kepada banyak bentuk. Contohnya : Agama ​Hindu​,​Agama Rakyat
China​.
3. Klasifikasi Agama yang Ditinjau Dari Sumbernya
Ditinjau dari sumbernya agama dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu agama wahyu (revealed religion) dan agama budaya (cultural
religion).
1. Agama wahyu ( revealed religion)
Agama wahyu (revealed religion) disebut juga dengan agama langit,
agama samawi, agama profetis yang artinya agama yang diterima oleh
manusia dari Allah sang pencipta melalui malaikat jibril dan
disampaikan serta disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat manusia.
Contoh Agam Wahyu
- Agama Islam dengan kitap sucinya Alquran yang diturunkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril, untuk
seluruh umat manusia dan semesta alam.
- Agama Kristen (nasrani) dengan kitap sucinya Injil yang
diturunkan Allah kepada Nabi Isa AS, melalui malaikat Jibril untuk
kaum Bani Israil.
- Agama Yahudi dengan kitap sucinya Taurat yang diturunkan Allah
kepada Nabi Musa AS, melaui malaikat Jibril untuk Bani Israil
2. Agama Budaya (cultural religion)
Disebut juga dengan agama bumi yang artinya bersandar semata-mata
kepada ajaran seorang manusia yang dianggap memiliki pengetahuan
tentang kehidupan dalam berbagai aspeknya secara mendalam.
Contoh Agama Budaya
- Agama Kong Hu Cu
- Agama Hindu
- Agama Budha
B. Tempat perkembangan islam

1. Perkembangan Islam di Indonesia


a. Masuknya Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 atau ke-8 yang bertepatan
dengan abad ke-1 atau ke-2 H. rute atau jalur yang dilewati adalah jalur
utara dan selatan. Daerah yang mula-mula menerima masuknya agama
Islam adalah pantai barat Pulau Sumatera. Penyebaran Islam di Indonesia
yang berjalan secara damai tanpa menimbulkan kekerasan merupakan
cermin hakikat ajaran Islam yang menjadi rahmatan lil alamin.
1. Perkembangan Islam di Sumatera.
Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam
Samudera Pasai yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia,
kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh yang sekarang merupakan
wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah
kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan
Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai
merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para
ulama dari berbagai negara Islam.
2. Perkembangan Islam di Jawa
Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah
wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam
bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali yang
termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :

a. MALIK IBRAHIM
Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana
Maghribi atau syekh Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi,
Afrika Utara. Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya
Islam di Jawa. Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah
yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.
b. SUNAN AMPEL
Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel
menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia
tidak setuju dengan kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri,
selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat dari persetujuannya ketika
Sunan Kalijaga, dalam ocehannya menarik umat Hindhu dan Budha
mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam.
c. SUNAN BONANG
Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri
dengan kebudayaan masyarakat yang sangat menggemari wayang
serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan
dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya ia mengganti nama dewa
dengan nama-nama malaikat.
d. SUNAN GIRI
Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan
sekitarnya dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan
berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan Giri
terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.
e. SUNAN DRAJAT
Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang
jawa yang sampai saat ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang
pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah sunan drajat ialah
perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu
menekan bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.
f. SUNAN KALIJAGA
Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan
kultural termasuk pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media
dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan
Kalijaga. Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang
bernafaskan Islam terutama mengenai etika.
g. SUNAN KUDUS
Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan
sekitarnya, ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul
fiqih, tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia mendapat
julukan waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah
dengan pendekatan kultural.
h. SUNAN MURIA
Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria
yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Cara yang
ditempuhnya dalam menyiarkan agama islam adalah dengan
mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan
rakyat biasa.
i. SUNAN GUNUNG JATI
Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia
mengembangkan ajaran islam di cirebon, majalengka, kuningan,
kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi
perkembanganislam di Banten
3. perkembangan islam di sulawesi
Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di
Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang
banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu.
Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo.
Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya
dengan kesultanan Ternate.
4. perkembangan islam di kalimantan
Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian
selatan Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun
1526. Panngeran Suriansyah merupakan tokoh yang amat penting
dalam sejarah islam di Kalimantan. Dalam usaha mengembangkan
islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren
untuk menampung santri yang datang dari berbagai pelosok
Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul seorang pahlawan
Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah
SULTAN AMIRUDIN KHALIFATUL MUKMININ. Yang lebih
dikenal nama pangeran Antasari.
5. perkembangan islam di maluku dan irian jaya
Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan
Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan
bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate,
Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti
nama menjadi Sultan Jamalludin. Demikian juga raja Jailolo, ia masuk
isalm dan mengganti nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran
kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa
Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke
Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.

BAB III
AKHLAK MULIA
( KEPADA TUHAN DAN SESAMA MAKHLUK )

A. pengertian dan ruang lingkup akhlak serta perbedaan moral dan etika
1. Pengertian Ilmu Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab : Akhlaqa, Yukhliqu, Ikhlaqan yang
berarti al-Sajiyah(perangai), al-Thabi’ah (kelakuan, tabiat, watak
dasar), al-Adat (kebiasaan), al-Muruah(peradaban yang baik),
dan al-Din (agama).
Definisi Akhlak

1. Ibn Miskawaih :

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Imam al-Ghazali :

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan


macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan.
3. Ibrahim Anis dalam Mu’jam al-Wasith :

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah
macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan.
4. Abdul Hamid dalam Dairatul Ma’arif :

Akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.


1. Ruang Lingkup

Membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya


apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan baik atau buruk. Obyek
pembahasan ilmu akhlak adalah berkaitan dengan norma atau penilaian
terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
Menurut Muhammmad al-Ghazali kawasan pembahasan ilmu akhlak adalah
seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak
1. Menetapkan suatu perbuatan itu baik atau buruk. (Ahmad Amin)
2. Membersihkan kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah
sehingga hati menjadi suci bersih. (Mustafa Zahri)
3. Memperoleh kebahagiaan yang dirindukan oleh setiap orang. (Al-Farabi)
4. Membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. (Abuddin
Nata)
DIMENSI AKHLAK

1. Dimensi diri, yakni orang dengan dirinya dan Tuhannya, seperti ibadah
dan shalat.
2. Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah, dan pergaulannya
dengan sesamanya.
3. Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya.
4. Manusia memiliki jasmani dan rohani
5. JASMANI dibersihkan secara lahiriah melalui FIQH
6. ROHANI dibersihkan secara batiniah melalui AKHLAK
2. perbedaan etika dan moral

Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian
yang sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah
terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas
merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak. beberapa perbedaan
etikadan moral adalah:
1. moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang
kebenaran.
2. moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat
atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan
moral.
3. moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam
“rel”kehidupan.
4. moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu
kehidupan.
5. moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika
berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah ).
6. moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika
memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan ..
7. moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan.
8. moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman.
9. moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi.
10. moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika
sering berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb.
Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana
berperilaku dalam dunia yang multi arah. manusia tidak akan mampu
mengambil keputusan etis yang baik,tepat, dan benar. pada dasarnya hidup
manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral
B. akhlak kepada tuhan, kepada manusia, serta lingkungan hidup
1. akhlak manusia sebagai hamba allah
manusia sebagai hamba Allah sepantasnya mempunyai akhlak yang baik
kepada Allah. Hanya Allah lah yang patut disembah. Selama hidup, apa saja
yang diterima dari Allah sungguh tidak dapat dihitung. Sebagaimana telah
Allah firmankan dalam Qur’an surat An-nahl : 18, yang artinya “​Dan jika
kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar- benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk Tuhan sebagai khalik.
Berkenaan dengan akhlak kepada Allah dilakukan dengan cara
memuji-Nya, yakni menjadikan Tuhan sebagai satu- satunya yang menguasai
dirinya. Oleh sebab itu, manusia sebagai hamba Allah mempunyai cara-cara
yang tepat untuk mendekatkan diri. Caranya adalah sebagai berikut :
a. Mentauhidkan Allah
Yaitu dengan tidak menyekutukan-Nya kepada sesuatu apapun. Seperti
yang digambarkan dalam Qur’an Surat Al-Ikhlas : 1-4.
b. Bertaqwa kepada Allah
Maksudya adalah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk dapat
melaksanakan apa-apa yang telah Allah perintahkan dan meninggalkan
apa-apa yang dilarang-Nya.
c. Beribadah kepada Allah
Allah berfirman dalam Surah Al- An’am : 162 yang
artinya :”Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” Dapat juga dilihat dalam
Surah Al- Mu’min : 11 & 65 dan Al- Bayyinah : 7-8.
d. Taubat
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput dari
sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itu, ketika kita sedang terjerumus dalam kelupaan sehingga
berbuat kemaksiatan, hendaklah segera bertaubat kepada-Nya. Hal ini
dijelaskan dalam Surah Ali-Imron : 135.
e. Membaca Al-Qur’an
Seseorang yang mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering
menyebutnya. Demikian juga dengan mukmin yang mencintai Allah,
tentulah ia akan selalu menyebut asma-Nya dan juga senantiasa akan
membaca firman-firman-Nya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW
berkata yang artinya : “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya
Al-Qur’an itu dapat memberikan syafaat dihari kiamat kepada para
pembacanya”.
f. Ikhlas
Secara terminologis yang dimaksud dengan ikhlas adalah beramal
semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Dalam bahasa
populernya ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata
karena Allah SWT.
g. Khauf dan Raja’
Khauf dan Raja’ atau takut dan harap adalah sepasang sikap batin yang
harus dimiliki secara seimbang oleh setiap muslim. Khauf didahulukan
dari raja’ karena khauf dari bab takhalliyyah (mengosongkan hati dari
segala sifat jelek), sedangkan raja’ dari bab tahalliyah (menghias hati
dengan sifat-sifat yang baik). Takhalliyyah menuntut tarku
al-mukhalafah (meninggalkan segala pelanggaran), dan tahalliyyah
mendorong seseorang untuk beramal.4
h. Tawakal
Adalah membebaskan diri dari segala kebergantungan kepada
selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepadanya.
Allah berfirman dalam surah Hud: 123, yang arinya :”Dan kepunyaan
Allah lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya lah
dikembalikan urusan- urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan
bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali- kali Tuhanmu tidah lalai dari
apa yang kamu kerjakan.”
Tawakal harus diawali dengan kerja keras dan usaha maksimal (
ikhtiar ). Tidaklah dinamai tawakal kalau hanya pasrah menunggu nasib
sambil berpangku tangan tanpa melakukan apa- apa.
2. Akhlak mulia kepada manusia
Manusia adalah makhluk sosial yang bergaul dan berinteraksi dengan
orang lain. Ia tidak bisa lepas dari lingkungannya, ini adalah tabi’at dan fitrah
yang diberikan Allah kepada manusia. Dan fitrah ini semakin kokoh dengan
dukungan syari’at islam yang memerintahkan kita untuk bergaul dan tidak
mengunci diri di dalam kamar/rumahnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang mukmin yang
bergaul dengan manusia dan bersabar atas perangai buruk mereka lebih besar
pahalanya daripada seorang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan
tidak sabar dengan perangai buruk mereka.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan
Albani)
Dalam hadits yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Seorang mukmin adalah tempat/wadah persahabatan.” (HR. Ahmad dan
dishahihkan Albani). Artinya seseorang ingin bersahabat dan merasa nyaman
ketika bersahabat dengan seorang mukmin.
Dari hal diatas kita mengetahui peran yang sangat vital dari akhlak yang
mulia yang bisa dikatakan senjata utama bagi seseorang untuk mewujudkan
syari’at yang sesuai dengan fitrahnya tersebut diatas dan untuk
melanggengkan persahabatan yang telah ia bina dengan sahabat-sahabatnya.
ْ ‫ُﺧ ِﺬ ْاﻟ َﻌْﻔ َﻮ َوأْ ُﻣ ْﺮ ِﺑ ْﺎﻟ ُﻌ ْﺮ ِف َوأَ ْﻋ ِﺮ‬
َ ‫ض َﻋ ِﻦ ْاﻟ َﺠﺎ ِﻫﻠ‬
‫ِﯿﻦ‬
Allah berfirman: “Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan
yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” (QS al a’raf:
199)
Ulama (sebagaimana yang dijelaskan Syaikhul Islam & Syaikh Sa’di dll)
mengatakan bahwa ayat ini mengumpulkan akhlak-akhlak yang mulia dalam
bergaul dengan manusia dan apa yang selayaknya dilakukan ketika bergaul
dengan mereka:
Memaafkan kesalahan yang mereka lakukan terhadap kita, menerima
kekurangan mereka dan tidak menuntut di luar kemampuan mereka, karena
tidak ada manusia yang sempurna, bahkan kita harus mensyukuri,
menghargai perbuatan baik yang telah mereka upayakan dan mengambil
pelajaran dari kebenaran/hal-hal positif tersebut.
Mengajak mereka kepada kebenaran dan kebaikan serta mencegah
kemungkaran (amar ma’ruf dan nahi munkar).Tapi perlu diingat bahwa hal
ini memiliki kaidah-kaidah yang harus dipahami orang yang ingin
melakukannya (mungkin bisa kita bahas di kesempatan lain/ oleh
ustadz-ustadz yang lebih berilmu dari saya, contoh: ust Badru, ust Mahfuz,
ust Ayyub dll).
Berpaling dari orang-orang bodoh dan tingkah laku mereka. Maksud
orang bodoh dalam ayat ini adalah: orang yang tidak tahu kebenaran, belum
mau belajar dan ‘keukeuh’ dengan kesalahannya serta berusaha mengganggu
dan mencela kita. Maka sikap kita yang terbaik adalah tidak perlu ditanggapi
dan diladeni dengan emosi dan kemarahan, karena meladeni orang tersebut
hanya membuang-membuang waktu dan tenaga tanpa ada manfaat apa-apa.
Hadapi dengan tenang serta berpaling darinya kecuali jika kita lihat ada
celah untuk menasehatinya dengan baik, seperti yang dikatakan orang bijak:
“sesuatu yang tidak berharga jangan kita hargai”. Maka, jika kita dapat celaan
dan gangguan, berpalinglah dari hal tersebut, ganti topik pembahasan,
sibukkan waktu kita dengan amal-amal shalih. Waktu kita terlalu berharga
untuk dibuang dengan membahas dan larut dalam hal tersebut. Betapa
banyak hukum islam yang belum kita ketahui, betapa banyak ayat AlQuran
dan hadits yang belum kita pelajari dan hafalkan, masih banyak orang yang
dengan ikhlas menerima diri kita dan kebenaran yang kita bawa dengan
tangan terbuka. Maka untuk apa kita hidup seperti katak dalam tempurung
yang isinya gangguan dari orang-orang bodoh
Dan terakhir kita tetap berharap agar mereka mendapat hidayah
sebagaimana kita mendapat hidayah.
3. Akhlak terhadap lingkungan
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap
alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan,
dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini
berati tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati
proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang
terjadi, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata
lain, setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan
pada diri manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap
membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan
polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri
yang menciptanya.
Sikap Islam dalam memperhatikan alam lingkungan bertujuan demi
kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat, sesuai prinsip-prinsip
umum berikut ini:
1. Prinsip pertama,
Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah
menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memeudahkan
manusia. Allah berfirman:“Dan sesungguhnya telah kami muliakan
anak-anak Adam,kami angkut mereka didaratan dan dilautan,kami beri
mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan
yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan” (Q.S
Al-Israa:70).
Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang
indah, kemampuan untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan
dimuka bumi, di udara, dan di lautan dengan berbagai bentuk kendaraan.
Disamping itu, mereka juga mendapatkan anugerah rizqi yang berlimpah
berupa makanan yang lezat dan baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran,
wahyu, Rasul, dan lainnya, serta kemuliaan dan karomah jika taat kepada
Allah.
2. Prinsip kedua

Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini


dapat terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
a. Belajar, mencari ilmu dan mengajar.
b. Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar.
c. Berjihad dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.
d. Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang merupakan
bentuk ibadah kepada Allah, serta mengikuti prinsip musyawarah,
keadilan, menolak kerugian, serta mewujudkan kemaslahatan.
3. Prinsip ketiga

Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit
dan apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi
lebih baik dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat
mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridlo-Nya. Akan tetapi,
dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak
boleh melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah.
4. Prinsip keempat

Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan


keutamaan-keutamaan, meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi
dengan baik antar sesama manusia dan lingkungannya.
5. Prinsip kelima

Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik


ataupun peperangan.Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan
adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga
keseimbangan yang menempatkan manusia dan alam lingkungn pada
posisinya masing-masing.
6. Prinsip keenam

Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam


berakidah,beribadah,mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal
hidup, serta kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam
kehidupan.
Berkenaan pada tujuan hidup manusia di alam dunia yang fana’ ini,
adalah beribadah kepada Allah SWT dan melaksanakan amanah-Nya sebagai
khalifah dimuka bumi yang bertugas membangun, mengelola, memanfaatkan,
serta menjaga kelestarian alam lingkungan sesuai dengan petunjuk-Nya.
Manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat baik dan berusaha
mendekati kesempurnaan, karena bagaimanapun manusia tidak akan mampu
mencapai derajat kesempurnaan. Akan tetapi, jika tetap hidup dan selalu
melakukan perbuatan baik maka harus menambah kebaikannya. Sedangkan,
jika perilakunya buruk maka kemungkinan dengan hidupnya yang lebih
panjang ia bisa meninggalkan keburukannya itu. Manusia terkadang lalai atau
bahkan berbuat salah, namun dosa atas kesalahannya dapat dihapus dengan
cara bertaubat.
C. Peran akhlak mulia dalam pelayanan keperawatan
1. Peran Keperawatan dalam Islam
Islam adalah salah satu agama yang diakui keberadaaannya di Indonesia.
Jumlah penganut agama Islam di Indonesia sangat banyak dibandingan
penganut agama non Islam. Islam adalah agama yang benar disisi Allah dan
hamba-hambanya, sehingga Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi
pedoman hidup bagi manusia(muslim) khusus untuk umat Nabi Muhammad
Saw. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan
diturunkannya Al-Qur’an adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang – orang
mukmin. Misalnya dengan ilmu8 kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi
belum semaju sekarang karena adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam
yang terkenal di dunia kesehatan salah satunya yaitu Ibnu Sina.
Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena
dengan jiwa yang sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah
kepada Allah karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah
kapada-Nya.
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan
keperawatan guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan
melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu menekankan agar
setiap orang memakan makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi
Islam terhadap kesehatan, sebab makanan merupakan salah satu penentu
sehat tidaknya seseorang.
"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari
apa yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68,
l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal,
tetapi juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya,
kualitasnya maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan
sangat enak sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.
Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga
apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu
salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah memelihara makanan
dan ketika makan, porsinya harus proporsional, yakni masing-masing
sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim)..
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam
sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang
kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di
sungai/sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat
menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan
batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab
selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari
lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan
menjalankan pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa.
Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja
tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan”
(al-Baqarah:: l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal
dari pekerjaan dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih
besar disebabkan kurangnya pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas
jalan raya; darat, laut dan udara juga seringkali diwarnai kecelakaan,
sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu lintas ini tergolong
besar setelah wabah penyakit dan peperangan.
Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa,
risiko kesakitan masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar
kemampuannya menghindari. Termasuk di sini karena faktor alam berupa
rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan udara dan pengaruh global yang
semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk dunia. Karena itu Islam
memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu, dan jangan
abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan
orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.
BAB IV

FUNGSI AGAMA DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI

A. Islam dan ilmu pengetahuan


1. Ilmu pengetahuan dalam Al Qur’an
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang berarti pengetahuan. Kata
‘ilm memiliki kemiripan dengan kata ma’rifah, fiqh, hikmah, dan syu’ur.
Dari segi bahasa ilmu berarti jelas. Sedangkan ilmu dalam pengertian
merupakan pengetahuan ilmiah sekalipun juga merupakan keseluruhan bentuk
upaya kemanusiaan untuk mengetahui sesuatu, tetapi disertai dengan
memperhatikan objek yang ditelaah, cara yang dipergunakan dan kegunaannya.
(Tim Departemen Agama RI. 2004:1).
Al Qur’an adalah kitab yang memuat berbagai informasi, sebagai isyarat-
isyarat yang kadang jelas dan terang benderang pengertian dan maknanya, tetapi
terkadang berupa kata-kata yang samar dan belum terpecahkan makna yang
dikandungnya, atau belum ditemukan arti yang yang pas dan cocok, malah ada
kata yang sulit dimengerti, yang belum mampu diterjemahkan pada waktu ini.
Allah menyatakan :

ِ‫ٰب َوُا َﺧ ُﺮ ُﻣَﺘﺶ‬


ٌ ‫ٰﺑﻪ‬
​ ‫ٰت‬ ِ ‫ٰت ُﻫ ﱠﻦ ُا ﱡم ال‬
ِ ‫ۡﻛﺖ‬ َ ‫ٰت ﱡﻣﺢ‬
ٌ ‫ۡﻛﻢ‬ ‫ٰب ِﻣﻦۡ ُه ا‬
ٌ ‫ٰي‬ َ ‫ۡﻛﺖ‬ َ ‫ۡز َل َﻋَﻠﻲ‬
ِ ‫ۡك ال‬ ۡ‫ُﻫ َﻮ ﱠاﻟِﺬى‬
َ ‫ۤ َان‬
Artinya: “Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al Qur’an) kepada kamu. Diantara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhlkamal , itulah pokok-pokok isi al Qur’an dan
yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat”.(QS. Ali Imran (3) : 7).
Kini banyak sekali dari ayat-ayat al Qur’an yang membuktikan kebenaran
Allah dalam al Qur’an . tetapi al Qur’an terus memacu manusia untuk terus
mencari tahu, menemukan ilmu baru dan menerapkannya dalam bentuk
teknologi.
2. Kedudukan ilmu pengetahuan
Kedudukan ilmu pengetahuan dalam islam adalah hal yang sangat pokok.
Al Qur’an sebagai kitab panduan umat manusia memuat ratusan ayat yang
mengungkapkan tentang ilmu, mengajak manusia untuk berfikir dan melakukan
penalaran (mengamati, memperhatikan, memikirkan, dan menyelidiki dengan
seksama). Selain itu, al Qur’an tidak bertentangan dan tidak akan berseberangan
dengan hakikat ilmu pengetahuan. Akal manusia akan terus didorong oleh al
Qur’an untuk mendalami ilmu pengetahuan.
Kedudukan ilmu pengetahuan dalam perspektif islam, dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Manusia diangkat sebagai khalifatullah (penguasa), dan dibedakan dari
makhluk lain karena ilmunya.
b. Hakikat manusia tidak terpisah dari kemampuannya untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan . ilmu yang disertai iman adalah ukuran derajat manusia
c. Al Qur’an diturunkan dengan ilmu Allah dan hanya dapat direnungkan atau
dimengerti maknanya oleh orang- orang yang berilmu. d. Al Qur’an
memberikan isyarat bahwa yang berhak memimpin umat ialah yang memiliki
pengetahuan.
d. Allah melarang manusia mengikuti suatu perbuatan tanpa memiliki ilmu
mengenainya.
3. Sumber ilmu pengetahuan
Pengetahuan manusia diperoleh dari 2 arah, yaitu dari atas dan dari bawah.
Dari atas maksudnya dari wahyu yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya,
sedangkan dari bawah maksudnya dari realitas yang ada di alam ini melalui
pengamatan, pendengaran, perasaan dan pengalaman. Wahyu mengandung
pengetahuan yang tak terhingga, yang tak pernah habis dikaji sekalipun manusia
melakukan pengkajian sepanjang sejarah kehidupannya.
Berkaitan dengan masalah sumber ilmu pengetahaun, ada 4 sumber yang
ditunjukkan Al Qur’an untuk memperoleh pengetahuan bagi manusia antara
lain:
1. Al Qur’an dan Assunah. Keduanya merupakan sumber pertama ilmu
pengetahuan. Al Qur’a mengingatkan manusia untuk memikirkan
ayat-ayatnya dan mengambil pelajaran darinya, serta mengingatkan manusia
untuk menjadikan Rasul sebagaisuri tauladan. Tentang Assunah,seorang
mukmin diharuskan mengambil pelajaran dari Sunnah Rasul-Nya.
2. Alam semesta. Al Qur’an menyuruh manusia memikirkan
keajaiban-keajaiban ciptaan Allah. Al Qur’an menunjukkan kepada manusia
mengenai alam semesta dengan beragam bentuk dan jenis benda untuk
diteliti.
3. Manusia adalah sumber ketiga ilmu. Selain ayat-ayat al Qur’an melukiskan
penciptaan manusia secara biologis, juga banyak yang melukiskan watak
manusia sebagai individu. Dari studi tentang manusia ini banyak melahirkan
berbagai disiplin keilmuan, antara lain: psikologi, kedokteran, dll.
4. Sejarah umat manusia. Meskipun Al Qur’an bukanlah buku sejarah
tetapididalamnya termuat hukum sejarah , hukum Allah tentang sejarah
kemanusiaan. Didalamnya juga terdapat pola sejarah kemanusiaan dari
zaman Nabi Adam hingga sejarah manusia akhir zaman. (Muhammad Alim,
2006 : 208 )
4. Tujuan dan penggunaan ilmu pengetahuan
Tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Al Qur’an disamping untuk
mencapai suatu kebenaran juga sebagai petunjuk juga mengandung hikmah
untuk kesejahteraan manusia. Kegunaan ilmu pengetahuan antara lain:
a. Menunjukkan kebenaran
b. Mengenal kebaikan
c. Meningkatkan kemakmuran/ kesejahteraan
d. Meningkatkan harkat dan martabat manusia
e. Menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran hak dan kewajiban
f. Meningkatkan rasa percaya diri
g. Meningkatkan produktivitas kerja
h. Memperoleh amal jariyah apabila diamalkan
i. Memiliki keunggualan hidup dunia dan akhirat
B. Pengembangan teknologi dalam islam
1. Pengertian teknologi
Teknologi (technology) terdiri dari kata technique dan logie. Technique ,
secara harfiah berarti rancang bangun tentang sesuatu, sedangkan logie berarti
ilmu pengetahuan. Dengan demikian, teknologi secara harfiah adalah ilmu
tentang teknik. Teknologi adalah perpaduan antara teknik dan ilmu pengetahuan
atau penggunaan ilmu pengetahuan yang mendasari teknik atau penggunaan
teori-teori ilmu pengetahuan dalam rancang bangun tentang sesuatu. ( Abuddin
Nata, 2010 : 243 )
Pengertian teknologi yang lain adalah kemampuan teknik dalam
pengertiannya yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada pengetahuan
ilmu-ilmu alam yang bersandar kepada proses teknis tertentu. (Tim Departemen
Agama RI, 2004 : 45)
Dalam pembahasan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari
segi Islam , sudah selayaknya bila kita meneliti kembali sumber ajarannya yaitu
al Qur’an mengenai hal tersebut. Karena “pengembangan” merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan. (Achmad Baiquni, 1996 : 65).
2. Motivasi islam dalam pengembangan teknologi
Apabila kini orang mengatakan ilmu pengetahuan dan juga teknologinya
sudah maju degan pesat sudah mencapai tingkat yang sangat mengagumkan ,
kita tidak dapat membuat kalkulasi berapa prosen pengetahuan yang telah
mampu digali oleh manusia dari pengetahuan yang Allah turunkan dalam bentuk
wahyu dan dalam bentuk sunnatullah. Manusia tidak dapat membuat prediksi
kandungan pengetahuan di alam ini. Setiap massa ilmuan selalu menghasilkan
penemuan-penemuan baru diberbagai bidang.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersumber dari alam ini,
Allah memerintahkan agar kita selalu menggalinya, melakukan perjalanan,
pengamatan, penelitian, sebagaimana Allah nyatakan dalam firman-Nya:
َ ‫ﺎن َﻋﺎِﻗَﺒ ُﺔ ْاﻟ ُﻤ َﻜﱢﺬِﺑ‬
‫ﯿﻦ‬ َ ‫ض ُﺛ ﱠﻢ اْﻧ ُﻈ ُﺮوا َﻛﯿ‬
َ ‫ْﻒ َﻛ‬ َْ ُ ‫ُﻗ ْﻞ ِﺳ‬
ِ ‫ﯿﺮوا ِﻓﻲ اﻷ ْر‬
Artinya: Katakanlah :”Bepergianlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu”.
(QS. al-An’am (6):11)
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan , manusia hanyalah subjek yang
menemukan, mengoalah, dan merumuskan sehingga lahir sebuah teori. Manusia
bukanlah pencipta. Sekecil dan sesederhana apapun ilmu pengetahuan itu,
sumbernya tetap dari Allah SWT.
Dalam rangka tugas kekhalifahannya, manusia terus berupaya dan
berusaha mencari tahu bagaimana cara memanfaatkan alam yang terhampar luas
ini.
ۚ‫ﯿﻊ ِﻣْﻨ ُﻪ‬
ً ‫ض َﺟ ِﻤ‬ َْ ‫َو َﺳ ﱠﺨ َﺮ َﻟ ُﻜ ْﻢ َﻣﺎ ِﻓﻲ ﱠ‬
ِ ‫ات َو َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻷ ْر‬
ِ ‫ﺎو‬
َ ‫اﻟﺴ َﻤ‬
ٍ ‫ِإ ﱠن ِﻓﻲ َٰذِﻟ َﻚ َﻵَﯾ‬
َ ‫ﺎت ِﻟَﻘ ْﻮ ٍم َﯾَﺘَﻔ ﱠﻜ ُﺮ‬
‫ون ا‬
Artinya: “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan) Alloh bagi kaum yang berpikir”.
(QS. al-Jatsiyah (45) : 13).
Belajar, mencari dan mengembangakan ilmu pengetahuan dengan
membaca, mencoba, memperhatikan, menyelidiki dan merumuskan susatu teori
hendaklah semuanya dilakukan dengan berbasis iman. Tuhan mengajar manusia
apa yang belum diketahuinya. Allah menciptakan pendengaran, peglihatan, dan
hati agar dapat memahami apa yang Allah ajarkan, baik yang Allah turunkan
melalui wahyu-Nya maupun yang Allah turunkan melalui fenomena alam ini.
Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan
kemampuan ilmiahnya.
‫ۡم َﻋِﻠﻲۡ ٌم‬ ‫ﺂء َوَﻓﻮ َ ُ ﱢ‬
ٍ ‫ۡق ﻛﻞ ِذىۡ ِﻋﻞ‬ ُ ‫ٰت ﱠﻣﻦۡ ﱠﻧ َﺸ‬
ٍ ‫ َﻧﺮَۡﻓ ُﻊ َد َرج‬...
Artinya: “Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki, dan diatas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui”. (QS.
Yusuf (12):76).
Kita tidak boleh berhenti mencari ilmu , menurut Nabi kewajiban mencari
ilmu dimulai dari bayi sampai akhir hayat. Kewajiban ini bukan hanya milik
laki-laki, tetapi juga wanita. Dalam hal ini secara sederhana peran umat islam
sekarang ini adalah mengintegrasikan islam dan iptek dalam proses
pembentukan manusia yang berakhlak mulia dan berilmu pengetahuan sehingga
peran aktif umat islam dapat dilaksanakan bagi kenyamanan hidup umat
manusia.
3. Manfaat teknologi
a. Memperoleh kemudahan
b. Mengenal dan mengagugkan Allah
c. Meningkatkan kualitas pengabdian kepada Allah
d. Memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidup ).
e. Meningkatkan kemampuan memanfaatkan kekayaan alam
f. Menumbuhkan rasa syukur kepada Allah
4. Tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan yang dimaksud antara lain:
a. Menerapkan ilmu yang bermanfaat
b. Kemakmuran dunia
c. Kemajuan peradaban manusia
d. Memberikan kemudahan dalam berama shaleh
Tujuan pengembangan teknologi bagi umat Islam secara umum selalu
dikaitkan dengan tujuan hidup manusia yaitu mancari ridha Allah melalui dua
fungsi hidupnya yaitu selaku hamba Allah berkewajiban untuk senantiasa
beribadah dan mengabdikan diri untuk menggapai ridha-Nya dan selaku
khalifah-Nya, bertugas melestrikan lingkungan alam semesta dan menatanya
untuk kemakmuran hidup manusia. Karena itu, teknologi sebagai suatu hasil
karya manusia harus digunakan untuk mendukung kehidupan manusia agar
hidupnya dapat bahagia, sejahtera, adil dan seimbang. Dengan teknologi, alam
yang terbentang luas ini sengaja diciptakan oleh Allah agar dimanfaatkan
sebesar- besarnya bagi kemakmuran​ hidup manusia.

Anda mungkin juga menyukai