Otto Parandangi
NIM : C106216202
Judul Penelitian:
PENGARUH TERAPI ADJUVANT ASAM FOLAT DAN VITAMIN B12 TERHADAP PERBAIKAN
FUNGSI KOGNITIF PASIEN DEMENSIA VASKULER
Rumusan Masalah:
Apakah ada hubungan antara kombinasi asam folat dan vitamin B12 sebagai terapi adjuvan
terhadap perbaikan fungsi kognitif pasien demensia vaskuler?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
Untuk melihat pengaruh pemberian terapi adjuvant kombinasi asam folat dan Vitamin
B12 terhadap fungsi kognitif pada pasien demensia vaskular.
Tujuan Khusus:
Melihat angka pasien yang mengalami demensia vaskuler.
1. Menilai skor MMSE pada pasien demensia vaskular yang diberikan kombinasi terapi
adjuvant asam folat dan vitamin B12.
2. Menilai skor MMSE pada pasien demensia vaskular tidak diberikan kombinasi terapi
adjuvant asam folat dan vitamin B12.
3. Membandingkan skor MMSE pada pasien demensia vaskular yang diberikan kombinasi
terapi adjuvant asam folat dan vitamin B12 dan tanpa pemberian terapi adjuvant asam
folat dan vitamin B12.
Demensia adalah sindrom yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif,
emosional, psikomotor tanpa gangguan kesadaran. Kemunduran fungsi luhur yang diderita
harus sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaannya, aktivitas sosial atau hubungan
dengan orang lain.(1,2)
Fungsi kognitif yang dapat dipengaruhi pada demensia adalah inteligensia umum, belajar
dan ingatan, bahasa, konsentrasi, pertimbangan, dan kemampuan sosial. Dementia ditandai
oleh hendaya berat dalam memori, daya nilai, orientasi, dan kognisi. Hal ini membuat
seseorang yang telah mengalami lanjut usia tidak aktif lagi beraktvitas, padahal dari segi
kemampuan fisik atau tenaga, pasien masih mampu melakukan pekerjaan ringan hingga
sedang. Hal ini juga semakin meningkatkan angka disabilitas. (penting)(3)
Pada usia lanjut, penyakit alzheimer dan demensia multi infark merupakan penyebab yang
tersering dari demensia. Tiap penyakit atau kelainan yang melibatkan otak dapat
mengakibatkan demensia, misalnya : trauma, infeksi saraf pusat, toksin, gangguan metabolik,
tumor, gangguan peredaran darah otak, kelainan degeneratif. Dari segi gambaran klinik dikenal
berbagai bentuk demensia misalnya yang global, amnesik, afasik, visuoperseptif. Dari segi
anatomi dibedakan antara demensia kortikal dan demensia subkortikal. (Konsep Biologis)(4)
Demensia sebenarnya adalah proses penuaan. Diantara orang Amerika yang berusia 65
tahun, kira-kira 5% menderita demensia berat dan 15% menderita demensia ringan. Dari semua
pasien dengan Demensia, 50%-60% penderita demensia tipe alzheimer, yang merupakan tipe
demensia yang tersering. Tipe demensia paling sering kedua adalah demensia vaskuler yaitu
demensia yang secara kausatif berhubungan serebrovaskular(1). Demensia vaskuler berjumlah
15% -30% dari semua kasus demensia. Demensia vaskular paling sering ditemukan pada orang
yang berusia 60-70 tahun dan lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Hipertensi
merupakan predisposisi seseorang terhadap penyakit.(3) Penyebab demensia lainnya yang
sering,mencerminkan 1%-5%. (Kelayakan dan Perlu)
Demensia vascular penyebab utamanya dari penyakit vaskular serebral yang multipel
yang menyebabkan suatu pola gejala demensia. Gangguan dulu disebut sebagai demensia
multi-infark dalam DSM III R. Gangguan utamanya mengenai pembuluh darah serebral
berukuran kecil dan sedang, yang mengalami infark dan menghasilkan lesi parenkim multipel
yang menyebar pada daerah otak yang luas. Kasus infark mungkin mencakup oklusi pembuluh
oleh plak ateriosklerotik atau tromboemboli dari asal yang jauh seperti katub
jantung.(Penting)(5)
Stroke atau gangguan peredaran darah diotak, dapat menyebabkan demensia,
disamping gejala lainnya seperti lumpuh separuh badan,tidak dapat berbicara, pelo.
Kriteria demensia vaskular yang dikemukakan oleh DSM III R membutuhkan 4 hal, yaitu
1. Terdapat demensia
2. Perjalanannya bertahap, serta defisit yang dijumpai sebagian-sebagian.
3. Terdapat gangguan neurologi fokal
4. Didapatkan bukti adanya penyakit serebro-vaskular, yang merupakan penyebab
gangguan.
Gambaran klinik dapat mendiferensiasi demensia vaskular dari penyakit alzheimer, yang
paling mencolok ialah deteriorasi anak tangga(perlahan), sisa gangguan neurologi fokal yang
disebabkan oleh infark, didapatkan penyakit vaskular seperti hipertensi atau sumber emboli
dari jantung. Bila pada pemeriksaan CT-scan ditemukan infark, mungkin ia menderita demensia
vaskular atau demensia multi infark. (Aspek Biologis)
Diantara kelompok penderita stroke, prevalensi demensia cukup tinggi sekitar 26%. Pada
tahun 1990, Tatemichi menilai 252 penderita yang 3 bulan sebelumnya menderita stroke.
Didapatkannya bahwa 26,3% dari mereka menderita demensia. Angka ini lebih tinggi dari
kelompok pembanding kontrol yaitu 3,2%. (Kelayakan)
Hershey (1987) meneliti penderita yang dalam 3 bulan terakhir menderita stroke ringan
atau TIA atau RIND. Diantara mereka didapatkan 23,5% menderita demensia, 23,5% menderita
demensia borderline dan pada 53% tidak ditemukan gejala demensia. Dari penelitian demensia
cukup tinggi. Pada tiap penderita stroke harus ditelusuri apakah ada tanda demensia, baik pada
penderita stroke ringan (TIA, RIND), maupun yang berat. (Perlu)
Dalam definisi vitamin diformulasikan sebagai “suatu zat gizi yang diperlukan tubuh
dalam jumlah-jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar, karena tidak dapat disintesa
didalam tubuh.” Namun ada beberapa vitamin yang dapat dibuat didalam tubuh, zat ini disebut
precusor atau provitamin. Dan tidak semua vitamin mempunyai precusor, sehingga tetap tidak
dapat disintesa didalam tubuh.
Kognitif adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses
berfikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh
pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis,
memahami, menilai, membayangkan, dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa
diartikan sebagai kecerdasan atau intelegensi. Yang mana kognitif adalah kemampuan berfikir
dan memberikan rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan. Kognitif yang terganggu respon yang maladaptive yang ditandai oleh daya
ingat terganggu, disorientasi inkoheren dan sukar berfikir logis, dan gangguan kognitif erat
kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berfikir akan dipengaruhi oleh
keadaan otak. (penting)
Penelitian ini, merupakan penelitian yang baru dilaksanakan dengan menggunakan
asam folat+vitamin B12. Penelitian sebelumnya pernah meneliti tentang demensia vaskuler,
namun membedakan penggunaan asam folat dan vitamin B12 sebagai terapi adjuvant. (Novel)
Manfaat Penelitian:
Hipotesis Penelitian:
Skor MMSE pada penderita demensia vaskuler yang diberikan terapi adjuvant Asam Folat +
Vitamin B.12 lebih tinggi dibandingkan skor MMSE penderita demensia vaskuler yang tidak
diberikan terapi adjuvant.
Identifikasi Variabel:
Definisi Operaional:
Kriteria Objektif:
Mini Mental State Examination (MMSE) adalah sebuah alat screening yang efektif untuk
gangguan kognitif :orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, recall dan bahasa. MMSE
terbagi dalam 2 bagian. Bagian yang pertama hanya memerlukan respon vokal dan
mencakup orientasi (skor 10), memori (skor 6) dan atensi (skor 5), skor maksimum
adalah 21. Bagian kedua menguji kemampuan penamaan, mengikuti perintah verbal
dan tulisan, menulis kalimat secara spontan, dan meniru gambar poligon yang
kompleks, skor maksimum adalah 9. Total skor adalah 30.
KERANGKA TEORI
DEMENSIA
VASKULER
DEKORTIKASI HOMOSISTEIN
PERBAIKAN FUNGSI
KOGNITIF
KERANGKA KONSEP
-Regenerasi korteks
-Biosintesis Kolin
Jenis Kelamin
= variabel bebas
= variabel tergantung
= variabel kendali
= variabel antara
= variabel random