Anda di halaman 1dari 17

NORMAL DEVELOPMENT

INFANCY, CHILDHOOD
AND
ADOLESCENCE
Page 26-29
Otto Parandangi
• Pada usia 6 tahun seorang anak, belum tetrlalu mampu
menyimpan memori yang banyak. Pada usia ini, seorang
anak belajar untuk mengambil intisari dari apa yang
mereka pelajari dan mereka lihat.
• Contohnya seorang anak yang 11 tahun dan 6 tahun,
kakak beradik yang bermain game, seorang kakak akan
mampu memenangkan permainan game tersebut, namun
sang adik hanya mengetahui bagaimana memainkan
game tersebut.
• Pada usia 6-11 tahun seperti ini mereka juga mencoba
keterampilan-keterampilan baru atau meningkatkan
memori mereka, secara spontan mulai berpikir kreatif
tentang suatu yang abstrak atau mengulang informasi
atau tugas penting penting yang diberikan kepada
mereka . Biasanya meruapakan tugas rutin/sehari yang
mereka kerjakan yang biasanya disebut dengan
automatization
• Pentingnya Automatization untuk mengajarkan anak
secara otomatis, tanpa melalui perintah untuk melakukan
tugas-tugas penting, seperti tugas akademik belajar,
membaca, menyelesaikan tugas, dll. Jadi, seorang anak
tanpa diperintah akan melakukan tugasnya sendiri.
• Pada usia 6-11 tahun juga seorang anak akan mengingat
kejadian-kejadian penting yang terjadi di dalam kehidupan
mereka.
• Pada usia 6 tahun seorang anak akan mengingat dan
tidak mau memberikan kepunyaannya dengan
mengayunkan benda yang akan dipegangnya dari kiri ke
kanan atau sebaliknya, dan mencapai puncaknya pada
usia 7 atau 8 tahun.
• Setelah usia 7 tahun seorang anak akan mampu
mengingat tanggal ulang tahun mereka sendiri dan mulai
mengerti jika diberikan tugas dengan iming-iming sebuah
penghargaan
• Di samping itu, mereka sudah mampu mengspesifikkan
objek sesuai dengan karakteristiknya yang melalui proses
pendengaran dan penglihatan. Tapi hal ini tidak menajdi
patokan, tergantung dari kultur masing anak tersebut
dibesarkan
• Pemecahan masalah dan memberikan argumen, serta
mampu berpikir secara terorganisir, kreatif dan fleksibel,
sudah mampu dilakukan oleh anak yang berusia 6-11
tahun. Pada umur 6-7 tahun, seorang anak akan mampu
mengenal huruf dan angka, terus berkembang menjadi
kemampuan untuk membaca, dari membaca mulai
mengerti apa yang dibaca hingga berumur 11 tahun
• Pada usia ini juga, perkembangan kemapuan kognitif
akan mempengaruhi tingkatan seorang anak dalam
berbahasa/bercakap. Contohnya: seorang anak yang
akan mengolah informasi, dimana informasi tersebut
mulai dikelola di dalam otak melalui selective atteton and
memory dan menghasilkan kata, dari kata, yang
membentuk kalimat, kalimat yang baik dan sesuai
gramatikalnya.
• Pada usia 11 tahun, seorang anak sudah dapat mengerti
makna abstrak sederhana dari sebuah kalimat. Contoh:
ketika anak anda behasil di dalam kelasnya dan Anda
mengatakan “kamu adalah bintang kelas”. Seorang anak
akan mampu mengerti bahwa dia telah melakukan hal
yang baik dan dia disamakan dengan bintang yang
luarbiasa dibandingkan dengan yang lainnya.
• Pada usia 6 tahun seorang anak juga akan mampu
berbicara lewat telepon dengan suara yang semakin jelas
pada usai sekitar 7-8 tahun. bahkan hingga membentuk
suatu percakapan yang baik bahkan teknik mengganti
topik pembicaraan yang lain.
• Bahkan jika bertemu dengan orang yang dekat
dengannya, contoh kakeknya, seorang anak akan mampu
memulai percakapan dengan memberi kabar informasi
baru atau menanyakan sesuatu kepada kakeknya.
Namun, ha tersebut juga masih dipengaruhi oleh kultur
dan norma-norma yang ada dalam keluarga tersebut.
Emosi dan Prilaku yang Tertanam dalam
Interaksi Sosial
• Masa kanak-kanak (6-11 thn) adalah masa
perkembangan psikis antara anak dan orang lain,
termasuk di dalamnya kepercayaan diri, pengaturan
emosi, kemampuan menempatkan diri, perkembangan
moral, dan membangun hubungan dengan yang lain.
Pada usia ini, anak mulai membandingkan dirinya dengan
orang lain dan ingin dimengerti/mendapatkan
penghargaan dari guru atau orang dewasa lainnya.
Kepercayaan diri seorang anak akan berkembang ketika
seorang anak berada dalam kelompok sebayanyanya dan
mengerti posisinya atau melalui identifikasi dari penghargaan
orang lain, guru, dan teman sebayanya.

Selain itu, seorang anak juga membutuhkan kontrol terhadap


diri sendiri, terutama pada kelompok yang lebih besar, seperti
di sekolah. Contoh konrol diri/impuls, yaitu gratifikasi dan
tempramental seorang anak. Karena pada usia 6-11 tahun,
seorang anak belajar untuk melakukan sesuatu dengan
imbalan. Jika hal ini berlanjut, akan menjadi kebiasaan yang
tidak baik bagi seorang anak Melakukan aktivitas yang mereka
senangi dan belajar menyesuaikan diri dengan aturan yang
ada.
• Anak yang berumur 6-11 tahun juga mulai peduli dan
meniru sesamanya yang sama jenis kelaminnya dan
memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya,
terutama meniru orang yang sering bersamanya dan
dikaguminya. Pada fae inilah seorang anak harus melihat
sosok yang dianggap bisa menjadi panutannya sesuai
dengan jenis kelaminnya.
• Namun, dalam dunia pergaulan/ teman sepermainan,
pada umumnya anak usia 6-11 tahun tidak memilih
gender dalam bermain.
Emotional Development
• Perkembangan dan pengaturan Emosi mulai berkembang
pada usia pertengahan 6-11 tahun. Diawali pada umur 8
tahun, diaman anak mulai mengekspresikan emosi yang
dia rasakan. Walaupun, sebelum usia 6 tahun
perkembangan emosi seperti malu, merasa bersalah,
bangga, dan lain-lain telah ada, akan mengalami
pematangan setelah usia 6 tahun. Contoh: anak yang
berusia 3 tahun, jika diminta untuk tidur, anak tersebut
akan rewel, marah, dan membuat orang tuanya menjadi
frustasi. Namun, di usia 11 tahun, seorang anak yang
diminta untuk pergi tidur, biasanya akan melawan karena
ingin menonton TV. Tetapi seiring perkembangan, anak
tersebut akan menyadari bahwa dia harus pergi tidur
karena besok harus bangun pagi dan pergi ke sekolah.
• Pada usia seperti ini, seorang anak akan lebih baik jika
diberikan nasihat, seperti berdiskusi dengan anak
tersebut tentang bagaimana menurut pendapatnya secara
pribadi dan memberikan masukan yang benar
kepadanya.
• Pengaturan emosi dan prilaku seorang anak dalam usia
ini (biasanya usia 10-11 tahun), menggunakan dua
mekanisme koping adaptif yang sering digunakan ialah
problem focused coping and emotion centered coping
• Problem focused coping ialah dimana seorang anak
berfokus dalam mendefenisikan maslah tersebut, mencari
penyelesaian masalah yang mereka hadapi dan mencari
solusinya yang mungkin mereka bisa lakukan, serta solusi
alternatif lainnya.
Emotion centered coping merupakan koping dimana
seorang anak berfokus kepada pengaturan emosi dimana
seorang anak akan memlibatkan usaha-usaha untuk
mengatur emosinya dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi
atau situasi yang penuh tekanan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai