Anda di halaman 1dari 6

MENGENAL PROFESI KEPERAWATAN

• Pelayanan BIOPSIKOSOSIALSPIRITUAL pada klien (pasien) karena ketidakmampuan,


ketidakmauan dan ketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya yang
sedang terganggu. Fokus keperawatan adalah respons klien terhadap penyakit,
pengobatan dan lingkungan (Tomey, 1994).

• Memiliki body of knowledge sesuai bidang (antologi), jelas wilayah keilmuan


(epistemologi) dan aplikasi (axiologi)yang jelas berbeda dengan profesi lain, altruistik
(fokus utama pada pelayanan), memiliki wadah profesi, standar dan etika profesi,
akuntabilitas, otonomi, dan kesejawatan (Leddy & Pepper, 1993).

• Katagori Pendidikan perawat :

• Lulusan SPK (SMP + 3 tahun) yang sudah dinyatakan phasing out sejak 1982
dan dikonversikan pendidikan mereka ke jenjang DIII keperawatan

• Lulusan DIII keperawatan (SMA + 3 tahun) dengan berbagai kekhasan sesuai


dengan mulok kurikulum masing-masing institusi pendidikan.

• Lulusan program pendidikan Ners (SMA + 5 tahun) dengan jenjang S1 dan


gelar profesi Ners

• Lulusan program Pasca Sarjana dan atau Spesialis Keperawatan (Ners + 3


tahun) untuk gelar magister dan Ners spesialis dalam berbagai bidang ilmu
keperawatan.

• Lulusan program Doktoral dan atau Spesialis Konsultan

• PPNI  Regulator dengan fungsi sertifikasi dan memfasilitasi registrasi dan lisensi,
penata kehidupan keprofesian dengan fungsi; organisasi; pendidikan dan pelatihan;
pelayanan keperawatan; hukum dan politik ; pengembangan hubungan masyarakat
dan kerjasama., sebagai fasilitator dalam merespons peningkatan kesejahteraan
dengan fungsi fasilitasi pengembangan karir dan sistem penghargaan; pemasaran
dan pengembangan usaha.

 Level perawat vokasi (SPK & D III)

• Tugas rutin membantu perawat generalis menurut cara yg sdh ditentukan dan di
bawah pengawasan perawat generalis (S1 Ners).

• Tindakan dalam batas kewenangan yg ditetapkan oleh badan yg memberikan lisensi


praktik.

• Mempertanggungjawabkan tindakan dan tetap akuntabel pada perawat generalis


(S1 Ners).
 Level Perawat Generalis (S1 Ners)
• Perawat : menyelesaikan program pendidikan dasar dan umum bidang
keperawatan dan diberi kewenangan utk melakukan praktik keperawatan.
• Pendidikan dasar dan umum yg dimaksud adalah prog pendidikan formal yg
memberikan landasan luas dan kokoh dalam ilmu-ilmu biomedik, perilaku,
dan keperawatan utk melakukan praktik umum bidang keperawatan.
• Melaksanakan peran kepemimpinan dan mempersiapkan pendidikan pasca
dasar dalam bidang khusus praktik keperawatan.

 Level Perawat Spesialis (Sp)

• Bekerja diberbagai tatanan (RS,klinik, Nursing Home, industri, home care dan
komunitas)

• Berada pada level perawat lanjut baik magister atau doctoral expert pada satu
bidang tertentu (maternal, mental, komunitas,medikal bedah, anak, dst)

• Melaksanakan pengkajian, menetapkan diagnosa, nursing treatment, mengevaluasi


dan mengembangkan methode pengawasan kualitas secara mandiri.

• Sebagai konsultan, peneliti, pendidik, dan pengelola administrasi pada level tertentu.

Peran Organisasi Profesi

• Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan

• Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan

• Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan

• Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi

• Perawat adalah profesi yang sangat dekat dengan individu, keluarga dan masyarakat

• Sudah selayaknya `user` tersebut menuntut pelayanan yang profesional, apalgi


masyarakat semakin kritis dan telah menyadari hak-haknya sehingga keluhan,
harapan, laporan dan tuntutan ke pengadilan sudah menjadi suatu bagian dari
upaya mempertahankan hak mereka

keperawatan sebagai suatu profesi:


• Memiliki tubuh pengetahuan yang berbatas jelas.

• Merupakan pendidikan khusus berbasis “keahlian”, dan berada pada jenjang


pendidikan tinggi.

• Memberi pelayanan kepada masyarakat; praktek dalam bidang keperawatan.

• Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.

• Memberlakukan kode etik keperawatan dalam melaksanakan pelayanan-asuhan


keperawatan kepada masyarakat.

• Motivasi bersifat altruistik.

• Oleh karena itu perawat dituntut untuk bekerja secara profesional dalam rangka
mempertahankan Eksistensi pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu

• Bentuk pelayanan profesional ditentukan oleh berbagai aspek antara lain :

1. Sumber Daya Manusia keperawatan yang adekuat secara kuantitatif dan


kualitatif.
2. Metode penugasan atau pemberian asuhan keperawatan dan landasan metode
pendekatan kepada klien.
3. Tersedianya berbagai sumber atau fasilitas yang mendukung pencapaian
kualitas pelayanan.
4. Komitmen dari pengambil keputusan
5. Struktur organisasi , mekanisme kerja (standar-standar)
6. Kesadaran dan motivasi seluruh tenaga keperawatan

Nilai-nilai Profesional dalam Praktek Keperawatan

I. Nilai Intelektual

selama ini aspek intelektual kurang ditekankan untuk dimiliki oleh perawat. Hal ini
karena anggapan bahwa profesi keperawatan adalah suatu okupasi, sehingga tindakan
dilakukan hanya berdasarkan instruksi profesi lain. Namun sesungguhnya dalam pelayanan
profesional aspek ini sangat penting terutama untuk pemberian layanan dan asuhan
keperawatan yang berkualitas.

Asuhan keperawatan yang berkualitas merupakan suatu bentuk asuhan manusiawi yang
diberikan kepada klien, memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan

Untuk itu diperlukan beberapa komponen penting antara lain :

1. Sikap caring
2. Hubungan P-K yang terapeutik

3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

4. Kegiatan jaminan mutu (QA)

Selain itu peningkatan kualitas layanan dapat ditingkatkan melalui upaya peningkatan
pengetahuan dan kemampuan perawat dalam bentuk pendidikan formal dan informal

1. Pendidikan formal : ners generalis, ners spesialis, ners konsultan

2. Informal : continuing nurse education, kerjasama RS dengan institusi pendidikan


tinggi dan organisasi profesi

3. Kegiatan lainnya yang dapat ditempuh adalah melalui pelatihan-pelatihan, diskusi


ilmiah, penelitian dsb.

II. Nilai Komitmen Moral

Sikap perawat profesional diartikan sebagai perilaku dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan dengan memperhatikan prinsif-prinsif moral. Prinsif moral berperan penting
dalam menentukan perilaku etis dalam pelayanan asuhan keperawatan, sebagai standar umum
dalam melakukan segala sesuatu sehingga membentuk sistem etik.

Prinsif moral berfungsi membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan,
atau diijinkan dalam suatu keadaan. Terdapat beberapa prinsif moral yang sering digunakan
dalam keperawatan : Beneficience, justice, veracity, avoiding killing, fidelity.

1. Beneficience :

Merupakan prinsif untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain atau
tidak membahayakan orang lain.

2. Justice (keadilan) :

Berlaku adil untuk semua individu, artinya semua mendapat tindakan yang sama,
dalam arti bukan identik, tetapi mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan
semua orang

3.Fidelity (setia pada komitmennya) :

Meliputi menepati janji dan menyimpan rahasia serta caring (memberi perhatian,
pengharapan, kebebasan pada pasien melakukan ibadah spiritual, dan membuat pasien
sejahtera)

4.Veracity (kewajiban mengatakan yang sebenarnya dan tidak membohongi orang lain),
untuk membangun rasa saling percaya.
5.Avoiding Killing :

menekankan perawat untuk menghargai kehidupan manusia,tidak membunuh atau


mengakhiri kehidupan.

III. Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat


Merupakan 3 konsep yang saling berkaitan
1.Otonomi: perawat menghargai harkat dan martabat manusia sebaga individu yang
dapat memutuskan apa yang terbaik baginya. Perawat hrs melibatkan klien dalam
membuat keputusan yang berhubungan dgn asuhan keperawatan pasien / klien
tersebut. Hal ini tercermin dalam “informed consent”
2.Kendali : pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi PPNI
berarti mempunyai kewenangan untuk mengendalikan : praktik, menetapkan peran,
fungsi dan tanggung jawab anggotanya.
Bagi perawat  pengenalan batas peran dan kompetensi diri sendiri dalam
melaksanakan praktik keperawatan sesuai batas peraturan perundang-undangan
(keperawatan).
3.Tanggung Gugat (accountability) : Perawat bertanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap keputusan tindakan profesional.

Pengertian Keperawatan
Pada lokakarya nasional 1983, telah disepakati pengertian keperawatan sebagai
berikut :
Keperawatan adalah pel. profesional yg merup bagian integral dari pelkes
berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yg komprehensif yg ditujukan kepada individu, kelompok, dan masy. baik
sakit maupun sehat yg mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut :
‘Keperawatan adalah menempatkan psn dalam kondisi paling baik bagi alam dan
isinya untuk bertindak.’
Calista Roy (1976) mendefinisikan
‘Keperawatan merupakan definisi ilmiah yg berorientasi pd praktik keperawatan yg
memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan pd klien.’
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa :
“Keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yg bersifat humanistic
dan profesional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dgn
berpegang teguh kepada kode etik yg melandasi perawat profesional secara mandiri
atau melalui upaya kolaborasi.”

Definisi Perawat

Definisi perawat menurut UU No. 23 thn 1992 tentang kesehatan, ‘Perawat adalah mereka
yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
ilmu yg dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.’

Taylor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan ‘Perawat adalah seseorang yang


berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dgn melindungi seseorang karena
sakit, luka, dan proses penuaan.’

ICN (International Council of Nursing) tahun 1965 : “Perawat adalah seseorang yg


telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yg memenuhi syarat serta berwenang di
negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yg bertanggung jawab utk
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pelayanan penderita sakit.“

Anda mungkin juga menyukai