Anda di halaman 1dari 2

STEP 7

Hasil Belajar Mandiri:


1. Mampu memahami dan menjelaskan definisi banding dari skenario

Diagnosa Banding Demam


Pilek\Ingus
Batuk Sesak Radang Terjadi
Paru pada anak

Pneumonia + + + + + -

Ispa + + + + - +

Bronkitis + + + + - +

Asma + - + + - +

TBC + - + + + +

Sinusitis + + + + - +

Bronkopneumonia + + + + + +

a. Pneumonia : Demam terjadi karena adanya faktor infeksi dan peradangan karena
bakteri penyebab pneumonia. Pilek atau ingus yang timbul dikarenakan karena meningkatnya
sekresi mukus berlebih yang bercampur dengan cairan dan bermigrasi sampai ke rongga nasal.
Batuk yang terjadi karena bentuk respon tubuh terhadap antigen ataupun senyawa asing yang
masuk ke dalam rongga pernafasan. Sesak nafas dapat terjadi di dalam pneumonia dikarenakan
menumpuknya cairan di dalam rongga alveolus dan juga meningkatnya sekresi mukus oleh
faktor peradangan sehingga mengurangi proses ventilasi udara dalam paru. Dan radang paru
yang terjadi adalah dikarenakan efek langsung dari penetrasi bakrteri penyebab pneumonia
kedalam paru (Elizabeth, 2000).
b. ISPA : Demam yang terjadi adalah dikarenakan pajanan oleh virus dan bakteri
streptococcus. Pilek atau ingus diproduksi akibat adanya proses peradangan pada mukosa
hidung dan sistem respiratori atas. Batuk juga dapat terjadi oleh karena bentuk respon tubuh
dalam usahanya mengeluarkan senyawa asing. Sesak nafas terjadi karena sumbatan pada
rongga nasal yang notabennya adalah tempat untuk melembabkan udara, sehingga dapat terjadi
proses ventilasi maksimal. Radang paru tidak terjadi karena pada umunya penyakit ini tidak
menjalar ke saluran respiratori bawah (Elizabeth, 2000).
c. Bronkitis : Demam terjadi karena peradnagan pada dinding bronkus disertai dengan
infeksi bakteri. Pilek dapat terjadi oleh karena infeksi serta peradangan pada hidung di bronkitis
akut, dan dapat menginfeksi tonsil pada bronkitis kronis. Sementara batuk yang terjadi adalah
respon untuk mengeluarkan eksudat sputum purulen yang mengendap di dalam mukosa
bronkus. Sesak juga dapat terjadi oleh karena sumbatan pada rongga pernafasan (bronkus)
karena penumpukan pada mukosa sehingga mengurangi ventilasi udara dan juga proses difusi.
Radang paru tidak terjadi karena peradangan yang ditimbulkan hanya mencapai saluran
bronkus, tidak menuju kedalam saluran yang lebih dalam (Elizabeth, 2000).
d. Asthma : Pada asthma dapat dipengaruhi oleh demam dan flu namun hal ini bukanlah
satu satunya faktor yang dapat mempengaruhinya. Batuk dan flu pilek dapat menjadi salah satu
penyebab terjadinya asthma. Sesak nafas jelas terjadi karena proses inspirasinya cepat dan
pendek namun saat ekspirasi sangat lambat dan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan
teerjadinya penyumbatan/ obstruksi apda saluran nafas. Namun pada patofisiologi asthma,
tidak dapat menimbulkan peradangan kecuali dengan komplikasi namun dapat menyebabkan
pneumothoraks (Elizabeth, 2000).
e. TBC : Dapat terjadi demam pada pagi hari khususnya apabila jumlah tuberkulin yang
bermakna bisa menembus pertahanan nafas dan sistem imun paru. Pilek atau ingus tidak dapat
terjadi, namun dapat mengeluarkan sputum purulen yang kental karena proses perahanan tubuh
yang dapat meningkatkan sekresi mukus di sepanjang saluran nafas. Mekanisme batuk dapat
terjadi oleh karena reaksi tubuh terhadap senyawa asing. Sesak nafas adalah manifestasi dari
berkurangnya proses ventilasi pada alveolus. Dan peradangan paru, disebabkan oleh reaksi
antara sistem imun dengan bakteri Mycobacterium tuberculosis (Elizabeth, 2000).
f. Sinusitis : Demam dapat terjadi oleh karena proses peradangan dan infeksi pada saluran
nafas atas, atau lebih tepatnya pada mukosa hidung. Batuk pilek juga dapat terjadi oleh karena
sekresi mukus berlebih di mukosa hidung. Mekanisme batuk dapat terjadi jika terdapat reagen
yang menginduksi mekanisme batuk. Sesak nafas dapat terjadi karena saluran nafas utama
yaitu hidung mengalami sumbatan yang nyata sehingga udara yang masuk tidak mengalami
proses pelembaban dan mengurangi proses ventilasi udara. Peradangan paru tidak terjadi
namun dapat menjadi penyebab komplikasi yang menimbulkan peradangan paru (Elizabeth,
2000).
g. Bronkopneumonia : Didahului oleh infeksi traktusrespiratoris bagian atas selama
beberapa hari, suhu tubuh naik mendadak hingga 39-40 derajat celcius dan kadang disertai
kejang karena tingginya demam. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan cepat dan dangkal
disertai pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar
hidung dan mulut. Kadang juga disertai muntah dan diare. Batuk ditemukan setelah beberapa
hari, dari kering hingga menjadi produktif. Pada auskultasi terdengar ronki basah nyaring halus
dan sedang (Ngastiyah, 2005).

Elizabeth J. Corwin,BSN,PhD. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai