Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan merupakan ujung
tombak pelayanan kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan
dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi
sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari Upaya Kesehatan
Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya
kesehatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di seluruh Indonesia. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui pendekatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta merupakan kesepakatan
global maupun nasional.
Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Wajib adalah Promosi Kesehatan, Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Pengobatan. Sedangkan upaya
kesehatan pengembangan adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja puskesmas serta disesuaikan
dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan antara lain Upaya
Kesehatan Sekolah, Perkesmas, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia
Lanjut dan Kesehatan Tradisional.
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan
harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan kegiatan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis untuk menghasilkan luaran (output)
puskesmas secara efektif dan efisien. Kegiatan manajemen puskesmas terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Seluruh kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
Dalam rangka menyelenggarakan kegiatan puskesmas tersebut, maka UPT Puskesmas
Barimba menyusun Perencanaan Lima Tahun sebagai kerangka acuan dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan di puskesmas guna pencapaian program, sasaran dan kegiatan
selama kurun waktu 5 tahun ke depan (2016-2020).
Dengan berpedoman pada renstra maka diharapkan semua kegiatan akan lebih
terencana, lengkap dan akurat sehingga dapat mencapai target baik dalam kualitas maupun
kuantitas program kegiatan serta memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat pada
umumnya. Penyusunan renstra ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Prov. Kalimantan
Tengah dan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas. Adapun penetapan
kegiatan dalam renstra didasarkan pada pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan.

B. Tujuan
1. Menjabarkan gambaran umum dan upaya kesehatan UPT Puskesmas Barimba dalam
rangka mewujudkan visi dan misi Puskesmas.
2. Mewujudkan keterpaduan arah, strategi, keselarasan program dan kegiatan sesuai dengan
target dan sasaran yang ditetapkan.
3. Sebagai kerangka acuan dalam melaksanakan operasionalisasi kegiatan Puskesmas guna
pencapaian program, sasaran dan kegiatan secara terpadu, terarah dan terukur.
4. Adanya tolok ukur sebagai bahan evaluasi kinerja tahunan program kegiatan Puskesmas
Barimba.
5. Menjabarkan visi, misi, program kerja puskesmas ke dalam program kegiatan untuk
periode waktu 2016-2020.
6. Memberikan pedoman bagi penyusunan rencana kerja tahunan yang dituangkan dalam
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP).
7. Memberikan pedoman atau kerangka acuan dalam penyusunan instrument pengendalian,
pengawasan dan evaluasi program kegiatan guna pencapaian program, sasaran dan
kegiatan.

C. Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang urut yang harus dilakukan untuk
mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna.
Perencanaan Tingkat Puskesmas diartikan sebagai proses penyusunan rencana kegiatan
Puskesmas pada tahun yang akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk mengatasi
masalah atau sebagian masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
D. Ruang Lingkup
Perencanaan Tingkat Puskesmas mencakup semua kegiatan yang termasuk dalam
Upaya Kesehatan Wajib, Upaya Kesehatan Pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya. Perencanaan Tingkat
Puskesmas disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap persiapan
2. Tahap Analisa Situasi
3. Tahap penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Tahap penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Renstra UPT Puskesmas Barimba sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Pengertian
D. Ruang Lingkup
E. Sistematika Penulisan
Bab II : Mekanisme Perencanaan Tingkat Puskesmas
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan
B. Upaya Kesehatan
Bab III : Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas
A. Tahap Penyusunan
B. Analisa Situasi
C. Penyusunan Rencana
D. Tahap Penyusunan RUK
Bab IV : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
MEKANISME PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan


Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / MENKES / SK /II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa fungsi Puskesmas
adalah:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas pokok pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk melaksanakan
tugas pokok tersebut, Puskesmas mempunyai fungsi:
1. Pelayanan upaya kesehatan meliputi kesejahteraan ibu dan anak, KB, perbaikan Gizi,
perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan, pemberantasan penyakit, imunisasi,
pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, Usaha Kesehatan Sekolah, olah raga,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut,
laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja serta usia lanjut, upaya kesehatan jiwa,
kesehatan khusus lainnya dan pencatatan serta laporannya.
2. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan,
sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembentukan sarana dan
pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu, poliklinik kesehatan desa, unit
pelayanan kesehatan swasta serta kader pembangunan kesehatan.
3. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan bidang
kesehatan di wilayah, pengembangan kegiatan swadaya masyarakat.
4. Pengelolaan ketatausahaan
Penjabaran tugas pokok pada masing-masing unit adalah sebagai berikut:
1. Kepala Puskesmas :
a. Memberikan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya
b. Melaksanakan pelayanan upaya kesehatan meliputi kesejahteraan ibu dan anak, KB,
perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan
penyakit, imunisasi, pembinaan kesehatan lingkungan, PKM, Usaha Kesehatan sekolah,
Olah raga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi
dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan lanjut usia,
upaya kesehatan jiwa, kesehatan mata dan pencatatan serta pelaporannya
c. Pembinaan upaya kesehatan, peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan,
sarana pelayanan kesehatan, pelaksanaan rujukan medik, pembentukan sarana dan
pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu, poliklinik kesehatan desa, unit
pelayanan kesehatan swasta serta kader pembangunan kesehatan.
d. Pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan bidang
kesehatan di wilayahnya, pengembangan kegiatan swadaya masyarakat
e. Melakukan upaya pengelolaan ketatausahaan
2. Sub Bagian Tata Usaha:
a. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian.
b. Melaksanakan penatausahaan keuangan dan akuntansi puskesmas.
c. Melaksanakan pengelolaan surat-surat dan hubungan masyarakat.
d. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan, urusan umum dan membuat perencanaan serta
pelaporan.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
3. Pelaksana Unit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis yang meliputi segala penyehatan lingkungan.
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi segala usaha pelayanan dan usaha
pencegahan pemberantasan penyakit termasuk imunisasi.
d. Melaksanakan kegiatan pengawasan, perkembangan dan pemakaian alat-alat kesehatan
dan obat-obatan.
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk pengamanan
dan pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
4. Pelaksana Unit Kesehatan Keluarga:
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pembinaan teknis yang meliputi segala usaha pelayanan ibu dan
anak dan keluarga berencana serta lansia.
c. Melaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
melaksanakan pencegahan dan penanggulangan masalah gizi dalam masyarakat.
d. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
5. Pelaksana Unit Pemulihan Kesehatan:
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan,
kesehatan gigi dan mulut.
c. Melaksanakan koordinasi kegiatan atas semua kebutuhan pelayanan medis.
d. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
e. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
6. Pelaksana Unit Kesehatan Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat
a. Melaksanakan kegiatan dan usaha untuk menyelenggarakan tugas dan kebijakan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan, usaha kesehatan sekolah dan olah raga,
penyuluhan kesehatan masyarakat, serta perawatan kesehatan masyarakat yang meliputi
segala usaha dan kegiatan pemberian informasi kesehatan.
c. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis tenaga kesehatan non medis /
tradisional
d. Melaksanakan pembinaan dan pengarahan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan lingkungan.
e. Melaksanakan pengawasan yang meliputi segala usaha kegiatan untuk pengamanan dan
pelaksanaan tugas.
f. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
7. Puskesmas Pembantu:
Membantu melakukan kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.

B. Upaya Kesehatan
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global
serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas.
Meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan PTM
f. Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan yang ada di Puskesmas Barimba
meliputi:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
c. Posyandu
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa (Rujukan)
f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
g. Upaya Pembinaan Kesehatan Tradisional
BAB III
TAHAP PENYUSUNAN PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS
A. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara:
1. Kepala Puskesmas membentuk Tim Penyusun Perencanaan Tingkat Puskesmas yang
anggotanya terdiri dari staf Puskesmas.
2. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan
Perencanaaan Tingkat Puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, Dinas Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan.
VISI
Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Kapuas Hilir bertujuan untuk mendukung dan
melaksanakan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas “Kapuas Sehat Yang Mandiri”
maka visi pelayanan kesehatan yang menjadi cita-cita oleh UPT Puskesmas Barimba
adalah:
“TERCAPAINYA MASYARAKAT KAPUAS HILIR YANG SEHAT DAN
MANDIRI”
MISI
Sedangkan Misi yang di lakukan oleh UPT Puskesmas Barimba dalam mencapai tujuan
dari Visi tersebut:
1. Memberdayakan masyarakat Kapuas Hilir untuk mandiri di bidang kesehatan
2. Memberikan pelayanan kesehatan prima
3. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
4. Mendorong masyarakat dan keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat
TATA NILAI
BARIMBA
BA : Melakukan tugas dan tanggung awab, tolong menolong dan
(Bekerjasama) tanggap untuk mencapai visi dan misi puskesmas
RIM : Dalam memberikan pelayanan, insan UPT Puskesmas Barimba
(Ramah, selalu penuh empati, berpikiran positif, ikhlas dan bermutu serta
Profesionalisme) berprinsif pada senyum salam dan sapa.
BA : Kerja keras yang diupayakan oleh seluruh karyawan karyawati
(Terbaik) adalah semangat kerja untuk memberikan pelayanan yang terbaik
dalam setiap kesempatan. Pelayanan dalam hal promotif, prefentif,
kuratif dan rehabilitatif bagi setiap pasien diupayakan sebaik san
seefektif mungkin.
MOTTO UPT PUSKESMAS BARIMBA:
BAjenta, RIgas, Mait, BAjoha (Ramah, Cekatan, Manjur, Murah Hati)

B. Analisa Situasi

1. Data Umum:
UPT Puskesmas Barimba
a. Kondisi Geografis
Puskesmas Barimba merupakan salah satu dari 18 (delapan belas) Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas yang terletak di
Kecamatan Kapuas Hilir
Berdasarkan geografis wilayah kerja Puskesmas Barimba meliputi batas-
batas wilayah sebagai berikut:
o Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pulau Petak
o Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan
o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kapuas Timur
o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Selat
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas Barimba membawahi/ melayani
5 kelurahan dan 3 Desa sebagai wilayah tanggung jawabnya. Kelurahan dan Desa
tersebut antara lain :
o Kelurahan Mambulau
o Kelurahan Hampatung
o Kelurahan Dahirang
o Kelurahan Barimba
o Kelurahan Sei Pasah
o Desa Sei Asam
o Desa Bakungin
o Desa Saka Batur
b. Kependudukan
Jumlah penduduk yang tersebar di 5 Kelurahan dan 3 desa dalam wilayah
kerja Puskesmas Barimba sebanyak 13.636 jiwa, terdiri dari 6.820 laki-laki dan
6.816 perempuan. Penyebaran penduduk pada masing-masing desa berdasarkan
jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Gambaran Penyebaran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
UPT Puskesmas Barimba Tahun 2017
JUMLAH PENDUDUK
NO KELURAHAN / DESA TOTAL
Laki laki Perempuan
1 Mambulau 1.298 1.332 2.630
2 Hampatung 1.003 921 1.924
3 Dahirang 560 631 1.191
4 Barimba 823 840 1.663
5 Sei Pasah 653 609 1.262
6 Sei Asam 1.032 949 1.981
7 Bakungin 613 570 1.183
8 Saka Batur 838 964 1.802
Jumlah 6.820 6.816 13.636
Sumber : Pengumpulan Data Base oleh UPT Puskesmas Barimba 2017

Tabel 3.2
Gambaran Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga
UPT Puskesmas Barimba Tahun 2017
JUMLAH
RATA-RATA
KELURAHAN/ JUMLAH RUMAH
NO JIWA/RUMA
DESA PDDK TANGGA
H TANGGA
(KK)
1 Mambulau 2.630 828
2 Hampatung 1.924 675
3 Dahirang 1.191 376
4 Barimba 1.663 506
5 Sei Pasah 1.262 354
6 Sei Asam 1.981 651
7 Bakungin 1.183 391
8 Saka Batur 1.802 492
Jumlah 13.636 4273
Sumber : Pengumpulan Data Base oleh UPT Puskesmas Barimba 2017

c. Sosial Ekonomi
Penduduk yang mendiami sebagian besar wilayah UPT Puskesmas Barimba
mayoritas menggantungkan hidupnya dengan mencari nafkah sebagai petani, swasta
dan PNS. Mata pencaharian lain yang dilakoni adalah sebagai pedagang, buruh
bangunan, biro jasa, dan lain-lain.
d. Data Cakupan
Tabel 3.3
Data Cakupan Indikator Kinerja UPT. Puskesmas Barimba
Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA
No Jenis Pelayanan Indikator
Indikator Kinerja Cakupan
SPM
A Penyelenggaraan 1 Cakupan kunjungan ibu hamil (K-4) 316 95%
Pelayanan 2 Cakupan komplikasi kebidanan yang 12 80%
Kesehatan Dasar ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh 302 90%
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 302 90%
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang 2 80%
ditangani
6 Cakupan Kunjungan Bayi 287 90%
7 Cakupan desa / kelurahan UCI 8 100%
8 Cakupan pelayanan anak balita 1,076 90%

9 Cakupan pemberian makanan pendamping 15 100%


ASI pada anak usia (6-24 bulan)
10 Cakupan balita gizi buruk mendapatkan 100%
perawatan
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 495 100%
dan setingkat
12 Cakupan peserta KB aktif 2,544 70%
13 Cakupan penemuan dan penanganan 0,000032
penderita penyakit : per
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000
100.000 penduduk < 15 tahun pddk < 15
tahun tiap
tahunnya
b. Penemuan penderita pneumonia balita 100%
c.
Penemuan pasien baru TB BTA positif 100%
d.
Penderita DBD yang ditangani 100%
e.
Penemuan penderita diare 100%
• • Cakupan Pelayanan Kesehatan 100%
Dasar Pasien Masyarakat Miskin
B Penyelenggaraan • • Cakupan pelayanan kesehatan 100%
Pelayanan rujukan pasien masyarakat miskin
Kesehatan Rujukan 16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 100%
yang harus diberikan sarana kesehatan RS
Kab / Kota
C Penyelenggaraan 17 Cakupan desa / kelurahan mengalami KLB 100%
Penyelidikan yang dilakukan penyelidikan epidemiologi
Epidemiologi dan < 24 jam
Penanggulangan
KLB
D Penyelenggaraan 18 Cakupan desa siaga 8 80%
Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
Masyarakat

e. Data Sumber Daya


Jumlah pegawai di UPT. Puskesmas Barimba sampai dengan akhir Tahun 2016
sebanyak 32 orang.

Tabel 3.4
Data Ketenagaan di UPT. Puskesmas Barimba
Tahun 2016

PMK No.75
No. Jenis Tenaga Yang Ada Keterangan
Th 2014

PUSKESMAS
1. Dokter Umum 0 1
2. Dokter Gigi 1 1
3. Perawat/Perawat Gigi 7 5 +2
4. Bidan 4 4
5. Tenaga Kesmas 1 2
6. Tenaga Kesling 1 1
7. Analis - 1
8. Tenaga Gizi 1 1
9. Tenaga Farmasi - 1
10. Tenaga Administrasi 4 3 +1
11. Pekarya 1 2 -1
Jumlah 20 22 -2
PUSKESMAS PEMBANTU ( 4 Pustu)
1. Perawat 3 4 -1

Jumlah 3 4 -1

POLINDES/POSKESDES ( 8 Desa )

1. Bidan Desa 9 8 +1
Jumlah 9 8 +1
UPT Puskesmas Barimba 32 34 -2

f. Jaringan Pelayanan
Puskesmas Barimba didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas yang terdiri dari:
2) 4 (empat) Puskesmas Pembantu (Pustu):
a) Pustu Mambulau
b) Pustu Sei Asam
c) Pustu Bakungin
d) Pustu Saka Batur
3) 3 (tiga) Polindes, 5 (lima) Poskesdes:
b) Poskesdes Mambulau
c) Poskesdes Hampatung
d) Poskesdes Dahirang
e) Polindes Barimba
f) Polindes Sei Pasah
g) Poskesdes Sei Asam
h) Poskesdes Bakungin
i) Polindes Saka Batur

C. Penyusunan Rencana
Penetapan tujuan dan sasaran
Untuk meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan,
Pemerintah telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan
masyarakat miskin melalui Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
Jamkesmas diberikan kepada masyarakat miskin yang masuk dalam daftar kuota yang telah
diusulkan dan disahkan oleh Bupati. Jamkesmas digunakan untuk membiayai pelayanan
kesehatan yang bersifat kuratif.
Sedangkan masyarakat miskin yang tidak masuk kuota, menjadi tanggungan Bupati dan
atau Pemerintah Daerah. Untuk membiayai masyarakat miskin non kuota maka Pemerintah
Kabupaten harus menyediakan anggaran melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah
(Jamkesda).
Selain itu, untuk pelaksanaan kegiatan rutin di Puskesmas, Pemerintah Daerah
mengalokasikan anggaran melalui APBD yang disahkan oleh DPRD dengan rincian
kegiatan yang telah ditetapkan.
Mulai tahun 2010, pemerintah pusat meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan yaitu
Dana dukungan/bantuan kepada pemerintah daerah dalam melaksanakan SPM Bidang
Kesehatan untuk pencapaian MDGs Bidang Kesehatan tahun 2015 melalui peningkatan
kinerja Puskesmas dan jaringannya seta Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Pemanfaatan dana BOK di Kab.
Kapuas telah diatur melalui Surat Keputusan Bupati Kapuas.
Pemerintah juga melakukan suatu terobosan dalam upaya menurunkan AKI dan AKB yang
masih tinggi melalui Jaminan Persalinan (Jampersal) dengan maksud untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dan aman bagi semua ibu hamil dan
bersalin yang belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan lainnya. Dengan program
jampersal ini diharapkan bahwa masyarakat mendapat pelayanan kesehatan secara mandiri
dan berkeadilan yang mana semua ibu hamil dan bersalin mendapat jaminan pembiayaan
untuk persalinannya dan dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk persalinannya.
Pembiayaan yang diberikan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama (Puskesmas)
meliputi:
1) Pemeriksaan kehamilan 4 kali
2) Persalinan normal di fasilitas kesehatan
3) Pelayanan nifas normal 3 kali termasuk KB pasca persalinan
4) Pelayanan bayi baru lahir
D. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Analisa Masalah
1. Pembiayaan dan Perkesmas
a. Dari seluruh responden bila ada anggota keluarga yang sakit berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan 94,48%, ke tempat selain fasilitas pelayanan kesehatan 1,44%.
b. Dari seluruh responden yang memanfaatkan sarana kesehatan 94,48%, yang tidak
memanfaatkan sarana kesehatan karena sulit dijangkau dan tidak ada biaya 1,44%.
c. Dari seluruh responden dengan jarak rumah ke fasilitas kesehatan kurang dari 1 km
68,00% dan lebih dari 10 km 32,00%.
d. Dari seluruh responden 54,34% yang memiliki sarana transfortasi ke fasilitas
kesehatan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
e. Dari seluruh responden 47.57% yang memiliki jaminan kesehatan seperti
Jamkesmas, KIS, BPJS, ASKES dan yang tidak punya jaminan kesehatan 52,43%.
2. KIA/KB
a. Dari seluruh responden ibu hamil dan yang memiliki balita yang
merencanakan persalinan dan melakukan pertolongan persalinan dengan dukun
kampung ada 7,59% dan dengan bidan desa 92,41%.
b. Pemeriksaan kehamilan 4 kali ada 73,24% dan sedikit yg tidak lengkap 7,04%
c. Anak terakhir telah memperoleh imunisasi lengkap 93,89%
d. Bayi dan Balita di Posyandu minimal 8 kali/tahun ada 97,65% dan yang tidak 2,35%
e. PUS dengan menggunakan alat kontrasepsi 86,67% dan yang tidak 13,33%
f. Usia ibu saat menikah dibawah 20 tahun 58,51% dan yang di atas 30 tahun 1,06%
3. Gizi
a. Dari keseluruhan responden terdapat 8,13% yang ada balita dengan status gizi
kurang/buruk.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 6,60% yang tidak melakukan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dengan alasan ASI tidak keluar, ibu habis operasi dan
karena kurang pengetahuan akan hal tersebut.
c. Dari keseluruhan responden yang memiliki anak terakhir terdapat 6,60% yang
tidak memberikan ASI pertama kali keluar (kolostrum) dengan alasan karena bayi
tidak mau menyusu dan tidak bisa menyusu, serta ASI tidak keluar.
d. Dari keseluruhan responden yang memiliki anak terakhir terdapat 88,16%
memberikan ASI kepada bayi kurang dari 6 bulan serta 11,84% yang tidak
memberikan ASI dengan alasan ASI tidak keluar, sudah diberikan makanan
tambahan, lapar, dan menangis terus, serta diasuh oleh keluarga.
e. Dari keseluruhan responden yang memiliki anak terakhir terdapat 1,61% yang
memberikan makanan pendamping dari bahan pabrik dengan alasan praktis dan
tidak repot serta ketidak tahuan.
f. Dari keseluruhan responden yang memiliki balita terdapat 12,09% yang tidak
pernah mendapatkan vit A setiap bulan Februari dan Agustus dengan alasan belum
pernah ke Posyandu & bepergian saat bulan tersebut.
4. Imunisasi
a. Dari keseluruhan responden terdapat 6,11% yang tidak memperoleh imunisasi
lengkap.
5. P2 ISPA (Inpeksi Saluran Pernafasan Akut)
a. Dari keseluruhan responden hanya terdapat 33,47% yang tidak pernah menderita
penyakit ISPA 3 bulan terakhir ini.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 3,98% penderita ISPA adalah kelompok BAYI
(0-11 bulan)
6. P2 Diare
a. Dari keseluruhan responden terdapat 72,54% yang tidak pernah menderita penyakit
Diare 3 bulan terakhir ini.
7. P2 DBD (Demam Berdarah) dan Malaria
a. Dari keseluruhan responden terdapat 92,52% yang tidak pernah menderita penyakit
Demam Berdarah 3 bulan terakhir ini.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 4,00% yang menderita penyakit Demam
Berdarah dari golongan anak-anak umur 6-12 tahun.
8. P2 TB Paru
a. Dari keseluruhan responden terdapat 8,53% menderita TB Paru dan sedang
mendapatkan pengobatan secara teratur.
9. P2 Kusta
a. Dari keseluruhan responden terdapat 1,50% yang menderita penyakit Kusta serta
telah mendapatkan pengobatan lengkap.
10. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
a. Dari keseluruhan responden laki-laki terdapat 24,59% penderita penyakit Diabetes
Melitus dan telah mendapatkan perawatan dan kunjungan rumah.
b. Dari keseluruhan responden perempuan terdapat 19,67% penderita penyakit
Diabetes Melitus dan telah mendapatkan perawatan dan kunjungan rumah.
c. Dari keseluruhan responden laki-laki terdapat 26,27% penderita penyakit Hipertensi
dan telah mendapatkan perawatan dan kunjungan rumah.
d. Dari keseluruhan responden perempuan terdapat 42,37% penderita penyakit
Hipertensi dan telah mendapatkan perawatan dan kunjungan rumah.
11. PKPR, UKS/UKGS (Upaya Kesehatan Sekolah/Upaya Kesehatan Gigi Sekolah)
a. Dari keseluruhan responden terdapat 67,34% remaja mendapat perdidikan sex serta
penkes tentang narkoba.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 77,51% remaja melakukan hal yang positif
pada saat waktu senggangnya. Dan di wilayah tempat tinggalnya ada organisai
remaja yaitu 40,39% responden memanfatkannya.
12. PROMKES (Promosi Kesehatan)
a. Dari keseluruhan responden terdapat 62,81% merupakan perokok aktif
b. Dari keseluruhan responden terdapat 4,22% merupakan ketergantungan minum
alkohol
c. Sebagian besar responden yaitu 90,70% perilaku mencuci tangan menggunakan
sabun.
d. Dari keseluruhan responden terdapat 63,75% yang telah melaksanakan PSN.
e. Dari keseluruhan responden terdapat 97,80% yang mandi terbiasa 2 kali sehari.
f. Dari keseluruhan responden terdapat 5,19% yang terbiasa minum air tanpa dimasak
terlebih dahulu.
g. Dari keseluruhan responden terdapat 8,41% yang mengatakan BAB tidak di jamban
(BAB di sembarang tempat, atau di sungai).
h. Dari keseluruhan responden terdapat 29,59% yang mengatakan terbiasa membuang
sampah disembarang tempat.
i. Dari keseluruhan responden terdapat 52,05% yang mengatakan tidak terbiasa
melakukan aktifitas fisik.
13. KESLING (Kesehatan Lingkungan)
a. Dari keseluruhan responden terdapat 13,53% tidak mempuntai jamban keluarga.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 1,99% lantai keramik, 8,68% lantai semen,
89,08% lantai papan.
c. Dari keseluruhan responden terdapat 65,05% sumber air menggunakan air sungai
dan sumur.
d. Dari keseluruhan responden terdapat 41,95% tidak mempunyai tempat pembuangan
sampah.
e. Dari keseluruhan responden terdapat 79,37% pembuangan air limbah secara
sembarangan dan terbuka.
f. Dari keseluruhan responden terdapat 4,76% rumah tidak mempunyai jendela dan
ventilasi yang memadai.
g. Dari keseluruhan responden terdapat 10,33% rumah tidak mempunyai ruang tidur
terpisah.
h. Dari keseluruhan responden terdapat 51,46% rumah tidak memiliki langit-langit.
i. Dari keseluruhan responden terdapat 6,30% kandang ternak menempel dengan
rumah (kurang dari 10 meter jarak kandang ternak dari rumah)
14. Kesehatan Tradisional TOGA Dan BATTRA
a. Dari keseluruhan responden terdapat 25,26% yang memiliki Taman Obat Keluarga
lebih dari 5 jenis tanaman.
b. Dari keseluruhan responden terdapat 32,55% keluarga mengkonsumsi Jamu
Tradisional.
15. POSLANSIA DAN POSBINDU
a. Dari keseluruhan responden terdapat 60,51% lansia memanfaatkan Poslansia sebagai
tempat pelayanan kesehatannya setiap bulan.

Tabel 3.5
Prioritas Masalah dengan metode USG program Pembiayaan dan Perkesmas

No Masalah U S G Total

1. Sebagian besar masyarakat belum 4 4 4 12


memiliki jaminan kesehatan

Tabel 3.6
Proiritas Masalah dengan metode USG program KIA/KB

No Masalah U S G Total

1. Perencanaan persalinan dan pertolongan 5 5 5 15


persalinan oleh tenaga kesehatan

2. Usia ibu saat menikah di bawah 20 4 4 5 13


tahun

3. Pemeriksaan kehamilan lengkap 4 4 5 13

4. PUS menggunakan kontrasepsi 3 3 4 10

Tabel 3.7
Prioritas Masalah dengan metode USG program Gizi

No Masalah U S G Total

1. Ada keluarga yang memiliki balita 5 4 5 14


dengan status Gizi kurang

2. Ada bayi yang setelah lahir tidak 2 3 4 9


dilakukan IMD dalam 1 jam pertama

3. Ada bayi yang tidak diberikan ASI 2 3 4 9


pertama kali keluar (Kolostrum)

4. Ada bayi yang tidak diberikan ASI 3 3 3 9


Exlusive

Tabel 3.8
Prioritas Masalah dengan metode USG program Imunisasi

No Masalah U S G Total

1 Desa tidak UCI tahun 2016 yaitu


2 2 4 8
sebanyak 4 Kelurahan/ Desa.

Tabel 3.9
Prioritas Masalah dengan metode USG program ISPA

No Masalah U S G Total

1. Penderita ISPA pada bayi dan Anak- 5 4 3 12


anak

Tabel 3.10
Prioritas Masalah dengan metode USG program Diare

No. U S G Total
Masalah
1. Penderita Diare 5 5 5 15

Tabel 3.11
Prioritas Masalah dengan metode USG program DBD & Malaria

No. Masalah U S G Total

1. Penderita Demam Berdarah pada


anak-anak 5 4 5 14

2. Pelaksanaan PSN 5 5 5 15

Tabel 3.12
Prioritas Masalah dengan metode USG program TB Paru

No Masalah U S G Total

1. Penderita TB Paru mendapat 4 5 5 14


pengobatan lengkap

Tabel 3.13
Prioritas Masalah dengan metode USG program Kusta

No
Masalah U S G Total
1. Masih ada temuan kasus baru Kusta 2 4 5 11

Tabel 3.14
Prioritas Masalah dengan metode USG program Posbindu PTM

No Masalah U S G Total
1. Penyakit Diabetes Melitus 3 3 4 10

2. Penyakit Hipertensi 3 3 4 10

Tabel 3.15
Prioritas Masalah dengan metode USG program Posyandu Lansia

No Masalah U S G Total

1. Menurut masyarakat tidak ada


Posyandu Lansia di desanya 5 5 4 14

2. Masyarakat memanfaatkan dan pergi 5 4 4 13


ke Posyandu Lansia

Tabel 3.16
Prioritas Masalah dengan metode USG Kesehatan Jiwa

No Masalah U S G Total

1. Penderita gangguan jiwa dirawat di


rumah saja. 5 4 4 13
2. Penderita gangguan jiwa yang
dipasung 4 4 4 12

Tabel 3.17
Prioritas Masalah dengan metode USG program UKS/UKGS

No Masalah U S G Total

1. Pelaksanaan UKS setiap tahun sekali 3 3 5 11


di sekolah

Tabel 3.18
Prioritas Masalah dengan metode USG program Promkes

No. U S G Total
Masalah
1. Masyarakat sebagai perokok aktif 4 4 5 13

2. Ketergantungan mengkonsumsi 5 4 5 14
alcohol

3. Mencuci tangan menggunakan sabun 4 3 5 12

4. Minum air tanpa dimasak 4 4 4 12

5. Tidak biasa melakukan aktifitas fisik 3 4 4 11

6. Terbiasa membuang sampah 3 4 5 12


disembarangan

Tabel 3.19
Prioritas Masalah dengan metode USG program Kesling

No Masalah U S G Total

1. Kebiasaan masyarakat yang buang air 3 2 4 9


besar disungai tidak memiliki jamban
sehat

2. Kurangnya sarana air bersih 3 2 3 8

3. Sanitasi masih belum memenuhi syarat 3 4 4 11

4. Kandang ternah tidak memenugi syarat 3 4 5 12


kesehatan dari tempat tinggal/rumah

5. Rumah memiliki ventilasi dan jendela 3 4 4 11


yang kurang memenuhi syarat

Tabel 3.20
Prioritas Masalah dengan metode USG program
Kesehatan Tradisional dan TOGA

No Masalah U S G Total

1. Memiliki Taman Obat Keluarga dengan 3 4 5 12


jenis tanaman lebih dari 5 macam

2. Konsumsi Jamu Tradisional 3 4 5 12


3. Pemecahan Masalah

Tabel 3.21
Pemecahan Masalah Pembiayaan dan Jamkesmas

Alternatif
Prioritas Penyebab
No Pemecahan
masalah Masalah
masalah
1. Sebagian besar a. Kurangnya pengetahuan a. Sosialisasi ke
masyarakat masyarakat tentang masyarakat tentang
belum menjadi pentingnya kepesertaan JKN
peserta JKN JKN b. Edukasi kepada
b. Birokrasi kepesertaan JKN masyarakat
agak rumit c. Pengadaan leaflet
c. Kurangnya sosialisasi dan tentang kepesertaan
informasi tentang JKN.
kepesertaan JKN d. Kerjasama lintas
d. Kebiasaan pola pikir sektor
masyarakat berobat bila e. Sosialisasi di setiap
hanya sakit saja ruangan
e. Kantor layanan informasi
JKN hanya dikabupaten
saja
Masyarakat miskin tidak
punya dana khusus untuk
kepesertaan JKN

Tabel 3.22
Pemecahan Masalah Program KIA/KB

Alternatif
Prioritas Penyebab
No pemecahan
masalah Masalah
masalah
1. Usia ibu saat a. Budaya daerah setempat a. Sosialisasi tentang
menikah di usia saat pernikahan
bawah 20 b. Tingkat pendidikan yang yang ideal
tahun relative rendah

c. Belum adanya regulasi


yang mengawasi

2. Pemeriksaan a. Kurang kesadaran akan a. Sosialisasi tentang


kehamilan pentingnya pemeriksaan kelas ibu hamil
sebagian kehamilan secara lengkap
belum lengkap b. Kerjasama lintas
sektor dalam
melibatkan kader

c. Mengadakan kelas
ibu hamil sesuai
jadwal yaitu 4 kali
dalam setiap kelas

d. Penyediaan tablet Fe

3. PUS sebagian a. Masih ingin mempunyai a. Sosialisasi tentang


tidak anak KB
menggunakan
kontrasepsi b. Tidak cocok dengan
beberapa jenis kontrasepsi

4. Perencanaan a. Budaya percaya pada dukun a. Mengadakan


persalinan dan kampong Kemitraan dengan
pertolongan dukun kampung
persalinan oleh b. Sarana penyuluhan kurang yang melibatkan
tenaga unsur Tripika ,
kesehatan c. Tidak punya jaminan Toma, Toga dan
kesehatan Aparat desa

d. Ekonomi keluarga rendah b. Pelatihan APN


untuk bidan
e. Transportasi yang sulit
c. Kerjasama lintas
f. Fasilitas tempat pertolongan sektor untuk
persalinan tidak ada meningkatkan peran
dan kesejahteraan
g. Peran kader kurang kader

h. Peran lintas sector d. Mengundang sektor


terkait saat
i. Dukun kampung masih pertemuan
aktif
e. Penyuluhan tentang
j. Pengetahuan rendah komplikasi
persalinan
k. Target ibu hamil tidak
sesuai data riil PWS

l. Efektifitas kelas bumil

m Kemitraan dengan dukun


kampung kurang

Tabel 3.23
Pemecahan Masalah Program Gizi
Prioritas Alternatif Pemecahan
No Penyebab Masalah
Masalah Masalah
1. Ada keluarga a. Pengetahuan masyarakat a. Menggalakkan kelas
yang kurang tentang IMD, Ibu hamil dan kelas
memiliki pentingnya pemberian balita bekerja sama
balita dengan kolostrum dan ASI dengan PKK,
status Gizi Eklusive, pemberian MP- BKKBD/BKB
kurang ASI, pengetahuan b. Pemberian edukasi
masyarakat tentang bahan & melakukan
makanan local dan bahan pembinaan.
makanan pengganti, jumlah c. Penyegaran kader
pemberian makanan kepada Posyandu
balita yang bisa berakibat
balita status gizi kurang.
b. Kesadaran masyarakat
rendah tentang pemberian
makanan yang bergizi
terbiasa dengan perilaku
turun temurun/nenek
moyang
c. Keterbatasan dana dalam
pemenuhan makanan yang
seimbang
d. Anggaran dana cenderung
di keluarkan untuk
kebutuhan lain di luar
pemenuhan makanan
seimbang
e. Letak geografis pemukiman
penduduk yang jarang
jarang, jarak jauh dari
ketersediaan pangan (pasar)
f. Bahan pangan lokal yang
tersedia di daerah
pemukiman masyarakat
tidak lengkap
g. Tidak tersedianya alat
transportasi menuju
Posyandu atau fasilitas
kesehatan untuk memantau
pertumbuhan dan
memeriksa kesehatan anak
sarana pos penimbangan
fasilitas kesehatan jauh
h. Tidak ada tindak lanjut dari
masyarakat terhadap
penyuluhan yang
disampaikan
i. Inisiatif/kurangnya
pemberdayaan

2. Bayi tidak di a. Pengetahuan masyarakat a. Mengaktifkan kader


berikan ASI mengenai ASI exclusif yang telah dilatih
Exlusif masih kurang Pemberian Makanan
Adanya anggapan dari Bayi dan Anak
b. masyarakat ASI exlusif saja (PMBA)
tidak cukup untuk b. Perlu peran lintas
memenuhi kebutuhan bayi Sector/PKK
Penggunaan media dalam
kegiatan penyuluhan ASI
c. exlusif kurang sehingga
kurang menarik perhatian
masyarakat

3. Bayi setelah a. Kurangnya pengetahuan a. Mengaktifkan kader


lahir tidak masyarakat mengenai yang telah dilatih
dilakukan IMD pentingnya IMD Pemberian makanan
(Inisiasi b. Penggunaan media pada bayi dan anak
Menyusu Dini) saat kegiatan penyuluhan (PMBA)
IMD kurang sehingga b. Perlu peran lintas
kurang menarik perhatian sektor (PKK
masyarakat

4. Bayi yang a. Pengetahuan masyarakat a. Mengaktifkan kader


tidak diberikan tentang pentingnya ASI yang telah dilatih
Kolostrum pertama kali keluar Pemberian makanan
(ASI yang baru (kolostrum) masih kurang bayi dan anak
pertama kali b. Masih ada anggapan (PMBA)
keluar) masyarakat bahwa ASI b. Perlu peran lintas
yang baru pertama kali sektor (PKK)
keluar adalah ASI yang
tidak baik/basi

Tabel 3.24
Pemecahan Masalah Imunisasi

Prioritas Alternatif Pemecahan


No Penyebab Masalah
Masalah Masalah
1. Terdapat 4 a. Sosialisasi tentang a. Meningakatkan
(empat) desa Imunisasi kurang sosialisasi ke
yang tidak UCI b. Bahan untuk penyuluhan masyarakat tentang
kurang pentingnya
c. Budaya masyarakat Imunisasi
d. Pengetahuan rendah Koordinasi dengan
e. Target Dinas terlalu tinggi b. Dinas untuk
klarifikasi target
Peran kader
c. memotivasi
masyarakat untuk
mengimunisasi
anaknya
Mengadakan lomba
d. untuk Imunisasi
dasar lengkap (IDL)

Tabel 3.25
Pemecahan Masalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan)

No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah
1. Penderita a. Kurangnya penyuluhan a. Meningkatkan
ISPA pada PHBS (Prilaku Hidup Penyuluhan tentang
anak-anak Bersih dan Sehat) penyakit ISPA
b. Kurangnya pengetahuan (Infeksi Saluran
masyarakat tentang cara Pernapasan Akut)
membuang dahak yang b. Kerjasama lintas
benar bila batuk sektor
mengandung dahak
c. Kurangnya alat pendukung
kegiatan seperti LCD, Mic,
dan lain-lain sehingga
kurang menarik perhatian
masyarakat

Tabel 3.26
Pemecahan Masalah Diare

No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah
1. Penderita Diare a. Anggapan masyarakat a. Edukasi dengan
bahwa penyakit Diare pemberian leaflet
merupakan penyakit yang dan penyuluhan
ringan dan bisa diatasi di tentang penyakit
rumah Diare dan PHBS
b. Pengetahuan masyarakat
kurang tentang cara
penanganan penyakit Diare
Kurangnya penyuluhan
c. Ekonomi keluarga rendah
sehingga keluarga enggan
memeriksakan diri.

Tabel 3.27
Pemecahan Masalah DBD (Demam Berdarah) & Malaria

No Prioritas Masalah
Penyebab Alternatif Pemecahan
Masalah Masalah
1. Penderita a. Kurangnya penyuluhan a. Meningkatkan
Demam Berdarah tentang rumah dan Geber PSN
dan Malaria lingkungan sehat b. Penyuluhan tentang
b. Kurangnya pengetahuan rumah dan
masyarakat lingkungan sehat
c. Budaya masyarakat rumah
panggung
d. Kurangnya
informasi tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan

2. Masih ditemukan a. Masih ada anggapan a. Melatih kader


kasus Malaria masyarakat tentang Jumantik
dan DBD penyakit Malaria b. Perlunya alokasi
(Demam merupakan penyakit guna- dana untuk
Berdarah) guna atau kutukan melakukan survey
b. Masyarakat tidak berada di jentik dengan lintas
tempat pada saat diadakan sektor
kunjungan survey kontak,
PE karena pola masyarakat
sebagai pekerja tambang di
daerah lain
c. Kurangnya pengetahuan
masyarakat mengenal gejala
dini penyakit Malaria &
DBD sehingga pada saat
dibawa ke fasilitas
kesehatan sudah mengalami
komplikasi
Tabel 3.28
Pemecahan Masalah TB Paru

No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah Masalah
1. Penderita TB a. Kurangnya pemeriksaan a. Meningkatkan
Paru masih suspek / tersangkaTB paru penyuluhan tentang
ditemukan penyakit TB paru
b. Kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam b. Perlunya pro aktif
mengenal gejala penyakit dari petugas pustu
TB paru sehingga pada saat poskesdes
dibawa ke fasilitas
kesehatan sudah mengalami c. Kerjasama lintas
komplikasi dan penularan sektor dalam
perekrutan kader TB
c. Masih ada anggapan paru desa
masyarakat bahwa batuk
darah di sebabkan karena d. Mengadakan
guna- guna dan kena racun pelatihan kader TB
semprotan rumput, sehingga
masyarakat tidak langsung
memeriksakan diri ke
fasilitas kesehatan

d. Metode yang digunakan


hanya melalui penyuluhan
saja tidak menggunakan
video sehingga kurang
menarik perhatian
masyarakat

e. Pola masyarakat yang


bekerja sebagai pekerja
harian, bertani dan
berkebun, sehingga apabila
masyarakat mengikuti
kegiatan dari puskesmas,
maka akan mengurangi
penghasilan sebagai mata
pencaharian masyarakat.

f. Kurangnya alat pendukung


kegiatan seperti microfon,
LCD dan lain-lain sehingga
kegiatan kurang menarik
perhatian masyarakat
g. Kurangnya informasi
kemasyarakat tentang
kegiatan yang akan
dilaksanakan seperti jadwal
kegiatan, waktu dan tempat
pelaksanaan serta sasaran
kegiatan

h. Tidak ada pengawas minum


obat.
Ketidakpatuhan pasien
dalam minum obat
Pada saat memeriksakan
diri ke puskesmas sdh
mengalami komplikasi

Tabel 3.29
Pemecahan Masalah Kusta

No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah Masalah
1. Masih ada a. Metode penyuluhan yang a. Penyuluhan
penderita Kusta digunakan hanya dengan kesehatan tentang
baru penyuluhan saja tidak di penyakit kusta
sertai dengan Metode yang dengan
lain seperti video tentang menggunakan video,
penyakit Kusta sehingga leaflet/brosur
kurang menarik perhatian
masyarakat b. Kerjasama dengan
lintas sektor dalam
b. Kurangnya alat pendukung perekrutan kader
kegiatan seperti microfon, kusta
LCD dan lain-lain sehingga
kegiatan kurang menarik c. Mengadakan
perhatian masyarakat pelatihan kder Kusta

c. Kurangnya informasi d. Meningkatkan


kemasyarakat tentang penjaringan
kegiatan yang akan penyakit Kusta
dilaksanakan seperti jadwal
kegiatan, waktu dan tempat e. Meningkatkan
pelaksanaan kegiatan survey kontak
d. Kurangnya pengetahuan Kusta
masyarakat dalam
mengenal kasus dini Kusta f. Perlunya kerjasama
sehingga pada saat di bawa lintas seor
ke fasilitas kesehatan sudah
mengalami kecacatan dan
penularan
e. Masih ada anggapan dari
masyarakat bahwa penyakit
Kusta merupakan penyakit
kutukan/memalukan

f. Masyarakat tidak berada di


tempat pada saat ada
kegiatan berupa kunjungan
survey kontak
serumah,maupun
penjaringan karena pola
masyarakat sebagai pekerja
harian, bertani dan
berkebun

g. Kurangnya informasi
kemasyarakat tentang
kegiatan yang akan
dilaksanakan seperti jadwal
kegiatan, waktu dan tempat
kegiatan serta sasaran
kegiatan

Tabel 3.30
Pemecahan Masalah Posyandu Lansia

No Prioritas Penyebab Alternatif


Masalah Masalah Pemecahan
Masalah
.1. Menurut a. Kurangnya sosialisasi dan a. Sosialisasi tentang
masyarakat penyuluhan mengenai Posyandu Lansia
tidak ada Posyandu Lansia kepada masyarakat
Posyandu b. Data USILA (Usia Lanjut) bekerjasama dengan
Lansia di tidak akurat bidan wilayah
desanya c. Kader Posyandu Lansia masing-masing desa
tidak pernah dilatih b. Mengadakan
2. Masyarakat d. Kurangnya peran kader pelatihan kader
memanfaatkan Posyandu Lansia Posyandu Lansia
dan pergi ke e. Tidak ada penyakit yang di c. Melakukan
Posyandu derita pendataan USILA
Lansia f. Posyandu Lansia belum (Usia Lanjut) di
terbentuk di semua desa semua desa
g. Kurangnya informasi d. Perlu pembuatan
tentang kegiatan Posyandu brosur atau leaflet
Lansia ke masyarakat e. Perlu penambahan
kader posyandu
lansia
Tabel 3.31
Pemecahan Masalah Kesehatan Jiwa

No Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan


Masalah Masalah Masalah
1. Penderita a. Penghasilan keluarga a. Penyuluhan dan
gangguan jiwa kurang sehingga keluarga penjaringan
dirawat di tidak mampu membawa penderita penyakit
rumah saja penderita ke Rumah Sakit jiwa
Jiwa. b. Perlunya peran serta
b. Keluarga tidak memiliki antara Kepala Desa
kartu JKN (Jaminan dengan Dinas Sosial
Kesehatan Nasional)
c. Masih ada anggapan
masyarakat bahwa penyakit
jiwa merupakan penyakit
kutukan
d. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
penanganan dan perawatan
penderita penyakit jiwa
Kurangnya penjaringan
e. penderita penyakit jiwa

Tabel 3.32
Pemecahan Masalah UKS/UKGS (Usaha Kesehatan Sekolah/Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

No Prioritas Penyebab Alternatif


Masalah Masalah Pemecahan
Masalah
1. Pelaksanaan a. Kebiasaan masyarakat a. Sosialisasi, edukasi
UKS setahun mengobati sendiri bila dan penyuluhan
sekali di mengalami sakit gigi tentang pentingnya
laksanakan di b. Penyuluhan PHBS kesehatan gigi dan
sekolah-sekolah (Perilaku Hidup Bersih dan mulut
Sehat) kurang b. Pengadaan alat
c. Kurangnya pengetahuan peraga KESGILUT
masyarakat cara (Kesehatan Gigi dan
penanganan sakit gigi Mulut)
d. Di fasilitas kesehatan tidak c. Penyuluhan PHBS
mencabut gigi bila dalam di masyarakat
keadaan sakit.
Tabel 3.34
Pemecahan Masalah PROMKES (Promosi Kesehatan)

No Prioritas Penyebab Alternatif


Masalah Masalah Pemecahan
Masalah
1. Perokok Aktif a. Kurangnya promosi a. Sosialisasi dan
kesehatan baik itu melalui edukasi tentang
penyuluhan, pembagian PHBS
2. Ketergantungan leaflet dan lain-lain
alcohol b. Meningkatkan peran
b. Kurangnya peralatan untuk serta masyarakat
menunjang kegiatan seperti setempat
3. Cuci tangan LCD, micropon dan lain-
pakai sabun lain c. Peningkatan
pengetahuan secara
4. Minum air tanpa c. Kurangnya informasi ke dini di sekolah-
dimasak masyarakat tentang sekolah.
kegiatan yang akan di
5. Tidak terbiasa laksanakan seperti jadwal
melakukan kegiatan, waktu dan tempat
aktivitas fisik kegiatan

6. Terbiasa
membuang
sampah
disembarang
tempat

Tabel 3.35
Pemecahan Masalah KESLING (Kesehatan Lingkungan)

No Prioritas Penyebab Alternatif


Masalah Masalah Pemecahan
Masalah
1. Kebiasaan a. Geografi berada di bantaran a. Penyuluhan PHBS
masyarakat sungai (Perilaku Hidup
BAB di sungai b. Keterbatasan lahan Bersih dan Sehat)
tidak memiliki c. Kebiasaan masyarakat yang b. Bekerjasama dengan
Jamban sehat turun menurun lintas sektor dalam
d. Keterantungan masyarakat membangun jamban
terhadap bantuan sehat
Pengetahuan kurang tentang
e. jamban sehat sederhana
Peran serta masyarakat
kurang
f. Kurangnya koordinasi lintas
sektor
g. Sumber media/informasi
kurang
h. Kurangnya penyuluhan
PHBS
i.

Tabel 3.36
Pemecahan Masalah Kesehatan Tradisional Battra (TOGA, Pengobat Tradisional dan
Komplementer)

No Prioritas Penyebab Alternatif


Masalah Masalah Pemecahan
Masalah
1. Memiliki Taman a. Masih rendahnya a. Peningkatan
Obat Keluarga pengetahuan masyarakat pengetahuan,
dengan jenis terhadap manfaat dar kemampuan dan
tanaman lebih TOGA kemauan
dari 5 macam masyarakat dalam
b. Belum adanya sosialisasi rangka
2. Konsumsi Jamu terhadap ASMAN dan melaksanakan
Tradisional pemanfaatan TOGA asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan Tingkat Puskesmas ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah
satu pegangan dalam penyusunan dan pembinaan Perencanaan Tingkat Puskesmas di
daerah. Dengan demikian Puskesmas diharapkan mampu menyusun rencana kegiatan
tahunannya secara optimal berdasarkan besarnya masalah yang dihadapi dan kemampuan
sumber daya yang ada, dengan tetap mengembangkan dan membina peran serta
masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
Saran bagi pemerintah khususnya Puskesmas:
a. UPT Puskesmas Barimba diharapkan dapat menambah petugas Analis,
Kefarmasian dan dokter dalam upaya penyelenggaraan kesehatan secara
keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.
b. UPT Puskesmas Barimba bisa mengajukan melalui Dinas Kesehatan untuk
pengadaan sarana dan prasarana berupa ruangan untuk konseling, laboratorium
khusus untuk kegiatan penyelenggaraan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
optimal.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
a. Tenaga kesehatan diharapkan KIE ditingkatkan dan dapat lebih profesional dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
b. Tenaga kesehatan diharapkan bisa berkerja sama dengan kader-kader PKK,
RT/RW, Kepala desa setempat untuk meningkatkan kesehatan kepada seluruh
masyarakat.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan dapat banyak lebih berpartisipasi dalam upaya
meningkatan kesehatan secara mandiri seperti aktif dalam berkonsultasi kepada
petugas kesehatan tidak hanya datang ke Puskesmas saat sakit saja.

Anda mungkin juga menyukai