KEJANG DEMAM
Disusun oleh :
Khaula Sugira (10542049213)
Pembimbing :
dr. Hushaemah Syam, Sp. A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
KATA PENGANTAR
Khaula Sugira
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan gangguan kejang yang paling sering saat masa
anak – anak, dan terjadi berhubungan dengan usia.1 Kejang demam adalah
bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang
mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 380C dengan metode pengukuran
suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intra kranial.2,3
Menurut data dari WHO, terdapat 2 – 5% anak – anak di Amerika Utara
didiagnosis dengan kejang demam dan mencapai 14% pada daerah Asia, dengan
yang tipe yang paling banyak adalah kejang demam sederhana ( 65 – 90%). Anak
– anak dengan kejang demam biasanya berusia 6 bulan hingga 5 tahun; dengan
usia puncak yaitu 18 hingga 24 bulan.4,5 Untuk Indonesia itu sendiri, diperkirakan
mencapai 2-4% pada tahun 2008.6
Sebagian besar kejang demam merupakan kejang demam sederhana, tidak
menyebabkan menurunnya IQ, epilepsi, dan kematian. Kejang demam dapat
berulang yang kadang menimbulkan ketakutan dan kecemasan pada keluarga.
Saat pasien datang dengan kejang disertai demam, dipikirkan tiga kemungkinan,
yaitu: (1) kejang demam, (2) pasien epilepsi terkontrol dengan demam sebagai
pemicu kejang epilepsi, (3) kejang disebabkan infeksi sistem saraf pusat atau
gangguan elektrolit akibat dehidrasi.
Prognosis kejang demam baik, kejang demam bersifat jinak. Angka
kematian hanya 0,64% - 0,75%. Sebagian besar penderita kejang demam sembuh
sempurna, sebagian berkembang menjadi epilepsi sebanyak 2-7%. Walaupun
prognosis kejang demam baik, bangkitan kejang demam cukup mengkhawatirkan
bagi orang tuanya. Kejang demam juga dapat mengakibatkan gangguan tingkah
laku serta penurunan intelegensi dan pencapaian tingkat akademik.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : R.A.S.
No.Rm : 29.01.71
Tanggal lahir : 18/12/2014
Umur : 3 tahun 7 bulan
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Asmil matoangin
Agama ` : Islam
Ruang : DAHLIA, kelas II E
B. IDENTITAS KELUARGA
Nama ayah :S
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : TNI
Pend. Terakhir : SMA
Status Kesehatan : Sehat
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status present
Keadaan umum : Lemas / GCS = 15 (compos mentis)
Berat Badan : 14 kg
Panjang Badan : 96.5 cm
Status Gizi : Gizi baik (diantara garis -1 dan median )
2. Tanda Vital
Tekana Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 86 x/ menit
Pernapasan : 30 x/menit
Suhu : 37,60C
3. Status generalis
Pucat (-) Telinga : otore (-)
SIanosis (-) Mata : conjungtivitis (-), cekung (-
Tonus : Baik )
Ikterus (-) Hidung : Rinore (-)
Turgor : Baik Bibir : Kering (-)
Kepala : Normocephal Lidah : Kotor (-)
Muka : Simetris Sel. Mulut : stomatitis (-)
Rambut : Hitam, tidak mudah di cabut Leher : Kaku kuduk (-)
Ubun ubun besar: menutup (+) Kulit : DBN
Tenggorok : DBN
Tonsil : DBN
Thorax Jantung
Inspeksi : Inspeksi:
Simetris kiri dan kanan Ictus cordis tidak tampak
Retraksi dinding dada (-) Palpasi :
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Vocal fremitus : TDE Perkusi :
Perkusi: Batas kiri : linea midclavicularis
Sonor sinistra
Auskultasi Batas kanan : linea parasternalis
Bunyi Pernapasan : vesikuler dextra
Bunyi tambahan: Rh -/- Wh -/- Batas atas ICS III sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I dan II murni,
regular
Bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Alat kelamin : Tidak dievaluasi
Datar, ikut gerak napas Leher : Tasbeh (-)
Palpasi : Col. Vertebralis : skoliosis (-),
Gibbus (-)
Limpa : tidak teraba
Hati : tidak teraba
Nyeri tekan (-)
Perkusi :
Tympani
Auskultasi
Peristaltik (+) kesan normal
E. HASIL LABORATORIUM
Darah Rutin (02 Agustus 2018)
Wbc : 12.8 x10^3/mm^3
Rbc : 5.16 x10^6/mm^3
Plt : 294x10^3/mm^3
Hgb : 11,4 g/dl
F. TINDAK LANJUT
A Kejang Demam
Follow up 1 S Demam (+), nyeri perut (+), kejang - IVFD RL 16 tpm
03-08-2018 (-), BAB encer > 5 kali, mual (-), - Paracetamol infus 150 mg
O Ku : Lemas /GCS: 15
(Composmentis)
TD :100/60 mmHg
Nadi: 124 x/menit
Pernapasan: 26 x/menit
Suhu: 36.8 0C
O Ku : Lemas / GCS: 15
(Composmentis)
TD : 100/70 mmHg
Nadi: 98 x/menit
Pernapasan: 28x/menit
Suhu: 38,90C
A
GEA
Kejang Demam
O KU: Lemas/GCS: 15
(Composmentis)
TD : 100/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 30 x/menit
Suhu : 37.6 0C
A GEA
Kejang Demam
Follow up 6 S Demam (-),sesak (-), mual (-), - Aff infus
08-08-2018 muntah (-), sakit kepala (-), sakit - PCT syr 3 x 7.5 mg
perut (-), batuk (-). (kp)
BAB : Baik - Zinkid syr 2x 1 cth
BAK : Lancar, warna kuning - Boleh pulang hari ini
Selera makan : Kurang
Selera minum : Baik
O
TD : 100/ 60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Pernapasan : 90 x/menit
Suhu : 36,50C
A GEA
Kejang Demam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 380C
dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh proses
intra kranial.2,3
Berdasarkan International League Against Epilepsy (ILAE), kejang
demam merupakan kejang selama masa kanak – kanak setelah usia 1 bulan,
yang berhubungan dengan penyakit demam tanpa disebabkan infeksi sistem
saraf pusat, tanpa riwayat kerjang neonates dan tidak berhubungan dengan
kejang simptomatik lainnya.7
B. EPIDEMIOLOGI
Kejang demam merupakan jenis kejang yang paling sering pada anak –
anak, biasanya merupakan kejadian tunggal dan tidak berbahaya. Kejang
demam lebih sering terjadi pada anak laki – laki dibandingkan anak perempuan
dengan perbandingan 1,25 :1.8
Berdasarkan studi populasi, angka kejadian kejang demam di Amerika
Serikat dan Eropa 2–7%, sedangkan di Jepang 9–10%. Dua puluh satu persen
kejang demam durasinya kurang dari 1 jam, 57% terjadi antara 1-24 jam
berlangsungnya demam, dan 22% lebih dari 24 jam.2 Sekitar 30% pasien akan
mengalami kejang demam berulang dan kemudian meningkat menjadi 50%
jika kejang pertama terjadi usia kurang dari 1 tahun. Sejumlah 9–35% kejang
demam pertama kali adalah kompleks, 25% kejang demam kompleks tersebut
berkembang ke arah epilepsi.1,7
C. ETIOLOGI
Penyebab kejang demam hingga kini belum diketahui dengan pasti.
Kejang demam dapat dipicu oleh proses infeksi ekstrakranium. Infeksi ini
menyebabkan naiknya suhu tubuh yang berlebihan (hiperpireksia) sehingga
timbul kejang. Penelitian Nelson dan Ellenberg (1978) serta Lewis (1979)
menunjukkan pencetus kejang demam terbanyak adalah infeksi saluran napas
atas (38%), diikuti dengan otitis media (23%), pneumonia (15%),
gastroenteritis (7%), roseola infantum (5%), dan penyakit non infeksi (12%).
Imunisasi juga dapat menjadi penyebab kejang demam namun insidennya
sangat kecil.8
D. KLASIFIKASI
Kejang demam menurut Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam
IDAI 2016 memiliki 2 bentuk yakni kejang demam kejang demam sederhana
dan kejang demam komplek. 80% dari kasus kejang demam merupakan kejang
demam sederhana sedangkan 20% kasus adalah kejang demam komplek.2
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
2. Pungsi Lumbal
J. Penatalaksanaan
1. Saat Kejang
2. Saat Demam
d. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral
atau rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan <10 kg dan 10 mg
untuk berat badan >10 kg), sebanyak 3 kali sehari, dengan dosis
maksimum diazepam 7,5 mg/kali. Diazepam intermiten diberikan selama
48 jam pertama demam. Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis
tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia, iritabilitas, serta
sedasi.
a. Kejang fokal
K. Prognosis
L. Komplikasi
Terdapat bukti bahwa kejang demam berhubungan dengan peningkatan
risiko terjadinya epilepsy, terdapat 2 – 4% anak berkembang menjadi
epilepsy dengan riwayat kejang demam. Walaupun diketahui bahwa kejang
demam sederhana tidak memiliki komplikasi kedepannya, risiko berkembang
menjadi epilepsy sebanyak 57% jika kejang demam fokal, berlangsung lama,
dan berulang.12
M. Pencegahan
Untuk pencegahan terjadinya kejang demam dan komplikasinya, keluarga
pasien dapat di edukasi untuk menyediakan obat penurun panas jika sudah
ada tanda – tanda akan terjadi demam. Jika anaknya sudah kejang dapat
diberikan pertolongan pertama yaitu anti kejang yang dimasukkan melalui
rektal. Dan diberitahu, apabila kejnag berlanjut dapat membawa anaknya ke
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
DISKUSI
Kejang demam adalah bangkitan kerjang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 380C
dengan metode pengukuran suhu apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intra
kranial. Hal ini sesuai dengan anamnesis yang dilakukan bahwa ibu pasien
mengatakan setelah adanya demam tinggi yang diikuti dengan kejang. Pasien juga
memiliki faktor resiko kejang demam yaitu riwayat kejang demam pada usia 6
bulan dan riwayat keluarga yang menderita kejang demam.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain: Kesadaran: apakah terdapat
penurunan kesadaran, Suhu tubuh: apakah terdapat demam, Tanda rangsang
meningeal: kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Kernique, Lasuque dan pemeriksaan
nervus cranial, Tanda peningkatan tekanan intrakranial: ubun ubun besar (UUB)
membonjol, papil edema, Tanda infeksi di luar susunan saraf pusat seperti infeksi
saluran pernapasan, faringitis, otitis media, infeksi saluran kemih dan lain
sebagainya yang merupakan penyebab demam, dan Pemeriksaan neurologi: tonus,
motorik, reflex fisiologis, reflex patologis. Pemeriksaan fisis juga berguna untuk
mendiagnosis kejang demam dan menyingkirkan apakah terdapat infeksi
intracranial yang menyebabkan kejang. Pada pasien ini, tidak didapatkan proses
infeksi intracranial sehingga dapat mendukung diagnosis kejang demam. Dan
pada pasien ini didapatkan infeksi pada saluran pencernaan.
Berdasarkan teori, pemeriksaan penunnjang yang dibutuhkan adalah
pemeriksaan laboratorium, pungsi lumbal, EEG dan radiologi. Pada pasien ini
hanya dilakukan permeriksaan darah rutin untuk mengetahui evaluasi dari
infeksinya, tidak dilakukan pungsi lumbal, EEG dan radiologi karena tidak
terdapat indikasi untuk dilakukan pemeriksaan tersebut.
Selama perawatan di Rumah Sakit, pasien mendapatkan terapai cairan,
antipiretik (paracetamol infus 150 mg), antikonvulsan (diazepam), Zinkid syrup ,
antibiotik (Cefotaxime). Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa
penatalaksanaan kejang demam yaitu diberikan antipiretik, antikonvulsan dan
mengobati penyebab yang mendasari timbulnya demam pada pasien.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Disarankan untuk ibu penderita tetap waspada kepada anaknya jika demam
sudah terjadi untuk tetap menyediakan antipiretik dirumah dan juga siap
antikonvulsan jika kejang terjadi.
Jika kejang telah berlanjut lama, segera dibwa ke fasilitas kesehatan terdekat
DAFTAR PUSTAKA
1. Chung S. 2014. Febrile Seizure. Korea: Korean J Pediatr. No. 57(9) Hal. 384–
395.
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Rekomendasi Penatalaksaan Kejang
Demam. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
3. Fakultas Kedokteran UI. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga.
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
4. Millar JS. 2006. Evaluation and Treatment of The Child With Febrile Seizure.
America: Am Fam Physician. No. 10
5. Farell K. 2011. The Management of Febrile Seizure. BC Med J. Vol. 53, No.
6
6. Kakalang JP. 2016. Profil Kejang Demam di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
RSUP Prof Dr R D Kandau Manado Periode Januari 2014 – Juni 2016.
Manado: Jurnal E-Clinic. Vol. 4 No. 2
7. Arief RF. 2015. Penatalaksanaan Kejang Demam. Jakarta: Indonesian
Journal. Vol. 42 No.9
8. Nindela R. 2014. Karakteristik Penderita Kejang Demam di Instalasi Rawat
Inap Bagian Anak RS Muhammad Hoesin Palembang. Palembang: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan. Vol 1 No. 1. Hal 41-45
9. Mikari, M A. Hani, A J. Febrile Seizure. In Kliegmen, R M. Nelson Textbook
of Pediatrics. 20th Edition. Philadelphia: Elsavier. 2016 Hal .59
10. Arif, R F. Continuing Medical Education: Penatalaksanaan Kejang Demam.
2015: 42(9).
11. Paul, V K. Bagga, A. Ghai Essential Pediatrics. 8th Edition. CBS Publisher.
Hal .556-7.
12. Seinfeld S. Recent Research on Febrile Seizures: A Review. USA: J Neurol
Neurophysiol. 2013. Volume 4 Issue 4.
Skor Dehidrasi
Tanggal 02 Agustus 2018
Kriteria 1 2 3
Keadaan Umum Gelisah, Lemas,
Baik Lemas
Mengantuk, syok
Mata Biasa Cekung Sangat Cekung
Mulut Biasa Kering Sangat Kering
Pernafasan < 30x/ menit 30 – 40x/menit >40x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi 120 –
< 120x/menit >140x/menit
140x/menit
Interpretasi:
6 : Tidak Dehidrasi
7 - 12 : Dehidrasi Ringan – Sedang
≥ 13 : Dehidrasi Berat