Anda di halaman 1dari 4

PROSES BISNIS AP2B

1. Sistem Mahakam Tahun 2017


Sistem Mahakam pada tahun 2017 terdiri dari 3 (tiga) Subsistem, yaitu Subsistem
Samarinda, Subsistem Balikpapan dan Subsistem Bontang. Subsistem Balikpapan
dan Samarinda dihubungkan oleh saluran transmisi sepanjang 75,4 kmr dari GI
Harapan Baru di Samarinda ke GI Karang Joang di Balikpapan, sedangkan Subsistem
Samarinda dan Bontang dihubungkan oleh saluran transmisi sepanjang 51,46 kmr
dari GI Muara Badak di Samarinda ke GI Teluk Pandan di Bontang. Pengoperasian
ketiga subsistem dikendalikan oleh Dispatcher PLN AP2B Kaltim di Balikpapan
yang bertugas mengelola interkoneksi saluran transmisi 150 kV, manajemen energi
serta switching di sistem 150 kV, serta switching 20 KV di Gardu Induk. Saluran
interkoneksi ini melayani fungsi penyaluran energi listrik ke PLN Area Samarinda,
PLN Area Balikpapan dan PLN Area Bontang yang meliputi Kotamadya Balikpapan,
Kotamadya Samarinda, Kotamadya Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sistem Mahakam saat ini terdiri dari 15 buah Gardu Induk, 29 sirkit transmisi 150
kV dengan panjang 949,58 kms, dan Jumlah Trafo yang beroperasi 28 Unit dengan
total 920 MVA. GI Kuaro dan GI Petung terintekoneksi dengan Sistem Barito
Kalselteng melalui interkonektor Kuaro-Tanjung. Berikut ini peta kelistrikan di
Sistem Mahakam sampai tahun 2017.
SASARAN & KEBIJAKAN MUTU AP2B SISTEM KALTIM

Kinerja Perusahaan merupakan target utama yang selalu dijadikan acuan bagi
perusahaan dalam setiap gerak langkahnya untuk menciptakan keselarasan antara
proses bisnis dengan tujuan dasar yang hendak dicapai dengan memperhatikan nilai
dasar perusahaan, maka disusun Sasaran dan Kebijakan Mutu PT. PLN (Persero) Area
Penyaluran Dan Pengatur Beban Sistem Kaltim sebagai berikut :

SASARAN MUTU :
PT. PLN (Persero) Area Penyaluran Dan Pengatur Beban Sistem Kaltim menetapkan
Sasaran Mutu dalam proses bisnis menyalurkan & mengatur beban untuk mencapai
kepuasan pelanggan sebagai berikut:
1. Proses Pengaturan Operasional Sistem Tenaga Listrik Mahakam:
 Frekuensi dalam batas kisaran operasi normal (50 ± 0,2 Hz), kecuali
penyimpangan
dalam waktu singkat (10 menit) pada kisaran (50 ± 0,5 Hz), sedangkan
selama
kondisi gangguan, frekuensi berada pada batas minimum sebesar 48,4 Hz
dan batas
maksimum sebesar 51,5 Hz.
 Susut Transmisi maksimal 1,5 %.
 Penyampaian laporan Neraca Energi maksimal tanggal 10 setiap bulan.
2. Proses Pemeliharaan Gardu Induk dan Peralatannya :
 Respon gangguan yang mengakibatkan padam pelanggan paling lambat 1,5
jam sejak laporan gangguan diterima.
 Recovery gangguan paling lambat 6 jam setelah laporan ganguan diterima.
 Zero gangguan akibat internal trafo Gardu Induk.
 Zero gangguan Gardu Induk akibat power supply DC.
 Penyampaian laporan Pemeliharaan maksimal tanggal 10 setiap bulan.
3. Proses Pemeliharaan Sarana Penunjang Operasional Sistem Scada dan
Telekomunikasi:
 Ketersediaan peralatan SCADA & Telekomunikasi ≥ 99 %.
 Recovery gangguan SCADA & Telekomunikasi paling lambat 5 hari setelah
laporan gangguan diterima.
 Penyampaian laporan Availability maksimal tanggal 5 setiap bulan.
4. Proses Pelayanan Administrasi dan SDM:
 Penyelesaian verifikasi berkas tagihan yang sudah lengkap, benar, dan jelas
dikirim ke wilayah maksimal 5 hari kerja.
 Usulan pekerjaan (nota dinas & RAB) mengacu pada PRK yang ada di
RKAP dan melampirkan kartu penyerapan anggaran oleh bidang keuangan
maksimal 2 hari kerja.
 Proses SPPD Level 3 sampai dengan input di SAP maksimal 3 hari sejak
berkas diterima.
 Zero Accident terkait kecelakaan kerja.
 Penyampaian laporan Penyerapan AO/AI & Persediaan Material maksimal
tanggal 5 setiap bulan.
KEBIJAKAN MUTU :
PT. PLN (Persero) Area Penyaluran Dan Pengatur Beban Sistem Kaltim dengan ini
menyatakan komitmennya yaitu :
 Meningkatkan pelayanan secara berkesinambungan untuk mencapai
kepuasan pelanggan sesuai peraturan dan undang-undang yang berlaku.
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
 Meningkatkan kompetensi SDM perusahaan sesuai kebutuhan.
 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara konsisten dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
kerja.
 Mengelola proses bisnis ketenagalistrikan sesuai kaidah GCG (Good
Corporate Governance).
 Meningkatkan efisiensi perusahaan.
Kebijakan mutu tersebut diatas dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh manajemen
dan karyawan PT. PLN (Persero) Area Penyaluran Dan Pengatur Beban Sistem
Kaltim pada semua tingkatan di Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai