Oleh:
Universitas Jember
2018
DAFTAR ISI
Daftar isi………………………………………………………………………………… ii
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………. 1
Bab 3 Penutup………………………………………………………………………….. 10
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….. 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar orang beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang
pebisnis tidak perlu mengindahkan aturan-aturan, prinsip-prinsip serta nilai moral yang
berlaku dalam bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku
bisnis harus memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan
upaya agar bisa menang dalam persaingan bisnis yang ketat.
Dalam bisnis terdapat aturan yang penuh dengan persaingan dan tentunya
aturan-aturan tersebut berbeda dengan aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan
aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah
dijadikan sebagai corporate culture. Hal ini terutama penting bagi perusahaan besar
yang karyawannya tidak semuanya saling mengenal satu sama lainnya. Dengan
adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dengan standard etis yang
sama, sehingga akan mefigambil kebijakan/keputusan yang sama terhadap kasus
sejenis yang timbul. Kode Etik, dapat membantu menghilangkan grey area (kawasan
kelabu) dibidang etika. (penerimaan komisi, penggunaan tenaga kerja anak, kewajiban
perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup). Kode etik menjelaskan bagaimana
perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. Kode Etik, menyediakan bagi
perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untukmengatur diri sendiri
(self regulation).
1
5. Memahami Kode Etik di Tempat Kerja ?
6. Mengetahui Perbandingan Kode Etik ?
BAB 2
PEMBAHASAN
Definisi yang sangat luas, profesi adalah sebuah pekerjaan yang secara khusus
dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang bisa menyebut
kalau dia memang berprofesi di bidang tersebut. Pengertian lain mengenai profesi,
yaitu:
2
Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar dilakukan oleh seseorang, sebuah
pekerjaan yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu
ditekuni.
Secara lebih rinci pengertian profesi ditandai oleh ciri – ciri sebagai berikut :
3
Dampak positif dari aktivitas bisnis adalah : penciptaan lapangan kerja dan sumber
penghasilan bagi banyak pemangku kepentingan.
1. Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Caux Round Table (dalam Alois. A Nugroho,
2001):
a. Tanggung jawab Bisnis dari Shareholders ke StakeHolders
b. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis.
c. Perilaku Bisnis.
d. Menghormati Aturan
e. Dukungan bagi Perdagangan Multilateral
f. Sikap Hormat bagi Lingkungan Alam
g. Menghindari Operasi-operasi Tidak Etis
2. Prinsip Etika bisnis menurut Sonny Keraf (1998)
Ada 5 prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan
praktik bisnis, yaitu :
a. Prinsip Otonomi
b. Prinsip Kejujuran
c. Prinsip Keadilan
d. Prinsip Saling Menguntungkan
e. Prinsip Integritas MoraL.
3. Prinsip Etika bisnis menurut Lawrence, Weber, dan Post ( 2005 ).
Prinsip etis merupakan tuntunan bagi perilaku moral misal Kejujuran, pegang
janji, membantu orang lain, menghormati hak – hak orang lain.
4. Prinsip Etika bisnis menurut Weiss ( 2006 )
Ada empat prinsip etika yaitu : /martabat/ hak, kewajiban, kewajaran,dan
keadilan.
4
Isu Lingkungan Hidup
Moral Patient menurut istilah Frankena adalah etika dari sudut pandang manusia
sebagai satu –satunya pusat pertimbangan moral yang meliputi :
5
2.6 Kode Etik Di Tempat Kerja.
Ada enam dimensi program etik agar kode etik dapat dipenuhi yaitu :
a. Kode etik formal : Kode etik yang dirumuskan/ditetapkan secara resmi oleh
suatu organisasi profesi, suatu lembaga/entitas tertentu dsb.
b. Kode Etika : Entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi
tindakan, menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran
etika.
c. Sistem komunikasi etika : Cara untuk mensosialisasikan kode etik dan
perubahannya, termasuk isu-isu dan cara mengatasinya yang bersifat dua
arah
d. Pejabat etika : Pihak yang mengkoordinasikan kebijakan, memberikan
pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika
e. Program pelatihan etika : Program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah
etika
f. Proses penetapan disiplin : dalam hal terjadi perilaku tidak etis.
6
1. Hak atas pekerjaan yang layak
2. Hak atas upah yang adil
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul
4. Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan.
5. Hak untuk diproses hukum yang sah
6. Hak untuk diperlakukan secara sama
7. Hak atas rahasia pribadi
8. Hak atas kebebasan suara hati.
7
b. dan dapat diandalkan ( reliable ) : laporan disusun dengan cermat
sesuai dengan prinsip akuntansi dan apa adanya.
Pekerjaan Akuntansi disebut sebagai profesi karena :
a. Memerlukan pengetahuan akuntansi dari pendidikan formal.
b. Memerlukan ketrampilan mengolah data dan menyajikan laporan .
c. Karyawan di bidang akuntansi harus mempunyai sikap dan perilaku etis
( attitude).
Menurut Duska & Duska ada empat kode etik standart perilaku etis yaitu :
Kompetensi, Kerahasiaan, Integritas, dan objektifitas.
Kode Etik menurut Institute of Management Accountsants :
a. Kompetensi: Praktisi akuntansi manajemen dan manajemen keuangan
mempunyai tanggung jawab untuk : memelihara tingkat kompetensi
profesional yang layak, menjalankan kewajiban profesional dengan
mentaati peraturan yang berlaku, menyiapkan laporan dan rekomndasi
yang lengkap dan jelas.
b. Kerahasiaan : Praktisi akuntansi dan manajemen keuangan
bertanggung jawab : Menahan diri untuk membeberkan informasi
rahasia, Memberitahukan kepada bawahan menyangkut kerahasiaan
informasi, Menahan diri dari keinginan untuk menggunakan informasi
rahasia sebagai alat untuk kepentingan tidak etis.
c. Integritas : Praktisi akuntansi dan manajemen keuangan bertanggung
jawab : Menghindari konflik kepentingan, Menahan diri untuk melakukan
dalam setiap aktivitas yang dapat menimbulkan prasangka menyangkut
kemapuan menjalankan kewajiban secara etis, menolak setiap
pemberian, Menahan diri baik secara aktif/pasif dari tindakan
legitiminasi organisasi, Mengungkapkan dan mengkomunikasikan
keterbatasan profesional, Mengomunikasikan informasi yang tidak
menyenangkan, menahan diri dari suatu ikatan yang dapat
mendeskreditkan profesi.
d. Objektifitas : Mengkomunikasikan informsi secara adil dan objektif,
Mengungkapkan informasi relevan .
e. Resolusi atas konflik Etis : ubtuk mengatasi isu etika harus mengikuti
kebijakan organisasi. Bila kebijakan tidak mampu memecahkan konflik
etis harus memperhatikan langkah – langkah : Mendiskusikan masalah
dengan atasan langsung, Mengklarifikasi isu yang relevan melalui
diskusi rahasia, mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan
nota memprandum kepada perwalikan oraganisasi.
d. Kode Etik Keuangan
8
Insider Trading adalah pelanggaran etika di bidang keuangan yang dilakukan
dan melibatkan oknum pejabat keuangan dengan melakukan transaksi saham ilegal,
proyeksi laporan keuangan yang direkayasa untuk memperoleh kredit bank, rekayasa
untuk pembayaran pajak, untuk mendongkrak harga saham. Syarat bidang keuangan
dianggap sebagai profesi :
9
diskriminasi, menghormati hak kekayaan dan hak cipta/hak paten, memberikan
penghargaan atas kekayaan intelektual, menghormati privasi dan menghargai
kerahasiaan.
1. Integritas
10
Menurut Julian M. Dan Alfred : Ada beberapa atribut atau kualitas yang
membuat seseorang dapat dipercaya antara lain : kejujuran, tindakan benar, tanggung
jawab, kematangan, loyalitas, ketekunan, tidak korup.
2. Whistleblowing
3. Kompetensi
Objektif berarti : sesuai tujuan, tidak berat sebelah, selalu didasarkan atas fakta
atau bukti yang mendukung ( segala sesuatu diungkapkan dengan jujur dan wajar.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi adalah sebuah pekerjaan yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan
konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang
berprofesi di bidang tersebut.
12
d. Kode Etik Keuangan
13
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat
iii