LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
(Carcillo et al., 2009; Mandt dan Faries, 2009; Barkman dan Pooler, 2009).
Syok pada anak dibagi menjadi lima jenis, yaitu syok hipovolemik,
distributif. Syok distributif terdiri dari syok anafilaktik, syok sepsis dan
4
5
a. Syok Hipovolemik
tipe syok yang paling sering terjadi pada anak. Penyebab syok
Syok Dengue (SSD), trauma, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab
seperti luka bakar dan diare berat. Namun yang paling sering
Sinniah, 2012).
b. Syok Kardiogenik
darah untuk mencukupi aliran ke seluruh tubuh. Tipe syok ini tidak
daya kontraksi seperti pada gagal jantung, aritmia (Chen, 2014; Guins,
c. Syok Obstruktif
Penyebab syok obstruktif pada pediatri yang paling sering adalah lesi
ventrikel kiri. Syok obstruktif merupakan salah satu kasus yang jarang
ditemui namun penting bagi bayi dan anak – anak yang menderita
d. Syok Distributif
volume sirkulasi darah pada tubuh. Ada tiga jenis syok distributif
1) Syok Anafilaktik
perilisan mediator kimia dari sel mast dan basofil. (Mustafa et al.,
anak usia 9 tahun adalah 75,1 per 100.000 orang/tahun dan pada
7
tahun. Syok ini lebih sering terjadi pada anak laki – laki sampai
2) Syok Sepsis
(Sprung et al., 2008; Ranieri et al., 2012; Levy et al., 2012; Opal
berat dan syok sepsis. Namun pada saat ini, tingkat sepsis berat
sepsis (Levy et al., 2012; Opal et al., 2013; Ranieri et al., 2012;
dikutip mulai dari 20% sampai 50%. Uji klinis dari dekade
3) Syok Neurogenik
2. Gambaran Klinis
Secara umum gejala syok terdiri dari kegelisahan atau agitasi atau
kepala ringan, atau pingsan, pucat, dingin, kulit lembab dan dingin, output
urin rendah atau tidak ada, berkeringat banyak, kulit lembab, cepat tapi
menjadi tiga fase. Masing – masing fase memiliki gejala khas. Ketiga fase
kompensasi merupakan fase awal syok. Gejala klinis yang muncul berupa
tekanan darah normal, napas pendek dan cepat, bibir pucat dan sianosis.
Fase ini disebut dengan fase dekompensasi. Gejala yang akan terjadi
seperti status mental depresi, oligouria, tekanan nadi pusat lemah, asidosis,
tekanan nadi pusat melemah, tekanan darah turun, napas tidak teratur, kulit
10
berbintik – bintik dan sianosis, serta pupil dilatasi. Fase terakhir syok
intervensi medis yang dilakukan. Jantung dan otak merupakan organ vital
yang harus dijaga perfusinya sehingga aliran darah dari hati, ginjal dan
syok dapat diatasi, kerusakan yang telah terjadi pada organ vital tidak
dan Berg, 2014; AHA, 2005; Heller, 2010; Smith dan Pollak, 2008).
kekurangan oksigen dan substrat, sel – sel tersebut tidak bisa lagi
molekul ATP per molekul glukosa, dengan hasil produksi dan akumulasi
asam laktat dalam seluler. Tanpa adanya, energi yang cukup, fungsi sel
Hal ini akan menyebabkan rilisnya enzim – enzim yang nantinya merusak
sel. Akhirnya terjadi kematian sel yang diikuti dengan pengaktifan kaskade
seluruh tubuh (Barkman dan Pooler, 2009; Guyton dan Hall, 2010;
area nekrosis tidak menyeluruh dan tidak sama pada setiap jaringan,
organ. Hati akan terjadi depresi pada banyak fungsi metabolik dan
pada syok. Kerusakan juga terjadi pada ginjal, terutama di epitel tubulus
kemampuan oksigenasi darah paru menjadi buruk dan juga akan sering
hari kemudian (Barkman dan Pooler, 2009; Guyton dan Hall, 2010;
tidak memadai ke organ dan jaringan. Hal ini akan menyebabkan suatu
saraf simpatis dan sistem renin. Kedua hal ini akan mempertahankan
Tanda – tanda syok dapat terlihat pada fase ini. Peningkatan tonus
dari kulit, otot dan saluran cerna ke organ vital seperti jantung, otak dan
organ vital tersebut. Akibatnya, pada organ – organ (kulit, otot, saluran
cerna) akan terjadi iskemia yang nantinya terjadi pengeluaran zat – zat
dan akhirnya akan terjadi disfungsi organ. Jika pengobatan tidak dimulai
atau tidak memadai selama periode ini, menunjukkan bahwa syok telah
Puncaknya akan terjadi kematian pada orang tersebut dan akhirnya terjadi
kematian (Barkman dan Pooler, 2009; Turner dan Cheifetz, 2011; Wheeler
a. Jenis Syok
seluruh dunia. (Arikan dan Citak, 2008). Sepsis berat akibat infeksi
satu organ atau lebih, tekanan darah menurun, jantung melemah, dan
terjadi syok septik (NIH, 2014). Penelitian Fisher et al. (2010), pasien
syok septik menempati urutan pertama dengan 57% dari total jumlah
baik, dengan tingkat kematian yang rendah pada kasus yang tanpa
tingkat kematian yang tinggi. Hal ini tergantung pada umur pasien,
16
b. Usia
besar terkena syok dibandingkan dengan anak usia lebih dari 1 tahun
dengan usia >12 bulan. Hal ini mungkin karena pada usia 1 – 12
c. Jenis Kelamin
oleh dinding endotel pada perempuan lebih tipis daripada laki – laki.
2008).
syok akibat trauma, kematian pasien prepubes (≤11 tahun) tidak ada
hal ini berbeda pada pasien remaja (12 – 17 tahun) di mana pasien
d. Status Rujukan
dirujuk dari Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit tersebut (Diaz et
al., 2013).
e. Albumin
sirkulasi (Nicholson et al., 2000; Qian dan Liu, 2012; Dugdale, 2013,
Hasan dan Indra, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Artero et al.
19
risiko kematian pasien luka bakar. Luka bakar merupakan salah satu
f. Gula Darah
al. (2013), pasien dengan kadar gula darah tinggi (hiperglikemia) non
g. Hemoglobin
2008). Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian Vis et al. (2012)
adalah aliran darah yang kaya oksigen menuju jantung akan menurun.
B. Kerangka Pemikiran
22
Perilisan Sepsis
mediator berat
kimia
Kerusakan seluler
Iskemi Pasokan O2
Hemoglobin ↓
miokardium ke jantung ↓
Syok
Tamponade
Aliran darah perikardium
keluar dari dan obstruksi di
jantung ↓ pembuluh darah
Distribusi cairan
intra Tekanan
Hipoalbumin
ekstraseluler onkotik ↓
Perfusi tidak
adekuat
Pertahanan terhadap sistem Estrogen Jenis
imunitas dan kardiovaskular ↓ rendah kelamin
Kegagalan
sistem organ
Penanganan
Pasien rujukan
tertunda
Kematian
: diteliti
: tidak diteliti
C. Hipotesis