A. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi
yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama
bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua
mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.
Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005), keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
B. Tipe/Bentuk Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena
itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus
memahami tipe keluarga yang ada yaitu sebagai berikut
Menurut suprajitno (2004) tipe keluarga yaitu :
1. Tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
h. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
i. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
j. The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yan ghidup
bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan
karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
D. Struktur Keluarga
1) Struktur Keluarga Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam
berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai
generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2) Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri
3) Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga sedarah
suami
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan sedarah
istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
4) Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling penting
c. Keluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
2. Fungsi Sosialisasi Anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis.
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
F. Tugas Kesehatan Keluarga
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu menyelesaikan masalah kesehatan.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998) tugas kesehatan keluarga terdiri dari:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Keluarga atau orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan
menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan,
keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.
2. ETIOLOGI
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, seperti makanan pedas, terlalu asam,
dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, dan lain-lain
yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat berdampak
terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis (scribd)
3. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala umum pada gastritis
a. Nyeri ulu hati,
Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat dari
adanya iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia, Nausea dan Vomitus
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar asam lambung didalam tubuh khususnya
pada organ lambung.
c. Melena dan Hematemesis
Melena dan hematemesis disebabkan karena adanya suatun proses perdarahanyang
berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.
Tanda dan gejala berdasarkan keperahannya
a. Gastritis Akut
Ketidaknyamanan abdomen
kelesuan
Anorexia
mual, muntah,
nyeri epigastrium
Perdarahan saluran cerna,tanda lebih lanjut yaitu anemia.
b. Gastritis Kronis
Mungkin tidak bergejala
Keluhan anoreksia, nyeeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dimulut
atau mual muntah
Pasien gastrirtis kronil akibat defisiensi vitamin biasanya diketahui mengalami
malabsorbsi vitamin B12 (Brunner dan Suddart, 2002).
4. PATOFISIOLOGI
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih sehingga
asam lambung yang semula membantu lambung menjadi merugikan lambung. Dalam
keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan yang
masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002). Penyebab
asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat untuk makan, Stress yang tinggi,
yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan minuman yang memicu
tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas,
kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buahbuahan (Hipni
Rohman, 2011).
Peradangan pada mukosa lambung yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang pada
epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer saliva
mengeluarkan saliva dalam jumlah besar.Dan sering menelan saliva menyebabkan banyak
udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan yang
berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya tahan
mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung
berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung (Guyton, 1998)
5. WOC
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang Gastritis menurut Hudak dan Gallo, 2002, seperti di bawah
ini :
Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat perdarahan.
Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik yang berat.
Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa lambung.
Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa lambung.
Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam lambung
7. KOMPLIKASI
Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu
a. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena. Komplikasi ini dapat berakhir syok hemoragik.
b. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,
perforasi dan anemia (Mansjoer, 2001)
9. PENGKAJIAN FOKUS
a. Identitas
Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan
hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien dengan penyakit maag ini mengeluhkan nyeri di ulu hati dan perut
sebelah kanan bawah.
c. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit saat ini yaitu nyeri
P : Biasanya nyeri lebih dirasakan setelah makan
Q : Biasanyanyeri seperti terbakar, disertai perasaan mual dan kadang-kadangmuntah,
perut kembung dan diare.
R : Biasanya terasa di area epigastrium
S: -
T : Biasanya keluhan nyeri sejak lama
Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pasien dengan penyakit magh adanya riwayat penyakit maag akut sebelumnya
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kuadran epigastrik.
B1 (breath) : Takhipnea
B2 (blood) : Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi,
nyeri epigastrum.
B4 (bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
B5 (bowel) : Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
B6 (bone) : Kelelahan, kelemahan
e. Pengkajian Gordon
Aktivitas / Istirahat
Biasanya terjadi kelemahan, kelelahan
Sirkulasi
Biasanya Kelemahan, berkeringat yang ditandai dengan Hipotensi (termasuk
postural), Takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia), nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi), Warna kulit pucat, sianosis
(tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa,
berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
Integritas Ego
Biasanya terdapat faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan
tak berdaya. Tanda : Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar
Makanan / Cairan
Biasanya terjadi Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), Masalah menelan : cegukan,
nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Neurosensori
Biasanya adanya rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Ditandai dengan tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
Nyeri / Kenyamanan
Biasanya nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat
tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah
makan banyakdan hilang dengan makan (gastritis akut), nyeri epigastrum kiri sampai
tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (ulkus gaster), nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal).
11. INTERVENSI
NO DX. KEP NOC NIC
1. Nyeri kronis b.d 1. Kontrol nyeri 1. Menajemen pengobatan
iritasi mukosa Indikator : Aktivitas – aktivitas :
lambung Mengenali kapan Monitor efektifitas cara
terjadi nyeri pemberian obat yang
Mengambarkan faktor sesuai
penyebab Monitor pasien mengenai
Menggukantindakan efekterapeutik obat
pencegahan Monitor tanda dan gejala
Menggunakna tindakan toksitositas
pengurangan nyeri Monitor efek samping
tanpa analgetik obat
Menggunakan Monitor non integrasi obat
analgetik yang yang non spesifik
direkomendasikan Fasilitas perubahn
Melaporkan perubahan pengobatan dengan dokter
terhadap gejala nyeri Monitor respon terhadap
pada profesional perubahna pengobatan
Melaporkan gejala dengan cara yang tepat
yang tidak terkontrol Pertimbangkan
pada profesional pengetahuan pasien
kesehatan mengenai obat – obatan
Menggunakan sumber Kembangkan strategi
daya yang tersedia untuk mengelola efek
Melaporkan nyeri yang samping obat
terkontrol Tentukan dampak
pengguanan pada gaya
2. Nyeri : efek yang hidup pasien
menganggu
Indikator : 2. Menajemen nyeri
Ketidaknyamanan Aktivitas – aktivitas :
Gangguan Lakukan perawatan nyeri
interpersonal yang komprehensif yang
Gangguan kosentrasi meliputi lokasi,
Gangguan dalam karakteristik, onset /
perasaan mengontrol durasi, frekuensi, kualitas,
Gangguan alam itensitas atau beratnya
perasaan nyeri dan faktor pencetus
fisik
Ketidakberdayaan 2. Manajemen muntah
Aktivitas-aktivitas
Kaji emesis terkait dengan
warna, konsistensi, aka
nada darah, waktu dan
sejauh mana kekuatan
emesis
Ukur atau perkirakan
volume emesis
Pastikan obat antiemetic
yang efektif diberikan
untuk mencegah muntah
Tunjukkan penerimaan
terhadap muntah dan
kolaborasi ketika memilih
strategi pengendalian
muntah
Tingkatkan pemberian
cairan secara bertahap jika
tidak ada muntah yang
terjadi selama 30 menit
Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
Dorong istirahat
Beri suplemen nutrisi
untuk mempertahankan
berat badan jika
diperlukan
Timbang secara teratur
4. Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1. Manajemen gangguan makan
nutrisi kurang dari Indicator : Aktivitas aktivitas:
keb.tubuh b.d Asupan gizi Kalaborasi dengan tim
kurang asupan Asupan makanan kesehatan lain untuk
makanan energi mengembangkan rencana
perawatan
2. Status nutrisi : asupan Dorong klien untuk
nutrisi mendiskusikan makanan
Indicator: yang disukainya
asupan kalori Monitor asupan kalori
asupan protein Monitor asupan cairan
asupan karohidrat yang tepat
asupan serat Timbang berat badan
asupan vitamin klien secara rutin
3. Manajemen nutrisi
Aktivitas aktivitas:
Tentukan status gizi dan
kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan
gizi
Identifikasi alergi atau
intoleransi makanan yang
dimiliki pasien
Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi
Bantu pasien dalam
menentukan pedoman
makanan yang paling
cocok dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
Lakukan atau bantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut sebelum
makan
Monitor kalori dan
asupan makanan
Bantu pasien untuk
mengakses program gizi
Berikan arahan jika
diperlukan
Ciptakan lingkungan
yang optimal pada saat
mengkonsumsi makanan
Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi
Tentuakan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan
Tawarkan makan ringan
yang padat gizi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Mei 2018
Jam : 14.00
I. Identitas Pasien
a. Nama kepala keluarga : Hendra Noveri/ Tn. H
b. Umur kepala keluarga : 31 tahun
c. Alamat : Jln. Delima IV No.115 Perumnas belimbing Padang
d. Pendidikan kep. keluarga : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
. Kelamin dengan KK
1 Ibu N Perempuan Istri 32 S1 PGSD Guru -
Genogram :
Tn.H Ny.N
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= meninggal
= pasien
= tinggal serumah
g. Tipe keluarga
Tipe keluarga yaitu extended family. Tn.H tinggal bersama dengan isterinya,
Ny.N dan dua anaknya yaitu An.F. Ny.N mengatakan jarang mengalami selisih
paham dengan Tn.H. Mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain
h. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Tn.H adalah Islam. Keluarga Tn.H sering
menjalankan ibadah sholat di rumah dan jarang solat berjamaah di masjid. Tn.H
jarang mengikuti pengajian setiap malam jumat karena sibuk sedangkan Ny.N juga
jarang mengikuti pengajian.
i. Suku
Keluarga Tn.H berasal dari suku minang, bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa minang. Budaya sosial khusus dalam keluarga adalah saling
menghormati antar anggota keluarga dan masyarakat. Keluarga Ny.N tidak memiliki
kebiasaan dalam budaya yang bertentangan dengan kesehatan misalnya pantangan
terhadap makanan
j. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.H memiliki penghasilan sebagai wiraswasta kadang Rp. 3.000.000per bulan
tapi kadang juga tidak menentu ditambah dengan penghasilan Ny.N dengan
pendapatan setiap bulan lebih kurang Rp.2.500.000 per bulan. Total penghasilan ini
dirasa oleh keluarga sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan masih ada
untuk ditabung
II. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan masalah penyakit
maag
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.H yang belum terpenuhi yaitu belum bisa membagi
waktu untuk anak
3. Riwayat keluarga inti
Ny.N mengatakan pernikahannya dengan Tn.H tidak ada riwayat dijodohkan mereka
menikah karena sudah ada kecocokan. Tn.H dan Ny.N menikah pada tahun 2007
tanggal 8 februari dan usia pernikahan sudah 12 tahun.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua dari Ny.N dan Tn.H tidak ada riwayat penyakit kronik
III.Lingkungan
1. Krakteristik rumah
Rumah yang ditempati sekarang merupakan rumah pribadi. Tipe bangunan rumah
Tn.H adalah permanen. Terdapat 3 kamar tidur, 1, ruang tengah tempat berkumpul-
kumpul, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Kurangnya ventilasi dan juga
jendela yang jarang dibuka menyebabkan ruangan tampak sedikit gelap.
Denah rumah
Pintu Ruang tamu
utama
Kamar 1
Ruang
kel
Kamar 2
Kamar 3
Dapur
Kamar
mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah keluarga TN.H berada di komplek yang cukup padat, karena didaerah sekitar
tempat tinggal Tn.H merupakan pasar menjadikannya ramai. Jarak antar rumah satu
dengan yang lain berdekatan karena merupakan rumah perumnas. Kelompok usia
yang mendominasi adalah usia dewasa akhir dan lansia. Hubungan antar warga
harmonis. Keluarga mengatakan nyaman tinggal di lingkungan tersebut. Masalah
kesehatan yang sering terjadi adalah hipertensi, asam urat dan osteoporosis. Fasilitas
kesehatan yang ada disekitar lingkungan yaitu puskesmas, bidan. Fasilitas umum
yang ada di lingkungan sekitar yaitu mesjid, tempat pertemuan masyarakat
3. Mobilitas grafis keluarga
Keluarga menempati rumah tersebut sudah sejak 10 tahun yang lalu. Keluarga tidak
pernah pindah rumah sampai sekarang. Ketika berpergian keluarga menggunakan
motor pribadi
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi komunitas
Keluarga jarang memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga
karena kesibukan, melakukan diskusi, bercerita kegiatan sehari-hari yang telah
dilakukan, biasanya dilakukan saat malam hari. Tn.H jarang mengikuti kegiatan
gotong royong dan juga pengajian, begitu juga dengan Ny.N yang jarang mengikuti
kegiatan majelis taklim dan arisan yang di adakan.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.H memiliki sistem pendukung yang berasal dari orang tua yang tinggal
di tapan pesisir selatan, meski cukup jauh dan jarang ketemu tetapi Tn.H cukup sering
menanyakan keadaan melalui telepon, baik kesehatan ataupun kondisi lainnya.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Fungsi afektif
keluarga baik. Kasih sayang yang diberikan kepada semua anggota keluarga adalah
sama. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga biasanya berbentuk verbal
dengan saling mendukung satu sama lain. Hubungan keluarga sangat dekat dan saling
terbuka jika mempunyai masalah. Jika ada masalah dalam keluarga, maka cenderung
menyelesaikannya cara musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.H dan Ny.N jarang bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan
sekitar tempat tinggal. Tn.H dan keluarga jarang mengikuti kegiatan yang dibuat oleh
masyarakat sekitarnya seperti gotong royong namun apabila ada ronda malam Tn.H
ikut.
3. Fungsi perawatan
Keluarga mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit biasanya diberikan obat
warung dan jika tidak sembuh, baru di bawa ke bidan atau beli obat apotik. Keluarga
tidak banyak mengetahui tentang informasi kesehatan sehingga mereka tidak banyak
tahu bagaimana menjaga kesehatan dan mengatasi kondisi anggota keluarga yang
sakit. Keluarga mengatakan kondisi sehat adalah ketika tubuh masih bisa melakukan
kegiatan sehari-hari seperti bekerja. Kondisi sakit adalah ketika badan terasa tidak
enak, dan sudah tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa. Tn.H saat ini sering
merasakan pegal dan mudah masuk angin, namun tidak dianggap suatu masalah yang
berat karena ia merasakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu
Tn.H sering merasakan lelah karena kurang istirahat. Ny.N mengeluhkan sakit maag
sudah sejak 5 tahun yang lalu. Makanan yang dimakan seperti ayam dan ikan.
Frekuensi makan keluarga 3 kali sehari tetapi kadang Ny.N makan 2 kali sehari
karena sibuk yang membuatnya malas makan.
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, tidak ada ganngguan pendengaran
Mata Sclera bening, konjungtiva pucat
Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna
kemerahan, lidah pada posisi normal, tidak ada gangguan
menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 5-6x sehari
Pemeriksaan Ny. N
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, tidak ada ganngguan pendengaran
Mata konjungtiva pucat simetris
Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna pucat, lidah pada posisi
normal, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris,
mukosa bibir kering
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari
BAB: biasanya 1x sehari
Sistem Integumen Turgor kulit menurun
Pemeriksaan An.F
Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak ada
ganngguan pendengaran
Mata konjungtiva tidak anemis
Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna kemerahan, lidah pada
posisi normal, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris,
mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari
Pemeriksaan Ny. Ne
Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna kemerahan, bibir simetris,
mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari
SKORING
Rendah (1)
Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 3 1/2
Total 5 2 4/3
Ancaman kesehatan
(2)
Rendah (1)
Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 3 2/3
Cukup (2)
Rendah (1)
Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 2 4/3
Keluarga mampu
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitasi
memanfaatkan fasilitas kesehatan
kesehatan Panduan pelayanan kesehatan
Perilaku mencari pelayanan 1. Bantu keluarga untuk
kesehatan meningkat dari 2 memilih pelayanan kesehatan
(jarang) ke 4 (sering) yang sesuai
1. Menampilkan perawatan 2. Informasikan kepada
penyebab gangguan rasa keluarga tentang perbedaan
nyaman nyeri seperti pelayanan kesehatan beserta
melakukan manajemen fasilitasnya
nyeri
2. Strstgi untuk Konseling tentang mengontrol
memkasimalkan nyeri:
kesehatan 1. Fasilitasi dalam
3. Uapay mencari tenaga mengidentifikasi perilaku
kesehatan perawatan nyeri
2. Sediakan informasi yang
dibutuhkan tentang
pentingnya perawatan nyeri
2 DS: Ketidakefekt Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
Ny.N mengatakan ifan mengenal masalah gastritis masalah
kadang tidak pemeliharaa Domain IV : Pengetahuan 1. Pendidikan kesehatan
mengataur pola n kesehatan kesehatan dan perilaku tentang gastritis
makannya sehingga Pengetahuan kesehatan a. Identifikasi karakteristik
magh nya kambuh Pengetahuan: Manajemen keluarga yang
lagi penyakit kronis gastritis mempengaruhi strategi
Ny.N mengatakan a. Mengetahui pengetian pembelajaran
ia masih sering gastritis (1-3) b. Tentukan pengetahuan
mengkonsumsi b. Mengetahui penyebab kesehatan terkini dan gaya
makanan yang terjadinya gastritis (1-3) hidup klien maupun
pedas c. Mengetahui tanda dan keluarga
Ny.N mengatakan gejala gastritis (1-3) c. Tentukan tujuan program
jarang melakukan d. Mengetahui komplikasi pendidikan kesehatan
pemeriksaan gastritis (1-3) tentang gastritis
kesehatan, e. Mengetahui strategi untuk d. Motivasi klien agar dapat
melakukan mengontrol gastritis (1-3) perilaku hidup sehat
pemeriksaan jika f. Mengetahui pentingnya e. Gunakan media menarik
sudah sakit kepatuhan akan perhatian klien dan
DO: perawatan gastritis (1-3) keluarga
Tekanan darah
110/80 mmHg Pengetahuan tentang 2. Mengajarkan proses
Ny.N terlihat manajemen gastritis terjadinya gastritis
Pengetahuan: Proses
penyakit gastritis
Indikator
a. mengetahui sifat spesifik
penyakit gastritis (1
menjadi 3)
b. mengetahui penyebab
gastritis (1 menjadi 3)
c. mengetahui komplikasi
gastritis (1 – 3)
d. mengetahui cara
mencegah dan merawat
gastritis (1-3)
Keluarga mampu
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
kesehatan
a. Konsultasi
Perilaku sehat
Berikan konsultasi kepada
Kepuasan pasien: Akses
klien dan keluarga dengan
pada sumber perawatan
hasil skrining yang abnormal
a. Tersedianya perawatan
untuk rencana tindak lanjut
yang dibutuhkan
yang harus dilakukan
b. Tersedianya peralatan
Rujukan
kesehatan yang
Rujuk klien ke pelayanan
dibutuhkan untuk
kesehatan jika di perlukan
perawatan
c. Kepuasan terhadap
perawat sebagai pemberi
perawatan
d. Bantuan terhadap akses
penyedia kesehatan
3 DS 00002 Ketidakseim Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
Ny.N bangan mengenal masalah masalah gangguan nutrisi
mengeluh jika nutrisi gangguan nutrisi pada klien
kambuh ia kurang dari Domain II : status nutrisi : Mengajarkan tentang Majemen
sering merasa kebutuhan 1014 intake nutrisi dan pendidikan nutrisi
mual dan muntah tubuh anjuran diet dan pengaturan 1. Menilai pemahaman klien dan
Ny.N mengatakan pola makan keluarga tentang gangguan
kalau maag nya Indicator pemenuhan nutrisi
kambuh Mengetahui tentang nutrisi 2. Berikan informasi yang akurat
menyebabkan selera yang dibutuhkan dan intake tentang gangguan pemenuhan
makan menurun nutrisi nutrisi
DO : 1. Asupan kalori (1-5) 3. Identifikasi perubahan pada