Anda di halaman 1dari 69

BAB 1

KONSEP DASAR KELUARGA

A. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi
yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain.
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama
bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua
mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.
Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005), keluarga adalah dua atau lebih
dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

B. Tipe/Bentuk Keluarga
Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia keperawatan, oleh karena
itu supaya perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus
memahami tipe keluarga yang ada yaitu sebagai berikut
Menurut suprajitno (2004) tipe keluarga yaitu :
1. Tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan
f. The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
g. Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur
yang tinggal bersama dalam satu rumah.
h. Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
i. Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
j. The single adult living alone/single adult family : Keluarga yang terdiri dari orang
dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)

2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
c. Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga yan ghidup
bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan
karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah
tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
h. Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
k. Gang : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

C. Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap stabil.
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998).
1. Pasangan Baru Menikah
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan
(istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya
banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan orang tuanya. Dua orang yang
membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi. Masing-masing
belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaansendiri dan pasangannya,
misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya.
Adapun tugas perkembangan, yaitu :
a. Membina hubungan intim danmemuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga suami, keluarga,
istri dan keluarga sendiri.

2. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur
30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tua berinteraksi
dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua danbayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun.
Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada saat
anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah maksimal
sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas di sekolah, masing-masing anak memiliki
minat sendiri. Demikian pula orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak
untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Merupakan
tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk
bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak
terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan ada atau
tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhirsaat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya
meninggal.
Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada
tahap ini.

D. Struktur Keluarga
1) Struktur Keluarga Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam
berbagai generasidimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai
generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2) Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan lebih dari orang istri
3) Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat keluarga sedarah
suami
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan sedarah
istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
4) Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang peranan paling penting
c. Keluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
2. Fungsi Sosialisasi Anak.
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak
baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis.
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
F. Tugas Kesehatan Keluarga
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup atau mampu menyelesaikan masalah kesehatan.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998) tugas kesehatan keluarga terdiri dari:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana kesehatan habis. Keluarga atau orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan
menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan,
keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar
perubahannya. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga


Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh
bantuan.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan
yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan. Berikut ini hal-hal yang harus dikaji
oleh perawat adalah:
Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
a. Apakah keluarga merasakan adanya masalah kesehatan
b. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami
c. Apakah keluarga merasa takut akan akibat penyakit
d. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
e. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
f. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
g. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi
masalah

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit


Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau
perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, keluarga
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis, dan perawatannya)
b. Sifat dan perkembangan perawatan yag dibutuhkan
c. Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d. Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan atau financial, fasilitas fisik, psikososial)
e. Sikap keluarga terhadap yang sakit

4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat


Rumah adalah sebagai tempat berteduh, berlindung, atau bersosialisasi bagi anggota
keluarga, sehingga anggota keluarga mempunyai waktu lebih banyak berhubungan
dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karenanya, kondisi rumah haruslah dapat
menjadikan lambing ketenangan, keindahan dan ketentraman, dan yang lebih penting
adalah dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang sehat,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Sumber-sumber keluarga yang dimiliki
b. Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan
c. Pentingnya hygiene sanitasi
d. Upaya pencegahan penyakit
e. Sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi
f. Kekompakan antar anggota keluarga

5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat


Keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan sumber fasilitas kesehatan
yang ada disekitar, apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
penyakit. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan dalam
rangka memecahkan problem yang dialami anggota keluarga, sehingga keluarga dapat
bebas dari segala macam penyakit.
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui
hal-hal berikut ini:
a. Keberadaan fasilitas keluarga
b. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan
c. Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas keluarga
d. Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
Kelima tugas kesehatan keluarga tersebut saling terkait dan perlu dilakukan oleh
keluarga, perawat perlu mengkaji sejauh mana keluarga mampu melaksanakan tugas tersebut
dengan baik agar dapat memberikan bantuan atau pembinaan terhadap keluarga untuk
memenuhi tugas kesehatan keluarga tersebut
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005).
Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan
berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang
tidak baik. Sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri helicobacter pylor I (Brunner dan Suddart, 2002).

2. ETIOLOGI
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, seperti makanan pedas, terlalu asam,
dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, dan lain-lain
yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat berdampak
terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis (scribd)

3. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala umum pada gastritis
a. Nyeri ulu hati,
Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat dari
adanya iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia, Nausea dan Vomitus
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar asam lambung didalam tubuh khususnya
pada organ lambung.
c. Melena dan Hematemesis
Melena dan hematemesis disebabkan karena adanya suatun proses perdarahanyang
berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.
Tanda dan gejala berdasarkan keperahannya
a. Gastritis Akut
 Ketidaknyamanan abdomen
 kelesuan
 Anorexia
 mual, muntah,
 nyeri epigastrium
 Perdarahan saluran cerna,tanda lebih lanjut yaitu anemia.
b. Gastritis Kronis
 Mungkin tidak bergejala
 Keluhan anoreksia, nyeeri ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa asam dimulut
atau mual muntah
 Pasien gastrirtis kronil akibat defisiensi vitamin biasanya diketahui mengalami
malabsorbsi vitamin B12 (Brunner dan Suddart, 2002).

4. PATOFISIOLOGI
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih sehingga
asam lambung yang semula membantu lambung menjadi merugikan lambung. Dalam
keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan yang
masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002). Penyebab
asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat untuk makan, Stress yang tinggi,
yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan minuman yang memicu
tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas,
kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buahbuahan (Hipni
Rohman, 2011).
Peradangan pada mukosa lambung yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang pada
epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer saliva
mengeluarkan saliva dalam jumlah besar.Dan sering menelan saliva menyebabkan banyak
udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan yang
berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya tahan
mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam lambung
berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung (Guyton, 1998)
5. WOC
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang Gastritis menurut Hudak dan Gallo, 2002, seperti di bawah
ini :
 Nilai haemoglobin dan hematokrit untuk menentukan adanya anemia akibat perdarahan.
 Kadar serum gastrin rendah atau normal, atau meninggi pada gastritis kronik yang berat.
 Pemeriksaan rontgen dengan sinar X barium untuk melihat kelainan mukosa lambung.
 Endoskopi dengan menggunakan gastrocopy untuk melihat kelainan mukosa lambung.
 Pemeriksaan asam lambung untuk mengetahui ada atau tidak peningkatan asam lambung

7. KOMPLIKASI
Komplikasi gastritis dibagi menjadi dua yaitu
a. Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena. Komplikasi ini dapat berakhir syok hemoragik.
b. Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,
perforasi dan anemia (Mansjoer, 2001)

8. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


a. Penatalaksaan medis
1) Gastritis akut
Mukosa lambung mampu memperbaiki dirinya sendirisetelah episode gastritis.
Biasanya pasien pulih dalam 1 hari, meskipun nafsu makan mungkin hilang selama 2
atau 3 hari. Pasien tidak boleh mengkonsumsi alkohol dan makan sampai gejala reda.
kemudiaan diet pasien dapat dilanjutkan menjadi diet noniritatif. Jika gejala menetap,
cairan intravena mungkin diperlukan.
Jika gastritis disebabkan oleh menelanasam atau alkali yang kuat, encerkan dan
netralkan asam dengan antacid yang umum.
Terapi suportif dapat mencakup intubasi nasogastrik, agens analgesic dan sedatif,
antasid, dan cairan IV
Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan ; pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat jaringan gangrene atau jaringan yang mengalami
perforasi; reseksi lambung mungkin diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorik.
2) Gastritis kronis
Modifasi diet, istirahat, kurangi stress, hindari alcohol dan NSAID, dan
farmakoterapi adalah tindakan terapi inti.
b. Penatalaksanaan keperawatan
 mengurangi ansietas
 meningkatkan nutrisi yang optimal
 meningkatkan keseimbangan cairan
 meredakan nyeri
 mengajarkan pasien tentang perawatan diri (Brunner dan Suddart, 2002).

9. PENGKAJIAN FOKUS
a. Identitas
 Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan
pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan
hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien dengan penyakit maag ini mengeluhkan nyeri di ulu hati dan perut
sebelah kanan bawah.
c. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit saat ini yaitu nyeri
P : Biasanya nyeri lebih dirasakan setelah makan
Q : Biasanyanyeri seperti terbakar, disertai perasaan mual dan kadang-kadangmuntah,
perut kembung dan diare.
R : Biasanya terasa di area epigastrium
S: -
T : Biasanya keluhan nyeri sejak lama
 Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pasien dengan penyakit magh adanya riwayat penyakit maag akut sebelumnya
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kuadran epigastrik.
 B1 (breath) : Takhipnea
 B2 (blood) : Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.
 B3 (brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi,
nyeri epigastrum.
 B4 (bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
 B5 (bowel) : Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.
 B6 (bone) : Kelelahan, kelemahan
e. Pengkajian Gordon
 Aktivitas / Istirahat
Biasanya terjadi kelemahan, kelelahan
 Sirkulasi
Biasanya Kelemahan, berkeringat yang ditandai dengan Hipotensi (termasuk
postural), Takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia), nadi perifer lemah,
pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi), Warna kulit pucat, sianosis
(tergantung pada jumlah kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa,
berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)
 Integritas Ego
Biasanya terdapat faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan
tak berdaya. Tanda : Tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar
 Makanan / Cairan
Biasanya terjadi Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal), Masalah menelan : cegukan,
nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
 Neurosensori
Biasanya adanya rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Ditandai dengan tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
 Nyeri / Kenyamanan
Biasanya nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat
tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah
makan banyakdan hilang dengan makan (gastritis akut), nyeri epigastrum kiri sampai
tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida (ulkus gaster), nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan
makanan atau antasida (ulkus duodenal).

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


a. Nyeri kronis b.d iritasi mukosa lambung
b. Kurannya pengetahuan tentang penyakit b.d perilaku sehat dan proses penyakit
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
d. Mual b.d iritasi gastrointestinal
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari keb.tubuh b.d kurang asupan makanan

11. INTERVENSI
NO DX. KEP NOC NIC
1. Nyeri kronis b.d 1. Kontrol nyeri 1. Menajemen pengobatan
iritasi mukosa Indikator : Aktivitas – aktivitas :
lambung  Mengenali kapan  Monitor efektifitas cara
terjadi nyeri pemberian obat yang
 Mengambarkan faktor sesuai
penyebab  Monitor pasien mengenai
 Menggukantindakan efekterapeutik obat
pencegahan  Monitor tanda dan gejala
 Menggunakna tindakan toksitositas
pengurangan nyeri  Monitor efek samping
tanpa analgetik obat
 Menggunakan  Monitor non integrasi obat
analgetik yang yang non spesifik
direkomendasikan  Fasilitas perubahn
 Melaporkan perubahan pengobatan dengan dokter
terhadap gejala nyeri  Monitor respon terhadap
pada profesional perubahna pengobatan
 Melaporkan gejala dengan cara yang tepat
yang tidak terkontrol  Pertimbangkan
pada profesional pengetahuan pasien
kesehatan mengenai obat – obatan
 Menggunakan sumber  Kembangkan strategi
daya yang tersedia untuk mengelola efek
 Melaporkan nyeri yang samping obat
terkontrol  Tentukan dampak
pengguanan pada gaya
2. Nyeri : efek yang hidup pasien
menganggu
Indikator : 2. Menajemen nyeri
 Ketidaknyamanan Aktivitas – aktivitas :
 Gangguan  Lakukan perawatan nyeri
interpersonal yang komprehensif yang
 Gangguan kosentrasi meliputi lokasi,
 Gangguan dalam karakteristik, onset /
perasaan mengontrol durasi, frekuensi, kualitas,
 Gangguan alam itensitas atau beratnya
perasaan nyeri dan faktor pencetus

 Gangguan dalam  Pastikan perawatan


rutinitas analgetik bagi pasien

 Keputusasaan dilakukan dengan

 Gangguan aktivitas pemantauan yang ketat


fisik  Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
3. Tingkat nyeri mengenai nyeri
Indikator :  Pertimbangkan pengaruh
 Nyeri yang dilaporkan budaya terhadap respon
 Panjangnya episode nyeri
nyeri  Gali bersama pasien
 Mengerang dan faktor – faktor yang dapat
menaggis menurunkan atau
 Ekspresi nyeri wajah memperberat nyeri
 Berkeringat berlebihan  Bantu keluarga dalam
 Frekuensi nafas mencari dan menyediakan
 Denyut jantung apikal dukungan

 Denyut jantung radial  Ajarkan prinsip – prinsip

 Tekanan darah menajemen nyeri


 Pertimbangkan tipe – tipe
dan sumber nyeri ketika
memilih strategi
penurunan nyeri
 Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
mengenai nyerinya
dengan tepat
2 Ketidakefektifan 1. Pengetahuan : promosi 1. Peningkatan kesiapan
pemeliharaan kesehatan pembelajaran
kesehatan Indicator Aktivitas :
 Perilaku yang  Berikan lingkungan yg
meningkatkan tidak mengancam
kesehatan  Bina hubungan baik yang
 Strategi mengelola saling mempercayai
stress  Tentukan kredibilitas guru
 Pemeriksaan kesehatan dengan tepat
yang direkomendasi  Maksimalkan status
 Sumber perawatan hemodinamik pasien untuk
kesehatan yang memfasilitasi oksigenasi
terkemuka otak
 Pencegahan dan  Penuhi kebutuhan
pengendalian infeksi fisiologis dasar pasien
 Manajemen keamanan  Kurangi tingkat kelelahan
obat-obatan klien dengan tepat
 Praktik gisi yang sehat  Control nyeri pasien
 Strategi untuk dengan tepat
manajeman berat  Hindari konsumsi obat-
badan obatan yang bisa
 Strategi untuk mempengaruhi persepsi
menghindari paparan pasien
bahaya lingkungan  Monitor tingkat
 Sumber informasi kesadaran/orientasi klien
peningkatan kesehatan  Tingkatkan orientasi klien
terkemuka terhadap realita dengan
tepat
2. Perilaku promosi  Maksimalkan input sensori
kesehatan dengan menggunakan kaca
Indicator mata, alat bantu dan lain-
 Menggunakan perilaku lain
yang menghindari  Minimalkan tingkat
resiko kelebihan / kekurangan
 Memonitor lingkungan muatan sensori dengan
terkait dengan resiko cara tepat
 Keseimbangan aktifitas  Penuhi kebutuhan dasar
dan istirahat pasien
 Mempertahankan tidur  Monitor keadaan emosi
yang adekuat pasien
 Menjaga hubungan  Bantu pasien mengatasi
sosial emosi yang meningkat
 Melakukan perilaku  Dorong verbalisasi
sehat secara rutin perasaan, persepsi dan
 Mendukung kebijakan kekawatiran pasien
public yang sehat  Berikan waktu bagi pasien
 Menggunakan untuk bertanya dan
dukungan sosial untuk mendiskusikan
mmeningkatkan kekawatiran-kekawatiran
kesehatan nya.
 Mendapatlan skrining  Tujukan kekawatiran
kesehatan yang pasien secara spesifik,
direkomendasi dengan cara yang tepat
 Mengikuti diet sehat  Ciptakan lingkungan
 Minum delapan gelas sesegera mungkin begitu
setiap hari kontak dengan pasien
 Memperoleh  Fasilitasi penerimaan
pemeriksaan rutin pasien terhadap situasi,
dengan cara yang tepat
 Bantu pasien untuk
mengembangkan
kepercayaan diri dengan
cara yang tepat
 Buat daftar partisipasi
keluarga dan SO dengan
cara yang tepat
 Jelaskan bagaimana
informasi bisa membantu
pasien mencapai tujuan
 Jelaskan bagaimana
pengalaman tidak
menyenangkan dimasa
lalu pasien yang terkait
dengan layanan kesehatan
adalah merupakan hal
yang berbeda dengan
situasi yang ada saat ini
 Bantu pasien menyadari
bahwa ada pilihan-pilihan
pengobatan
 Bantu pasien menyadari
kerentanan dari
komplikasi
 Bantu pasien menyadari
kemampuan untuk
mencegah penyakit/
kondisi
 Bantu pasien menyadari
kemampuan control atas
perkembangan penyakit
dengan cara yang tepat
 Berikan pemicu atau
petunjuk (misalnya,
komentar-komentar yang
memotivasi/ rasional dan
informasi baru) gterkait
dengan tindakan yang
tepat
2. Peningkatan efikasi diri
Aktivitas :
 Eksplorasi persepsi
individu mengenai
kemampuan
untukmelaksanakan
perilaku yang diingankan
 Eksplorasi persepsi
individu mengenai
keuntungan melaksanakan
prilaku-prilaku yang di
inginkan
 Identifikasi persepsi
individu mengenai risiko
tidak melaksanakan
prilaku-prilaku yang
diinginkan
 Identifikasi hambatan
untuk merubah prilaku
 Berikan informasi
mengenai prilaku yang
diinginkan
 Bantu individu untuk
berkomitmen terhadap
rencana tindakan untuk
merubah prilaku
 Berikan penguatan
kepercayaan diri dalam
membuat perubahan
prilaku
 Berikan lingklungan yang
mendukung prilaku yang
diinginkan
 Gunakan strategi
pembelajaran yang sesuai
dengan budaya dan usia
 Berikan contoh/ tunjukan
prilaku yang diinginkan
 Libatkan da;lam bermain
peran untuk melatih
perilaku
 Berikan penguatan positif
dan dukungan emosi
emosi selama proses
pembelajaran
 Berikan kesempatan untuk
menguasai pengalaman
 Gunakan pernyataan
persuasive yang positif
terkait dengan keampuan
individu untuk
melaksanakan prilaku
 Dukungan interaksi
dengan individu-individu
lain yang telah berhasil
merubah prilaku
 Siapkan individu
mengenai kondisi fisik dan
emosi yang mungkin akan
dialami selama berusaha
untuk melakukan prilaku
baru.
3. Mual b.d iritasi 1. Control mual dan muntah 1. Manajemen mual
gastrointestinal Indicator Aktivitas-aktivitas
 Mengenali onset mual  Dorong pasien untuk
 Mendeskripsikan memantau pengalaman
factor penyebab diri terhadap mual
 Pencetus stimulasi  Dorong pasien untuk
muntah belajar strategi mengatasi
 Menggunakan langkah mual sendiri
pencegahan  Lakukan penilaian lengkap
tentangb mual
2. Mual dan muntah efek  Evaluasi dampak dan
yang mengganggu pengalaman mual pada
 Asupan cairan kulaitas hidup
menurun  Ajarkan penggunaan
 Asupan makanan teknik nonfarmakologi
berkurang  Dorong pola makan
 Perubahan dengan porsi sedikit
keseimbangan cairan makanan yang menarik
 Perubahan asam basa bagi pasien
 Kehilangan selera  Monitor asupan makanan
makan terhadap kandungan gizi
 Peerubahan status dan kalori
nutrisi  Monitor efek dari
 Penurunan berat badan manajemen mual secara

 Gangguan aktifitas keseluruhan

fisik
 Ketidakberdayaan 2. Manajemen muntah
Aktivitas-aktivitas
 Kaji emesis terkait dengan
warna, konsistensi, aka
nada darah, waktu dan
sejauh mana kekuatan
emesis
 Ukur atau perkirakan
volume emesis
 Pastikan obat antiemetic
yang efektif diberikan
untuk mencegah muntah
 Tunjukkan penerimaan
terhadap muntah dan
kolaborasi ketika memilih
strategi pengendalian
muntah
 Tingkatkan pemberian
cairan secara bertahap jika
tidak ada muntah yang
terjadi selama 30 menit
 Monitor keseimbangan
cairan dan elektrolit
 Dorong istirahat
 Beri suplemen nutrisi
untuk mempertahankan
berat badan jika
diperlukan
 Timbang secara teratur
4. Ketidakseimbangan 1. Status nutrisi 1. Manajemen gangguan makan
nutrisi kurang dari Indicator : Aktivitas aktivitas:
keb.tubuh b.d  Asupan gizi  Kalaborasi dengan tim
kurang asupan  Asupan makanan kesehatan lain untuk
makanan  energi mengembangkan rencana
perawatan
2. Status nutrisi : asupan  Dorong klien untuk
nutrisi mendiskusikan makanan
Indicator: yang disukainya
 asupan kalori  Monitor asupan kalori
 asupan protein  Monitor asupan cairan
 asupan karohidrat yang tepat
 asupan serat  Timbang berat badan
 asupan vitamin klien secara rutin

 asupan mineral  Kembangkan hubungan

 asupan zat besi yang mendukung dengan

 asupan kalsium klien

 asupan natrium  Beriak dukungan dan


arahan jika diperlukan
 Beri tanggung jawab
terkait dengan pilihan –
pilihan makanan dan
aktivitas fisik
 Rundingkan dengan tim
kesehatan lainnya setipa
hari terkait dengan
perkembangan
 Bagun harapan terkait
dengan perilaku makan
yang baik
 Dorong klien untuk
memonitor asupan makan
harian.
2. Bantuan peningkatan berat
badan
Aktivitas aktivitas:
 Timbang pasien pada jam
yang sama setiap hari.
 Monitor mual muntah
 Kaji penyebab mual dan
muntah.
 Monitor asupan kalori
setiap hari.
 Dukung peningkatan
asupan kalori .
 Beriakn istirahat yang
cukup.
 Bantu pasien untuk
makan.
 Sajikan makana yang
menarik.
 Ajrakan pasien dan
keluarga merencanakan
makan
 Kenali apakah penurunan
berat badan yang dialami
pasien
 Sediakan suplemen
makan jika diperlukan.

3. Manajemen nutrisi
Aktivitas aktivitas:
 Tentukan status gizi dan
kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan
gizi
 Identifikasi alergi atau
intoleransi makanan yang
dimiliki pasien
 Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi
 Bantu pasien dalam
menentukan pedoman
makanan yang paling
cocok dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi
 Lakukan atau bantu
pasien terkait dengan
perawatan mulut sebelum
makan
 Monitor kalori dan
asupan makanan
 Bantu pasien untuk
mengakses program gizi
 Berikan arahan jika
diperlukan
 Ciptakan lingkungan
yang optimal pada saat
mengkonsumsi makanan
 Intruksikan pasien
mengenai kebutuhan
nutrisi
 Tentuakan jumlah kalori
dan jenis nutrisi yang
dibutuhkan
 Tawarkan makan ringan
yang padat gizi
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Hari/ Tanggal : Selasa, 8 Mei 2018
Jam : 14.00
I. Identitas Pasien
a. Nama kepala keluarga : Hendra Noveri/ Tn. H
b. Umur kepala keluarga : 31 tahun
c. Alamat : Jln. Delima IV No.115 Perumnas belimbing Padang
d. Pendidikan kep. keluarga : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.
. Kelamin dengan KK
1 Ibu N Perempuan Istri 32 S1 PGSD Guru -

2 An. F Laki-laki Anak 11 SD Pelajar -

3 An. F Lki-laki Anak 5 Belum sekolah - -

4 Ny.Ne Perempuan Adik Ny.N 20 Mahasiswa Pelajar -

Genogram :

Tn.H Ny.N
Keterangan :

= laki-laki

= perempuan

= meninggal

= pasien

= tinggal serumah

g. Tipe keluarga
Tipe keluarga yaitu extended family. Tn.H tinggal bersama dengan isterinya,
Ny.N dan dua anaknya yaitu An.F. Ny.N mengatakan jarang mengalami selisih
paham dengan Tn.H. Mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain
h. Agama
Kepercayaan yang dianut keluarga Tn.H adalah Islam. Keluarga Tn.H sering
menjalankan ibadah sholat di rumah dan jarang solat berjamaah di masjid. Tn.H
jarang mengikuti pengajian setiap malam jumat karena sibuk sedangkan Ny.N juga
jarang mengikuti pengajian.
i. Suku
Keluarga Tn.H berasal dari suku minang, bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa minang. Budaya sosial khusus dalam keluarga adalah saling
menghormati antar anggota keluarga dan masyarakat. Keluarga Ny.N tidak memiliki
kebiasaan dalam budaya yang bertentangan dengan kesehatan misalnya pantangan
terhadap makanan
j. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.H memiliki penghasilan sebagai wiraswasta kadang Rp. 3.000.000per bulan
tapi kadang juga tidak menentu ditambah dengan penghasilan Ny.N dengan
pendapatan setiap bulan lebih kurang Rp.2.500.000 per bulan. Total penghasilan ini
dirasa oleh keluarga sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari dan masih ada
untuk ditabung
II. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan masalah penyakit
maag
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.H yang belum terpenuhi yaitu belum bisa membagi
waktu untuk anak
3. Riwayat keluarga inti
Ny.N mengatakan pernikahannya dengan Tn.H tidak ada riwayat dijodohkan mereka
menikah karena sudah ada kecocokan. Tn.H dan Ny.N menikah pada tahun 2007
tanggal 8 februari dan usia pernikahan sudah 12 tahun.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Orang tua dari Ny.N dan Tn.H tidak ada riwayat penyakit kronik

III.Lingkungan
1. Krakteristik rumah
Rumah yang ditempati sekarang merupakan rumah pribadi. Tipe bangunan rumah
Tn.H adalah permanen. Terdapat 3 kamar tidur, 1, ruang tengah tempat berkumpul-
kumpul, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Kurangnya ventilasi dan juga
jendela yang jarang dibuka menyebabkan ruangan tampak sedikit gelap.

Denah rumah
Pintu Ruang tamu
utama

Kamar 1
Ruang
kel
Kamar 2

Kamar 3

Dapur
Kamar
mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah keluarga TN.H berada di komplek yang cukup padat, karena didaerah sekitar
tempat tinggal Tn.H merupakan pasar menjadikannya ramai. Jarak antar rumah satu
dengan yang lain berdekatan karena merupakan rumah perumnas. Kelompok usia
yang mendominasi adalah usia dewasa akhir dan lansia. Hubungan antar warga
harmonis. Keluarga mengatakan nyaman tinggal di lingkungan tersebut. Masalah
kesehatan yang sering terjadi adalah hipertensi, asam urat dan osteoporosis. Fasilitas
kesehatan yang ada disekitar lingkungan yaitu puskesmas, bidan. Fasilitas umum
yang ada di lingkungan sekitar yaitu mesjid, tempat pertemuan masyarakat
3. Mobilitas grafis keluarga
Keluarga menempati rumah tersebut sudah sejak 10 tahun yang lalu. Keluarga tidak
pernah pindah rumah sampai sekarang. Ketika berpergian keluarga menggunakan
motor pribadi
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi komunitas
Keluarga jarang memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul bersama keluarga
karena kesibukan, melakukan diskusi, bercerita kegiatan sehari-hari yang telah
dilakukan, biasanya dilakukan saat malam hari. Tn.H jarang mengikuti kegiatan
gotong royong dan juga pengajian, begitu juga dengan Ny.N yang jarang mengikuti
kegiatan majelis taklim dan arisan yang di adakan.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.H memiliki sistem pendukung yang berasal dari orang tua yang tinggal
di tapan pesisir selatan, meski cukup jauh dan jarang ketemu tetapi Tn.H cukup sering
menanyakan keadaan melalui telepon, baik kesehatan ataupun kondisi lainnya.

IV. Struktur keluarga


1. Struktur peran
a) Peran formal
Tn.H berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah dan pengambilan
keputusan di keluarga. Ny.N sebagai ibu rumah tangga berperan sebagai
pengurus rumah dan mengatur kebutuhan keluarga, selain itu Ny.N juga
membantu dalam keuangan keluarganya dengan bekerja sebagai guru SD.
b) Peran informal
Tn. H dan Ny.N bersama-sama menjaga anaknya yaitu An.F yang saat ini dalam
tahapan perkembangan usia sekolah dan prasewkolah. Ibu E sebagai istri saat ini
berusaha memenuhi kebutuhan. Ny.N sedang mengalami penyakit maag
disebabkan karena pola makan yang sering tidak diatur.
2. Pola komunikasi
Pola komunikasi dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam hal komunikasi
sampai sekarang tidak banyak hambatan karena masing-masing anggota keluarga
sudah memahami satu sama lain. Ketika ada masalah, keluarga mengadakan diskusi
untuk memecahkan masalah. Anggota keluarga bertingkah laku sopan dalam
berinteraksi. Latar belakang komunikasi dalam keluarga ini adalah budaya minang
dan lebih sering menggunakan bahasa minang
3. Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga Tn.H yang memegang peranan utama dalam pengambilan
keputusan termasuk mengatur dan memutuskan apa yang akan dilakukan. Umumnya
setiap ada masalah, yang memegang peranan penting adalah Tn.H. Beliau
memutuskan seluruh tindakan apabila ada keluarga yang sakit atau ada masalah
keuangan dan lain-lain.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma yang di anut keluarga umumnya dilatar belakangi oleh budaya
minang. Sampai saat ini keluarga menerima nilai yang dianut dan tidak ada konflik
nilai. Nilai dan norma yang dianut tidak berpengaruh terhadap status kesehatan
keluarga.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga saling peduli dan menyayangi satu sama lain. Fungsi afektif
keluarga baik. Kasih sayang yang diberikan kepada semua anggota keluarga adalah
sama. Bentuk dukungan yang diberikan dalam keluarga biasanya berbentuk verbal
dengan saling mendukung satu sama lain. Hubungan keluarga sangat dekat dan saling
terbuka jika mempunyai masalah. Jika ada masalah dalam keluarga, maka cenderung
menyelesaikannya cara musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn.H dan Ny.N jarang bersosialisasi dengan masyarakat di lingkungan
sekitar tempat tinggal. Tn.H dan keluarga jarang mengikuti kegiatan yang dibuat oleh
masyarakat sekitarnya seperti gotong royong namun apabila ada ronda malam Tn.H
ikut.
3. Fungsi perawatan
Keluarga mengatakan saat ada anggota keluarga yang sakit biasanya diberikan obat
warung dan jika tidak sembuh, baru di bawa ke bidan atau beli obat apotik. Keluarga
tidak banyak mengetahui tentang informasi kesehatan sehingga mereka tidak banyak
tahu bagaimana menjaga kesehatan dan mengatasi kondisi anggota keluarga yang
sakit. Keluarga mengatakan kondisi sehat adalah ketika tubuh masih bisa melakukan
kegiatan sehari-hari seperti bekerja. Kondisi sakit adalah ketika badan terasa tidak
enak, dan sudah tidak mampu melakukan aktivitas seperti biasa. Tn.H saat ini sering
merasakan pegal dan mudah masuk angin, namun tidak dianggap suatu masalah yang
berat karena ia merasakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu
Tn.H sering merasakan lelah karena kurang istirahat. Ny.N mengeluhkan sakit maag
sudah sejak 5 tahun yang lalu. Makanan yang dimakan seperti ayam dan ikan.
Frekuensi makan keluarga 3 kali sehari tetapi kadang Ny.N makan 2 kali sehari
karena sibuk yang membuatnya malas makan.

VI. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor yang dimiliki
a) Stresor jangka pendek
Stresor yang dimiliki keluarga saat ini adalah tentang anaknya. Karena sama-sama
sibuk jadi kadang anak tidak terurus dan kadang takut untuk meninggalkannya
karena Ny.N dari jam 8 sampai jam 2 siang mengajar
b) Stresor jangka panjang
Stressor yang dimiliki keluarga yaitu tentang penyakit yang diderita oleh Ny.N,
keluarga sering khawatir tentang kondisi Ny.N yang sekarang sering sakit-sakitan
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Menurut keluarga mereka sudah berusaha untuk merawat anggota keluarga yang sakit
dan keluarga juga mengatakan ia sudah berusaha untuk meluangkan waktu nya untuk
anak.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan oleh Ny.N untuk mengatasi setiap masalahnya yaitu
selalu bercerita dengan keluarganya dan minta tolong pada adiknya untuk mengasuh
anaknya saat ia kerja
4. Strategi adaptasi keluarga
Pada umunya keluarga selalu dapat mengatasi stressor dan beradaptasi dengan
keadaan baru.
5. Harapan keluarga
Ny.N sangat berharap selalu diberikan kesehatan dan kesabaran oleh Allah SWT
sehingga mampu melakukan perannya sebagai istri dan ibu yang bijaksana buat anak-
anaknya dan mampu membuat keluarganya terus harmonis

VII. Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan Tn.H

Kepala Bentuk simetris

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, tidak ada ganngguan pendengaran
Mata Sclera bening, konjungtiva pucat

Mulut dan hidung Bentuk simetris, ekspresi muka sesuai, lidah berwarna
kemerahan, lidah pada posisi normal, tidak ada gangguan
menelan, bibir simetris, mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 5-6x sehari

BAB biasanya 1xsehari


Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada tampak
muskuloskeletal adanya pembengkakan, kekuatan otot baik

BB dan TB 72 kg & 178 cm

Tanda- tanda vital TD 130/80, nadi 70x/i

Pemeriksaan Ny. N

Kepala Bentuk simetris

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, liang telinga
terlihat bersih, tidak ada ganngguan pendengaran
Mata konjungtiva pucat simetris

Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna pucat, lidah pada posisi
normal, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris,
mukosa bibir kering
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari
BAB: biasanya 1x sehari
Sistem Integumen Turgor kulit menurun

Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada kelemahan


muskuloskeletal

BB dan TB 63 kg & 162 cm

Tanda- tanda vital TD 110/80 mmHg; Nadi 68 x/menit; Pernapasan 20


x/menit; Suhu 37º C
Pemeriksaan CRT < 2 detik

Abdomen  Ny.N mengatakan nyeri di ulu hati dan perut kanan


atas dan kalau kambuh nafsu makannya menjadi
menurun
 Ny.n mengatakan sakitnya seperti teriris dan perih
sekali.
 Ny.N mengatakan sakitnya kambuh bila bekerja
terlalu lelah
 Ny.N mengatakan kalau sakitnya kambuh berobat ke
bidan terdekat.
 Ny.N mengatakan sering telat makan dan pola makan
kadang tidak dijaga
 Ny.N mengeluh kjika kambuh ia sering merasa mual
dan muntah
 Ny.N mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika
di tekan
 Ny.N tampak pucat dan lemah
 Ny.N mengatakan susah tidur akibat nyerinya
Keluhan Utama Ny.N mengeluhkan nyeri di ulu hati dan perut sebelah
kanan bawah.

Pemeriksaan An.F

Kepala Bentuk simetris

Leher Simetris kiri dan kanan

Telinga Bentuk simetris antara telinga kanan dan kiri, tidak ada
ganngguan pendengaran
Mata konjungtiva tidak anemis

Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna kemerahan, lidah pada
posisi normal, tidak ada gangguan menelan, bibir simetris,
mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari

BAB biasanya 1xsehari

Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada tampak


muskuloskeletal adanya pembengkakan, kekuatan otot baik

BB dan TB 35 kg & 140 cm

Tanda- tanda vital TD 120/80, nadi 65x/i

Pemeriksaan Ny. Ne

Kepala Bentuk simetris

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, simetris kiri dan


kanan
Telinga Bentuk simetris telinga kanan dan kiri, tidak ada
ganngguan pendengaran
Mata konjungtiva pucat

Mulut dan hidung Bentuk simetris, lidah berwarna kemerahan, bibir simetris,
mukosa bibir lembab
Eliminasi BAK biasanya 4-5x sehari

BAB biasanya 1xsehari

Sistem Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada tampak


muskuloskeletal adanya pembengkakan, kekuatan otot baik

BB dan TB 63 kg & 170 cm

Tanda- tanda vital TD 120/80, nadi 66x/i


B. ANALISA DATA
No Data Diagnosa Keperawatan

1 DS: Ketidakefektifan pemeliharaan


 Ny.N mengatakan kadang tidak kesehatan
mengataur pola makannya sehingga magh
nya kambuh lagi
 Ny.N mengatakan ia masih sering
mengkonsumsi makanan yang pedas
 Ny.N mengatakan jarang melakukan
pemeriksaan kesehatan, melakukan
pemeriksaan jika sudah sakit
DO:
 Tekanan darah 110/80 mmHg
 Ny.N terlihat tampak lelah
 Ny.N terlihat pucat
2. DS: Kurangnya pengetahuan tentang
 Ny.N mengatakan kurang mengerti penyakit
tentang pola makan yang sehat dan
dianjurkan
 Ny.N mengatakan sulit untuk menjaga
pola makannya
 Ny.N mengatakan masih sering
memakan- makanan yang pedas, yang
akan memperparah kondisinya dan dapat
menyebabkan maghnya kambuh

DO :
 Makanan yang dimakan Ny.N tampak
tidak di atur dan sembarangan
 Ny.N tampak bingung
 Ny. N bertanya tentang penyakitnya
3. DS Nyeri kronis
 Ny.N mengatakan nyeri di ulu hati dan
perut kanan atas
 Ny.n mengatakan sakitnya seperti teriris
dan perih sekali.
 Ny.N mengatakan kalau nyerinya hilang
timbul jika di tekan
 Ny.N mengatakan pola makannya tidak
teratur
 Ny.N mengatakab terjadi perubahan
selera makan akibat magh
 Ny.N mengatakan susah tidur akibat
nyerinya
DO
 Ny.N terlihat meringis menahan nyeri
 Ny.N tampak memegangi bagian bawah
perutnya
 Ny.N tampak gelisah
 Ny N tampak lemah dan tidak berenergi
 Ny.N tampak pucat
 TTV terganggu
 Ny.N tampak pucat dan lemah
4 DS Ketidakseimbangan nutrisi kurang
 Ny.N mengeluh jika kambuh ia dari kebutuhan tubuh b.d
sering merasa mual dan muntah
 Ny.N mengatakan kalau maag nya
kambuh menyebabkan selera makan
menurun
DO :
 Diagnosa Medis dari Ny.N adalah
Gastritis
 Ny N tampak lemah dan tidak berenergi
 Ny.N tampak pucat
 Mukosa tampak kering
 Turgot kulit menurun

SKORING

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 1 3/3x1= 1 Ny.N sudah menderita magh 12 tahun


yang lalu. Ny.N mengatakan kadang tidak
Defisit kesehatan (3)
mengataur pola makannya sehingga magh
Ancaman kesehatan nya kambuh lagi, ia masih sering
(2) mengkonsumsi makanan yang pedas

Faktor risiko (1)

Kemungkinan diubah: 2 1/2x2= 1 Ny.N mengetahui penatalaksanaan magh,


tetapi Ny.N belum bisa melakukan
Mudah (2)
modifikasi diet dan istirahat yang cukup.
Sebagian (1) Begitu juga Tn.H jika bekerja terlalu
keras ia akan kelelahan serta jarang
Tidak dapat (0)
kepelayanan kesehatan untuk
pemeriksaan kesehatan.
Kemungkinan 1 1/2x1= 1/2 Ny.N mengetahuui masalah maghnya
dicegah: sejak 12 tahun yang lalu tetapi masih saja
sering mengkonsumsi makanan pedas dan
Tinggi (3)
sering telat makan
Cukup (2)

Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 2/2x1=1 Keluarga mengetahui masalah magh pada


Ny.N dan akan berusaha mengingatkan
Membutuhkan
agar tidak memakan makanan
perhatian segera (2)
sembarangan yang akan memperburuk
Tidak membutuhkan kondisinya
perhatian segera (1)

Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)

Total 5 3 1/2

2. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 Ny.N sudah menderita magh 12 tahun


yang lalu. Ny.N mengatakan kadang tidak
Defisit kesehatan (3)
mengataur pola makannya sehingga magh
Ancaman kesehatan nya kambuh lagi, ia masih sering
(2) mengkonsumsi makanan yang pedas serta
kurangnya informasi yang didapat Ny.N
Faktor risiko (1)
tentang cara mengatur pola makan yang
baik sehingga ia makan sembarangan
Kemungkinan diubah: 2 1/2x2= 1 Ny.N mengatakan kurang mengerti
tentang pola makan yang sehat dan
Mudah (2) dianjurkan dan sulit untuk menjaga pola
makannya
Sebagian (1)

Tidak dapat (0)

Kemungkinan 1 2/3x1=2/3 Ny.N kurang mengetahui tentang


dicegah: penyakitnya secara jelas sehingga ia
masih sering memakan- makanan yang
Tinggi (3)
pedas, yang akan memperparah
Cukup (2) kondisinya dan dapat menyebabkan
maghnya kambuh
Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 2/2x1=1 Keluarga mengetahui masalah magh pada


Ny.N dan akan berusaha mengingatkan
Membutuhkan
agar tidak memakan makanan
perhatian segera (2)
sembarangan yang akan memperburuk
Tidak membutuhkan kondisinya serta akan lebih banyak
perhatian segera (1) bertanya kepada tenaga kesehatan tentang
bagaimana penatalaksanaan dari magh
Tidak dirasakan
supaya tidak kambuh lagi dan makan apa
sebagai masalah atau
saja yang tidak boleh dikonsumsi
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)

Total 5 2 4/3

3. Nyeri kronik pada Ny.N

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 1 3/3x1= 1 Ny.n mengatakan sakitnya seperti teriris


dan perih sekali, nyerinya hilang timbul
Defisit kesehatan (3) jika di tekan

Ancaman kesehatan
(2)

Faktor risiko (1)

Kemungkinan diubah: 2 1/2x2=1 Ny.N mengatakan pola makannya tidak


teratur yang mana akan menyebabkan
Mudah (2)
nyeri , mengatakan terjadi perubahan
Sebagian (1) selera makan akibat maag

Tidak dapat (0)

Kemungkinan 1 2/3x1=2/3 Ny.N mengatakan akan merubah pola


dicegah: makan dan tidak akan telat lagi dalam
makan supaya maag nya tidak kambuh
Tinggi (3)
lagi dan perutnya tidak nyeri lagi
Cukup (2)

Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 2/2x1=1 .Ny.N mengatakan mengiginkan agar


maag nya tidak kambuh lagi sehingga
Membutuhkan
aktivitasnya tidak terganggu dan tidak
perhatian segera (2)
merasakan nyeri lagi
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)

Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)
Total 5 3 2/3

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.N

Kriteria Bobot Total Pembenaran

Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 Ny.N mengeluh jika kambuh ia


sering merasa mual dan muntah, dan
Defisit kesehatan (3)
kalau maag nya kambuh menyebabkan
Ancaman kesehatan selera makan menurun
(2)

Faktor risiko (1)

Kemungkinan diubah: 2 1/2x2=1 Ny N mengatkan jika penyakit maag nya


kambuh lagi dia tidak mau makan akibat
Mudah (2)
tidak ada makan menyebakan ia tidak
Sebagian (1) berenergi

Tidak dapat (0)

Kemungkinan 1 2/3x1=2/3 Ny.N mengatakan akan menjaga


dicegah: kesehatannya dan mengetur pola
makannya
Tinggi (3)

Cukup (2)

Rendah (1)

Menonjolnya masalah: 1 2/2x1=1 Ny.N mengatakan membutuhkan


perhatian segera karena akibat kerusakan
Membutuhkan
iritasi lambung tersebut menyebabkan
perhatian segera (2)
badannya terasa tidak berdaya
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)

Tidak dirasakan
sebagai masalah atau
kondisi yang
membutuhkan
perubahan (0)

Total 5 2 4/3

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

No Diagnosa Keperawatan Skor

1 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 3 1/2

2 Nyeri kronis 3 2/3

3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2 4/3

4 Kurangnya pengetahuan tentang penyakit 2 4/3


D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N DX.KEP NOC NIC


DATA
O KODE DX.KEP KODE HASIL KODE INTERVENSI
1 DS 00133 Nyeri kronis Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
 Ny.N mengatakan mengenal masalah nyeri masalah nyeri yang dirasakan
nyeri di ulu hati dan yang dirasakan Ny.N
perut kanan atas Domain XII : Pengetahuan Pendidikan kesehatan pengajaran
 Ny.n mengatakan tentang kesehatan dan 5602 proses penyakit yang dialami
sakitnya seperti perilaku 1. Menilai pemahaman klien
teriris dan perih dan keluarga tentang nyeri
sekali. Kelas 1 : kenyamana fisik yang dirasakan
 Ny.N Kontrol nyeri 2. Berikan informasi yang
mengatakan kalau akurat tentang gangguan
nyerinya hilang 5602 : pendidikan kesehatan nyeri yang dirasakan
timbul jika di tekan : Proses penyakit meningkat 3. Identifikasi perubahan pada

 Ny.N mengatakan dari 1 (tidak mengetahui) kondisi fisik klien akibat

kalau maag nya 4 (pengetahuan baik) nyeri yang dirasakan

kambuh 4. Diskusikan perubahan gaya

menyebabkan selera Indikator : hidup yang bisa dilakukan

makan menurun  Mengenali kapan untuk mencegah atau

 Ny.N mengatakan terjadi nyeri (1-5) mengontrol nyeri


5. Diskusikan perawatan yang
pola makannya  Mengambarkan faktor dibutuhkan untuk ganguan
tidak teratur penyebab (1-5) nyeri
DO  Menggukan tindakan 6. Gali dukungan yang
 Ny.N memungkinkan bagi klien
pencegahan (1-5)
terlihat meringis
 Menggunakna dan keluarga
menahan nyeri
tindakan pengurangan
 Ny.N tampak
nyeri tanpa analgetik
memegangi bagian
(1-5)
bawah perutnya
 Menggunakan
 Ny.N tampak gelisah
analgetik yang
 Ny N tampak lemah direkomendasikan (1-
dan tidak berenergi 5)
 Ny.N tampak pucat  Melaporkan perubahan
 TTV terganggu terhadap gejala nyeri
pada professional (1-5)
 Melaporkan gejala
yang tidak terkontrol
pada profesional
kesehatan (1-5)
 Menggunakan sumber
daya yang tersedia (1-
5)
 Melaporkan nyeri yang
terkontrol (1 Kemampuan keluarga
Keluarga mampu memutuskan untuk
memutuskan untuk memperbaiki kesehatan
memperbaiki kesehatan Dukungan membuat keputusan :
Domain XII : Pengetahuan 1. Bantu keluarga untuk
tentang kesehatan dan menjelaskan nilai dan
perilaku harapan yang dapat diperoleh
dari perawatan nyeri gastritis
Kelas 2 : perilaku sehat 2. Bantu keluarga
Hasil : mengidentifikasi keuntungan
Kepatuhan perilaku dan kerugian apabila tidak
meningkat dari 1 (tidak melakukan perawatan nyeri
dilakukan) sampai 4 9sering 3. Fasilitasi keluarga terkait
dilakukan) tujuan perawatan
1. Maanfaat perawatan 4. Berikan informasi yang
gangguan nyeri dibutukan dan ditanyakan
2. Menjelaskan rasional oleh keluarga
perawatan gangguan nyeri 5. Manfaatkan dukungan
3. Melakukan skrining keluarga atau kelompok lain
kesehatan seperti untuk pengambilan keputusan
penyebab nyeri gastritis
pada tenaga kesehatan
Proses pemeliharaan keluarga:
Berpartisipasi dalam 1. Identifikasi efek dari
memutuskan pengtinya perubahan nilai terhadap
melakukan perawatan proses keluarga
gangguan rasa nyaman 2. Lakukan strategi yang
nyeri dari 1 (berat) ke 5 digunakan oleh anggota
(tidak ada) keluarga untuk menyikapi
1. Identifikasi prioritas hasil adanya perubahan
2. Gunakan pemecahan nilai/aturan dalam keluarga
masalah untuk mencapai
hasil yang diinginkan
3. Identifikasi dukungan
untuk mencapai hasil
4. Evaluasi kepuasan
terhadap hasil keputusan
Kemampuan keluarga
Keluarga mampu merawat anggota keluarga
melakukan perawatan yang sakit
Partisipasi menurunkan nyeri Menggunakan analgetik yang
dari 1(berat) ke 5 (tidak ada) direkomendasikan
1. Mengenali kapan terjadi 1. Analgetik yang dianjurkan
nyeri 2. Jelaskan pentingnya
2. Mengambarkan faktor mengontrol nyeri dengan
penyebab menggunakan obat
3. Menggukan tindakan analgesic
pencegahan 3. Jelaskan efek obat teerkait
4. Menggunakna tindakan dengan pengurangan nyeri
pengurangan nyeri tanpa 4. Anjurkan untuk istirahat
analgetik yang cukup
5. Menggunakan analgetik 5. Jelaskan tentang manajemen
yang direkomendasikan nyeri
6. Melaporkan perubahan
terhadap gejala nyeri
pada profesional
7. Melaporkan gejala yang
tidak terkontrol pada
profesional kesehatan
8. Menggunakan sumber
daya yang tersedia
9. Melaporkan nyeri yang
terkontrol
Keluarga mampu
Keluarga mampu memodifikasi factor resiko
memodifikasi factor gangguan rasa nyaman nyeri
penyebab dari nyeri Manajemen nyeri
gastritis  Lakukan pengkajian nyeri
Domain XII : pengetahuan komprehensif yang meliputi
kesehatan dan perilaku lokasi, karakteristik, onset
Perilaku kesehatan atau durasi, frekuensi,
Perilaku promosi kesehatan : kualitas, intensitas atau
1. Memonitor lingkungan beratnya nyeri dan factor
terkait dengan nyeri pencetus
gastritis  Pastikan perawatan analgesic
2. Memonitor perilaku yang bagi pasien dilakukan
meningkatkan nyeri pemantauan dengan ketat
seperti pola makan  Gali bersama pasien factor –
3. Keseimbangan antara factor yang dapat menurunkan
aktivitas dan istirahat atau memperberat nyeri
4. Mengikuti pola makan  Evaluasi bersama pasien dan
yang dianjurkan tim kesehatan lainnya,
mengenai efektivitas
tindakanpengontrolan nyeri
yang digunakan sebelumnya

Keluarga mampu
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitasi
memanfaatkan fasilitas kesehatan
kesehatan Panduan pelayanan kesehatan
Perilaku mencari pelayanan 1. Bantu keluarga untuk
kesehatan meningkat dari 2 memilih pelayanan kesehatan
(jarang) ke 4 (sering) yang sesuai
1. Menampilkan perawatan 2. Informasikan kepada
penyebab gangguan rasa keluarga tentang perbedaan
nyaman nyeri seperti pelayanan kesehatan beserta
melakukan manajemen fasilitasnya
nyeri
2. Strstgi untuk Konseling tentang mengontrol
memkasimalkan nyeri:
kesehatan 1. Fasilitasi dalam
3. Uapay mencari tenaga mengidentifikasi perilaku
kesehatan perawatan nyeri
2. Sediakan informasi yang
dibutuhkan tentang
pentingnya perawatan nyeri
2 DS: Ketidakefekt Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
 Ny.N mengatakan ifan mengenal masalah gastritis masalah
kadang tidak pemeliharaa Domain IV : Pengetahuan 1. Pendidikan kesehatan
mengataur pola n kesehatan kesehatan dan perilaku tentang gastritis
makannya sehingga Pengetahuan kesehatan a. Identifikasi karakteristik
magh nya kambuh Pengetahuan: Manajemen keluarga yang
lagi penyakit kronis gastritis mempengaruhi strategi
 Ny.N mengatakan a. Mengetahui pengetian pembelajaran
ia masih sering gastritis (1-3) b. Tentukan pengetahuan
mengkonsumsi b. Mengetahui penyebab kesehatan terkini dan gaya
makanan yang terjadinya gastritis (1-3) hidup klien maupun
pedas c. Mengetahui tanda dan keluarga
 Ny.N mengatakan gejala gastritis (1-3) c. Tentukan tujuan program
jarang melakukan d. Mengetahui komplikasi pendidikan kesehatan
pemeriksaan gastritis (1-3) tentang gastritis
kesehatan, e. Mengetahui strategi untuk d. Motivasi klien agar dapat
melakukan mengontrol gastritis (1-3) perilaku hidup sehat
pemeriksaan jika f. Mengetahui pentingnya e. Gunakan media menarik
sudah sakit kepatuhan akan perhatian klien dan
DO: perawatan gastritis (1-3) keluarga
 Tekanan darah
110/80 mmHg Pengetahuan tentang 2. Mengajarkan proses
 Ny.N terlihat manajemen gastritis terjadinya gastritis

tampak lelah a. Mengetahui tanda dan a. Menilai pemahaman klien

 Ny.N terlihat pucat gejala awal penyakit tentang gastritis


gastritis (1-3) b. Jelaskan patofisiologi
b. Mengetahui tanda dan terjadinya gastritis
gejala penyakit gastritis c. Review pengetahuan klien
yang semakin memburuk tentang gastritis yang
(1-3) dirasakan
c. Mengetahui strategi untuk d. Jelaskan tanda dan gejala
melindungi lambung (1- tentang gastritis yang
3) dialami
d. Mengetahui strategi untuk e. Identifikasi perubahan
mencegah kekambuhan pada kondisi fisik klien
gastritis (1-3) f. Diskusikan perubahan
e. Mengetahui pola makan gaya hidup yang bisa
yang sehat untuk gastritis dilakukan untuk mencegah
(1-3) komplikasi
f. Mengetahui dampak g. Gali dukungan yang
buruk dari gastritis (1-3) memungkinkan dari
g. Mengetahui sumber keluarga
informasi yang terpercaya h. Rujuk klien pada
terkait gastritis (1-3) pelayanan kesehatan

Pengetahuan: Proses
penyakit gastritis
Indikator
a. mengetahui sifat spesifik
penyakit gastritis (1
menjadi 3)
b. mengetahui penyebab
gastritis (1 menjadi 3)
c. mengetahui komplikasi
gastritis (1 – 3)
d. mengetahui cara
mencegah dan merawat
gastritis (1-3)

Keluarga mampu Kemampuan keluarga dalam


memutuskan memutuskan
Domain IV: Pengetahuan Dukungan membuat keputusan
kesehatan dan perilaku a. Identifikasi dan klarifikasi
Perilaku kesehatan. adanya perbedaan pandangan
Hasil: dalam melihat masalah
Berpartisipasi dalam gastritis
memutuskan perawatan b. Fasilitasi klien dan keluarga
kesehatan. untuk mengklarifikasi nilai
a. Membuat keputusan dan harapan yang akan
terkait perawatan Klien mempengaruhi pengambilan
(2-4) keputusan tentang penyakit
b. Melakukan identifikasi klien
hasil (2-4)
c. Menggunakan teknik
pemecahan masalah
untuk mencapai hasil (2-
4)

Keluarga mampu Kemampuan keluarga dalam


melakukan perawatan merawat
Kepatuhan perilaku: pola Promosi tentang pengaturan
makan yang disarankan pola makan
a. Diskusikan pola makan a. Jelaskan tentang manfaat
yang disarankan secara mengatur pola makan
konsisten b. Instruksikan keluarga untuk
b. Identifikasi harapan akan mengatur pola makan klien
manfaat menjaga pola dan mengingatkannya
makan secara konsisten c. Hindari untuk memakan
c. Identifikasi hambatan makanan yang pedas dan
dalam pengaturan pola instan
makan d.
d. Berpartisipasi dalam
pengaturan pola makan
sehari-hari secara
konsisten

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan memodifikasi lingkungan
Domain IV : pengetahuan Manajemen pola makan
kesehatan dan perilaku gastritis
Pengetahuan tentang a. Diskusikan dengan klien
manajemen pengaturan pola hubungan antara pola makan
makan untuk gastritis yang sehat dengan kejadian
a. Mengetahui pola makan gastritis
yang sehat untuk b. Diskusikan dengan klien
penderita gastritis bahwa makan yang tidak
b. Mengetahui strategi teratur dapat meningkatkan
untuk mencapai pola kekambuhan
makan yang sehat c. Gali motivasi klien untuk
c. Mengetahui hubungan mengubah pola makan
pengaturan pola makan d. Tentukan jenis makanan
dengan kekambuhan yang dianjurkan dan
gastritis makanan yang harus
d. Mengetahui risiko jika dihindari
tidak mengatur pola e. Anjurkan memisahkan menu
makan makanan dengan anggota
e. Mengetahui strategi keluarga lainnya bila
untuk memodifikasi memungkinkan
makanan

Keluarga mampu
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
kesehatan
a. Konsultasi
Perilaku sehat
Berikan konsultasi kepada
Kepuasan pasien: Akses
klien dan keluarga dengan
pada sumber perawatan
hasil skrining yang abnormal
a. Tersedianya perawatan
untuk rencana tindak lanjut
yang dibutuhkan
yang harus dilakukan
b. Tersedianya peralatan
Rujukan
kesehatan yang
Rujuk klien ke pelayanan
dibutuhkan untuk
kesehatan jika di perlukan
perawatan
c. Kepuasan terhadap
perawat sebagai pemberi
perawatan
d. Bantuan terhadap akses
penyedia kesehatan
3 DS 00002 Ketidakseim Keluarga mampu Keluarga mampu mengenal
 Ny.N bangan mengenal masalah masalah gangguan nutrisi
mengeluh jika nutrisi gangguan nutrisi pada klien
kambuh ia kurang dari Domain II : status nutrisi : Mengajarkan tentang Majemen
sering merasa kebutuhan 1014 intake nutrisi dan pendidikan nutrisi
mual dan muntah tubuh anjuran diet dan pengaturan 1. Menilai pemahaman klien dan
 Ny.N mengatakan pola makan keluarga tentang gangguan
kalau maag nya Indicator pemenuhan nutrisi
kambuh Mengetahui tentang nutrisi 2. Berikan informasi yang akurat
menyebabkan selera yang dibutuhkan dan intake tentang gangguan pemenuhan
makan menurun nutrisi nutrisi
DO : 1. Asupan kalori (1-5) 3. Identifikasi perubahan pada

 Diagnosa Medis 2. Asupan protein (1-5) kondisi fisik klien akibat

dari Ny.N adalah 3. Asupan vitamin (1-5) gangguan nutrisi

Gastritis 4. Supan mineral (1-5) 4. Diskusikan perubahan gaya

 Ny N tampak lemah 5. Asupan kalsium (1-5) hidup yang bisa dilakukan

dan tidak berenergi untuk mencegah supaya tidak


terjadi gangguan nutrisi
 Ny.N tampak pucat
5. Diskusikan perawatan yang
 Mukosa tampak
dibutuhkan untuk ganguan
kering
 Turgot kulit nutrisi
menurun Keluarga mampu Kemampuan keluarga
memutuskan untuk memutuskan untuk
memperbaiki kesehatan memperbaiki kesehatan
Kepatuhan perilaku Dukungan membuat keputusan :
meningkat dari 1 (Tidak 1. Bantu keluarga menjelaskan
adekuat) ke 5 (sepenuhnya 5246 harapan yang dapat diperoleh
adekuat) dari perawatan pemenuhan
Manfaat perawatan gangguan nutrisi
pemenuhan nutrisi 2. Bantu keluarga
1. Menjelaskan perawatan mengidentifikasi keuntungan
gangguan pemenuhan dan kerugian apabila tidak
nutrisi melakukan control nutrisi
2. Melakukan skrining 3. Fasilitasi keluarga terkait
kesehatan seperti tujuan perawatan
penyebab gangguan 4. Berikan informasi yang
pemenuhan nutrisi pada dibutukan dan ditanyakan
klien oleh keluarga
5. Manfaatkan dukungan
keluarga atau kelompok lain
untuk pengambilan keputusan
Keluarga mampu Kemampuan keluarga
melakukan perawatan merawat anggota keluarga
Partisipasi dalam yang sakit
meningkatkan nutrisi klien Manajemen nutrisi
meningkat dari 1 (tidak 1. Tentukan apa yang menjadi
adekuat) ke 5 (sepenuhnya preferensi makanan bagi
adekuat) pasien
1. Identifikasi faktor 2. Tentukan jumlah kalori dan
penghambat pemenuhan jenis nutrisi yang dibutuhkan
nutrisi untuk memenuhi persyaratan
2. Buat tujuan jangka gizi
pendek dan panjang 3. Lakukan atau bantu pasien
dalam pemenuhan nutrisi terkait dengan perawatan
3. Keseimbangan mulut sebelum makan
pemenuhan nutrisi 4. Tawarkan makanan ringan
4. Partisipasi dalam yang padat gizi
meningkatkan nutrisi 5. Mulai pemberian cairan yang
5. Pantau perkembangan bersih dan bebas karbonasi
nutrisi yang sudah 6. Tentukan status gizi pasien
dilakukan dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
Keluarga mampu Keluarga mampu
memodifikasi faktor memodifikasi faktor risiko
Penyebab gangguan gangguan pemenuhan nutrisi
pemenuhan nutrisi akibat seperti kelelahan
gastritis yang dirasakan Manajemen energi
Domain IV : pengetahuan 1. kaji status fisiologi klien
kesehatan tentang yang menyebabkan kelelahan
pemenuhan nutrisi 2. gunakan instrumen yang
Promosi kesehatan valid untuk mengukur
1. memonitor lingkungan kelelahan
terkait dengan 3. tentukan persepsi klien/orang
pemenuhan nutrisi (1-5) terdekat mengenai penyebab
2. memonitor perilaku klien kelelahan
terkait dengan 4. pilih intervensi untuk
pemenuhan nutrisi mengurangi kelelahan secara
3. keseimbangan nutrisi nonfarmakologis
dengan intake nutrisi 5. tentukan jenis dan banyaknya
4. mempertahankan nutrisi aktivitas yang dibutuhkan
yang adekuat untuk menjaga ketahanan
fisik
6. monitor intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat
7. monitor nutrisi klien

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
kesehatan kesehatan
Perilaku sehat Panduan pelayanan kesehatan
Perilaku mencari pelayanan 1. Bantu keluarga untuk
kesehatan meningkat dari 2 memilih pelayanan
(Jarang dilakukan)  4 kesehatan yang sesuai
(Sering dilakukan) 2. Informasikan kepada
1. Menampilkan perawatan keluarga tentang perbedaan
penyebab gangguan pelayanan kesehatan beserta
pemenuhan nutrisi yang fasilitasnya
dianjurkan
2. Mendeskripsikan strategi Konseling tentang nutrisi
untuk memaksimalkan 1. Kaji asupan makanan dan
kesehatan kebiasaan makan
3. Upaya mencari tenaga 2. Fasilitasi untuk
kesehatan/pelayanan mengidentifikasi perilaku
kesehatan jika diperlukan makan yang harus diubah
3. Susun tujuan jangka pendek
Partisipasi keluarga dalam dan panjang yang realistis
perawatan kesehatan 4. Diskusikan pengetahaun
keluarga meningkat dari 2 pasien mengenai empat
(Jarang dilakukan)  4 makanan dasar
(Sering dilakukan) 5. Kaji ulang intake dan output
1. Berpartisipasi dalam cairan, nilai Hb, TD atau
perencanaan dan penambahan BB
peningkatan kesehatan
2. Mengevaluasi keefektifan
perawatan gangguan
pemenuhan nutrisi

Anda mungkin juga menyukai