Anda di halaman 1dari 3

3

Table 1 Klasifikasi BMI menurut WHO (1998)


KategoriBMI (Kg/M
2
)Resiko Comordibitas
Underweight<18.5 kg/m2Rendah (tetapi resiko terhadapmasalah klinis kian
meningkat)Batas normal18.5-24.9 kg/m2Rata-rataOverweight>25
kg/m2Pre-obese25.0-29.9 kg/m2MeningkatObese I30.0-34.9 kg/m2SedangObese
II35.0-39.9 kg/m2BerbahayaObese III>40 kg/m2Sangat BerbahayaTable 2 Klasifikasi
Berat Badan yang diusulkan berdasarkan BMI pada penduduk Asia Dewasa
KategoriBMI (Kg/M
2
)Resiko Comordibitas
Underweight<18.5 kg/m2Rendah (tetapi resiko terhadapmasalah klinis lain
meningkat) Normal Wight18.5-22.9 kg/m2Rata-rataOverweight>23 kg/m2At
Risk23.0-24.9 kg/m2MeningkatObese I25.0-24.9 kg/m2SedangObese II>30
kg/m2Sangat Berbahaya b.

Tes CerminJika sewaktu anda bercermin dan jika anda terlihat gemuk
kemungkinananda memang kegemukan.c.

Tes CubitCobalab cubit kulit belakang lengan atas anda. Berat badan normal
jikalemaknya antara 1-2,5 cm, kurang atau lebih dari itu menunjukkan anda
terlalukurus atau terlalu gemuk.d.

Tes LompatCobalah melompat di tempat, jika anda tubuh anda yang seharusnya
tidakikut berguncang tetapi ikut berguncang maka itu adalah lemak.

1.2.

Faktor yang mempengaruhi berat badanAda beberapa faktor yang mempengaruhi berat
badan antara lain:a.

Kelabihan makananKegemukan hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan


makanan dalamtubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain,
jumlahmakanan yang dimakan melebihi kebutuhab tubuh. b.

Kekurangan aktivitas dan kemudahan hidupKegemukan dapat terjadi bukan hanya


kerena makanan berlebih, tetapi jugakarena aktivitas fisik berkurang, sehingga terjadi
kelebihan energi. Berbagaikemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya
aktivitas fisik, serta kemauanteknologi di berbagai bidang kehidupan mendorong
masyarakat untuk menempuhkehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang
berat.c.

Faktor psikologis dan genetikFaktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang
mendorongterjadinga obesitas. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis
ataulingkungan kehidupan masyarakat yang dirasakan tidak menguntungkan.
Saatseseorang merasa cemas, sedih, kecewa atau tertekan, biasanya
cenderungmengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan
tidakmenyenangkan tersebut.Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya
ke generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita sering menjumpai
orangtua gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula.Dalam hal ini faktor
genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsursel lemak dalam tubuh yang
berjumlah besar melebihi ukuran normal, secaraotomatis akan diturunkan kepada bayi
selama di dalam kandungan. Maka tidakheran bila bayi yang lahir pun memiliki lemak
tubuh yang relatif sama besar.d.

Pola konsumsi makananPola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan
lemak sertarendah serat memicu peningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat
di perkotaan cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanancepat
saji, dengan alasan lebih praktis. Meskipun mereka mengetahui bahwa nilaikalori yang
terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi, dan di dalamtubuh kelebihan kalori
akan diubah dan disimpan menjadi lemak (Sueharto,2001).e.

KebudayaanBayi-bayi yang gemuk biasanya dianggap bayo yang sehat. Banyak


orangtua yang berusaha membuat bayinya sehat dengan cara memberikan
terlalu banyak susu, yang biasa diberikan adalah susu botol atau formula. Bayi yang

terlalu gemuk pada usia enam minggu pertama menunjukkan bahwa 80%
darianak-anak yang kegemukan akan tumbuh menjadi anak dewasa yang
kegemukan juga (hutapea, 1994)

Anda mungkin juga menyukai