Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

“KONSEP SISTEM INTEGUMEN”

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ZULSAFRANS JAYA
616080716028

DOSEN PENGAJAR :
Ns. AFIF D.ALBA, M.Kep

PRODI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, saya akhirnya mampu
menyelesaikan tugas makalah ini, yang bertujuan untuk memenuhi syarat mengikuti mata
kuliah “ Sistem Integumen”.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bapak Ns,Afif
D.Alba, M,Kep yang telah membantu saya, sehingga saya merasa lebih ringan dan lebih mudah
menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah diberikan.
Saya menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih kurang
sempurna. Untuk ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan tujuan
untuk menyempurnakan makalah ini. Dan saya berharap, semoga makalah ini dapat di
manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Batam, 26 September 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem integumen/sistem penutup tubuh (covering) adalah suatu sistem penyusun tubuh
suatu makhluk hidup yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Fungsinya antara
lain sebagai pelindung, penerima rangsang dari luar/eksteroreseptor, respirasi,
ekskresi,termoregulasi dan osmoregulasi/homeostatis.
Fungsi lain :
1. Sebagai tempat cadangan makanan Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim
2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia
3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan,selaput renang pada katak.
4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup".

Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada
bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang
paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai
pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

Cahaya matahari mengandung sinar ultra violet dan melindungi terhadap mikroorganisme
serta menjaga keseimbangan tubuh.misanya menjadi pucat, kekuning-kunigan, kemerah-
merahan atau suhu kulit meningkat.Ganguan psikis juga dapat mengakibatkan kelainan atau
perubahan pada kulit misanya karna stres, ketakutan, dan keadaan marah akan mengakibatkan
perubahan pada kulit wajah.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menjelaskan tentang :
a. Apakah struktur sisem integument?
b. Apakah Jaringan Penunjang sistem integument?
c. Bagaimanakah hubungan suhu tubuh dengan sistem integumet?
d. Bagaimanakah hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :a
a. Mengetahui struktur sisem integument.
b. Mengetahui Jaringan Penunjang sistem integument.
c. Mengetahui hubungan suhu tubuh dengan sistem integument.
d. Mengetahui hubungan sitem reproduksi dengan sitem integument.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Struktur Sistem Integument


a) Merupakan organ terbesar, tertipis, & sangat penting (vital, diverse, complex,
extensive)
b) Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh
pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh)
c) Pada orang dewasa: luas=1,6-1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm
Fungsi :

1) PELINDUNG; dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, &


gangguan mekanik, kimia, atau suhu
2) PENERIMA SENSASI; sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu
3) PENGATUR SUHU; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin &
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
4) FUNGSI METABOLIK; menyimpan energi melalui cadangan lemak; sintesis
vitamin D
5) EKSKRESI & ABSORPSI

A. KULIT
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia.
Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
kesehatan dan kehidupan
Fungsi Utama:

1. Sebagai pelindung (proteksi)


2. Sebagai eksteroreseptor
3. Sebagai alat ekskresi
4. Sebagai alat osmoregulasi / homeostasis
5. Sebagai alat thermoregulasi
6. Sebagai alat pernafasan / respirasi

Fungsi lain :
1. Sebagai tempat cadangan makanan. Lemak pada hewan yang hidup di daerah 4 musim
2. Sebagai alat nutrisi / kelenjar susu, pada mammalia
3. Sebagai alat gerak, sayap pada burung, sirip pada ikan, selaput renang pada katak.
4. Sebagai tempat pembentukan vitamin D, pada manusia dengan bantuan sinar matahari
Tiga (3) lapisan utama kulit :
1. Lapisan epidermis/ kutikel
a. Stratum korneum / lapisan tanduk
b. Stratum lusidum
c. Stratum granulosum / lapisan keratohyalin
d. Stratum spinosum / stratum malphigi / pickle cell layer
e. Stratum basale / germinativum
2. Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin
a. Pars papilare
b. Pars retikulare
3. Lapisan subkutis/ hypodermis

LAPISAN EPIDERMIS
a. Stratum korneum / lapisan tanduk :
 Lapisan kulit yang paling luar
 Terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati
 Tidak berinti
 Protoplasmanya telah berubah menjadi keratin/zat tanduk
 Terdiri dari 15-30 lapisan sel keratin

b. Stratum lusidum
 Terdapat langsung di bawah lapisan korneum
 Lapisan sel terang
 Lapisan sel gepeng tanpa inti
 Protoplasma yang berubah menjadi protein (elerdin)
 Hanya ada pada kulit yang tebal, tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki

c. Stratum granulosum/ lapisan keratohialin


 Terdiri dari 2-3 lapisan sel gepeng
 Grainy (lapisan bulir padi)
 Sitoplasma berbutir kasar (keratohialin), terdapat inti diantaranya.
 Juga tampak jelas di telapak tangan dan kaki

d. Stratum spinosum/ stratum malphigi/ pickle cell layer


 Terdiri dari 5-8 lapisan
 Lapisan yang paling tebal (0,2 mm)
 Sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.
 Terdapat sel Langerhans
 Lapisan ini memproduksi keratin
 Keratin merupakan protein yang tidak larut air – menjaga kelembaban kulit
e. Stratum basale
 Lapisan epidermis yang paling dalam, berkontak dengan dermis
 Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus/kolumnar
 Terdiri dari sel pembentuk melanin yang mengandung pigmen.
 Sel-sel basal mengadakan mitosis dan berfungsi reproduktif
LAPISAN DERMIS
Lapisan dermis/ korium, kutis vera, true skin :

 Berisi 3 jenis jaringan : Kolagen dan serat elastis, Otot, Saraf


 Mendapat suplai darah dan saraf
 Lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis.
 Sensori aparatus: sentuhan, tekanan, temperatur, nyeri.
 Terdiri dari 2 bagian :
1. Pars Papilare : bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf
dan pemb.darah
2. Pars Retikulare : banyak mengandung jaringan ikat, folikel rambut, pembuluh
darah, saraf, kolagen.
LAPISAN HYPODERMIS
Perbedaan Kulit tebal & tipis :

 Kulit tipis : kulit yang menutupi sbgn besar permukaan tubuh


 Kulit tebal : kulit yang menutupi telapak tangan & kaki

Warna Kulit
Warna kulit disebabkan oleh :

1. warna pigmen
2. warna fisis (pembiasan, pemantulan, penguraian cahaya) contoh sel-sel pigmen /
kromatofor :
 melanofor, pigmen melanin, warna coklat-hitam
 xanthofor, pigmen warna kuning
 eritrofor, pigmen warna merah
 guanofor, disebut juga iridosit, karakteristik pada amfibi, ikan, reptil.

Kelenjar pada Kulit


1. Terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus/ kelenjar minyak
2. Kelenjar keringat terbagi atas :
a) Kelenjar Ekrin
b) Kelenjar apokrin
a). Kelenjar Ekrin

 Kelenjar kecil-kecil, letaknya dangkal, di lapisan dermis, bermuara di


permukaan kulit.
 Sekret encer ± 1,5 lt/24 jam
 Udara panas dan kering, ± 6 lt/24 jam
 Sekresi kelenjar ekrin dipengaruhi oleh stres emosional, faktor paanas dan saraf
simpatis
 Fungsinya untuk pengeluaran keringat, pengaturan suhu tubuh
 Sekresinya disebut keringat / sudor
 Secara histologis tergolong tipe tubuler bergelung dan mirokrin
 Berfungsi sebagai alat ekskresi membantu ginjal, thermoregulasi
 Pada Carnivora sudah sangat tereduksi, pada Cetacea, Sirenia, beberapa
Insectivora tidak ada.
b). Kelenjar Apokrin

 Terletak lebih dalam, sekresi lebih kental


 Banyak terdapat pada axila, areola mamae, pubis, dan saluran telinga luar
 Fungsi belum jelas

B. RAMBUT
1. Terdiri dari akar rambut dan batang
2. Menutupi hampir seluruh permukaan tubuh
3. Diproduksi oleh folikel rambut
4. Terbentuk pada fetus usia 3 bulan
5. Merupakan derivat epidermis
6. Fungsi utama :
a) isolator, thermoregulator
b) sebagai organ indera, dengan adanya anyaman-anyaman akhiran saraf, contoh :
vibrissae / rambut sinus
Perbedaan warna rambut disebabkan :
1) terdapat vakuola dan pigmen, warna muda – tua
2) terdapat banyak vakuola dan tidak terdapat pigmen, warna putih perak
3) terdapat banyak sekali vakuola dan tidak terdapat pigmen, uban

C. KUKU
1. Bagian terminal lapisan tanduk yang menebal
2. Akar kuku : bagian yang terbenam kulit jari
3. Badan kuku : bagian di atas jaringan lunak ujung jari
4. Tumbuh : 1 mm/minggu
5. Fungsi : melindungi jari tangan
2.Jenis Penyakit Pada Sistem Integumen
1. KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul
di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan
kadang di sela jari tangan atau kaki.
Pencegahan

 Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
 Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan kulit
 Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati
dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih
dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.
 Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya
dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan
penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak
menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-
benda yang dipakai oleh penderita.
Tanda dan Gejala Kudis

Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan


memakan waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling
umum adalah:

 Rasa gatal, terutama pada malam hari


 Bentol / bintil merah sepertijerawat
 Kulit lecet atau melepuh
 Kulit luka yang disebabkan olehgarukan
2. PANU (Tenia Vesticolor)

Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit
disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat
atau merah tergantung kepada warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang
terlihat menonjol di kulit, panu justru tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal
apalagi bila terkena keringat. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.
Pencegahan

 Pencegahan Primordial
Menerapkan perilaku hidup bersih
 Pencegahan Primer
Menjaga kebersihan kulit.
 Pencegahan Sekunder
Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan
obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan
dioleh pada kulit yang terserang Panu.
 Pencegahan Tersier
Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya
dari sprei, baju,handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan
penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak
menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-
benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Panu


Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam
berbagai ukuran dan warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang
timbul tanpa adanya keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam
kulit pada penyakit panu ini tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan
sinar matahari dan lamanya penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk
dilihat. Tinea versicolor dapat terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat
paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.
3. KUSTA

Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai
penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya,
diketahui hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium.
Pencegahan :

 Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena
penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan
penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit
kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang
belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga
penderita, tetangga penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005).
 Pencegahan Sekunder
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan lagi.
Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan
klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.

Tanda dan Gejala

 Tanda-tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan Bercak/ kelainan kulit
yang merah atau putih di bagian tubuh
 Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
 Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
 Lepuh tidak nyeri, Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh

4.DERMATITIS KONTAK
Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan)
atau alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat
pajanan.
Pencegahan

 Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab
DKI dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme
seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang
memperbesar kerentanan seseorang terhadap DKI.
 Pencegahan primer:
Menghindari pajanan.
 Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi
bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit.
Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
 Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen
seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat
diperlukan untuk menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala

Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti
edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada
kelopak mata, penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada
dermatitis kontak yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan
mungkin juga fisur dan batasnya tidak jelas.
5. DERMATITIS ATOPIK

Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada
vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan
putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum.
Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi,
hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi
ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala
infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup,
gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih,
meskipun jarang.
Pencegahan :

 Pencegahan primordial
Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga dapat menyebabkan
Dermatitis, apabila terpapar secara rutin dalam jangka panjang. Cuci tangan secara rutin
menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat
berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan
kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang
terhadap Dermatitis.
 Pencegahan primer
Menghindari iritan atau alergen.
 Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi
bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit.
Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal. Steroid topikal dosis rendah
untuk mengurangi peradangan dan memungkinken penyembuhan.
 Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit yang melibatkan
perangsangan berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya dengan dermatitis kontak
namun lebih parah seperti cuaca yang dingin, oleh sebab itu menjauhkan diri dari
allergen sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan kembali.
Tanda dan Gejala

Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau
tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul
kembali.
6. AKNE

Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan dengan
folikel rambut (disebut unit pilosebasea).Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak
(multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb),
faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri
(Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.
Pencegahan :

 Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan
menjelang tidur.
 Pencegahan sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin
A, retin A) digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.
Untuk mengatasi jerawat.

1. Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2. Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil
sarinya.
3. Oleskan saridaun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat.

1. Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya.
2. Tambahkan cukaapel sedikit dan campur hingga rata.
3. Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4. Setelah kering, bersihkan dengan air.
5. Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.
Tanda dan Gejala Akne

Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit
pilosebaseus); papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang
mengalami perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari
komedo tertutup–penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan
parut.
7.RUBEOLA (campak)

Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar


eritematosa, mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3
hari sebelum ruam.
Pencegahan

 Pencegahan primordial :
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman
(vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan
pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal
10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
 Pencegahan primer :
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
 Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
 Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
 Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
 Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah
dilemahkan pada usia 15 bulan setelah kelahiran.
 Pencegahan sekunder :
Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan khusus untuk campak.
Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam,
diberikan asetaminofenatau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
 Pencegahan tersier
Pada penderita campak untuk menghindari bertambah parahnya campak atau
untuk menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya selama masih menderita
penyakit campak berdiam diri di rumah (dalam artian banyak-banyak istirahat).
Tanda dan Gejala

1. Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip
sekali dengan batuk filek biasa.
2. Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih
dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3. Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam
campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di
bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya
bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna
kemerahan muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan
2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan
menghilang dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.
8.HERPES ZOASTER

Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini
merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella
Zoster.Virus (VZV).
Pencegahan

 Pencegahan primordia
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit
sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes
zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular
virus tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan
telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada
pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta
imunosupresi.
 Pencegahan primer
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :
 Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.
 Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.
 Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.
 Imunisasi pasif.
 Pencegahan sekunder
Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk
mengurangi rasa nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya, diusahakan agar gelembung-
gelembung tidak pecah dan untuk mengurangi rasa gatal diberikan bedak salsil 2% atau
bedak kalamin. Bila gelembung pecah atau basah dapat diberikan kompres larutan
antiseptik. Apabila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan krim antibiotik lokal.
Tanda dan Gejala

Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan


ini bila pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena penyakit
herpes merupakan penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera diobati
sebelum menyebar lebih parah.
9. PITIRIASIS VERSIKOLOR

Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan


yang subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat
menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang
berambut.
Pencegahan

 Pencegahan primordial
Menjaga kebersihan lingkungan.
 Pencegahan primer
Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih dengan menggunakan
sabun.
 Pencegahan sekunder
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obat yang
dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai dengan sampo 2-3
kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum
mandi.
Tanda dan Gejala :

Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila
berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada
daerah kulit yang lembab.Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau
lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan vesikel
di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian tengah tampak
tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang
lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik
karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu
11. Kandidiasis

Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh
spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau
paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.
Pencegahan :

 Pencegahan primordial
Menjaga kebersihan lingkungan.
 Pencegahan primer
Menjaga kebersihan diri.
 Pencegahan sekunder
Pengobatan yang dapat dilakukan :
1. Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.
2. Topikal :
 Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk
kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.
 Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.
 Amfoterisin B
 Grup azol antara lain :
 Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.
 Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.
 Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
 Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
 Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.
3. Sistemik
 Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran
cerna, obat ini tidak diserap dalam usus.
 Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.
 Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr
per vaginam dosis tunggal
 Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis
untuk orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.
Tanda dan Gejala

Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh.


Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri,
iritasi, dan sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir
dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002
diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang
mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi,
sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe
campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di
dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis
pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun jarang.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang membedakan, memisahkan,
melindungi,danmenginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
Komponen dari Sistem ini merupakan bagian sistem organ yang terbesar,yakni mencakup :

a. kulit, merupakan lapisan terluar pada tubuh manusia. Terdiri dari dua bagia yaitu kulit
tipis dan kulit tebal.
b. Rambut merupakan organ seperti benang yang tumbuh di kulit hewan, terutama
mamalia.
c. kuku, adalah bagian tubuh binatang yang terdapat atau tumbuh di ujung jari. Kuku
tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat
mulai tumbuh dari ujung jari.
d. Sistem integument memiliki fungsi antara lain :
 Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik,
kimia, atau suhu
 Penerima sensasi; sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
 Pengatur suhu; menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
 Fungsi metabolik, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D.
 Ekskresi dan absorpsi.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit
http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm

Dian Husada. 2011. Pengaturan dan terjadinya peningkatan suhu tubuh.Diakses tanggal 9
Oktober 2015

Majalah 1000guru. (2014). Demam, Apakah Selalu Merugikan?.Diakses tanggal 9 Oktober


2015, dari

Anda mungkin juga menyukai