1 LATAR BELAKANG
Pengkajian tingkat mahir
1. Lakukan perkusi mulai dari garis midklavikula pada atau di bawah umbilicus
menuju ke atas melewati area timpani sampai terdengar suara redup yang
merupakan batas bawah hepar. Beri tanda dengan pensil pada tempat mulai
ditemukan suara redup.
2. Lakukan perkusi pada garis midklavikula kanan yang dimulai dari area resonan
paru-paru menuju ke bawah sampai ditemukan suara redup yang menujukan
batas atas hepar dan beri tanda pada pada tempat mulai ditemukan suara redup.
3. Ukur jarak antara dua tanda tadi (batas atas dan batas bawah hepar) dalam stuan
sentimeter yang menyatakan ukuran hepar. Normalnya panjang heppar pada
garis midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas bawah terletak pada atau
sedikit di bawah batas tulang rusuk.
Palpasi hepar
Palpasi limpa
Limpa tidak teraba pada orang dewasa yang normal. Palpasi limpa
dikerjakan dengan menggunakan pola seperti pada palpasi hepar.
1. Anjurkan pasien untuk miring ke sisi kanan sehingga limpa lebih dekat dengan
dinding abdomen
2. Lakukan palpasi pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan menggunakan pola
seperti pada palpasi hepar.
Palpasi ginjal
1. dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakan tangan kiri anda di bawah
panggul, dan elevasikan ginjal kea rah anterior.
2. Letakan tangan kanan anda pada dinding abdomen anterior di garis
midklavikula pada tepi bawah batas kosta.
3. Tekan tangan kanan anda secara langsung ke atas sementara pasien menarik
napas panjang. Ginjal tidak teraba pada orang dewasa yang normal, tetapi pada
orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjalkanan dapat dirasakan.
4. Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk) , ukuran, dan amati adanya nyeri
tekan.
5. Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan di sisi kiri tubuh pasien, dan
letakan tangan kiri anda di bawah panggul kemudian lakukan tindakan seperti
pada palpasi ginjal kanan.
Pengkajian anus
Anus merupakan bagian distal paling distal dari traktus gastrointestinal.
Pada orang dewas, panjang saluran anus adalah sekitar 4 cm dan panjang
rectum adalah sekitar 12 cm. pada daerah persambungan antara anus dan
rectum, kulit yang melingkar pada anus berganti menjadi selaput lendir yang
melingkar pada dinding rectum. Bagian dalam rectum bersambungan dengan
kolon sigmoid, sedangkan bagian distal atau bagian luarnya merupakan suatu
saluran bernama anus dengan ujung-ujung saraf somatic yang sangat sensitive
terhadap rasa tidak enak.secara umum, tujuan pengkajian disini adalah
mendapatkan data tentang kondisi anus dan rectum. Pada pasien pria,
pengkajian juga bermanfaat untuk mengetahui keadaan prostat. Peralatan yang
perlu dipersiapkan antara lain selimutuntuk menutup bagian-bagian tubuh yang
tidak diperiksa,sarung tangan steril atau sekali pakai, dan pelumas.
1. Bantu pasien untuk mengatur posisi dorsal recumbent. Paha dirotasikan keluar,
lutut fleksi, dan tutup bagian tubh yang tidak diperiksa.
2. Pajankan bagian bokong dan anjurkan pasien untuk memusatkan perhatian.
3. Lakukan inspeksi pada anus untuk mengetahui ada atau tidaknya hemoroid, lesi
atau kemerahan. Normalnya kulit anus tampak utuh, tidak ada hemoroid, lesi,
atau kemerahan .
4. Pakai arung tangan dan beri pelumas pada jari telunjuk. Kemudian perlahan-
lahan masukan jari tersebut ke dalam anus dan rectum.
5. Lakukan palpasipada dinding rectum dan rasakan ada tidaknya nodular, massa,
serta nyeri tekan. Bila ditemukan adanya massa, catat lokasinya dengan jelas,
misalnya, teraba adanya benjolan di dinding anterior 2 cm proksimal terhadap
sfingter ani internus.
6. Pada pria lakukan palpasi pada dinding anterior untuk mengetahui kelenjar
prostat. Normalnya kelenjar prostat yang berdiameter sekitar 4 cm dapat teraba
dan tidak ada nyeri tekan.
7. Pada wanita lakukan palpasi serviks uterus melalui dinding rectum dan anus,
amati keadaan feses pada sarung tangan. Normalnya feses berwarna coklat dan
tidak mengandung unsur darah.
8. Catat hasil pemeriksaan.