Teori Dasar Sejarah PDF
Teori Dasar Sejarah PDF
com
Provide Free Tests and High Quality
TEORI SEJARAH
Latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia adalah untuk berdagang rempah-
rempah. Hal ini dikarenakan rempah-rempah di Eropa sangat mahal akibat jatuhnya
Konstantinopel (1543) ke tangan Turki (Islam). Bangsa Barat yang mempelopori penjelajahan
samudera ini adalah Spanyol dan Portugal. Untuk mengatasi terjadinya persaingan diantara dua
bangsa maka diadakan Perjanjian Tordesilas tahun 1493, yang menetapkan “ Kepulauan
Verdi dijadikan batas pelayaran, Portugis diperbolehkan berlayar ke timur dan Spanyol ke Barat.
Gambaran Pelayaran sebelum dan sesudah Perjanjian Tordesillas adalah sebagai berikut :
a. Sebelum Perjanjian Tordesillas.
− Pada tahun 1486-1487 Bartholomeuz Diaz (Portugis) berlayar sampai di Tanjung
Harapan ujung selatan Benua Afrika.
− Pada tahun 1492 Christoporus Columbus (spanyol) berlayar sampai di Kepulauan
Bahama, Amerika Tengah.
b. Sesudah Perjanjian Tordesillas
Pada tahun 1498 Vasco da Gama (Portugis) berlayar sampai di Calcuta, pantai barat India.
Pelayaran ini merupakan bibit lahirnya kolonialisme yaitu hasrat menguasai wilayah lain
untuk dijadikan sebagai koloni atau jajahan.
Pelayaran yang dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol melahirkan imperialisme kuno
yang bertujuan untuk mencari gold, gospel dan glory. Sejak, setelah terjadi Revolusi Industri
muncul imperialisme dengan pola baru yang dinamakan imperialisme modern.
Agar mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya VOC memiliki hak istimewa (hak
octrooi) diantaranya adalah :
a. Memonopoli perdagangan.
b. Mengadakan perjanjian dengan raja.
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai.
d. Membentuk tentara.
e. Mendirikan benteng
f. Mengeluarkan uang.
g. Menyatakan perang atau perdamaian.
Pada tahun 1811 Daendels digantikan oleh Jansens tetapi akhirnya dapat dikalahkan oleh
Inggris. Dan melalui Kapitulasi Tuntang Jansens menyerahkan Indonesia kepada Inggris pada
tahun 1811, setelah itu diangkatlah Rafles sebagai Gubernur Jenderal. Langkah-langkah yang
ditempuh oleh Raffles adalah :
a. Dalam bidang pemerintahan .
• Membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan
• Bupati dijadikan sebagai pegawai negeri
• Mengurangi kekuasaan raja
b. Dalam bidang ekonomi
• Landrente (sewa tanah), hal ini atas dasar bahwa semua tanah adalah milik Inggris,
maka penduduk yang menempati suatu tanah harus membayar pajak.
• Monopoli garam.
• Rakyat diikut sertakan dalam perdagangan beras.
c. Dalam bidang sosial
• penghapusan perbudakan.
• Mengurangi pengaruh penguasa tradisional.
Masa pemerintahan Raffles di Indonesia banyak memberikan peninggalan yang dapat digunakan
untuk penelitian ilmu pengetahuan, seperti :
• Ditulisnya buku History of Java.
• Ditemukannya bunga Raflesia Arnoldi.
• Dirintisnya pembangunan Kebun Raya Bogor.
Pada tahun 1814 Belanda dan Inggris mengadakan perjanjian Konvensi London mengenai
pengembalian wilayah Indonesia ke Belanda. Tetapi pada tahun 1816 Raffles ditunjukkan kembali
sebagai Gubernur Jenderal yang berkedudukan di Bengkulu dan Raffles mampu menguasai
Singapura. Belanda menganggap hal ini sebagai ancaman, sehingga pada tahun 1824 diadakan
Treaty of London, isinya:
• Belanda berkuasa di garis paralel Singapura sebelah Selatan dan Inggris di sebelah
Utara.
• Belanda menyerahkan Malaka dan memperoleh Bengkulu.
• Aceh sebagai bufferstaat antara Inggris di Singapura dan Belanda di Indonesia.
• Inggris dan Belanda bertanggungjawab atas keamanan Selat Malaka.
• Indonesia kembali dikuasai Belanda
Bangsa Indonesia menentang hal ini, dan berusaha untuk mengusir bangsa Belanda. Dalam
menghadapai serangan dari bangsa Indonesia inilah maka Belanda banyak kehabisan kas negara.
Untuk menutupi kas yang kosong itulah maka Belanda di bawah pimpinan Van den Bosch
melaksanakan sistem Tanam Paksa. Latar belakang pelaksanaan tanam paksa adalah :
• hutang yang ditanggung Belanda cukup berat.
• Kas negara Belanda kosong.
• Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
Copyright © 2009 www.usmitb.com
Provide Free Tests and High Quality
Tujuan pelaksanaan tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya
guna menutup kas negara yang kosong dan untuk membayar hutang-hutang Belanda.
Aturan pelaksanaan tanam paksa adalah :
• Pemerintah mengadakan kontrak dengan desa mengenai penyerahan sebagian tanah
pertanian desa untuk dijadikan tempat tanam paksa.
• Rakyat menyediakan seperlima dari tanah miliknya untuk dijadikan tempat menanam
tanaman eksport.
• Waktu yang digunakan untuk menanam tidak boleh melebihi waktu tanam padi.
• Tanah yang digunakan untuk menanam tanaman eksport bebas dari pajak.
• Hasil penanaman diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang telah ditentukan
oleh pemerintah.
• Kelebihan hasil setelah diperhitungkan dengan pajak akan diserahkan kepada
pemerintah.
• Kerusakan bukan yang diakibatkan oleh kesalahan petani akan ditanggung pemerintah.
• Bagi yang tidak memiliki tanah akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik milik
pemerintah selama 66 hari.
• Pelaksanaan tanam paksa akan diserahkan kepada pimpinan tradisional, Belanda
bertindak sebagai pengawas secara umum.
Pelaksanaan tanam paksa dengan aturan yang cukup berat, akan tetapi masih banyak
penyelewengannya. Dilain pihak adanya cultuur procent yang menyangkut upah yang diberikan
kepada penguasa pribumi berdasarkan besar kecilnya setoran cukup memberatkan para rakyat .
Untuk mengejar upah yang tinggi penguasa pribumi berusaha memperbesar setoran, hal itu
mengakibatkan beban rakyat bertambah berat. Akibat pelaksanaan tanam paksa :
• Bagi Belanda :
1. Kas Belanda yang kosong dapat dipenuhi kembali
2. Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja
3. Belanda tidak mengalami kesulitan keuangan
4. Hutang-hutang Belanda padat dilunasi
5. Mendatangkan kemakmuran bagi rakyat Belanda
6. Asmterdam sebagai pusat perdagangan tanaman tropis semakin berkembang
• Bagi bangsa Indonesia :
1. Tekanan phisik maupun mental menyebabkan penderitaan yang berkepanjangan
2. Rakyat tidak mampu membayar pajak yang tinggi
3. Pertanian terutama tanaman padi banyak yang mengalami kegagalan
4. Kelaparan dan kematian terjadi di mana-mana
5. Timbulnya berbagai macam penyakit yang dapat merenggut jiwa seseorang
6. Jumlah penduduk Pulau Jawa mengalami penurunan
Pelaksanaan tanam paksa yang merugikan bangsa Indonesia mendapat reaksi yang cukup keras
dari berbagai golongan, diantaranya :
• Golongan pengusaha, yang menilai tanam paksa tidak sesuai dengan prinsip
liberalisme perekonomian.
• Baron van Hoevel, seorang missionaris yang pernah menyaksikan secara langsung
akibat tanam paksa di Indonesia.
• Eduard Douewes Dekker, melalui tulisan Max Havelaar.
Sistem tanam paksa ini mengakibatkan bangsa Indonesia sangat menderita untuk membalas
budi kebaikan bangsa Indonesia itulah maka golongan liberal di negeri Belanda mengusulkan
agar dilaksanakan balas budi. Atas usul dari Van de Venter akhirnya muncullah Politik Etis
(Politik Balas Budi).
Setelah golongan liberal mengalami kemenangan dalam parlemen Belanda, maka
pelaksanaan tanam paksa dihapus dan digantikan dengan Pelaksanaan Politik Liberal. Hal ini
ditandai dengan munculnya pelaksanaan :
• De Wet Indische Staarsinrichting, yaitu berisi tentang cara-cara pemerintahan di
Indonesia
• Indische Comptabiliteit Wet, yaitu tentang perbendaharaan negara Hindia-Belanda
yang menyebutkan bahwa anggaran belanja Hindia-Belanda harus ditetapkan melalui
undang-undang yang disetujui oleh parlemen Belanda.
• Suiker Wet, yaitu undang-undang gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah
monopoli pemerintah yang secara berangsur-angsur akan dialihkan kepada pihak
swasta.
• Agrarische Wet (Undang Undang Pokok Agraria), yang menetapkan :
• tanah di Indonesia dibedakan atas tanah penduduk dan tanah pemerintah.
• tanah rakyat dibedakan atas tanah milik yang sifatnya bebas dan tanah desa yang
sifatnya tidak bebas
Copyright © 2009 www.usmitb.com
Provide Free Tests and High Quality
Setelah Hasanudin tidak mampu menghadapi serangan Aru Palaka dan Belanda, maka pada
tahun 1667 Sultan Hasanudin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya, yang isinya :
Copyright © 2009 www.usmitb.com
Provide Free Tests and High Quality
Perlawanan ini dimenangkan oleh Belanda setelah berhasil mengadu domba antara Sultan Ageng
dan anaknya Sultan Haji.
− Perlawanan Sultan Nuku
Sebab-sebab perlawanan rakyat Tidore pada Belanda di bawah pimpinan Sultan Nuku
adalah :
• VOC melakukan monopoli perdagangan di Maluku
• Untuk membayar hutang yang menjerat, Sultan Jamaludin menyerahkan Pulau Seram
kepada Belanda
• Penangkapan Sultan Jamaludin dan pengangkatan putra mahkota Kaicil Badrus Zaman
• Pengangkatan Putra Alam sebagai sultan, yang sebenarnya tidak berhak
Perlawanan oleh Pangeran Nuku dilakukan pada 1870, dan pada 1797 rakyat Tidore dapat
mengusir Belanda. Setelah Pangeran Nuku wafat perjuangan dilanjutkan oleh Sultan Zaenal
Abidin.
− Perlawanan Patih Jelantik
Sebab umum perlawanan Patih Jelantik dari Kerajaan Buleleng melawan Belanda adalah :
• Kerajaan Buleleng melaksanakan Hukum Tawan Karang
• Belanda ingin monopoli perdagangan di Bali
• Belanda memaksa raja-raja untuk mengakui kedaulatannya
Sebab khusus adalah :
• Hak Tawan karang dihapuskan
• Raja diharuskan memberi perlindungan terhadap perdagangan Belanda di Bali
• Belanda minta diijinkan mengibarkan Benderanya di Bali
Pertempuran ini berlangsung mulai tahun 1846, dan berakhir tahun 1849 ditandai dengan
kekalahan Kerajaan Buleleng.
− Perlawanan Sultan Badarudin
Sebab-sebab terjadinya perang adalah :
• Penyerahan kembali wilayah Indonesia dari Inggris kepada Belanda
• Belanda melaksanakan peraturan-peraturannya kembali di Sumatera
• Sultan Najamudin merasa keberatan menyerahkan daerah
Pemicu terjadinya perang adalah penangkapan Sultan Najamudin yan dianggap menentang
Belanda. Hal ini mengakibatkan Sultan Badarudin perang menentang Belanda. Perang akhirnya
dimenangkan oleh Belanda, dan Kesultanan Palembang dihapus.
Sebab khususnya adalah penyerengan kaum ulama terhadap kaum adat, dimana kaum adat
akhirnya meminta bantuan kepada Belanda.
Perang dapat dibagi dalam 3 periode yaitu :
• 1821-1825
Periode ini merupakan masa permulaan perang, diawali dengan serangan kaum paderi
yang mengakibatkan golongan adat meminta bantuan Belanda. Belanda akhirnya
terpaksa mengadakan Perjanjian Padang.
• 1826-1830
Copyright © 2009 www.usmitb.com
Provide Free Tests and High Quality
Perjanjian Padang ternyata tidak dapat mengakhiri perang. Belanda terpaksa
mendirikan benteng Ford di Bukit Tinggi
• 1831-1836
Setelah Perang Diponegoro di Pulau Jawa selesai, Belanda menginginkan Perang
Paderi juga segera selesai. Seluruh rakyat Minangkabau mengangkat senjata dipimpin
oleh Tuanku Imam Bonjol. Setelah bertahan sekian lama akhirnya tahun 1837 Imam
Bonjol dapat ditangkap oleh Belanda. Setelah itu wilayah Minangkabau jatuh ke tangan
Belanda.
Sebab khususnya adalah pembuatan jalan yang akan melalui makam leluhur Diponegoro. Untuk
menghadapai Diponegoro Belanda mengadakan siasat :
• Membentuk pasukan kontra gerilya
• Mengangkat kembali Sultan Sepuh sebagai Sultan Yogyakarta
• Memecah belah pengikut Diponegoro
• Mendirikan benteng-benteng guna memperkecil ruang gerak Diponegoro.
Perang dimenangkan oleh Belanda dan diakhiri oleh gugurnya Si Singamangaraja XII.
Sebab khusus terjadinya perang adalah adanya tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan
dengan pedagang selain Belanda.
Perang Aceh ini berlangsung cukup lama karena rakyat Aceh menganggap sebagai perang jihad.
Setelah para pemimpinnya tertangkap seperti Teuku Umar dan Cut Nya’Dien akhirnya perang
Aceh berakhir. Raja-raja kecil diikat dengan adanya Perjanjian Pendek yang berisi :
• Pengakuan kedaulatan Belanda atas daerahnya
• Berjanji tidak mengadakan hubungan dengan negara asing
• Patuh kepada pemerintahan Belanda
Copyright © 2009 www.usmitb.com
Provide Free Tests and High Quality
B. DEMOKRASI TERPIMPIN
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin diawali dengan munculnya Dekrit Presiden pada tanggal 5
Juli 1959 yang berisi :
− Kembali ke UUD 1945
− Pembubaran Konstiyuante
− Pembentukan MPRS dan DPAS
C. ORDE BARU
Orde Baru ditandai dengan munculnya Surat Perintah 11 Maret 1966 dari Soekarno kepada
Soeharto untuk mengembalikan ketertiban dan keamanan ibu kota setelah terjadinya G 30 S/PKI.
Tekad yang menjadi Orde Baru adalah melaksanakan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan
konsekwen. Keberhasilan ORBA adalah dalam melaksanakan pembangunan dalam segala bidang
dan pemulihan hubungan luar negeri ditandai dengan keikut sertaan Indonesia dalam beberapa
kerjasama baik regional maupun internasional.
Orde Baru berakhir tanggal 21 Mei 1998 diawali dengan terjadinya krisis moneter yang
mengakibatkan terjadinya krisis multidimensional di Indonesia. Dan mengakibatkan Presiden
Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun lengser dari jabatannya.