KEGIATAN BELAJAR 1
Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam bidang pengetahuan sosial, terdapat beberapa istilah yaitu meliputi Ilmu Sosial ( Social
Sciences), Studi Sosial (social studies) , dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam bidang studi
IPS sering disebut dengan istilah-istilah Antropologi, Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Sejarah, Ilmu
Politik, Psikologi maupun Psikologi Sosial.
Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bidang studi IPS antara lain Sosial Education dan
Sosial learning. Kedua istilah tersebut menurut Cheppy lebih menitikberatkan kepada berbagai
pengalaman di sekolah yang dipandang dapat membantu anak didik untuk lebih mampu bergaul di
tengah-tengah masyarakat.
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia tidak lepas dari perkembangan dan
keberadaan Social Studies ( Studi Sosial) di Amerika Serikat. Studi Sosial (Sosial Studies) bukan
merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin bidang akademis., melainkan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Achmad Sanusi (1971:18) memberikan penjelasan tentang Studi Sosial sebagai berikut :
“Adapun Studi Sosial tidak selalu bertaraf akademis Universitas, bahkan dapat merupakan bahan-
bahan pembelajaran bagi murid-murid sejak Pendidikan Dasar, dan dapat befungsi selanjutnya
sebagai pengantar bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial . Studi Sosial bersifat
Interdisipliner, denga menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah tertentu berdasarkan sesuatu
dalam rangka referensi, dan meninjaunya beberapa sudut sambil mencari logika dan hubungan
yang satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut sekomprehensif mungkin”.
Perbedaan antara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ssebagai bidang studi dengan disiplin Ilmu-
ilmu Sosial (Social Sciences) antara lain :
1. IPS itu bukanlah suatu disiplin ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi IPS lebih tepat dilihat
sebagai bidang kajian, yaitu suatu kajian terhadap masalah-masalah kemasyarakatan.
2. Pendekatan yang dilakukan dalam IPS menggunakan Pendekatan Multidisiplin atau
Interdisiplin, tidak seperti halnya Ilmu Sosial yang menggunakan Pendekatan Disiplin Ilmu atau
Monodisiplin.
3. IPS sengaja dirancang untuk kepentingan kependidikan, keberadaan IPS lebih memfokuskan
pada dunia persekolahan, tidak seperti Ilmu Sosial keberadaannya bisa di dunia persekolahan,
Perguruan Tinggi, atau dipelajari di masyarakat umum sekalipun.
4. IPS di samping menggunakan ilmu-ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi
pembelajaran dilengkapi dengan mempertimbangkan aspek Psikologis – Pemdagogis.
Selain itu IPS juga sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan
ruang lingkup bahan bagi setiap peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak, tidak seperti
halnya ilmu sosial yang hampir lepas dan tidak mempermasalahkan pertimbangkan pertimbangan.
Keseluruhan IPS sebagai sarana pendidikan yang memaparkan manusia dalam segi tiga waktu -
ruang – hidup, sebagaimana dilakukan oleh Studi Sejarah ( membicarakan ‘Man In Time’), Geografi
(membicarakan ‘Man In Space’), dan gabungan Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Tata Negara (
membicarakan ‘Man In Life’), hubungan ketiganya adalah Transmisi Budaya (Sejarah), Adaptasi
Ekologis (Geografi), dan Perjuangan Hidup (Sosiologi dan seterusnya). Melalui sejarah diadakan
pengalaman umat manusia dan segenap masa lampau, untuk mengerti masa kini serta untul
menentukan masa depan. Melalui Geografi di tunjukkan peran manusia dalam kegiatannya
menyesuaikan diri dengan tantangan dan tawaran lingkungan alam.
IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan konsep-konsep pengatahuan
semata, nammun harus pula mampu membina peserta didik menjadi warga negara dan warga
masyarakat yang akan hak dan kewajibannya.
Pembelajaran IPS meliputi nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai
ketuhanan. Nilai-nilai tersebut di kemukakan oleh Nursid Sumaatjmaja (1997), yaitu sebagai berikut
:
A. Nilai Edukatif
Salah satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS, yaitu adanya perubahan perilaku
sosial peserta didik ke arah yang lebih baik, meliputi aspek-aspek Kognitif, Efektif, dan
Psikomotor. Peningkatan Kognitif tidak hanya terbatas meningkatnya pengetahuan sosial,
melainkan pula nalar sosial dan kemampuan mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah
sosial.
B. Nilai Praktis
Diterapkan secara praktis dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pokok bahasan jangan hanya
tentang pengetahuan yang konseptual-teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan sehari- hari.
Nilai praktis disesuaikan dengan tingkat usia dan kegiatan peserta didik sehari-hari.
C. Nilai Teoritis
Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas kenyataan, fakta dan data, melainkan
menelaah keterkaitan aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya. Kemampuan menyelidiki dan
meneliti denga mengajukan berbagai pernyataan ( Sense Of Inquiry ).
D. Nilai Filsafat
Mengembangkan kesadaran mereka selaku anggota masyarakat atau sebagai makhluk sosial.
E. Nilai Ketuhanan
Kekaguman kita sebagai manusia pada segala ciptaan-Nya baik berupa fenomena fisikal, alamiah
maupun fenomena kehidupan, merupakan nilai ketuhanan yang strategis sebagai bangsa yang
berfalsafahkan Pancasila.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Mata Kuliah Konsep Dasar IPS
Dalam kehidupan Sosial kita manusia, ada aspek sejarah, yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia yang telah lalu yang tidak kita alai sendiri.
Nu’man Somantri, yang dikutip oleh Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran
IPS sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen.
Ekonomi, objeknya mempelajari tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna
mencapai kemakmuran.
Politik, mempelajari kehidupan negara, pemerintahan dan kehidupan manusianya sebagai”An
Organized Of Political Man”.
Ekologi, mempelajari bagaimana manusia berhubungan dengna lingkungan alamnya,
memelihara, mengembangkan, dan melestarikannya.
Sosiologi, mempelajari bentuk dan proses sifat atau ciri yang timbul dari kehidupan masyarakat
yaitu interaksi sosial yang dilembagakan.
Antropologi, mempelajari tentang manusia dan karyanya “The Science Of Group Of Man and
Their Behavior and Production”.
Psikologi Sosial, mempelajari proses mental manusia sebagai anggota masyarakat.
Sejarah, mempelajari aspek historis kehidupan manusia yang meliputi peristiwa kemanusiaan
sesuai dengan kurun waktunya dan sesuai dengna urutan kejadian.
Geografi, mempelajari relasi manusia dengan akan yang terungkapkan pada pemanfaatan
alam dalam berbagai bentuknya.
MODUL 2
SEJARAH PERKEMBANGAN IPS
Kegiatan Belajar 1
Sejarah perkembangan IPS secara umum
IPS adalah terjemahan dari social Studies.Untuk mengetahui perkembangan IPS ini, tentu kita harus
melihat sejarah perkembangan social studies yang berkembang di Amerika Serikat. Perkembangan
pemikiran ini dapat dilihat diberbagai karya Akademis yang dipublikasikan oleh National councilv for
the social studies ( NCSS )
Definisi tentang “Social Studies”menurut Edgar Bruce Wasley pada tahun 1937 ( barr , Bart dan
Shermis , 1977:12 ) yaitu “the social studies are the social sciences simplified for pedagogical
purposes “.Social studies adalah ilmu-ilmu social yang disederhanakan untuk tujuan
pendidikan.Pengertian ini dikemudian dibakukan bahwa”social studies”meliputi aspek aspek
sejarah,ilmu ekonomi, ilmu politik , sosiologi , antropologi, psikologi, ilmu geografi dan filsafat.
Bila dianalisis dengan cermat . didalam pengertian awal,”social studies”tersebut diatas terkandung
hal-hal sebagai berikut :
1. social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu social
2. Disiplin dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan / pembelajaran baik pada tingkat
persekolahan maupun pada tingkat pendidikan tinggi
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin uilmu social itu perlu diseleksi sesuai tujuan tersebut
4. Antara tahun 1940-1950 NCSS mendapat serangan yang berkisar pada pertanyaan mesti
tidaknya
5. social studies menanamkan nilai dan ikap demokratis kepada para pemuda. Hal itu tumbuh
sebagai dampak yang melahirkan tuntutan bagi sekolah untuk berpartisipasi dalam mayarakat
demokratis.
Pada tahun 1960-an, timbul suatu gerakan akademis yang mendasar dalam pendidikan, yang
secara khusus dapat dipandang sebagai suatu revolusi dalam social studies.Yang dipelopori oleh
para sejarawan dan ahli-ahli ilmu social.Kedua kelompok ilmuan tersebut terpikat oleh social
studies, antara lain karena pada saat itu pada pemerintah federal menyediakan dana yang sangat
besar untuk perkembangan kurikulum.
Namun demikian sampai tahun 1970-an ternyata gagasan untuk mendapatkan the new spcial
studies belum menjadi kenyataan.Isu yang terus menrpa social studies.
Pada tahun 1940-1960 ditegaskan oleh Barr,dkk, ( 1977:36 ) yaitu terjadinya tarik menarik antara
dua visi socisl studies, disatu pihak adanya gerakan mengintegrasi diberbagai disiplin ilmu social
untuk tujuan citicenship education.Dilain pihak,terua bergulirnya gerakan pemisahan berbagai
disiplin ilmu social yang cenderung memperlemah konsepsi social studies education.
Pada tahun 1955terjadi terobosan besar , demikian diungkapkan Barr,dkk.( 1977:37 ) berupa inovasi
Maurice Hunt dan Lawrence Metcalf yang mencoba melihat cara baru dalam pengintegrasian
pengatahuan dan keterampilan ilmu social untuk tujuan citizenship education.
Tekanan perubahan lain yang juga cukup dahsyat muncul pada tahun 1957 dalam bentuk upaya
komperenhansip untuk mereformasi social studies.Pemicu perubahan tersebut adalah keberhasilan
Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa “sputnik”yang telah membuat Amerika menjadi panic
dan merasa jauh tertinggal dari Rusia.
Gerakan the new social studies yang menjadi pilar dari mpermukaan social studies pada tahun
1960-an , bertolak dari kesimpulan bahwa social studies dinilai sangat tidak efektif dalam
mengajarkan
substansi yang mempengaruhi perubahan sikap para siswa.Oleh karena itu, para ilmuan dalam hal
ini sejarawan dan ahli-ahli ilmu social bersatu padu untuk bergerak meningkatkan social studies
kepada taraf higher level of intellectual pursuit ( Barr,dkk.1977:42 ) yakni mempelajari ilmu social
secara mendasar dengan orientasi baru tersebut maka dimulailah era modus pembelajaran social
science education.
Pada dasa warsa 1960-an tercata (Barr,dkk:45) adanya perubahan orientasi pada disiplin akademik
yang terpisah pisah kesuatu upaya untuk mencari hubungan interdisipliner. Untuk ini The social
studies curriculum center at Syracuse mengindentifikasi 34 konsep dasar yang di gali dari sejumlah
ilmu social yang dinilai perlu diajarkan disekolah.
Pada dasa warsa 1970-an , demikian direkam Barr,dkk (1877:46) terjadi pertemuan social studies
yang serupa dengan perkembangan sebelumnya.Para ahli ternyata mendapatkan kesimpulan yang
sama yakni terlepas dari upaya pemerintah belum banyak terjadi perubahan disekolah
Barr,dkk(1978:1917)
Jika dilihat dari visi, misi strateginya ,Barr,dkk (1978:1917) social studies telah dan dapat
dikembangkan dalam tiga tradisi yakni social studies taught as citizenship transmission,
sogialstudies tought as social science, and social studies tought asreflegtive inguiry.Masing masing
tradisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tradisi citizenship transmission merujuk pada suatu modus pembelajaran social yang bertujuan
untuk mengembangkan warga Negara yang baik yang ditandai oleh confoms to certain accepted
practices, hold particular belief, isloyal to certain values, participates in certain activities. And
conform to norm which are often local to character.
Seadngkan tradisi social science merupakan modus pembelajaran social yang juga
mengembangkan karakter warga Negara yang baik, yang ditandai oleh kemampuannya dalam
melihat dan mengatasi masalah-masalah social dan personal dengan menggunakan visi dan cara
kerja ilmuwan social .
Dilain pihak tradisi revlective inguiry merupakan modus pembelajaran social yang menekankan pada
hal yang sama yakni pengembangan waraga Negara yang baik dengan criteria yang berbeda yaitu
dilihat dari kemampuannya.Jika dilihat dari definisi dan tujuannya, social menurut laporan tersebut
terkandung dalam hal sebagai berikut:
1. Pertama social studies merupakan mata pelajaran dasar diseluruh jenjang pendidikan
persekolahan.
2. Kedua tujuan utamamata pelajaran ini ialah mengembangkan siswa untuk menjadi warga
Negara yang memiliki pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan.
3. Ketiga konten pembebelajarannya digali dan diselaksi dari sejarah dan ilmu-ilmu social
4. Keempat pembelajarannya menggunakan cara-cara yang mencerminkan kesadaran pribadi ,
kemasyarakatan , pengalaman budaya perkembangan siswa.
Pada tahun 1992 the bord of direction of the nationa council for the social studies mengadopsi visi
terbaru mengenai social studies yang kenudian diterbitkan dalam dokuman resmi NCSS pada tahun
1994 dengan judul Expectations of excellence: curriculum standart of social studies.Dokumen ini
nampaknya yang sedang mewarnai pemikiran dan praksid social studies di Amerika Serikat saat ini.
Didalam dokumen teresbut ( NCSS, 1994:13) diadopsi pengertian social studies sebagai berikut:
Secara essensial terkandung visi, misi, dan strategi pendidikan social studies yang mengokohkan
kristalisasi pemikiran yang lebih solid dan kohesif dari pakar dan praktisi yang tergabung dalam
NCSS.Yang secara social akademik sangat berpengaruh di Amerika serikat, yang juga biasanya
memberi dampak yang sangat signifikan terhadap pemikiran dan praksis dalam bidang itu dan
Negara lain.
Sebagai rambu-rambu dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan setrategi baru social studies
tersebut, NCSS (1994) menggariskan hal-hal sebagai berikut:
• Pertama program social studies mempunyai tujuan pokok yang ditegaskan kembali bahwa civic
competence itu bukanlah menjadikan tanggung jawab dari social studies .
• Kedua program social studies dalam dunia pendidikan persekolahan mulai dari taman kanak-
kanak sampai dengan pendidikan menengah ditandai oleh keterpaduan know ladge, skill, and
attitudes within and cross disciplines ( NCSS.1994:3 )hal ini memberikan dasar bahwa pendidikan
social studies memiliki dua akternatif yakni yang bersifat monodisipliner. Pda kelas rendah
ditekankan pada social studies yang mengintegrasikan beberapa disiplin yang bertolak dari suatu
tema tertenru misalnya tema tine, continutity, an cange sedangkan pada kelas lanjutan dan
menengah program social studies dapat diteruskan dengan mengintegrasikan secara interdisipliner
yang sering disebut dengan secara interdisciplinary yang lebih luas.
• Ketiga program social studies dititikberatkan pada upaya membantu siswa dalam construcl a
know base and attitudes drawn from academic diciplines as specialized ways of viewing reality (
NCSS ,1994:4). Disini siswa di perankan bukan sebagai penerima pengetahuan yang pasif, tetapi
sebagai pembangun pengetahuan dan sikap yang aktif melalui cara pandang escara akademik
terhadap realita
• Keempat program social studies mencerminkan “The chaging nature know , ledge, fostering
entirely now and highly integrated approfe dres to resolving issue of significance to humanity”(NCSS
1994:5) dengan begitu hakikat pengetahuan yang semula dilihat secara kotak- kotak kini harus
dilihat secara terpadu yang menuntun perlibatan sebagai disiplin.
KEGIATAN BELAJAR 2
Sejarah Perkembangan IPS di Indonesia
Untuk menelusuri perkembangan pemikiran / konsep Pendidikan IPS di Indonesia secara histories
epistomologis terasa sangat sukar karena ada dua alasan
1. Di Indonesia belum ada profisional bidang pendidikan IPS seperti NCSS ( national Council for
the social studies)
2. Perkembangan kurikulum dan pembelajaran IPS sebagai ontology ilmu pendidikan ( disiplin )
IPS sampai saat ini sangat tergantung pada pemikiran individual / kelompok pakar yang ditugasi
secara incidental untuk mengembangkan perangkat kurikulum IPS melalui pusat pengembangan
kurikulum dan sarjana pendidikan badan penelitian perkembangan ( BALITBANG DIKNAS ) dan
pusat kurikulum ( purkur )
Istilah IPS untuk pertama kalinya muncul dalam seminar Nasional tentang Civic Education tahun
1972 di
Tawangmangu Solo, dalam winata putra, 1972; 42 ada 3 istilah yang muncul dan digunakan secara
bertukar pakai ( in tere hangeably ), yaitu:
1. Pengetahuan social
2. Studi social
3. Ilmu Pengetahuan Social
Ketiga istilah tersebut diartikan sebagai suatu studi masalah-masalah social yang dipilih dan
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner dan bertujuan agar masalah-
masalah social itu dapat dipahami oleh siswa.
Konsep IPS untuk pertama kalinya masuk kedalam dunia persekolahan terjadi pada tahun 1972-
1973,yakni dalam kurikulum proyek perintis Sekolah Pembangunan( PPSP ) IKIP Bandung. Dalam
kurikulum SD PPSP diartikan sama dengan pendidikan kewarganegaraan ,sedangkan dalam
kurikulum sekolah menengah 4 tahun, digunakan istilah
1. Studi Social
2. Pendidikan kewarganegaraan
3. Civies dan hokum
Pada tahap ini konsep pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk , yaitu:
1. Pendidikan IPS , terintegrasi denagn nama pendidikan kewargaan Negara / Studi Social
2. Pendidikan IPS terpisah , dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep ,payung untuk
mata pelajaran geografi, sejarah dan ekonomi.
3. Pendidikan kwargaan Negara sebagai suatu bentuk Pendidikan IPS khusus, yang dalam
konsep
tradisi Social Studies termasuk “Citizenship Trans Mission”(Barr , dkk;1978)
Konsep pendidikan IPS tersebut kemudian memberi Inspirasi terhadap kurikulum 1975 ,
menampilkan 4 profil, yakni :
a. Pendidikan moral pancasila menggantikan kewargaan Negara sebagai suat bentuk pendidikan
IPS khusus yang mewadahi tradisi citizenship transmission
b. Pendidikan IPS terkonferdasi untuk SNIP yang menempatkan IPS sebagai konsep paying yang
menaungi mata pelajaran geografi ,sejarah dan ekonomi koperasi.
c. Pendidikan IPS terpadu untuk sekolah dasar
d. pendidikan IPS terpisah-pisah yang mencakup mata pelajaran sejarah , geografi , ekonomi,
untuk SMA atau sejarah dan Geografi untuk SPG
Secara konseptual mata pelajaran ini masih tetap merupakan bidang pendidikan IPS yang khusus
mewadahi tradisi citizenship transmission dengan muatan utama butir-butir pancasila yang
diorganisasikan dengan menggunakan pendidikan spiral of concept development ala Taba dan
expanding evirenment approach ala Hanna dengan bertitik tolak dari masing-masing sila pancasila.
Dalam kurikulum 1994, mata pelajaran social khusus yang wajib diikuti semua siswa ( SD,
SLTA,SMU ) sedang mata pelajaran IPS diwujudkan dalam :
1. Pendidikan IPS terpadu di SD kelas III-VI
2. Pendidikan IPS terkonfederasi di SLTA yang mencakup materi geografi , sejarah dan ekonomi
koperasi
3. Pendidikan terpisah, yang mirip dengn tradisi “Sosial Studies”
Dilihat dari tujuan setiap mata pelejaran sama / memiliki tujuan yang bervariasi
1. Sejarah, untuk menanamkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat masa lampau
hingga masa kini
2. Ekonomi, untuk memberikan pengetahuan konsep-konsep dan teori sederhana untuk
menjelaskan fakta , peristiwa dan masalah ekonomi yang dihadapi.
3. Sosiologi, untuk memberikan kemampuan secara kritis berbagai persoalan dalam kehidupan
sehari-hari yang muncul. Seiring dengan perubahan masyarakat dan budaya.
4. Tata Negara, untuk meningkatkan kemampuan agar siswa memahami penyelenggaraan
Negara sesuai dengan tata kelembagaan Negara, tata peradilan, sistim pemerintahan Negara RI
maupun
Negara lain.
5. Antropologi, untuk memberikan pengetahuan mengenahi proses terjadinya kebudayaan ,
pemanfaatan dan perwujudan dalam kehidupan sehari-hari.
M.Numan Somantri selaku pakar dan ketua HISPISI, kembali menegaskan adanya 2 versi PIPS.
Sebagaimana dirumuskan dalam pertemuan Yogyakarta tahun 1991
• Versi PIPS untuk pendidikan dasar dan menengah ;
PIPS adalah penyederhanaan, adaptasidari disiplin ilmu-ilmu social dan humairo, serta kegiatan
dasar manusia, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan pedagagis / psikologis untuk tujuan
pendidikan.
Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan IPS
terpilih dalam 2 arah :
1. PIPS, untuk persekolahan dan dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu social , dan
humaiora yang diorganisasikan secara psikopedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan
2. PDIPS, untuk perguruan tinggi, pda dasarnya merupakan penyelecsian dan pengorganisasian
secara ilmiah dan meta psikopedagogis dari ilmu social, humaniora dan disiplin lain yang relevan
untuk tujuan pendidikan professional guru IPS
Secara filsafat ilmu pengetahuan bagian dari pengetahuan, yakni pengetahuan bersifat ilmiah.
Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang terorganisasikan dan bersistem yang digali dan
dibangun dengan menggunakan pendekatan ilmiah menurut Golmark ( 1968, dalam bank, 1977:16 )
yaitu “Bahwa suatu kebenaran tidaklah mutlak dan tidak berubah , akan tetapi merupakan suatu
kesimpulan yang disepakati komutis yang memahaminya dengan baik dan menghasilkan sesuatu.
Suatu metide ilmiah mempunyai cirri-ciri : Systematyzed, Precise, expanding, testable, open itu
public judgment, demans responsibility dan reconstructable.
Bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah ini dikenal sebagai suatu disiplin ilmu.
• Logika disiplin ilmu seperti di kemukakan oleh Gold mark pada dasarnya mencerminkan apa
yang menjadi telaah dan bagaimana pengetahuan itu digali dan dikembangkan dengan mengikuti
prinsip dan prosedur yang baku . Dalam wacana filsafat pengetahuan ( suriasumantri, 1984 , 1986 )
Terang tersebut dikenal sehingga “landasan antologi dan epistemology”
• Logika eksternal seperti dikemukakan oleh Dufty ( 1967 ) dan Somantri ( 1998 ) pada dasarnya
mencerminkan seharusnya pengetahuan itu digunakan sehingga memberikan manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakan Negara , apabila mungkin terhadap masyarakat dunia. Dalam
wacana filsafat pengetahuan kerangka pemikiran teresbut dikenal sebagai “ Landasan Aksiologi “
PDIPS tersebut sebagai berikut:
1. Karakteristik potensi dan perilaku belajar siswa SD, SLTP, dan SMU
2. Krakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP / FKIP
3. Kurikulum dan bahan belajar IPS SD, SUP, dan SMU
4. disiplin ilmu-ilmu social , humaniora, dan disiplin lain yang relevan.
5. Teori, prinsip, strategi, media dan evaluasi pembelajaran IPS.
6. Masalah-masalah social dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak social .
7. Norma agama yang melandasi dan memperbuat profesionalisme
Hal yang dimaksud dengan paradigma adalah accepted pattern or model : ( kuhn:1970 ). Ser
ofperasional paradigma pembangunan pengetahuan dalambidang PDIPS diartikan sebagai pola
pikir , pola sikap , dan pola tindak yang tertata secara utuh yang seyogyanya digunakan oleh para
pakar /
ilmuan PDIPS dalam melakukan kegiatan”
Kontruksi, interprestasi , tranformasi dan rekontruksi ( KITR )”pengetahuan sampai pda akhirnya
ditemukan teori ( Sanusi, 1998 : 19 )
Teori inilah yang pda gilirannya membangun suatu system pengetahuan / disiplin ilmu . Namun
demikian disiplin itu sendiri tidak dapat dipandang hanya sebagai akumulasi informasi , fakta ,teori /
paradigma.Melainkan system berfikir.
MODUL 3
RUANG LINGKUP DAN CAKUPAN KONSEP DASAR IPS
Kegiatan Belajar 1
Ruang Lingkup Dan Cakupan Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
Antara IPS dan IIS memiliki prbedaan yang mendasar. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena
secara tradisional antara IPS dan IIS memang sudah saling berhubngan.Disekolah IPS lebih
menekankan kepada pendekatan multidisiplin atau interdisiplin, dimana topik-topik dalam IPS dapat
kita manipulasi menjadi suat isu,pertanyaan atau permasalahan yang berperspektif interdisiplin.
Keberadaan gerakan dan paham social studies di Amerika Serikat banyak mempengaruhi pemikiran
mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia.Studi
IPS berkaitan dengan dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah
laku dalam memenuhi aspek kebutuhan hidupnya, berkaitan dengan bagaimana cara manusia
menggunaka usaha untuk memeuhi kebuthan materinya, memenuhi kebutuhan budayanya
,kebutuhan jiwanya ,pemanfaatan sumber daya yang terdapat dibmi ,mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya untuk mengatur dan mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Konsep
dasar IPS adalah suatu citra mental tentang objek konkret ataupun gagasan yang abstrak. Konsep
IPS mencerminkan suatu fenomena atau gejala atau benda-benda yang berkaitan dengan IPS. IPS
dan Ilmu-ilmu Sosial sama-sama memiliki subjek dan objek yang sama,yang mempelajari tentang
perilaku
manusia.Ilmu-ilmu sosial sosial,seperti sosiologi,Antropologi<danPsikologi sosial merupakanilmu-
ilmu sosial yang secara khusus mempelajari perilaku manusia.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik Cakupan Konsep Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Politik Dan
Pemerintahan, Serta Psikologi Sosial
A. Sejarah
Setiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing atau paling tidak ada riwayat
asal-usulnya.Asal-usul yang menyangkut proses,peristiwa,dan waktu.Sejarah adalah riwayat
tentang masa lampau atau sesuatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai
dengan metode tertentu yang terpercaya.
B. Geografi
Konsep geografi terungkap hubungan saling mempengaruhi serta fenomena alam ditempat-tempat
tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia.Yang menjadi objek studi geografi adalah
geosfer,yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi yang terjadi atas atmosfer(lapisan
udara),litosfer (lapisan batuan,kulit bumi),hidrosfer (lapisan air) dan biosfer (lapisan kehidupan).
Pada konsep ini, geosfer atau permukaan bumi di tinjau dari sudut pandang kewilayahan atau
lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan fenomenanya
(udara,batuan,perairan,kehidupan). Persamaan dari perbedaan fenomena tersebut tidak lepas dari
hubungan interaksi ke ruang dari unsur-unsur geografi di wilayah atau dalam lingkungan di
permukaan bumi.
Dari pengertian geografi yang telah dikemukakan tadi, dapat diketengahkan bahwa geografi
berkenaan dengan:
1. Geosfer atau permukaan bumi
2. Alam lingkungan (atmosfer, litosfer,hitdrosfer,biosfer)
3. Umat manusia atau atroposfer
4. Persebaran ke ruangan fenomena alam dan kehidupan termasuk persamaan serta
perbedaan
5. Analisis hubungan serta interaksi ke ruangan fenomena-fenomenanya di permukaan
Bumi
Berkenaan dengan konsep dasar yang dikembangkan pada geografi,paling tidak kita dapat
mempelajari dua kelompok konsep yang dikemukakan oleh Getrude Whipple (James,
P.E.:1979:115) dan Henry J. Warman (Gabler,RE:1966:13-16) Rincian konsep dasar itu sebagai
berikut.
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan pendidikan dasar (PenDas) konsep dasar itu dapat kiat mulai
dari arah (mata angin),jarak ,peta perbedaan kesenambungan.cara membina konsep pada diri kita
masing-masing yaitu dengan mengajarkan pengertian konotatif tentang sesuatu
(Womanck,J.G:1970:32) jadi kita sebagai guru IPS mengajarkan pengertian yang selias –luasnya
tentang sesuatu secara bertahap berkesinambungan sampai terjadi pola pengertian dalam benak
kita dan juga dalam benak peserta didik sampai ke tahap abstrak yang mencirikan konsep tersebut.
Dapat dikemukakan tentang sungai sebagai sesuatu konsep dasar geografi. Kiat selaku guru IPS
bertanya kepada peserta didik mengenai sungai “ Apakah ada di antara mereka belum mengenal
sungai itu.secara kongkrit berarti guru sudah menyampaikan pengertian sungai sesuai yang
diuraikan dalam kamus.
(Gerarado P.Sicat dan H. W Arndt (1991:3) mengemukakan bahwa Ilmu ekonomi adalah suatu studi
yang mengkaji bagaimana orang perorangan dan kelompok – kelompok masyarakat menentukan
pilihan. Karena manusia mempunyai keinginan yang tidak terbatas.Untuk memuaskan bermacam-
macam ragam keinginan tersebut,tersedia sumber daya yang dapat digunakan.itupun tidak tersedia
dengan bebas.
Ketiga bahasan ilmu ekonomi tadi, dapat ditarik garis persamaan yaitu bahwa ilmu ekonomi
merupakan suatu studi,ilmiah mengenai bagaimana cara memenuhi kebutuhan materi.
Bagaimana mengembangkan upaya menahan diri dan hidup yang berlebih-lebihan padahal
kemampuan sumber daya ada dalam keterbatasan. Untuk mengatur kesejahteraan
rakyat,khususnya kesejahteraan ekonomi Bangsa Indonesia, telah diatur dalam Undang-undang
Dasar 1945. Pada pasal 33 yang terdiri atas 5 yaitu :
Koprasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hokum koprasi dengan
berlandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koprasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan asas kekeluargaan.Menurut P.E. Weraman (A.A Chaniago, Cb,
Toweula,dkk:1995:225) mendefinisikan bahwa
Koprasi adalah kumpulan orang-orang atau badan hokum yang bertujuan untuk perbaikan social
ekonomi anggotanya melalui memenuhi kebutuhan anggotanya dengan jalan berusaha bersama
saling membantu antara satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan ,usaha
tersebut harus didasarkan atas prinsip-prinsip koprasi.
Dari 3 batasan tadi dapat ditarik garis persamaan yaitu bahwa koprasi adalah kegiatan ekonomi
bersama dari para anggotanya,berdasarkan kekeluargaan,kerakyatan,demi keuntungan bersama,
Dan tidak mengutamakan keuntungan ekonomi semata- mata,melainkan juga memperhatikan
keuntungan sosial. Tujuan penyejahterakan para anggota berdasarkan alas keluarga dan
keuntungan sosial ,Ekonomi yang berasaskan kekeluargaan, yang menguasai hajat hidup orang
banyak yang di arahkan pada kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya yang dicantumkan dalam
UUD 1945.
Batas-batas ekonomi dan koprasi,dengan mengamati konsep-konsep dasar yang menjadi kunci dua
pokok presoalan masih bersangkutan dengan satu sama lain,konsep- konsep dasar itu sebagai
berikut:
D. Sosiologi
Menurut pebdapat Frank H. Hankins (Faircdhild, H.P,dkk.:1982:302)lebih terperinci mengemukakan:
bahwa Sosiologi adalah studi ilmiah tentang fenomena yang timbul dan hubungan kelompok umat
manusia.studi tentang manusia dan insaninya dengan hubungan satu sama lain.Aliran sosiologi
yang
berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan factor-faktor yang
berhubungan,sebagaian menekankan hubungan pada hubungan diantara mereka sendiri seperti
interaksi,asosiasi,dan seterusnya.
Secara sibgkat yang baru dikemukakan,dapat diketengahkan konsep – konsep dasar sosiologi
sebagai berikut:
1. Interaksi sosial
2. Sosialisasi
3. Kelompok sosial
4. Proses sosial
5. Proses sosial
6. Perubahan sosial
7. Mobilisasi asocial
Interaksi sosial sebagai konsep dasar sosioligi,telah cukup dibahas pada uraian terdahulu. Interaksi
ini nbagaimanapun intensitasnya,selalu dialami oleah tiap individu dan selalu terjadi
dimasyarakat.Lebih tepat kelompok sosial tepat terjadinya interaksi antara individu tidak lain adalah
kumpulan manusia yang paling tidak terdiri atas dua orang namun biasanya lebih dari itu, telah
saling mengenal dalam waktu yang relative lama, ada kaitan rasa senasib, diikat oleh nilai dan
norma yang sama serta memiliki rasa persatuan
Selain kelompok sosial yang merupakan kesatuan antara anggota masyarakat, di dalamnya terjadi
atau terdapat lapisan-lapisan sosial yang ditunjukkan oleh pengelompok anggotanya berdasarkan
ikatan persamaan tertentu,seperti pendidikan,ekonomi,mata pencaharian,suku bangsa.
Sebagai akibat proses sosial, perubahan sosial dan modernisasi,baik secara perorangan maupun
kelompok,terjadi perubahan status dan lapisan bawah ke lapisan menengah dan bahkan sampai
lapisan atas. Atau juga terjadi perubahan status dan petani menjadi pedagang atau menjadi
pegawai negeri.perubahan konsep yang dialami merupakan konsep mobilisasi sosial. Jika lapisan
tersebut dari lapisan bawah ke lapisan menenggah sampai lapisan atas atau sebaliknya di
konsepkan sebagai
Vertikal. Sedangkan perubahan status yang sifatnya setara seperti pretani menjadi pedagang
kemuadian menjadi nelayan dan seterusnya,mobilisasiu yang demikian di konsepkan sebagai
mobilisasi horizontal.
Dalam kehidupan sosial itu terdapat hal-hal yang dianggap sebagai penyakit masyarakat, sweperti
kaehatan,pengangguran,pelacur,gelandangan,kemiskinan penyakit-penyakit masyarakat byang
demikian yang merupakan masalah sosial, dikonsepkan sebagai patologi sosial. Kondisi atau lebih
tegas lagi,masalah yang demikian itu merupakan salah nsatu konsep dasar sosiologi yang wajib
dikaji secara mendalam, untuk menentukan alternative pemecahanya.dan cara pemecahanya
dengan cara : wajib mendapat perhatian dan keperdulian segala pihak. Apalagi hal mtersebut kita
abaikan maka menjadi masalah sosial yang makin gawat yang merusak mental generasi muda
Indonesia.
E. Antropologi
Seperti yang terlah di uangkapkan bahwa kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam
konteks sosial meliputi aspek salah satu aspek yang makna dalam kehidupann manusia yang juga
mencirikan kemajuanya yaitu kebudayaan.yang mengkhususkan telaahanya kepada budaya ini
tidak lain adalah antropologi.Menurut E.A.Hoebel (Faichild,H.P,dkk.:1982:12) secara singakat
mengemukakan “Antropologi adalah suat studi tentang manusia dengan kerjanya.sedangkan
menurut Koentjaraningrat (1990:11) juga secara singkat mengatakan antropologi adalah ilmu
tentang manusia,sedangkan Hoebel mengemukakan anteropologi adalah cara kerjanya.dengan
demikian sebutan antropologi disini berate studi ilmu yang mempelajari manusia dengan perilaku
sosial atau dengan kebudayaanya.
Kebudayaan adalah nama kolektif semua pola prilaku di transparasikan secara sosial melalui
simbul-simbul dari sini tiap unsur semua kemampuan kelompok umat manusia yang karakteristik
yang hanya meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu hukum, pemerintah, moral, dan
kenyakinan dan kepercayaan saja,melainkan meliputi juga peralatan material atau artewfak yang
merupakan jelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan fikiran yang berefek praktis dalam
bentuk bangunan, senjata, mesin, media komunikasi, perlengkapan seni, dan sebagainya
Konsep yang dikemukakan oleh Ellwood di atas sangat jelas dan gamlang bahwa kebudayaan
hanya milik otentik manusia saja.Konsep-konsep mdasar itu meliputi:
1. Kebudayaan
2. Tradisi
3. Pengetahuan
4. Ilmu
5. Teknologi
6. Norma
7. Lembaga
8. Seni
9. bahasa
10. lambang
11. Fenomena yang dapat kita gali dengan sendirinya
Dalam lingkup antropologi dan kebudayaan, pengetahuan, ilmu dan teknologi merupakan konsep
dasar yang terkait dengan budaya belajar. Tip konsep konsep dasar tersebut saat ini biasabisa
dijadikan satu sebagai IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi ) penyatuan tiga konsep tersebut
sangat beralasan karena ketiganya sangat erat satu sama lain.oleh karena itu, kita sepakat untuk
memadukan mewnjadi IPTEK.
Konsep lain yang memegang peranan kunci dalam mkehidupan masyarakat dan budaya adalah nilai
serta norma.Sedangkan norma lebih mengarah pada ukuran dan aturan kehidupan yang berlaku
dikehidupan masyarakat.
Pada tingkatan taraf yang lebih tinggi kita juga mengenal pranata yang juga merupakan salah satu
konsep dasar dalam kehidupan masyarakat dan budaya.Dalam hal ini, kita juga harus membedakan
antara pranata (intstitution) dengan lembaga (insititute). Mengenai konsep dasar diatas menurut
Koentjaraningrat (1990:165-166) pranata adalah sistim norma atau aturan-aturan yang mengenai
satu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institut adalah badan atau
organisasi yang melaksanakan aktivitas itu”. Contohnya sebagai pranata yang berfungsi memenuhi
kebutuhan kekerabatan, yaitu perkawinan, tolong menolong antar kerabat, sopan santun, pergaulan
antar kerabat, dan sebagainya.
Bahasa sebagai suatu konsep dasar memiliki pengertian konotatif yang luas. Bahasa sebagai
konsep, bukan hanya merupakan rangkaian kalimat tertulis ataupun lisan, melainkan pengertiannya
lebih jauh dari pada hanya sekedaar rangkaian tulis atau lisan melainkan bahsa itu sebagai suatu
konsep meliputi pengertian sebagai bahasa anak, bahasa bisnis, bahsa isyarat, dan lainya
Konsep dasar antropologi lainya mengenai lambang sesungguhnya bahasa itu juga termasuk
lambang bagi manusia contohnya uangkapan”bahasa mencirikan bangsa pada ungkapan itu
tercermin bahwa bangsa yang memiliki tutur kata yang baik ,mencerminkan bangsa tersebut
merupakan bangsa yang baik ,lambang- lambangnya antara lain seperti bendera bagi suatu bangsa,
tanda pangkat, atau jabatan bagi satu angkatan, monument bagi suatu kelompok masyarakat dan
bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian Ilmu Politik secara umum adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan negara untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tuganya dan sebagai
penyelenggara negara,
Pengertian Pemerintahan menurut Brown and Brown (1980: 304) dan Charles J. Bushnell (Fairchild,
H.P. , dkk :1982 :132)
1. Brown and Brown (1980: 304)
Pemerintahan adalah semua aparat dan proses yang melaksanakan penyelenggaraan aktifitas
negara
2. Charles J. Bushnell (Fairchild, H.P. , dkk :1982 :132)
Pemerintahan adalah Organisasi menjelmaan suatu negara, pemerintahan adalah negara dalam
penampilan, prakteknya pemerintahan sebagai proses merupakan pelaksanaan fungsi negaradalam
segala aspeknya.
Jadi, untuk kesimpulan pemerintahan secara umum adalah penyelenggaraan, pelaksanaan kerja
secara operasional suatu negara. Dengan kata lain pemerintah adalah aparat pelaksana negara.
Suatu nusantara yang dapat dikatakan negara, setidaknya memiliki kriteria sebagai berikut, yakni:
memiliki wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan.Negara yang demokratis adalah Negara
yang memiliki tertib dan aman karena adanya peraturan yang disusun bersama, disepakati bersama
dan serta dipatuhi bersama-sama juga. Dansemua itu telah disusun oleh Undang-undang yang
menjadi pokok utama atau induk dari segala peraturan.
Di Negara tercinta kita, Negara Republik Indonesia sebagaimana telah ditentukan dan digaris
besarkan pada UUD 1945 yang menjadi pokok utama dari segala peraturan. Demokrasi yang arti
harfiahnya, rakyat berkuasa atau kekuasaan di tangan rakyat, yang pada pelaksanaannya di
serahkan kewenangannya kepada kepala negara atau presiden. Dapat disimpulkan, segala aspirasi
pendapat masyarakat akan disampaikan secara bertahap. Yang pertama disampaikan melalui
perwakilan rakyat (DPR) yang merupakan perwakilan dari rakyat, dan kemudian disampaikan
kepada majelis permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan masih dimusyawarahkan diambil
kebijakan-kebijakan. Dan setelah itu baru ditujukan kepada kepala Negara kita yaitu Presiden.
G. Psikologi Sosial
Secara umum pengertian Psikologis Sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam kontek
sosial.
Pengertian psikologi sosial menurut HaroldA Phelps (Fairchild, H.P, dkk,. :1982: 290), “adalah suatu
studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial”.
Emosi dengan reaksi emosional merupakan konsep dasar psikologi social yang peranannya besar
dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya. Perhatian dan minta seseorang terhadap
sesuatu benda, fenomena social, interaksi social dan yang lainnya. Tinggi rendahnya, terkendali
tidaknya emosi seseorang, sangat berpengaruh terhadap perilaku sosial yang bersangkutan. Oleh
karena itu, emosi sebagai suatu potensi kepribadian wajibdiberi santapan dengan berbagai
pembinaan psikologis, termasuk santapan keagamaan.
Kemauan yang kuat merupakan modal dasar yang berharga dalam memperoleh suatu prestasi. Ada
pepatah mengatakan, “di mana ada kemauan, di situ ada jalan”. Orang yang kemauannya lemah,
bagaimanapun sukar mencapai prestasi yang tinggi. Motivasi selain timbul dari dalam diri individu
masing-masing, juga dapat datang dari lingkungan. Untuk mencapai suatu harapan yang tinggi, kiat
harus mempunyai motivasi diri yang kuat. Agar semu citi-cita yang kita harapkan akan tercapai.
Konsep dasar yang merupakan komprehensif adalah kepribadian. Secara singkat, Brown & Brown
(1980:149) mengemukakan bahwa “kepribadian tidak lain adalah pola karakteristik, sifat atau atribut
yang dimiliki individu yang ajeg dari waktu ke waktu”. Sedangkan Hornrl Hart (Fairchild, H.P., dkk.:
1982:218) secara lebih rinci mengemukakan:
“Kepribadian yaitu organisasi gagasan yang dinamik, sikap, dan kebiasaan yang dibina secara
mendasar oleh potensi biologis yang diwariskan melalui mekanisme psiko-fisika organisme tunggal
dan yang secara sosial ditransmisikan melalui pola budaya, serta yang terpadu dengan
semuapenyesuaian, motif, kemauan dan tujuan individu berdasarkan keperluan satu kemungkinan
dari lingkungan sosialnya.”
Jadi, dapat disimpulkan kepribadian sebagai suatu konsep dasar psikologi, dan juga merupakan
suatu perpaduan potensi, kemampuan dan aset diri tiap individu yang menjadi jati diri masing-
masing. Jadi, kita sebagai SDM generasi muda yang akan menjadi subjek pembangunan masa
yang akan datang, wajib mengembangan dan membina kepribadian peserta didik kita menjadi SDM
yang handal yang kelak dapat menyelamatkan kehidupan yang telah menyimpang dan kebenaran
yang hakiki yang “ mengorbankan nilai-nilai moral demi mencapai tujuan material semata”.
Panggilan dan tugas pendidikan memang berat, namun sangat mulia.
MODUL 4
KONSEP DASAR SEJARAH
Kegiatan Belajar 1
Penjajahan Indonesia dan Akibatnya
1. Faktor Esktern
Maksudnya adalah kondisi yang terjadi di Eropa yang memungkinkan terjadinya penjajahan di
indonesia dengan masuknya bangsa Barat ke Asia Tenggara pada abad ke-16 yang secara
bertahab membawa bangsa indonesia ke lingkup perdagangan Internasional kemudian setahap
demi setahap kekuasaan asing mulai masuk ke tanah air kita. Negara barat yang pertama kali
masuk ke Indonesia diawali oleh Spanyol, Inggris dan Belanda. Bangsa Spanyol lebih memusatkan
di Filipina, Inggris mengutamakan sasarannya di India sedangkan Indonesia menghadapi
bermacam-macam corak imperalisme, seperti Portugis, Belanda, dan Inggris walaupun
kekuasaaanya hanya sebentar saja.
Faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa masuk ke Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copernicus yang mengatakan bahwa “dunia
ini tidak datar melainkan bulat seperti bola apabila seseorang berlayar lurus ke arah barat maka
akhirnya akan tiba kembali pada titik semula”.
b. Berlangsungnya zaaman Renaisance di Eropa. Sekitar tahun 1500 di Eropa berkembang
zaman kebebasan yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari berbagai kekangan yang membelenggu
kehidupan mereka, sehingga mendorong semangat para ilmuan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan dapat menghasilkan penemuan baru, seperti kompas, peta bumi yang lebih baik,
pembuatan kapal yang lebih baik serta penggunaan mesiu.
c. Berkembangnya kekuasaan islam di daerah Afrika Utara dan Pantai Timur Laut Tengah pada
tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan ibu kota kerajaan Romawi, yakni
Constaninopel. Jatuhnya Constaninopel ini mengakibatkan tertutupnya jalur buhungan
perdagangan antara Eropa dan Asia. Akibatnya bangsa Barat mencari sendiri baru untuk pergi ke
daerah penghasil rempah-rempah di Timur yakni Indonesia.
d. Semangat Reconquesta atau semangat perang salib, yaitu semangat untuk menaklukkan
bangsa-bangsa yang pernah mengalahkan mereka, yaitu orang-orang islam.
e. Ambisi untuk mencari darah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas mencari
kekayaan(Gold), kejayaan (Glory), penyebaran agama nasrani (Gospel.
f. Adanya perjanjian Tordessilas (7 Juni 1494)
• Terjadinya perjanjian ini akibat dari Paus Alexander VI di Roma yang memberikan peluang
kepada Spanyol dan Portugis untuk meluaskan ekspansinya dengan mengeluarkan keputusan suci
yang disebut Bull of Demarcation yang isi pokonya Paus memberikan dunia ini kepada dua bangsa
tersebut dengan batas garis khayal dari Utara ke Selata samudra Atlantik, sebelah barat garis
meridian diberikan kepada Spanyol, sedangkan sebelah timurnya diberikan kepadaPortugis.
• Isi perjanjian bahwa garis batas kekuasaan Spanyol dan Portugis adalah garis meridian yang
melalui sebuah titik barjarak 370 mil di sebelahBarat Kepulauan Tanjung Verde.
• Dampak isi perjanjian
Timbulnya imperalisme dan kolonialisme Barat di seluruh dunia
Portugis berhasil menguasai pusat-pusat perdagangan sekaligus menguasai wilayah bagian
timur, seperti :
Bartolomus Diaz menepukan Tangjung Harapan.
Vasco da Gama menemukan Calicut, India.
Don Alfonso de Albuquerque, menaklukkan Goa yang kemudian sampai ke Maluku.
Antonio d’Abreu menguasai maluku.
• Spanyol menguasai sepenuhnya seleruh Amerika Latin, Hawai dan Filipina, yang ditandai
dengan
Pelayaran Columbus menemukan benua Amerika,
Magelhaens ekspedisi berkeliling dunia hinga sampai ke Filipina bahkan sampai ke Maluku
akhirnya konflik dengan Portugis.
2. Faktor Intern atau Kondisi yang Memungkinkan Bangsa Asing Menjajah Indonesia
a. Kontak hubungan perdagangan, seperti lazimnya seorang pedangang yang pada awalnya tidak
mempunyai prasangka negatif terhadap bangsa lain untuk membeli rempah-rempah. Namun hal ini
dimanfaatkan oleh bangsa lain untuk dapat dikuasai pusat perdagangannya dengan jalan mengadu
domba dan selanjutnya meminta imbalan yakni hak monopoli perdagangan.
b. Penghasil rempah-rempah terbesar, ini termasuk faktor positif. Akan tetapi terdapat pula faktor
negatif yakni menjadi tempat tujuan utama bagi para saudagar Eropa dan setelah tiba di Indonesia
lambat laun dimungkinkan bangsa Barat untuk menguasai pusat perdagangan tersebut.
c. Belum ada persatuan antara kerajaan satu dengan kerajaan lain sehingga mudah terpancing
konflik dan dimanfaatkan oleh penjajah.
Kegiatan Belajar 2
Karakteristik dan Dinamika Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mencapai Kemerdekaan
Untuk mendukung ajaran diatas, maka diperkuat oleh gerakan-gerakan dibawah ini.
a. Gerakan Brahma Samaj, menghapu tradisi kuno dan mengajarkan dasar monotheisme dalam
agama hindu.tokohnya adalah Raja Ramohan Roy (1928).
b. Ajaran dan pembaharuan Santiniketan, tujuannya untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan
budaya india.
c. Ajaran Ramakrishna, untuk kesatuan agama.
d. Geraka theosofi, menghidupkan kembali nilai-nilai filsafat dan ajaran india kuno. Tokohnya
adalah Nyonya Annie Besant.
e. The Great India mutiny atau pemberontakan Sipahi, yaitu pemberontakan prajurit EIC mendapat
dukungan dari raja Moghul Bahadur Syah. Namun dapat ditumpas oleh Inggris dan kerajaan islam
Moghul dihapuskan.
3. Indische Party
Indische Party didirikan di Bandung pada tahun 1912 oleh 3 serangkai, yakni Dr Douwes
Dekker (Danudirja Setyabudi), Dr. Tjipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara). Ketiga tokoh ini merumuskan anggaran dasar partai hingga hasilnya dapat dilihat dari
cita-cita IP ialah membangun rasa cinta dari dalam hati orang Hindia terhadap bangsa dan tanah
airnya. Tindakan pemerintah semakin nyata setelah terbit tulisan Ki Hajar Dewantara yang berjudul
All ik en Nederlender wass yang maknanya sekiranya saya orang Belanda. Masih belumlah saya
akan berlaku sekehendak hati saya... sindiran tersebut mengakibatkan dipecatnya 3 serangkai dan
mengakibatkan merosotnya IP.
4. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia ini didirikan oleh sekelompok mahasiswa yang sedang belajar di
negeri Belanda yang bernama Indische Vereniging pada tahun 1908 lalu namanya diubah menjadi
PI agar tidak berbau Belanda. Tujuan PI sebelumnya adalah mengusahakan suatu pemerintah
untuk indonesia yang bertanggungjwab kepada rakyat indonesia semata-mata. kemudian dipertegas
kembali dengan tujuan utama yaitu kemerdekaan indonesia dan massa nasional yang sadar dan
percaya pada diri sendiri. Tokoh –tokoh PI yang militan antara lain Mohammad Hatta, Subardjo,
Abdul Madjid, Aalisastrimidjoyo, dan Natsit Datuk Pamuncak.
Hasil kerja PI terbukti dengan berdirinya Indonesiab Studi Club(ISC) di surabaya yang dipimpin
oleh Sutomo dan di Bandung yang dipimpin oleh Ir. S ukarno.
8. Sumpah Pemuda
Lahirnya Sumpah Pemuda berkaitan erat dengan Budi Utomo yang merupakan cikal bakal
terbentuknya organisasi pergerakan nasional. Semangat yang mulai dibina oleh para pemuda
terbukti dengan diadakannya kongres pemuda tahun 1926 untuk ke- I dengan topik pembahasan
berkisar pada masalah kebudayaan , sosial dengan bahasa pengantar bahasa Belanda. Sedangkan
kongres II yang berlangsung pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 di Jakarta yang intinya tentang
semangat Indonesia bersatu. Tokoh-tokoh pada sumpah pemuda adalah Muhammad Yamin
menyatakan tentang persatuan dan kebangsan indonesia; Purnomo Wulan, Sarwono dan Ki
S.Mangunsarkoro menyatakan tentang pendidikan dan prasaran berkaitan dengan kepanduan.
Intisari dari kongres ke- II adalah;
Pertama : Kami poetra dan poetri indonesia Mengakoe Bertoempah Darah yang Satoe Tanah
Indonesia.
Kedua : Kami poetra dan poetri indonesia Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia.
Ketiga : Kami poetra dan poetri indonesia Mengakoe Berbangsa yang Satoe, Bangsa
Indonesia
Ketika Republik ini dihadapkan pada kenyataan bahwa yang harus dihadapinya adalah pihak sekutu
datang di Indonesia mrnimbulkan masalah baru, mereka dibawah komando south East Asia
Commad (SEAC) dibawah Lord Louis Mountbattenn, pada tanggal 29 September 1945
mendaratkan pasukan Sekutu yang merupakan bagian dari SEAC diberi nama AFNEI ( Allied
Forces Netherland East Indies ) di bawah komando Sir Philip Christison. AFNEI mempunyai tugas,
yaitu :
1. Menerima penyerahan diri tentara Jepang
2. Membebaskan para tawanan perang pihak Sekutu
3. Melucuti senjata Jepang dan mengembalikannya ke jepang
4. Menjamin keadaan damai untuk kemudian menyerahkan kekuasaan ke pihak pemerintahan
sipil.
Kedatangan mereka ditentang oleh pihak Indonesia apabila mereka mempunyai niat untuk
mengembalikan kekuasaan kepada Belanda. Christisonsendiri berpendapat tanpa ada kerjasama
dengan pihak Indonesia tugas ini tidak akan berhasil. Itulah sebabnya pada tanggal 1 Oktober 1945
berunding dengan pemerintah Indonesiadan mengakui de fakto Republik Indonesia. Dengan adanya
pengakuan ini pasukan Sekutu diterima dengan sikap terbuka. Akan tetapi, ternyata pasukan Sekutu
dioncengi orang – orang NICA yang dengan jelas ingin mengembalikan kekuasaan colonial Belanda
di Indonesia. Pecahlah perang melawan pasukan sekutu, sepertiterjadi di Surabaya, ambarawa,
Medan, Bandung, dan daerah lainnya.
Setelah mengalami perlawanan yang hebat dimana, panglima inggris berkesimpulan bahwa
sengketa Indonesia – Belanda tidak mungkin diselesaikan dengan kekuatan senjata. Setelah
menandatangani persetujuan linggar jati, pada tanggal 25 Maret 1947 RI mulai mendapat perhatian
internasional, namun demikian Belanda memperlihatkan kecurangannya, sebab tanggal 21 Juli 1947
Belanda melakukan agresi militernya dalam wilayah kekuasaan RI. Pada tanggal 1 Agustus 1947
Dewan keamanan memerintahkan genjatan senjata, yang di mulai tanggal 4 Agustus 1947. Untuk
mengawasi genjatan sejata ini dibentuklah komosi konsuler yang beranggotakan 3 Negara ( KTN :
Komisi Tiga Negara ) yakni, Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Dengan disetujuinya hasil KMB maka terbentuklah Negara Republik Indonesia Srikat yang terdiri
atas 16 negara bagian. Sementara itu pergolakan – pergolakan politik belum pula sepenuhnya dapat
ditanggulangi. Kelompok separatis dan yang ingin memisahkan diridari Negara RI bukan semakin
berkurang, perasaan tidak puas akan kebijakan pemerintahpun muncul dimama-mana , seperti
pemberontakan APRA di Bandung, pemberontakan Andi Aziz di Makasar, pemberontakan RMS di
Maluku, pemberontakan Ibnu hajar di Kalimantan Selatan, pemberontakan Karto Suwiryo di Jawa
Barat, pemberontakan Daud Beureuh di Aceh dan pemberontakan PRRI dan PERMESTA di
Sumatra Barat dan Sulawesi. Di samping masalah di atas penyebab utama terjadi pemberontakan
ialah pembentukan Angkatan Perang RIS atau APRIS sebagai tentara RIS. Untuk lebih jelasnya
peristiwa – peristiwa tersebut diuraikan sebagai berikut :
4. Peristiwa DI/TII
Gerakan DI adalah gerakan yang ingin mendirikan negara yang berasaskan Islam yang
dipimpin oleh SM Kartosuwiryo yang memperoklamasikan berdiri Negara Islam Indonesia di
Cisayong Jawa Barat pada tahun 1949
6. Pemilu I 1955
Pemilu pertama tahun 1955 berdasrkan UUDS 1950, yang disusun berdasarkan konstitusi RIS
dan UUD 1945. Pemilu I diselenggarakan 15 Desember 1955untuk memilih Dewan Konstituante.
Yang menghasilkan indonesia dibagi menjadi 16 daerah, 208 kabupaten dan 2.139 serta 43.429
desa.
Setelah Konstituante gagal menetapkan UUD 1945 menjadi UUD RI , Presiden Sukarno
menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 denga suatu kredit pada tanggal 5 juli 1959. dengan
peraturan presiden No. 13 tanggal 31 desember 1959 dibentuklan fron nasional dengan tujuan :
1. menyeledsaikan revolusi indonesia.
2. melaksanakan pembangunan semesta nasional.
3. mengembalikan Irian Jaya ke dalam wilayah RI.
Kegiatan Belajar 1
Pengertian dan Kajian Geografi
A. Pengertian Geografi
Pelajaran geografi yang diajarkan di sekolah terkesan sebagai ilmu yang hanya dihafalkan oleh para
siswa seperti menghafalkan nama-nama dalam geografi nama negara, kota, sungai, gunung dan
nama-nama tempat laindi muka bumi. Sebagian orang juga beranggapan bahwa geografi adalah
segala aktivitas dan perbuatan yang berhubungan dengan peta. Orang berpendapat demikian
karena orang yang mempelajari geografi harus mampu membuat peta, membaca peta dan harus
berkerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang dalam pembuatan peta.
Menurut Broek (1980) mengemukakan bahwa hakikat geografi ada 6, yakni sebagai berikut ini.
1. Geografi sebagai ilmu pengetahuan biofisik.
Pada akhir abad ke 19 ketika ilmu pengetahuan seperti geologi, meteorologi, dan botani sudah
mengalami perkembangan yang sedemikian pesat maka ahli geografi terpengaruh dan tertarik
mengikuti metode-metode disiplin ilmu tersebut . Kelemahan setelah geografi masuk ke dalam
ilmu pengetahuan alam murni, di mana mampu merumuskan hukum sebab
akibat terhadap gejala-gejala dan proses-proses fisik di muka bumi secara general, tetapi tidak
memasukkan unsur manusia.
2. Geografi sebagai relasi hubungan timbal balik manusia dengan alam.
Contoh kongkritnya yaitu iklim tropis menghalangi kemajuan kebudayaan masyarakat setempat,
sementara iklim sedang merangsang perkembangan kebudayaan masyarakat yang mendiaminya.
3. Geografi sebagai ilmu ekologi manusia.
Keanekaragaman di kalangan pengikut paham determinisme environmentalis mendefinisikan
geografi sebagai studi pengetahuan yang mempelajari hubungan manusia dengan tempat
tinggalnya.
4. Geografi sebagai studi tentang lahan.
Paham ini bertentangan dengan pendapat kaum environmentalisme yang mengatakan bahwa
lingkungan alam lebih bersifat pasif dan masyarakat manusia lebih berperan aktif.
5. Geografi sebagai studi penyebaran gejala di permukaan bumi.
Geografi dapat didefinisikan sebagai studi penyebaran/distribusi gejala di permukaan bumi, yaitu di
mana letak sesuatu benda itu berada, apakah itu batu-batuan, tumbuh-tumbuhan, rumah,
penduduk, atau segala sesuatu yang ada di permukaan bumi.
6. Geografi sebagai teori keruangan bumi.
Dalam hal ini, gagasan yang mengumumkan bahwa geografi akan dimasukkan dalam ilmu
pengetahuan alam menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli geografi, yakni akan membatasi
cakrawala geografi pada abstraksi ilmu pengetahuan relasi keruangan saja dalam artian akan
menghilangkan atau mengabaikan ruang dan waktu yang merupakan unsur pokok dalam geografi.
Kegiatan Belajar 2
Pendekatan Materi Geografi
Pendekatan ilmu geografi cenderung kabur dan menghilang “jati diri”nya karena menurut beberapa
tokoh geografi terlena dan tertarik memasuki ilmu-ilmu yang lain yang berfungsi sebagai penunjang.
Mereka dalam memecahkan persoalan geografi cenderung menggunakan topikal. Para ahli geografi
menyadari untuk menggunakan pendekatan geografi yang sama dan berfungsi sebagai pembeda
dengan ilmu-ilmu yangt lain. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan keruangan, pendekatan
ekologikal dan pendekatan kompleks wilayah.
A. Pendekatan Keruangan.
Setiap tempat di permukaan bumi mempunyai ciri-ciri yang kgusus di mana dapat dibedakan antara
tempat yang satu dengan tempat yang lain. Oleh karena itu konsep tempat dinamakan wilayah
(region) Dalam geografi ada dua pengertian wilayah, yaitu wilayah formal (formal region), dan
wilayah fungsional (fungtional region). Wilayah formal dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu :
pertama pengertian internasional. Kedua pengertian nasional. Sedangkan pengertian fungsional
adalah bagian dari permukaan bumi, di mana terdapat beberapa keadaan alam yang berlawanan
memungkinkan timbulnya bermacam-macam kegiatan yang saling mengisi dalam kegiatan
penduduknya.
Konsep tempat dalam pengertian wilayah dapat digunakan sebagai pendekatan geografi,
klasifikasainya adalah sebagai berikut.
1. Uniform Region
Suatu wilayah dijadikan sumber dasar telaah geografi disebabkan adanya
keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu.
2. Nodal Region
Suatu wilayah yang diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang
dihubungkan melalui garis melingkar.
3. Generic Region
Wilayah yang diklasifikasikan berdasarkan jenisnya sehingga fungsi
wilayah yang bersangkutan diabaikan.
4. Specific Region
Wilayah berdasarkan kekhususannya sehingga merupakan daerah tunggal yang mempunyai ciri-ciri
tersendiri. Jadi fungsi tempat bagi manusia adalah sebagai ruang hidup. Ruang dalam hal ini
ditafsirkan menurut tiga pendekatan, yakni pendekatan ekologis, ruang sebagai milleu (yang berisi
sumber alam). Pendekatan spatial (keruangan), ruang sebagai space yakni ajang kegiatan manusia.
Pendekatan regional sebagai region. yakni daerah atau kesatuan politis.
Klasifikasi peta menurut penggunaannya, skala, dan kenampakan dari peta dapat dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu : pertama peta topografi memberikan gambaran umum mengenai
permukaan lahan ( termasuk peta perencanaan dan peta geografi). Kedua chart dan peta jalan
disusun dengan tujuan sebagai alat bantu dalam navigasi (untuk navigasi dan orientasi). Ketiga
peta-peta tematik pada akhir-akhir ini semakin penting dalam kaitannya dengan menunjukkan tema-
tema tertentu (menampilkan satu tema khusus atau lebih).
Untuk membaca peta, kita perlu memahami skala dari peta yang dapat diartikan sebagai
perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak horisontal kedua titik itu di
permukaan bumi. Adapun macam-macam skala adalah sebagai berikut:
a. Skala angka atau skala pecahan.
b. Skala yang dinyatakan dengan kalimat.
c. Skala grafis (Graphical scale line).
B. Pendekatan Ekologi.
Pendekatan ini lebih menekankan keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel
lingkungan yang ada bukan eksistensi keruangan. Pengertian analisis ekologi hendaknya tidak
diartikan secara sempit, sebagai suatu bentuk hubungan antara makhluk hidup dengan “natural
environmen” saja, tetapi harus dikaitkan dengan (1)”phenomenal environment” yang di dalamnya
terdapat “natural environment” dan “phycical relic of human actions”. (2) “Behavioural
environment”yang meliputi ide-ide dan nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan.
Pembagiaan geografi menurut Kirk dibedakan menjadi:
1. Lingkungan fenomena/gejala fisik.
2. Lingkungan tingkah laku.
3. Persepsi dan aspirasi penduduk terhadap bencana alam Gunung Merapi.
Dalam konteks pemahaman tentang wilayah manusia telah mengembangkan beberapa metode dan
keterampilan tertentu. Beberapa
metode komunikasi adalah bahasa tulis menulis (literacy), bahasa lisan (articulasi), dan penggunaan
angka-angka (numeracy). Sedangkan yang digunakan untuk komunikasi menggunakan cara grafis
disebut graphicacy. Graphycacy terdiri dari berbagai teknik, mulai dari penggunaan fotografi, sampai
ke peta, grafik dan diagram. Semua cara grafis tersebut mempunyai satu hal yang umum yang
membedakan dengan metode lain yaitu penggunaan bentuk dua dimensi untuk menyampaikan dan
menyajikan konsep-konsep dan ide-ide. Peta menggunakan simbol-simbol dua dimensi untuk
mencerminkan fenomena geografikal atau dengan sesuatu cara yang sistematis, dan hal ini
memerlukan kecakapan untuk membuat dan membacanya.Untuk mencerminkan berbagai data atau
fenomena geografi ke dalam suatu peta, hal yang perlu diperhatikan adalah peta dasar, simbol,
penulisan nama-nama geografi.
Simbol adalah suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti. Menurut bentuknya
simbol dekelompokkan menjadi simbol titik, simbol garis dan simbol bidang. Sedangkan wujud
simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan dapat dibedakan abstrak, setengah
abstrak dan nyata atau piktorial.
Kegiatan Belajar 3
Materi Pelajaran Geografi di SD/MI/Paket A.
Kegiatan Belajar 1
Permasalahan Ekonomi
B. Kelangkaan / Keterbatasan
Terbatasnya atau langkanya alat pemuas kebutuhan yang dihadapkan pada kebutuhan manusia
yang tidak terbatas merupakan pokok permasalahan dari semua masalah ekonomi. Dari kenyataan
itulah yang mendorong munculnya ilmu ekonomi. Kebutuhan manusia bermacam-macam dan selalu
bertambah. Apabila kebutuhan yang satu terpenuhi muncul kebutuhan yang lain. Sedangkan di sisi
lain, alat pemuas kebutuhan manusia berupa barang dan jasa jumlahnya sangat terbatas dan
langka. Kelangkaan dan keterbatasan alat pemuas mengakibatkan hidup manusia selalu serba
kurang.
C. Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan Manusia.
Selama manusia hidup, kebutuhan selalu bertambah dan tidak terbatas, walaupun setiap manusia
kebutuhannya berbeda-beda. Perbedaan tingkat kebutuhan disebabkan oleh:
a. Status sosial.
Misal buruh tani dengan pemilik tanah, pekerja pabrik dengan guru.
b. Tingkat pendidikan.
Misal kebutuhan orang yang berpendidikan rendah berbeda dengan orang yang berpendidikan
tinggi.
c. Kemajuan kebudayaan.
Misal kebutuhan orang zaman dulu berbeda dengan kebutuhan zaman sekarang.
2. Macam-macam Kebutuhan
Kebutuhan adalah keinginan yang timbul dalam diri manusia dan masyarakat dalam bentuk
tuntunan untuk memperoleh pemenuhannya. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-
barang keperluan hidup yang dapat dinilai dengan uang.
Kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Kegiatan produksi.
Adalah setiap kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa atau menambah daya guna atau nilai
barang untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Kegiatan distribusi.
Adalah setiap kegiatan menyalurkan barang-barang hasil produksi yang berupa barang dan jasa
dari produsen kepada pihak yang membutuhkan atau konsumen.
c. Kegiatan konsumsi.
Adalah kegiatan memakai, menggunakan atau menghabiskan barang dan jasa hasil produksi secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan.
Tindakan ekonomi.
Dalam tindakan ekonomi dimaksudkan agar kita bisa mengatur dan mengendalikan sehingga
pendapatan yang diterima dapat memenuhi semua kebutuhan sesuai dengan derajad kepuasan
masing-masing.
Motif ekonomi.
Adalah keinginan atau alasan yang mendorong manusia untuk melakukan kegiatan ekonomi.
Secara garis besar motif ekonomi dapat digolongkan menjadi 4 macam
a. Memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran
b. Memperoleh kekuasaan.
c. Memperoleh penghargaan.
d. Motif kemanusiaan (sosial).
Prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi diartikan sebagai asas yang menjadikan dasar/pegangan dalam setiapmelakukan
kegiatan / tindakan ekonomi.
Dalam aktifitas usaha, prinsip ekonomi dikenal dengan istilah efisiensi dan efektifitas (berdaya guna
dan berhasil guna). Efisiensi artinya selalu berpikir untung rugi di mana hasil harus lebih besar dari
pengorbanan, dan efektif artinya apa yang dilakukan harus berguna/bermanfaat dengan tujuan
tertentu.
8. Kegiatan produksi.
Produksi adalah kegiatan manusia untuk menciptakan/menambah daya guna atau nilai barang (to
ended value). Proses produksi dapat dilakukan apabila adanya sumberdaya. Terdapat sumber daya,
yaitu:
a. Sumber daya alam (SDA) adalah seluruh bahan/materi yang disediakan oleh alam dan dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b. Suber daya manusia (SDM) adalah segala daya dan upaya manusia lahir maupun batin yang
dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi penggunaan tenaga fisik, pikiran, keahlian,
perasaan dan teknologi.
9. Faktor-faktor produksi.
Faktor produksi adalah hal-hal yang harus ada agar proses produksi dapat berjalan. Faktor produksi
alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli, sedangkan faktor produksi modal dan keahlian
disebut faktor produksi turunan.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk-bentuk Badan Usaha
5. Perusahaan negara
Perusahaan negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun dan bergerak pada bidang
apa saja yang sebagian besar modal atau seluruhnya merupakan kekayaan negara, kecuali dengan
ketentuan lain berdasarkan undang-undang. Beberapa bentuk perusahaan negara baik milik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yaitu perseroan, perusahaan umum (perum),
perusahaan jawatan (perjan), perusahaan daerah (PD).
6. Koperasi
Koperasi (Inggris : cooperation, Belanda : cooperative, artinya bersama). adalah suatu bentuk badan
usaha yang bergerak di bidang ekonomi merupakan badan usaha yang didirikan oleh beberapa
orang atau beberapa badan hukum koperasi sebagai anggota yang berkerjasama atas dasar suka
rela dengan tujuan memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota.
a. Modal koperasi
Permodalan terdiri dari :
• Modal sendiri adalah modal yang berasal dari anggota (pasal 41 ayat (2) UU No. 25 Tahun 1992)
• Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari pinjaman baik dari anggota, koperasi lain, bank,
penjualan surat berharga dan sumber lain yang sah.
b. Jenis-jenis koperasi
Berdasarkan aktifitas dan kepentingan anggotanya koperasi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
• Koperasi produksi
• Koperasi konsumsi
• Koperasi jasa
MODUL 7
KONSEP DASAR SOSIOLOGI
Kegiatan Belajar 1
Konsep Individu, Kelompok, dan Masyarakat
Manusia adalah Zoon Politicon; makhluk yang selalu hidup dalam bermasyarakat (Aristoteles).
Manusia itu harus hidup bermasyarakat (Ibnu Khaldun). Individu berasal dari kata in-divere;tidak
dapat dibagi-bagikan/manusia yang berdiri sendiri, manusia perorangan. Manusia ada 2 bagian
yaitu; fisik/konkret dan nonfisik/abstrak.
b. Kelompok social
Kelompok terbentuk melalui proses interaksi dan proses social. Menurut Soekarno (1982:111),
persyaratan kelompok social:
1) Adanya kesadaran dari anggota kelompok tersebut bahwa ia merupakan bagian dari kelompok
yang bersangkutan.
2) Adanya hubungan timbale balik antara anggota yang satu dengan lainnya.
3) Adanya suatu factor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok yang bersangkutan yang
merupakan unsure pengikat atau pemersat (Nasib, kepentingan, tujuan atau ideology).
4) Berstruktur;berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Proses penyesuaian diri yang dilakukan individu dalam kelompoknya menjurus ke proses sosialisasi
dimana menurut Buhler disebut sebagai proses yang membantu individu-individu melalu belajar dan
penyesuaian diri-bagaimana cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dapat berperan serta
berfungsi bagi kelompoknya.
Konsep ini merupakan pencerminan dari adanya kecenderungan sikap “etnocentrisme” dari individu-
individu dalam proses sosialisasidengan kelompoknya. Sikap in group biasanya didasari oleh
perasaan simpati dan out grup didasari antipasti/antagonism.
4) Primary Group dan Secondary Group
Coorley menyatakan primary groups adalah kelompok-kelompok yang ditandai cirri-ciri mengenal
antara anggotanya serta kerja sama yang erat yang bersifat pribadi. Selo Soemarjan menyatakan
bahwa primary group merupkan kelompok kecil yang permanen berdasarkan saling mengenal
secara pribadi diantara anggotanya.
Rouceck dan Warren menyatakan bahwa secondary group sebagai kelompok- kelompok besar yang
terdiri dari banyak orang antara siapa dan hubungannya tak perlu berdasarkan saling kenal secara
pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng.
Gesselschaft kebalikan dari gemeinschaft; ikatan yang lahir bersifat pokok untuk jangka waktu yang
pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis seperti sebuah mesin (ikatan antar
pedagang, organisasi dalam suatu pabrik/industry)
d. Adanya struktur
Setiap individu/kelompok dalam bermasyarakat mempunyai status yang berbeda, ini menuntut
peran dalam kehidupan bersama sesuai dengan statusnya adapun yang harus dilakukan ataupun
yang dilarang untuk dilakukan.
2. Pranata dan Struktur Sosial (hal. 7.23-7.30)
a. Tebentuknya Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga-lembaga kemasyarakatan terbentuk adanya suatu prosesyang disebut sebagai
institusionalisasi atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar
manusia di dalam masyarakat.
4) Berdasarkan penyebarannya
a) General Institutions; Lembaga yang dikenal luas penyebarannya&berlaku dimana-
mana (lembaga keagamaan; adama Islam, Kristen, Hindu, Budha)
b) Restriced Intitutions; hanya dikenal oleh masyarakat khusus dan berlaku didaerah
tertentu (kepercayaan yang dianut masyarakat terpencil)
5) Berdasarkan fungsinya
a) Operative Intitutions;lembaga yang menghimpun pola atau cara untuk mencapai tujuan
(lembaga industrialisasi)
b) Regulative Intitutions; lembaga yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan
(lembaga kepolisian)
Kegiatan Belajar 3
Peran dan Status Individu dalam Kehidupan Bermasyarakat
Unsur - unsur dalam teori sosiologi tentang system stratifikasi sosial, adalah kedudukan (status) dan
peranan (role). Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal balik antar individu
dengan masyarakat, dan tingkah laku individu-individu tersebut.
Status dalam arti objektif dilihat sebagai suatu tatanan (order ) hak dan kewajiban secara hierarkis
dalam struktur formal organisasi. Ditinjau dari aspeknya status objektif agak stabil. Status dalam arti
subjektif merupakan hasil dari penilaian orang lain terhadap seseorang dengan siapa ia berkontak
atau berhubungan. Ditinjau dari aspeknya status subjektif adalah dinamis.
Menurut Talcott Parson, dari segi subjektif penilaian status berdasarkan pada 5 kriteria, yaitu;
a. Kelahiran
b. Mutu Pribadi
c. Prestasi
d. Pemilikan
e. Otoritas ( otoriter )
F. Znaniecki berpendapat bahwa situasi dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu segi Subjektif Objektif..
Situasi dan ditinjau dari segi Subjektif merupakan penilaian segi pribadi, sesuai interpretasi dan
konsep pribadi. Situasi ditinjau dari segi objektif merupakan penilaian oleh masyarakat yang
ditentukan oleh kebudayaannya.
Dalam kehidupan sehari-hari untuk menentukan kedudukan seseorang dapat dilihat dari ciri-ciri
yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan, dalam sosiologi dinamakan sebagai Status symbol.
Dengan kata lain Status-symbol merupakan ciri-ciri yang dipakai untuk menentukan kedudukan
seseorang. Ciri-ciri yang dipakai antara lain :
a. Cara berpakaian, biasanya cara berpakaian orang dari lapisan atas akan berbeda dengan cara
berpakaian dengan orang dari lapisan bawah.
b. Pergaulan,terkadang dalam berteman seseorang memilih teman dari kelompok yang sama atau
yang mempunyai latar belakang yang sama. Misalnya dari segi pendidikan atau profesi.
c. Cara-cara mengisi waktu senggang. Sebagian ada yang memilih berlibur kepantai, berolah raga
dan ada juga yang hanya mengobrol saja.
d. Memilih tempat tinggal. Mereka yang berasal dari lapisan atas akan memilih tempat tinggal
bukan hanya dari fungsi rumah tersebut, tetapi juga berdasarkan dari segi kenyamanannya.
Meskipun harus mengeluarkan uang yang sangat banyak. Berbeda dengan mereka yang berasal
dari lapisan bawah, bagi mereka yang terpenting adalah rumah merupakan tempat berteduh dari
panas dan hujan. Tanpa memperdulikan segi kesehatan rumah tersebut.
Dari berbagai ciri diatas dapat dipakai untuk mengamati pola kehidupan dewasa ini, di mana mereka
tidak lagi melihat pada fungsi atau kegunaannya, tetapi sering kali terjebak pada keinginan-
keinginan untuk mendapatkan atau memiliki Status- simbol. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
Soerjono Soekanto, gejala lain yang mulai tampak dipakai dalam system penilaian masyarakat
Indonesia adalah dipakainya gelar kesarjanaan sebagai “status simbol”.
Sebagaimana kita ketahui, proses memainkan suatu peran dimulai sejak anak mulai dapat
berinteraksi terhadap orang lain secara sadar. Pengambilan peran merupakan salah satu proses
penting dalam pembentukan kepribadian dewasa.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin banyak tujuan bisa dipenuhi oleh peran, maka
semakin bergairah orang mencarinya dan semakin keranjingan orang menjalankannya
MODUL 8
KONSEP DASAR ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai mahluk bio-sosial maka secara garis
besar antropologi dibagi ke dalam dua bagian, yakni Antropologi Fisik (Biologi) dan Antropologi
Budaya.Antropologi Budaya sebagai ilmu yang hendak menyoroti kebudayaan manusia secara
perbandingan merupakan ilmu atau disiplin yang akhir-akhir ini semakin berkembang dan meluas
cakupanya.
Kegiatan Belajar 1
Dinamika Budaya Indonesia
A. Definisi Kebudayaan
Dilihat dari asal usul katanya kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu “Buddhayah, yaitu
bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi atau akal”.Dalam bahasa Latin/Yunani kebudayaan
berasal dari kata “colere”yang berarti mengolah,mengerjakan terutama mengolah tanah.Dari arti ini
berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.Menurut A.L
Kroeber dan C Kluckhohn dua sarjana Antropologi mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin
definisi kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku yang berasal dari berbagai pengarang dan
sarjana.Dari hasil penyelidikannya diterbitkan sebuah buku yang bernama Culture, A Critical Review
of Concep and Definition tahun 1952 definisi kebudayaan dapat diklasifikasikan ke dalam berapa
tipe
definisi.yaitu kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari sampai ke tradisi – tradisi , alat-alat
untuk memecahkan masalah,produk atau artefak, ide-ide simbol.
Definisi lain dari tentang kebudayaan dikemukakan oleh R.Linton dalam bukunya “The Culture
Background of Pesonality”(1974),menyatakan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsur pembentukanya di dukung dan di teruskan oleh
anggota masyarakat tertentu.Selanjutnya, Koentjaranigrat (1990:180) menyatakan bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan,dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat, Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964:114)
mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya,rasa dan cipta masyarakat.Soekmono
dalam bukunya”Pengantar Sejarah Kebudayaan I”(1973) mengatakan bahwa kebudayaan adalah
segala ciptaan manusia dalam usahanya merubah dan memberi bentuk dan susunan baru terhadap
pemberian Tuhan sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
Menurut Suhadi (1994:6) kebudayaan memiliki ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut :
1. Kebudayaan dipelajari.
2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan.
3. Kebudayaan hidup dalam masyarakat.
4. Kebudayaan dikembangkan dan berubah.
5. Kebudayaan itu terintegrasi.
Sifat hakikat dari kebudayaan ini menurut Wiliams dalam Soekanto (1986:164) sebagai berikut :
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan
mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan- aturan yang berisikan kewajiban- kewajiban, tindakan- tindakan
yang diterima dan ditolak,tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
5. Kebudayaan ini dapat berwujud idea tau gagasan,norma-norma atau peraturan,dan aktivitas
sosial maupun wujud kebendaan.Hal ini sesuai dengan pembagian wujud kebudayaan yang
dilakukan oleh koentjaranigrat (1990:187), yaitu sebagai berikut :
a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,gagasan,nilai-nilai,norma-
norma,peraturan.Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak,tak dapat diraba atau difoto.Lokasinya ada
dalam pikiran dari warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup.Kalau warga
negara masyarakat tadi menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari
kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya penulis warga
masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan ideal juga tersimpan dalam
disk,tipe,arsip,koleksi,microfilm dan microfish,kartu computer,silinder,dan tipe computer.Ide-ide dan
gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam masyarakat memberi jiwa kepada masyarakat
itu.Gagasan itu tidak berada lepas dari satu sama lain,melainkan selalu berkaitan,menjadi suatu
sistem.Para ahli Antropologi dan Sosiologi menyebut sistem ini sistem budaya atau cultural
system.Dalam bahasa Indonesia sering disebut adat atau adat istiadat untuk bentuk jamaknya.
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan dari kelompok
manusia.Wujud kedua dari kebudayaan yang sering disebut sistem sosial. Mengenai kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia-manusia
yang berinteraksi,berhubungan,serta bergaul dengan yang lain,yang dari detik ke detik,hari ke
hari,tahun ke tahun, selalu mengikuti pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata cara kelakuan
.Sebagai rangaian aktivitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat maka sistem sosial itu
bersifat konkret,terjadi di sekeliling kita sehari-hari,bisa di observasi,difoto,dan di dokumentasi.
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Wujud ketiga dari kebudayaan
disebut kebudayaan fisik.Oleh karena merupakan seluruh total dari hasil fisik dari
aktivitas,perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat, sifatnya paling konkret, dan
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,dilihat dan difoto.
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut Kluckhon yang dikutip Koentjaranigrat (1990:2003-204) terdapat tujuh unsur dari
kebudayaan di dunia, antara lain :
1. Bahasa.
2. Sistem pengetahuan.
3. Organisasi sosial.
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi.
5. Sistem mata pencarian hidup.
6. Sistem relegi.
7. Kesenian.
Bahasa dapat dibedakan ; bahasa isyarat misalnya kentungan,gerakan tangan,anggukan,gelengan
kepala dan isyarat lain yang diterima berdasarkan kesepakatan suatu masyarakat.Bahasa lisan
diucapkan melalui mulut.Bahasa tulisan melalui buku,gambar,surat,koran.
Sistem pengetahuan itu mencakup semua pengetahuan yang dimiliki anggota-anggota masyarakat
tentan alam,tumbuh – tumbuhan, binatang,ruang dan waktu,serta benda-benda yang terdapat
sekeliling tempat hidup masyarakat,suku bangsa atau bangsa yang bersangkutan.Sistem
pengetahuan timbul akibat kebutuhan – kebutuhan praktis dan berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang diperoleh manusia didalam klehidupannya sehari-hari.
Organisasi sosial kehidupan masyarakat yang diorganisasi atau diatur oleh adat- istiadat dan
aturan-aturan mengenai berbagai kesatuan di dalam lingkungan mana ia hidup dan
bergaul.Misalnya dalam perkawinan ada dua macam aturan Endogami(menikah dengan orang yang
masih kerabat sendiri) dan Eksogami(menikah dengan orang yang bukan tidak ada hubungan
kerabat,poligami(perkawianan ganda).
Sistim peralatan hidup dan teknologi adalah segala alat –alat yang digunakan manusia dalam
kegiatan sehari-hari dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya, teknologi merupakan
keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada cirri efisiensi dalam setiap kegiatan
manusia.Anglin mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu prilaku dan alam serta
pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem untuk memecah masalah.Sedangkan Iskandar
Alisyahbana(1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang teknologi:”teknologi ialah cara
melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga
seakan akan memperpanjang,memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,panca indra,
dan otak manusia.
Sistem mata pencarian hidup awalnya bersifat tradisional,terutama dalam rangka perhatian mereka
terhadap kebudayaan suatu suku bangsa secara holistik. Berdasarkan tingkat teknologi yang
dipergunakan,sistem ekonomi dapat dibagi atas berikut ini : masyarakat pemburu dan
peramu,pertanian berpindah-pindah,pertanian intensive, industri (alokasi tanaga kerja ;
sukarela,perbudakan,sistem gaji/upah).
Sistem religi pada hakikatnya unsur kebudayaan yang disebut religi adalah amat kompleks, dan
berkembang pada berbagai tempat di dunia. Untuk pertama kalinya muncul aktivitas religi di dalam
masyarakat adalah ketika manusia hanya bisa menjadi objek dari berbagai macam spekulasi yang
melahirkan berbagai teori asal mula dari religi, tetapi mungkin tak pernah diketahui dengan
sebenarnya. Ditinjau dari banyaknya bentuk religi yang terdapat pada suku bangsa didunia,terdapat
empat unsur pokok religi,yaitu :
a. emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan religi.
b. sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia,alam gaib, hidup,
mati, surga dan neraka.
c. sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan
atas sistem kepercayaaan tersebut.
d. kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan
religi beserta sistem upacara-upacara keagamaanny
Agama dan kebudayaan itu berbeda. Agama,seperti yang diyakini oleh pendukungnya berasal dari
tuhan,sedangkan kebudayaan berasal dan sepenuhnya bersandar pada
manusia.Koentjaraningrat (1992; 230) mendefenisikan bahwa agama adalah suatu sikap hidup yang
membuat orang mampu mengatasi kesulitan sebagai manusia, dengan memberikan jawaban yang
memberikan kepuasan spiritual pada pernyataan mendasar tentang teka-teki alam semesta dan
peranan manusia di dalamnya, dengan memberikan ajaran praktis untuk hidup di alam
semesta.Agama menjadi identitas setiap individu; memberikan dorongan spiritual bagi individu untuk
berperilaku di lingkungannya; menjadi arah atau petunjuk tentang makna hidup. Dengan adanya
ketaatan menjalankan agama akan tercipta kedisiplinan,ketekunan, rasa kebersamaan, saling
menghormati, jujur dan tenang.
Semua itu sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas diri baik selaku individu dengan
tuhannya,individu dengan individu, maupun individu dengan masyarakat. Kesenian sering diartikan
sebagai sarana atau alat untuk mencurahkan perasaan keindahan manusia. Dipandang dari sudut
cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan maka dapat dibagi menjadi seni
rupa,seni suara, seni tari, dan seni drama.
C. Perkembangan Kebudayaan
Sistem pengetahuan manusia terus berkembang, maka tentu saja segala sesuatu yang dihasilkan
manusia sudah sangat banyak. Aspek kebudayaan dapat hilang apabila kurang memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia dan diganti oleh aspek lain yang lebih berdaya guna. Perubahan
kebudayaan dapat disebabkan oleh faktor dari dalam(internal) dan dapat pula oleh faktor yang
berasal dari luar(eksternal).
Penjalaran,penyebaran unsur-unsur budaya dari satu kelompok ke kelompok lain; atau dari satu
tempat ke tempat lain disebut difusi. Salah satu bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur
kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh kelompok manusia yang berimigrasi.
Difusi dapat terjadi kalau:
• adanya kontak atau hubungan yang intensif antara dua kelompok yang berbeda kebudayaannya;
• tersedianya sarana komunikasi;
• adanya rangsangan kedua belah pihak akan kebutuhan unsur baru ;
• adanya kesediaan mental kedua belah pihak untuk menerima unsur baru;
• adanya kesiapan keterampilan untuk menerima unsur baru;
Apabila terjadi hubungan antara dua kelompok masyarakat yang berbeda kebudayaannya secara
terus-menerus,terjadi saling toleransi, saling menghargai, dan bersifat terbuka antara kedua belah
pihak maka lambat laun dua kebudayaan itu berbaur, saling menerima, dan mengolah kebudayaan
asing itu menjadi kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri maka ini disebut dengan akulturasi.
Syarat utama terjadinya akulturasi adalah kontak sosial dan komunikasi antara dua kelompok
masyarakat yang berbeda kebudayaannya adalah :
1. tidak adanya hambatan geogorafis,seperti daerah yang bergunung relatif sukar dijangkau
sehingga kontak dengan masyarakat luar menjadi sukar.
2. kebudayaan yang datang memberikan manfaat lebih besar apabila dibandingkan dengan unsur
kebudayaan yang baru.
3. adanya persamaan dengan unsur kebudayaan lama.
4. adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan.
5. kebudayaan yang datang bersifat kebendaan.
Pertama kalinya unsur baru tidak langsung diterima atau diadopsi ,tetapi melalui proses
pembelajaran lebih dulu,kemudian dilanjutkan dengan masa penyesuaian ( adaptasi ), kalau
mendatangkan menfaat lebih besar baru diterima. Penerimaan ini mungkin saja melalui perubahan (
modifikasi ) sesuai dengan keperluan, keterampilan dan penyesuaian terhadap stuktur masyarakat
yang ada.
Asimilasi timbul jika ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang
berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama sehingga
kebudayaan tadi masing-masing berubah sifat khas dan unsurnya berubah menjadi unsur
kebudayaan campuran.
Biasanya golongan-golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi adalah suat golongan
mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golongan minoritas itulah yang mengubah sifat khas
dari unsur-unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan
meyoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaanya,dan masuk
ke dalam kebudayaan mayoritas.
Oleh karena itu, kebudayaan dapat dipergunakan sebagai ciri yang membedakan suat kelompok
sosial tertentu terhadap kelompok sosial pendukung kebudayaan yang lain. Adapun unsur-unsur
kebudayaan yang universal ialah bahasa, organisasi sosial, ekonomi, pengetahuan, teknologi
kesenian dan religi.
Bangsa Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa
yang mendukung kebudayaan yang berbeda pula. Keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan
di satu pihak menimbulkan kebanggaan nasional sehubungan dengan kakayaan budaya bangsa,
tetapi di lain pihak dapat menimbulkan masalah apabila tidak terdapat saling pengertian diantara
suku-suku bangsa yang terdapat di Indonesia.
Kegiatan Belajar 2
Upaya Pelestarian Budaya Asli
Bangsa indonesia yang terdiri dari atas aneka ragam suku bangsa dan kebudayaan itu masih
banyak memperlihatkan banyak unsur persamaan karena berasal dari satu nenek moyang yang
sama. Keanekaragaman dalam kesamaan itu seperti juga yang tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika,
yaitu “ berbeda-beda tetapi satu jua “ mencerminkan kekayaan budaya bangsa indonesia.
Disamping perasaan bangga bagi bangsa kita atas kekayaan kebudayaan bangsa itu, juga kadang-
kadang timbul masalah yang disebabkan oleh sifat aneka ragam itu, terutama masalah-masalah
yang berhubungan dengan pembentukkan kebudayaan nasional indonesia.
Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di
seluruh indonesia terhitung sebagai kebudayaan bangsa yang perlu dipelihara dan dikembangkan
sebagai kekayaan budaya bangsa. Seperti penjelasan pasal 32 UUD 45 yang berbunyi “
kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat indonesia
seluruhnya. Kebudayaan
MODUL 9
KONSEP DASAR POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Kegiatan Belajar 1
Konsep Dasar Politik Dan Pemerintahan
Unsur-unsur Negara hukum menurut pendapat F.J. Stahl (Eropa Kontinental) adalah
1. Adanya jaminan hak asasi manusia
2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan
3. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan , dan
4. Adanya peradilan administrasi
Selanjutnya Nawiasky sebagai murid Hans Kelsen mengembangkan teori berjenjang dengan
menyebut Theorie stufenaufbau de rechtsordnung dengan mengelompokkan 4 norma hukum
diantaranya :
1. Staatsfundamental norm diartikan pokok kaidah Negara fundamental
2. Staatsgrundgesetze, yaitu aturan aturan dasar Negara atau aturan-aturan Negara yang masih
bersifat pokok
3. Formelle gesetze, yaitu merupakan undang-undang dalam arti formal yang sudah ada sanksi
dan pemaksa
4. Verordnungen & autonome satzungen yaitu peraturan pelaksanaan dan peraturan-peraturan
otonom yang sifatnya delegasian.
3. Pembentukan Daerah
Pembentukan daerah dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu penggabunggan beberapa daerah atau
bagian daerah yang bersandingan dan melalui pemekaran satu daerah menjadi beberapa daerah (
UU RI No. 32/2004). Pada pasal 6 UU RI No. 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa daerah dapat
dihapus dan digabung dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu
menyelenggarakan otonomi daerah.
Kegiatan Berlajar 3
Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945 sebagai Wujud Berkehidupan
Bermasyarakat dan Bernegara
Dalam bahasa Belanda kata hukum dapat dibagi 2 yaitu hukum objektif adalah peraturan hukumnya
/ umum, sedangkan hukum subjektif adalah peraturan hukum yang dihubungkan dengan seseorang
tertentu sehingga menjadi Hak dan Kewajiban. Hak dan Kewajiban tidak dapat dipisahkan dan harus
selalu “ digandengkan “ , dengan maksud untuk memelihara ketertiban , keamanan, dan
keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jaminan hukum atas
hak-hak warga Negara yang dimuat dalam UUD 1945 sebagai berikut : 1) Hak atas kedudukan yang
sama dalam hukum dan pemerintahan diatur dalam pasal 27 ayat 1, 2) Hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak diatur dalam pasal 27 ayat 2, Hak atas kemerdekaan berseriakat dan
berkumpul diatur dala pasal 28, 3)Hak atas kebebasan memeluk beragama dan beribadat diatur
dalam pasal 29 ayat 2, Hak ikut serta dalam upaya pembelaan Negara dan pertahanan dan
keamanan diatur dalam pasal 27 ayat 3, 4) Hak mendapatkan pengajaran diatur dalam pasal 31ayat
1, Hak dipelihara oleh Negara pasal 34. Sedangkan kewajiban-kewajiban warga Negara ditegaskan
dalam UUD 1945 yaitu :
1. Kewajiban menjujung hukum dan pemerintahan
Dalam pasal 27 ayat (1) disebutkan bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjujung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya
2. Kewajiban ikut serta dalam upaya membela negara
Berdasarkan pasal 27 ayat (13) UUD 45, ikut serta dalam upaya pembelaan Negara merupakan
kewajiban di samping hak setiap warga Negara. Beberapa jaminan hukum atas hak dan kewajiban
warga Negara yang diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
a. Penerapan hak dan kewajiban dalam hukum
Setiap warga Negara dan orang lain yang yang terikat hukum mempunyai hak dan kewajiban dalam
hukum.
b. Penerapan hak dan kewajiban dalam politik
Misalnya :
• Hak memilih dan dipilih dalam pemilihan umum.
• Hak menyampaikan pendapat atau pikiran baik tertulis maupun lisan
• Hak memasuki atau menjadi anggota suatu organisasi sosial politik dan organisasi massa.
c. Penerapan hak dan kewajiban dalam pendidikan
Dalam bidang pendidikan, setiap warga Negara memiliki hak untuk memperoleh pengajaran sesuai
dengan bakat, minat serta kemampuannya.
d. Penerapan hak dan kewajiban atas pekerjaan
Memperoleh pekerjaan merupakan hak warga Negara yang dijamin oleh hukum.
e. Penerapan hak dan kewajiban beragama
Setiap penduduk mempunyai hak dan kewajiban dalam kehidupan beragama atau Berketuhanan
Yang Maha Esa. Secara umum, kewajiban-kewajiban warga Negara dapat dibedakan atas :
• Kewajiban terhadap tuhan
• Kewajiban terhadap dirinya sendiri
• Kewajiban terhadap masyarakat/kampung tempat tinggalnya
• Kewajiban terhadap Negara
MODUL 10
SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL
Kegiatan Belajar 1
Informasi, Perubahan Sikap, dan Perubahan Sosial
2. Sumber fakta
Di samping kebenaran fakta yang erat kaitannya dengan respons kognisi, juga tergantung pada
sumber fakta. Menurut para ahli psikologi sosial sumber fakta dapat di klasifikasikan pada 3 jenis,
yaitu sebagai berikut :
a. Otoritas.
Pada umumnya sulit diperoleh fakta yang penting langsung dari sumbernya karena berbagai hal
kesempatan, biaya, dan keahlian memperoleh fakta. Para ahli menemukan dari hasil penelitiannya
sebagai berikut :
1) Jumlah informasi yang dimiliki seseorang sangat berhubungan dengan pendidikan dan
pendapatannya.
2) Orang yang berpendidikan dan beroenghasilan diatas rata-rata cenderung berlangganan
majalah sebagai sumber informasi yang dipercaya.
3) Orang yang berpenghasilan kurang dari rata-rata cenderung mempercayai radio sebagai
sumber informasi.
4) Radio dipercaya Karena menyiarkan berita secara cepat, sedangkan majalah melaporkan
secara mendetil.
3. Afiliasi kelompok
Anggota kelompok memiliki sikap kelompok yang sejenis dan berpengaruh terhadap individu dalam
pembentukan sikapnya.
Ada beberapa hal yang penting dalam perkembangan sikap seseorang dalam kelompok, yaitu :
a. Nilai-nilai kelompok
Nilai kelompok memainkan peranan penting dalam perkembangan dan organisasi sikap individu.
Nilai kelompok ini dapat menjadi dua bagian, yaitu nilai sentral yaitu nilai yang mengikat antar
anggota-anggota kelompok, seperti visi dan misi suatu organisasi doktrin dalam kelompok. Nilai
berlainan adalah perbedaan pendapat harus dimafhum dan disadari sebagai dinamika organisasi
secara demokratis dijunjung tinggi selama tidak mengganggu keharmonisan organisasi.
b. Norma-norma kelompok
Yakni norma kelompok yang dikembangkan lewat kebudayaan yang beraneka ragam dalam
masyarakat.
c. Pengaruh kelompok terhadap pembentukan sikap
Para ahli perkembangan sikap menyadari bahwa pembentukan sikap individu dipengaruhi oleh
membership group dan reference group.
Membership group, yaitu anggota kelomok primer yang berusaha memberikan keseragaman dan
kesamaan sikap individu. Reference group, yaitu pembentukan sikap seseorang dengan cara
pengidentifikasian dirinya pada kelompok, dan menggunakannya sebagai acuan.
B. PERUBAHAN SIKAP
Perubahan sikap seseorang akan terjadi sepanjang hidupnya.
1. Jenis perubahan sikap
a. Incongruent change yaitu perubahan sikap yang bertentangan.
b. Congruent change yaitu perubahan sikap yang sejalan dengan sikap semula.
2. Kesanggupan berubahnya sikap
a. Sikap yang ekstrem lebih sukar untuk berubah dibandingkan dengan sikap yang kurang
ekstrem.
b. Multiplexcity, yaitu kesanggupan berubah sikapnya bervariasi sesuai dengan tingkat
multiplexcity sistem sikap seseorang.
c. Interconnectedness, ialah saling keterkaitan antara sikap yang satu dengan sikap yang lainnya.
d. Consonance, ialah kerapatan hubungan yang baik dapat mempermudah berubahnya sikap
seseorang.
e. Strength and number of wants served ialah berubahnya sikap seseorang tergantung pada
kekuatan keinginan dan banyaknya keinginan. Kesanggupan berubahnya sikap tergantung pada
kepribadian seseorang yaitu : Inteligensi, general persuasibility, self desensiveness dan cognitive
needs and styles.
3. Perubahan sikap dihasilkan oleh informasi, perubahan afiliasi kelompok, dan dorongan
modifikasi tingkah laku
a. Faktor situasional komunikasi, yaitu pengaruh pendengar yang berkelompok, dan keputusan
kelompok.
b. Sumber informasi, komunikasi amat tergantung pada berbagai cirri dari komunikatornya
terhadap perubahan sikap seseorang pendengar atau audient.
c. Media, adalah alat untuk mempengaruhi perubahan sikap individu / kelompok.
d. Bentuk, isi informasi, nilai informasi dan cara penyajiannya amat berpengaruh terhadap
perubahan sikap seseorang atau kelompok.
C. PERUBAHAN SOSIAL
1. Makna perubahan
Kehidupan masyarakat selalu berubah dari generasi ke generasi, masa ke masa, guna
meningkatkan kehidupan manusia. Bahkan semuanya tidak ada yang tetap.
2. Perubahan sosial dan perubahan sikap
a. Auguste Comte
Dalam pemikiran manusia kearah perubahan sosial ada 3 ketetapan pemikiran manusia :
• Teologis (theological);
• Metafisik (metaphysical);
• Positif (positivism).
b. Herbert Spencer
Dasar pemikiran spencer pada masa pra-modern dan masa modern, menekankan bahwa
perubahan sosial itu identik dengan perkembangan organisme biologis.
c. Karl marx
Perubahan sosial diawali dari masyarakat primitive, kemudian slavery, feudal, kapitalis dan akhirnya
sosialis.
d. Ferdinand tonnies
Dalam realita kehidupan terdapat keseragaman sikap dalam kelompok primer.
3. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
Dengan komunikasi dunia semakin sempit, orang cepat berhubungan, serta sikap dan keyakinannya
orang akan berubah pula. Berbagai alat komunikasi yang ditemukan manusia yang semakin
canggih, dan memberikan kemudahan hidup dan perubahan nsikap individu maupun kelompok.
Kemajuan dan perkembangan suatu Negara ditandai dengan majunya komunikasi.
4. Hakikat perubahan sosial dan perubahan sikap Inti dari perubahan sosial adalah perubahan
sikap manusia, sebagai dirinya dan kelompoknya. Nisbet (1969: 166-168) menyusun dan
mempertanyakan beberapa asumsi yang dibuatnya sebagai berikut :
a. Perubahan adalah alami-keajegan adalah menampakkan yang mengecohkan.
b. Perubahan itu berarah – menuju ke suatu tujuan yang dapat dipahami.
c. Perubahan itu immanen dalam suatu yang diselidiki.
d. Perubahan itu berkesinambung an ‘ alam tidak pernah membuat lompatan ‘
e. Perubahan berangkat dan hal-hal yang seragam.
f. Perubahan itu niscaya- ‘keniscayaan’ ini memberikan pembenaran moral bagi mereka yang
sebaiknya tidak bermoral jika mempercepat jalannya perubahan itu.
Kegiatan Belajar 2
Kontrol Sosial
A. Kontrol Sosial
Kontrol Sosial diartikan sebagai suatu pengawasan tentang pelaksanaan kebijakan publik. Kontrol
sosial pada dasarnya sebagai pengawasan tepat atau tidaknya suatu kebijakan publik , mulai dari
perencanaan , pelaksanaan, atau implementasi program masyarakat. 3 aspek yang dianggap
sebagai sumber kontrol sosial yaitu sosialisasi , group pressure dan sosial sanctions.
B. Sumber kontrol Sosial
Sosialisasi merupakan suatu proses belajar tentang pemenuhan kebutuhan seseorang terhadap
lingkungan.
C. Bentuk kontrol sosial
yang tidak efektif adalah secara individual perilaku kolektif akan dapat membantu sehingga
perilaku kolektif dianggap sebagi kontrol sosial. Adapun bentuk kontrol sosial antara lain :
1. Crowd
Kerumunan orang biasanya banyak atau temporer, dan spontanitas. sifat crowd antara lain :
a. Berubah-ubah, elastis e. On the sport
b. Tergantung pada cara,
c. Situasional
d. Kepanikan
e. Bergerak di jalan
f. Kemarahan dan
g. Kadang destruktif
2. Media masa
Dianggap efektif untuk kontrol sosial. Secara spontan, ada rencana terpogram, berdasarkan fakta
atau hanya gosip dalam memanaskan situasi sosial.
a. Rumor
Merupakan suatu bagian dari informasi yang menekankan dari seseorang pada orang lain melalui
kelompok tanpa di cek atau dikoreksi nilai kebenarannya.
b. Public opinion (pendapat umum)
Berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat dan didukung dengan fakta yang ada. Lebih
banyak menyangkut kepentingan masyarakat dari kepentingan pribadi.
c. Pemerintah / pejabat yang berwenang
Misal dapat dilakukan pemerintah, seperti lembaga legislatif, yaitu DPR-DPRD, yang bertugas
memberikan advis, atau pendapat dan koreksi terhadap berbagai kebijakan.
d. Organisasi sosial dan politik
Yaitu kelompok masyarakat yang bergabung dalam suatu landasan yang sama diantara para
anggotanya.
1. Partisipasi dalam perencanaan program
Pemerintah atau organisasi politik yang akan melakukan program kebijakan publik dapat melibatkan
warga masyarakat.
2. Partisipasi dalam pelaksanaan program
Dalam pelaksanaan program warga masyarakat dilibatkan secara langsung. Jika peran serta warga
masyarakat semakin banyak bermunculan maka dianggap pelaksanaan program yang melibatkan
masyarakat berhasil.
3. Partisispasi dalam pengawasan program
Warga masyarakat turut memperhatikan, mengamati perkambangan pekerjaan, mengoreksi,
membetulkan menjaga perlatan dan fasilitas program merupakan hal yang amat berharga. Dalam
konsep pengawasan ada konsep yang harus dipegang. Antara lain :
a. Keterbukaan
b. Transparansi
c. Akuntabilitas
d. Tindak lanjut
Jadi pengawasan harus menganut atas keterbukaan, yakni pengawasan itu yang dilakukan secara
terbuka bagi siapa saja yang ingin mengetahui terhadap pelaksanaan program.
MODUL 11
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KONSEP DASAR IPS
YANG KREATIF, INOVATIF, DAN MENYENANGKAN
Kegiatan Belajar 1
Hakikat dan Peranan Model Pebelajaran Konsep Dasar IPS
Istilah “Inquiry” berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab suatu masalah.
Rogers (1969) menyatakan bahwa Inquiry merupakan proses untuk mengajukan pertanyaan dan
mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Istilah ini
sejajar dengan metode pemecahan masalah, berfikir reflektif dan / Discovery.
Inquiry dibutuhkan sebagai metode untuk mengkaji fenomena./ Menurut para ahli, pendekatan
inkuiri adalah salah satu cara unutk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas
karena proses belajar lebih terpusat kepada sisawa ( Student – Centered – Instruction ).
Tujuan utama inkuiri sosial adalah memberikan kontribusi untuk para pengambil kebijakan dalam
menghasilkan keputusan-keputusannya.
Banks mengemukakan langkah-langkah medel pembelajaran inkuiri untuk kelas OPS sebagai
Berikut :
Pertama, Perumusan Masalah ( Problem Formmulation )
Syarat suatu masalah yang harus lengkap, tepat, dan dapat diteliti.
Kedua, Perumusan Hipotesis ( Formulation Of Hypotheses )
Pernyataan atau dalil sementara yang dirumuskan oleh seorang peneliti untuk mengarahkan
penelitian disebut hipotesis.
Ketiga, Definsis Istilah ( Konseptualisme )
Kesulitannya adalah konsensus tentang arti konsep / istilah yang belu ada. Contoh konsep ilmu-
ilmu sosial seperti istilah agresi, kelas sosial dan perilaku sosial
Keempat, Pengumpulan Data ( Collection Of Data )
Para ilmuan biasanya menggunakan tiga metode utama pengumpulan data untuk melakukan
analisis, ialah eksperimen, survei sampel, dan studi kasus. Dapat juga menggunakan kajian
historis, analisis lateratur, dan teknik lainnya.
Kelima, Pengujian dan Analisis Data ( Evaluation and Analisys Of Data )
Instrumen yang telah teruji Validitasnya oleh ilmuan lain maka biasanya data itu akan lebih
terpercaya daripada data uyang dikumpulkan denga instruen hasil konstruksinya sendiri.
- Keenam, Menguji Hipotesis untuki memperoleh Generalisasi dan Teori.
Hipotesis yang dikaitkan denga pertanyaan perlu dirumuskan. Ketika data dikumpulkan dan
dianalisis, peneliti berusaha menguji apakah hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan
pada informasi yang telah terkumpul
- Ketujuh, memulai inkuiri lagi
Model pembelajaran inkuiri yang digambarkan dapat berdaur ulang dan tidak bersifat linier /
terputus.
Kegiatan Belajar 2
Model –Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS
Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang cukup efektif untuk Proses Belajar Mengajar (PBM), ialah
Strategi innduktif yang bersifat direktif. Adapun langkah-langkah yang harus dipersiapkan guru
adalah :
a) Memperkenalkan ketrampilan ,dan kemudian siswa
b) Mencobakan ketrampilan sebaik mungkin,
c) Menggambarkan serta mengartikulasi apa yang terjadi dalam pikiran ketika menerapkan
ketrampilan tersebut.
d) Menerapkan pengetahuan tentang ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan akhirnya;
e) Meninjau lagi apa yang terpikir ketika ketrampilan itu diterapkan.
Menurut Beyer strategi berpikir kritis yang ke-2 adalah strategi direktif yang artinya memberikan
kesempatan pada siswa untuk menguasai dan memahami betul komponen ketrampilan tersebut
sejak permulaan. Strategi ini digunakan bila ketrampilan siswa agak kompleks. Dalam strategi ini
memerlukan bimbingan khusus.
Beyer merumuskan ada 5 langkah dalam penerapan strategi direktif, yaitu :
a) Memperkenalkan ketrampilan berpikir kritis.
b) Menjelaskan prosedur dan aturan ketrampilan.
c) Menunjkan bagaimana ketrampilan itu digunakan di kemudian hari.
d) Menerapkan ketrampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang jelas.
e) Menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika ketrampilan itu diterapkan.
Kegiatan Belajar 3
Implementasi Model-Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun masalah sosial
sangat diperlukan karena pada hakekatnya siswa hidup ditengah lingkungan masyarakat yang
penuh dengan benih-benih munculnya masalah. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan untuk
mendewasakan siswa, maka salah satu indikator dewasa adalah kemampuan akan kemandirian
sebagai warga masyarakat.
Sedangkan menurut wilkins (1990), menguraikan 6 langkah model pembelajaran “problem solving”,
yaitu :
a. Mengklarifikasikan dan mendefinisikan masalah.
b. Mencari alternatif solusi.
c. Menguji alternatif solusi.
d. Memilih solusi.
e. Bertindak sesuai dengan pilihan solusi.
f. Tindak lanjut (follow-up).
Untuk mengatasi kerancuan, Welton and mallan (1988) mengemukakan bahwa penggunaan model
pembelajaran “problem solving” agak berbeda bila diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda.
Kegiatan Belajar 4
Model Desain Pembelajaran Pengambilan Keputusan
Menurut Banks ada 2 syarat untuk melaksanakan model pembelajaran pengambilan keputusan
adalah pengetahuan sosial dan metode cara mencapai pengetahuan. Kerlinger menyimpulkan ada 4
motode memperoleh pengetahuan, yaitu :
a) Berpegang pada apa yang telah diketahui kebenarannya (method of tenacity).
b) Mencari informasi untuk mempercayai (method of authority).
c) Mengetahui sesuatu karena telah disepakati kebenarannya (a apriori method).
d) Metode ilmiah (method of science).
Menurut Banks langkah-langkah yang dianjurkan dalam melakukan proses pengambilan keputusan
secara sekuensial, sebagai berikut :
a) Mengenal masalah yang perlu diambil keputusan
b) Perolehan pengetahuan melalui inkuiri ilmu sosial.
c) Mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk bahan pembelajaran.
d) Inkuiri nilai.
e) Pengambilan keputusan dan tindakan untuk warga negara.
f) Menentukan urutan tindakan.
g) Memberi kesempatan kepada warga negara untuk bertindak dan berpartisipasi (dilingkungan
masyarakat dan sekolah).
MODUL 12
MERANCANG DAN MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR IPS
Kegiatan Belajar 1
Keterampilan Dasar IPS
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial adalah membantu generasi muda dalam mengembangkan
kemampuan membuat keputusan yang informatis dan rasional bagi kebaikan masyarakat sebagai
warga negara dari sebuah dunia yang berbudaya majemuk, bermasyarakat demokratis yang
memiliki ketergantungan satu sama lain.
Dalam pembelajaran ips yang paling penting yaitu mengembangkan pemahaman, sikap dan
keterampilan.
NCSS (1971) mengemukakan terdapat beberapa keterampilan yang seyogianya dapat dimiliki, yaitu
:
1. Keterampilan penelitian (research skills), diperlukan untuk mengumpulkan dan memproses
data.
2. Keterampilan berfikir (thinking skills) adalah membaginya menjadi berfikir kritis dan kreatif.
Beberapa hal keterampilan berfikir dapat dikembangkan guru, antara lain:
a) Menetapkan sebab dan akbat.
b) Mengevaluasi data.
c) Memprediksi.
d) Menguraikan konskuensi-konskuensi dari suatu fenomena.
e) Menyarankan alternatif pemecahan masalah.
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak berkembang sementara menjadi matang dan memperoleh
pengalaman baru dari sekitarnya.
Karakteristik perkembangan anak-anak kelas satu, dua, dan tiga diidentifikasi pada aspek
perkembangan, yaitu :
1) Perkembangan fisik-psikomotorik
Mencapai kematangan, anak mampu mengontrol tubuh dan keseimbangan, melakukan aktifitas dan
keterampilan fisik. Perkembangan motorik terkait erat dengan perkembangan persepsi.
2) Perkembangan kognitif-bahasa
Kemampuan mental anak berada pada tahap praoperasional konkret. Perkembangan bahasa
ditandai perbendaharaan kata yang bertambah.
3) Perkembangan psikososial, emosional, dan moral.
Menurut erikson, bekerja dan berhubungan efektif dengan teman sebaya sebagai upaya
mengembangkan perasaan berkemampuan.
Kegiatan Belajar 2
Mengembangkan Keterampilan Dasar IPS
Pada dasarnya keterampilan dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap penguasaan
pengetahuan dan pembentukan sikap.disebabkan keterampilan membuat seseorang melakuan
sesuatu.
2. Penyelidikan terbimbing; akan efektif jika mengikuti serangkaian langkah, sebagai berikut :
a. Siswa memilih / diberi topik yang perlu diselidiki / diteliti.
b. Mengumpulkan informasi yang mereka perlukan.
c. Menganalisis informasi yang telah mereka perlukan.
d. Menyajikan sebuah laporan.
4. Kerja kelompok; kerja kelompok memerlukan persiapan yang cermat dan dipakai hanya untuk
berikut ini :
a. Kegiatan yang memiliki sasaran yang jelas yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh suatu
kelompok dibandingkan oleh perseorangan.
b. Kegiatan dimana semua anggota kelompok yang bersangkutan dapat diberi tugas berguna
yang harus dilaksanakan.
c. Apabila semua anggota kelompok tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas yang telah diberikan kepada mereka.
Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran IPS Terpadu
Menurut Robin Fogarty (1991) terdapat 10 cara / model dalam merencanakan pembelajaran
terpadu, yaitu :
1. Model Penggalan (Fragmented), seperti pada pembelajaran tradisional yang memisah-
misahkan disiplin ilmu atas beberapa, seperti matematika, sains bahasa dan studi sosial, humaniora
dan seni.
2. Model Keterhubungan (Connected), dilandasi anggapan bahwa butir- butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
3. Model Sarang (Nested), pemanduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui
sebuah kegiatan pembelajaran.
4. Model Urutan / Rangkaian (Sequenced), pemanduan topik-topik antar mata pembelajaran yang
berbeda secara paralel.
5. Model Berbagi (Shared), bentuk pemanduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep
atau ide pada dua mata pembelajaran / lebih.
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed), pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema
tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lain.
7. Model Galur (Threaded), pendekatan pembelajaran yang ditempuh dengan cara
mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah (galur) yang berasal dari konsep
yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu.
8. Model Keterpaduan (Integrated), sejumlah topik dari mata pembelajaran yang berbeda, tetapi
esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.
9. Model Celupan (Immersed), dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan
memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya.
10. Model Jejaring (Networked), pemanduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan
pengubahan konsepsi.
Tujuan IPS adalah untuk memperkaya dan mengembangkan kehidupan peserta didik dengan
mengembangkan kemampuannya dalam lingkungannya dan melatih mereka untuk menempatkan
dalam masyarakat demokratis, dimana mereka menjadikan negaranya tempat hidup yang lebih baik.
PENUTUP
Kesimpulan
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun
perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama
yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk
mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara
langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyarakat.
Saran
Dengan pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak
secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi
dalam kehidupannya.
Siswa diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.