Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebijakan desentralisasi pembangunan kesehatan berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun


2004 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa kesehatan merupakan bidang pemerintahan yang
wajib dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kota. Untuk menunjang pelaksanaan kewenangan pemerintah
daerah di bidang kesehatan tersebut, maka paradigm pemerintahan yang berkembang saat ini adalah
pemerintahan good governance dimana pemerintah berfungsi sebagai pelayan masyarakat, sehingga
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat harus dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan.
Diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sebagaimana ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun
2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan public oleh pemerintah, termasuk rumah sakit sebagai salah satu sarana
kesehatan yang merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Namun, tak sedikit
keluhan selama ini diarahkan pada kualitas pelayanan rumah sakit yang dinilai masih rendah.
Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah keterbatasan dana yang dimiliki oleh rumah sakit umum daerah
sehingga tidak bias mengembangkan mutu layanannya, baik karena peralatan medis yang terbatas
maupun kemampuan sumber daya manusia yang rendah.
Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat
dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga
akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan lainnya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya
merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar,
tindakan ekonomis, sumber daya manusia yang dimiliki (profesionalitas) dan yang tidak kalah penting
adalah perkembangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri. Rumah sakit pemerintah yang terdapat di
tingkat pusat dan daerah tidak lepas dari pengaruh perkembngan tuntutan tersebut.
Dipandang dari segmentasi kelompok masyarakat, secara umum rumah sakit pemerintah merupakan
layanan jasa yang menyediakan untuk kalangan menengah ke bawah, sedangkan rumah sakit swasta

1
melayani masyarakat kelas menengah ke atas. Biaya kesehatan cenderung terus meningkat, dan rumah
sakit dituntut untuk secara mandiri mengatasi masalah tersebut. Peningkatan biaya kesehatan
menyebabkan fenomena tersendiri bagi rumah sakit pemerintahan karena rumah sakit pemerintah memiliki
segmen layanan kesehatan untuk kalangan menengah ke bawah. Akibatnya rumah sakit pemerintah
diharapkan menjadi rumah sakit yang murah dan bermutu.
Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis yang terus berubah tersebut, maka pihak
manajemen rumah sakit harus mampu membuat suatu dokumen perencanaan yang berbasis bisnis yang
dapat memetakan kekuatan dan peluang serta ancaman dan tantangan yang dijadikan sebagai bahan
penyusunan dokumen perencanaan sehingga dapat dijadikan dasar dalam penetapan keputusan strategis
untuk kepentingan pencapaian visi dan misi organisasi.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka perbaikan kualitas pelayanan kesehatan yaitu
menjadikan RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng sebagai Badan Layanan Umum Daerah
dengan pertimbangan fleksibiltas yang diberikan yang menjadikan rumah sakit secara leluasa
mengalokasikan sumber daya, sesuai dengan perubahan kondisi perumahsakitan. Diharapkan RSUD
Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab. Bantaeng akan dapat tumbuh dan berkembang, efisien dalam
pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang ditetapkan
dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis.

B. TUJUAN
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan Rencana Strategis Bisnin diantaranya
adalah :
1. Untuk mengarahkan kebijakan alokasi sumber daya Rumah Sakit dalam rangka pencapaian visi dan
misi organisasi,
2. Sebagai pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran,
3. Mempersatukan persepsi dan komitmen seluruh karyawan rumah sakit dalam meningkatkan kinerja
sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan dalam dokumen
perencanaan.

C. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP


Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng adalah proses
berkelanjutan dan sistematis dari pembuatan keputusan bisnis di bidang penyediaan jasa layanan

2
kesehatan dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya sumber daya yang tersedia,
mengorganisasikannya untuk usaha-usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya
melalui evaluasi, dalam rangka meningkatkan nilai tambah bagi stake holder RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar
Makkatutu (stake holder value) dengan tujuan akhir yaitu meningkatkan kepuasan pasien dalam hal
pemberian pelayanan kesehatan.
Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng memiliki kerangka
waktu 5 (lima) tahun mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, yang akan merupakan penjabaran
pada masing-masing pusat pertanggungjawaban pada unit-unit pelayanan yang ada.

D. KONSEP DASAR
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang terus
berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran kinerja,
evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik (feed back) untuk perencanaan berikutnya.
Pengelolaan pelayanan kesehatan pada rumah sakit menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan
pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan pelanggan (pasien). Oleh karena itu
perencanaan Rumah Sakit memiliki fleksibiltas dan elastisitas relative tinggi yang mensyaratkan
pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya.
Konsep dasar penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:

3
Gambar1 : Konsep Dasar Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu

Kebijakan Pengukuran Kinerja Analisa Perubahan


Pemerintah 3- 5 tahun terakhir Lingkungan

Rencana Strategis
Bisnis

Rencana Bisnis
Anggaran

Pelaporan Pengukuran Kinerja/


Kemajuan Rencana

Evaluasi Penyebab
Gap Kinerja

E. METODOLOGI
Rencana Bisnis Strategis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng disusun dengan
menggunakan teknik pengumpulan data :
1. Studi Dokumen (document research);
Studi Dokumen dilakukan dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang
terkait dengan Rencana Strategis Bisnis seperti Dokumen Renstra dan Profil Rumah Sakit, Data
Kepegawaian, Data Jumlah Pasien, Data Keuangan, Data Peralatan serta dokumen atau data lain yang
terkait. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan formulir-formulir pengumpulan
data yang dilakukan oleh Kelompok Kerja.

4
2. Wawancara dan Pengamatan Langsung
Untuk mendapatkan data primer, kelompok kerja menggunakan teknik wawancara kepada pasien,
sehingga dapat digali informasi tentang tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan, sistem dan prosedur pelayanan yang ada di rumah sakit. Wawancara dan pengamatan juga
dilakukan untuk menggali informasi tentang factor-faktor yang mendukung dan manghambat pelayanan
di rumah sakit.
Seluruh isi materi Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kab.Bantaeng
telah ditelaah dan dibahas oleh Kelompok Kerja yang terdiri dari seluruh komponen yang memliki
kompetensi perencanaan, secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang
sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari Kelompok Kerja yang dibentuk dengan Surat Keputusan Direktur
RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Nomor 1075A/RSUD-BTG/01/XII/2010 tentang Penetapan Tim
Kelompok Kerja (Pokja) Persiapan Badan Layanan Umum (BLUD) RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu
Bantaeng.
Adapun metode penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu dengan
menggunakan Balanced Scored Card. Metode ini secara komprehensif melihat seluruh perspektif dalam
merumuskan strategi RSUD Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu yang meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal, dan
3. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
4. Perspektif Keuangan
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanggungjawaban dengan
menggunakan Strategic Based Responsibility, yang berarti seluruh unit layanan yang ada di RSUD
Prof.Dr.H.M.Anear Makkatutu diukur kinerja berdasarkan perspektif tersebut.

Anda mungkin juga menyukai