Anda di halaman 1dari 14

1

A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Saat ini kita telah memasuki dunia baru yaitu era modern.Hal ini
diantaranya ditandai oleh semakin maju dan canggihnya bidang
teknologi,baik teknologi transportasi maupun komununikas
Akan tetapi dengan adanya perkembangan teknologi ini terutama
di bidang komunikasi, berkembang pula permasalahan- permasalahan
yang di hadapi umat Islam.Sangat banyak permasalahan sosial
keagamaan yang terjadi pada zaman modern seperti sekarang yang
memerlukan penyelesaian yang menyeluruh dan kompleks.Salah satu
permasalahan itu adalah kekeliruan masyarakat tentang undian
berhadiah, baik itu berupa kupon maupun kuis (SMS) yang sering
tayang di televisi. Masih banyak dari masyarakat yang menganggap
sepele hal tersebut, dan menyatakan bahwa itu merupakan hal yang
lumrah. Padahal, jika dicermati lebih jauh, undian semacam ini bisa
jadi mengandung unsur judi, yang sangat jelas diharamkan.
Yang menjadi pertanyaan sekarang ialah, apakah SMS berhadiah
ini diperbolehkan dalam Islam? Bagaimana Dasar Hukum SMS
Berhadiah. tetapi yang terpenting untuk mencapai pemahaman kita
terhadap hukum sms berhadiah. Berikut adalah ulasan lengkap
mengenai pembahasan tersebut.

2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian sms berhadiah ?
2. Bagaimana pandangan Islam mengenai sms berhadiah ?

3. Tujuan
1. Mendiskripsikan pengertian SMS Berhadiah
2. Menjelaskan Pandangan Islam Mengenai SMS Berhadiah
2

B. Pembahasan
1. Pengertian sms berhadiah

Sort Message Service (SMS) adalah suatu fasilitas untuk mengirim dan
menerima suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel, yaitu
perangkat komunikasi telepon selular, dalam hal ini perangkat nirkabel yang
digunakan adalah telepon selular1

Yang dimaksud dengan Short Message Service (SMS) berhadiah adalah


suatu model pengiriman SMS mengenai berbagai masalah tertentu, yang
disertai dengan janji pemberian hadiah, baik melalui undian ataupun melalui
akumulasi jumlah (frekuensi) pengiriman SMS yang paling tinggi, sementara
biaya pengiriman SMS di luar ketentuan normal, dan sumber hadiah tersebut
berasal dari akumulasi hasil perolehan SMS dari peserta atau sebagiannya
berasal dari sponsor.

SMS berhadiah adalah salah satu contoh dari sistem ekonomi yang
mengharapkan perputaran uang dengan cepat dan membuai masyarakat.Sistem
ini mengajarkan bahwa kekayaan tidak harus didapatkan melalui kerja keras
dan ketekunan yang menghabiskan waktu bertahun-tahun.Kekayaan dan
kesuksesan bisa diperoleh melalui keberuntungan.Padahal tidak demikian
menurut ajaran Islam.Setiap hal yang ingin kita dapatkan haruslah didahului
dengan usaha/ikhtiar dan kerja keras untuk mendapatkannya.

Kuis SMS berhadiah merupakan salah satu strategi bisnis yang dipasang
oleh produsen.Sangat jelas bahwa motivasi produsen dalam menggunakan SMS
berhadiah adalah dalam rangka merayu konsumen.Persaingan yang sangat ketat
mendorong setiap produsen untuk menawarkan bonus-bonus yang memuaskan
konsumen.Karena itu, seringkali hadiah yang ditawarkan adalah sesuatu yang
sangat diinginkan oleh setiap orang, yang pemenuhannya secara normal

1
http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/pengertian-SMS.html. di akses pada tanggal 20
November 2014
3

membutuhkan waktu lama.Model yang digunakan bisa berupa undian berhadiah


atau dapat pula menggunakan format seperti kuis SMS.Tekniknya seolah-olah
konsumen berusaha menggunakan daya-upaya dan kecerdasannya dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.Namun jika dicermati lebih
jauh, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki kualitas.Pertanyaan itu
memang hanya sebuah syarat dalam modus permainan berhadiah.Tidak ada
unsur pendidikan dan pencerdasan, yang ada hanyalah hasrat pemutaran uang
dan bujuk-rayu penggunaan produk tertentu.2

2.Pandangan islam mengenai sms berhadiah

Untuk menentukan apakah SMS berhadiah boleh atau tidak menurut islam,
kita harus meneliti realitas SMS berhadiah terlebih dahulu.Umumnya, kuis SMS
ini diselenggarakan oleh sebuah perusahaan maupun individu-individu tertentu
bekerjasama dengan operator ponsel.Selanjutnya, pihak penyelenggara
menyodorkan pertanyaan semudah dan segampang mungkin untuk dijawab.Ini
ditujukan agar peserta tertarik untuk mengirimkan SMS sebanyak-
banyaknya.Setelah itu, penyelenggara kuis SMS mengundi pemenangnya
dengan menggunakan metode tertentu. Adakalanya peserta diberi nomor pin
terlebih dahulu. Selanjutnya, nomor pin ini diacak dan diundi untuk
menentukan siapa yang berkesempatan menjawab pertanyaan dari
penyelenggara kuis. Bila ia mampu menjawab pertanyaan, ia akan mendapatkan
hadiah. Jika tidak bisa menjawab, ia gagal memperoleh hadiah. Ada pula yang
langsung mengundi pemenangnya berdasarkan nomor telpon yang masuk.
Siapa saja yang beruntung mendapatkan undian, maka ia akan mendapatkan
sejumlah hadiah dari penyelenggara kuisSMS.3

2
http://Fenomena%20Undian%20Berhadiah%20dan%20Kuis%20SMS%20dalam%20Kaca%20
Mata%20Islam diakses pada tanggal 17 – 11 – 2014 pada pukul 19.00 WIB

3
http://syamsuddinramadhan.wordpress.com/2008/06/08/hukum-islam-tentang-kuis-SMS-
berhadiah diakses pada tanggal 17 – 11 – 2014 pada pukul 19.00 WIB
4

Jika cara mendapatkan sebuah hadiah hanya dengan menjawab pertanyaan


melalui SMS dengan tarif SMS sewajarnya (tanpa adanya bianya tambahan),
maka ini tidak termasuk judi. Namun apabila ada ketentuan lain seperti adanya
spekulasi dan tarif berubah dari tarif normalnya, maka inilah yang perlu
dipertanyakan. Jika seperti ini kasusnya maka dimungkinkan ini merupakan
praktek judi. Karena di dalam pengiriman SMS itu dimungkinkan:

1. Pengirim SMS berspekulasi ingin mendapatkan hadiah dari kuis SMS.

2. Penyelanggara kuis SMS berkewajiban membayar hadiah kepada


pemenang kuis, sekaligus berhak mengambil semua keuntungan yang
diambil dari peserta kuis.

3. Spekulasi (undian) untuk menentukan siapa pemenangnya.

4. Hadiah diambil dari peserta kuis SMS, bukan dari pengeluaran pribadi
dari penyelenggara kuis SMS.

5. Ada pihak yang dirugikan, dan ada pihak yang diuntungkan.

Adapun yang bukan judi, yaitu apabila hadiah bukan diambilkan dari uang
pendaftaran peserta tapi pihak ketiga yang disebut sponsor mungkin pribadi atau
perusahaan, uang kas atau lainnya bukan dari yang berasalah dari peserta,
sedangkan kontribusi peserta hanya dibuat konsumsi dan akomodasi, seperti ini
bukan judi tapi kompetisi dan hukumnya mubah atau boleh.

Hukum kuis berhadiah yang dijawab dengan telepon atau SMS dengan
harga pulsa yang melebihi tarif biasa adalah Haram.Sebab, terdapat unsure maisir
(gambling/taruhan) bila penyelenggara mengambil keuntungan dari akumulasi
5

harga pulsa tersebut.Lebih-lebih hadiahnya diambilkan dari akumulasi harga pulsa


tersebut. 4

Untuk menentukan hukum suatu kaus baru yaitu yang tidak pernah terjadi
pada masa Nabi saw. (tidak ada nash langsung dari al-Qur’an dan Hadits) seperti
hukum SMS BERHADIAH harus diqiyaskan kepada kasus yang sudah ada yaitu
yang telah terjadi pada masa Nabi SAW.

Dikarenakan tujuan inti disyari’atkannya hukum Islam itu untuk meraih


kemaslahatan dan menolak kerusakan (jalbul masholih wa daf’ul mafasid), maka
setiap hukum tidak akan lepas dari ‘illat dan hikmah (dampak). Apabila ‘illat dan
hikmah dari kasus yang baru itu sama dengan ‘illat dan hikmah dari kasus yang
telah ada, maka hukumnya pun sama. Kaidah ushul fiqh mengatakan : AL-
HUKMU YADURU MA’A ‘ILLATIHI WUJUDAN WA ‘ADAMAN (ada dan
tidak adanya hukum itu beredar bersamaan dengan ‘illatnya).

 
  
 
   
 
  
   
 

  
  

4
Tim lajnah ta’lif wan nasyr (LTN) PBNU, Ahkamul Fuqoha solusi actual hukum islam,
keputusan muktamar, munas dan konbes Nahdlatul ulama (1926-2010 M). (Surabaya:
khalista, 2011). Hal 678
6

   


    

Artinya : 90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,


berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434],
adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan
itu agar kamu mendapat keberuntungan.
91. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar
dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).

[434] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab
Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk
menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai
bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan
lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam
sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak
melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah
mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka
akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan
anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak
ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

 
  
 
   
     
   
    

Artinya : 29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
7

yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah


kamu membunuh dirimu;[287] Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan
membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh
diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa perjudian merupakan dosa dan termasuk


perbuatan syetan, sehingga hukumnya adalah haram. Menurut mayoritas ulama
salaf dari kalangan shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in, judi (al-maisir) adalah
semua perkara yang melibatkan taruhan, baik melalui permainan dadu, catur, dan
lain sebagainya. Judi ialah segala rupa permainan yang bersifat mengadu untung
dan membayar kepada pihak yang menang dengan jumlah tertentu.5

Judi ialah suatu aktifitas untuk mengambil keuntungan dari bentuk


permainan seperti kartu, adu ayam, main bola dan permainan yang lain.6 Judi
yang dalam bahasa syar'i disebut maysir atau qimar adalah “transaksi yang
dilakukan oleh dua belah untuk pemilikan suatu barang atau jasa yang
menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan
transaksi tersebut dengan suatu aksi atau peristiwa”.7 Ibnu Qudamah, dalam kitab
al-Mughniy mendefinisikan judi (al-maisir) dengan kullu la’b fiihi qimaar (setiap
permainan yang di dalamnya ada taruhan), dan semua bentuk perjudian hukumnya
adalah haram.

Hampir semua bentuk perjudian dideskripsikan dengan sejumlah fakta


berikut: setiap peserta judi memasang taruhannya di atas meja judi; kemudian
mereka membuat suatu permainan yang bersifat spekulatif untuk menentukan

5
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam,(Semanrang: PT. Pustaka Rizki Putra,
2007), hlm 355
4
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam,( Jakarta: Sinar rafika, 2007), hlm 92

7
http://s1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_gambling_old_and_new.pdf. diakse pada
tanggal 17 – 11- 2014 pada pukul 17.00 WIB
8

siapa di antara mereka yang berhak mengambil taruhan yang ada di meja judi
tersebut. kadang-kadang perjudian tersebut melibatkan seorang bandar yang
berkewajiban membayar sejumlah uang kepada peserta judi dan ia berhak
mengambil uang taruhan dari peserta judi.

Sama halnya dengan perjudian, SMS berhadiah termasuk dalam konteks


dua ayat di atas karena SMS berhadiah termasuk bentuk atau seni dari perjudian
yang ada pada masa sekarang. Pada umumnya, kuis SMS berhadiah
diselenggarakan oleh sebuah perusahaan maupun individu-individu tertentu
bekerjasama dengan operator ponsel. Selanjutnya, pihak penyelenggara
mengajukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Ini ditujukan agar peserta
tertarik untuk mengirim sms sebanyak-banyaknya. Setelah itu, penyelenggara kuis
SMS mengundi pemenangnya dengan metode tertentu. Adakalanya peserta diberi
nomor pin terlebih dahulu. Selanjutnya nomor pin diacak dan diundi untuk
menentukan siapa yang berkesempatan menjawab pertanyaan dari penyelenggara
kuis. Bila ia mampu menjawab pertanyaan, ia akan mendapatkan hadiah. Jika
tidak bisa menjawab, ia gagal memperoleh hadiah. Ada pula yang langsung
mengundi pemenangnya berdasarkan nomor telepon yang masuk.8
SMS berhadiah dapat menimbulkan mafsadah bagi para peserta. Diantaranya
adalah sebagai berikut:

1. Kerugian di salah satu pihak karena tidak semua peserta mendapatkan


hadiah yang disediakan oleh penyelenggara, bahkan hanya sedikit dari
peserta yang mendapatkan hadiah tersebut sedangkan seluruh peserta
sudah mengeluarkan pembayarannya.
2. Ighra’, yaitu membuat angan-angan kosong dimana konsumen dengan
sendirinya akan terus berharap mendapatkan hadiah. Akibatnya,
menimbulkan mental malas bekerja dan cukup menunggu hasil dari undian
tersebut.

8
http://syamsuddinramadhan.wordpress.com/2008/06/08/hukum-islam-tentang-kuis-SMS-
berhadiah/
9

3. Israf, yaitu pemborosan, dimana peserta mengeluarkan uang diluar


kebutuhan yang wajar.
4. Menimbulkan sifat konsumerisme, yaitu peserta terus ikut berpartisipasi
dalam kuis tersebut meskipun harus mengeluarkan biaya yang besar
karena sebelumnya telah menjadi pemenang dengan harapan akan menjadi
pemenang kembali.

Itulah di antaranya mafsadah yang timbul dari kuis SMS berhadiah tersebut.
Sekalipun dari segi lain terdapat maslahah, akan tetapi mafsadah yang timbul
lebih besar dari pada maslahahnya, sehingga pertimbangan mafsadah harus
didahulukan dari pada maslahah Sesuai dengan kaidah dar’ul mafasid
muqaddamun ‘alaa jalbil mashaalih (menolak kerusakan harus didahulukan dari
pada menarik manfaat). Diharamkannya SMS berhadiah karena mempunyai illat
yang sama dengan perjudian.

PC NU Kota Bandung dalam Bahtsul Masail yang diselenggarakan pada hari


Jum’at, 17 Shafar 1427 / 17 Maret 2006 memutuskan dan menetapkan bahwa :

1. SMS BEHADIAH seperti yang sedang marak diselenggarakan oleh stasion


TV dan atau oleh lembaga-lembaga lain hukumnya haram disamakan dengan
maisir, qimar atau judi. Kecuali apabila :
a. Hadiah yang diberikan kepada pemenang SMS itu dari pihak ketiga
seperti dari sponsor, bukan diambil dari biaya yang dihasilkan dari
kiriman SMS tersebut.
b. Biayanya harus mengikuti biaya pasar, yaitu sekitar Rp 350 atau Rp
400 / SMS. Naiknya biaya beberapa kali lipat menjadi sekitar Rp 2000 /
SMS yang disebut premium call menunjukkan bahwa hadiah itu
diambil dari hasil kiriman SMS tersebut.
10

c. Semua pengirim SMS berhak diundi (bila penentuan pemenangnya


dengan cara diundi) meskipun hanya baru sekali mengirim SMS, dan
berhak pula mendapat hadiah apabila ia keluar sebagai pemenang.9

Dengan demikian hendaknya kepada pihak penyelenggara SMS berhadiah


mengumumkan secara transparan dari mana hadiah itu bersumber. Hendaknya
pertanyannya berkualitas, sehingga pemenangnya bisa dikatagorikan meraih suatu
prestasi, dan yang bersifat mendidik dapat mencerdaskan masyarakat, bukan
pertanyaan asal-asalan yang bisa dijawab oleh anak-anak. Hal ini untuk menjaga
relevansi pengertian hadiah, yaitu suatu pemberian sebagai penghargaan atau
penghormatan atas prestasi yang diarih oleh seseorang atau kelompok.10

Qoul Ulama’, dan Fatwa MUI tentang Kuis SMS dan undian Berhadiah.

1. Qoul Ulama’

Kuis SMS dan undian berhadiah digolongkan dalam judi oleh karena
hukumnya haram.Oleh karena itu haram hukumnya jika menginfakkan harta kita
untuk mengikuti kuis SMS tersebut.Begitu juga haram hukumnya jika kita
menginfakkan harta hasil kuis SMS karena sudah jelas dalam qoul Sufyan
AtsSauri bahwa menginfakkan barang haram dijalan Allah diumpamakan kita
mencuci pakaian kita dengan air kencing yang notabene merupakan barang najis
yang hanya bisa dibersihkan dengan barang yang suci pula.

Begitu pula Dr. As-Sheikh Yusuf Al-Qardhawi, Pro.Dr. Ali As-Salus dan
Sheikh Muhammad Salleh Al-Munjid mengeluarkan fatwa yang
mengharamkannya karena dianggap sebagai judi terselubung.

2. Fatwa MUI

10
I’anatut Tholibin, Juz III, hal : 145 dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal : 291.
11

Majelis Ulama Indonesia (MUI) memfatwakan bahwa SMS berhadiah


haram hukumnya karena mengandung unsur judi.Fatwa itu adalah salah satu
fatwa hasil keputusan Ijtima Ulama di Pondok Pesantren Darussalam Gontor,
pada 26 Mei 2006 yang dihadiri lebih dari seribu ulama. SMS berhadiah tersebut
termasuk judi karena mengandung unsur mengundi nasib dengan cara mudah,
pemborosan, menghambur-hamburkan uang untuk permainan yang tak jelas,
membahayakan pihak lain yang menderita kekalahan, membangkitkan fantasi,
ketagihan dan mental malas tak berbeda dengan judi (www.antara.co.id,2006).

Sehingga jelaslah kenapa kuis SMS atau kuis berhadiah diharamkan oleh
MUI.Dalam kuis SMS mengandung unsur pemborosan dan menghambur-
hamburkan uang untuk suatu hal yang belum tentu dapat diraih. Akan tetapi MUI
tidak serta-merta mengharamkan kegiatan tersebut, dikecualikan darinya (fatwa)
SMS berhadiah yang hadiahnya disediakan oleh pihak ketiga bukan dari dana
yang terakumulasi dari SMS peserta, yang demikian adalah halal hukumnya.
Pengecualian ini dikiyaskan kepada hukum musabaqah dimana terdapat beberapa
taruhan yang diperbolehkan oleh para ulama yang salah satu diantaranya adalah
jika hadiah disediakan oleh hakim atau pihak lain di luar musabaqah (pihak
ketiga), maka boleh hukumnya.11

3. Fatwa PB NU

Organisasi Islam terbesar di Indonesia Nahdlatul Ulama (NU) mengharamkan


berbagai bentuk kuis berhadiah dalam tayangan media massa yang menggunakan
layanan SMS (Short Message Services). Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan
kuis itu mengandung unsur judi atau taruhan (dalam Islam disebut sebagai maisir),
yaitu apabila penelepon atau pengirim pesan dikenai harga pulsa melebihi tarif
biasa.Hal ini dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang dijadikan taruhan.Namun
kuis berhadiah melalui layanan pesan pendek dan telepon hukumnya boleh atau

11
http://perbandinganmazhab.blogspot.com/2010/01/hukum-kuis-SMS-berhadiah.html
12

pantas jika pemenang tidak mengeluarkan sesuatu untuk taruhan.Dalam hal ini,
penelepon atau pengirim pesan pendek disebut mendapatkan hadiah.Oleh karena
itu NU sebagai organisasi keagamaan merasa berkewajiban memberikan
pandangannya agar masyarakat tidak terjebak dalam judi yang dikemas sebagai
kuis berhadiah. 12

C. Penutup
1. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa SMS berhadiah


tidak diperbolehkan karena dalam SMS berhadiah terdapat unsur-unsur
yang ada dalam perjudian yang sudah jelas dilarang oleh syari’at, di
haramkan nya antara lain:

1) Mempertaruhkan harta dengan tujuan untuk memperoleh materi


2) Pengirim SMS berspekulasi ingin mendapatkan hadiah dari kuis SMS.
3) Penyelanggara kuis SMS berkewajiban membayar hadiah kepada
pemenang kuis, sekaligus berhak mengambil semua keuntungan yang
diambil dari peserta kuis.
4) Spekulasi (undian) untuk menentukan siapa pemenangnya.
5) Hadiah diambil dari peserta kuis SMS, bukan dari pengeluaran pribadi
dari penyelenggara kuis SMS.
6) Ada pihak yang dirugikan, dan ada pihak yang diuntungkan.

12
Tim lajnah ta’lif wan nasyr (LTN) PBNU, Ahkamul Fuqoha solusi actual hukum islam,
keputusan muktamar, munas dan konbes Nahdlatul ulama (1926-2010 M). (Surabaya:
khalista, 2011). Hal 678
13

Sehingga SMS berhadiah hukumnya haram. Namun terdapat


pengecualian bahwa apabila SMS berhadiah yang hadiahnya disediakan
oleh pihak ketiga( sponsor / penyelengarah ) bukan dari dana yang
terakumulasi dari SMS peserta, yang demikian adalah halal hukumnya dan
bukan termasuk judi..

2. Saran/ Kritik
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu penulis sangat
berharap Dosen pengampu dan juga pembaca (Audience) kami harap
untuk berpartisipasi dan memeberikan sumbangan pemikiranya demi
kesempurnaan makalah ini sehingga penulis bisa merevisi dan layak
untuk dijadikan sebagai referensi bagi halayak umum

Daftar Pustaka

Tim lajnah ta’lif wan nasyr (LTN) PBNU, Ahkamul Fuqoha solusi actual hukum
islam, keputusan muktamar, munas dan konbes Nahdlatul ulama (1926-2010
M). (Surabaya: khalista, 2011). Hal 678
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Al Islam,(Semanrang: PT. Pustaka Rizki
Putra, 2007), hlm 35
Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam,( Jakarta: Sinar rafika, 2007), hlm 92
I’anatut Tholibin, Juz III, hal : 145 dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal : 291.
Tim lajnah ta’lif wan nasyr (LTN) PBNU, Ahkamul Fuqoha solusi actual hukum
islam, keputusan muktamar, munas dan konbes Nahdlatul ulama (1926-2010
M). (Surabaya: khalista, 2011). Hal 678
http://ilmucomputer2.blogspot.com/2009/09/pengertian-SMS.html. di akses pada
tanggal 20 November 2014
http://Fenomena%20Undian%20Berhadiah%20dan%20Kuis%20SMS%20dalam%20
Kaca%20Mata%20Islam diakses pada tanggal 17 – 11 – 2014 pada pukul
19.00 WIB
http://syamsuddinramadhan.wordpress.com/2008/06/08/hukum-islam-tentang-kuis-
SMS-berhadiah diakses pada tanggal 17 – 11 – 2014 pada pukul 19.00 WIB
http://s1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_gambling_old_and_new.pdf. diakse
pada tanggal 17 – 11- 2014 pada pukul 17.00 WIB
14

http://syamsuddinramadhan.wordpress.com/2008/06/08/hukum-islam-tentang-kuis-
SMS-berhadiah/
http://perbandinganmazhab.blogspot.com/2010/01/hukum-kuis-SMS-berhadiah.html

Anda mungkin juga menyukai