Anda di halaman 1dari 55

Prodi Astronomi, FMIPA

Institut Teknologi Bandung

Gaya Pasang Surut dan Implikasinya

Oleh,
Dr. Suryadi Siregar
Astronomi
FMIPA-ITB

Disampaikan pada Pelatihan Olimpiade Geoscience


Lembang, 26 Agustus 2007
Pelatihan Olimpiade Geoscience 1
Materi Kuliah
1. Tinjauan gaya pasang Surut
2. Stabilitas gaya Pasang Surut

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan
secara rinci mekanisme gaya pasang surut pada sebuah planet
dan fenomena astronomi yang bertautan

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mempelajari materi ini peserta dapat memahami,
mengenal dan menurunkan pernyataan pasang surut,stabilitas
gaya pasang surut. Menjelaskan makna harbour time, cincin
Saturnus, asal mula asteroid dari aspek pasang surut
Pelatihan Olimpiade Geoscience 2
Evolusi
Tata Surya

Teori Kontraksi Awan Antar Bintang(Nebular Contraction)


• Tokoh: Rene de Cartes (1644), Pierre Simon de Laplace (1796), Immanuel Kant
• Inti Sari: Konservasi momentum sudut, mensyaratkan awan primordial
berkontraksi, kecepatan rotasi bertambah besar. Awan primordial berubah menjadi
piringan pipih(pancake).Gumukan terpadat di pusat menjadi Matahari
• Tahap awal (atas). Tahap akhir(bawah),Tata Surya menjadi “bersih”
Pelatihan Olimpiade Geoscience 3
1. Gaya Pasang Surut
Yang dimaksud dengan gaya pasang
surut adalah perbedaan gaya pada
sebuah titik di permukaan planet
dengan gaya yang bekerja pada titik
pusat planet.

Pelatihan Olimpiade Geoscience 4


B

A’ A

Ilustrasi gaya pasang surut


di ekuator dan kutub
Pelatihan Olimpiade Geoscience 5
Gaya Pasut Bulan terhadap Bumi di A

B
A

D
A' C A

Gb 1 Gaya gravitasi oleh Bulan pada titik A,B,C dan


A', mengarah ke pusat Bulan. Selisih gaya terhadap
titik C adalah sama pada A dan A'. Asumsi Bumi bola
sempurna mengakibatkan pada titik B, gaya yang
sejajar terhadap garis hubung Bumi-Bulan CD, akan
saling meniadakan

F = FA − FC
Pelatihan Olimpiade Geoscience 6
Aplikasikan hukum Newton pada titik A dan titik C

B
A

D
A' C A

⎡ 1 ⎤ ⎡1⎤
F = GMm⎢ 2⎥
− GMm ⎢ 2⎥
⎢⎣ (r − R) ⎥⎦ ⎣r ⎦

Pelatihan Olimpiade Geoscience 7


Dijabarkan kita peroleh;
B
A

D
A' C A

⎡ ⎛ R ⎞⎤
⎢ 2 rR ⎜ 1 + ⎟⎥
⎢ ⎝ 2r ⎠ ⎥
F = GMm ⎢ 2 ⎥
⎢ r 4 ⎛⎜ 1 − R ⎞ ⎥

⎢ ⎝ r ⎠ ⎥⎦

Pelatihan Olimpiade Geoscience 8


Karena r >> R maka pada titik A;
B

D
A' C A

2GMm
F = 3
R
r
Pelatihan Olimpiade Geoscience 9
2.Gaya pasut di titik A’ adalah;
B

D
A' C A

⎡ 1 ⎤ ⎡1⎤ ⎡ r 2 − (r + R)2 ⎤
F = FA' − FC = GMm⎢ 2⎥
− GMm⎢ 2 ⎥ = GMm⎢ 2 2 ⎥
⎢⎣ (r + R) ⎥⎦ ⎣r ⎦ ⎢⎣ r (r + R) ⎥⎦
⎡ ⎛ R ⎞⎤
⎢ 2rR ⎜1 + ⎟⎥
2 r 2GMm
F = −GMm⎢⎢ ⎝ ⎠⎥
2 ⎥ F = − R
3
⎢ r 4 ⎛⎜1 + R ⎞⎟ ⎥ r
⎢⎣ ⎝ r ⎠ ⎥⎦
Pelatihan Olimpiade Geoscience 10
3. Gaya pasut di titik B
B

D
A' C A

⎡1⎤
FB = GMm⎢ 2 ⎥
⎣d ⎦
⎡ 1 ⎤⎡ r ⎤
FB // = FBCosθ = GMm⎢ 2 ⎥ ⎢ ⎥
⎣d ⎦⎣d⎦
⎡R ⎤
FB ⊥ = FBSinθ = GMm⎢ 3 ⎥
⎣ r ⎦ Geoscience
Pelatihan Olimpiade 11
• Karena Bumi berotasi maka komponen gaya sejajar di B saling
meniadakan dengan gaya gravitasi Bulan di titik C Karena Fb// = FC

B
A

D
A' C A

⎡R ⎤
FB = GMm⎢ 3 ⎥
⎣r ⎦
Gaya pasang surut di ekuator dua kali lebih besar dibanding
dengan di daerah kutub. Gaya pasang surut di tempat lain akan
mengikuti pertaksamaan FB< F < FA

Pelatihan Olimpiade Geoscience 12


ω

Resultante gaya pasang surut pada


setiap titik di permukaan Bumi
Pelatihan Olimpiade Geoscience 13
Bumi, bola yang diselubungi air

Pelatihan Olimpiade Geoscience 14


Pasang Purnama dan Pasang Purbani

Arah Matahari

(a) (b) (c)


Teori
Realita

Pada saat t Pada saat t+Δt

Pelatihan Olimpiade Geoscience 15


Pasang Purnama (vive eau, spring tides) dan Pasang
Purbani (morte eau, neap tide) Gaya pasang surut akan
maksimum bila resultante gaya gravitasi Bumi, Bulan dan
Matahari terletak pada suatu garis lurus.
Keadaan, berlangsung pada saat bulan purnama atau
bulan baru. Naiknya permukaan air laut pada saat ini
disebut "pasang purnama".

Gaya pasang surut akan minimum apabila gaya gravitasi


Bulan dan Matahari saling meniadakan, ini terjadi pada
saat Bulan-Bumi-Matahari membentuk sudut 900 Posisi
ini disebut Bulan kuartir, terjadi pada saat Bulan berumur
sekitar 7 hari dan 21 hari. Naiknya permukaan air laut
merupakan tinggi yang minimum. Peristiwa ini disebut
"pasang purbani"
Pelatihan Olimpiade Geoscience 16
Syzyg-Kuartir dan Pasang -Surut
Arah Matahari
Pasang, T
b

b
Purnama
Surut, T+6jam
Pasang,T+12Jam
Bumi
Purbani Purbani

b
b
Purnama Surut,T + 18Jam

Dalam 24 jam 2kali pasang dan 2kali surut


Pelatihan Olimpiade Geoscience 17
Pasang-surut(pasut) disuatu tempat tidak hanya
bergantung pada posisi Bulan dan Matahari saja, tetapi
dipengaruhi juga oleh keadaan geografi, arah angin,
gesekan dengan dasar laut, kedalaman, relief dasar laut
dan viskositas air di lokasi tersebut. Semua faktor ini dapat
mempercepat atau memperlambat datangnya air pasang
Perbedaan waktu antara datangnya pasang naik dengan
waktu yang dihitung disebut "harbour-time".

Contoh beda pasang Purnama dan Purbani, tanggal 3 April


1950 di Brest, Perancis setelah bulan purnama amplitudo
air pasang mencapai 7 meter (vive eau, spring tides,
pasang purnama), 7 hari kemudian, 10 April 1950 setelah
kuartier terakhir. Amplitudo gelombang air pasang cuma
2,5 meter (morte eau, neap tide, pasang purbani).
Pelatihan Olimpiade Geoscience 18
Harbor Time

Pelatihan Olimpiade Geoscience 19


Rotasi Bumi menjadi lebih lambat

1. Perubahan posisi Bulan dan Matahari akan


menyebabkan terjadinya gesekan air laut dengan
dasar laut.
2. Hal ini akan memperlambat rotasi Bumi, akibatnya
panjang hari di Bumi akan bertambah sekitar
0,0016 detik/abad.
3. Buktinya, saat peristiwa gerhana yang dicatat oleh
orang Babilonia tidak pernah sama dengan
komputasi astronomi modern dewasa ini

Pelatihan Olimpiade Geoscience 20


2. Stabilitas Gaya Pasang Surut

• M,R-Massa dan radius • Orbit mi terhadap M


planet pengganggu
• mi,r -massa dan radius
titik massa, keduanya
dianggap sama dan
homogen
• d - radius orbit pusat
massa mi terhadap M

Pelatihan Olimpiade Geoscience 21


Gaya gravitasi dari M

• Untuk massa m1 • Orbit mi terhadap M

⎡ m1 ⎤
F1 = GM⎢ 2

⎢⎣ (d − r) ⎥⎦
• Untuk massa m2
⎡ m2 ⎤
F2 = GM⎢ 2

⎢⎣ (d + r) ⎥⎦

Pelatihan Olimpiade Geoscience 22


Gaya pasang surut dari M

• Fd = F1 –F2 • Orbit mi terhadap M

⎡ m1 m1 ⎤
Fd = GM ⎢ 2
− 2⎥
⎢⎣ (d − r) (d + r) ⎥⎦

• Asumsi massa
m1= m2 = m
⎡ ⎤
⎢ ⎥
4 r
Fd = GMm ⎢ ⎥
⎢ 3 r 2
2 ⎥
⎢ d (1 − ) ⎥
⎣ d2 ⎦
Pelatihan Olimpiade Geoscience 23
Asumsi Gaya Pasang Surut dari M

• Karena d>> r • Orbit mi terhadap M

4GMm
Fd = 3
r
d

• Gaya gravitasi
terhadap m1 dan m2
Gm 1m 2
Fg =
(2r )2
Pelatihan Olimpiade Geoscience 24
Syarat partikel dalam kesetimbangan

• Karena Fd = Fg • Orbit mi terhadap M

4GMm Gm 1m 2
3
r =
d (2r )2

• ρ1 dan ρ2 rapat massa


M dan m=m1= m2
3
⎡R ⎤ ⎡ ρ1 ⎤
M= ⎢ ⎥ ⎢ ⎥m
⎣ r ⎦ ⎣ ρ2 ⎦
Pelatihan Olimpiade Geoscience 25
Limit Roche

• Karena Fd = Fg dan • Orbit mi terhadap M


• dengan mengambil R
sebagai satuan
diperoleh
1
⎡ ρ1 ⎤3
d = 2,5⎢ ⎥
⎣ ρ2 ⎦
Pelatihan Olimpiade Geoscience 26
Kesimpulan 1

• Bila Fd < Fg maka m1 • Orbit mi terhadap M


dan m2 tidak akan
terpisah
1
⎡ ρ1 ⎤3
d > 2,5⎢ ⎥
⎣ ρ2 ⎦

Pelatihan Olimpiade Geoscience 27


Kesimpulan 2

• Bila Fd > Fg maka m1 dan • Orbit mi terhadap M


m2 akan terpisah
1
⎡ ρ1 ⎤3
d < 2,5 ⎢ ⎥
⎣ ρ2 ⎦

• Tidak ada satelit alamiah


yang mengorbit dalam
radius ≤ 2,5 kali radius
planet
Pelatihan Olimpiade Geoscience 28
Bentuk Umum Limit Roche
1/3
⎛ ρp ⎞
r = f⎜ ⎟ Rp
⎜ρ ⎟
⎝ c ⎠

Kondisi berlakunya persamaan


diatas; massa homogen,
hydrostatic fluid, synchronously
co-rotating dalam hal ini,
ρp – density planet
Rp – jari2 planet
r – radius orbit planet
ρc – density object sekunder
f – konstanta regresi bergantung
pada macam model yang dipilih
Pelatihan Olimpiade Geoscience 29
Tabel 1. Konstanta f untuk berbagai model

No Mode Rotation State f


1 Hydrostatic Synchronous 2,46
fluid rotating
2 Synchronous 2,88
rotating
3 Non rotating 2,52

4 Synchronous 1,42
rotating
Pelatihan Olimpiade Geoscience 30
Lanjutan Tabel 1
No Mode Rotation State f
5 Non rotating 1,26

6 Boss et Non rotating 1,31-


al(1991) 1,47
7 Sridher & Non rotating 1,69
Tremaine(199
2)
8 Zigna(1978) Synchronous 1,4
rotating
Pelatihan Olimpiade Geoscience 31
Syarat dan definisi
Syarat: Fg + Fps + Fs = 0
dengan
b
Fg – percepatan gravitasi
Fps – percepatan pasang surut a
Fs – percepatan sentrifugal
a- radius ekuator benda,ω-frekuensi spin, ω0-
frekuensi orbit permukaan
ρp – rapat massa planet(Matahari)
ρc – rapat massa kritis
r - jarak terdekat
a/b – rasio sumbu elipsoida
Pelatihan Olimpiade Geoscience 32
a). Untuk bola berotasi “Rubber-Pile”
3
2 ⎛ Rp⎞ ( percepatan pasang
Fps = 2ω 0 ρp ⎜⎜ ⎟ a

⎝ r ⎠ surut)

Fg = −ω 02 ρ C a ( percepatan gravitasi)

2 ( percepatan sentrifugal)
Fs = ω a

Pelatihan Olimpiade Geoscience 33


3
2 2 ⎛ Rp ⎞
− ω 0 ρCa + 2ω 0 ρp ⎜⎜ ⎟ a + ω 2a = 0
r ⎟
⎝ ⎠
• Diperoleh
3 2
⎛ R p ⎞ ⎛ ω ⎞
ρ = 2 ρ ⎜ ⎟ + ⎜⎜ ⎟⎟
C p ⎜ r ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ω 0 ⎠

• Dalam hal synchronous rotating body


3 2
⎛Rp ⎞ ⎛ ω ⎞
ρp ⎜ ⎟ = ⎜⎜ ⎟
⎜ r ⎟ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ω0 ⎠
Pelatihan Olimpiade Geoscience 34
b)Limit Roche untuk elipsoida berotasi
“Rubber-Pile” , disrupsi terjadi bila
dipenuhi

⎡ ⎛Rp ⎞
3
⎛ ω ⎞
2 ⎤
ρC ⎢
= 2 ρ p ⎜⎜ ⎟ + ⎜⎜ ⎟ ⎥ ⎛⎜ a ⎞⎟
⎟ ⎟

⎣ ⎝ r ⎠ ⎝ω0 ⎠ ⎥⎝ b ⎠

Pelatihan Olimpiade Geoscience 35


Untuk P/Shoemaker-Levy 9 disrupsi terjadi pada
r ≈ 1,3 Rp

⎡ ⎛ 3 h ,3 ⎞
2 ⎤
ρC = ⎢1,22 + ⎜ ⎟ ⎥ ⎛⎜ a ⎞⎟
⎢ ⎜ P ⎟ ⎥⎝ b ⎠
⎣ ⎝ rot ⎠ ⎦

Merupakan limit atas terjadinya disrupsi, sedangkan


untuk non rotating sphere diperoleh
ρc ≈ 1,2 tetapi untuk a/b = 2
ρc ≈ 2,4 untuk non rotating body
Pelatihan Olimpiade Geoscience 36
Pelatihan Olimpiade Geoscience 37
P/Shoemaker-Levy 9

Pelatihan Olimpiade Geoscience 38


Efek Gaya Pasang Surut yang
dialami oleh Io

Pelatihan Olimpiade Geoscience 39


Transfer massa, pasangan binary
β Lyrae

Pelatihan Olimpiade Geoscience 40


Pelatihan Olimpiade Geoscience 41
Tabel 2. Cincin Saturnus dan jaraknya(R=60332 km)
No Nama Cincin Jarak [R] Lebar Tebal Massa Albedo
[km] [km] [kg]
1 D 1,235 8500

2 C 1,525 17500 1,1 1021 0,1-0,3

3 B 1,949 25500 0,1-1 2,8 1022 0,4-0,6

4 Cassini 2,025 4700 5,7 1017 0,2-0,4


Divission
5 A 2,267 14600 0,1-1 6,2 1021 0,4-0,6

6 F 2,324 30-500 0,6

7 G 2,748 8000 100-1000 1 1017

8 E 2,983 300000 1000- 7 108


30000
Pelatihan Olimpiade Geoscience 42
Deimos dari
berbagai posisi

Pelatihan Olimpiade Geoscience 43


Phobos dan Deimos
Asaph Hall(Amerika),1877

Pelatihan Olimpiade Geoscience 44


Pelatihan
Phobos Olimpiade Geoscience
dan Deimos 45
Tabel 3. Limit Roche untuk berbagai sistem planet-satelit

No Body Satellite Roche Roche


Limit(rigid) Limit(fluid)
[R] [R]
1 Bumi-Bulan 1,49 2,86
2 Bumi-Komet 2,80 5,39
3 Matahari-Bumi 0,80 1,53
4 Matahari-Jupiter 1,28 2,46
5 Matahari-Bulan 0,94 1,81
6 Matahari-Komet 1,78 3,42

Pelatihan Olimpiade Geoscience 46


Dampak gaya pasang surut di berbagai planet
a. Merkurius
Pada awalnya Merkurius memiliki rotasi yang cepat,
tetapi perlahan-lahan rotasinya diperlambat oleh gaya
pasang surut Matahari. Dalam waktu bersamaan
eksentrisitasnya menjadi mengecil, orbit semakin dekat ke
Matahari dari posisi sebelumnya
b. Jupiter dan Io
Io, merupakan salah satu satelit terbesar planet
Jupiter, terdapat banyak gunung berapi, sehingga sering
terjadi aktivitas vulkanik. Gaya pasang surut yang dialami
Io diduga sebagai pemicu terjadinya aktivitas vulkanik
tersebut, memiliki karakter yang khusus akibat lokasinya
yang unik. Jarak Io ke Jupiter hampir sama dengan jarak
Bulan ke Bumi tetapi Jupiter 300 kali lebih besar dari Bumi,
dengan demikian Jupiter dapat menyebabkan gaya pasang
surut yang luar biasaPelatihan
di satelit
Olimpiadeini.
Geoscience 47
Besarnya energi pasang surut yang dialami Io dapat
ditaksir dari radiasi yang disembur oleh bintik panas
(hot-spot) yang banyak ditemukan di permukaan Io,
Energi akibat gaya pasang surut melebihi energi
erupsinya. Energi yang dibangkitkan ∼ 100 juta
megawat atau 10 kali lebih besar dari energi total
yang dikonsumsi oleh manusia di Bumi, setelah
milyaran tahun berselang, pemanasan yang
disebabkan oleh gaya pasang surut menyebabkan air
dan es menghilang di beberapa tempat, khususnya
komposisi yang terdiri dari campuran Carbon dan
Nitrogen

Pelatihan Olimpiade Geoscience 48


c. Saturnus dan cincin Saturnus
Keistimewaan cincin Saturnus dibandingkan dengan
cincin yang dimiliki oleh planet lain; dapat dilihat secara jelas
dari Bumi dengan menggunakan teropong. Cincin Saturnus
terdiri dari berbagai bagian yaitu cincin F, A, Cassini
Division, B, C,D,G dan E. Ada beberapa hipotesa yang
mencoba menjelaskan asal mula cincin itu. Salah satunya
adalah hipotesa yang diajukan oleh Edouard Roche. Roche
mengatakan bahwa dulu di sekitar Saturnus ada sebuah
satelit. Namun satelit itu berada terlalu dekat dengan
Saturnus, jaraknya lebih kecl dari 2,5 kali jejari Saturnus.
Gaya kohesi satelit tersebut tidak dapat menahan gaya
pasang surut yang ditimbulkan oleh planet induknya,
Saturnus sehingga satelit itu hancur berkeping-keping.
kepingan sisa satelit, yang terdiri dari batu dan partikel
lainnya membentuk cincin yang mengelilingi planet Saturnus
hingga sekarang Pelatihan Olimpiade Geoscience 49
d. Mars dan Phobos
Phobos dan Deimos berasal dari asteroid yang terlempar dari sabuk
utama(main-belt) akibat gravitasi Jupiter. Hipotesa ini diperkuat dengan fakta
bahwa gaya pasang surut Mars dan satelitnya berada dalam limit Roche
sebagai ilustrasi telah diketahui jejari Mars R=0,53 jejari Bumi dengan rapat
massa 3,9 gram/cm3 sedangkan Phobos dan Deimos masing-masing
berjarak 2,76 dan 6,91 kali jejari Mars, rapat massa keduanya relatif sama
yaitu 2 gram/cm3. Jika dihitung kembali dengan formula diatas diperoleh
f=2,892 dan ini adalah kriteria synchronous rotating yang artinya Phobos
selalu menampakkan muka yang sama ke planet Mars seperti halnya Bulan
kita. Namun tonjolan (bulge) yang disebabkan gaya pasang surut dikawasan
ekuatorial yang mempunyai viskositas tinggi, serta adanya perbedaan tempo
rotasi Mars dan Phobos menyebabkan rotasi menjadi tidak konstan. Phobos
berotasi lebih cepat dari Mars dan gaya pasang surut akan
memperlambatnya sehingga orbit Phobos menjadi mengecil yang boleh jadi
pada suatu waktu akan menabrak Mars, diduga peristiwa ini akan terjadi 10
sampai 50 juta tahun lagi. Deimos berevolusi lebih lambat dari Mars
sehingga orbitnya semakin besar dan menjauh planet Mars.
Pelatihan Olimpiade Geoscience 50
Skenario pembentukan
Phobos dan Deimos

Sabuk Utama/Main-Belt

Bola pengaruh gravitasi

Pelatihan Olimpiade Geoscience 51


Tabel 4. Data fisik dan orbit satelit Mars

No Parameter Phobos Deimos


“Takut” “Panik”
1 r[km] 9377 23436
2 P[day] 0,31891 1,26244
3 a[km] 26 12
4 b[km] 18 10
5 M[1015kg] 10,8 1,8
6 ρ[kg/m3] 1900 1750
Pelatihan Olimpiade Geoscience 52
Pelatihan Olimpiade Geoscience 53
Phobos memunyai pola orbit synchronous,
periode revolusinya P= 1 hari Mars. Gaya
pasang membuat phobos berkurang
ketinggiannya 1,8 meter/abad. Dalam kurun
waktu 50 juta tahun Phobos akan bertumbukan
dg Mars

Pelatihan Olimpiade Geoscience 54


Daftar Bacaan
• Boss, A.F., Cameron,A.G.W., ansd Benz.; 1991, "Tidal Disruption Of Inviscid
Planetesimals", Icarus,92,165-178

• Chaisson,E and McMillan,S.; 1993 Astronomy Today, Prentice Hall,New Jersey

• Danby,J.M.A.; 1988 Fundamentals of Celestial Mechanics, Willmann- Bell,Inc,


Richmond, Virginia

• Flammarion,G.C et Danjon,A.; 1955 Astronomie Populaire, Flammarion, Paris

• Harris,A.W.; 1996 Earth, Moon and Planets,72,112-117

• Sridhar,S., and Tremaine,S.; 1992," Tidal Disruption of Viscous Bodies",


Icarus,95,86-99

• Ziglina,I.N.; 1978, " Tidal Disruption of Bodies", Icarus,95,86-99

Pelatihan Olimpiade Geoscience 55

Anda mungkin juga menyukai