Disusun Oleh :
Novrety B. Wuisan
Aditya Lensun
Miracle Lintong
Junius Petrus
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga dengan makalah ini dapat di gunakan sebagai
acuan untuk bahan pembelajaran, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca
dalam profesi bidang teknik sipil.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami haraplan bagi para pembaca
untuk memberi masukkan-masukkan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 1
BAB I .................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 3
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................................ 5
ISI ....................................................................................................................................... 5
2.1 Pengetian Sifat-sifat kayu .................................................................................. 5
2.2 Sifat-Sifat Kayu ................................................................................................... 5
2.3 Sifat Fisik Kayu .................................................................................................... 9
2.4 Anatomi Sruktur Kayu ...................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
dan secara teknis mengguntungkan. Selain itu kayu memiliki nilai
estetika tersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalam
tentang sifa-sifat dan anatomi kayu. sehingga kita dapat memanfaatkan
potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya. Baik
secara material maupun metod konstrusi.
BAB I : PENDAHULUAN
3
BAB II : ISI
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
ISI
5
Penyusutan kayu sebagai proses fisis ditentukan oleh banyaknya air
yang dikandung oleh kayu disebut kadar air kayu.
Kadar air kesetimbangan (Equilibrium moisture content – EMC). Air
yang dikandung oleh kayu dibedakan dalam dua macam yaitu air bebas
dan air terikat. Air yang terikat inilah yang terpenting dalam proses
penyusutan kayu. Apabila air bebas telah dikeluarkan dan hanya tinggal
air yang terikat saja, dikatakan bahwa kayu telah mencapai titik jenuh
serat (fibre saturation point), besarnya kira-kira pada kadar air 30%
untuk semua jenis kayu. Jika kadar air turun hingga melampaui titik
jenuh sear akan terjadi pengerutan selama kadar air berada di atas titik
jenuh serat pengerutan tidak akan terjadi.
Gambar 2.2
6
B. Sifat Mekanis Kayu
Sifat Mekanis Kayu adalah daya tahan kayu terhadap tegangan
yang diberikan kepada kayu tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh
gaya-gaya yang bekerja pada kayu, yaitu:
1) Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu
atau tegak lurus (melintang) arah serat kayu. Kekuatan tarik kayu
adalah bagaimana reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya yang
menarik kayu. Pada umumnya kayu memiliki kekuatan tarik lebih
besar searah serat kayu.
2) Kekuatan Tekan
Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat
kayu atau melintang serat kayu. Kekuatan tekan kayu lebih lemah
pada arah melintang serat.
7
3) Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan
dan tekanan yang membuat kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu
beban mati ataupun beban hidup. Beban mati artinya tekanan secara
terus menerus pada skala tekanan tertentu. Sedangkan beban hidup
berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa berubah-ubah
kekuatannya. Keteguhan geser kayu paling besar adalah pada posisi
melintang serat kayu.
8
5) Kekuatan Belah
Daya tahan kekuatan kayu terhadap tekanan belah paling
rendah pada posisi searah serat. Walaupun demikian untuk beberapa
jenis kayu tertentu sangat baik apabila kekuatan belahnya sangat
lemah karena jenis kayu ini akan sangat cocok untuk pembuatan atap
sirap atau kayu bakar.
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel,
kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang
berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai
BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu
semakin berat dan semakin kuat pula.
9
B. Keawetan
C. Warna
D. Tekstur
E. Arah Serat
F. Kesan Raba
10
G. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di
udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang
merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau
bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
H. Nilai Dekoratif
I. Higroskopis
11
K. Daya Hantar Panas
12
1. Pith (hati kayu) : menjadi bagian paling lunak pada kayu
tetapi sangat kecil ukurannya dibanding diameter kayu.
bagian ini harus selalu dihindari dan dibuang.
2. Heartwood (kayu teras): bagian utama kayu yang
dibutuhkan. Keras, berwarna gelap dan lebih berat.
Proporsinya juga paling besar (m3). Detail penjelasan ada
di sini.
3. Sapwood (kayu gubal): berada pada lapisan luar, berwarna
lebih terang dan lebih mudah menyusut.
4. Cambium layer (lapisan kambium): lapisan yang berisi zat-
zat makanan untuk perkembangan pohon.
5. Bast : pengirim makanan untuk diolah oleh daun melalui
fotosintesis.
6. Bark (kulit pohon): melindungi batang pohon.
7. Annular ring (lingkaran tahun): garis-garis yang melingkar
pada pohon yang menunjukkan umur pohon. Lingkaran
terbentuk setiap tahun berdasarkan musim di mana pohon
itu tumbuh.
8. Spring growth: lapisan yang terbentuk pada waktu musim
gugur. Biasanya lebih tipis karena pada musim ini
pertumbuhan pohon lebih lambat.
9. Autumn growth: lapisan yang terbentuk di waktu musim
semi. memiliki ketebalan lebih karena pohon tumbuh lebih
cepat ketika musim ini dengan adanya proses pengolahan
makanan untuk pohon yang lebih banyak.
10. Medularry rays: garis yang melintang dari pusat kayu
hingga bagian luar sebagai media penyimpan makanan bagi
pohon. Bagian ini bisa menjadi dekorasi ketika kita
melakukan pemotongan kayu bulat secara radial.
13
BAB III KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.noviantoblog.blogspot.com/2009/06/sifat-sifat-fisik-kayu-3.html.
.http://www.pika-
semarang.com/pelatihan/index.php?option=com_content&view=article&id=80:ka
dar-air-pada-kayu&catid=36:pengeringan&Itemid=15. diunduh pada tanggal 20
agustus 2017/21:43.
http://sylva10.blogspot.co.id/2011/12/makalah-sifat-fisis-kayu.html